Anda di halaman 1dari 10

Daftar isi

Pemanfaatan Lignin dan Tanin Sebagai Alternatif Substitusi Bahan Perekat Kayu Komposit (Adi Santoso)

PEMANFAATAN LIGNIN DAN TANIN SEBAGAI ALTERNATIF


SUBS TITUS I BAHAN PEREKAT KAYU KOMPOSIT
Adi Santoso
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan
Jl. Gunung Batu, Bogor

ABSTRAK

PEMANFAATAN LIGNIN DAN TANIN SEBAGAI ALTERNATIF SUBSTITUSI BAHAN PEREKAT


KAYU KOMPOSIT. Kayu komposit adalah suatu produk yang berasal dari potongan-potongan kayu atau bahan
yang berlignoselulosa lainnya dalam berbagai bentuk yang disusun kembali sedemikian rupa dengan bantuan
suatu bahan pengikat seperti perekat, sehingga diperoleh suatu produk kayu dalam bentuk baru yang berbeda
dengan asalnya. Contoh produk kayu komposit yang dewasa ini banyak dikenal di antaranya kayu lapis, papan
partikel, venir lamina, balok lamina dan papan sambung. Selain olehjenis kayunya, kualitas produk kayu komposit
sangat dipengaruhi oleh perekat yang digunakan, di mana untuk memproduksi kayu olahan itu sebagian besar
masih menggunakan perekat sintetis seperti urea formaldehida (UF), melamin formaldehida (MF), fenol formaldehida
(FF) dan resorsinol formaldehida (RF). Jenis perekat tersebut diolah secara kimia dari hasil minyak bumi, dan
merupakarl-sumber daya yang tidak dapat pulih. Oleh karena itu perlu dicari alternatif pengganti bahan baku
perekat tersebut, di antaranya adalah lignin dan tanin. Tulisan ini merangkum beberapa hasil penelitian pemanfaatan
lignin dan tanin sebagai alternatif substitusi bahan baku perekat dalam upaya peningkatan kualitas dan diversifikasi
produk industri pengolahan kayu melalui produk perekatan yang ramah lingkungan.

Kata kunci : Lignin, tan in, kayu komposit, perekat

ABSTRACT
UTILIZATION OF LIGNIN AND TANNIN AS SUBSTITUTE ALTERNATIVE OF GLUE RAW
MATERIAL FOR WOOD COMPOSITE. Wood composite is a product made from substance or wood
cutting witch other lignocellulosic material in so many form reorganized in such a manner constructively

lik<gl~, so that obtained different wood product in a new form jts origin. For the examples of composite
Besides
woo<:f"product
by wood
are plywood,
type, theparticle
qualityboard,
of wood
laminated
composite
veneer/glue
"Product
laminated
very influenced
lumber, fingerbyjoint
usedboard,
glue, etc.
to
produce the wood composite most still use synthetic glue like urea formaldehyde (RF). The Glue type
processed chemicallyfrom petroleum result, and represent resource which cannot be reneweble.
Therefore require to be searched about substitute alternative raw material of glue, like tannin and lignin.
This article embrace some tannin and lignin exploiting research result as raw materials alternative substitution
of glue in the effort industrial product diversification ang wood processing quality improvement trough
adhesion product.

Key words: Lignin, tan in, wood composite, glue

PENDAHULUAN
Sumber perekat yang dapat diperbaharui ditujukan sebagai pengganti resin-resin sintetis
terdiri atas senyawa-senyawa polimer alami yang fenolik, dengan pertirnbangan bahwa
berasal dari tumbuh-turnbuhan, yang diadaptasi performance bahan tersebut arnat rnenyerupai
untuk kegunaan yang sarna sebagai kelornpok perekat sintetis fenolik rneskipun dalam beberapa
perekat sintetis rnumi. Ada dua kelornpok utama hal reaksinya mungkin sangat berbeda, selain itu.
sumber perekat tersebut, yaitu: Lignin dan Tanin. dikaitkan dengan upaya mengurangi
Pernanfaatan kedua kelornpok polirner alami ini kebergantungan pada perekat sintetis sebagai hasil

155
Prosiding Simposium Nasional Polimer V ISSN 1410-8720

olahan asal minyakbumi yang merupakan sumber alkali [10], terutama dalam pemanfaatan
dayatidakterbanWkan,mengurangipeneemar.an lignin sebagai bahan baku perekat kayu melalui
lingkungan, dan usaha untuk menekan biaya reaksi hidroksimetilasi [11, 12, 13] maupun
perekat. kopolimerisasi dengan fenol [14] atau
Lignin merupakan salah satu komponen resorsinol [7].
utama penyusun kayu selain selulosa dan Tanin merupakan salah satu zat ekstraktif
hemiselulosa.Menurut FAO [1]dari pertumbuhan yang diperoleh dari bagian pohon terutama
hutan dunia per tahun yang berkisar 7 milyar kulitnya. Untuk memperoleh tanin, secara umum
sampai dengan 9 milyar meter kubik biomassa, bisa dengan eara mengekstrak kulit jenis pohon
dihasilkan 140juta ton selulosa dan pulp dengan tertentu seperti acacia (A. mangium, A.
50juta ton lignin diperoleh dalam bentuk residu. decurrens, A.leucophue, dan A. mearnsii),
Sebahagian besar (95%) residu lignin ini dikon- Schinopsis (quebraeho), bakau-bakau
sumsi sebagai sumber energi pada proses pulping (Rhizophora sp., dan Bruguiera sp.),
dan diperoleh kembali sebagai senyawa kimia Switenia macrophylla, Adenanthera
anorganik atau dibiarkan sebagai limbah [2,3]. microsperma [11,15,16,17]. Ekstrak tanin yang
Hanya 1% dari seluruh lignin yang dihasilkan di diperoleh selanjutnyadieuci dengan air panas atau
dunia telah diisolasi dan dijual, yang anta?ilain dengan larutan eneer natrium sui fit at au
dikenal sebagai indulin AT, Lignosol SD-60, metabisulfit. Ekstrak tanin ini merupakan
Diwatex XP-9 dan sebagainya [4]. eampuran senyawa polifenol yang sangat
Salah satu sumber lignin yang potensial kompleks dengan tingkat kemurnian yang amat
adalah lamtan sisa pemasak serpih kayu dari beragam (70% sampai dengan 80 % bahan
pabrik pulp dengan proses kimia sui fat, yang fenolik aktif), kristalnya berbentuk amorf dan
seeara teknis disebut sebagai lindi hitam kraft dapat lamt dalam air.
(kraft black liquor). Komposisi komponen kimia Taninterdiriatas dua kelompok utama,yang
lignin ini beragam bergantung pada spesies kayu sebagian besar bersifat fenolik; (1). Tanin
dan kondisi pemasakannya. Untuk mendapatkan terhidrolisis (hydrolyzable tannins), yang
lignin antara lain bisa dengan earn pengendapan mengandung ikatan ester dan dapat ter-hidrolisis
berulang (represipitasi) [5]. Dari 32 pabrik pulp bila dididihkan dalam HCI encer. Yangtergolong
yang ada di Indonesia dengan kapasitas produksi kelompok ini antara lain galotanin, elagitanin dan
pulp sampai dengan tahun 2005 bisa meneapai eafetanin, (2). Tanin terkondensasi (condensed
7,6 juta ton [6]. Hasil pemantauan di salah tannins) atau tanin kental atau tanin katekin, yaitu
satu industri pulp dan kertas di lawa tanin yang tidak dapat terhidrolisis oleh asam atau
Barat menunjukkan bahwa dari produksi enzim. Yang termasuk golongan ini adalah tanin
250 ton pulp per hari, diperoleh lindi hitam akatekin, tanin isoakatekin dan tanin katekin
sebanyak 120 tonfhari atau 43.800 tonltahun gambir [18]. Lebih dari 90% dari total produksi
(48%) [7]. Banyaknya lignin yang bisa diperoleh tanin komersial dunia (hampir 200 ribu tonltahun)
dari lindi hitam sekitar 18% sampai dengan adalah tanin terkondensasi, yang seeara kimia
47% (bib) [8, 9], dan bila dihitung lebih lanjut, maupun ekonomis lebih ditujukan bagi
maka dari 7,6 juta ton pulp itu bisa diperoleh kepentingan pembuatan perekat dan resin dengan
lindi hitam kira-kira 3,6 juta ton, dengan pertimbangan utama bahwa komposisi senyawa
perolehan lignin sekitar 0,65 juta ton sampai tanin ramah lingkungan.
dengan 1,7juta ton. Di Indonesia, sumber tanin yang paling
Ligninpadaumurnnyatermasuk isolatlignin potensial adalah bakau-bakau dan akasia. Luas
dari lindi hitam, memiliki tiga gugus fungsi, yaitu hutan bakau di seluruh Indonesia diperkirakan
guguskarbonil, hidroksifenolik, dan sekitar 3,8 juta Ha dan 2,9 juta Ha di antaranya
hidroksibenzilik. Di antara ketiga gugus fungsi terdapat di Propinsi Irian lara [19], sementara
tersebut gugus hidroksifenolik berperan penting akasia (Acacia mangium) merupakan salah
dalam reaksi yang meng-gunakan katalis satu jenis pohon Hutan Tanaman Industri ykg.
156
Pemanfaatan L;gn;n dan Tan;n Sebaga; A/ternatif Subst;tus; Bahan Perekat Kayu Kompos;t (Ad; Santoso)

menurut hasil penelitian di Jawa Barat saja sehingga masing-masing terbentuk resin lignin
luasnya sekitar 7,9 ribu Ha [20]. Bila dianggap formal-dehida (LF), lignin fenol formaldehida
rendemen tanin sekitar 20% dari kulit tanaman (LFF) clanlignin resorsinol formaldehida (LRF).
yang 0,25 ton/Ha/tahun, maka akan diperoleh .... Bahan yang digunakan sebagai katalis dalam
tanin sekitar 9 ribu ton tanin per tahun. Sampai reaksi polimerisasi maupunkopolimerisasi di atas
saat inJ.pemanfaatanjenis mangium masih terbatas adalahNaOH.
pada kayunya, antara lain un~uk arang, kayu Untuk perekat kayu pertukangan guna
pancahg, serpih (chips) se9agai bahan baku ~ keperluan konstruksi seperti balok lamina dan
pulp dan kertas. Kulitnya sebagian besar ~ sejenisnya dengan proses kempa dingin, lignin
ditinggalkan di hutan atau di sekitar pabrik dikopolimerisasi dengan resorsinol dan
sebagai limbah. Salah satu industri pulp yang formaldehida (nisbah mol L:R:F = 1:0,5:2)
ada di Sumatera menggunakan bahan baku kayu sehingga terbentuk kopolimer LRF [7].
mangium sebanyak 192 ribu m3lbulan atau Perekat Berbasis Tanin
2,3juta m3/tahun. Bila diasumsikan bahwa volume
kulit kayu sekitar 6,1% sampai dengan 18 % Tanindalamkulitkayumangiumdipisahkan
dengan rata-rata 10,7 % dari volume kayu, berarti dengan mengekstrak kuli t pohon terse but
kulit yang terbuang sebagai hasil pengulitan di dengan air panas (70 DC sampai dengan 80 DC)
pabrik adalah sekitar 20.544 m3 per bulan ataupada nisbah bobot kulit: air = 1 : 3(3). Ekstrak
246.528 m3 per tahun. yang diperoleh dikopolimerisasi dengan urea atau
Berdasarkan uraian di atas, secara . fenol atau resorsinol, dan ~ormaldehida pada
hipotesis baik lignin'yang berasal dari lindi hitam nisbah mol tertentu.
maupun tanin kondensat dari kulit kayu mangium Komposisi perekat berbasis tanin untuk
sarna-sarna memiliki gugus hidroksifenolik kayu lapis (plywood) antara lain tanin
(polifenol) yang berperan penting dalam real5.si . formaldehida(fF),yang dibuatdengan nisbah mol
yang menggunakan katalis basa, sehingga kedua .. : tanin: formaldehida = 1:2; kopo-lin).ertanin urea
- senyawa terse but bisa dijadikan perekat kayu formaldehida(TUF),yangdibuatdengannisbah
mela~ui reaksi polimerisasi dan/atau mol tanin:urea: formal-dehida = 1:2:2; dan tanin
kopolimerisasi... ' fenol formaldehida (TFF) yang dibuat dengan
. Tulisan ini mengemukakan rangkuman .. nisbah mol tanin: fenol : formaldehida = 1:0, 5:2.
beberapa hasil pene1itianaplikasi li~ clantanin ~ Proses polimerisasi maupun kopolimerisasinya
. sebagai bahan perekat kayu dan bahan . meng-gunakankatalisNaOH.
berlignoselulosalainnya. - Perekat berbasis tanin untuk kayu lamina
(laminated wood) venir lamina (laminated
METODEPERCOBAAN veneer lumber) dan bilah sambung (jointing
Perekat Berbasis Lignin wood) adalah taninresorsinolformaldehida(IRF),
yang dibuat dengan nisbah mol tanin : resorsinol :
Ligninisolatdiperolehdarilindihitamdengan .. formaldehida = 1:0, 5:2.
cara pengendapan berulang menggunakan
H2S04, mengacu kepada prosedur [5] . ... HASIL DAN PEMBAHASAN
sedangkan perekat berbasis lignin dibuat dalam
berbagai cara yang disesuaikan dengan Perekat Berbasis Lignin
peruntukkannya. . Karakter masing-masingjenis perekat lignin
Untuk perekat kayu lapis tipe eksterior, . dicantumkan pada Tabell. Perekat yang dibuat
selain formaldehida sebagai bahan utama reaktan . dari bahan dasar lsolat lignin secara urnurn
pembentJjk polimer dengan lignin (nisbah mol _ memenuhi persyaratanperekat fenol formaldehida
L:F= 1:2)[13],fenol (nisb~moIL:F:F= 1:0,5:2) menurut Standar Nasional Indonesia [22].Namun
[14]atauresorsinol (nisbahmol L:R:F=0,5:0,5:2) kualitas perekatan dari setiap produk tidak hanya
[21] bisa ditambahkan sebagai kopolimer, ditentukan oleh nilai parameter tersebuttetapijuga

157
Prosiding Simposium Nasional Polimer V ISSN 1410-8720

Tabe/I. Karakteristik beberapa jenis perekat berbahan dasar lignin.


--- - - -
LFF
54
50,28
2,4
8,5
10,75
10,0
Kadar40,0
C,M1,3
C,M
Keasaman SC-3,0
9,85
1,8
1,2
52,78
Kekentalan
Kenampakan
Bahan (SNI
LRF(I) -i(AczonobeI2003)
-,M
padat
C,M
asing
LRF(2) fa
13,0t 0,89
Perekat 42
1,4Standar
45,0045,49
(Poise)
(%)
(pH)
1998)
C,MI 12,2
8,1
C,M PRF FF
LF Perekat

Keterangan: C, M = Bentuk cair, berwama coklat kemerah-merahan


FF = Fenol formaldehida '
- = Tidak ada
LF = Lignin Formaldehida
LFF = Lignin Fenol Formaldehida
LRF (I) = Lignin Resorsinol Formaldehida untuk kayu lapis
LRF (2) = Lignin Resorsinol Formaldehida untuk kayu lamina
PRF = Fenol resorsinol formaldehida komersial

komposisi perekat dan ramuannya, kualitas bahan jauh di bawah am bang batas maksimal yang
baku pereka!, sertajenis dan ketebalan danjumlah diperkenankan oleh Standar Jepang karena
lapisankayu yang digunakan. Sedangkan lamanya nilainya sebesar 0,3 mg/L.
waktu kempa dalam pembuatan produk Uji coba perekat LRF(2)dalam pembuatan
tergantung kepada jenis kayu dan ketebalan balok lamina menghasilkan keteguhan
produk yang dibuat. geser sepertiyang disarankan oleh Tahir et at [23],
Perekat-perekat yang dibuat dengan cara yaitu masing-masing lebih dari 55 kg/cm2
di atas telah diuji coba dalam pembuatan kayu (Uji kering) dan 41 kglcm2 (Uji basah). Selain
lapis dalam skala laboratorium (TabeI2). Hasil itu nilai keteguhan lentur statis (MOE) dan
pengujian keteguhan rekat kayu lapis yang keteguhan patah (MOR) balok lamina manii
menggunakan perekat dengan bahan dasar isolat yang menggunakan perekat LRF (Tabel 3)
lignin, yaitu: LF, LFF dan LRF(,) rata-rata lebih tinggi daripada kayu manii utuh dan balok
memenuhi persyaratan Standar Indonesia untuk lamina jenis kayu campuran yang diteliti oleh
kualitas eksterior karena nilainya lebih dari Sadiyo [24] yang mendapatkan nilai rata-rata
8 kglcm2. Produk perekatan ini juga ramah keteguhan lentur sekitar27.884 kglcm2 sampai
lingkungan karena kadar emisi formaldehidanya dengan 32.365 kg/cm2 dan nilai keteguhan

Tabel2. Kualitas perekatan dari prod uk yang menggunakan perekat lignin


8,02formaldehida
10,07
8,88 --36,86
19,25
26,96
9,05
0,02
0,002
Uji - ----0,05
-Jenis
44,64
0,140produkEmisi 76,64Keteguhan
- 79,02 rekat (kg/cm2)
Ujibasah
kering lapis"""
Kayu lapis'"
lapis"'''''''
(mglL)
Lignin Resorsinol Formaldehid<l(2) I Kayu

Keterangan: '" Pengempaan panas (I 35C), selama 3 menit, jenis kayu tusam, dengan ekstender
** Pengempaan panas (I 35C), selama 3 menit, jenis kayu tusam, tanpa ekstender
*** Pengempaan dingin (suhu kamar), selama 24 jam, jenis kayu tusam, tanpa ekstender
*** Pengempaan dingin (suhu kamar), selama 3 jam, jenis kayu manii
- Tidak ada data.

158
Pemanfaatan L;gn;n dan Tan;n Sebaga; Alternatif Subst;tus; Bahan Perekat Kayu Kompos;t (Ad; Santoso)

Tabel3. Rata-rata Keteguhan lentur statis balok lamina manii dengan perekat LRF').
476,95
68.540,24
60.236,71
47.164,38
Kayu
Kayulamina
462,57 utuh
56.387,72 637,45
371,66
MOR (kg/cm2)
MOE
Kayu lamina (kg/cm2)

0) Sumber: Santoso (200 I)

patahnya sekitar 234 kg/cm2 sampai dengan dicapai oleh produk lamina yang dibuat dari
272 kg/cm2, kombinasijeniskayumangiun denganbagianlunak
Perekat LRF telah diterapkan pula dalam batang kelapa dalam (0,40 g/cm3). Pengaruh
pembuatan papan lamina untuk lantai dengan interaksi varietas kelapa dengan penyusun
bahan baku campuran kayu yang berasal dari terhadap keteguhan geser tekan produk lamina
hutan tanaman, yaitu mangium (Acacia adalah sangat nyata.
mangium), damar (Agathis sp.), gmelina Lantai papan lamina yang dibuat dari
(Gmelina arborea) dengan batang kelapa kombinasi varietas kelapa dalam maupun hibrida
(Cocos nusifera L.) dari varietas kelapa hibrida dengan kayu hutan tartaman, sebagian besar
dan kelapa dalam. memenuhi persyaratan keteguhan geser tekan
Hasil penelitian (Tabel 4) menunjukkan menurut standar Jepang. Hal tersebut
bahwa kerapatan lantai papan lamina tertinggi menunjukkan bahwa perekat lignin mampu
dicapai pada produk yang dibuat dari bagian kerns berikatan secara spesifik dengan kedua jenis
kelapa dalam (0,83 g/cm3) dan yang terendah adheren, yang menurut Gardner dan Anido [25]

Tabel4. Kerapatan, keteguhan geser tekan dan kerusakan kayu papan lantai lamina.
0,56
54,61
67,63
46,96
70,72
29,17
35,63
80,3227
10
13
17
37,27
0,58
0,49
0,40
0,72
0,83
43,05
29,97
0,58
0,59
40,67
50,13
0,54
57,32
40,95
70,93
68,37
49,87
75,49
55,47
30,61
68,48
44,75
99,63
33,58
80,44
52,80
34,93
42,99
52,40
0,47
0,46
0,52
0,50
0,66
0,42
0,44
34,00
77,44
60,05
37,19
8,31
40,11
26,96 10
Kerusakan
Kerusakan
067
37 343
57
277kayu
93
13
100
07(%)
6770
80
43
87
73
50
93
Keteguhan
gesertekan
0,59
Penyusun
K-AGA
(kg/cm2)
Kerapa!an '"'"
kayu
(%) (g/cm') Uji basah
gesertekan
Keteguhan Uji kering

Keterangan :
D = jenis kelapa dalam; H = jenis kelapa hibrida; L = bagian lunak; K = bagian keras
ACA = kayu acacia; AGA = kayu damar; GME = kayu gmelina, '" = memenuhi persyaratan JAS (2003)

159
Pros;d;ng S;mpos;um Nas;onal Polimer V ISSN 14/0-8720

Tobe/5. Sifat mekanis dari produk bilah sambungjari dengan perekat LRF')
Gambir
Warn Efisiensi
Rasamala
274,26
1172,97
243,91
151,69
91,50
38,97
48,81 ( %)
Bunyo
Tempeas 146,42
65,87
123,07
132,61
55,21
34,27
50,83
67,42
Jenis kayu403,97
400,31
469,51
500,76
399,21
35,42
673,57
0,31 (kglcm2)
466,60
MaR0,45 MaE (x 1000 kglcm2) S i fa t
1

Keterangan : ') Rata-rata dari 3x ulangan; 1 = Uji kering; 2 = Uji basah; MaR = Modulus patah;
MaE = Modulus lentur

teIjadi melaluijembatm eter dan ikatm hidrogen, 34.270 kglcm2sampai dengan 67.420 kglcm2
karena baik perekat maupun sirekat mengandung (uji basah).
gugus hidroksil (OH) dan karbonil (CO) sehingga Bi1adihitung berdasarkan perbandingan
bersifat polar [26]. Sementara salah satu dengan MOE kayu utuh dari masing-masing
komponen kayu adalah selulosa yang jenisnya, yang diuji dalam keadaan kering,
juga mengandung gugus hidroksil dan yang berkisar antara 43.688 kglcm2 sampai
karbonil [27] sehingga bersifat polar pula. Di lain dengan 103.344 kg/cm2, maka diperoleh
pihak se1ain gugus hidroksil, kayu juga efisiensi sambungan dari setiapjenis kayu dengan
mengandung gugus fungsi yang reaktif, misalnya perekat LRF ini berkisar antara 35,42% sampai
gugus fenolikyang berasaldari ligninyang mampu dengan 73,57% dengan efisiensi terbaik dicapai
berikatan hidrogen dengan resin fenolik [28]. oleh jenis kayu tempeas, bunyo dan warn karena
Berdasarkan keserupaan sifat tersebut, perekat masing-masingnilainya> 50%. Menurut SNI [29]
bereaksi dengan selulosa membentuk ikatm kuat bilah sambung dengan karakter seperti tersebut
yang tahan terhadap perlakuan yang disyaratkan di atas cocok untuk pemakaian kusen dan daun
dalam pengujian perekat tipe tertentu [11]. rangka pintu atau jendela.
Kualitasketeguhangesertekan lantaipapan lamina Perekat Berbasis Tanin
terbaik dicapai pada bagian 1unakbatmg kelapa
dalam dengan kayu damar (52,80 kglcm2 sampai Sifat fisis-kimia dari perekat berbasis tanin
dengan 68,48 kg/cm2), kombinasi bagian seperti pH, kadar padatan, bobot jenis dan
lunak dengan bagian kerns batmg kelapa hibrida kekentalannya tercantum pada Tabel6.
(54,61 kglcm2sampai dengan 80,32 kglcm2) dan Perekat berbasis tanin seperti halnya
kombinasi bagian lunak batang kelapa hibrida perekat berbasis lignin kualitasnya relatif setara
dengan kayu mangium (57,32 kg/cm2 sampai dengan fenol formaldehida (FF) dan fenol
dengan 80,44 kglcm2). resorsinol formaldehida (FRF) yang merupakan
Perekat LRF temyata bisa pula digunakan perekat komersial. Namun demikian, kualitas
untuk menyambung bilah kayu. Hasil pengujian perekatm dari setiap produk dipengaruhi pula oleh
sifat mekanis penyambungan bilah dengan komposisi perekat dan ramuannya, kualitas bahan
bentuk sambungan jari pada 5 jenis kayu baku perekat, sertajenis dan ketebalan kayu yang
(Tabel 5) memperlihatkan keteguhan patah digunakan. Sedangkan lamanya waktu kempa
(MOR) berkisar antara 399,21 kg/cm2 dalam pembuatm produk tergantung kepadajenis
sampai dengan 500,76 kglcm2 (uji kering) dan" kayu dan ketebalan produk yang diinginkan.
38,97 kglcm2 sampai dengan 172,97 kglcm2 Hasil penelitian pembuatm kayu lapis dari
(uji basah). Sementara keteguhan lenturnya 3 jenis kayu, yaitu sengon (Albiziajalcataria),
(MOE) berkisar antara 65.870 kg/cm2 meranti kuning (Shorea accuminatisima), dan
sampai dengan 151.690 kglcm2 (uji kering) dan tusam (Pinus merkusii) yang masing-masing

160
Pemanfaatan Lignin dan Tallin Sebagai Alternatif Substitusi Bahan Perekat Kayu Komposit (Adi Santoso)

Tabel9. Sifat tisik-mekanis balok lamina dari tigajenis kayu dengan perekat TRF
Kadar
10.43
60.17
78.40
10.87
82.42
42.64
18.81
10.49
38.09
10
54.86
28.50
40.75
60.49
80.64 air (g/cm3)
I.(kering
73
Keteguhan 0.65
0.78
0.98 FRF
Uji
(%)
Uji
Uji (kg/cmrekat
basah
basah
kg/cm2) ) perekat
Kerapatan
Kete~uhan rekat
kering Pasang (Litocarpus sp.)

menggunakan perekat tanin formaldehida (TF), sebesar 55 kglcm2 (uji kering) dan 41 kglcm2 (uji
tanin urea formaldehida (I1JF) mauptul tanin fenol basah), tetapi balok lamina dari jenis kayu cemara
formaldehida (TFF) yang dikernpa pada suhu tidak rnernenuhi persyaratan dimaksud (Tabel9).
135 C, menun-jukkan bahwa kinerja keterakatan Nilai keteguhan rekat produk yang
dari setiap jenis produk tersebut mernenuhi rnenggunakan perekat berbasis lignin maupun
persyaratan standar Indonesia [22] untuk kayu tanin, harnpir sarna dengan hasil penelitian
lapis tipe eksterior karena nilai keteguhan rekatnya Karnasudirdja [31 ] yang mendapatkan keteguhan
masing-masing> 8 kglcm2 (Tabel 7). geser balok lamina kapur (Dryobalanops sp),
Di lain pihak, aplikasi kopolirner tanin rneranti merah (Shorea sp) dan jati (Teetona
resorsinol formaldehida (TRF) dalam pern-buatan grandis) yang rnenggunakan perekat fenol
venir lamina tusarn dengan 4 jenis ketebalan resorsinol formaldehida (PRF) masing-masing
menghasilkan nilai delaminasi yang rnernenuhi berkisar 38 kglcm2 sampai dengan 108 kglcm2,
persyaratan standar Jepang [30], karena 47 kg/cm2 sampai dengan 77 kg/cm2, dan
nilainya < 10% (Tabel 8). 36 kglcrn2 sampai dengan 84 kglcrn2 Bahkan nilai
Aplikasi perekat yang sarna pada keteguhan geser balok lamina hasil uji coba
pembuatan balok lamina dari 3 jenis kayu, yakni lebih besar bila dibandingkan dengan produk
kempas dan pasang masing-masing rnenghasilkan sejenis yang direkat dengan perekat komersial
keteguhan rekat yang mernenuhi persyaratan fenol-, resorsinol-, maupun fenol resorsinol
yang dianjurkan oleh Tahir et al [23], yaitu formaldehida kornersial seperti Aerodux 500,

Tabel1O. Sifat tisik-mekanis bambu lamina dengan perekat TRF


1.130
827
592
962.
Bambu-
135.068
30.691
20.065
121.674
86,80
150,26
50,97
0,82
0,38
0,80
0,60
0,64
83,92
12,23
0,70
3,32
12,00
1,96 Tusam 133.615
Bambu-Acacia 25.382
1.241
854
242,16
101,26
11,17
0,46
0,76
1,03
fa t Bambu-Bambu 0,80 Komposisi lapisan
-- Arah datar
Uji kering

Sumber: Sulastiningsih et at [32]

161
Prosiding Simposium Nasional Polimer V ISSN 1410-8720

Tabel I I. Sifat tisis-mekanis dan etisiensi sambungan bilah dari lima jenis kayu
43.2
MOE
323
417
291
35.8
17.4
Efisiensi
828
146,417
Rasarnala
Bunyo
Ternpeas
Garnbir
Warn 38.7
91,502
65,868
151,692 MOR
51.1
640
(Altingia
(Trioma
74,261
(Teymanniodendron
(Trigono
(Hibiscus
sarnbungan
(kglcrn2) excelsa)
malaccensis)
pleura
Jenis
titiaccus) sympliciodes
malayana)
kayu 0.76
0.77
0.47
0.58
(kglcrn2))0.40
Bobot jenis
(%)

Cony bond KR 15Y dan PA 302, yang (MOE) dan 234 kg/cm2 sampai dengan
menghasilkannilaiketeguhangeserrata-rata antara 272 kglcm2 (MOR). Efisiensi sambungan dari
21,77- 25,87 kglcm2 untuk balok lamina dari kayu bilah sampung yang direkat dengan TRF ini
campuran meranti merah,jati, merawan, kamper rata-rata mencapai 17,4 % sapai dengan 51,1 %.
dan matoa [24].
Aspek Ekonomis
Tmgginyakualitasperekattaninditunjukkan
pula pada hasil aplikasi perekat tersebut dalam Menurut perhitungan, biaya produksi
pembuatan bambu lamina 3 lapis [32]. Bahan perekat berbasis lignin maupun tanin lebih
yang digunakan adalah jenis bambu andong ekonomis. Sebagai contoh, untuk membuat
(Gigantochloa pseudoarundinacea) dengan perekat fenol formaldehida diperlukanbahanbaku
campuran kayu mangium (Acacia mangium) dan berupa fenol sekitar 45% dan formalin 27%,
tusam (Pinus merkusii) dan perekat TRF masing-masing dari total komponen-nya [34],
(Tabell0). sementara untuk membuat perekat fenolresorsinol
Hasilpenelitianmenunjukkanbahwa lapisan [ormaldehida diperlukan fenol sekitar 27%,
kayu sangat berpengaruh terhadap sifat fisis dan resorsinoll9% dan formalin 35% [35], namun
mekanisbambu lamina.Bambu laminayang dibuat untuk membuat perekat dengan bahan dasar
tanpa lapisan kayu memiliki kerapatan tertinggi lignin,sepertiligninresorsinol formaldehidahanya
(0,8 glcm3) dibandingkan dengan bambu lamina diperlukan lignin maksimum 20%, resorsinol 8%
yang lapisan tengahnya dari kayu mangium dan formalin 13% dari total kompo-nennya [36],
(0,7 glcm3) dan tusam (0,64 glcm3). Bambu sementarauntuk membuat perekatyang sarnaPizzi
laminayanglapisantengahnyakayutusammemiliki [15] memerlukan 13,5%resorsinol. Di lainpihak
kestabilan dimensi paling rendah dibandingkan untuk membuat perekat tanin resorsinol
dengan bambu lamina lainnya. Sifat mekanis formaldehida diperlukan tanin ekstrak cair
bambu lamina menurun dengan adanya lapisan maksimum 80%, resorsinol 3% dan formalin
kayu dalam kompisisi penyusunnya. Keteguhan 17% dari total komponennya.
rekat bambu lamina seluruhnya memenuhi
persyaratan standar Jepang, karena nilainya lebih KESIMPULAN
besar dari kisaran 55,08 kglcm2 sampai dengan
Limbah sisa pemasakan industri pulp
97,92 kglcm2 [33].
dan limbah hasil penebangan kayu dari
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa
hutan tanaman terutama dari jenis mangium di
tanin resorsinol [ormaldehida (TRF) dapat
Indonesia dewasa ini jumlahnya cukup
digunakan untuk menyambung bilah kayu
berlimpah. Potensi yang sangat besar ini
(Tabelll). Nilai keteguhan lentUf (modulus of
belum banyak dimanfaatkan terutama sebagai
elasticity, MOE) dan keteguhan patah (modulus
bahan perekat kayu. Limbah tersebut melalui
of rupture, MO R) lebih tinggi daripada campuran ekstraksi, isolasi, hidroksimetilasi dan
jenis kayu yang diteliti oleh Sadiyo [24]
kopolimerisasidenganformaldehida,fenolmaupun
yang mendapatkan nilai rataan produknya antara
resorsinol bisa menghasilkan perekat yang sangat
27,884 kglcm2 sampai dengan 32,365 kg/cm2
162
Pemanfaatan
-;.-----
Lignin dan Tanin Sebagai Alternatif Substitusi Bahan Perekat Kayu Komposit (Adi Santoso)
-

bermanfaat untuk pengembangan industri [7]. SANTOSO A. Sintesis dan karakterisasi


perekat kayu. , resin lignin resorsinol formaldehida
Perekat berbahan dasar lignin dari lindi untuk perekat kayu lamina.
hitam maupun tanin dari ektrak kulitkayu mangium Fakultas Pascasarjana-Institut Pertanian
memiliki karaktecld1as dan daya rekatnya masing- Bogor (2003). Disertasi (tidak
,. _ masing memenuhi per-syaratan standar Indonesia diterbitkan).
dan Jepang serta setara dengan perekat komersial [8]. RUDATIN S. Potensi Pemanfaatan Lignin
yang sampai saat irifmasih diimpor, selain itu biaya dari Limbah Industri Pulp dan Kertas di
produksi perekafberbasis lignin maupun tanin Indonesia. Berita Selulosa. 25 (1): (1989)
lebih ekonomis. 14 - 17
Produk kayu yang menggunakan perekat [9]. LEWIS NG and TR LANTZY. Lignin in
berbasis lignin rilaupun tanin ramah lingkungan Adhesives: Introduction and Historical
dengan emisi formaldehidanya sangat rendah. Perspective in Hemingway, R. W., A. H.
Conner dan S. 1. Branham. 1988. Adhesives
SARAN from renewable resources. ACS
Symposium. American Chemical Society :
Dewasa ini produk industri kayu banyak
New Orleans, Washington DC (1985)
bergeser dari produk kayu solid ke produk kayu
[10].SJOSTROM, E. Wood Chemistry
komposit yang s~gat memerlukan perekat kayu
Fundamentals and Application. Academic
dalam jumlah besar. Oleh karena itu, untuk
Press, New York (1981)
mengantisipasinya maka pengembangan industri
[11].PIZZI,A. Tannin-based wood adhesives. In
perekat kayu dalam negeri pada saat ini dengan
Wood adhesives: Chemistry and technology
bahan dasar lignin dan tanin merupakan pilihan
(A. Pizzi. Ed.), Marcel and Dekker, Inc.,
strategis.
New York (1983)
DAFfAR PUSTAKA [12].GILLESPIE RH. Durable Wood Adhesive
---
from Kraft Lignin in R. W. Hemingway et
[1]. Food and Agriculture Organization of the al. Adhesive from Renewable Resources.
United' Ntions (FAO). Forest Resources ACS symposium. New Orleans. Washington
Yearbook. FAO, Rome, Italy (1996) DC (1985)
[2]. SARKANEN, K.V and C.H LUDWIG, [13].SANTOSO,A. Pencirian, Isolatdan upaya
eds. 1971. Lignins: Occurance, Formation, menjadikannya sebagai bahan perekat kayu
Structure and Reaction. Wiley Interscience, lapis. Thesis Program Pasca Sarjana IP B.
New York. - Bogor (1995) Tidak diterbitkan.
[3]. NIMZ, RH. Lignin-based wood adhesives, [14].SANTOSO A, S RUHENDI, YS HADI,
In: Fourth Inter. Symposium on Wood and DAN SS ACHMADI. 2001. Pengaruh
Pulping Chemistry. Paris, France (1987) Komposisi Perekat Lignin Resorsinol
[4]. GLASSER, W.G and S. SARKANEN. Formaldehida terhadap Emisi Formaldehida
Lignin: Properties and Materials. Am. Chern dan Sifat Fisis-Mekanis Kayu Lamina. Jumal
Soc.(ACS) Symposium Series 397. ACS, Teknologi Hasil Hutan 14 (2): 7-15.
Washington DC (1989) [15]. PIZZI A. Wood Bark Extracts as Adhesives
[5]. Kim H, MK Hill and AL. Friche. 1987. and Preservatives In Bruce A and John WP.
Preparation of Kraft Lignin from Black 1998. Forest Products Biotechnology.
Liquor. TaW:fournal, December 1987: 112. Taylor & Francis Pub. 1798. London (1998)
[6]. AHMAD NICRestrukturisasi industri kayu [16].SANTOSO A. S.S. ACHMADI, Y.
hulu dan pe~plolaanhutan produksi di luar SUDOHADI DAN SUJANTO. Pengaruh
Jawa. M~ilah Sukarela. Kongres penambahan tanin pada fenol formaldehida
Kehutananj'fidonesia ke-Ill. Jakarta, 25-28 terhadap sifatnya sebagai perekat kayu lapis.
Oktober 2b~r
.:.:-..-<

163
Prosiding Simposium Nasional Polimer V ISSN 1410-8720

Buletin Penelitian Hasi/ Hutan. 15(2), [27].KOLLMAN F F P dan W A COTE Jr.


(1997) 109 - 119 Principles of Wood Science and Techno-
[17].PRAYI1NO, TA. Pengaruh Umurterhadap logy. Vol I. Berlin: Springer-Verlag (1968)
Kadar Tanin dalam Pohon. Duta Rimba 8 [28].ACHMADI S S .. Kimia Kayu.
(55), (1982) 33-43 Depdikbud. Dirjen Pendidikan Tinggi. PAU
[18].WIDARMANA, S.Penelitian pemanfaatan Ilmu Hayat IPB. Bogor.
tanin sebagai perekat papan partikel. [29].Standar Nasional Indonesia (SNI). 2000.
Makalah dalam KlPNAS IV, Bogor. 19. Papan dan bilah sambung untuk kusen, daun
Sumadiwangsa, S dan Y. Ando. 1986. jendela dan daun pintu. Badan Standardisasi
Potensi tanin dari hutan payau Tarakan, Nasional. Jakarta (1990)
Kaltim. Jurnal Penelitian Hasi/ Hutan [30].Japanese Agricultural Standard (JAS).
3 (3), (1986) 25 - 27 JapaneseAgricultural Standard for Structural
[20].Puslitbang Hasil Hutan dan Sosek. Kajian Laminated Veneer Lumber No. 1494. The
Teknis Ekonomis Industri OSB, SSB dan Japan Plywood Inspection Corporation.
LVL. Laporan Pembahasan DPLAnggaran Tokyo (1991)
1996/1997. Puslitbang Hasil Hutan dan [31].KARNASUDIRDJA. S.. Prospek Kayu
Sosek. Bogor (1997) Indonesia sebagai Bahan Baku IndustriKayu
[21. SULASTININGSIH, 1M dan A Lamina. Makalah pada Seminar Glue
SANTOSO. Pengaruh komposisi perekat Laminated Timber (Glulam), 15 Juni 1989,
lignin resorsinol formaldehida terhadap Departemen Kehutanan RI. Jakarta (1989)
keteguhan rekat kayu lapis tusam. Makalah [32].SULASTININGSIH 1M, NURWATI dan
pada Seminar Nasional MAPEKI IV , A SANTO SO. Pengaruh lapisan kayu
Samarinda (2001) terhadapsifatbambu lamina.JurnalPenelitian
[22].Standar Nasional Indonesia (SNI). Hasil Hutan 23 (1): 15-22 (2005)
Kumpulan SNI Perekat. Jakarta: Badan [33].Japanese Agricultural Standard (JAS).
Standardisasi Nasional (1998) Japanese Agricultural Standard for glued
[23].TAHIRPMd., MH SAHRI and Z ASHAR!. laminated timber. MAFF, Notification No.
Gluability ofless Used and Fast Growing 234 of the Ministry of Agriculture, Forestry
Tropical Platation Hardwood Species. and Fisheries. Japan Plywood Inspection
Faculty of Forrestry Universiti Pertanian Corporation. Tokyo (2003)
Malaysia. Selangor, Malaysia (1998) [34] .Anonim. Kegiatan Bagian Technical Service
[24].SADIYO, S.. Pengaruh kombinasi jenis PT. UPAlndustry, Palembang (1985)
kayu danjenis perekat terhadap sifat fisis [35].PIZZI. A.. Advanced Wood Adhesives
dan mekanis panel diagonallambung kapal. Technology. Marcer Dekker. New York
Fakultas Pascasazjana, IPB - Bogor. Thesis. ( 1994)
(Tidak diterbitkan) (1989) [36].SANTOSO A. Uji Coba Pembuatan
[25].GARDNER 0 J dan R L ANIDO .. Perekat Tanin. Laporan Hasil Penelitian.
Adhesion Between Wood and Fiber Puslitbang Tekhnologi Hasil Hutan. Bogor
Reinforced Polymers: Bonding Issues. http: (2001)
II WWW.umaine.edu./ adhesion I gardnerl
5502002 I wood-frp % 20 adhesion.pdf.
Diakses 8 Januari, 2003 (2002)
[26]. WAKE W C. Adhesion. In A Garrat, edit.
Penguin Science Survey. Penguin Books
Ltd., Harmondsworth, (1964) 62-77

164

Anda mungkin juga menyukai