Anda di halaman 1dari 25

Kebutuhan Mekanika Tubuh dan Ambulasi

Keperawatan Dasar I
Yang dibina oleh Rully Andika, MAN

Disusun Oleh:
Kelompok 4
Riniyanti (108116044)
Nurul Abibah (108116048)
Indri Wahyuni (108116049)
Hendrawan (108116054)
Anggin Fitriani (108116060)
Arfi Nur Afifah (108116061)
Fidha Fairuz Syafira (108116062)

STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN 1B
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah dengan judul Kebutuhan Mekanika Tubuh dan
Ambulasi tepat pada waktunya.
Maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini tidaklah lain adalah untuk
memenuhi salah satu dari sekian kewajiban pada mata kuliah Keperawatan Dasar
1 serta merupakan bentuk tanggung jawab langsung penulis pada tugas yang
diberikan. Pada kesempatan ini, penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini
baik secara langsung maupun tidak langsung.
Demikian pengantar yang dapat penulis sampaikan dimana penulis pun
sadar bawasannya penulis hanyalah seorang manusia yang tidak luput dari
kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
sangat penulis harapkan dari para pembaca
Akhirnya penulis hanya bisa berharap, bahwa dibalik ketidak sempurnaan
penulisan dan penyusunan makalah ini adalah ditemukan sesuatu yang dapat
memberikan manfaat atau bahkan hikmah bagi penulis, pembaca, ataupun
seluruhnya. Amiin ya Rabbal alamin.
Wassalalam,

Cilacap, 15 Maret 2017

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i

2
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.3 Rumusan Masalah..............................................................................................1
1.4 Tujuan................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Mekanika Tubuh................................................................................................2
2.2 Ambulasi..........................................................................................................12
2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mekanika Tubuh dan Ambulasi.............14
2.4 Dampak Mekanika Tubuh Dan Ambulasi........................................................16
2.5 Askep Pada Masalah Ambulasi........................................................................16
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan......................................................................................................22
3.2 Saran................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................23

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

3
Mekanika tubuh merupakan usaha koordinasi dari muskuloskeletal untuk
mempertahankan keseimbangan tubuh. Prinsip mekanika tubuh, pergerakan
dasar dalam mekanika tubuh merupakan kebutuhan mekanika tubuh dan
ambulasi. Untuk menilai kemampuan pasien dalam penggunaan mekanika
tubuh dengan baik, penggunaan alat bantu gerak, cara menggapai benda, naik
atau turun dan berjalan adalah dengan cara melakukan proses perawatan pada
pasien melalui pengkajian, diagnosa, intervensi dan tindakan perawatan.
Dengan adanya proses perawatan pada pasien dengan gangguan ambulasi
ditujukan untuk menjaga keamanan ambulasi, meningkatkan kekuatan otot
dan mobilitas, mencegah komplikasi dari imobilitas dan meningkatkan harga
diri serta kemandirian.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian mekanika tubuh dan ambulasi?
2. Apa tujuan dari mekanika tubuh dan ambulasi?
3. Bagaimana prinsip mekanika tubuh dan ambulasi?
4. Apa pergerakan dasar dalam mekanika tubuh?
5. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi mekanika tubuh dan ambulasi?
6. Bagaiman dampak mekanika tubuh dan ambulasi?
7. Bagaimana contoh Askep tentang masalah postur tubuh?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian mekanika tubuh dan ambulasi
2 Mengetahui tujuan dari mekanika tubuh dan ambulasi
3 Mengetahui prinsip mekanika tubuh
4 Mengetahui pergerakan dasar dalam mekanika tubuh
5 Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi mekanika tubuh dan
ambulasi
6 Mengetahui dampak mekanika tubuh dan ambulasi
7 Mengetahui contoh Askep tentang masalah postur tubuh
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Mekanika Tubuh


A. Pengertian Mekanika Tubuh
Mekanika tubuh adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
penggunaan tubuh secara efisien, terkoordinasi, dan aman untuk
memindahkan benda dan melaksanakan aktivitas kehidupan sehari-hari
(Kozier, B., Erb, G., Berman A., Snyder S. 2004 p.611).

2
Mekanika tubuh merupakan usaha koordinasi dari muskuloskeletal
dan sistem saraf untuk mempertahankan keseimbangan dengan tepat. Pada
dasarnya, mekanika tubuh adalah cara menggunakan tubuh secara efisien,
yaitu tidak banyak mengeluarkan tenaga, berkoordinasi serta aman dalam
mengerakkan dan mempertahankan keseimbangan selama beraktivitas
(Alimul A. Aziz. 2006. p.96). Mekanika tubuh adalah menggunakan otot-
otot yang tepat untuk melakukan pekerjaan (Hegner & Esther. 2003. p.
193). Mekanika tubuh (Body Mechanic) adalah penggunaan organ secara
efisien dan efektif sesuai dengan fungsinya. Melakukan aktivitas dan
istirahat pada posisi yang benar akan meningkatkan kesehatan. Setiap
aktivitas yang dilakukan perawat harus memerhatikan body mechanic
yang benar seperti kegiatan mengangkat atau memindahkan pasien
(Wartonah, tarwoto. 2006. p. 91).

B. Tujuan Mekanika Tubuh


Tujuan utama mekanika tubuh adalah untuk memfasilitasi
penggunaan kelompok otot yang tepat secara efisien dan aman untuk
mempertahankan keseimbangan, mengurangi energi yang dibutuhkan,
mengurangi keletihan, dan menurunkan resiko cedera (Kozier, B., Erb,
G., Berman A., Snyder S. 2004 p.611).
Penggunaan mekanika tubuh secara benar dapat meningkatkan
fungsi tubuh terhadap susunan muskuloskeletal, mengurangi energy yang
di keluarkan, dan mengurangi kelelahan. Kebutuhan bergerak sangat
dibutuhkan karena pergerakan dapat memenuhi kebutuhan dasar manusia
dan melindungi diri dari kecelakaan, seperti jatuh (Alimul A. Aziz.2006.
p.96).
Menurut Alimul A. Aziz. (2006) Tujuan mekanika tubuh adalah
sebagai berikut:
1. Menentukan perubahan fisiologis normal pada kesejajaran tubuh
akibat pertumbuhan dan perkembangan.
2. Mengidentifikasi penyimpangan kesejajaran tubuh yang disebabkan
postur yang buruk.
3. Memberi kesempatan pasien untuk mengobservasi posturnya.

3
4. Mengidentifikasi kebutuhan belajar pasien untuk mempertahankan
kesejajaran tubuh yang benar.
5. Mengidentifikasi trauma, kerusakan otot atau disfungsi saraf.
6. Memperoleh informasi mengenai faktor-faktor lain yang
memengaruhi kesejajaran yang buruk, seperti kelelahan, malnutrisi
dan masalah psikologis.
Indikasi: pasien yang mengalami gangguan fungsi sistem
muskuloskeletal, saraf atau otot dan pasien yang mengalami kelemahan
serta kekakuan.

C. Prinsip Mekanika Tubuh


Berdasarkan Alimul A. Aziz. (2006. p.96) Prinsip yang digunakan
dalam mekanika tubuh adalah sebagai berikut :
1. Gravitasi
Gravitasi sebagai sumbu dalam pergerakan tubuh.
Terdapat tiga faktor yang perlu diperhatikan dalam gravitasi:
a. Pusat gravitasi (center of gravity), titik yang berada di pertengahan
tubuh.

b. Garis gravitasi (line of gravity), merupakan garis imajiner vertikal


melalui pusat gravitasi.

4
c. Dasar dari tumpuan (base of support), merupakan dasar tempat
seseorang dalam posisi istirahat untuk menopang/menahan tubuh.
2. Keseimbangan
Keseimbangan dalam penggunaan mekanika tubuh dicapai dengan cara
mempertahankan posisi garis gravitasi di antara pusat gravitasi dan
dasar tumpuan.
3. Berat
Dalam menggunakan mekanika tubuh, yang sangat diperhatikan adalah
berat atau bobot benda yang akan di angkat karena berat benda tersebut
akan memengaruhi mekanika tubuh.

D. PERGERAKAN DASAR DALAM MEKANIKA TUBUH


Mekanika tubuh dan ambulasi merupakan bagian dari kebutuhan
aktivitas manusia. Menurut Alimul A. Aziz. (2006 p.96) Sebelum melakukan
mekanika tubuh, terdapat beberapa pergerakan dasar yang harus diperhatikan,
di antaranya:

1. Gerakan (ambulating)
Gerakan yang benar dapat membantu dalam
mempertahankan keseimbangan tubuh. Sebagai
contoh, keseimbangan pada saat orang berdiri dan
saat orang berjalan akan berbeda. Orang yang
berdiri akan lebih mudah stabil dibandingkan
dengan orang yang berjalan karena pada saat
berjalan terjadi perpindahan dasar tumpuan dari
sisi satu dan pusat gravitasi selalu berubah pada
posisi kaki. Pada saat berjalan terdapat dua fase,
yaitu fase menahan berat dan fase mengayun,
yang kan menghasilkan gerakan halus dan
berirama.

5
2. Menahan (squatting)
Dalam melakukan pergantian, posisi menahan selalu berubah. Sebagai
contoh, posisi orang yang duduk akan berbeda
dengan orang yang jongkok, dan tentunya
berbeda dengan posisi membungkuk. Gravitasi
adalah hal yang perlu diperhatikan untuk
memberikan posisi yang tepat dalam menahan.
Dalam menahan, sangat diperlukan dasar
tumpuan yang tepat untuk mencegah kelainan
tubuh dan memudahkan gerakan yang akan
dilakukan.

3. Menarik (pulling)
Menarik dengan benar akan memudahkan dalam
memindahkan benda. Terdapa beberapa hal yang
diperhatikan sebelum menarik benda, diantaranya:
a. Ketinggian.
b. Letak benda (sebaiknya berada didepan orang
yang akan menarik).
c. Posisi kaki dan tubuh dalam menarik (seperti
condong kedepan dari panggul).
d. Sodorkan telapak tangan dan lengan atas
dibawah pusat gravitasi pasien.
e. Lengan atas dan siku diletakkan pada permukaan tempat tidur, serta
pinggul, lutut dan pergelangan kaki ditekuk.

4. Mengangkat (lifting)
Mengangkat merupakan cara pergerakan
dengan menggunakan daya tarik ke atas. Ketika
melakukan pergerakan ini, gunakan otot-otot besar
dari tumit, paha bagian atas, kaki bagian bawah,
perut, dan pinggul untuk mengurangi rasa sakit pada
daerah tubuh bagian belakang (Alimul Hidayat, A.
Aziz.2006. p.97).

6
5. Memutar (pivoting)
Memutar merupakan gerakan untuk berputarnya
anggota tubuh dengan bertumpu pada tulang belakang.
Gerakan memutar yang baik adalah dengan
memerhatikan ketiga unsure gravitasi dalam pergerakan
agar tidak memberi pengaruh buruk pada postur tubuh
(Alimul Hidayat, A. Aziz.2006. p.97).

E. Mekanika Tubuh Untuk Asisten Keperawatan


Banyak dari pekerjaan perawat yang memerlukan usaha fisik. Memindahkan
pasien, membawa peralatan dan mendorong kursi roda membutuhkan
kekuatana otot.
1. Postur Tubuh
Mekanika tubuh yang baik berawal dari postur tubuh yang tepat. Postur tubuh
yang tepeat bearti terdapat keseimbangan antara kelompok-kelompok otot
dan bagian-bagian tubuh dalam kesejajaran (posisi) yang baik. Postur tubuh
yang benar adalah sama dalam semua posisi-berdiri, duduk dan berbaring.
Postur tubuh yang baik membuat tubuh berfungsi dengan baik dalam semua
aktifitas. Postur yang benar embuat gerakan mengangkat, mearik dan
mendorong menjadi lebih mudah (Hegner & Esther. 2003. p. 194).
2. Menggunakan Tubuh Secara Efektif
Ada 10 aturan dasar yang harus diingat yang dapat membantu otot-otot
bekerja dengan baik, yaitu:
1. Pertahankan punggung agar tetap lurus.
2. Rentangkan kaki agar dapat menjadi landasan penunjang yang baik.
3. Membungkung dari pinggul dan lutut agar lebih dekat dengan objek,
jangan membungkuk dari pinggang.
4. Gunakan berat badan untuk membantu mendorong atau menarik objek.
5. Gunakan otot terkuat untuk melakukan pekerjaan.
6. Hindari memutar sebagian badan ketika bekerja dan membungkuk dalam
waktu lama. Putar seluruh badan.
7. Pegang dan tahan objek yang berat dekat dengan tubuh.
8. Dorong atau tariklah daripada mengangkatnya.

7
9. Selalu mintalah bantuan bila pasien atau benda terlalu berat untuk
digerakkan sendiri.
10. Serempakkan gerakan. Siapkan pasien dan aggota staf yang lain dengan
memberitahikan mereka bila sudah siap, atau dengan hitungan samapi tiga
dan semua bergerak serentak pada hitungan ketiga.
Catatan. Bersedialah untuk membantu orang lain. Jangan mengambil resiko.
Berbagai macam peralatan mekanis tersedia untuk membantu memindahkan
pasien yang tidak berdaya atau pasien berat. Jika menggunakan satu alat
penggerak mekanis, pastika bahwa tali-tali penyangga di tempatkan dengan
baik di bawah pasien. Periksalah untuk memastikan bahwa semua bagian dari
alat tersebut aman da siap pakai.

F. Mekanika Tubuh Untuk Pasien


Mekanika tubuh untuk pasien yang ambulasi sama dengan mekanika tubuh
untuk tim perawatan. Ketika pasien tidak mengangkat sesuatu yang berat
ataupun ringan, kebiasaan postur tubuh yang baik tidak boleh diabaikan. Postur
tubuh yang baik untuk pasien bearti berdiri, berjalan dan berubah posisi dengan
cara yang mantap dan aman.
Pasien-pasien tirah baring terkadang sukar untuk memppertahankan posisi
karena mereka cnderung turun ke ujung bawah tempat tidur bila bagian kepala
tempat tidur di naikkan. Paisen-pasien yang tidak mampu tidak akan dapat
mengubah posisi badan mereka. Mereka pun tidak mampu membantu perawat
memindahkan posisi badan mereka. Pasien tirah baring memerlukan bantuan
ekstra untuk memperoleh dan memepertahankan kejajaran tubuh yang tepat.
Ingat bila memungkinkan:
1. Minta bantuan.
2. Gunakan seprai yang diangkat atau dibalik.
3. Gunakan alat-alat mekanik.
4. Ubah posisi pasien sesering mungkin. Paling sedikit 2 jam sekali.
Kesejajaran tubuh. Kesejajaran (posisi) tubuh pasien yang tepat harus
dilakukan denga hati-hati. Kesejajaran tubuh yang tepat berarti menjaga
seseorang berada pada posisi di mana tubuh dapat berfungsi sebaik-baiknya.

8
Lekukan tubuh ayang alami perlu ditunjang pada posisi alaminya dengan
bantal dan handuk yang digulung.

Posisi yang tepat adalah:


1. Membantu pasien merasa lebih nyaman.
2. Mengurangi ketegangan.
3. Membantu tubuh agar berfungsi lebih efisien.
4. Mencengah deformitas dan komplikasi, seperti kontraktur dan dekubitus.
Untuk mempermudah pembahasan body mechanic maka perlu dipahami juga:
1. Kesejajaran Tubuh/ Postur (Body Alignment)
Kesejajaran tubuh dan postur merupakan istilah yang sama, dan mengacu
pada posisi sendi, tendon, ligamen, dan otot selama berdiri, duduk dan
berbaring. Kesejajaran tubuh yang benar mengurangi ketegangan pada
struktur muskulosmkeletal, mempertahankan tonus otot secara adekuat,
dan menunjang keseimbangan. Pengkajian kesejajaran tubuh dapat
dilakukan pada pasien yang berdiri, duduk, atau berbaring.
1) Berdiri
Perawat harus memfokuskan pengkajian kesejajaran tubuh pada pasien
yang berdiri sesuai hal-hal berikut:
a. Kepala tegak dan midline
b. Ketika dilihat dari arah posterior, bahu dan pinggul lurus dan sejajar.
c. Ketika dilihat dari posterior, tulang belakang lurus.
d. Ketika pasien dilihat dari arah lateral, kepala tegak dan garis tulang
belakang di garis dalam pola S terbalik. Tulang belakang servikal
pada arah anterior adalah cembung, dan tulang belakang lumbal pada
arah anterior adalah cembung.
e. Lengan pasien nyaman disamping.
f. Kaki ditempatkan sedikit berjauhan untuk mendapatkan dasar
penopang dan jari-jari menghadap ke depan.
2) Duduk
Perawat mengkaji kesejajaran pada pasien yang duduk dengan
menobservasi hal-hal sebagai berikut:
a. Kepala tegak, leher dan tulang belakang berada pada kesejajaran
yang lurus.
b. Berat badan terbagi rata pada bokong dan paha.

9
c. Paha sejajar dan berada pada potongan horizontal.Kedua kaki
ditopang di lantai. Pada pasien pendek tinggi, alat bantu kaki
digunakan dan pergelangan kaki menjadi fleksi dengan nyaman.
d. Jarak 2-4 cm dipertahankan antara sudut tempat duduk dan ruang
popliteal pada permukaan lutut bagian posterior.
e. Lengan bawah pasien ditopang pada pegangan tangan, di pangkuan
atau di atas meja depan kursi.
3) Berbaring
Pada orang sadar mempunyai kontrol otot volunter dan persepsi normal
terhadap tekanan. Sehingga mereka biasa merasakan posisi nyaman
ketika berbaring. Pemgkajian kesejajaran tubuh ketika berbaring
membutuhkan posisi lateral pada pasien dengan menggunakan satu
bantal, dan semua penopangnya di angkat dari tempat tidur. Tubuh
harus ditopang oleh matras yang adekuat. Tulang belakang harus berada
dalam kesejajaran lurus tanpa ada lekungan yang terlihat.
2. Keseimbangan tubuh
Kesejajaran tubuh menunjang keseimbangan tubuh. Tanpa keseimbangan
ini, pusat gravitasi akan berubah, menyebabkan peningkatan gaya gravitasi,
sehingga menyebabkan risiko jatuh dan cedera. Keseimbangan tubuh
diperoleh jika dasar penopang luas, pusat gravitasi berada pada dasar
penopang, dan garis vertikal dapat ditarik dari pusat gravitasi ke dasar
penopang, keseimbangan tubuh juga dapat ditingkatkan dengan postur dan
merendahkan pusat gravitasi, yang dfapat dicapai dengan posisi jongkok.
Semakin sejajar postur tubuh, semakin besar keseimbangannya (Perry dan
Potter, 1994).
Keseimbangan diperlukan untuk mempertahankan posisi,
memperoleh kestabilan selama bergerak dari satu posisi ke posisi lain,
melakukan aktivitas hidup sehari-hari, dan bergerak bebas di komunitas.
Kemampuan untuk mencapai keseimbangan dipenagruhi oleh penyakit,
gayaberjalan yang tudak stabil pada todler, kehamilan, medikasi, dan proses
menua. Gangguan pada kemampuan ini merupakan ancaman untuk
keselamatan fisik dan dapat menyebabkan ketakutan terhadap keselamatan
seseorang dan membatasi diri dalam beraktivitas (Berg et al, 1992).

10
3. Koordinasi Gerakan Tubuh
Berat adalah gaya pada tubuh yang digunakan terhadap gravitasi.
Ketika suatu objek diangkat, pengangkat harus menguasai berat objek dan
mengetahui pusat gravitasi. Pada objek yang simetri pusat gravitasi berada
tepat pada pusat objek. Karena manusia tidak mempunyai bentuk
geosimetris yang sempurna, maka pusat gravitasinya biasa berada pada 55%
sampai 57% tinggi badannya ketika berdiri dan berada di tengah. Gaya
berat selalu mengarah ke bawah, hal ini menjadi alasan mengapa objek yang
tidak seimbang itu jatuh. Pasien yang tidak stabil itu jatuh karena pusat
gravitasinya tidak seimbang, gaya gravitasi berat mereka yang akhirnya
menyebabkan mereka jatuh. Oleh karena itu, perawat perlu mengatur
irtervensi keperawatan yang melindungi pasien dari jatuh dan menjamin
keselamatannya.
Friksi adalah gaya yang muncul dengan arah gerakan yang
berlawanan dengan gerakan benda. Jika perawat bergerak, berpindah, atau
menggerakkan pasien di atas tempat tidur maka akan terjadi friksi. Perawat
dapat mengurangi friksi denagn mengikuti beberapa prinsip dasar. Semakin
besar area permukaan suatu objek yang bergerak, semakin besar friksi. Jika
pasien tidak mampu pindah sendiri di tempat tidur maka lengan pasien
diletakkan menyelang di dada. Hal ini meminimalkan permukaan tubuh dan
mengurangi friksi.
Pasien pasif atau immobilisasi akan menghasilkan friksi yang lebih
besar untuk bergerak, kemudian, bila memungkinkan, perawat
menggunakan kekuatan dan gerakan paien saat mengangkat, memindahkan,
atau menggerakkan pasien di atas tempat tidur. Hal ini dilakukan dengan
penjelasan tentang prosedur dan memberitahu pasien ketika pasien akan
bergerak. Hasilnya harus menjadi gerakan sinkron yang mana pasien dapat
berpatisipasi dan friksi dapat dikurangi.
Friksi dapat juga dikurangi dengan mengangkat bukan mendorong
pasien. Mengangkat merupakan kompenen gerakan ke atas dan
mengurangi tekanan antara pasien dan tempat tidur atau kursi.

11
2.2 Ambulasi
A. Pengertian Ambulasi
Ambulasi adalah latihan yang paling berat dimana pasien yang dirawat
dirumah sakit dapat berpartisipasi kecuali dikontraindikasikan oleh kondisi
pasien.
Hal ini harusnya menjadi bagian dalam perencanaan latihan untuk
semua pasien. Ambulasi mendukung kekuatan, daya tahan dan
fleksibelitas. Keuntungan dari latihan berangsur-angsur dapat di
tingkatkan seiring dengan pengkajian data pasien menunjukkan tanda
peningkatan toleransi aktivitas. Menurut Kozier (1995 dalam Asmandi,
2008) ambulasi adalah aktivitas berjalan. Ambulasi dini merupakan
tahapan kegiatan yang dilakukan segera pada pasien paska operasi dimulai
dari duduk sampai pasien turun dari tempat tidur dan mulai berjalan
dengan bantuan alat sesuai dengan kondisi pasien.

B. Tujuan Ambulasi
1. Untuk memenuhi kebutuan aktivitas
2. Memenuhi kebutuhan ambulasi
3. Mempertahankan kenyamanan
4. Mempertahankan toleransi terhadap aktivitas
5. Mempertahankan control diri pasien
6. Memindahkan pasien untuk pemeriksaan

C. Tindakan-Tindakan Latihan Ambulasi


1. Duduk di atas tempat tidur
2. Turun dan berdiri
3. Membantu berjalan
4. Membantu ambulasi dengan memindahkan pasien dari tempat tidur ke
kursi roda, dari kursi roda ke tempat tidur, dari tempat tidur ke
brankard, dari brankard ke tempat tidur.

D. Alat-Alat Yang Digunakan Dalam Ambulasi


1. Kruk

12
Kruk adalah alat yang terbuat dari logam atau kayu
dan digunakan permanen untuk meningkatkan
mobilisasi serta untuk menopang tubuh dalam
keseimbangan pasien. Misalnya: Conventional,
Adjustable dan lofstrand

2. Canes (tongkat)
Canes (tongkat) yaitu alat yang terbuat dari kayu atau
logam setinggi pinggang yang digunakan pada pasien
dengan lengan yang mampu dan sehat. Meliputi tongkat
berkaki panjang lurus (single stight-legged) dan tongkat
berkaki segi empat (quad cane).

3. Walkers
Walkers yaitu alat yang terbuat dari logam
mempunyai empat penyangga yang kokoh digunakan
pada pasien yang mengalami kelemahan umum,
lengan yang kuat dan mampu menopang tubuh.

2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mekanika Tubuh dan Ambulasi


Adapun menurut Alimul A. Aziz. (2006 p.97) bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi mekanika tubuh adalah:
1. Status kesehatan
Perubahan status kesehatan dapat memengaruhi sistem muskuloskeletal
dan sistem saraf berupa penurunan koordinasi. Perubahan tersebut dapat
disebabkan oleh penyakit, berkurangnya kemampuan untuk melakukan
aktivitas sehari-hari, dan lain-lain.
2. Nutrisi

13
Salah satu fungsi nutrisi bagi tubuh adalah membantu proses pertumbuhan
tulang dan perbaikan sel. Kekurangan nutrisi bagi tubuh dapat
menyebabkann kelemahan otot dan memudahkan terjadinya penyakit.
Sebagai contoh: tubuh yang kekurangan kalsium akan lebih mudah
mengalami fraktur.
3. Emosi
Kondisi psikologis memengaruhi perubahan dalam perilaku indivisu
sehingga dapat menjadi penyebab menurunnya kemampuan mekanika
tubuh dan ambulasi yang baik. Seseorang yang mengalami perasaan tidak
aman, tidak bersemangat, dan harga diri yang rendah, akan mudah
mengalami perubahan dalam mekanika tubuh dan ambulasi.
4. Situasi dan kebiasaan
Situasi dan kebiasaan yang dilakukan seseorang, misalnya sering
mengangkat benda-benda berat akan menyebabkan perubahan mekanika
tubuh dan ambulasi.
5. Gaya hidup
Perubahan pola hidup seseorang dapat menyebabkan stres dan
kemungkinan besar akan menimbulkan kecerobohan dan beraktivitas,
sehingga dapat menganggu koordinasi antara sistem muskuloskeletal dan
saraf. Hal tersebut pada akhirnya akan mengakibatkan perubahan
mekanika tubuh.

6. Pengetahuan
Pengetahuan yang baik terhadap mekanika tubuh akan mendorong
seseorang untuk menggunakannya secara benar, sehingga akan
mengurangi energi yang telah dikeluarkan. Sebaliknya, pengetahuan yang
kurang memadai dalam penggunaan mekanika tubuh akan menjadikan
seseorang berisiko mengalami gangguan koordinasi system
musculoskeletal dan saraf.
Sedangkan menurut Wartonah,Tarwoto (2006 p.92) bahwa faktor-
faktor yang mempengaruhi mekanika tubuh dan pergerakan adalah :
1. Tingkat perkembangan tubuh

14
Usia akan mempengaruhi tingkan perkembangan Neuron faskuler dan
tubuh secara proporsional, postur, pergerakan, dan refleks akan
berfungsi secara optimal.
2. Kesehatan fisik
Penyakit, cacat tubuh dan imobilitas akan mempengaruhi pergerakan
tubuh.
3. Keadaan Nutrisi
Kurangnya Nutrisi dapat menyebabkan kelemahan otot, dan obesitas
dapat menyebabkan pergerakan menjadi kurang bebas.
4. Emosi
Rasa aman dan gembira dapat mempengaruhi ativitas tubuh seseorang.
Keresahan dan kesusahan dapat menghilangkan semangat, yang
kemudian sering dimanivestasikan dengan kurangnya aktivitas.
5. Kelemahan Neuromuskuler dan skeletal
Adanya abnormal postur seperti skoliosis, lordosis, dan kifosis dapat
berpengaruh terhadap pergerakan tulang.
6. Pekerjaan
Seseorang yang bekerja di kantor kurang melakukan aktivitas
dibandingkan dengan petani atau buruh.

2.4 Dampak Mekanika Tubuh dan Ambulasi


Penggunaan mekanika tubuh secara benar dapat mengurangi pengeluaran
energi secara berlebihan. Menurut Alimul Hidayat, A. Aziz (2006. p.98)
kesalahan dalam penggunaan mekanika tubuh dapat menimbulkan dampak
sebagi berikut:
1. Terjadi ketegangan sehingga memudahkan timbulnya kelelahan dan
gangguan dalam system musculoskeletal.
2. Risiko terjadinya kecelakaan pada sistem muskuloskeletal. Apabila
seseorang salah dalam berjongkok atau berdiri, maka akan memudahkan
terjadinya gangguan dalam struktur muskuloskeletal. Misalnya kelainan
pada tulang vertebrae.

2.5 Askep Pada Gangguan Ambulasi


1. Pengkajian keperawatan

15
Pengkajian keperawatan pada masalah mekanika tubuh dan ambulasi, antara
lain menilai adanya kemampuan dan keterbatasan dalam bergerak dengan
cara bangkit dari posisi berbaring ke posisi duduk, kemudian bangkit dari
kursi ke posisi berdiri, atau perubahan posisi. Selanjutnya, menilai adanya
kelainan dalam mekanika tubuh pada saat duduk, beraktivitas atau saat
pasien mengalami bergerakan serta pengkajian terhadap status ambulasinya.
Kemudian, menilai gaya berjalan pasien (mantap atau tegak lurus), ayunan
lengan atas (pantas atau tidak), kaki ikut siap pada saat ayunan atau tidak,
langkah jatuh jauh dari garis gravitasi atau tidak serta berjalan apakah
diawali dan diakhiri dengan mudah atau tidak.

2. Diagnosis keperawatan
Diagnosis keperawatan yang dapat terjadi pada masalah mekanika tubuh
dan ambulasi, antara lain:
1. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan adanya kelemahan
akibat spasme muskuloskeletal pada ekstremitas, nyeri akibat
peradangan sendi, atau penggunaan alat bantu dalam waktu lama.
2. Resiko cedera berhubungan dengan adanya paralisis, gaya berjalan
tidak stabil, atau penggunaan tongkat yang tidak benar.
3. Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik secara
umum.

3. Perencanaan Keperawatan
Tujuan:
a. Memperbaiki penggunaan mekanika tubuh pada saat melakukan
aktivitas sehari-hari.
b. Memulihkan dan memperbaiki ambulasi
c. Mencegah terjadinya cedera akibat jatuh
Perencanaan:
1. Terapi latihan: Mobilitas Sendi: pergerakan tubuh aktif atau pasif
untuk mempertahankan atau memperbaiki fleksibilitas sendi.
2. Penaturan Posisi: tempatkan pasien yang sesuai untuk meningkatkan
kenyamanan, meningkatkan integritas kulit, dan mendukung
kemandirian.
3. Berikan penguatan positif selama aktivitas

16
4. Dukung pasien / keluarga untuk memandang keterbatasan secara
realistis.
5. Monitor keterbatasan aktivitas, kelemahan saat aktivitas
6. Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sendiri
7. Catat tanda vital sebelum dan sesudah aktivitas
8. Kolaborasi dengan dokter dan fisioterapi dalam katihan aktivitas
9. Lakukan istirahat yang adekuat setelah latihan dan aktivitas
10. Berikan diet yang adekuat dengan kolaborasi ahli diet
11. Berikan pendidikan kesehatan tentang (perubahan gaya hidup untuk
menyimpan energy dan penggunaan alat bantu pergerakan)

4. Tindakan keperawatan
Latihan Ambulasi
1) Duduk di atas tempat tidur
Cara pelaksanaan
a. Jelaskan pada pasien mengenai
prosedur.
b. Anjurkan pasien untuk meletakkan
tangan di samping badannya, dengan
telapak tangan menghadap ke bawah.
c. Berdirilah di samping tempat tidur,
lalu letakkan tangan pada bahu pasien.
d. Bantu pasien untuk duduk dan beri
penopang / bantal.

2) Turun dan berdiri dari tempat tidur

17
Cara pelaksanaan
1. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur.
2. Atur kursi roda dalam posisi terkunci.
3. Berdirilah menghadap pasien dengan kedua kaki merenggang.
4. Fleksikan lutut dan pinggang petugas.
5. Anjurkan pasien untuk meletakkan kedua tangannya di bahu
petugas dan letakkan kedu tangan petugas di samping kanan kiri
pinggang pasien.
6. Ketika pasien melangkah ke lantai, tahan lutut petugas pada lutut
pasien.
7. Bantu berdiri tegak dan jalan sampai ke kursi.
8. Bantu pasien duduk di kursi dan atur posisi dengan nyaman.

3) Membantu Berjalan

18
Cara pelaksanaan
b. Jelaskan pada pasien mengenai
prosedur.
c. Anjurkan pasien untuk meletakkan
tangan di samping badan atau
memegang telapak tangan petugas.
d. Berdiri di samping pasien serta
pegang telapak dan lengan pada
bahu pasien.
e. Bantu pasien untuk jalan.

4) Memindahkan pasien dari tempat tidur ke kursi

a. Bantu pasien ke posisi duduk di tepi tempat tidur. Buat posisi kursi
pada sudut 45 derajat terhadap tempat tidur. Jika menggunakan
kursi roda, yakinkan bahwa kusi roda dalam posisi terkunci.
b. Pasang sabuk pemindahan bila perlu, sesuai kebijakan lembaga.
c. Yakinkan bahwa klien menggunakan sepatu yang stabil dan
antislip.
d. Regangkan kedua kaki perawat.
e. Fleksikan panggul dan lutut perawat, sejajarkan lutut perawat
dengan pasien.
f. Pegang sabuk pemindahan dari bawah atau gapai melalui aksila
pasien dan tempatkan tangan pada skapula pasien.

19
g. Angkat pasien sampai berdiri pada hitungan 3 sambil meluruskan
panggul dan kaki, pertahankan lutut agak fleksi.
h. Pertahankan stabilitas kaki yang lemah atau sejajarkan dengan lutut
perawat.
i. Berporos pada kaki yang lebih jauh dari kursi, pindahkan pasien
secara langsung ke depan kursi.
j. Instruksikan pasien untuk menggunakan penyangga tangan pada
kursi untuk menyokong.
k. Fleksikan panggul perawat dan lutut saat menurunkan pasien ke
kursi.
l. Kaji klien untuk kesejajaran yang tepat.
m. Stabilkan tungkai dengan selimut mandi
n. Ucapkan terima kasih atas upaya pasien dan puji pasien untuk
kemajuan dan penampilannya.

5) Memindahkan pasien dari tempat tidur ke


branchard
6) Cara pelaksanaan
a. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur.
b. Atur branchard dalam posisi terkunci.
c. Bantu pasien dengan 2-3 orang.
d. Berdiri menghadap pasien.
e. Silangkan tangan pasien di depan dada.
f. Tekuk lutut petugas, lalu masukkan tangan
ke bawah tubuh pasien.
g. Orang pertama meletakkan tangan di
bawah leher / bahu dan bawah pinggang. Orang kedua meletakkan
tangan di bawah pinggang dan panggul pasien. Orang ketiga
meletakkan tangan di bawah pinggul dan kaki.
h. Angkat bersama-sama dan pindahkan ke branchard.
i. Atur posisi pasien di branchard.

.
5. Evaluasi Keperawatan
a. Menilai kemampuan pasien dalam penggunaan mekanika tubuh
dengan baik.
b. Penggunaan alat bantu gerak (kolaborasi dengan team fisioterapi).
c. Cara menggapai benda, naik atau turun dan berjalan

20
(Hidayat, A. Azis Alimul.2008.Ketrampilan Dasar Praktik
Klinik.Samlemba medika:Jakarta)

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Prinsip mekanika tubuh terdiri dari gravitasi, keseimbangan,
berat. Dalam mekanika tubuh terdapat gerakan dasar yaitu gerakan
(ambulating), menahan (squatting), menarik (pulling), mengangkat
(pivoting). Pengertian ambulasi adalah upaya seseorang untuk
melakukan latihan jalan atau berpindah tempat. Faktor yang
mempengaruhi mekanika tubuh dan ambulasi terdiri dari status
kesehatan, nutrisi, emosi, situasi dan kebiasaan, gaya hidup,
pengetahuan. Dampak mekanika tubuh dan ambulasi terdiri dari
ketegangan dan resiko kecelakaan pada system musculoskeletal.
Proses keperawatan pada pasien dengan gangguan ambulasi meliputi
pengkajian, diagnose keperawatan, perencanaan keperawatan tindakan
keperawatan serta evaluasi keperawatan. Tindakan keperawatan
menjelaskan tentang latihan ambulasi. Dan latihan ambulasi meliputi
duduk diatas tempat tidur, duduk ditepi tempat ditepi tempat tidur,
memindahkan pasien dari tempat tidur ke kursi, membantu berjalan,
memindahkan pasien dari tempat tidur ke branchard.

21
3.2 Saran
1. Sebagai seorang perawat yang baik,harus mampu menguasai
mekanika tubuh yang baik.
2. Sebagai seorang perawat yang baik harus mampu menguasai teknik
ambulasi yang benar untuk mengurangi terjadinya cedera.
3. Pengetahuan mekanika tubuh yang baik juga harus diberikan
kepada pasien,untuk mengurangi cacat yang mungkin terjadi dalam
kehidupan sehari hari.

DAFTAR PUSTAKA

Kozier, B., Erb., & Oliver, R. (2004), Fundamental of nursing; consept, process
and practice, (fourth edition) California: Addison-Wesley Publishing CO
http://kimmymooow.blogspot.co.id/2013/04/makalah-ambulasi-kdpk.html,
diakses pada 20 Maret 2017
http://www.carinfomu.com/2015/01/makalah-ambulasi-kdpk.html, diakses pada
20 Maret 2017
http://anekamakalahkita.blogspot.co.id/2013/01/makalah-mekanika-tubuh-dan-
ambulasi_11.html, diakses pada 16 Maret 2017

22
23

Anda mungkin juga menyukai