TETRAPARESIS
Disusun oleh :
Aini Pusva Dewi (01.208.5584)
Pembimbing :
dr. H.M.N. Jenie, Sp.S (K)
2. Etiologi
4
Complete/incomplete transection of cord with fracture
Prolapsed disc Cord contusion-central cord syndrome, anterior cord syndrome
Guillain-Barre Syndrome (post infective polyneuropathy)
Transverse myelitis Acute myelitis
Anterior spinal artery occlusion
Spinal cord compression
Haemorrhage into syringomyelic cavaty
Poliomyelitis
3. Epydemiologi
Tetraparese salah satunya disebabkan karena adanya cedera pada medulla spinalis.
menurut Pusat Data Nasional Cedera Medula Spinalis (The National Spinal Cord Injury
Data Research Centre) memperkirakan ada 10.000 kasus baru cedera medula spinalis
setiap tahunnya di Amerika Serikat. Angka insidensi paralisis komplet akibat kecelakaan
diperkirakan 20 per 100.000 penduduk,dengan angka tetraparese 200.000 per tahunnya.
Kecelakaan kendaraan bermotor merupakan penyebab utama cedera medula spinalis.9
Cedera medula spinalis dapat dibagi menjadi komplet dan tidak komplet
berdasarkan ada/tidaknya fungsi yang dipertahankan di bawah lesi. Pembagian ini
penting untuk meramalkan prognosis dan penanganan selanjutnya.. Data diAmerika
Serikat menunjukkan urutan frekuensi disabilitas neurologis karena cedera medula
spinalis traumatika sbb : (1) tetraparese inkomplet (29,5%), (2) paraparese komplet
(27,3%), (3) paraparese inkomplet (21,3%), dan (4)tetraparese komplet (18,5%).8
4. Klasifikasi
5. Patofisiologi
b. Polineuropati
Polineuropati adalah kelainan fungsi yang berkesinambungan pada beberapa saraf
perifer di seluruh tubuh. Penyebab karena infeksi bisa menyebabkan polineuropati,
kadang karena racun yang dihasilkan oleh beberapa bakteri (misalnya pada difteri)
atau karena reaksi autoimun, bahan racun bisa melukai saraf perifer dan
menyebabkan polineuropati dengan menyusup langsung ke dalam saraf atau menekan
saraf atau melepaskan bahan racun, kekurangan gizi, dan kelainan metabolic juga bisa
menyebabkan polineuropati. Kekurangan vitamin B bisa mengenai saraf perifer di
seluruh tubuh, penyakit yang bisa menyebabkan polineuropati kronik (menahun)
adalah diabetes, gagal ginjal dan kekurangan gizi (malnutrisi) yang berat.
Polineuropati kronik cenderung berkembang secara lambat (sampai beberapa bulan
atau tahun) dan biasanya dimulai di kaki (kadang di tangan).9
Kelainan pada saraf perifer dijumpai sebagai berikut : tiga sampai empat hari
pembengkakan dan menjadi irregular dari selubung myelin. Hari ke lima terjadi
desintegrasi myelin dan pembengkakan aksis silinder. Pada hari kesembilan timbul
limfosit, hari ke sebelas timbul fagosit dan pada hari ketiga belas proliferasi schwan
sel. Kesemutan, mati rasa, nyeri terbakar, ketidakmampuan untuk merasakan getaran
atau posisi lengan, tungkai dan sendi merupakan gejala utama dari polineuropati
kronik. Nyeri seringkali bertambah buruk di malam hari dan bisa timbul jika
menyentuh daerah yang peka atau karena perubahan suhu. Ketidakmampuan untuk
merasakan posisi sendi menyebabkan ketidakstabilan ketika berdiri dan berjalan.
Pada akhirnya akan terjadi kelemahan otot dan atrofi (penyusutan otot). Kelumpuhan
biasanya timbul sesudah tiak ada panas, kelumpuhan otot biasanya bilateral dan
simetris dengan tipe LMN dengan penyebaran kelumpuhan yang bersifat ascending
yaitu mulai dari ekstremitas bawah yang menjalar ke ekstremitas atas, tetapi bisa pula
descending yaitu mulai dari ekstremitas atas yang turun ke ekstremitas bawah. 9
d. Miastenia gravis
Miastenia grafis adalah penyakit neuromuskular yang menyebabkan ototskelet
menjadi lemah dan lekas lelah. Kelelahan/kelemahan ini disebabkan karenasirkulasi
antibodi yang memblok acetylcholine receptors pada post sinaptik neuromuscular
junction, stimulasi penghambatan ini berpengaruh pada neurotransmiter asetilkolin.
Manifestasi klinisnya dapat berupa kelemahan padaotot yang mengatur pergerakan
mata, kelemahan otot pada lengan dan tungkai,perubahan ekspresi wajah, disfagia,
dan disartria.9
DAFTAR PUSTAKA
1. Christian Geis at al. Acute Tetraparesis Secondary to Bilateral Precentral Gyral Cerebral
Ischemia. Journal of Medical. 2013
2. Gilroy, John. Basic Neurology. Third Edition. McGraw-Hill Companies. Page 357-360.
2000
3. Japardi Iskandar dr. Sindroma Guillain-Barre. Fakultas Kedokteran Bagian Bedah USU.
2002.
4. Koller Hubertus MD, Kieseier Bernd C MD, Jander Sebastian MD, Hartung Hans Peter
MD. Chronic Inflamatory Demyelinating Polyneuropathy. The New England Journal of
Medicine. 352;13. March 2005. Available from : http://www.nejm.org.
5. Lindsay, K, W,. Neurology and Neurosurgery Illustrated. Churchill Livingstone. 3th
edition. 1997
6. Satyanegara. Ilmu Bedah Syaraf Edisi IV. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 2010
7. Marjono, Sidharta. Neurologi Klinis Dasar. Dian Rakyat. Jakarta. 2009
8. Murray, R, K, Granner, D, K, Mayes, P, A. Biokimia Herper : Dasar Biokimia Beberapa
Kelainan Neuropsikiatri. Edisi 24. EGC. Jakarta. 1999
9. Noer, Prof.dr.H.M, Sjaifoellah. Ilmu Penyakit Endokrin dan Metabolik. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Jilid I. Balai Penerbit FKUI. Jakarta. 2004.