Anda di halaman 1dari 21

TUGAS

UJIAN TENGAH SEMESTER

MATA KULIAH:BAHASA INDONESIA

DOSEN :Drs. ARZAL, M.Pd

DISUSUN OLEH:

REZA FITRI YANTI

PO.71.33.0.15.39.09

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN JAMBI

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN


TAHUN AKADEMIK 2015/2016
1.Sejarah kedudukan dan fungsi Bahasa Indonesia

SEJARAH BAHASA INDONESIA

1) Perkembangan Bahasa Indonesia Sebelum Merdeka


Pada dasarnya Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Pada zaman Sriwijaya, bahasa
Melayu di pakai sebagai bahasa penghubung antar suku di Nusantara dan sebagai bahasa yang di
gunakan dalam perdagangan antara pedagang dari dalam Nusantara dan dari luar Nusantara.
Perkembangan dan pertumbuhan Bahasa Melayu tampak lebih jelas dari berbagai peninggalan-
peninggalan misalnya:
1. Tulisan yang terdapat pada batu Nisan di Minye Tujoh, Aceh pada tahun 1380
2. Prasasti Kedukan Bukit, di Palembang pada tahun 683.
3. Prasasti Talang Tuo, di Palembang pada Tahun 684.
4. Prasasti Kota Kapur, di Bangka Barat, pada Tahun 686.
5. Prasati Karang Brahi Bangko, Merangi, Jambi, pada Tahun 688.
Dan pada saat itu Bahasa Melayu telah berfungsi sebagai:
1. Bahasa kebudayaan yaitu bahasa buku-buku yang berisia aturan-aturan hidup dan sastra.
2. Bahasa perhubungan (Lingua Franca) antar suku di indonesia
3. Bahasa perdagangan baik bagi suku yang ada di Indonesia maupun pedagang yang berasal
dari luar indonesia.
Bahasa resmi kerajaan.
Bahasa melayu menyebar ke pelosok Nusantara bersamaan dengan menyebarnya agama Islam di
wilayah Nusantara, serta makin berkembang dan bertambah kokoh keberadaannya karena bahasa
Melayu mudah di terima oleh masyarakat Nusantara sebagai bahasa perhubungan antar pulau, antar
suku, antar pedagang, antar bangsa dan antar kerajaan. Perkembangan bahasa Melayu di wilayah
Nusantara mempengaruhi dan mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan rasa persatuan bangsa
Indonesia, oleh karena itu para pemuda indonesia yang tergabung dalam perkumpulan pergerakan
secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa indonesia menjadi bahasa persatuan untuk
seluruh bangsa indonesia. (Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928).

2) Perkembangan Bahasa Indonesia Sesudah Merdeka


Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928. Pada saat itu, para pemuda dari berbagai
pelosok Nusantara berkumpul dalam rapat, para pemuda berikrar:
1. Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, Tanah Air Indonesia.
2. Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, Bangsa Indonesia.
3. Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa
Indonesia.
Ikrar para pemuda ini di kenal dengan nama Sumpah Pemuda. Unsur yang ketiga dari Sumpah
Pemuda merupakan pernyataan tekad bahwa bahasa indonesia merupakan bahasa persatuan
bangsa indonesia. Pada tahun 1928 bahasa Indonesia di kokohkan kedudukannya sebagai bahasa
nasional. Bahasa Indonesia di nyatakan kedudukannya sebagai bahasa negara pada tanggal 18
Agustus 1945, karena pada saat itu Undang-Undang Dasar 1945 di sahkan sebagai Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia. Di dalam UUD 1945 di sebutkan bahwa Bahasa Negara Adalah
Bahasa Indonesia,(pasal 36). Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17
Agustus 1945, telah mengukuhkan kedudukan dan fungsi bahasa indonesia secara konstitusional
sebagai bahasa negara. Kini bahasa indonesia di pakai oleh berbagai lapisan masyarakat indonesia.
Peresmian Nama Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahas persatuan bangsa indonesia.
Bahasa indonesia di resmikan penggunaannya setelah Proklamasi Kemerekaan Indonesia, tepatnya
sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi. Di Timor Leste, Bahasa
Indonesia berposisi sebagi bahasa kerja. Dari sudut pandang Linguistik, bahasa indonesia adalah
salah satu dari banyak ragam bahasa Melayu. Dasar yang dipakai adalah bahasa Melayu-Riau dari
abad ke-19.
Dalam perkembangannya ia mengalami perubahan akibat penggunaannya sebagi bahasa kerja di
lingkungan administrasi kolonial dan berbagai proses pembakuan sejak awal abad ke-20. Penamaan
Bahasa Indonesia di awali sejak di canangkannya Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928, untuk
menghindari kesan Imperialisme bahasa apabila nama bahasa Melayu tetap di gunakan.
Proses ini menyebabkan berbedanya Bahasa indonesia saat ini dari varian bahasa Melayu yang di
gunakan di Riau maupun Semenanjung Malaya. Hingga saat ini, bahasa indonesia merupakan
bahasa yang hidup, yang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan maupun
penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing. Meskipun di pahami dan di tuturkan oleh lebih
dari 90% warga indonesia, bahasa indonesia bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan penuturnya.
Sebagian besar warga indonesia menggunakan salah satu dari 748 bahasa yang ada di indonesia
sebagai bahasa Ibu. Penutur Bahasa indonesia kerap kali menggunakan versi sehari-hari (kolokial)
atau mencampur adukkan dengan dialek Melayu lainnya atau bahasa Ibunya.
Meskipun demikian , bahasa indonesia di gunakan di gunakan sangat luas di perguruan-perguruan.
Di media massa, sastra, perangkat lunak, surat-menyurat resmi, dan berbagai forum publik lainnya,
sehingga dapatlah dikatakan bahwa bahasa indonesia di gunakan oleh semua warga indonesia.
Bahasa Melayu dipakai dimana-mana diwilayah nusantara serta makin berkembang dengan dan
bertambah kukuh keberadaannya. Bahasa Melayu yang dipakai didaerah-daerah diwilayah
nusantara dalam pertumbuhan dipengaruhi oleh corak budaya daerah. Bahasa Melayu menyerap
kosa kata dari berbagai bahasa, terutama dari bahasa sanskerta, bahasa Persia, bahasa Arab, dan
bahasa-bahasa Eropa.
Bahasa Melayu pun dalam perkembangannya muncul dalam berbagai variasi dan dialek.
Perkembangan bahasa Melayu diwilayah nusantara mempengaruhi dan mendorong tumbuhnya rasa
persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia. Komikasi rasa persaudaraan dan persatuan bangsa
Indonesia. Komunikasi antar perkumpulan yang bangkit pada masa itu menggunakan bahasa
Melayu menjadi bahasa Indonesia, yang menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia
dalam sumpah pemuda 28 Oktober 1928. Untuk memperoleh bahasa nasionalnya, Bangsa
Indonesia harus berjuang dalam waktu yang cukup panjang dan penuh dengan tantangan.
Perjuagan demikian harus dilakukan karena adanya kesadaran bahwa di samping fungsinya sebagai
alat komunikasi tunggal, bahasa nasional sebagai salah satu ciri cultural, yang ke dalam
menunjukkan sesatuan dan keluar menyatakan perbedaan dengan bangsa lain.
Ada empat faktor yang menyebabkan Bahasa melayu diangkat menjadi bahasa Indonesia, yaitu:
1. Bahasa melayu adalah merupakan Lingua Franca di Indonesia, bahasa perhubungan dan
bahasa perdagangan.
2. Sistem bahasa melayu sederhana, mudah di pelajari karena dalam bahasa melayu tidak di
kenal tingkatan bahasa (bahasa kasar dan bahasa halus).
3. Suku Jawa, Suku Sunda, dan Suku2 yang lainnya dengan sukarela menerima bahasa melayu
menjadi bahasa indonesia sebagai bahasa nasional.
4. Bahasa melayu mempunyai kesanggupan untuk di pakai sebagai bahasa kebudayaan dalam
arti yang luas.

2. Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa Negara berserta
fungsinya

Sebagai Bahasa Nasional


Tanggal 28 Oktober 1928, pada hari Sumpah Pemuda lebih tepatnya, Dinyatakan Kedudukan
bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional memilki fungsi-fungsi sebagai berikut :1. Bahasa
Indonesia sebagai Identitas Nasional.
2. Bahasa Indonesia sebagai Kebanggaan Bangsa.
3. Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi.
4. Bahasa Indonesia sebagai Pemersatu Bangsa yang berbeda Suku, Agama, ras, adat istiadat dan
Budaya.
adapun penjelasanya :

1. Bahasa Indonesia sebagai Identitas Nasional.


Kedudukan pertama dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional dibuktikan dengan
digunakan nya bahasa indonesia dalam bulir-bilir Sumpah Pemuda. Yang bunyinya sebagai
berikut :
Kami poetera dan poeteri Indonesia

mengakoe bertoempah darah satoe, Tanah Air Indonesia.


Kami poetera dan poeteri Indonesia
mengakoe berbangsa satoe,
Bangsa Indonesia.
Kami poetera dan poeteri Indonesia
mendjoendjoeng bahasa persatoean, Bahasa Indonesia.
2. Bahasa Indonesia sebagai Kebanggaan Bangsa.
Kedudukan kedua dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional dibuktikan dengan
masih digunakannya Bahasa Indonesia sampai sekarang ini. Berbeda dengan negara-negara lain
yang terjajah, mereka harus belajar dan menggunakan bahasa negara persemakmurannya.
Contohnya saja India, Malaysia, dll yang harus bisa menggunakan Bahasa Inggris.

3. Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi.


Kedudukan ketiga dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional dibuktikan dengan
digunakannya Bahasa Indonesia dalam berbagai macam media komunikasi. Misalnya saja Buku,
Koran, Acara pertelevisian, Siaran Radio, Website, dll. Karena Indonesia adalah negara yang
memiliki beragam bahasa dan budaya, maka harus ada bahasa pemersatu diantara semua itu. Hal ini
juga berkaitan dengan Kedudukan keempat dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa
Nasional sebagai Alat pemersatu Bangsa yang berbeda Suku, Agama, ras, adat istiadat dan Budaya.

4.Bahasa Indonesia sebagai Alat pemersatu Bangsa yang berbeda Suku, Agama, ras, adat
istiadat dan Budaya.
Agar semua bangsa indonesia memiliki bahasa pemersatu dalam berkomunikasi walaupun berbeda
beda asal,suku,ras dan adat

Sebagai Bahasa Negara

Dalam UUD 1945 bab XV, pasal 36, telah ditetapan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara.
Dengan demikian, selain berkedudukan sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia juga
berkedudukan sebagai bahasa negara.
Pada tanggal 25-28 Februari 1975, Hasil perumusan seminar polotik bahasa Nasional yang
diselenggarakan di jakarta. berikut fungsi dan Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara
adalah :
1. Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan.
2. Bahasa Indonesia sebagai alat pengantar dalam dunia pendidikan.
3. Bahasa Indonesia sebagai penghubung pada tingkat Nasional untuk kepentingan perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan serta pemerintah.
4. Bahasa Indonesia Sebagai pengembangan kebudayaan Nasional, Ilmu dan Teknologi.
adapun penjelasanya :

1. Bahasa resmi kenegaraan


Dalam kaitannya dengan fungsi ini bahasa Indonesia dipergunakan dalam adminstrasi kenegaraan,
upacara atau peristiwa kenegaraan baik secara lisan maupun dalam bentuk tulisan, komunikasi
timbal-balik antara pemerintah dengan masyarakat. Dokumen-dokumen dan keputusankeputusan
serta surat-menyurat yang dikeluarkan oleh pemeritah dan badanbadan kenegaraan lain seperti DPR
dan MPR ditulis di dalam bahasa Indonesia. Pidato-pidato, terutama pidato kenegaraan, ditulis dan
diucapkan di dalam bahasa Indonesia. Demikian halnya dengan pemakaian bahasa Indonesia oleh
warga masyarakat kita di dalam hubungannya dengan upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan.
Suhendar dan Supinah (1997) menyatakan bahwa untuk melaksanakan fungsinya sebagai bahasa
resmi kenegaraan dengan sebaikbaiknya, pemakaian bahasa Indonesia di dalam pelaksanaan
adminstrasi pemerintahan perlu senantiasa dibina dan dikembangkan, penguasaan bahasa Indonesia
perlu dijadikan salah satu faktor yang menentukan di dalam pengembangan ketenagaan seperti
penerimaan karyawan baru, kenaikan pangkat baik sipil maupun militer, dan pemberian tugas-
khusus
baik di dalam maupun di luar negeri.

2. Bahasa pengantar dalam dunia pendidikan


Sebagai bahasa pengantar, bahasa Indonesia dipergunakan dilembaga-lembaga pendidikan baik
formal atau nonformal, dari tingkat taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi. Masalah
pemakaian bahasa Indonesia sebagai satu-satunya bahasa pengantar di segala jenis dan tingkat
pendidikan di seluruh Indonesia, menurut Suhendar dan Supinah (1997), masih merupakan masalah
yang meminta perhatian.

3. Bahasa resmi untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional


serta kepentingan pemerintah
Dalam hubungannya dengan fungsi ini, bahasa Indonesia tidak hanya dipakai sebagai alat
komunikasi timbal-balik antara pemerintah dengan masyarakat luas atau antar suku, tetapi juga
sebagai alat perhubungan di dalam masyarakat yang keadaan sosial budaya dan bahasanya sama.

4. Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi


Dalam kaitan ini, bahasa Indonesia adalah satu-satunya alat yang memungkinkan kita membina
serta mengembangkan kebudayaan nasional sedemikian rupa sehingga ia memiliki identitasnya
sendiri, yang membedakannya dengan bahasa daerah. Dalam pada itu untuk pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi modern, baik dalam bentuk penyajian pelajaran, penulisan buku atau
penerjemahan, dilakukan dalam bahasa Indonesia. Dengan demikian masyarakat bangsa kita tidak
tergantung sepenuhnya kepada bangsa-bangsa asing di dalam usahanya untuk mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern serta untuk ikut serta dalam usaha
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Terkait dengan hal itu, Suhendar dan Supinah
(1997) mengemukakan bahwa bahasa Indonesia adalah atu-satunya alat yang memungkinkan kita
membina serta mengembangkan kebudayaan nasional sedemikian rupa sehingga ia memiliki ciri-
ciri dan identitasnya sendiri, yang membedakannya dari kebudayaan daerah.

1. PENGERTIAN KALIMAT EFEKTIF , CIRI-CIRI SERTA CONTOHNYA.


Kalimat Efektif (Pengertian, Ciri-ciri, Contoh)

Pengertian

kalimat efektif: adalah kalimat yang mengungkapkan pikiran atau gagasan yang disampaikan
sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain.

Ciri-ciri kalimat efektif:


1. Kesepadanan
Suatu kalimat efektif harus memenuhi unsur gramatikal yaitu subjek, predikat, objek dan
keterangan. Di dalam kalimat efektif harus memiliki keseimbangan dalam pemakaian struktur
bahasa.
Contoh:
Amara pergi ke sekolah, kemudian Amara pergi ke rumah temannya untuk belajar. (tidak efektif)
Amara pergi ke sekolah, kemudian kerumah temannya untuk belajar. (efektif)

2. Kecermatan dalam Pemilihan dan Penggunaan Kata


Dalam membuat kalimat efektif jangan sampai menjadi kalimat yang ambigu (menimbulkan
tafsiran ganda)
Contoh:
Mahasiswi perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (tidak efektif)
Mahasiswi yang kuliah di perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah. (efektif)

3. Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif maksudnya adalah hemat dalam mempergunakan kata, frasa atau
bentuk lain yang di anggap tidak perlu, tetapi tidak menyalahi kaidah tata bahasa.
Contoh:
Karena ia tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama belajar di rumahku. (tidak efektif)
Karena tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (efektif)

4. Kelogisan
Bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang
berlaku.

Contoh:
Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini. (tidak efektif)
Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini. (efektif)

5.Kesatuan atau Kepaduan

Maksudnya adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu, sehingga informasi yang
disampaikannya tidak terpecah-pecah.
Contoh:
Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjur
meninggalkan rasa kemanusiaan itu. (tidak efektif)
Kita harus mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang sudah meninggalkan rasa
kemanusiaan. (efektif)

6. Keparalelan atau Kesejajaran


Adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang digunakan dalam kalimat itu.
Contoh:
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (tidak efektif)
Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
Harga sembako dibekukan atau kenaikan secara luwes. (tidak efektif)
Harga sembako dibekukan atau dinaikkan secara luwes. (efektif)

3. a. BAGIAN- BAGIAN SURAT RESMI


b. CONTOH SURAT RESMI
c. CONTOH SURAT PRIBADI

A. BAGIAN-BAGIAN SURAT RESMI


1) Kepala atau kop surat
Kepala surat umumnya mencantumkan identitas lembaga organisasi yang terdiri atas:
a. Logo atau lambang lembaga atau perusahaan, organisasi
b. Nama lembaga
c. Alamat lembaga
d. Nomor telepon, teleks, faximile.
Khusus untuk surat perusahaan dapat ditambahkan macam usaha, bidang kegiatan, nomor izin
usaha.
Fungsi kepala surat:
a. Mengetahui nama dan alamat kantor lembaga
b. Menginformasikan bidang usaha, jenis kegiatan
c. Alat promosi.
2) Nomor surat
Surat resmi yang mewakili suatu organisasi, lembaga atau perusahaan pada umumnya
menggunakan nomor dan kode tertentu.
Penomoran surat itu berguna untuk:
a. Memudahkan pengaturan, baik untuk penyimpanan maupun penemuannya kembali apabila
diperlukan
b. Mengetahui jumlah surat yang diterima dan yang dikeluarkan oleh organisasi, lembaga atau
perusahaan
c. Memudahkan pengklasifikasian surat berdasarkan isinya
d. Penunjukkan secara akurat sumber dalam hubungan surat menyurat.
Secara umum rangkaian nomor surat terdiri atas nomor urut, kode, bulan, dan tahun pembuatan
surat. Nomor urut menggunakan angka Arab, kode bervariasi, bulan dengan angka Romawi dan
tahun ditulis utuh dan dapat
ditulis dua angka belakangnya saja. Penempatan nomor surat disesuaikan degan bentuk dan
sistem penulisannya, yaitu:
a) Diletakkan disebelah kiri atas kertas untuk surat berperihal
b) Diletakkan dibawah judul untuk surat berjudul

3) Tanggal penulisan surat


Cara penulisan tanggal untuk surat pribadi atau yang berasal dari perorangan, tanggal sebaiknya
didahului dengan penulisan alamat atau nama kota pengirim surat. Sedangkan untuk kertas
berkepala tidak perlu mencantumkan alamat atau nama kota, karena hal itu sudah tercantum
dalam kepala surat. Penulisan tanggal selalu diikuti dengan nama bulan dan tahun.
4) Lampiran yang disertakan
Pengiriman surat yang disertai lampiran dokumen disebut dalam isi surat. Penulisannya
dibawah nomor surat disebutkan jumlah lembar, eksemplar atau cukup satu berkas. Penulisan
jumlah ditulis dengan huruf kalau jumlah kurang dari sepuluh.
5) Hal atau perihal
Hal atau perihal berfungsi untuk memberi petunjuk kepada pembaca tentang pokok dalam surat.
Hal atau perihal sama dengan judul pada surat berjudul. Beberapa hal teknik penulisan yang
harus diperhatikan :
a. Hal atau perihal tidak ditulis dengan huruf kapital keseluruhannya, kecuali untuk judul surat
berjudul
b. Hal ditulis dengan huruf kapital pada huruf pertama kata utamanya. Kata tugas ditulis dengan
huruf kecil
c. Pada akhir perihal tidak menggunakan tanda titik karena perihal bukan kalimat
6) Alamat tujuan
Alamat tujuan terdapat dalam dua tempat. Pertama, ditulis disampul surat. Kedua, alamat yang
ditulis pada lembar kertas surat. Alamat yang ditulis pada sampul biasanya harus lengkap.
Sedangkan pada lembar kertas surat dapat tidak selengkap alamat yang tertulis pada sampul.
Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam penulisan alamat tujuan adalah:
a. Kata kepada tidak wajib dipakai, karena mengandung unsur kemubaziran
b. Ungkapan Yang terhormat atau singkatannya Yth. dipakai untuk :
1) Menghormati orang atau pihak yang dikirim surat. Misalnya atasan, teman, kolega atau relasi
kerja.
2) Menghormati pihak yang dituju dalam kedudukannya sebagai pejabat suatu lembaga,
organisasi atau perusahaan. Ungkapan Yang terhormat atau Yth. tidak perlu dipakai apabila
alamat yang dituju tidak menyebutkan nama atau jabatan seseorang.
c. Sebutan Bapak, Ibu, atau Sdr. hanya dipergunakan apabila diikuti nama orang. Kata-
kata sebutan tersebut tidak perlu digunakan apabila pihak yang dituju adalah lembaga atau
jabatan tertentu.
Contoh 1)
Yth. Direktur Astri Budi Luhur
Jalan Cileduk Raya, Petukangan Utara
Jakarta Selatan
Contoh 2)
Yth. Ibu H. Siti Aisyiah, S.H.
Wakil Ketua Pimpinan Pusat Aisyiah
Jalan Menteng Raya No. 62
Jakarta Pusat
Contoh 3)
PT Global Sarana Komputindo
Jalan Pemuda No. 55
Medan 15320
Sumatera Utara
d. Pada akhir setiap baris, termasuk baris terakhir tidak diperlukan tanda titik, kecuali apabila
digunakan singkatan.
e. Tanda-tanda baca, seperti garis bawah, huruf kapital yang mencolok, yang tidak bermanfaat
sebaiknya tidak digunakan.
f. Kode pos sangat dianjurkan untuk ditulis karena akan membantu petugas pos dalam
mengirimkan surat tersebut (terutama bila dikirimkan melalui Perum Pos dan Giro).
7) Salam Pembuka
Salam pembuka berguna untuk menbuka pembicaraan dalam surat secara adab. Akan tetapi,
surat yang tidak menggunakan salam pembuka pun tidaklah salah. Biasanya salam pembuka
digunakan untuk surat-surat yang
berisi berita.
8) Isi Surat
Sebagaimana karangan yang lain, surat yang baik terdiri atas tiga bagian penting, yaitu bagian
pembuka, bagian inti, dan bagian penutup
a. Bagian Pembuka
Bagian pembuka berguna sebagai pengantar bagi pembaca untuk segera mengetahui berita
pokok yang akan disampaikan melalui surat tersebut. Dalam bagian pembuka sudah harus
disebutkan inti masalah yang akan disampaikan kepada pihak yang dimaksud.
b. Bagian Inti
Bagian inti surat adalah bagian yang berisi maksud utama pengiriman surat. Kecuali surat
pengantar, maksud utama pengiriman surat yang sudah disinggung pada bagian pembuka
ditegaskan kembali atau dijelaskan lebih lanjut pada bagian inti.
c. Bagian Penutup
Bagian penutup merupakan penegasan, simpulan, harapan, atau ucapan terima kasih. Dengan
demikian, bagian penutup menandai bahwa uraian pokok yang ingin disampaikan melalui surat
sudah selesai. Bagian penutup hendaknya singkat, tegas, dan tidak perlu berbasa-basi secara
berlebihan.
9) Salam Penutup
Salam penutup digunakan untuk menambah kesantunan dalam berkomunikasi. Walaupun salam
penutup ini sangat baik digunakan, tetapi tidaklah berarti semua surat wajib menggunakan salam
penutup. Salam penutup hanya digunakan dalam surat-surat berita.
10) Tanda Tangan dan Nama Penanggung Jawab
Dalam korespondensi Indonesia, penanda tangan surat adalah orang yang namanya tercantum
dalam surat itu. Pencantuman nama seseorang dan hak untuk menandatanganinya tentu
didasarkan atas kewenangannya dan jabatannya. Apabila penanda tangan surat itu diwakilkan
kepada orang lain, maka harus disebutkan sebagai atas nama dan nama penanda tangan ditulis
jelas di bawahnya. Tidak boleh nama yang tercantum lain dengan penandatangannya.
11) Tembusan
Tembusan digunakan bila ada pihak lain yang dianggap perlu mengetahui isi surat tersebut.

b. Surat Resmi

OSIS SMA Negeri 3 Bandung


Jl. Antapani Sukses No. 12 Bandung

Bandung, 10 September 2015


No : 08/OSIS/UND EX/V/15
Lamp :-
Hal : Undangan PORSENI (Pekan Olahraga dan Seni)

Yth.
Pengurus OSIS
SMAN 3 Bandung
Jl. Papintaran Kuring No. 12 Bandung

Dengan hormat,

Sehubungan dengan akan berakhirnya masa kegiatan belajar mengajar tahun ajaran
2014/2015 ini, kami selaku pengurus OSIS SMA Negeri 3 Bandung memohon kehadiran dari
perwakilan sekolah untuk mengikuti beberapa perlombaan menarik yang sudah kami rancang yang
akan diselenggarakan pada :

Hari : Sabtu, 12 September 2015 - Senin, 14 September 2015


Waktu : Pukul 08.00 WIB s/d selesai
Tempat : Lapangan Gasibu Bandung
Acara : PORSENI (Pekan Olahraga dan Seni)

Dengan sangat hormat kami mengharapkan kehadiran dari para perwakilan sekolah dan bisa
hadir ke tempat pelaksanaan dengan tepat waktu.

Hormat Kami.

Ridwan Kamil
c. Surat pribadi

Jambi , 2 November 2015

Sahabatku,
Maya Manda Sari
Di Jakarta

Assalamualaikum

Hai May , apa kabarmu sekarang? Sehat dan bahagia.


bukan? Aku disini juga baik- baik saja . Sudah lama rasanya ya kita tidak bertemu.Sejak beberapa
bulan yang lalu tepatnya saat aku memulai kuliahku di Jambi aku tidak pernah lagi mendengar
kabar tentangmu. Walau hanya hitungan bulan aku sudah sangat rindu padamu. Aku berharap kamu
selalu dalam perlindungan Allah di manapun berada.

Akhir bulan ini keluargaku berencana ke Jakarta untuk jalan-jalan dengan keluarga besarku .Aku
berharap pada hari itu aku bisa bertemu bertemu denganmu bersilaturahmi dengan mu dan
keluargamu yang sangat ku rindu.

Tapi apa dikata jika Allah menakdirkan hal lain. Hari itu ternyata aku ada ujian semester di kampus.
Sehingga dengan berat hati napaknya perjumpaan kita harus diundur lain kali.

Oh ya May , sekian dulu, ya! Sampaikan salamku pada keluargamu . Semoga lain kali kita bisa
bertemu.

Sahabatmu,

Reza Fitri Yanti


4. Pengertian dan jenis jenis karya tulis ilmiah

Karya ilmiah adalah suatu karya dalam bidang ilmu pengetahuan (science) dan teknologi yang
berbentuk ilmiah. Suatu karya dapat dikatakan ilmiah apabila proses perwujudannya lewat metode
ilmiah. Jonnes (1960) memberikan ketentuan ilmiah, antara lain dengan sifat fakta yang disajikan dan
metode penulisannya.

Karya tulis ilmiah adalah suatu produk dari kegiatan ilmiah. Membicarakan produk ilmiah, pasti kita
membayangkan kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan temuan baru yang bersifat ilmiah, yaitu penelit
ian. Memang temuan ilmiah dilakukan melalu penelitian, namun tidak hanya penelita n merupakan satu-
satunya karya tulis ilmiah.

Karya tulis ilmiah adalah suatu tulisan yang membahas suatu permasalahan. Pembahasan
itu dilakukan berdasarkan penyelidikan, pengamatan, pengumpulan data yang diperoleh melalui
suatu penelitian. Karya tulis ilmiah melalui penelitian ini menggunakan metode ilmiah yang
sistematis untuk memperoleh jawaban secara ilmiah terhadappermasalahan yang diteliti. Untuk
memperjelas jawaban ilmiah berdasarkan penelitian, penulisan
karya tulis ilmiah hanya dapat dilakukan sesudah timbul suatu masalah, yang kemudian dibahas
melalui penelitian dan kesimpulan dari penelitian tersebut.

JENIS-JENIS KARYA TULIS ILMIAH

1. Makalah.

Karya ilmiah yang memuat topik tertentu yang disajikan pada sebuah forum ilmiah atau disusun
untuk sebuah kepentingan tertentu, misalnya tugas kuliah. Makalah dihasilkan dari sebuah
penelitian, hasil pemikiran dan kajian literatur yang memadai. Makalah harus disusun berdasarkan
sebuah topik keilmuan tertentu.

Makalah dikategorikan menjadi dua yaitu, makalah biasa dan makalah posisi. Makalah biasa disusun oleh p
ara mahasiswa untuk menyelesaikan tugas perkuliahan. Sedangkan makalah mendeskripsikan masalah atau t
opik teoritis yang dibahas.

Karakteristik dari sebuah makalah adalah sebagai berikut,

a. Hasil kajian pustaka atau laporan pelaksanakan suatu kegiatan lapangan yang sesuai dengan cakupan permasal
ahan suatu bidang keilmuan.

b. Kemampuan penulis untuk memahami tentang permasalahan teoritis yang dikaji dan menerapkan
prosedur, prinsip, dan teori yang berhubungan dengan bidang keilmuan.

c. Kemampuan penulis dalam memahami isi dari berbagai sumber yang digunakan.

d. Kemampuan penulis dalam meramu berbagai sumber informasi dalam suatu kesatuan sintesis yang utuh.
2. Laporan Penelitian.

Laporan penelitian dilakukan sebagai bukti bahwa seseorang telah melakukan penelitian yang di
susun berdasarkan langkah penelitian dan temuan yang diperoleh pada saat penelitian dilakukan.
Karakteristik yang harus ada dalam sebuah laporan penelitian adalah sebagai berikut,

1. Sistematika laporan yang berurutan.


Mencakup:
pendahuluan, landasan teori, metode penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, kesimpulan dan saran.

2. Bahasa yang digunakan harus menggunakan bahasa indonesia ilmiah.

3. Isi yang dituliskan harus benar-benar hasil penelitian yang dilakukan.

4. Data yang dicantumkan harus obyektif berdasarkan temuan

5. Teori yang disajikan harus mendukung data dan temuan penelitian.

3. Kertas Kerja.

Kegiatan tertentu yang telah dilaksanakan oleh penelitinya, misalnya kuliah kerja nyata, praktik kerja lapang
an, kerja laboratorium atau kegiatan sejenis lainnya. Sistematika penulisannya bergantung
pada lembaga yang menugaskan penulisan untuk melakukan kegiatan tersebut.

4. Skripsi.

Merupakan karya tulis resmi yang membahas permasalahan dalam bidang tertentu yang digunakan
sebagai syarat penyelesaian studi akhir jenjang sarjana.

5. Tesis.
Karya tulis ilmiah resmi yang disusun oleh seorang mahasiswa sebagai salah satu syarat
menyelesaikan bidang studi magister (S2).

6. Disertasi.

Karya tulis ilmiah resmi akhir untuk menyelesaikan program doktor (S3).

7. Karya Tulis Ilmiah Popular.

Merupakan karya tulis ilmiah yang medianya berupa media cetak atau media elektronik yang dipublikasikan
kehadapan publik pembaca.

5. Pengertian Hukum DM dan lima contohnya


Hukum D-M, singkatan dari "diterangkan-menerangkan", adalah aturan dalam tata bahasa
Indonesia yang menyebutkan bahwa "baik dalam kata majemuk maupun dalam kalimat segala
sesuatu yang menerangkan selalu terletak di belakang yang diterangkan." Istilah ini dicetuskan oleh
Sutan Takdir Alisjahbana dalam bukunya Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia yang diterbitkan
pertama kali pada tahun 1949.

Alisjahbana menyebut bagian yang diterangkan sebagai pokok isi dan bagian yang menerangkan
sebagai sebutan isi.

Menurutnya pula, hukum D-M ini memiliki beberapa pengecualian berupa beberapa golongan
kata, yang meskipun menerangkan sesuatu, senantiasa atau sering terletak di depan kata-kata yang
diterangkannya, yaitu:

1. Kata bilangan: seekor, setiap, segala, dsb.

2. Kata depan : di, dari, kepada, dsb.

3. Kata keterangan : sudah, telah, akan, sesungguhnya, sebenarnya, dsb. Jenis ini dapat
memiliki perbedaan makna jika susunannya berbeda, misalnya makan lagi dan lagi makan.

4. Kata majemuk serapan dari bahasa asing seperti bumiputra yang mengikut aturan bahasa
asingnya.

Contoh penerapan hukum ini adalah

1. pada kata "kapal terbang", kata kapal diterangkan oleh kata terbang.
2. Dalam kalimat "Ali makan," Ali diterangkan oleh kata makan.
3. Zaman dahulu , kata zaman merupakan yangditerangkan sedangkan kata dahulu
adalah kata yang menerangkan.
4. Andi pergi kerumah sakit , andi kata yang diterangkan pergi kerumah sakit adalah
kata yang menerangkan.
5. Dia sangat cantik, dia adalah kata yang diterangkan , dan sangat cantik merupakan
kata yang menerangkan.

6. 14 Jenis tanda baca dan masing- masing dua contohnya


1. Titik ( . )

Contoh :
1. Ciri utama bisnis adalah bahwa sesuatu itu harus dapat dijual atau menghasilkan uang.
2. L. L. Bean yang membuat peralatan outdoor bukan perusahaan berskala raksasa tetapi
memiliki reputasi melampaui bisnis yang lebih besar.
3. Dr. (Doktor) -> Dr. Tangkas mendapatkan gelar sarjananya dengan nilai yang
memuaskan.

2. Koma ( , )

Contoh :
1. Pada bulan puasa atau menjelang Hari Raya Idul Fitri pakaian yang paling laris pastilah
peci, baju koko dan sarung.
2. Industri hulu masa kini umumnya, seperti plastik, minyak kelapa sawit atau pabrik gula.
3. Apabila keliru memilih bidang spesialisasi, usaha tidak dapat melaju.

3. Tanda titik koma ( ; )

Contoh:
1. Malam makin larut; kami belum selesai juga.
2. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu
kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Ayah pergi ke kantor; ibu sibuk bekerja di dapur; adik mengerjakan perempuan.

4. Tanda titik dua ( : )

Contoh :
1. Fakultas Ekonomi UPN Jogja mempunyai tiga jurusan : Akuntansi, Managemen, dan
Ilmu Ekonomi.

2. Project By : TriExs Media


Project Writer : Lie Charlie
Editor : Wicak
3. Guy : Tolong sampaikan memo ini kepada bendahara.
Ilan : Siap, Pak.

5. Tanda hubung ( - )

Contoh :
1. Anak-anak kelaparan di negara Afrika adalah akibat globalisasi.
2. akan diadakan lomba melukis se-provinsi Jambi.

6. Tanda tanya ( ? )

Contoh
1. Siapa menteri keuangan saat ini ?
2. Bagaimanakah usaha pemerintah dalam menghadapi kabut asap yang terjadi di Jambi?

7. Tanda seru ( ! )
Contoh :
1. Jauhkan dia sekarang juga!
2. Warning! Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
3. Jangan letakan benda itu di depan saya !

8. Tanda petik ganda ( ... )

Contoh :
1. Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, "Bahasa negara ialah Bahasa Indonesia."
2. Sekjen PBB memberikan pidato yang berjudul Perdamaian Dunia di Tengah Krisis
Sosial yang menghasilkan dukungan dari seluruh dunia.
3. Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara "coba dan ralat" saja.
9. Tanda garis miring ( / )

Contoh :
1. Jalan Kediri VI/2.
2. Modem itu memiliki kecepatan sampai 7,2Mb/s.

10. Tanda petik tunggal ( ... )

Contoh :
1. Dia bilang padaku jangan kau ganggu dia, seketika itu aku ingin mengingatkannya
kembali. Ujar Andi.
2. Dengan metode ilmiah atau psikis tertentu brain-washing cuci otak memang dapat
dilakukan.

11. Tanda apostrof ( )

Contoh :
1. Tangkas bertugas sebagai pembaca pembukaan UUD 45.
2. Ali 'kan kusurati. ('kan = akan)
3. Malam 'lah tiba. ('lah = telah)

12. Tanda elipsis ( ... )


Contoh :
1. "PLAK..... ALHAMDULLLIILAHH......" kuda itu berjalan dengan cepat, sampai-
sampai orang itu tidak bisa mengendalikanya, di depan terlihatlah jurang yang sangat dalam.
2. Sebab-sebab kemunduran indonesia dikarenakan ... ketimpangan ekonomi antara si
miskin dan si kaya.

13. Tanda kurung ( ... )13.1


Contoh :
1. Jumlah barang yang diminta pada berbagai tingkat harga disebut demand (permintaan).
2. Pertumbuhan pemberian kredit dari Desember 2008 sampai Januari 2009 (lihat Tabel 2)
menunjukkan adanya perkembangan perekonomian Indonesia terhadap sektor rill.
3. B.J. Habibie adalah orang yang berasal dari (Benua) Asia pertama yang memimpin
perusahaan terpenting di Eropa.

14. Tanda Tanda Kurung Siku ([...])14.


Contoh :
1. Ibu men[y]apu halaman rumah sejak pagi.
2. Persamaan akuntansi ini (perbedaannya ada di Bab 1 [lihat halaman 38-40]) perlu
dipelajari disini.
7. contoh penyuluhan kesehatan kepada masyarakat yang berkaitan dengan
kesehatan lingkungan.

Penyuluhan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)

Penanggung Jawab: Lindawati Tan (130110090106) Pendidikan Dokter Unpad 2009

PHBS adalah sekumpulan perilaku yang dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai hasil
pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang
kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya. Kondisi sehat dapat
dicapai dengan mengubah perilaku dari yang tidak sehat menjadi perilaku sehat dan menciptakan
lingkungan sehat di rumah tangga. Oleh karena itu kesehatan perlu dijaga, dipelihara, dan
ditingkatkan oleh setiap anggota rumah tangga serta diperjuangkan semua pihak. Rumah tangga
sehat berarti mampu menjaga, meningkatkan, dan melindungi kesehatan setiap anggota rumah
tangga dari gangguan ancaman penyakit dan lingkungan yang kurang kondusif untuk hidup sehat.
Penerapan PHBS di rumah tangga merupakan tanggung jawab setiap anggota rumah tangga, juga
tanggung jawab pemerintah kabupaten/kota beserta jajaran sektor terkaitnya.

Adapun 10 indikator PHBS yaitu :

1. Persalinan ditolong tenaga kesehatan

2. Memberi ASI eksklusif

3. Menimbang bayi dan balita

4. Penggunaan dan Ketersediaan Air bersih

5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun


6. Menggunakan jamban sehat

7. Memberantas jentik di rumah

8. Makan buah dan sayur setiap hari

9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari

10. Tidak merokok di dalam rumah

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya perilaku hidup
yang bersih dan sehat; meningkatkan wawasan masyarakat tentang perilaku hidup yang bersih dan
sehat secara tepat; melakukan pendekatan kepada masyarakat serta tokoh-tokoh masyarakat dan
agama untuk mendukung pelaksanaan penyuluhan PHBS; mensosialisasikan dan memberdayakan
para keluarga untuk melaksanakan PHBS dalam kehidupan mereka sehari-harinya; masyarakat ke
depannya diharapkan mampu mengupayakan lingkungan yang sehat, mampu mencegah dan
menanggulangi masalah kesehatan, mampu memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada, serta
mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM) seperti Posyandu,
Posbindu, Puskesmas, dan lainnya. Sehingga tercapailah masyarakat atau anggota keluarga yang
sehat, tidak mudah sakit, anak tumbuh sehat dan cerdas, pengeluaran biaya rumah tangga lebih
dapat ditujukan untuk memenuhi gizi keluarga, pendidikan, serta kesehatan.

Kegiatan penyuluhan ini dilaksanakan pada Rabu 11 Juli 2012; pukul 16.00 s/d 17.30 di tempat
pengajian RT 07 untuk Penyuluhan RT 07 dan pada Jumat 20 Juli 2012; pukul 08.00 s/d 09.30 di
tempat pengajian RT 11 untuk Penyuluhan RT 11.

Untuk teknis pelaksanaannya yaitu kegiatan berupa sesi sharing dengan warga, di mana diawali
dengan pemberian materi terlebih dahulu lalu diadakan sesi tanya jawab dengan peserta. Peserta
juga diajarkan praktek cuci tangan (ibu dan anak), praktek perawatan payudara serta menyusui (ibu-
ibu). Adapun rangkaian acaranya yaitu :

1. Pembukaan dan kata sambutan

2. Sesi penyuluhan atau sharing PHBS dengan warga

3. Sesi praktek : Praktek cuci tangan serta pemberiaan ASI dan perawatan payudara yang tepat

4. Pembagian snack

5. Penutupan

Untuk panitia pelaksananya yaitu :

Koordinator acara + Sekretaris : Lindawati

Bendahara : Wenny Dwi Chandra

Konsumsi : Reni
Pemateri : Lindawati (Kedokteran 09) dibantu dengan Tim Kesehatan yang terdiri dari Sasfia
Candrianita (Kedokteran 09), Ari Sri Wulandari (Kedokteran 09), Wenny Dwi Chandra
(Kedokteran 09), Novi Amelia (Keperawatan 09), Lusita Indrayani (Keperawatan 09).

Moderator : Meissa Putri

PJ pembuat poster : Ari Sri Wulandari

Acara juga dibantu dan disukseskan oleh seluruh teman-teman KKN seperti membanu konsumsi,
menyiapkan tempat untuk acara, sebagai keamanan, logistik dan transport, serta lainnya.

Respon dan partisipasi masyarakatnya cukup baik di mana untuk penyuluhan di RT 07 dihadiri oleh
= 36 orang ibu-ibu dan 25 orang anak-anak; serta terlihat sangat antusias mengikuti acara
penyuluhan. Warga RT 07 terlihat tertarik dengan topik yang diberikan serta berpartisipasi aktif
dalam mengikuti cara; hanya sedikit kurang antusias dalam sesi tanya jawab. Warga RT 07 mampu
memahami topik yang diberikan, bahkan rata-rata sudah mempraktekkannya dalam kehidupan
sehari-hari mereka. Hanya beberapa indikator yang masih sulit diterapkan seperti : kebiasan
merokok di dalam rumah; dan jarang konsumsi sayur dan buah setiap harinya. Namun untuk
indikator lain semuanya sudah dilaksanakan dengan baik oleh para warga RT 07. Sedangkan untuk
penyuluhan di RT 011; warga RT 11 yang hadir cukup banyak yaitu : 48 orang ibu-ibu dan 35 orang
anak-anak; serta terlihat sangat antusias mengikuti acara penyuluhan. Warga terlihat antusias
terhadap topik yang diberikan dan mampu memahaminya.

Adapun kendala yang dihadapi yaitu Awalnya anak-anak terlihat malu-malu untuk bergabung dan
mengikuti praktek cuci tangan : Namun dapat diatasi dengan lebih aktif mengajak anak-anak
tersebut, serta acara dibuat dengan lebih menarik seperti ada games, bernyanyi bersama, dan ada
hadiah menarik. Peserta yang terdiri dari ibu-ibu masih terlihat malu-malu untuk praktek dan
bertanya : Dapat diatasi dengan lebih mengakrabkan diri ke ibu-ibu nya dan dengan lembut dan
sabar mengajak mereka. Serta dengan membuat humor-humor yang bisa mencairkan suasana.

Manfaat dan hasil guna yang didapat oleh masyarakat yaitu menambah wawasan masyarakat
tentang perilaku hidup bersih dan sehat; mampu memahami; serta mampu melaksanakannya dalam
kehidupan mereka sehari-hari. Manfaat dan hasil guna yang didapat oleh mahasiswa yaitu mampu
menambah pengalaman dalam melaksanakan suatu kegiatan penyuluhan; mampu menambah
kemampuan dalam berkomunikasi dengan masyarakat yang baik dan tepat; serta menambah
pengalaman dalam bekerjasama dengan teman-teman dalam melaksanakan suatu acara. Manfaat
dan hasil guna yang didapat oleh pihak terkait seperti kader posyandu, ibu-ibu PKK, tokoh-tokoh
agama yaitu mampu menjadi pencetus pelaksana ke depannya untuk masyarakat dan menjadi orang
yang mampu terus ditindaklanjuti agar pelaksanaan PHBS itu sendiri dapat tetap terlaksana.

Disini juga kami membuat poster 7 cara cuci tangan dan poster PHBS. Untuk poster-poster ini
nantinya akan dibagikan ke posyandu-posyandu dan sekolah-sekolah serta puskesmas yang ada di
Bojong Genteng. Tujuan dibuatnya poster ini adalah agar penyuluhan tentang PHBS yang telah
kami buat ini dapat terus diingat oleh warga yang ada, dan dapat dilaksanakan oleh mereka setiap
harinya.

Anda mungkin juga menyukai