Anda di halaman 1dari 22

Seri Buku Ajar

Padepokan Karakter

Percaya Diri

Pers....

Padepokan Karakter
PKn FIS Unnes

Padepokan Karakter |i
PRAKATA

P
endidikan karakter, tidak semata-mata diajarkan,
melainkan diperkenalkan, diteladankan, dan
dibiasakan. Penguatannya, hendaknya dimulai dari diri
sendiri, dari hal-hal yang kecil dan mudah, dari
sekarang, setiap saat, dan dimana saja, serta dengan cara
memulai dari pemahaman pengetahuan karakter, perasaan
karakter, dan pada perilaku karakter.
Buku Ajar Seri Karakter Percaya Diri dimaksudkan
untuk mengenalkan, meneladankan, dan membiasakan karakter
percaya diri, diharapkan agar para pebelajar dapat berkarakter
percaya diri. Komponen isi buku terdiri atas dua bagian.
Pertama berupa bahan pengayaan dimensi sikap, dimensi
pengetahuan, dan dimensi perilaku. Kedua berupa persepsi dan
evaluasi diri, dan memaknai gambar. Persepsi dan evaluasi diri
serta mamaknai gambar berupa pertanyaan-pertanyaan keutuhan
dimensi karakter yang perlu dijawab oleh para pebelajar.
Pertanyaan-pertanyaan dalam Buku ini bukan untuk
menilai secara mutlak karakter para pebelajar (para peminat,
pemerhati, dan pengguna), melainkan hanya untuk menunjukkan
persepsi & evaluasi diri yang menggambarkan kecenderungan
di mana posisi para pebelajar terkait dengan karakter dimaksud.
Oleh karena itu, jawaban-jawaban atas pertanyaan dalam Buku
ini lebih bersifat menunjukkan kecenderungan persepsi dan
evaluasi diri karakter para pebelajara.
Tidak ada jawaban salah atau benar dalam menjawab
pertanyaan-pertanyaan dalam Buku ini. Jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan dimaksud, melainkan sangat tergantung

Percaya Diri | ii
kepada seberapa terbuka menjawab dan menuangkan cakrawala
pandang para pebelajar, sesuai adanya. Dengan cara demikian,
seperti itu-lah kecenderungan posisi para pebelajar.
Buku ini masih sangat sederhana dan masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, masukan dan koreksi membangun
sangat dinantikan. Akhirnya, semoga Buku ini bermanfaat,
meskipun hanya sebatas karya terbatas dari keluasan ilmu yang
sangat luas.

Semarang
Pengelola Padepokan Karakter

Padepokan Karakter | iii


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................ i

PRAKATA ............................................................................ ii

DAFTAR ISI ......................................................................... iv

I. Bahan Pengayaan
A. Dimensi sikap: Pencerminan Sikap dalam
Berinteraksi ............................................................... 1
B. Dimensi Pengetahuan: Pemahaman Faktual,
Konseptual, dan Produktif ......................................... 5

II. Persepsi dan Evaluasi Diri


A. Dimensi Pencerminan Sikap ...................................... 10
B. Dimensi Pencerminan Pengetahuan ........................... 13
C. Dimensi Pencerminan Perilaku .................................. 15

III. Memaknai Gambar ....................................................... 16

DAFTAR RUJUKAN .......................................................... 17

Percaya Diri | iv
KARAKTER PERCAYA DIRI

I. Bahan Pengayaan

A. Dimensi Sikap: Pencerminan Sikap dalam


Berinteraksi
Kisah
(1)
Di Hawai, ada seorang cacat yang tidak punya tangan
kanan sejak lahir, namun tangan kirinya normal. Sewaktu masih
kecil, ia sering dihina dan diolok-olok oleh teman2nya. Ia
menjadi rendah diri (minder) karena kecacatannya itu.
Pada suatu hari, dia bertemu seorang guru beladiri (di Hawai
banyak orang keturunan Jepang yang ahli beladiri), dan Guru itu
bertanya kepadanya Apakah kamu mau kalau saya
mengajarimu ilmu beladiri supaya kamu menjadi percaya diri?
Jawabnya dengan semangat Mau, saya sangat mau!
Akhirnya, orang cacat itu diajari satu jurus kuncian dan
ia diminta untuk terus mempraktikkannya. Pada minggu ke-16
murid itu merasa sudah pandai. Ia lalu berkata Guru, tolong
ajarkan kepada saya jurus yang lainnya. Gurunya menjawab
Praktikkan jurus itu lagi, sekarang belajar lebih cepat, dan lebih
kuat! Setelah beberapa minggu, ketika muridnya mengatakan
Guru saya sudah ahli. Gurunya menjawab, Kamu harus lebih
kuat dan lebih cepat lagi, kamu harus banyak lawan tanding!
Gurunya bertanya Apakah kamu sudah ahli? Kalau memang
sudah ahli selanjutnya kamu bisa mempraktikannnya dengan
lawan tandingmu. Ternyata jurusnya bekerja dengan

Padepokan Karakter |1
sempurnya dan ia bisa mengalahkan pada lawan tandingnya
dengan mudah.
Gurunya puas dengan hasil tersebut, dan berkata.
Baiklah, sekarang kamu akan saya daftarkan dalam
pertandingan bela diri berkelas. Dalam latih tanding dia dapat
mengalahkan semua lawan tandingnya. Lalu ia berkata Guru,
apakah saya harus mengikuti pertandingan hanya berbekal satu
jurus ini? Gurunya menjawab, Sudahlah, yang penting kamu
terus praktik lawan tanding yang lebih cepat dan lebih kuat
untuk menyempurnakannya. Murid yang cacat itu bertanya
lagi, Apakah saya tidak diajari jurus lainnya? Gurunya berkata
dengan lantang. Tidak! Kemudian murid itu berkata Guru,
kalau nanati saya kalah, saya akan menjadi sangat malu.
Gurunya memberikan semangat, Tidak masalah, kamu ikut
saja.
Tibalah hari pertandingan itu. Si murid tersebut tetap
hanya menggunakan satu jurus untuk bertarung dengan semua
lawannya. Ketika menghadapi lawan pertama, dengan cepat ia
bisa mengunci lawannya dan dengan cepat pula lawan itu tidak
bisa bergerak sama sekali dan menyerah. Demikian seterusnya
hingga babak ketiga, dia hanya menggunakan satu jurus dan
berhasil mengalahkan semua lawannya dengan cepat. Kemudian
dia masuk babak semi final, dan dia berkata kepada gurunya,
Waduh guru.., sudah tiga kali saya menggunakan jurus ini,
nanti saya akan ketahuan oleh lawan saya selanjutnya, please,
tolong saya diajarkan jurus sakti yang lainnya agar saya bisa
menang lagi. Gurunya menjawab dengan tegas Sudahlah,
kamu pakai jurus itu saja dengan lebih cepat dan lebih kuat.

Percaya Diri |2
Akhirnya. Dengan sedikit terpaksa murid itu maju ke
babak semifinal dengan tetap menggunakan satu jurus tadi, dan
ternyata lawannya dapat dikunci dengan cepat dan menyerah
kalah. Ia berteriak merayakan kemenangannya
Akhirnya ia mencapai babak final. Kali ini lawannya adalah
juara bertahan selama tujuh kali berturut-turut. Secara spontan ia
berkata lagi kepada gurunya, Waduh Guru.,, Kali ini saya
benar-benar tidak berkutik, dia juara bertahan dengan rekor
tujuh kali mempertahankan gelarnya. Saya empat kali menang
hanya menggunakan satu jurus yang sama terus-menerus,
bagaimana saya bisa menang melawan juara ini? Murid itu
tampak mulai tertekan dan berkata, Tolong, ajari saya jurus
sakti yang baru, tolonglah saya guru! Gurunya menjawab,
Tidak! Kamu tetap masuk final hanya dengan satu jurus itu
dengan lebih cepat dan lebih kuat lagi!
Dan ketika akhirnya ia berhadapan dengan juara
bertahan itu dengan hanya menggunakan satu jurus yang
digunakan sebelumnya, ternyata dalam waktu singkat juara
bertahan itu dapat terkunci dan menyerah kalah. Kemudian dia
merayakan kemenangannya dengan kegembiraan yang luar
biasa. Malam harinya ketika murid tersebut pulang, ia disambut
dengan pesta yang sangat meriah. Dan ketika semua sudah
pulang dari pestanya, yang masih tinggal hanya dia dan gurunya.
Mereka duduk di tepi pantai melihat ombak yang menderu dan
memecah di tepian pantai dalam sinar cerah bintang dan
rembulan.
Kemudian si murid bertanya kepada gurunya, Guru,
saya tidak habis pikir, mengapa saya bisa jadi juara dengan
hanya satu jurus? Gurunya menjawab, Ada dua hal mengapa

Padepokan Karakter |3
kamu bisa menjadi pemenang. Pertama, Teknik kuncianmu itu
adalah teknik kuncian yang paling hebat di dunia beladiri,
sangat sulit diantisipasi, apalagi kalau kamu jalankan dengan
kekuatan dan kecepatan yang luar biasa. Kedua, teknik kuncian
kamu ini sebenarnya ada penawarnya atau ada cara
menghindarinya. Tetapi untuk melakukannya, lawanmu harus
memegang tangan kananmu, dan kamu tidak punya tangan
kanan.!!. Oleh karena itu,
jangan menjadi minder dan tidak percaya diri karena
kekurangan / kelemahan kita, Mari pikirkan caranya agar
kelemahan kita malah menjadi kekuatan buat kita. (Alyf, 2014).
(2)
Jawara-Jawara Remaja dan Anak-Anak Indonesia di Tingkat
Dunia
Pada tanggal 8-16 Juli 2006, pelajar Indonesia meraih prestasi
dalam Olimpiade Fisik ke-37 di Singapura. Mereka itu adalah
Pangus Ho (siswa SMK 3 BPK Penabur Jakarta), Irwan Ade
Putra (SMA 1 Pekanbaru), Jonathan Pradana Mailoa (SMK 1
BPK Penabur Jakarta), Andy Octavian Latief (SMA 1
Pamekasan), dan Muhammad Firmansyah Kasim (SMP Attira
Makasar). Ajang Olimpiade adalah ajang khusus untuk orang-
orang jenius (di bidang fisika, matematika, kimia, biologi,
komputer, astronomi), bagi calon-balon pemenang nobel atau
untuk orang-orang tertentu saja.
Lima pelajar yang meraih juara olimpiade adalah hasil
saringan dari 2000 siswa terbaik dari seluruh daerah di
Indonesia. Sebelum mereka berangkat ke ajang olimpiade,
mereka digembleng di Universitas Pelita Harapan, Karawaci,
Tangerang. Mereka digembleng oleh para pakar fisika, baik

Percaya Diri |4
yang bergelar master maupun doktor dari Universitas Indonesia
dan Institut Teknologi Bandung. Di tempat pegngemblengan itu
mereka di suruh mengerjakan materi soal-soal ujian dari S2 dan
S3, bukan soal-soal S1 apalagi soal-soal pendidikan dasar atau
menengah. Mereka pun dapat mengerjakan soal-soal tersebut
dengan benar dan cepat. Dengan dibekali pengalaman-
pengalaman mengerjakan soal-soal kelas olimpiade akhirnya
mereka meraih juara umum pada olimpiade fisika tersebut.
Bukan hanya pada ajang itu saja, remaja Indomesia
sebagai juara, pada tahun 2006 ini pula, Indonesia menempatkan
anak-anaknya menjadi juara teater anak-anak sedunia. Di
panggung teater tingkat dunia di Lingen, Jerman, anak-anak
Indonesia meraih 19 medali emas. Dengan meraih hasil seperti
itu, menempatkan nama Indonesia menjadi yang terbaik di
dunia teater anak-anak. (Suara Merdeka, 2006).

Video: V.10
Percaya Diri

B. Dimensi Pengetahuan:Pemahaman Faktual, Konseptual,


dan Produktif

Percaya Diri (self confidence) adalah meyakinkan pada


kemampuan dan penilaian (judgement) diri sendiri dalam
melakukan tugas dan memilih pendekatan yang efektif. Hal ini
termasuk kepercayaan atas kemampuannya menghadapi
lingkungan yang semakin menantang dan kepercayaan atas
keputusan atau pendapatnya. Sedangkan kepercayaan diri adalah

Padepokan Karakter |5
sikap positif seorang induvidu yang memampukan dirinya untuk
mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri
maupun terhadap lingkungan atau situasi yang dihadapinya. Hal
ini bukan berarti induvidu tersebut mampu dan kompeten
melakukan segala sesuatu seorang diri. Rasa percaya diri yang
tinggi sebenarnya hanya merujuk pada adanya beberapa aspek
dari kehidupan individu terseburt di mana ia merasa memiliki
kompetensi, yakin, mampu dan percaya bahwa dia bisa karena
didukung oleh pengalaman, potensi aktual, prestasi serta
harapan yang realistik terhadap diri sendiri.
Sedikitnya, ada enam istilah yang terkait dengan persoalan
percaya diri ini, sebagai berikut.
1. Self concept, menunjukkan seseorang dapat menyimpulkan,
melihat, dan mengkonsepsikan dirinya secara keseluruhan.
2. Self esteem, menunjukkan seseorang memiliki perasaan
positif, memiliki sesuatu yang dirasakan bernilai atau
berharga, meyakini adanya sesuatu yang bernilai,
bermartabat atau berharga di dalam dirinya.
3. Self efficacy, menunjukkan seseorang memiliki keyakinan,
miliki keyakinan untuk bisa menjalankan tugas atau
menangani persoalan dengan hasil yang bagus, atau
meyakini kapasitas di bidangny dalam menangani urusan
tertentu (specific self-efficacy).
4. Self confidence, menunjukkan seseorang memiliki
keyakinan, memiliki penilaian atas kemampuan, merasakan
adanya kepantasan untuk berhasil. Self confidence itu
adalah kombinasi dari self esteem dan self-efficacy.
5. Self-ideal terdiri dari semua harapan, impian, visi dan
idaman. Seseorang yang memiliki self-ideal yang baik akan

Percaya Diri |6
membentuk kepercayaan diri yang baik pula. Orang yang
tahu siapa diri mereka dan apa yang dia yakini serta
konsisten dengan nilai ideal yang dianut.
6. Self-image merupakan bagian yang menunjukkan
seseorang melihat diri tentang dirinya. Pada bagian ini
seseorang melihat ke dalam diri dan menentukan bagaimana
sebaiknya bertingkah laku. Self-image akan mempengaruhi
berbagai emosi, perilaku, sikap dan interaksi dengan orang
lain.
Berdasarkan itu semua, sebenarnya bahwa kepercayaan-
diri itu adalah efek dari bagaimana seseorang merasa, meyakini,
dan mengetahui dirinya sendiri. Orang yang punya kepercayaan
diri rendah atau kehilangan kepercayaan diri memiliki perasaan
negatif terhadap dirinya, memiliki keyakinan lemah terhadap
kemampuan dirinya dan punya pengetahuan yang kurang akurat
terhadap kapasitas yang dimilikinya. Ketika ini dikaitkan
dengan praktek hidup sehari-hari, orang yang memiliki
kepercayaan rendah atau telah kehilangan kepercayaan,
cenderung merasa bersikap sebagai berikut :

1. Tidak memiliki sesuatu (keinginan, tujuan, target) yang


diperjuangkan secara sungguh-sungguh.
2. Mudah frustasi atau give-up ketika menghadapi masalah
atau kesulitan.
3. Kurang termotivasi untuk maju, malas-malasan atau
setengah-setengah.
4. Sering gagal dalam menyempurnakan tugas-tugas atau
tanggung jawab (tidak optimal).
5. Canggung dalam menghadapi orang.

Padepokan Karakter |7
6. Tidak bisa mendemonstrasikan kemampuan berbicara dan
kemampuan mendengarkan yang meyakinkan.
7. Sering memiliki harapan yang tidak realistis.
8. Terlalu perfeksionis.
9. Terlalu sensitif.

Sebaliknya, orang yang kepercayaan diri bagus, mereka


memiliki perasaan positif terhadap dirinya, punya keyakinan
yang kuat atas dirinya dan punya pengetahuan akurat terhadap
kemampuan yang dimiliki. Orang yang punya kepercayaan diri
bagus bukanlah orang yang hanya merasa mampu (tetapi
sebetulnya tidak mampu) melainkan adalah orang yang
mengetahui bahwa dirinya mampu berdasarkan pengalaman dan
perhitungannya.
Sebaliknya, orang yang kepercayaan diri bagus, mereka
memiliki perasaan positif terhadap dirinya, punya keyakinan
yang kuat atas dirinya dan punya pengetahuan akurat terhadap
kemampuan yang dimiliki. Orang yang punya kepercayaan diri
bagus bukanlah orang yang hanya merasa mampu (tetapi
sebetulnya tidak mampu) melainkan adalah orang yang
mengetahui bahwa dirinya mampu berdasarkan pengalaman dan
perhitungannya.
Berbagai studi dan pengalaman telah menjelaskan bahwa
kepercayaan diri seseorang terkait dengan dua hal yang paling
mendasar dalam praktek hidup. Pertama, kepercayaan diri
terkait dengan bagaimana seseorang memperjuangkan
keinginannya untuk meraih sesuatu (prestasi atau performansi).
Ini seperti dikatakan Mark Twin: Apa yang Anda butuhkan
untuk berprestasi adalah memiliki komitmen yang utuh dan rasa

Percaya Diri |8
percaya diri. Kedua, kepercayaan diri terkait dengan
kemampuan seseorang dalam menghadapi masalah yang
menghambat perjuangannya. Orang yang kepercayaan dirinya
bagus akan cenderung berkesimpulan bahwa dirinya lebih
besar dari masalahnya. Sebaliknya, orang yang punya
kepercayaan diri rendah akan cenderung berkesimpulan bahwa
masalahnya jauh lebih besar dari dirinya. Ini seperti yang diakui
Mohammad Ali. Satu-satunya yang membuat orang lari dari
tantangan adalah lemahnya kepercayaan diri.
Kesimpulan Bandura (Dr. Albert Bandura, 1994),
menjelaskan bahwa self efficacy yang bagus punya kontribusi
besar terhadap motivasi seseorang. Ini mencakup antara lain:
bagaimana seseorang merumuskan tujuan atau target untuk
dirinya, sejauh mana orang memperjuangkan target itu, sekuat
apa orang itu mampu mengatasi masalah yang muncul, dan
setangguh apa orang itu bisa menghadapi kegagalannya.
Tak hanya Bandura yang kesimpulan semacam itu. Pakar
pendidikan juga punya kesimpulan yang bernada sama. Self
efficacy yang bagus akan menjadi penentu keberhasilan
seseorang (pelajar) dalam menjalankan tugas. Mereka lebih
punya kesiapan mental untuk belajar, lebih punya dorongan
yang kuat untuk bekerja giat, lebih tahan dalam mengatasi
kesulitan dan lebih mampu mencapai level prestasi yang lebih
tinggi (Pajares & Schunk, The Development of Achievement
Motivation, San Diego: Academic Press, 2002)
Dalam kehidupan, pergaulan merupakan syarat seseorang
bisa diterima orang lain. Tidak mungkin seseorang bisa
berbisnis, bernegoisasi, dan melakukan deal tertentu tanpa
kontak langsung. Sikap seseorang dalam bergaul menunjukkan

Padepokan Karakter |9
kepribadian. Percaya diri merupakan syarat utama agar
seseorang bisa diperhatikan. Kepercayaan diri dan kepribadian
yang kuat bisa menunjang seseorang untuk menjalin hubungan
dengan orang di sekitarnya. Sayangnya tidak semua orang
secara lahiriah mempunyai kemampuan itu. Hanya orang yang
mempunyai kepercayaan diri dan kepribadian kuat akan lebih
diterima oleh semua orang dan terkesan berkharisma. Semua
orang berpotensi mempunyai kharisma, dan bisa di pelajari
untuk kehidupan sehari-hari.

II. Persepsi dan Evaluasi Diri

A. Dimensi Pencerminan Sikap


Beri tanda silang (X) atau klik pada huruf SS, S, KS, TS
sesuai
dengan pilihan yang sesuai dengan sikap Anda
Keterangan: SS = sangat setuju
S = setuju
KS = kurang setuju
TS = tidak setuju

Percaya Diri | 10
No Pernyataan sikap Percaya Diri SS S KS TS
1 Menurut saya, akan lebih efektif dan
efisien apabila kegiatan yang dilakukan
tanpa ragu-ragu, kendatipun hasilnya
belum baik, dari pada pekerjaan itu
terkatung-katung.
2 Saya akan segera mengambil keputusan
dengan cepat dan tidak menunda-nunda
sebab keputusan yang saya ambil sudah
dipertimbangkan dengan hati-hati.
3 Sudah berapa kali saya melakukan
kegiatan tersebut, tetapi gagal dan gagal
terus. Oleh karena itu saya kapok
melakukan kegiatan itu, sebab saya
sudah malas.
4 Saya merasa tidak sabar dan segera
memotong pembicaraan jika dalam
musyawarah ada peserta yang
menyampaikan pendapat secara panjang
lebar atau berbelit-belit
5 Saya merasa bahwa pendapat atau
usulan saya sangat baik namun tidak
diterima dalam musyawarah, karena itu
lebih baik saya diam dan tidak
mengajukan usul apapun

Padepokan Karakter | 11
6 Saya berani menyampaikan pemikiran
saya , karena pendapat saya ini
didasarkan pada bukti-bukti empirik
yang dapat dipertanggungjaewabakan.
7 Saya tidak akan putus asa
memperjuangkan hasil pemikiran saya,
karena ada dasar dan landasan yang
kuat.
8 Ujang ukon terlihat cerdas dan tidak
canggung bertindak, karena ia memiliki
alasan yang kuat dan pengalaman yang
teruji. Atas dasar itu saya .....
9 Pade Kara menganjurkan kepada semua
murid-muridnya agar berani tampildi
depan kelas, karena itu adalah
pengalaman yang sangat berharga.
10 Teman-teman sekelas saya sering
mengatakan benci pada temannya yang
sering bertanya, seraya berkata jangan
sok pinter.

Percaya Diri | 12
B. Dimensi Pencerminan Pengetahuan
Tes Pemahaman Percaya Diri
Pilih jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda
silang (X) atau mengklik huruf dari jawaban-jawaban yang
tersedia.

1. Percaya diri adalah sikap positif individu yang


menunjukkan hal berikut, KECUALI:
a. Kemampuan diri,
b. mengembangkan nilai positif,
c. rasa percaya diri,
d. kecongkakan diri.

2. Terdapat beberapa istilah yang berkait dengan persoalan


percaya diri seperti berikut ini, KECUALI:
a. Self concept
b. Self esteem,
c. Self confidence,
d. Self epidemy,

3. Pada dasarnya percaya diri adalah efek dari bagaimana


seseorang:
a. merasa, mengetahui, dan meyakini dirinya sendiri,
b. merasa, mengetahui, dan meyakini diri orang tua,
c. merasa, mengetahui, dan meyakini diri teman kelasnya,
d. merasa, mengetahui, dan meyakini diri masyarakatnya.

Padepokan Karakter | 13
4. Dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari, orang yang
memiliki kepercayaan diri rendah cenderung:
a. Tidak memiliki keinginan, tujuan, atau target
b. Mudah frustasi ketika menghadapi masalah,
c. Sering berhasil dalam menyempurnakan tugas,
d. Canggung dalam mengahadapi orangPendidikan
monokultural.

5. Orang yang memiliki kepercayaan diri tinggi cenderung


bersimpulan bahwa dia:
a. merasa lebih besar dibanding dengan masalah yang
dihadapi,
b. merasa sama besar dibanding dengan masalah yang
dihadapi
c. merasa lebih kecil dibanding dengan masalah yang
dihadapi,
d. merasa sama kecil dibanding dengan masalah yang
dihadapi,

Percaya Diri | 14
C. Dimensi Pencerminan Perilaku
Tes Pikir dan Tindak Produktif

No Tindakan Karakter Percaya Sebutkan


Diri
1 Kemukakan, perilaku budaya 1.
percaya diri yang dilakukan 2.
Anda selama sebulan yang 3.
lalu, baik di lingkungan rumah, 4.
sekolah, masyarakat. 5.
dst tuliskan

2 Kemukakan, perilaku yang 1.


tidak mencerminkan budaya 2.
percaya diri yang dilakukan 3.
Anda, baik di sekolah, maupun 4.
di lingkungan masyarakat luas, 5.
selama dua minggu yang lalu dst tuliskan

Keterangan: setiap anda menuliskan satu tindak produktik, Anda


akan memperoleh
skor 2

Padepokan Karakter | 15
III. Memaknai Gambar

Cermatilah gambar berikut, kemudian


jawab pertanyaanya.

1. Bagaimana rasanya kalau kita tidak


percaya diri dalam sebuah
penampilan atau kegiatan?
2. Apa persamaan kata dari percaya
The-blackss.blogspot.com
diri?
3. Apa lawan kata dari percaya diri?
4. Buat kalimat dengan menggunakan
percaya diri
5. Mengapa percaya diri perlu dimiliki
kita dalam perilaku kehidupan kita?
6. Bagaimana caranya agar budaya
percaya diri dimiliki oleh semua
Uzair87wordspress.com kalangan dalam kehidupan
bersama.
7. Mengapa, percaya diri itu
membuat kita dapat menyelesaikan
tugas dengan dengan senang
8. Buat semboyan, atau kata-kata bijak
dengan menggunanakan percaya
diri
9. Kemukakan lima contoh perilaku
Anda terkait dengan percaya diri
Pers .....
dalam seminggu ini
10. Kemukakan lima contoh perilaku
Anda terkait dengan tidak percaya
diri dalam seminggu ini

Percaya Diri | 16
DAFTAR RUJUKAN

Al-Bikhal, Abu Ali. 2013. Ayat-Ayat Motivasi. Depok: Mutiara


Allamah Utama
Alyf. 2013. Cerita Motivasi, Tetap Percaya Diri. Tersedia pada
http://alyfdownload.blogspot.com
Budiningsih, Asri. 2004. Pembelajaran Moral Berpijak pada
Karakteristik Siswa dan Budayanya. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
El-Bantanie, Muhammad Syafei. 2012. Setan pun Ingin
Kembali Ke Surga. Jakarta: Qultum Media.
Elmubarok, Zaim. 2008. Membumikan Pendidikan Nilai.
Bandung: Alfabeta.
Fadlillah, Muhammad dan Lilif M. K. 2013. Pendidikan
Karakter Anak Usia Dini. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Hendri. 2013. Pendidikan Karakter Berbasis Dongeng.
Bandung: Simbiose Rekatama Media.
Linda & Richard Eyre. 1995. Teaching Your Children Values.
New York: R.M. Eyre & Assoc. Inc.
McClelland, David. 1978. Managing Motivation to Expand
Human Freedom. American Psyclologist (3) 201-210.
Mustari, Mohamad. 2011. Nilai Karakter: Refleksi untuk
Pendidikan Karakter. Yogyakarta: LaksBang PRESSindo.
Prayitno dan Belferik Manullang (ed). 2010. Pendidikan
Karakter dalam Pembangunan Bangsa. Medan:
Pascasarjana Universitas Negeri Medan
Rachman, Maman. 2000. Reposisi, Reevaluasi, dan Redefinisi
Pendidikan Nilai Bagi Generasi Muda Bangsa. Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan. Tahun Ke-7 No. 028
Samani, Muchlas dan Hariyanto. M, S. 2011. Konsep dan Model

Padepokan Karakter | 17
Pendidikan Karakter. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sheldon, Lee. 2004. Character Development and Story Telling.
Boston: Thomson.
Stark, R and Glock, C. 1968. Patterns of Religious Commitment.
Berkeley: University of California Press.
Sukanto, M.M. 1985. Nafsiologi: Suatu Pendekatan Alternatif
atas Psikologi. Jakarta: Integritas Press.
Suyadi. 2013. Strartegi Pembelajaran Pendidikan Karakter.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Tillman, Diane. 2000. Living ValuesActivities for Young Adults.
New York: HealthCommunication, Inc.
Tillman, Diane. 2001. Living Values Activities for Children Ages
8-14. New York: HealthCommunication, Inc.
Tillman, Diane and Pillar Quera Colomina. 2001. Living Values:
An Educational Program Educator Training Guide.. New
York: HealthCommunication, Inc.
Tono, Suwidi (Pnyting). 2012. Kisah Inspiratif 10 Pribadi
Besar. Depok: Vision03 Gema Pesona Estate.
Wibowo, Agus. 2013. Pendidikan Karakter di Perguruan
Tinggi. Yogyakarta: Pusataka Pelajar.
Zuchdi, D. dkk. 2013. Model Pendidikan Karakter: Terintegrasi
dalam pembelajaran dan Pengembangan Kultur.
Yogyakarta: UNY Press.

Percaya Diri | 18

Anda mungkin juga menyukai