Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

GEJALA PLEONASME

MATA KULIAH:BAHASA INDONESIA

DOSEN :Drs. ARZAL, M.Pd

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK II

1. CINDY RISKA

2. M.AGUNG LAKSONO

3. REZA FITRI YANTI

4. ULIA HUSNUL KHATIMAH

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN JAMBI
JURUSAN KESEHATAN LINGKNGAN
TAHUN AKADEMIK 2015/2016

1
HALAMAN PENGESAHAN

JUDUL: GEJALAH PLEONAME MAKALAH

DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK II
1. CINDY RISKA
2. M.AGUNG LAKSONO
3. REZA FITRI YANTI
4. ULIA HUSNUL KHATIMAH

TELAH DISETUJUI OLEH DOSEN PENGAJAR

21
September 2015

MENGETAHUI
DOSEN PENGAJAR
PENYUSUN

Drs.ARZAL M.Pd
KELOMPOK II

KATA PENGANTAR

2
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT atas berkah dan rahmat-Nya
lah kami dapat menyelesaikan makalah Gejala Pleonasme ini .

Tidak mudah dalam penyelesain makalah ini. Membutuhkan kesabaran


ketekunan dan kemauan yang kuat agar makalah ini dapat selesaikan
tepat waktu.oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada para
anggota yang telah bekerja keras dan bekerja sama dengan baik
mengerjakan dan menyelesaikan makalah ini.makalah ini dibuat dari
sumber buku dari dosen pengajar.

Selayaknya manusia biasa kami sadari makalah ini jauh dari


kesempurnaan.untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan untuk
perbaikan tulisan yang berikutnya

21, September 2015

PENYUSUN

3
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................ii
DAFTAR ISI ............................................................................................. iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1LATAR BELAKANG.............................................................................. 1
1.2RUMUSAN MASALAH.........................................................................1
1.3TUJUAN PENULISAN...........................................................................1
1.4 RUANG LINGKUP MATERI..................................................................1

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PLEONASME................................................................2

2.2 MACAM-MACAM PLEONASME............................................................2

2.3 HUKUM DM....................................................................................... 4

2.4 HUBUNGAN PLEONASME DI INDONESIA DENGA BAHASA ASING......4

2.5 FUNGSI PENGULANGAN KATA BENDA DALAM BAHASA MELAYU.......5

2.6 KATA BAKU....................................................................................... 5

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN..................................................................................... 6

3.2 SARAN.............................................................................................. 6

BAB 1
PENDAHULUAN

4
1.1LATAR BELAKANG

Dalam buku cerita utama dalam sastra klasik ,sering sebuah cerita atau
dongeng dimulai dengan ungkapan pada zaman dahulu kala.
Mungkin ,karena sudah terlalu biasa kita membacanya atau
emnggunakannya ,tidak terasa lagi kepada kita bahwa ungkapan itu
mengandung pernyataan yang berlebihan.

Dalam karya sastra , gejala pleonasme sering digunakan oleh


pengarang untuk mencari efek bahasa yang lebih menonjolkan makna
yag dimaksud. Namun, dewasa ini orang umumnya cenderung
mengulang kata walaupun sering perulangan kata itu tidak perlu.

Mengingat pentingnya kaidah bahasa Indonesia yang baik,kami


menulis makalah ini untuk acuan dan pembelajaran dalam penggunaan
bahasa Indonesia terutama bagi penulis dan dan masyarakat
umumnya.

1.2RUMUSAN MASALAH

a. Pengertian pleonasme?
b. Macam-macam gejala pleonasme?
c. Contoh-contoh pleonasme?
d. Fungsi perulangan kata benda?
e. Penjelasan mengenai kata baku?

1.3TUJUAN PENULISAN

a. Supaya pembaca memahami pengertian pleonasme.


b. Supaya pembaca mengetahui macam-macam gejala pleonasme
c. Supaya pembaca mengetahui contoh-contoh pleonasme
d. Agar pembaca memahami fungsi dari pengulangan kata benda
e. Agar pembaca memahami meengenai kata baku

1.4RUANG LINGKUP MATERI


Gejala pleonasme dalam pemakaian bahasa sehari-hari dalam berbagai
bentuk .

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 .Pengertian Pleonasme

5
Pleonasme berasal dari bahasa latin pleonasmus yang berarti
kata yang berlebih-lebihan Gejala ini memperlihatkan pemakaian kata yang
berlebihan.

2.2 Macam-macam Pleonasme

1. Dua kata atau lebih yang sama maknanya dipakai sekaligus dalam suatu
ungkapan.

contohnya

a. Penggunaan kata pada zaman dahulu kala


Penggunaan kata Zaman (Arab) sama artinya dengan kata kala
(Sanskerta).kalimat ini jelasmemperlihatkan pemakaian kata yang berlebihan
karena memiliki makna pada zaman dahulu zaman atau pada kala dahulu
kala.

Kalimat yang benar adalah


- Pada zaman dahulu ,atau
- Dahulu kala
b. Mulai sejak waktu itu,kelakuannya berubah
Sejak memiliki makna yang sama dengan waktu.

penggunaan yang tepat yaitu

=mulai waktu itu ,kelakuannya berubah

=sejak waktu itu,kelakuannya berubah

2. Dalam suatu ungkapan yang terdiri atas dua patah kata ,kata kedua
sebenarnya sudah tidak diperlukan lagi sebab maknanya sudah terkandung
dalam kata yang pertama

Contoh

Turun ke bawah ,Naik ke atas, mundur ke belakang, maju ke depan, atau


tampil ke depan dsb

Penggunaan yang tepat


Turun, naik, mundur, maju, dan tampil

Dalam karya sastra pleonasme digunakan pengarang untuk mencari efek


bahasa yang lebih menonjolkan makna yang dimaksud.

Contoh lain,
a. puncak gunung itu ditutupi salju yang putih ,

6
penggunaan kata putih sudah tidak diperlukan lagi karena salju diatas
gunung yang tinggi dan salju manapun berwarna putih.

Yang benar puncak gunung itu ditutupi salju


b. Menengadah ke atas menundukan kepala, melihat dengan mata kepala
sendiri, dan masih banyak contoh lainnya.

Bukankah menengadah sudah pasti keatas, yang ditundukkan itu


selalu kepala dan orang melihat dengan menggunakan mata .kata-kata
di atas merupakan gejala pleonasme karena penggunaan kata
keduanya tidak diperlukan lagi karena maknanya sudah terkandung
dalam kata pertama.

3. Bentuk kata yang dipakai mengandung kata yang sama dengan kata lain yang
dipakai bersama-sama dalam ungkapan itu ( gramatikal ).

Contoh

a. Para tamu-tamu berdiri ketika kedua mempelai memasuki ruangan.


kata yang benar cukup para tamu atau tamu-tamu.
b. Dalam perjalanan keluar negeri itu Menteri Luar Negeri mengunjungi
beberapa negara-negara sahabat.
Cukup ditulis beberapa Negara sahabat atau Negara-negara sahabat
.

2.3 HUKUM DM

7
Susunan kata menurut Hukum DM, yaitu kata yang diterangkan terletak
didepan kata yang menerangkan.contoh pada zaman dahulu = pada waktu
dahulu= pada zaman purba

Ungkapan dahulu kala melawan Hukum DM, karena kata kala yang diterangkan
terletak dibelakang kata yang menerangkan, contoh dahulu kala.

2.4 HUBUNGAN PLEONASME DI INDONESIA DENGA BAHASA ASING

Gejala pleonasme juga dipengaruhi oleh gejala concord dari bahasa asing.

Gejala concord atau gejala persesuaian yang digunakan dalam bahasa


indo-jerman dan tidak digunakan dalam bahasa indonesia

Contohnya one child seorang anak dan five children five children

Sedangkan dalam bahasa indonesia dikatakan seorang anak dan lima anak
.Bukan lima orang anak-anak.

Kata yang mengandung makna jamak yang dipungut dari bahasa asing

Dalam bahasa indonesia berarti tunggal

Contoh

1.Arwah dalam bahasa arab berarti jamak sedangkan dalam bahasa


indonesia berarti tunggal=ruh

2. Ulama (Arab), berarti jamak dan dalam bahasa indonesia berarti


tunggal.

Sehinggal dalam bahasa indonesia bisa ditulis ulama-ulama dan arwah-


arwah.

8
2.5 FUNGSI PENGULANGAN KATA BENDA DALAM BAHASA MELAYU

Keserupaan

contohnya orang-orangan, anak-anakan, kuda-kuda dan kuda-


kudaan , tupai-tupai.

Keanekaragaman

contohnya buah-buahan, pohon-pohonan, daun-daunan ,kayu-


kayuan.

2.6 KATA BAKU

Penggunaan kata baku dewasa ini maknanya sama dengan saling.

Kata baku ada 2

1. Kata baku dari bahasa Melayu dialek Manado, (saling)

Baku hantam , baku pukul, baku tuduh, baku marah, baku sayang.

Dorang so baku verliefd

Mereka sudah saling jatuh cinta

Dorang = mereka

So = sudah

Baku = saling

Verliefd (bel) = jatuh cinta

2. Berasal dari bahasa jawa yang berarti pokok atau standar

Bahasa Indonesia baku ialah bahasa Indonesia standar yaitu bahasa


Indonesia yang diajarkan disekolah-sekolah dan yang dipakai dalm situasi
resmi.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Gejala pleonasme adalah gejala pemakaian kata yang berlebih-lebihan yang


tidak diperlu karena memiliki makna yang sama. Gejala pleonasme memiki
banyak macam. Gejala pleonasme terjadi karena kebiasaan pemakaian bahasa
sehari-hari dalam berbagai bentuk ataupun pengaruh oleh gejala concord dalam
bahasa asing. Dalam karya sastra ,gejala pleonasme digunakan oleh pengarang
untuk mencari efek bahasa yang lebih menonjolkan makna yang dimaksud.

3.2 SARAN

a. hindari penggunaan bahasa yang berlebihan

b. Kita tidak perlu meniru bahasa asing, karena tiap bahasa memiliki kaidahnya
masing-masing

c. Belajar menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta efektif

d. Hindari kesalahan pengggunaan kata baku baik dalam bentuk tulisan maupun
dalam kehidupan sehari-hari .

10

Anda mungkin juga menyukai