Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
rahmat,serta penyertaan-Nya,sehingga makalah Diabetes Melitus ini dapat kami
selesaikan.
Dalam penulisan makalah ini kami berusaha menyajikan bahan dan bahasa yang
sederhana,singkat serta mudah dicerna isinya oleh para pembaca.kami menyadari bahwa
makalah ini jauh dari sempurna serta masih terdapat kekurangan dan kekeliruan dalam
penulisan makalah ini.Maka kami berharap adanya masukan dari berbagai pihak untuk
perbaikan dimasa yang akan mendatang.
Akhir kata,semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dipergunakan
dengan layak sebagaimana mestinya.
Manado ,
Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................1
DAFTAR ISI...................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................3
1.1 LATAR BELAKANG..................................................................................................... 3
1.2 TUJUAN..................................................................................................................... 3
1.3 RUMUSAN MASALAH................................................................................................. 4
1.4. METODE PENULISAN................................................................................................. 4
1.5 SISTEMATIKA PENULISAN..........................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................5
2.1 ANATOMI DAN FISIOLOGI........................................................................................... 5
2.2 PENGERTIAN............................................................................................................. 6
2.3 KLASIFIKASI DIABETES MELLITUS.............................................................................7
2.4 ETIOLOGI................................................................................................................... 8
2.5 PATOFISIOLOGI........................................................................................................ 10
PATHWAY.................................................................................................................... 13
2.6 MANIFESTASI KLINIS................................................................................................ 14
2.7 KOMPLIKASI............................................................................................................ 15
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.R DENGAN DIABETES MELITUS ............................17
I. PENGKAJIAN............................................................................................................. 17
NO................................................................................................................................ 23
II. DIAGNOSA............................................................................................................. 23
III. NOC.................................................................................................................... 23
IV. NIC..................................................................................................................... 23
V. IMPLEMENTASI / PELAKSANAAN.......................................................................................28
V. EVALUASI................................................................................................................. 32
BAB V PENUTUP............................................................................................. 33
A. KESIMPULAN............................................................................................ 33
B. SARAN-SARAN.........................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 35
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
1. Mengetahui dan memahami tentang penyakit diabetes mellitus dan
penatalaksanaannya
3
2. Mengetahui dan memahami asuhan keperawatan pada pasien dengan diabetes
mellitus
3. Menerapkan asuhan keperawatan pada pasien dengan diabetes mellitus
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
Menaikkan pembentukan glikogen dalam hati dan juga dalam otot dan mencegah
penguraian glikogen
Menstimulasi pembentukan protein dan lemak dari glukosa
Insulin bekerja dengan jalan terikat dengan reseptor insulin yang terdapat
pada membran sel target. Terdapat dua jenis mekanisme kerja insulin. Pertama,
melibatkan proses fosforilase yang berasal dari aktifitas tirosin kinase yang
menyebabkan beberapa protein intrasel seperti glucose transporter-4, transferin,
reseptor low-density lipoprotein (LDL), dan reseptor insulin-like growth factor II (IGF-
II), akan bergerak kepermukaan sel. Bergeraknya reseptor-reseptor ini kepermukaan
sel akan memfasilitasi transport berbagai bahan nutrisi ke jaringan yang menjadi
target dari hormon insulin. Kedua, melibatkan proses hidrolisis dari glikolipid
membran oleh aktifitas fosfolipase C. Dalam proses ini dilibatkan second
messenger seperti IP3, DAG atau glukosamin yang menyebabkan respon intrasel
dengan jalan mengaktifkan protein kinase.
2.2 PENGERTIAN
Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang
yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat
kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).
Diabetes Mellitus ( DM ) adalah penyakit metabolik yang kebanyakan
herediter, dengan tanda tanda hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan atau
tidak adanya gejala klinik akut ataupun kronik, sebagai akibat dari kuranganya
insulin efektif di dalam tubuh, gangguan primer terletak pada metabolisme
karbohidrat yang biasanya disertai juga gangguan metabolisme lemak dan protein.
( Askandar, 2000 ).
Diabetes Melitus adalah merupakan penyakit metabolik kronik yang terjadi
akibat kurangnya produksi insulin dengan adanya kelainan metabolisme karbohidrat,
protein dan lemak. (Medical Surgical Nursing, Brunner and Suddarth, 1998).
Diabetes Melitus adalah sekumpulan penyakit genetik dan gangguan
heterogen yang secara klinis ditandai dengan ketidaknormalan dalam keseimbangan
kadar glukosa yaitu hiperglikemia (Lewis, 2000, hal. 1367).
Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan
klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi
karbohidrat (Silvia. Anderson Price, 1995)
6
Diabetes melitus adalah gangguan metabolik kronik yang tidak dapat
disembuhkan, tetapi dapat dikontrol yang dikarakteristikan dengan ketidak ade
kuatan penggunaan insulin (Barbara Engram; 1999, 532)
Diabetes melitus adalah suatu penyakit kronik yang komplek yang melibatkan
kelainan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak dan berkembangnya
komplikasi makro vaskuler, mikro vaskuler dan neurologis (Barbara C. Long, 1996).
7
pankreatopati fibrokalkulus
4) Endokrinopati :
akromegali
sindrom Cushing
feokromositoma
hipertiroidisme
5) Karena obat/zat kimia :
vacor, pentamidin, asam nikotinat
glukokortikoid, hormon tiroid
tiazid, dilantin, interferon alfa dan lain-lain
6) Infeksi :
Rubella kongenital, Cytomegalovirus (CMV)
7) Sebab imunologi yang jarang :
antibodi anti insulin
8) Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM :
sindrom Down, sindrom Kleinfelter, sindrom Turner, dan lain-lain.
2.4 ETIOLOGI
1. Diabetes Melitus tipe I
Diabetes Melitus tipe I ditandai oleh penghancuran sel-sel beta pankreas.
Kombinasi faktor genetik, imunologi dan mungkin pula lingkungan (misalnya, infeksi
virus) diperkirakan turut menimbulkan destruksi sel beta.
a. Faktor-faktor genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri, tetapi mewarisi
suatu predisposisi atau kecendrungan genetik ke arah terjadinya Diabetes Melitus
tipe I. Kecendrungan genetik ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen
HLA (human leococyte antigen) tertentu. HLA merupakan kumpulan gen yang
bertanggung jawab atas antigen trasplantasi dan proses imun lainnya.
b. Faktor-faktor imunologi
Pada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon autoimun. Respon ini
merupakan respon abnormal dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh
dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah
sebagai jaringan asing (Smeltzer Suzanne C, 2001).
c. Virus dan bakteri
Virus penyebab DM adalah rubela, mumps, dan human coxsackievirus B4.
Melalui mekanisme infeksi sitolitik dalam sel beta, virus ini mengakibatkan destruksi
atau perusakan sel. Bisa juga, virus ini menyerang melalui reaksi autoimunitas yang
menyebabkan hilangnya otoimun dalam sel beta. Diabetes Melitus akibat bakteri
8
masih belum bisa dideteksi. Namun, para ahli kesehatan menduga bakteri cukup
berperan menyebabkan DM.
d. Bahan toksik atau beracun
Bahan beracun yang mampu merusak sel beta secara langsung adalah
alloxan, pyrinuron (rodentisida), dan streptozoctin (produk dari sejenis jamur). Bahan
lain adalah sianida yang berasal dari singkong (Maulana Mirza, 2009).
b. Obesitas
Lebih dari 8 diantara 10 penderita diabetes tipe II adalah mereka yang
kelewat gemuk. Makin banyak jaringan lemak, jaringan tubuh dan otot akan makin
resisten terhadap kerja insulin, terutama bila lemak tubuh atau kelebihan berat
badan terkumpul di daerah sentral atau perut (central obesity). Lemak ini akan
memblokir kerja insulin sehingga glukosa tidak dapat diangkut ke dalam sel dan
menumpuk dalam peredaran darah.
9
Peredaran darah lebih baik. Dan resiko terjadinya diabetes tipe II akan turun sampai
50%.
d. Penyakit Lain
Beberapa penyakit tertentu dalam prosesnya cenderung diikuti dengan
tingginya kadar glukosa darah. Akibatnya, seseorang juga bisa terkena diabetes.
Penyakit-penyakit itu antara lain hipertensi, penyakit jantung koroner, stroke,
penyakit pembuluh darah perifer, atau infeksi kulit yang berlebihan.
e. Usia
Resiko terkena diabetes akan meningkat dengan bertambahnya usia,
terutama di atas 40 tahun. Namun, belakangan ini, dengan makin banyaknya anak
yang mengalami obesitas, angka kejadian diabetes tipe II pada anak dan remaja pun
meningkat.
2.5 PATOFISIOLOGI
Ibarat suatu mesin, tubuh memerlukan bahan untuk membentuk sel baru dan
mengganti sel yang rusak. Disamping itu tubuh juga memerlukan energi supaya sel
tubuh dapat berfungsi dengan baik. Energi yang dibutuhkan oleh tubuh berasal dari
bahan makanan yang kita makan setiap hari. Bahan makanan tersebut terdiri dari
unsur karbohidrat, lemak dan protein (Suyono,1999).
Pada keadaan normal kurang lebih 50% glukosa yang dimakan mengalami
metabolisme sempurna menjadi CO2 dan air, 10% menjadi glikogen dan 20%
sampai 40% diubah menjadi lemak. Pada Diabetes Mellitus semua proses tersebut
terganggu karena terdapat defisiensi insulin. Penyerapan glukosa kedalam sel
macet dan metabolismenya terganggu. Keadaan ini menyebabkan sebagian besar
glukosa tetap berada dalam sirkulasi darah sehingga terjadi hiperglikemia.
Penyakit Diabetes Mellitus disebabkan oleh karena gagalnya hormon insulin.
Akibat kekurangan insulin maka glukosa tidak dapat diubah menjadi glikogen
sehingga kadar gula darah meningkat dan terjadi hiperglikemi. Ginjal tidak dapat
menahan hiperglikemi ini, karena ambang batas untuk gula darah adalah 180 mg%
sehingga apabila terjadi hiperglikemi maka ginjal tidak bisa menyaring dan
mengabsorbsi sejumlah glukosa dalam darah. Sehubungan dengan sifat gula yang
menyerap air maka semua kelebihan dikeluarkan bersama urine yang disebut
glukosuria. Bersamaan keadaan glukosuria maka sejumlah air hilang dalam urine
10
yang disebut poliuria. Poliuria mengakibatkan dehidrasi intra selluler, hal ini akan
merangsang pusat haus sehingga pasien akan merasakan haus terus menerus
sehingga pasien akan minum terus yang disebut polidipsi.
Produksi insulin yang kurang akan menyebabkan menurunnya transport
glukosa ke sel-sel sehingga sel-sel kekurangan makanan dan simpanan karbohidrat,
lemak dan protein menjadi menipis. Karena digunakan untuk melakukan
pembakaran dalam tubuh, maka klien akan merasa lapar sehingga menyebabkan
banyak makan yang disebut poliphagia. Terlalu banyak lemak yang dibakar maka
akan terjadi penumpukan asetat dalam darah yang menyebabkan keasaman darah
meningkat atau asidosis. Zat ini akan meracuni tubuh bila terlalu banyak hingga
tubuh berusaha mengeluarkan melalui urine dan pernapasan, akibatnya bau urine
dan napas penderita berbau aseton atau bau buah-buahan. Keadaan asidosis ini
apabila tidak segera diobati akan terjadi koma yang disebut koma diabetik
(Price,1995).
Akibat yang lain adalah astenia atau kekurangan energi sehingga pasien menjadi
cepat telah dan mengantuk yang disebabkan oleh berkurangnya atau hilangnya
protein tubuh dan juga berkurangnya penggunaan karbohidrat untuk energi.
Hiperglikemia yang lama akan menyebabkan arterosklerosis, penebalan
membran basalis dan perubahan pada saraf perifer. Ini akan memudahkan
terjadinya gangren. Aterosklerosis menyebabkan aliran darah ke seluruh tubuh
terganggu, pada organ ginjal akan terlihat adanya proteinuria, hipertensi
mencetuskan hilangnya fungsi ginjal dan terjadi insufisiensi ginjal. Pada organ mata
terjadi pandangan kabur. Sirkulasi ekstremitas bawah yang buruk mengakibatkan
neuropati perifer dengan gejala antara lain : kesemutan, parastesia, baal, penurunan
sensitivitas terhadap panas dan dingin. Akibat lain dari gangguan sirkulasi
ekstremitas bawah yaitu lamanya penyembuhan luka karena kurangnya O2 dan
ketidakmampuan fagositosis dari leukosit yang mengakibatkan gangren. DM Tipe II
(NIDDM) terjadi resistensi insulin dan gangguan sirkulasi insulin yang secara normal
akan terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel. Sebagai akibat terikatnya
insulin dengan reseptor tersebut, terjadi suatu reaksi dalam metabolisme glukosa
dalam sel. Resistensi insulin pada tipe II disertai dengan penurunan reaksi intrasel,
dengan demikian insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan
glukosa oleh jaringan.
11
PATHWAY
Reaksi Obesitas, Usia, Genetik
Autoimun
DM Tipe I DM Tipe II
13
4. Rasa lelah dan kelemahan otot akibat gangguan aliran darah pada pasien
diabetes lama, katabolisme protein diotot dan ketidakmampuan sebagian besar
sel untuk menggunakan glukosa sebagai energi.
2.7 KOMPLIKASI
Beberapa komplikasi dari Diabetes Mellitus (Mansjoer dkk, 1999) adalah
1. Akut
a. Hipoglikemia dan hiperglikemia
b. Penyakit makrovaskuler : mengenai pembuluh darah besar, penyakit jantung
koroner (cerebrovaskuler, penyakit pembuluh darah kapiler).
Penderita diabetes dapat mengakibatkan perubahan aterosklerosis pada
arteri-arteri besar. Penderita NIDDM mengalami perubahan makrovaskuler lebih
sering daripada penderita IDDM. Insulin memainkan peranan utama dalam
14
metabolisme lemak dan lipid. Selain itu, diabetes dianggap memberikan peranan
sebagai faktor dalam timbulnya hipertensi yang dapat mempercepat aterosklerosis.
Pengecilan lumen pembuluh darah besar membahayakan pengiriman oksigen ke
jaringan-jaringan dan dapat menyebabkan ischemia jaringan, dengan akibatnya
timbul berupa penyakit cerebro vascular, penyakit arteri koroner, stenosis arteri
renalis dan penyakit-penyakit vascular perifer.
b. Retinopati diabetik
Disebabkan karena perubahan dalam pembuluh darah kecil pada retina
selain retinopati, penderita diabetes juga dapat mengalami pembentukan katarak
yang diakibatkan hiperglikemi yang berkepanjangan sehingga menyebabkan
pembengkakan lensa dan kerusakan lensa.
15
c. Nefropati diabetik
Perubahan struktur dan fungsi ginjal. Empat jenis lesi yang sering timbul
adalah pyelonefritis, lesi-lesi glomerulus, arterisclerosis, lesi-lesi tubular yang
ditandai dengan adanya proteinuria yang meningkat secara bertahap sesuai dengan
beratnya penyakit.
d. Proteinuria
e. Kelainan koroner
f. Ulkus/gangren (Soeparman, 1987, hal 377)
Terdapat lima grade ulkus diabetikum antara lain:
Grade 0 : Tidak ada luka
Grade I : Kerusakan hanya sampai pada permukaan kulit
Grade II : Kerusakan kulit mencapai otot dan tulang
Grade III : Terjadi abses
Grade IV : Gangren pada kaki bagian distal
Grade V : Gangren pada seluruh kaki dan tungkai bawah distal
KASUS :
Tn. R berusia 60 tahun dirawat di IRNA Penyakit Dalam Pria RSUP M. Djamil
Padang dengan keluhan masuk badan terasa lemah, penurunan berat badan 8 Kg
dalam 1 bulan terakhir. Klien mempunyai riwayat hipertensi dan tidak kontrol rutin.
Penuturan keluarga akhir-akhir ini klien sering BAK, bila malam hingga 10 kali,
sering lapar dan haus namun badan klien semakin kurus bukan semakin gemuk.
Sebelumnya klien sempat tidak sadarkan diri dan dibawa kerumah sakit. Pada
pemeriksaan didapatkan TD=170/100 mmhg, Nadi=80x/menit, RR=20x/menit,
T=37,20C. Gula Darah sewaktu saat masuk 425 mg/dl.
I. Pengkajian
16
Tanggal pengkajian : 12 Januari 2013
Waktu : 10.00 WIB
Ruang : IP (Interne Pria) RSUP M.Djamil Padang
a. Identitas Pasien
Nama : Tn. R
Umur : 60 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Pasar Baru
Pekerjaan : Petani
Tanggal masuk : 10 Januari 2013
No. RM : 00639342
Diagnosa Medis : Diabetes Melitus (DM) Tipe II
b. Keluhan Utama
Klien merasa badannya lemah, dan mengalami penurunan berat badan 8 kg
dalam 1 bulan terakhir.
17
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien memiliki riwayat penyakit hipertensi.
f. Pemeriksaan Fisik
1. Kesadaran : CMC
2. TTV :
TD : 170/100 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 20x/menit
S : 37,20 C
3. TB : 164 Cm
BB : 68 Kg
4. Kepala : Normoshepal
5. Rambut : Beruban, tidak mudak dicabut
6. Mata : Konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor
7. Hidung : Simetris, tidak ada sekret, tidak ada fraktur
8. Mulut : Bibir sedikit kering
9. Gigi : Caries (+)
10. Leher : JVP 5-2 CmH2O
11. Jantung :
Inspeksi : Ictus tidak terlihat
Palpasi : Ictus tidak teraba
Perkusi :
Batas atas : sela iga II linea parasternal kiri
Batas kanan : sela iga V linea parasternal kanan
Batas kiri : sela iga VI linea midklavikula kiri
Auskultasi : BJ I - II reguler, murmur (-), gallop (-)
12. Dada - Paru :
Inspeksi : Bentuk dada normal, pergerakan nafas kanan kiri simetris
Palpasi : Fremitus taktil simetris kanan kiri
Perkusi : sonor
Auskultasi : Vesikuler, Ronchi (-), Whizing (-)
13. Abdomen :
Inspeksi : Perut datar, simetris
Palpasi : Nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba,
Perkusi : Timpani
Auskultasi : BU (+) N
14. Punggung :
CVA : Nyeri tekan (-)
18
Nyeri ketok (-)
15. Alat Kelamin : Normal
16. Anus : Normal
17. Ekstremitas Atas dan Bawah : Tidak ada edema
g. Pemeriksaan Laboratorium
Nilai Normal
Hb : 12,5 gr/dl Hb: L(13-16) P(12-15) gr/dl
Hematokrit : 31,8 % Hematokrit: L(40-54) P(37-47) %
Leukosit : 5.100 sel/mm3 Leukosit: 5.000-10.000 sel/mm3
Trombosit : 137.000/ mm3 Trombosit:150.000-450.000/mm3
MCV : 83 fL MCV : 81 99 fL
MCH : 26,8 pg MCH : 27,0 31,0 pg
MPV : 7,4 fL MPV : 7,4 10,4 fL
MCHC : 32,3 g/dl MCHC : 32 - 36 g/dl
Ureum : 50 mg/dl Ureum : (18 55) mg/dl
Creatinin : 1,1 mg/dl Creatinin : (0,9 1,30)
GDS : 425 mg/ dl GDS : 60 - 100 mg/dl
19
Selama sakit : Klien makan diit berupa makanan lunak 3 x/hari yang diberikan
RS, pasien makan hanya habis 3/4 porsi yang diberikan RS. Tetapi klien tetap
mengkonsumsi buah-buahan seperti pepaya dan apel. Klien minum sekitar 2500
cc sehari.
3. Pola Eliminasi
Sebelum sakit : Klien mengatakan BAB 1 x/hari, konsistensi padat, BAK 6-7
x/hari.
Selama sakit : Klien mengatakan BAB 1 x/hari, BAK sering, bila malam
hingga 10 kali, warna kuning agak keruh, bau khas.
20
8. Pola peran dan hubungan
Klien adalah seorang kepala keluarga dari 3 orang anak dan 1 istri, klien
bekerja sebagai petani dan istri klien sebagai ibu rumah tangga, dan 3 orang
anak klien sudah beranjak dewasa. Sebelum sakit klien menjadi tulang punggung
keluarga namun sejak 1 bulan terakhir karena klien selalu merasa lelah, anak
klien yang pertama yang menggantikan posisi sang ayah yang bekerja sebagai
seorang petani. Hubungan klien dengan anggota keluarga baik hal ini terlihat
dengan keluarga yang selalu menemani klien di rumah sakit.
21
N II. DIAGNOSA III. NOC IV. NIC
O
1 Perubahan Status Gizi : Asupan Monitor gizi
Nutrisi
Kurang dari Kebutuhan Makanan Dan Cairan Aktivitas yang dilakukan :
Tubuh b.d Penurunan Klien diharapkan Amati kecenderungan
Insulin mampu untuk : pengurangandan dan
Mempertahankan penambahan BB
1. Data Subjektif : Monitor jenis dan jumlah latihan
berat badan
o klien sering Mempertahankan yang dilaksanakan
merasa lapar Monitor respon emosional klien
masa tubuh dan
dan haus berat badan dalam ketika ditempatka pada suatu
o klien keadaan yang ada makanan
batas normal
mengatakan Memiliki nilai Monitor lingkungan tempat
22
mengkonsumsi Pastikan bahwa diet mengandung
buah-buahan makanan yang berserat tinggi untuk
mencegah sembelit
Pastikan kemampuan klien untuk
memenuhi kebutuhan
Manajemen Hiperglikemi
Aktivitas yang dilakukan :
Monitor gula darah sesuai indikasi
Monitor tanda dan gejala poliuri,
polidipsi, polifagia. Keletihan,
pandangan kabur atau sakit kepala
Monitor TTV sesuai indikasi
Batasi latihan ketika gula darah besar
dari 250mg/dl khusus nya adanya
keton dalam urin
Monitor status cairan intake output
sesuai kebutuhan
Keseimbangan aj Asam-Basa
2 Kekurangan Volume
Elektrolit dan asam- Aktivitas yang dilakukan :
Cairan b.d Diuresis
Basa Monitor status hemodinamik
Osmotik
Klien diharapkan termasuk CVP (tekanan vena
1. Data
mampu untuk sentral), MAP (tekanan arteri rata-
Subjektif :
o Klien menormalkan : rata), PAP (tekanan arteri paru)
Albumin serum Dapatkan hasil labor untuk
mengatakan
sering merasa menganalisa keseimbangna asam
pH serum
Kreatinin serum basa seperti ABG, urin dan level
haus
Bikarbonat serum
o Klien mengaku serum
pH Urine
Pantau ketidakseimbangan elektrolit
sering BAK,
Keseimbangan yang semakin buruk dengan
bila malam hari
Cairan mengoreksi ketidakseimbangan asam
hingga 10 kali
o Klien Klien diharapkan basa
mampu untuk Dorong pasien dan keluarga untuk
mengatakan
berat menormalkan : aktif dalam pengobatan
23
badannya Tanda-tanda ketidakseimbangan asam basa
menurun dehidrasi tidak ada
selama 1 bulan Mukosa mulut dan
kering
Pemantauan Cairan
e) TD : 170/100 mmHg
f) N : 80x/menit Aktivitas yang dilakukan :
g) RR : 20x/menit
Kaji tentang riwayat jumlah
h) S : 37,2o C
dan tipe intake cairan dan pola
eliminasi
Kaji kemungkinan factor resiko
terjadinya imbalan cairan
(seperti : hipertermia, gagal
jantung, diaforesis, diare,
muntah, infeksi, disfungsi hati)
Monitor BB, intake dan output
Monitor nilai elektrolit urin dan
serum
24
Monitor osmolalitas urin dan
serum
Monitor membrane mukosa,
turgor dan rasa haus
Monitor warna dan kuantitas urin
25
bagaiamana teknik-teknik
Perawatan Diri : untuk menyimpan energi.
o Berikan informasi-informasi
Aktivitas-aktivitas
sehari-hari seputar kesehatan fisik klien.
Klien diharapkan
Mengontrol berat badan
mampu untuk
Aktivitas yang dilakukan :
menyeimbangkan :
Diskusikan dengan klien
Pola makan.
Berjalan. hubungan antara intake
Aktivitas maknan, latihan,
peningkatan berat
badan dan kehilangan
berat badan
Diskusikan dengan klien
kondisi pengobatan
yang mempengaruhi
berat badan
Diskusikan hubungan
resiko berat badan
normal dan tidak normal
Beri informasi kepada
klien tentang berat
badan yang ideal
Diskusikan bersama
klien metode tentang
intake makanan sehari-
hari
Minta informasi dari
klien, apakah ada
dukungan luar yang
mempengaruhi berat
badannya
Kaji peningkatan
keseimbangan
makanan
26
V. Implementasi / Pelaksanaan
Tanggal Diagnos Tujuan dan Intervensi Paraf
a Kriteria Hasil
9 Mei 2012 1 Setelah Riza
dilakukan Mengamati
tindakan
kecenderungan
keperawatan 3 X
24 jam pengurangan dan
kebutuhan nutrisi dan penambahan
pasien dapat
terpenuhi, BB
dengan kriteria Memonitor jenis dan
hasil ; mukosa jumlah latihan yang
bibir lembab, diit
dilaksanakan
dari rumah sakit
Memonitor mual dan
bisa habis 2/3
porsi muntah
Memonitor tingkat
energi, rasa tidak
enak badan,kelatihan
dan kelemahan
Memonitor masukan
kalori dari bahan
makanan
Manajemen Nutrisi
27
kebutuhan tubuh
Manajemen Hiperglikemi
Aktivitas yang dilakukan :
Memonitor gula darah
sesuai indikasi
Memonitor TTV sesuai
indikasi
Membatasi latihan ketika
gula darah besar dari
250mg/dl khusus nya
adanya keton dalam urin
9 Mei 2012 2 Asam-Basa Riza
28
termasuk CVP,MAP,
PAP
Monitor perubahan
BB klien sebelum
dan sesudah dialisa
Monitor status nutrisi
Monitor respon
pasien untuk
meresepkan terapi
elektrolit
Pemantauan Cairan
29
tindakan umum
keperawatan 2. Kaji tingkat aktivitas
selama 3 X 24 pasien
jam diharapkan 3. Bantu pasien dalam
pasien dapat melakukan aktivitas
memenuhi 4. Beri support kepada
kebutuhannya pasien
secara optimal, 5. Anjurkan keluarga untuk
dengan kriteria membantu pasien dalam
hasil; aktivitas memenuhi kebutuhannya
dapat dilakukan 6. Instruksikan pasien
secara mandiri tentang teknik penghemat
energi.
7. Beri dorongan untuk
melakukan
aktivitas/perawatan diri
V. Evaluasi
Diagnosa 1 Evaluasi
Perubahan Nutrisi Kurang dari S:-
Kebutuhan Tubuh b.d Penurunan O :berat badan stabil atau
Insulin penambahan kearah rentang
biasanya atau yang diinginkan, nilai
laboratorium dengan batas normal.
A : Masalah teratasi.
P : Hentikan intervensi.
Diagnosa 2 Evaluasi
Kekurangan Volume Cairan b.d Diuresis S:-
Osmotik O : tanda vital stabil, turgor kulit
elastis baik, haluaran urine tepat,
kadar elektrolit dalam batas normal
A : Masalah teratasi.
P : Hentikan intervensi.
30
Diagnosa 3 Evaluasi
Intoleransi Aktivitas b.d Kelemahan S:-
O : Menunjukan pergerakan yang
mulai normal
A : Masalah teratasi.
P : Hentikan intervensi.
BAB V
PENUTUP
sistem endokrin ; Diabetes Mellitus di RSUP M. Djamil Padang , dengan bertitik tolak
pada pembahasan bab sebelumnya maka penulis dapat menarik kesimpulan dan
A. Kesimpulan
1. Diabetes Mellitus adalah suatu penyakit kronik yang menimbulkan gangguan
multisistem dan mempunyai karakteristik hyperglikemia yang disebabkan defisiensi
insulin atau kerja insulin yang tidak adekuat.
3. Perawatan dan pengobatan Diabetes Mellitus terdiri dari diet, yang merupakan hal
yang sangat berperan, latihan fisik yang tepat, obat-obatan dan juga pendidikan
kesehatan mengenai penyakit tersebut.
31
B. Saran-saran
1. Untuk klien dan keluarga
Setelah mengetahui tentang penyakit Diabetes Mellitus serta komplikasi yang ada
maka klien perlu menyadari keadaan dirinya, sehingga perlu melakukan kontrol yang
efektif mungkin untuk mencegah terjadinya peningkatan gula darah dan diharapkan
keluarga dapat bekerja sama dalam hal ini.
Harus ada kerjasama dan komunikasi yang baik antara perawat dengan perawat,
perawat dengan klien dalam melaksanakan asuhan keperawatan sebab dengan
adanya kerjasama dan komunikasi yang baik, dengan memandang individu sebagai
makhluk biopsiko sosial dan spiritual.
3. Untuk masa yang akan datang, penulis mengusulkan jika memungkinkan bahwa
dalam melaksanakan asuhan keperawatan untuk penulisan karya tulis ini perlu diberi
waktu agak lama agar memudahkan dalam melakukan evaluasi.
32
DAFTAR PUSTAKA
Aziza, Lucky. 2007. Hipertensi The Silent Killer. Jakarta: Yayasan Penerbitan Ikatan Dokter
Indonesia.
Smeltzer dan Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Alih Bahasa Yasmin Asih.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Carpenito, Lynda Juall. 2009. Diagnosa Keperawatan. Aplikasi pada Praktek Klinis. Edisi
IX. Alih Bahasa: Kusrini Semarwati Kadar. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Doenges, Maryllin E. 2003. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Alih Bahasa: Yasmin
Asih. Jakarta: EGC
33