Anda di halaman 1dari 25

2.

1 Bentang Alam Fluvial


Bentang alam fluvial merupakan bentang alam yang terdiri di dalamnya berhubungan
dengan proses adanya air yang membentuk suatu morfologi di suatu daerah tertentu.
contoh contoh bentang alam fluvial antara lain :
1. Meander
Belokan tajam pada sungai, biasanya terjadi pada dalam suatu rangkaian, yang
disebabkan karekteristik dari aliran air. Meander terbentuk pada aliran endapan sedimen
dan berhenti diatas aliran karena terhalang.
2. Meander cut off
Meander cutoff merupakan meander yang terbentuk akibat aliran yang melewati
bagian sempit dari leher meander, di mana aliran ke bawah telah berpindah dari meander
yang telah melambat dan meander berikutnya telah mengambil aliran tersebut.
3. Flood Plain
Food plain adalah suatu level area pada daratan untuk memprediksi banjir dari
tubuh air yang berdekatan.Flood plain digambarkan dari frekuensi banjir yang sudah
terjadi.
4. Stream divide
Stream divide merupakan pembagian arus sungai berdasarkan dasar sungai dan
arah alirannya tersebut. Pembagian tersebut, yaitu branch, beck, burn, creek, kill, lick,
rill, river syke, bayou, rivulet, run.
5. River terrace
River terrace merupakan teras sungai yang tampak sepanjang sisi lembah,
biasanya sejajar dengan tembok lembah. Kebanyakan terraces terbentuk ketika erosi pada
sungai meningkat dan melewati flood plain.
6. Channel Bar
Channel Bar adalah endapan sungai yang terdapat pada tengah alur sungai.
7. Point bar
Point Bar adalah endapan sungai yang terdapat pada tepi alur sungai.
8. Natural levees
Natural levees merupakan pemanjangan dari tanggul terdiri dari pasir dan lanau
dan terendapkan sepanjang tepi sungai selama masa banjir.
9. Back Swamp
Back swamp merupakan rawa yang mengalami penurunan area floodplain antara
natural levees dan pada tepi floodplain
10. Braided stream
Braided stream adalah arus yang mengalir pada beberapa terusan yang terbagi dan
yang bersatu. Braided stream terbentuk pada bagian hilir sungai yang memiliki slope
hampir datar-datar, alurnya luas, dan dangkal.
11. Oxbow lake
Oxbow lake merupakan meander pada awalnya karena adanya pemotong pada
arus akibat pelurusan air, maka terbentuklah struktur seperti tapal kuda, struktur ini
dinamakan oxbow lake.
12. Crevasse splay
Crevasse splay merupakan kenampakan roman muka bumi yang terbntuk akibat
arus berlebih memotong levee dan endapan sedimen pada floodplain. Hal ini dapat
membuat endapan yang sangat besar sehingga menjadi delta.
13. Alluvial fan
Alluvial fan berbentuk seperti kipas, merupakan akumulasi dari endapan alluvial
pada mulut jurang atau aliran anak sungai dengan arus utama.
14. Channel fill
Channel fill merupakan akumulasi pasir detritus pada arus di mana kapasitas
transportasi dari air tidak mampu untuk memindahkan material secara berulang.
15. Overbank
Overbank merupakan penggambaran dari tipe endapan alluvial atau sediment
yang terendapkan pada floodplain di sungai. Biasanya endapan berbutir halus.
16. Flood basin
Flood basin merupakan daerah di bawah permukaan air selama air tinggi karena
banjir pada daerah tertentu.
2.2 Bentang Alam Karst
Pengertian tentang topografi kars yaitu suatu topografi yang terbentuk pada daerah
dengan litologi berupa batuan yang mudah larut, menunjukkan relief yang khas, penyaluran tidak
teratur, aliran sungai secara tiba-tiba masuk ke dalam tanah dan meninggalkan lembah kering dan
muncul kembali di tempat lain sebagai mata air yang besar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Bentang Alam Karst :
1. Faktor Fisik
Faktor-faktor fisik yang mempengaruhi pembentukan topografi karst meliputi :
a. Ketebalan batugamping, yang baik untuk perkembangan karst adalah batu gamping yang
tebal, dapat masif atau yang terdiri dari beberapa lapisan dan membentuk unit batuan
yang tebal, sehingga mampu menampilkan topografi karst sebelum habis terlarutkan.
Namun yang paling baik adalah batuan yang masif, karena pada batugamping berlapis
biasanya terdapat lempung yang terkonsentrasi pada bidang perlapisan, sehingga
mengurangi kebebasan sirkulasi air untuk menembus seluruh lapisan.
b. Porositas dan permeabilitas, berpengaruh dalam sirkulari air dalam batuan. Semakin
besar porositas sirkulasi air akan semakin lancar sehingga proses karstifikasi akan
semakin intensif.
c. Intensitas struktur (kekar),zona kekar adlah zona lemah yang mudah mengalami
pelarutan dan erosi sehingga dengan adanya kekar dalam batuan, proses pelarutan
berlangsung intensif. Kekar yang baik untuk proses karstifikasi adalah kekar berpasangan
(kekar gerus), karena kekar tsb berpasangan sehingga mempertinggi porositas dan
permeabilitas.Namun apabila intensitas kekar sangat tinggi batuan akan mudah tererosi
atau hancur sehingga proses karstifikasi terhambat.
2. Faktor Kimiawi
a. Kondisi kimia batuan, dalam pembentukan topografi kars diperlukan sedikitnya 60%
kalsit dalam batuan dan yang paling baik diperlukan 90% kalsit.
b. Kondisi kimia media pelarut, dalam proses karstifikasi media pelarutnya adalah air,
kondisi kimia air ini sangat berpengaruh terhadap proses karstifikasi. Kalsit sulit larut
dalam air murni, tetapi mudah larut dalam air yang mengandung asam. Air hujan
mengikat CO2di udara dan dari tanah membentuk larutan yang bersifat asam yaitu asam
karbonat (H2CO3). Larutan inilah yang sangat baik untuk melarutkan batugamping.
3. Faktor Biologi
Kalsit sulit larut dalam air murni, tetapi mudah larut dalam air yang mengandung
asam. Air hujan mengikat CO2di udara dan dari tanah membentuk larutan yang bersifat
asam yaitu asam karbonat (H2CO3).Larutan inilah yang sangat baik untuk melarutkan
batugamping.
4. Faktor Iklim dan Lingkungan
Kondisi lingkungan yang mendukung adalah adanya lembah besar yang
mengelilingi tempat yang tinggi yang terdiri dari batuan yang mudah larut (batugamping)
yang terkekarkan intensif. Kondisi lingkungan di sekitar batugamping harus lebih rendah
sehingga sirkulasi air berjalan dengan baik, sehingga proses karstifikasi berjalan dengan
intensif.
Proses Pembentukan Topografi Karst
Kondisi batuan yang menunjang terbentuknya topografi karst ada 4, yaitu:
a. Mudah larut dan berada di atau dekat permukaan.
b. Masif, tebal dan terkekarkan.
c. Berada pada daerah dengan curah hujan yang tinggi.
d. Dikelilingi lembah
Proses pelarutan pada batugamping, meninggalkan morfologi sisa pelarutan,
perkembangan morfologi sisa ini dapat dibagi menjadi 4 fase, yaitu :
a. Terjadi pelarutan pada batuan terkekarkan sehingga membentuk lembah yang kemudian
merupakan zona yang lebih cepat mengalami pelarutan (zona A) dibandingkan dengan zona
B yang tidak mengalami pengkekara.
b. Karena zona A lebih cepat mengalami pelarutan, maka zona ini segera terbentuk lembah
yang dalam, sementara pada zona B masih berupa dataran tinggi dengan gejala pelarutan di
beberapa tempat.
c. Pelarutan pada kedua zona terus berjalan sehingga pada fase ini mulai terbentuk kerucut-
kerucut karst pada zona B. Pada kerucut karst ini tingkat pelarutan/erosi vertikalnya lebih
kecil dibandingkan lembah di sekitarnya.
d. Karena adanya erosi lateral oleh sungai maka zone A berada pada batas permukaan erosi dan
pada zona B erosi vertikal telah berjalan lebih lanjut sehingga hanya tinggal beberapa
morfologi sisa saja, morfologi sisa ini disebut menara karst.

Bentuk-bentuk topografi kars minor adalah :


a. Lapies, merupakan bentuk tak rata pada permukaan batugamping akibat adanya proses
pelarutan, penggerusan atau karena proses lain. Lapies (bahasa Prancis) sering disebut
Karren (bahasa Jerman) atau Clints (bahasa Inggris) (Thornbury, 1964). Ritter (1978)
mengklasifikasikan Karren berdasar bentuknya menjadi dua kelompok, yaitu yang
mempunyai bentuk lurus dan bentuk melingkar seperti bulan sabit (lihat tabel 5.1)
Tabel 5.1. klasifikasi Karren (lapies) (Ritter, 1979) Bentuk Nama Keterangan
Linier/kurva linier Solution Flutes Berupa lekukan halus, lurus, kedalaman 1-2 cm, lebar
kira-kira 2 cm, seragam, panjang 10 cm beberapa meter, antar celah dibatasi oleh
pematang yang tajam, terorientasi searah dengan slope.
Solution Runnels Berupa aluran terbatas, dalamnya kira-kira 40 cm, lebar 40 50 cm,
panjang lebih dari 2 cm, bila terjadi pada bidang kekar atau bidang perlapisan disebut grikes
Solution Ripple (Gelombang Pelarutan) Berupa gelembur gelombang yangtegak lurus
terhadap slope, tingginya 10 50 cm, terbentuk pada permukaan miring yang curam
Melingkar (bulan sabit) Lubang pelarutan air hujan (rain pits) Berupa lubang kecil pada
permukaan yang datar, diameternya 3 cm, dalamnya 2 cm, terbentuk oleh tetesan air hujan
Solution Pans Berupa cekungan dengan lantai yang datar, diameternya 1 50 cm, lebar 3
cm 3 m, terbentuk pada batuan dasar yang tertutup vegetasi Lereng Pelarutan (Solution
Bevels) Berupa jejak (treads) dan lereng (scraps) yang datar dan licin, panjang treads 20 cm
1 m, tinggi scraps 3 5 cm, terbentuk oleh gerakanair diatas batuan dasar yang miring
rendah. Berdasarkan letak pembentukannya (origin), lapies dapat dibedakan menjadi dua
macam (Herak dan Stringfiels, 1972), yaitu lapies yang originnya tersingkap dipermukaan
dan lapies yang originya tidak tersingkap dipermukaan / berada dibawah tanah dan lapies
yang originnya tersingkap dipermukaan.
b. Kars Split, adalah celah pelarutan yang terbentuk dipermukaan. Kars split sebenarnya
merupakan perkembangan dari kars-runnel (solution runnel). Bila jumlah kars runnel
banyak dan saling berpotongan maka akan membentuk kars split (Srijono, 1984 dalam
Widagdo, 1984).
c. Parit Kars, adalah alur pada permukaan yang memanjang membentuk parit. Srijono (1984),
mengemukakan bahwa parit kars ini merupakan kars split yang memajang sehingga
membentuk parit kars.
d. Palung Kars, adalah alur pada permukaan batuan yang besar dan lebar, dibentuk oleh
proses pelarutan. Kedalamannya dapat mencapai lebih dari 50 cm. biasanya terbentuk pada
permukaan batuan yang datar atau miring rendah dan dikontrol oleh struktur yang
memanjang.
e. Speleothem
Adalah hiasan yang terdapat didalam gua yang dihasilkan oleh endapan berwarna putih,
bentuknya seperti tetesan air, mengkilat dan menonjol.Hiasan ini merupakan endapan
CaCO3 yang mengalami presipitasi pada saat air tanah yang membawanya masuk kedalam gua
(Sanders, J.E., 1981). Macam-macam speleothems yang sering dijumpai adalah Stalagtit, yaitu
hiasan yang menggantung dilangit-langit dan Stalagmit, yaitu hiasan yang berada didasar atau
dilantai gua serta Tiang Masif (Massife Column), yaitu hiasan yang terbentuk bila stalagtit dan
stalagmite bertemu.
f. Fitokars
Adalah permukaan yang berlekuk-lekuk, dengan lubang-lubang yang saling berhubungan. Antara
lubang satu dengan yang lainnya dibatasi oleh tepi-tepi yang tajam, sehingga memberikan bentuk
seperti bunga karang pada menara (pinnacles) kars. Morfologi ini terbentuk karena adanya
pengaruh aktifitas biologis, yaitu adanya algae yang yang tumbuh didalam batugamping. Algae
menutup permukaan dan masuk kebawah permukaan sedalam 0,1 0,2 mm, tampaknya algae
tersebut tumbuh didalam batugamping dan menghasilkan larutan asam yang dapat melarutkan
batugampingnya sehingga membentuk lubang-lubang (Bloom, 1979).
Bentuk-bentuk topografi kars mayor adalah :
a. Surupan
Yaitu depresi tertutup hasil pelarutan denagn diameter mulai dari beberapa meter sampai
beberapa kilometer, kedalamannya mencapai ratusan meter dan bentuknya dapat bundar atau
lonjong (oval), (Twidale, 1967). Surupan (dolines) ini di Amerika Serikat disebut sebagai sink
atau sink-holey (Ritter, 1978).
Jenning (1971) dan Bloom (1979), mengemukakan bahwa ada lima macam surupan yang dikenal
yaitu surupan runtuhan (collapse dolines), surupan pelarutan (solution dolines), subsidence
dolines, subjacent kars collapse dolines dan star-shape doline.
b. Uvala
Adalah depresi tertutup yang besar, terdiri dari gabungan beberapa doline, lantai dasarnya tidak
rata.Jenning (1967) dalam Ritter (1978), mengemukakan bahwa sebuah uvala terdiri dari 14 buah
doline dengan ukuran dan bentuk yang bervariasi.Ukuran diameternya berkisar antara 5 1000
meter dan kedalamannya berkisar antara 1- 200 meter, dindingnya curam.
c. Polje
Depresi tertutup yang besar dengan lantai dasar dan dinding yang curam, bentuknya tidak teratur
dan biasanya memanjang searah jurus perlapisan atau zona lemah structural. Pembentukannya
dikontrol oleh litologi dan struktur dan mengalami pelebaran oleh proses korosi lateral pada saat
ia terisi air (Riiter, 1979). Polje mempunyai ukuran yang sangat besar minimal dalam satuan
kilometer persegi.
d. Jendela Kars
Adalah lubang pada atap gua yang menghubungkan antara ruang dalam gua dengan udara diluar
yang terbentuk karena atap gua tersebut runtuh, (Twidale, 1976). Disamping itu jendela kars
dapat pula terbentuk pada atap sungai bawah tanah.
e. Lembah Kars (Kars Valley)
Adalah lembah atau alur yang besar yang terdapat pada lahan kars. Lembah ini terbentuk oleh
aliran air permukaan yang mengerosi batuan yang dilaluinya. Secara umum, lembah kars dapat
dibedakan menjadi beberapa macam dengan sifat pembaeda yang jelas (Ritter, 1978). Dalam hal
ini disebutkan ada empat macam lembah kars, yaitu :
- Allogenic Valley, yaitu lembah yang bagian hulunya berada pada batuan yang kedap air
kemudian masuk kedalam daerah kars. Panjang pendeknya lembah allogenik ini tergantung pada
besar kecilnya aliran yang membentuk, semakin besar alirannya maka semakin panjag lembah
yang terbentuk.
- Lembah Buta (Blind Valley), yaitu lembah atau sungai pada lahan kars yang secara tiba-tiba
berakhir pada suatu tempat dan biasanya pada akhir lembah ini air permukaan tanah akan masuk
kedalam tanah. Bila suatu saat aliran dapat melampaui lembah tersebut (misal, saat hujan lebat
atau terjadi pencairan es), maka lembah ini disebut sebagai semiblind valley, - Pocket Valley,
yaitu lembah yang dimulai dari tempat keluarnya air yang masuk melalui surupan. Pada
umumnya pocket valley berasosiasi dengan mata air yang besar yang keluar diatas batuan kedap
air yang terletak dibawah lapisan batugamping yang tebal. Lembah in umumnya berbentuk huruf
U dan memiliki tebing yang curam, ukurannya tergantung besar kecilnya debit mata air yang
keluar. Sweeting (1973) dalam Ritter (1978) menyebutkan bahwa panjang lembah ini dapat
mencapai 8 km, lebar 1 km dan dalamnya berkisar antara 300 - 400 meter.
- Lembah Kering (Dry Valleys), yaitu lembah pada lahan kars yang mirip dengan lembah
fluviatil, hanya saja (sesuai dengan namanya) lembah ini tidak berfungsi sebagai penyaluran air
permukaan (kering), karena air hujan yang jatuh dan masuk kedalam lebah ini dengan segera
akan meresap kedalam retakan batuan dasarnya.
f. Gua (Cave), yaitu serambi tau ruangan bawah tanah yang dapat dicapai dari permukaan dan
cukup besar bila dimasuki oleh manusia (Sanders, 1981). Gua seringkali teridir dari rangkaian
ruangan sehingga kedalamannya ratusan meter.
g. Terowongan dan Jembatan Alam, yaitu lorong bawah tanah yang terbentuk oleh pelarutan dan
penggerusan air tanah atau oleh aliran bawah tanah (Von Engeln, 1942). Terowongan alam
memiliki ukuran yang bervariasi artinya dapat berukuran besar atau kecil.Sebagai contoh,
terowongan di Virginia dapat berukuran mencapai 275 meter, tingginya 23 meter dan lebarnya 40
meter.
Suatu ketika atap terowongan alam tersebut runtuh, sehingga panjang terowongan tersebut
semakin berkurang, akibatnya suatu saat morofologi yang terbentuk lebih tepat disebut dengan
Jembatan Alam (Von Engeln, 1942).
Selanjutnya dikemukakan pula bahwa jembatan alam juga dapat terbentuk oleh proses pelautan
saja. Apabila jembatan alam tersebut terbentuk oleh proses pelarutan batuan oleh air tanah maka
disebut sebagai Jembatan Kars (Kars Briges).
Yang dimaksud dengan bentuk morfologi sisa pelarutan adalah morfologi yang terbentuk karena
pelarutan dan erosi sudah berjalan sangatlanjut sehingga meninggalkan sisa yang khas untuk
lahan kars. Morfologi sisa dapat berkembang baik terutama pada daerah yang beriklim tropis
basah (Bloom, 1979).Bentuk sisa:
a. Kerucut Kars, yaitu bukit kars yang berbentuk kerucut, berlereng terjal dan dikelilingi oleh
depresi yang biasanya disebut sebagai bintang (Ritter, 1978).
Kerucut kars sering disebut sebagai kegelkars (bahasa Jerman). Pada kenyataannya kerucut kars
sering kali lebih mirip setengah bola dibanding dengan bentuk kerucut (Lehman, 1963, dalam
Bloom, 1979). Depresi tertutup yang mengelilingi bukit sisa biasanya terbentuk bintang dan
tidak teratur sering disebut sebagai cockpits dan terbentuk oleh proses pelarutan sepanjang zona
kekar atau patahan (Sweeting, 1958 dalam Ritter, 1978).
b. Menara Kars, adalah bukit sisa pelarutan dan erosi berbentuk menara dengan lereng yang
terjal, tegak atau menggantung, terpisah satu dengan yng lain dan dikelilingi oleh dataran alluvial
(Ritter, 1978). Menurut Jenning (1971) dalam Ritter (1978) menara kars dan kerucut kars
dibedakan dalam hal keterjalan lereng dan adanya rawa / dataran alluvial yang mengelilinginya.
Menara kars disebut juga pepino hill atau haystack atau turmkarst. Contoh menara kars yang
baik adalah menara kars yang terdapat di Kweilin, Propinsi Kwangsi, China.
c. Mogote, adalah bukit terjal yang merupakan sisa pelarutan dan erosi, umumnya dikelilingi
oleh dataran alluvial yang hampir rata (flat). Bentuknya kadang-kadang tidak simetri antara sisi
yang mengarah kearah datangnya angin dengan sisi sebaliknya (Ritter, 1978).Mogote dan
menara kars dibedakan dari bentuk dan keterjalan lereng sisi-sisinya.

2.3 Bentang Alam Marine


1. Pengertian Bentuk Lahan Asal Proses Marine
Bentuk lahan asal proses marine dihasilkan oleh aktivitas/ gerakan air laut, baik pada
tebing, pantai berpasir, pantai berkarang, maupun pantai berlumpur. Gerakan tersebut meliputi :
Pasang surut, naik turunnya permukaan laut setiap 6 jam 12,5 menit sehingga interval naik
turun memerlukan waktu 12 jam 25 menit. Pasang surut ini dapat mengerosi pantai apalagi kalu
bersama sama dengan gelombang / ombak.
Arus, aliran air laut yang disebabkan oleh angin, perbedaan suhu air laut dll.
Ombak sesuai dengan arah angin dapat mengerosi pantai. (abrasi).
Selain dipengaruhi oleh kedalaman laut, perkembangan bentang lahan daerah pantai juga
dipengaruhi oleh:
Struktur, tekstur, dan komposisi batuan.
Keadaan bentang alam atau relief dari daerah pantai atau daerah di daerah sekitar pantai
tersebut.
Proses geomorfologi yang terjadi di daerah pantai tersebut yang disebabkan oleh tenaga dari
luar, misalnya yang disebabkan oleh angin, air, es, gelombang, dan arus laut.
Proses geologi yang berasal dari dalam bumi yang mempengaruhi keadaan bentang alam di
permukaan bumi daerah pantai, misalnya tenaga vulkanisme, diastrofisme, pelipatan, patahan,
dan sebagainya.
Kegiatan gelombang, arus laut, pasang naik dan pasang surut, serta kegiatan organisme yang
ada di laut.
Di Indonesia, pantai yang ada pada umumnya dialih fungsikan sebagai tempat wisata
yang notabene dapat membantu tingkat pendapatan suatu wilayah. Apabila masyarakat
mengetahui bahwa garis pantai bisa mengalami perubahan, maka akan muncul pemikiran-
pemikiran agar pantai tersebut tetap bisa dinikmati keindahannya meskipun sudah mengalami
perubahan.

2. Pengertian Daerah Pantai


Berdasarkan tahap-tahap perkembangannya, karakteristik garis pantai dapat dibedakan menjadi
beberapa pengertian, yaitu:

Pantai (Shore)
Shore adalah daerah peralihan antara permukaan air tertinggi dan terendah. Shore line (garis
pantai), jalur pemisah yang relatif berbentuk baris dan merupakan batas antara daerah yang dicapai air
laut dan yang tidak bisa dicapai.
Garis Pantai (Shoreline)
Shoreline adalah garis yang membatasi permukaan daratan dan permukaan air.Garis batas ini
selalu berubah-ubah sesuai dengan permukaan air laut.Garis pantai tertinggi terjadi pada saat
terjadi pasang naik setinggi-tingginya, sedangkan garis pantai terendah terjadi pada saat terjadi
pasang surut serendah-rendahnya.
Pantai Depan (Foreshore)
Foreshore adalah daerah sempit yang terdapat pada pantai yang terletak di antara garis
pasang naik tertinggi dengan garis pasang surut terendah.
Pantai Belakang (Backshore)
Backshore adalah bagian dari pantai yang terletak di antara pantai depan (foreshore)
dengan garis batas laut tetap (coastline). Daerah ini hanya akan tergenang air apabila terjadi
gelombang pasang yang besar. Dengan demikian daerah ini akankering apabila tidak terjadi
gelombang pasang yang intensitasnya besar. Bentang alam seperti ini biasanya terdapat pada
daerah pantai yang terjal, misalnya di pantai selatan Pulau Jawa.

5. Pesisir (Coast) dan Garis Pesisir (Coastline)


Coast adalah daerah pantai yang tidak menentu dan cenderung meluas ke
daratan.Sedangkan coastline adalah garis batas laut yang tetap dari pesisir.Daerah pesisir ini
mempunyai kemiringan lereng yang landai dengan luas yang tidak begitu besar pada daerah tepi
pantai yang sebagian besar merupakan daerah pantai terjal.
6. Endapan Pantai (Beaches)
Beaches merupakan endapan hasil kegiatan laut yang terdapat di pantai. Menurut tempat
terjadinya, beaches ini dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu:
a. Endapan bawah pantai depan (lower forest beach), merupakan jenis endapan yang terdapat di
bagian bawah pantai depan. Endapan ini juga merupakan hasil dari kegiatan gelombang dan arus
litoral.
b. Endapan atas pantai depan (upper foresher beach), merupakan jenis endapan pantai yang
terdapat pada bagian atas pantai depan. Endapan pantai ini terbentuk karena hasil kegiatan
gelombang.
c. Endapan pantai belakang (backshore beach), merupakan jenis endapan pantai yang terdapat
pada pantai belakang yang sempit. Endapan pantai ini merupakan gabungan dari hasil kegiatan
gelombang yang besar, aliran air dari gelombang pasang naik setinggi-tingginya, angin, serta
aliran sungai yang membawa material batuan ke pantai belakang tersebut.

1. Klasifikasi Pantai
Antara pantai yang satu dengan garis pantai yang lainnya mempunyai
perbedaan.Perbedaan dari masing-masing jenis pantai tersebut umumnya disebabkan oleh
kegiatan gelombang dan arus laut.
Menurut Johnson, pantai dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu:
1. Pantai yang Tenggelam (Shoreline of submergence)
Shoreline of submergence merupakan jenis pantai yang terjadi apabila permukaan air
mencapai atau menggenangi permukaan daratan yang mengalami penenggelaman.Disebut pantai
tenggelam karena permukaan air berada jauh di bawah permukaan air yang sekarang.Untuk
mengetahui apakah laut mengalami penenggelaman atau tidak dapat dilihat dari keadaan
pantainya.Naik turunnya permukaan air laut selama periode glasial pada jaman pleistosin
menyebabkan maju mundurnya permukaan air laut yang sangat besar.Selain itu, penenggelaman
pantai juga bisa terjadi akibat penenggelaman daratan.Hal ini terjadi karena permukaan bumi
pada daerah tertentu dapat mengalami pengangkatan atau penurunan yang juga dapat
mempengaruhi keadaan permukaan air laut.Pengaruh ini sangat terlihat di daerah pantai dan
pesisir.
Pada bentang lahan yang disebabkan oleh proses geomorfologi, pantai yang tenggelam
dapat dibagi menjadi beberapa jenis. Hal ini dapat dilihat dari bentuk pantai yang berbeda
sebagai akibat dari pengaruh gelombang dan arus laut. Jenis-jenis pantai tersebut antara lain:
a. Lembah sungai yang tenggelam
Pada umumnya lembah sungai yang tenggelam ini disebut estuarium, sedangkan
pantainya disebut pantai ria. Lembah sungai ini dapat mengalami penenggelaman yang
disebabkan oleh pola aliran sungai serta komposisi dan struktur batuannya.
b. Fjords atau lembah glasial yang tenggelam
Fjords merupakan pantai curam yang berbentuk segitiga atau berbentuk corong.Fjords
atau lembah glasial yang tenggelam ini terjadi akibat pengikisan es.Ciri khas dari bagian pantai
yang tenggelam ini yaitu panjang, sempit, tebingnya terjal dan bertingkat-tingkat, lautnya dalam,
dan kadang-kadang memiliki sisi yang landai.Pantai fjords ini terbentuk apabila daratan
mengalami penurunan secara perlahan-lahan. Bentang lahan ini banyak terdapat di pantai laut di
daerah lintang tinggi, dimana daerahnya mengalami pembekuan di musim dingin. Misalnya di
Chili, Norwegia, Tanah Hijau, Alaska, dan sebagainya.
d. Bentuk pengendapan sungai
Bentuk pengendapan sungai dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu:
(1) Delta, yaitu endapan sungai di pantai yang berbentuk segitiga dan cembung ke arah laut;
(2) Dataran banjir, yaitu sungai yang terdapat di kanan dan kiri sungai yang terjadi setelah sungai
mengalami banjir;
(3) Kipas alluvial, yaitu bentuk pengendapan sungai seperti segitiga, biasanya terdapat di daerah
pedalaman, dan ukurannya lebih kecil bila dibandingkan dengan delta, serta sungainya tidak
bercabang-cabang.
e. Bentuk pengendapan glasial
Bentuk pengendapan ini disebabkan oleh proses pencairan es.
f. Bentuk permukaan hasil diastrofisme
Bentuk kenampakan ini dapat diilustrasikan sebagai fault scraps (bidang patahan), fault
line scraps (bidang patahan yang sudah tidak asli), graben (terban), dan hocgbacks. Setelah
mengalami penenggelaman, fault scraps, fault line scraps, dan dinding graben akan langsung
menjadi pantai.
g. Bentuk permukaan hasil kegiatan gunung api
Jenis pantai yang disebabkan oleh kegiatan gunung api ini dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu: (1) Merupakan hasil kegiatan kerucut vulkanis (mound), yang menyebabkan
terbentuknya pantai yang cembung ke luar; (2) Merupakan hasil kegiatan aliran lava (lava flow),
yang menyebabkan terbentuknya pantai yang cekung luar.
2. Pantai yang Terangkat (Shoreline of emergence)
Pantai ini terjadi akibat adanya pengangkatan daratan atau adanya penurunan permukaan
air laut. Pengangkatan pantai ini dapat diketahui dari gejala-gejala yang terdapat di lapangan
dengan sifat yang khas, yaitu:
a. Terdapatnya bagian atau lubang dataran gelombang yang terangkat
Di daerah ini banyak dijumpai teras-teras pantai (stacks), lengkungan tapak (arches), pantai terjal
(cliffs), serta gua-gua pantai (caves).
b. Terdapatnya teras-teras gelombang
Teras gelombang ini terbentuk pada saat permukaan air mencapai tempat-tempat di mana
teras tersebut berada. Teras-teras ini merupakan batas permukaan air
c. Terdapatnya gisik (beaches)
Gisik yaitu tepian laut yang terdapat di atas permukaan air laut yang terjadi karena
adanya pengangkatan dasar laut.
d. Terdapatnya laut terbuka
Laut terbuka ini terjadi karena adanya dasar laut yang terangkat.
e. Garis pantai yang lurus (straight shoreline)
Erosi gelombang dan pengendapannya pada laut dangkal cenderung menurunkan bentang
lahan dan menyebabkan dasar laut dasar laut yang dangkal menjadi datar. Apabila dasar laut
yang dangkal tersebut sekarang mengalami pengangkatan, maka garis pantai yang terbentuk akan
kelihatan lurus.
3. Pantai yang Netral (Neutral shoreline)
Jenis pantai ini terjadi di luar proses penenggelaman dan pengangkatan, misalnya pantai
yang terjadi pada delta, plain hanyutan, terumbu karang, gunung api, gumuk-gumuk pasir, dan
jenis pantai yang merupakan hasil dari sesar (patahan).
4. Pantai Majemuk (Compound shorelines)
Jenis pantai ini terjadi sebagai gabungan dua atau lebih proses di atas. Berarti dalam
suatu daerah bisa terjadi proses penenggelaman, pengangkatan, pengendapan, dsb.
Daerah pesisir pantai merupakan daerah pantai dan sekitarnya yang masih terkena aktivitas
marine. Johson (dalam Lobeck, 1939) mengenalkan 4 kelas yaitu :
Klasifikasi pantai menurut Johnson (1919 Vide Thornbury, 1964), berdasarkan genesa dibagi
menjadi 4 macam pantai yaitu:
a. Pantai tenggelam (submergence coast), pantai tenggelam (submergence coast) ini terjadi
karena tenggelamnya daratan atau naiknya muka air laut.
Cirri-ciri pantai tenggelam:
- Di muka pantai ada pulau
- Garis pantai tidak teratur
- Teluk dalam
- Lembah-lembah turun
Contoh : Pantai Ria (terjadi akibat erosi fluvial)
Pantai Fjord (terjadi akibat glasiasi)
b. Pantai naik (emergence coast), pantai ini terjadi akibat majunya garis pantai atau turunnya
muka air laut.
Ciri-ciri pantai naik:
- Di muka pantai terbentuk undak-undak pantai dan gosong pasir atau tanggul-tanggul.
- Garis pantai relatif lurus
- Relief relatif rendah
c. Pantai netral, adalah pantai yang tidak mengalami penenggelaman atau penurunan.
Ciri-ciri pantai netral:
- Garis pantai relatif lurus
- Pantai landai, ombak tidak besar
- Kadang-kadang terbentuk delta, bila suplai material melimpah
Contoh: Pantai delta
Pantai volkanik
Pantai terumbu koral
Pantai campuran (compound)
Ciri-ciri pantai campuran:
- Pantai menunjukan undak pantai
- Lembah tenggelam, akibat turun dan naiknya muka air laut.
4. Bentukan Lahan Asal Proses Marine
Cliff
Pantai Cliff sering disebut dengan pantai yang menggantung. Terjadi karena proses erosi oleh
ombak air laut atau abrasi. Ombak yang terbentuk karena hembusan angin menyebabkan air laut
beriak dalam ukuran besar dan bergulung-gulung menuju tepi pantai yang berbatasan langsung
dengan pantai yang curam. Ombak ini menghantam pantai yang curam setiap saat dan membuat
pantai tersebut hancur sedikit demi

Pantai Compound
Pantai ini terjadi akibat dari terjadinya proses yang berulang kali mengalami perubahan relatif
muka air laut (naik dan turun). Pantai ini juga disebut sebagai pantai majemuk.
Berdasarkan morfologinya daerah pesisir pantai dapat dikelompokkan menjadi sebagai berikut :
Pantai bertebing terjal (cliff)

Pantai bertebing terjal merupakan bentuk lahan hasil bentukan erosi marin yang
paling banyak terdapat. Bentukan dan roman cliff berbeda satu d e n g a n y a n g
l a i n n y a , k a r e n a d i p e n g a r u h i oleh struktur batuan, dan jenis batuan serta sifat batuan.
Cliff pada batuan beku akan lain dengan cliff pada batuan sedimen. Pelapisan batuan
sedimen misalnya akan berbeda dengan pelapisan yang miring dan pelapisan mendatar.
Sebatas daerah di atas ombak, umumnya tertutup oleh vegatasi, sedangkan bagian
bawahnya umumnya berupa singkapan batuan. Aktivitas pasang surut Dan gelombang mengikis
bagian tebing, sehingga membentuk bekas-bekas abrasi seperti:
a. Tebing (cliff )
b. Tebing bergantung (notch)
c. Rataan gelombang pasang surut
Pantai bergisik

Pantai bergisik ini pada dasarnya merupakan daerah pasang surut yang terdapat
endapan material h a s i l a b r a s i . M a t e r i a l i n i d a p a t b e r u p a material halus dan juga
bisa berupa material yang kasar. Namun pantai bergisik tidak saja terdapat pada pantai cliff,
tetapi juga bisa terdapat pada daerah pantai yang landai.Pada pantai yang landai material gisik ini
kebanyakan berupa pasir ,dansebagaian kecil berupa meterial dengan butiran kerikil
sampai yang lebih besar. Padaumumnya material pasir suatu gisik pantai berasal dari
daerah pedalaman yang di bawah air sungai ke laut,kemudian diendapkan oleh arus laut
sepanjang pantai. Gisik seperti ini dapat dijumpai di sekitar Muara sungai
Pantai berawa payau

Rawa payau juga mencirikan daerah pantai yang tumbuh atau akresi (accretion).
Proses sedimentasi merupakan penyebab bertambahnyamajunya pantai ke arah laut.
Material penyusun umumnya berbutir halusdan medan ini berkembang pada lokasi yang
gelombangnya kecil atau terhalang serta dengan kondisi air laut yang relatif dangkal.
Karena airnya p a y a u , m a k a d a e r a h i n i kemungkinan untuk pengembangannya
sangat terbatas.Rawa payau ini pada umumnya ditumbuhi oleh tumbuhan rawa payau
seperti bakau, nipah, dan tumbuh-tumbuhan rawa lainnya yang hidup di air payau.Tumbuhan
bakau ini dapat berfungsi sebagai pemecah g e l o m b a n g d a n s e b a g a i penghalang pengikisan
di pantai, sebaliknya sedimentasi bisa terjadi.Oleh karena itu pantai
mengalamiakresi.Peranan b a k a u d i d a l a m m e r a n g s a n g p e r t u m b u h a n p a n t a i
t e r b u k t i j e l a s j i k a bakaunya hilang/mati, ditebang habis, maka yang terjadi adalah
sebaliknya yaitu pantai mengalami erosi
Pantai berterumbu karang.

Terumbu karang (coral reef) terbentuk oleh aktivitas binatang karangdan jasad renik lainnya.
Proses ini terjadi pada areal-areal yang cukup luas.
5. Topografi Pantai
Erosi gelombang sangat mempengaruhi terjadinya garis pantai. Banyak faktor yang
mempengaruhi terjadinya erosi gelombang, misalnya ukuran dan kekuatan gelombang,
kemiringan lereng dan ketinggian garis pantainya, komposisi batuannya, kedalaman airnya, serta
lamanya proses tersebut berlangsung.
Apabila gelombang di laut dalam menghempas pantai yang curam, maka sebagian besar air
akan membalik kembali ke laut dan mengerosi lereng kliff tersebut dan naik dari permukaan air
yang dangkal.

1. Kekuatan Gelombang
Gelombang pasang yang menghempas pantai merupakan penyebab pengikisan gelombang
secara langsung.Bekas-bekas pengikisan gelombang tersebut menyebabkan semakin besarnya
kekuatan gelombang.
2. Kenampakan Hasil Kerja Gelombang
Seperti halnya tenaga pengikis yang lain, tenaga gelombang juga dapat menyebabkan
pengendapan selain menyebabkan pengikisan, sehingga di satu sisi menebabkan kerusakan
pantai dan di sisi yang lain akan menyebabkan berkembang atau terbentuknya garis pantai.
Ada beberapa kenampakan bentang lahan hasil kegiatan gelombang, yaitu:
a. Goresan gelombang pantai
Bekas dari gelomang di pantai akan terlihat jelas apabila struktur batuan yang menyusun
pantai tersebut tidak seragam. Batuan yang mudah tererosi akan lebih cepat terkikis bila
dibandingkan dengan batuan yang resisten. Kenampakan ini banyak dijumpai pada pantai yang
berusia tua.
b. Pantai curam (kliff) dan teras-teras pantai
Apabila dinding pantai kliff yang tersusun dari jenis batuan yang tidak tahan erosi dihantam
gelombang yang cukup tinggi, maka batuan tersebut tidak hancur sekaligus. Sebagian material
batuan akan menumpuk di bagian bawah dan dapat mempengaruhi kerja dari gelombang.
Apabila tumpukan material tersebut mengalami pengikisan, maka tanah pantai kliff tersebut akan
mengalami longsor (landslide) secara vertikal sehingga terbentuk teras-teras gelombang. Lebar
teras gelombang itu sendiri tergantung pada faktor-faktor penyebab erosi gelombangnya.
Semakin kuat gelombangnya, maka teras-teras gelombangnya akan bertambah lebar.

3. Kenampakan Hasil Pengendapan Gelombang


Kenampakan bentang lahan hasil pengendapan gelombang ada beberapa macam, yaitu:

a. Gisik (beach)
Gisik merupakan suatu bentuk pengendapan yang terjadi di pantai. Gisik terletak tinggi di
atas pantai belakang atau pada posisi lainnya pada pantai depan. Kadang-kadang gisik ini terlihat
seperti jembatan yang bertingkat-tingkat turun ke arah laut. Material pada gisik ini terdiri dari
kerikil yang bulat-bulat, kerikil yang kasar (gravel),pasir.
b. Penampang gisik yang seimbang
Apabila dalam perkembangannya pantai yang tenggelam mencapai tingkatan gisik yang lebar
dan memencarpada pantai depan, maka akan terjadi keseimbangan antara tenaga erosi dan
pengangkutan yang berasal dari gelombang dari proses pengendapan arus bawah serta arus
pantai yang lain. Apabila proses penyeimbangan ini terjadi, maka lereng akan terlihat bertingkat-
tingkat sesuai dengan arah arus ke laut. Inilah penampang melintang pantai yang mengalami
keseimbangan.Jenis pantai ini biasanya berbentuk cembung ke atas dan bertingkat-tingkat ke
arah daratan.
c. Gisik puncak (cusped beaches)
Gisik puncak ini terbentuk akibat kegiatan gelombang.Pada sisi yang mengarah ke laut dari
beberapa gisik terdapat endapan pasir, kerikil, atau batu-batu besar yang seragam.Di bagian
bawah terdapat semacam bukit kecil yang merupakan puncak gisik yang berbentuk agak
cembung.
d. Gosong pasir (offshore bars) atau penghalang (barrier)
Apabila dataran hasil kegiatan gelombang terbentuk cukup luas dan di daerah ini terjadi proses
sedimentasi yang juga luas, maka gelombang badai yang cukup besar mampu memecah daratan
dan akan membentuk semacam jembatan yang arahnya sejajar dengan garis pantainya. Endapan
yang terlihat seperti jembatan ini disebut penghalang (barrier), ambang (bar), atau gosong pasir
(offshore bars).
6. Proses Terbentuknya Pantai
Tenaga yang mempengaruhi proses pembentukan pantai, baik secara langsung maupun tidak
langsung ada beberapa macam, yaitu gelombang laut, arus litoral, pasang naik dan pasang surut,
tenaga es, dan kegiatan organisme laut.
Gelombang Air Laut
Gelombang dapat terjadi dengan beberapa cara, misalnya longsoran tanah laut, batu yang
jatuh dari pantai curam, perahu atau kapal yang sedang lewat, gempa bumi di dasar laut, dan lain
sebagainya. Diantaranya adalah gelombang yang disebabkan oleh angin. Angin akan berhembus
dengan kencang apabila terjadi ketidakseimbangan tekanan udara. Karena tekanan yang tidak
sama di permukaan air itulah yang menyebabkan permukaan air berombak. Adanya gelombang
ini sangat penting dalam perkembangan garis pantai.
Arus Litoral
Selain gelombang air laut, arus litoral juga merupakan tenaga air yang sangat penting
pengaruhnya dalam pembentuka garis pantai.Pengaruh arus litoral terhadap perkembangan garis
pantai dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu tekanan atau kekuatan angin, kekuatan gelombang
laut, kedalaman air, dan bentuk pantainya. Apabila bentuk pantainya landai dan proses
pengendapannya cukup besar, maka arus litoral mempunyai pengaruh yang sangat penting
sebagai tenaga pengangkut. Pada daerah pantai yang tersusun dari batuan yang tidak kompak,
proses erosi akan bekerja sangat intensif. Jika hasil pengendapan terangkut dari permukaan air
yang dangkal menuju permukaan air yang lebih dalam, maka arus litoral merupakan tenaga yang
sangat efektif dalam proses pengendapan di pantai.
Pasang Naik dan Pasang Surut
Pengaruh pasang-surut yang terpenting terhadap pembentukan pantai adalah naik-turunnya
permukaan air laut dan kekuatan gelombangnya. Apabila gelombang besar terjadi pada saat
pasang naik akan merupakan tenaga perusak yang sangat hebat di pantai. Arus air yang
ditimbulkan oleh pasang naik dan pasang surut akan bergerak melalui permukaan terbuka dan
sempit serta merupakan tenaga pengangkut endapan daratan yang sangat intensif.
Tenaga Es
Pengaruh tenaga es yang terpenting yaitu adanya pengkerutan es dan pemecahan atau
pencairan es. Air yang berasal dari bawah akan naik dan mengisi celah-celah dan akhirnya akan
membeku. Apabila terjadi perubahan iklim, maka es akan mencair sehingga permukaan airnya
akan bertambah besar.
Organisme
Jenis binatang laut yang sangat penting dalam proses pembentukan garis pantai beserta
perubahannya salah satunya yaitu binatang karang. Binatang karang yang paling banyak
membentuk batuan karang ialah golongan polyps.Polyps merupakan jenis binatang karang yang
sangat kecil yang hidup dengan subur pada air laut yang memiliki kedalaman antara 35-45 meter.
Jenis makhluk hidup lain yang berpengaruh pada perkembangan pantai ialah tumbuh-
tumbuhan ganggang (algae). Ganggang merupakan jenis mikro flora yang dapat membantu
pengendapan dari larutan yang mengandung kalsium karbonat menjadi endapan kapur.

2.4 Bentang Alam Struktural


Bentang alam struktural dalah bentang alam yang pembentukkannya dikontrol oleh
struktur geologi daerah yang bersangkutan.Struktur geologi yang paling banyak berpengaruh
terhadap pembentukan morfologi adalah struktur geologi sekunder, yaitu struktur yang terbentuk
setelah batuan itu ada. Biasanya terbentuk oleh adanya proses endogen yaitu proses tektonik
yang mengakibatkan adanya pengangkatan, patahan, dan lipatan, yang tercermin dalam bentuk
topografi dan relief yang khas. Bentuk relief ini akan berubah akibat proses eksternal yang
berlangsung kemudian.
Macam-macam proses eksternal yang terjadi adalah pelapukan (dekomposisi dan disintegrasi),
erosi (air, angin atau glasial) serta gerakan massa (longsoran,rayapan,slump).

Kenampakan yang dapat digunakan dalam penafsiran bentang alam structural.Pola


pengaliran.Variasinya biasanya dikontrol oleh variasi struktur geologi dan litologi pada daerah
tersebut.Kelurusan-kelurusan (lineament) dari punggungan (ridge), puncak bukit, lembah, lereng
dan lain-lain.Bentuk bentuk bukit, lembah dll.Perubahan aliran sungai, misalnya secara tiba-
tiba, kemungkinan dikontrol oleh struktur kekar, sesar atau lipatan.
Macam-macam Bentang Alam Struktural
1. Bentang Alam dengan Struktur Mendatar (Lapisan Horizontal)
Dataran rendah, adalah dataran yang memiliki elevasi antara 0 500 kaki dari muka air laut.
Dataran tinggi (plateau), adalah dataran yang menempati elevasi lebih dari 500 kaki di atas muka
air laut, berlereng sangat landai atau datar berkedudukan lebih tinggi daripada bentanglahan di
sekitarnya
1. Bentang Alam dengan Struktur Miring
Cuesta, kemiringan antara kedua sisi lerengnya tidak simetri dengan sudut lereng yang searah
perlapisan batuan kurang dari 30o (Tjia, 1987).
Hogback : sudut antara kedua sisinya relatif sama, dengan sudut lereng yang searah perlapisan
batuan lebih dari 30o (Tjia, 1987). Hogback memiliki kelerengan scarp slope dan dip slope yang
hampir sama sehingga terlihat simetri
1. Bentang Alam Dengan Struktur Lipatan Lipatan terjadi karena adanya lapisan kulit bumi
yang mengalami gaya kompresi (gaya tekan). Pada suatu lipatan yang sederhana, bagian
punggungan disebut dengan antiklin, sedangkan bagian lembah disebut dengan sinklin. Struktur
antiklin dan sinklin menunjam. Struktur ini merupakan kelanjutan atau perkembangan dari
pegunungan lipatan satu arah (cuesta dan hogback) dan dua arah (sinklin dan antiklin). Bila tiga
fore slope saling berhadapan maka disebut sebagai lembah antiklin menunjam. Sedangkan bila
tiga back slope saling berhadapan maka disebut sebagai lembah sinklin menunjam. Kubah
Bentang alam ini mempunyai ciri-ciri kenampakan sebagai berikut :
Kedudukan lapisan miring ke arah luar (fore slope ke arah dalam).Mempunyai pola kontur
tertutup.Pola penyaluran radier dan berupa bukit cembung pada stadia muda.
Pada stadia dewasa berbentuk lembah kubah dengan pola penyaluran annular.
Cekungan Bentang alam ini mempunyai kenampakan sebagai berikut :
Kedudukan lapisan miring ke dalam (back slope ke arah dalam). Mempunyai pola kontur
tertutup.
Pada stadia muda pola penyalurannya annular. Bentang Alam dengan Struktur Patahan
Patahan (sesar) terjadi akibat adanya gaya tekan yang bekerja pada kulit bumi, sehingga
mengakibatkan adanya pergeseran letak kedudukan lapisan batuan. Ada 3 jenis sesar
(berdasarkan arah gerak relatifnya ), yaitu sesar geser, sesar naik dan sesar turun.
Secara umum bentang alam yang dikontrol oleh struktur patahan sulit untuk menentukan jenis
patahannya secara langsung. Ciri umum dari kenampakan morfologi bentang alam struktural
patahan, yaitu :
Beda tinggi yang relatif menyolok pada daerah yang sempit. Mempunyai resisitensi terhadap
erosi yang sangat berbeda pada posisi/elevasi yang hampir sama. Adanya kenampakan dataran /
depresi yang sempit memanjang.Dijumpai sistem gawir yang lurus (pola kontur yang panjang
lurus dan rapat).Adanya batas yang curam antara perbukitan / pegunungan dengan dataran yang
rendah.Adanya kelurusan sungai melalui zona patahan, dan membelok dengan tiba-tiba dan
menyimpang dari arah umum.
Sering dijumpai (kelurusan) mata air pada bagian yang naik / terangkat. Pola penyaluran yang
umum dijumpai berupa rectangular, trellis, dan contorted, serta modifikasi dari ketiganya.
2.5 Bentang Alam Eolian
Bentang alam eolian merupakan bentang alam yang dibentuk karena aktivitas
angin.Bentang alam ini banyak dijumpai pada daerah gurun pasir.Gurun pasir sendiri lebih
diakibatkan adanya pengaruh iklim.Gurun pasir diartikan sebagai daerah yang mempunyai curah
hujan rata-rata kurang dari 26 cm/tahun.Gurun pasir tropik terletak pada daerah antara 350 LU
sampai 350 LS, yaitu pada daerah yang mempunyai tekanan udara tinggi dengan udara sangat
panas dan kering.Gurun pasir lintang rendah terdapat di tengah-tengah benua yang terletak jauh
dari laut atau terlindung oleh gunung-gunung dari tiupan angin laut yang lembab sehingga udar
yang melewati gunung dan sampai pada daerah tersebut adalah udara yang kering.
Proses-Poses Oleh Angin
Angin meskipun bukan sebagai agen geomorfik yang sangat penting (topografi yang dibentuk
oleh angin tidak banyak dijumpai), namun tetap tidak dapat diabaikan.Proses-proses yang
disebabkan oleh angin meliputi erosi, transportasi dan deposisi.

1. Erosi oleh angin


Erosi oleh angin dibedakan menjadi dua macam, yaitu deflasi dan abrasi/korasi. Deflasi adalah
proses lepasnya tanah dan partikel-partikel kecil dari batuan yang diangkut dan dibawa oleh
angin. Sedangkan abrasi merupakan proses penggerusan batuan dan permukaan lain oleh
partikel-partikel yang terbawa oleh aliran angin.

2. Transportasi oleh angin


Cara transportasi oleh angin pada dasarnya sama dengan transportasi oleh air yaitu secara
melayang (suspension) dan menggeser di permukaan (traction). Secara umum partikel halus
(debu) dibawa secara melayang dan yang berukuran pasir dibawa secara menggeser di
permukaan (traction).Pengangkutan secara traction ini meliputi meloncat (saltation) dan
menggelinding (rolling).

3. Pengendapan oleh angin


Jika kekuatan angin yang membawa material berkurang atau jika turun hujan, maka material-
material (pasir dan debu) tersebut akan diendapkan.

Macam-Macam Bentang Alam Eolian


Dilihat dari proses pembentukannya, bentang alam eolian dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu
bentang alam akibat proses erosi oleh angin dan bentang alam akibat prose pengendapan oleh
angin.
Bentang alam Eolian Akibat Proses Erosi
Proses erosi oleh angin dibedakan menjadi 2, yaitu deflasi dan abrasi. Bentang alam yang
disebabkan oleh proses erosi ini juga dibedakan menjadi 2 yaitu bentang alam hasil proses
deflasi dan bentang alam hasil proses abrasi.

A. 1. Bentang Alam Hasil Proses Deflasi


Bentang alam hasil proses deflasi dibedakan menjadi 3 macam:
1. Cekungan Deflasi (Deflation basin)
Cekungan deflasi merupakan cekungan yang diakibatkan oleh angin pada daerah yang lunak dan
tidak terkonsolidasi atau material-material yang tersemen jelek. Cekungan tersebut akibat
material yang ada dipindahkan oleh angin ke tempat lain. Contoh cekungan ini terdapat di Gurun
Gobi yang terbentuk karena batuan telah diurai oleh adanya pelapukan.Cekungan ini mempunyai
ukuran antara 300 m sampai lebih dari 45 km panjangnya dan dari 15m sampai 150 m dalamnya.
2. Lag Gravel
Deflasi terhadap debu dan pasir yang ditinggalkan merupakan material yang kasar (gravel,
bongkah dan fragmen yang besar), disebut lagstone. Akumulasi seperti itu dalam waktu yang
lama bisa menjadi banyak dan menjadi lag gravel atau bahkan sebagai desert pavement, dimana
sisa-sisa fragmennya berhubungan satu sama lain saling berdekatan.

3. Desert varnish
Beberapa lagstone yang tipis, megkilat, berwarna hitam atau coklat dan permukaannya tertutup
oleh oksida besi dikenal desert varnish.

Bentang Alam Hasil Prose Abrasi


Bentang alam hasil proses abrasi atau korasi antara lain:
1. Ventifact
Beberapa sisa batuan berukuran bongkah berangkal yang dihasilkan oleh abrasi angin yang
mengandung pasir akan membentuk einkanter (single edge) atau dreikanter (three edge).
Einkanter terbentuk dari perpotongan antara pebble yang mempunyai kedudukan tetap dengan
arah angin yang tetap/konstan. Dreikanter terbentuk dari perpotongan antara pebble yang
posisinya overturned akibat pengrusakan pada bagian bawah dengan arah angin yang tetap atau
dapat juga disebabkan oleh arah angin yang berganti-ganti terhadap pebble yang mempunyai
kedudukan tetap, sehingga membentuk bidang permukaan yang banyak.
2. Polish
Polish ini terbentuk pada batuan yang mempunyai ukuran butir halus, digosok oleh angin yang
mengandung pasir (sand blast) atau yang mengandung silt (silt blast)yang mempunyai kekuatan
lemah, sehingga hasilnya akan lebih mengkilat, misalnya pada kwarsit akibat erosi secara abrasi
akan lebih mengkilat.
3. Grooves
Angin yang mengadung pasir dapat juga menggosok dan menyapu permukaan batuan
membentuk suatu alur yang dikenal sebagai grooves. Pada daerah kering, alur yang demikian itu
sangat jelas.Alur-alur tersebut memperlihatkan kenampakan yang sejajar dengan sisi sangat jelas.
4. Sculpturing (Penghiasan)
Batu jamur (mushroom rock) yaitu batu yang tererosi oleh angin yang mengandung pasir
sehingga bentuknya menyerupai jamur (mushroom).
5. Yardang
Pada batuan yang halus, abrasi oleh angin secara efektif memotong sepanjang alur rekahan
membentuk bentukan sisa yang berdiri memanjang yang disebut yardang.Kehadiran rekahan-
rekahan mempunyai pengaruh penting pada orientasi beberapa yardang.Material yang halus
tertransport sedangkan lapisan yang resisten membentuk perlapisan dengan material lain yang
kurang kompak.

B. Bentang Alam Hasil Pengendapan Angin


Jika kekuatan angin yang membawa material berkurang atau jika turun hujan, maka material-
material yang terbawa oleh angin akan diendapkan. Bentang alam hasil proses pengendapan oleh
angin ini dibedakan menjadi 2 yaitu: dune dan Loess
1. Dune
Dune adalah suatu timbunan pasir yang dapat bergerak atau berpindah, bentuknya tidak
dipengaruhi oleh bentuk permukaan ataupun rintangan. Berdasarkan ukurannya, hasil proses
pengendapan material pasir, yaitu ripples, dunes dan megadunes
Ripples lebar berukuran 5 cm - 2m dan tinggi 0,1 5 cm
Dunes lebar 3 600 m dan tinggi 0,1 15 m
Megadunes lebar 300 3 km dan tinggi 20 400 m

Tipe-tipe dune ini menurut Hace (1941, dalam Thornbury, 1964) digolongkan menjadi 3, yaitu:
a. Transversal Dune
Transversal dune merupakan punggungan-punggungan pasir yang berbentuk memanjang tegak
lurus dengan arah angin yang dominan. Bentuk ini tidak dipengaruhi oleh tumbuh-tumbuhan.

b. Parabolic Dune
Parabolic dune merupakan dune yang berbentuk sekop/sendok atau berbentuk parabola. Bentuk
ini dipengaruhi oleh adanya tumbuh-tumbuhan.
c. Longitudinal Dune
Longitudinal dune merupakan punggungan-pungungan pasir yang terbentuk memanjang sejajar
dengan arah angin yang dominan. Material pasir diangkut secara cepat oleh angin yang relatif
tetap
Klasifikasi menurut Emmons (1960) bentuk-bentuk dune dapat bermacam-macam, tergantung
pada banyaknya pertambahan pasir, pengendapan di tanah, tumbuh-tumbuhan yang menghalangi
dan juga arah angin yang tetap. Berdasrkan hal-hal tersebut, maka tipe-tipe dune digolongkan
menjadi :
1. Lee dune (Sand Drift)
Lee dune/sand drift adalah dune yang berkembang memanjang, merupakan punggungan pasir
yang sempit, berada di belakang batuan atau tumbuh-tumbuhan. Dune ini mempunyai kedudukan
tetap, tetapi dengan adanya penambahan jumlah pasir yang banyak maka dapat juga menjadi
jenis dune yang bergerak dari ujung sand
2. Longitudinal dune
Longitudinal dune mempunyai arah memanjang searah dengan arah angin yang efektif dan
dominan. Terbentuk karena angin tertahan oleh rumput atau pohon-pohon kecil.Kadang-kadang
berbentuk seperti lereng dari suatu lembah.
3. Barchan
Barchan terbentuk pada daerah yang terbuka, tak dibatasi oleh topografi/tumbuh-tumbuhan
dimana arah angin selalu tetap dan penambahan pasir terbatas dan berada di atas batuan dasar
yang padat.Barchan ini berbentuk koma dengan lereng yang landai pada bagian luar, serta
mempunyai puncak dan sayap.
4. Seif
Seif adalah longitudinal dune yang berbentuk barchan dengan salah satu lengannya jauh lebih
panjang akibat kecepatan angin yang lebih kuat pada lengan yang panjang.Misalnya di Arabian
Sword, seif berasosiasi dengan barchan dan berkebalikan antara barchan menjadi seif. Perubahan
yang lain misalnya dari seif menjadi lee dune.
5. Transversal dune
Transversal dune terbentuk pada daerah dengan penambahan pasir yang banyak dan kering,
angin bertiup secara tetap misalnya pada sepanjang pantai. Pasir yang banyak itu akan menjadi
suatu timbunan pasir yang berupa punggungan atau deretan punggungan yang melintang
terhadap arah angin.
6. Complex dune
Complex dune terbentuk pada daerah dengan air berubah-ubah, pasir dan vegetasi agak banyak.
Barchan, seif dan transversal dune yang berada setempat-tempat akan berkembang sehingga
menjadi penuh dan akan terjadi saling overlap sehingga akan kehilangan bentuk-bentuk aslinya
dan akan mempunyai lereng yang bermacan-macam. Keadaan ini disebut sebagai complex
dune.Menurut Emmons (1960, dalam Thornbury, 1969), dune ini biasanya mempunyai
ketinggian antara 6 20 m, tetapi beberapa dune dapat mencapai ketinggian beberapa puluh
meter.Sedangkan kecepatan bergerak atau berpindahnya berbeda-beda tergantung pada kondisi
daerahnya.Biasanya tidak lebih dari beberapa meter per tahun, tetapi ada juga yang sampai 30 m
per tahun.
7.Loess
Daerah yang luas tertutup material-material halus dan lepas disebut Loess. Beberapa endapan
loess yang dijumpai di Cina barat mempunyai ketebalan sampai beberapa ratus meter. Sedangkan
di tempat lain kebanyakan endapan loess tesebut hanya mencapai beberapa meter saja. Beberapa
endapan loess menutupi daerah yang sangat subur. Penyelidikan secara mikroskopis
memperlihatkan bahwa loess berkomposisi partikel-partikel angular dengan diameter kurang dari
0,5 mm terdiri dari kuarsa, feldspar, hornblende dan mika. Kebanyakan butiran-butiran tersebut
dalam keadaan segar atau baru terkena pelapukan sedikit. Kenampakan itu menunjukkan bahwa
loess tersebut merupakan hasil endapan dari debu dan lanau yang diangkut dan diendapkan oleh
angin.

BAB 3
HASIL PENGAMATAN
3.1 Bentang Alam Fluvial
LP 1
Pukul : 08:56 WIB
Lokasi : Sungai Oyo,Desa Sriharjo,Kecamatan Imogiri,Kabupaten Bantul,Provinsi D.I
Yogyakarta
Cuaca : Mendung-Gerimis
Tanggal :9 Juni 2013
DESKRIPSI BENTANG ALAM
1. Morfometri:
Beda Tinggi : 15m
Lebar Lembah : 17m
2.Proses Geomorfik yang Menyertainya
Eksogenik
Tingkat Pelapukan :Tinggi
Tingkat Erosi :Erosi Horizontal(Tinggi)
Tingkat Transportasi :Sedang-Tinggi
Tingkat Sedimentasi :Sedang-Tinggi
Endogenik
Tektonisme :Sesar (indikasi struktur geologi). Adanya pembelokan secara tiba tiba aliran
sungai dari arah timur ke selatan.
3.Pola Pengaliran : River
4.Vegetasi : Rumput,Pohon Pisang, Pohon Jati, Pohon Bambu.
MORFOGENESA
Dataran Aluvial (Dataran Banjir)
U Indikasi Sesar
S Pohon Pisang
Sungai Oyo

Rumput Pohon
Bambu
Jalan dan Jembatan

Keterangan: Sungai Stadia Tua


Arah aliran ke selatan

SKETSA
Foto Sungai Oyo

3.2 Bentang Alam Karst


LP II
Lokasi : Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi D.I Yogyakarta
Cuaca : Hujan
Pukul :10:16 WIB
Tanggal : 9 Juni 2013
DESKRIPSI BENTANG ALAM
Terdapat lubang berdiameter +/- 10 m dan kedalaman +/- 175 m. Terdapat aliran sungai bawah
tanah.Lubang Trjadi akibat pelarutan batugamping. Lubang tersebut yaitu monor.
Terdapat aliran sungai kecil/selokan. Terjadi akibat pelarutan dari lubang kecil dan
membenetuk lubang sumur besar sampai ke bagian yang tahan akan larutan (kristalin).
Terdapat zona air bawah tanah.
Vegetasi : Pohon bambu, pohon jati, pohon kelapa.

MORFOGENESA
Batugamping yang terkena struktur geologi berupa kekar lapies sinkhole
uvala bom lugpit

U Tanaman

S Tanaman
Pohon bambu
175m
Arah aliran air
batugamping
Keterangan: Terdapat zona aliran air bawah tanah

SKETSA
10m
Foto Kenampakan Monor

LP III
Lokasi : Desa Giriasih, Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi D.I
Yogyakarta.
Pukul : 11:11 WIB
Cuaca :Gerimis
Vegetasi :Pohon jati
DESKRIPSI BENTANG ALAM
Eksogenik
Pelapukan : Tinggi
Transportasi : Sedang
Erosi : Tinggi
Sedimentasi : Rendah
Endogenik
Proses endogenik kurang berpengaruh
Pola Pengaliran : Multibasinal
Litologi : batugamping
MORFOGENESA
Terbenetuk dari pegunugan massif akibat pelarutan sehinggga terbentuk pegunungan
seribu.Bagian atas pada pegunungan tidak larut karena kristalin tapi bagian samping bukit larut
sehingga terbentuk konikel hill.
SKETSA
U Konikel hill

S
Batugamping

Foto Konikel Hill


3.3 Bentang Alam Marine
LP IV
Tanggal : 9 Juni 2013
Pukul : 12:00 WIB
Lokasi : Pantai Parangkusumo,Kabupaten Bantul,Provinsi D.I Yogyakarta
Cuaca : Mendung-Gerimis
DESKRIPSI BENTANG ALAM
Proses Geomorfik
Endogenik
Tektonik : sesar normal (turun)
Eksogenik
Pelapukan : Rendah
Erosi : Tinggi
Transportasi : Tinggi
Sedimentasi : Sedang-Tinggi

MORFOGENESA
Bentang alam marine di pantai parangkusumo terjadi akibat adanya pembawaan material pasir
dari sungai opak yang terbawa dari hulu merapi dari utara dan diendapkan di pantai
Parangkusumo yang berada di daerah selatan.
S Laut

U
Garis Pantai


Pasir...
Gumuk Pasir
SKETSA

Foto Bentang Alam Marine

3.4 Bentang Alam Struktural


LP V
Tanggal : 9 Juni 2013
Pukul : 12:05 WIB
Lokasi : Pantai Parangkusumo,Kabupaten Bantul, Provinsi D.I Yogyakarta
Cuaca : Mendung-Gerimis
DESKRIPSI BENTANG ALAM
Endogenik
Karena proses tektonisme adanya sesar gawir
MORFOGENESA
Bentang alam struktural terjadi karena adanya sesar gawir.Sesar gawir (jurang) adalah sesar yang
membentuk daerah perbukitan.Litologi daerah tersebut adalah batuan beku. Didaerah struktural
juga terlihat bentuk/kenampakan triangular faces(bentuk menyerupai segitiga).
U Kenampakan Bukit seperti bentuk segitiga (triangular faces)

S
Rumah penduduk Rumah penduduk Rumah penduduk

SKETSA

Foto Bentang Alam Struktural


3.5 Bentang Alam Eolian
LP VI
Tanggal : 9 Juni 2013
Waktu : 14:05
Lokasi : Sand Dune, Kabupaten Bantul, Provinsi D.I Yogyakarta
Cuaca : Berawan
Vegetasi : Pohon pandan kaktus dan rumput jarum
DESKRIPSI BENTANG ALAM
Morfometri
Beda tinggi : 5m
Eksogenik
Akibat transportasi angina.Pasir yang terendapkan di pantai terbawa oleh angin pasat tenggara
yang kemudian terhalang oleh pegunungan selatan.Dan terendapkan di suatu lahan. Proses itu
terjadi berulang-ulang sehingga membentuk gumuk pasir.
Syarat gumuk pasir:
1. Ada material/endapan pasir dari pantai
2. Adanya penghalang berupa bukit
3. Adanya iklim kering/tropis
4. Adanya angin
SKETSA

S U
Parabolic Barchan
Keterangan: tanda panah arah angin, kemiringan slope:350

Foto Bentang Alam Eolian

BAB 4
KESIMPULAN
Diposkan oleh surya laksana di 04.10

Anda mungkin juga menyukai