Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pantai (Shore)
Shore adalah daerah peralihan antara permukaan air tertinggi dan terendah. Shore line (garis
pantai), jalur pemisah yang relatif berbentuk baris dan merupakan batas antara daerah yang dicapai air
laut dan yang tidak bisa dicapai.
Garis Pantai (Shoreline)
Shoreline adalah garis yang membatasi permukaan daratan dan permukaan air.Garis batas ini
selalu berubah-ubah sesuai dengan permukaan air laut.Garis pantai tertinggi terjadi pada saat
terjadi pasang naik setinggi-tingginya, sedangkan garis pantai terendah terjadi pada saat terjadi
pasang surut serendah-rendahnya.
Pantai Depan (Foreshore)
Foreshore adalah daerah sempit yang terdapat pada pantai yang terletak di antara garis
pasang naik tertinggi dengan garis pasang surut terendah.
Pantai Belakang (Backshore)
Backshore adalah bagian dari pantai yang terletak di antara pantai depan (foreshore)
dengan garis batas laut tetap (coastline). Daerah ini hanya akan tergenang air apabila terjadi
gelombang pasang yang besar. Dengan demikian daerah ini akankering apabila tidak terjadi
gelombang pasang yang intensitasnya besar. Bentang alam seperti ini biasanya terdapat pada
daerah pantai yang terjal, misalnya di pantai selatan Pulau Jawa.
1. Klasifikasi Pantai
Antara pantai yang satu dengan garis pantai yang lainnya mempunyai
perbedaan.Perbedaan dari masing-masing jenis pantai tersebut umumnya disebabkan oleh
kegiatan gelombang dan arus laut.
Menurut Johnson, pantai dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu:
1. Pantai yang Tenggelam (Shoreline of submergence)
Shoreline of submergence merupakan jenis pantai yang terjadi apabila permukaan air
mencapai atau menggenangi permukaan daratan yang mengalami penenggelaman.Disebut pantai
tenggelam karena permukaan air berada jauh di bawah permukaan air yang sekarang.Untuk
mengetahui apakah laut mengalami penenggelaman atau tidak dapat dilihat dari keadaan
pantainya.Naik turunnya permukaan air laut selama periode glasial pada jaman pleistosin
menyebabkan maju mundurnya permukaan air laut yang sangat besar.Selain itu, penenggelaman
pantai juga bisa terjadi akibat penenggelaman daratan.Hal ini terjadi karena permukaan bumi
pada daerah tertentu dapat mengalami pengangkatan atau penurunan yang juga dapat
mempengaruhi keadaan permukaan air laut.Pengaruh ini sangat terlihat di daerah pantai dan
pesisir.
Pada bentang lahan yang disebabkan oleh proses geomorfologi, pantai yang tenggelam
dapat dibagi menjadi beberapa jenis. Hal ini dapat dilihat dari bentuk pantai yang berbeda
sebagai akibat dari pengaruh gelombang dan arus laut. Jenis-jenis pantai tersebut antara lain:
a. Lembah sungai yang tenggelam
Pada umumnya lembah sungai yang tenggelam ini disebut estuarium, sedangkan
pantainya disebut pantai ria. Lembah sungai ini dapat mengalami penenggelaman yang
disebabkan oleh pola aliran sungai serta komposisi dan struktur batuannya.
b. Fjords atau lembah glasial yang tenggelam
Fjords merupakan pantai curam yang berbentuk segitiga atau berbentuk corong.Fjords
atau lembah glasial yang tenggelam ini terjadi akibat pengikisan es.Ciri khas dari bagian pantai
yang tenggelam ini yaitu panjang, sempit, tebingnya terjal dan bertingkat-tingkat, lautnya dalam,
dan kadang-kadang memiliki sisi yang landai.Pantai fjords ini terbentuk apabila daratan
mengalami penurunan secara perlahan-lahan. Bentang lahan ini banyak terdapat di pantai laut di
daerah lintang tinggi, dimana daerahnya mengalami pembekuan di musim dingin. Misalnya di
Chili, Norwegia, Tanah Hijau, Alaska, dan sebagainya.
d. Bentuk pengendapan sungai
Bentuk pengendapan sungai dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu:
(1) Delta, yaitu endapan sungai di pantai yang berbentuk segitiga dan cembung ke arah laut;
(2) Dataran banjir, yaitu sungai yang terdapat di kanan dan kiri sungai yang terjadi setelah sungai
mengalami banjir;
(3) Kipas alluvial, yaitu bentuk pengendapan sungai seperti segitiga, biasanya terdapat di daerah
pedalaman, dan ukurannya lebih kecil bila dibandingkan dengan delta, serta sungainya tidak
bercabang-cabang.
e. Bentuk pengendapan glasial
Bentuk pengendapan ini disebabkan oleh proses pencairan es.
f. Bentuk permukaan hasil diastrofisme
Bentuk kenampakan ini dapat diilustrasikan sebagai fault scraps (bidang patahan), fault
line scraps (bidang patahan yang sudah tidak asli), graben (terban), dan hocgbacks. Setelah
mengalami penenggelaman, fault scraps, fault line scraps, dan dinding graben akan langsung
menjadi pantai.
g. Bentuk permukaan hasil kegiatan gunung api
Jenis pantai yang disebabkan oleh kegiatan gunung api ini dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu: (1) Merupakan hasil kegiatan kerucut vulkanis (mound), yang menyebabkan
terbentuknya pantai yang cembung ke luar; (2) Merupakan hasil kegiatan aliran lava (lava flow),
yang menyebabkan terbentuknya pantai yang cekung luar.
2. Pantai yang Terangkat (Shoreline of emergence)
Pantai ini terjadi akibat adanya pengangkatan daratan atau adanya penurunan permukaan
air laut. Pengangkatan pantai ini dapat diketahui dari gejala-gejala yang terdapat di lapangan
dengan sifat yang khas, yaitu:
a. Terdapatnya bagian atau lubang dataran gelombang yang terangkat
Di daerah ini banyak dijumpai teras-teras pantai (stacks), lengkungan tapak (arches), pantai terjal
(cliffs), serta gua-gua pantai (caves).
b. Terdapatnya teras-teras gelombang
Teras gelombang ini terbentuk pada saat permukaan air mencapai tempat-tempat di mana
teras tersebut berada. Teras-teras ini merupakan batas permukaan air
c. Terdapatnya gisik (beaches)
Gisik yaitu tepian laut yang terdapat di atas permukaan air laut yang terjadi karena
adanya pengangkatan dasar laut.
d. Terdapatnya laut terbuka
Laut terbuka ini terjadi karena adanya dasar laut yang terangkat.
e. Garis pantai yang lurus (straight shoreline)
Erosi gelombang dan pengendapannya pada laut dangkal cenderung menurunkan bentang
lahan dan menyebabkan dasar laut dasar laut yang dangkal menjadi datar. Apabila dasar laut
yang dangkal tersebut sekarang mengalami pengangkatan, maka garis pantai yang terbentuk akan
kelihatan lurus.
3. Pantai yang Netral (Neutral shoreline)
Jenis pantai ini terjadi di luar proses penenggelaman dan pengangkatan, misalnya pantai
yang terjadi pada delta, plain hanyutan, terumbu karang, gunung api, gumuk-gumuk pasir, dan
jenis pantai yang merupakan hasil dari sesar (patahan).
4. Pantai Majemuk (Compound shorelines)
Jenis pantai ini terjadi sebagai gabungan dua atau lebih proses di atas. Berarti dalam
suatu daerah bisa terjadi proses penenggelaman, pengangkatan, pengendapan, dsb.
Daerah pesisir pantai merupakan daerah pantai dan sekitarnya yang masih terkena aktivitas
marine. Johson (dalam Lobeck, 1939) mengenalkan 4 kelas yaitu :
Klasifikasi pantai menurut Johnson (1919 Vide Thornbury, 1964), berdasarkan genesa dibagi
menjadi 4 macam pantai yaitu:
a. Pantai tenggelam (submergence coast), pantai tenggelam (submergence coast) ini terjadi
karena tenggelamnya daratan atau naiknya muka air laut.
Cirri-ciri pantai tenggelam:
- Di muka pantai ada pulau
- Garis pantai tidak teratur
- Teluk dalam
- Lembah-lembah turun
Contoh : Pantai Ria (terjadi akibat erosi fluvial)
Pantai Fjord (terjadi akibat glasiasi)
b. Pantai naik (emergence coast), pantai ini terjadi akibat majunya garis pantai atau turunnya
muka air laut.
Ciri-ciri pantai naik:
- Di muka pantai terbentuk undak-undak pantai dan gosong pasir atau tanggul-tanggul.
- Garis pantai relatif lurus
- Relief relatif rendah
c. Pantai netral, adalah pantai yang tidak mengalami penenggelaman atau penurunan.
Ciri-ciri pantai netral:
- Garis pantai relatif lurus
- Pantai landai, ombak tidak besar
- Kadang-kadang terbentuk delta, bila suplai material melimpah
Contoh: Pantai delta
Pantai volkanik
Pantai terumbu koral
Pantai campuran (compound)
Ciri-ciri pantai campuran:
- Pantai menunjukan undak pantai
- Lembah tenggelam, akibat turun dan naiknya muka air laut.
4. Bentukan Lahan Asal Proses Marine
Cliff
Pantai Cliff sering disebut dengan pantai yang menggantung. Terjadi karena proses erosi oleh
ombak air laut atau abrasi. Ombak yang terbentuk karena hembusan angin menyebabkan air laut
beriak dalam ukuran besar dan bergulung-gulung menuju tepi pantai yang berbatasan langsung
dengan pantai yang curam. Ombak ini menghantam pantai yang curam setiap saat dan membuat
pantai tersebut hancur sedikit demi
Pantai Compound
Pantai ini terjadi akibat dari terjadinya proses yang berulang kali mengalami perubahan relatif
muka air laut (naik dan turun). Pantai ini juga disebut sebagai pantai majemuk.
Berdasarkan morfologinya daerah pesisir pantai dapat dikelompokkan menjadi sebagai berikut :
Pantai bertebing terjal (cliff)
Pantai bertebing terjal merupakan bentuk lahan hasil bentukan erosi marin yang
paling banyak terdapat. Bentukan dan roman cliff berbeda satu d e n g a n y a n g
l a i n n y a , k a r e n a d i p e n g a r u h i oleh struktur batuan, dan jenis batuan serta sifat batuan.
Cliff pada batuan beku akan lain dengan cliff pada batuan sedimen. Pelapisan batuan
sedimen misalnya akan berbeda dengan pelapisan yang miring dan pelapisan mendatar.
Sebatas daerah di atas ombak, umumnya tertutup oleh vegatasi, sedangkan bagian
bawahnya umumnya berupa singkapan batuan. Aktivitas pasang surut Dan gelombang mengikis
bagian tebing, sehingga membentuk bekas-bekas abrasi seperti:
a. Tebing (cliff )
b. Tebing bergantung (notch)
c. Rataan gelombang pasang surut
Pantai bergisik
Pantai bergisik ini pada dasarnya merupakan daerah pasang surut yang terdapat
endapan material h a s i l a b r a s i . M a t e r i a l i n i d a p a t b e r u p a material halus dan juga
bisa berupa material yang kasar. Namun pantai bergisik tidak saja terdapat pada pantai cliff,
tetapi juga bisa terdapat pada daerah pantai yang landai.Pada pantai yang landai material gisik ini
kebanyakan berupa pasir ,dansebagaian kecil berupa meterial dengan butiran kerikil
sampai yang lebih besar. Padaumumnya material pasir suatu gisik pantai berasal dari
daerah pedalaman yang di bawah air sungai ke laut,kemudian diendapkan oleh arus laut
sepanjang pantai. Gisik seperti ini dapat dijumpai di sekitar Muara sungai
Pantai berawa payau
Rawa payau juga mencirikan daerah pantai yang tumbuh atau akresi (accretion).
Proses sedimentasi merupakan penyebab bertambahnyamajunya pantai ke arah laut.
Material penyusun umumnya berbutir halusdan medan ini berkembang pada lokasi yang
gelombangnya kecil atau terhalang serta dengan kondisi air laut yang relatif dangkal.
Karena airnya p a y a u , m a k a d a e r a h i n i kemungkinan untuk pengembangannya
sangat terbatas.Rawa payau ini pada umumnya ditumbuhi oleh tumbuhan rawa payau
seperti bakau, nipah, dan tumbuh-tumbuhan rawa lainnya yang hidup di air payau.Tumbuhan
bakau ini dapat berfungsi sebagai pemecah g e l o m b a n g d a n s e b a g a i penghalang pengikisan
di pantai, sebaliknya sedimentasi bisa terjadi.Oleh karena itu pantai
mengalamiakresi.Peranan b a k a u d i d a l a m m e r a n g s a n g p e r t u m b u h a n p a n t a i
t e r b u k t i j e l a s j i k a bakaunya hilang/mati, ditebang habis, maka yang terjadi adalah
sebaliknya yaitu pantai mengalami erosi
Pantai berterumbu karang.
Terumbu karang (coral reef) terbentuk oleh aktivitas binatang karangdan jasad renik lainnya.
Proses ini terjadi pada areal-areal yang cukup luas.
5. Topografi Pantai
Erosi gelombang sangat mempengaruhi terjadinya garis pantai. Banyak faktor yang
mempengaruhi terjadinya erosi gelombang, misalnya ukuran dan kekuatan gelombang,
kemiringan lereng dan ketinggian garis pantainya, komposisi batuannya, kedalaman airnya, serta
lamanya proses tersebut berlangsung.
Apabila gelombang di laut dalam menghempas pantai yang curam, maka sebagian besar air
akan membalik kembali ke laut dan mengerosi lereng kliff tersebut dan naik dari permukaan air
yang dangkal.
1. Kekuatan Gelombang
Gelombang pasang yang menghempas pantai merupakan penyebab pengikisan gelombang
secara langsung.Bekas-bekas pengikisan gelombang tersebut menyebabkan semakin besarnya
kekuatan gelombang.
2. Kenampakan Hasil Kerja Gelombang
Seperti halnya tenaga pengikis yang lain, tenaga gelombang juga dapat menyebabkan
pengendapan selain menyebabkan pengikisan, sehingga di satu sisi menebabkan kerusakan
pantai dan di sisi yang lain akan menyebabkan berkembang atau terbentuknya garis pantai.
Ada beberapa kenampakan bentang lahan hasil kegiatan gelombang, yaitu:
a. Goresan gelombang pantai
Bekas dari gelomang di pantai akan terlihat jelas apabila struktur batuan yang menyusun
pantai tersebut tidak seragam. Batuan yang mudah tererosi akan lebih cepat terkikis bila
dibandingkan dengan batuan yang resisten. Kenampakan ini banyak dijumpai pada pantai yang
berusia tua.
b. Pantai curam (kliff) dan teras-teras pantai
Apabila dinding pantai kliff yang tersusun dari jenis batuan yang tidak tahan erosi dihantam
gelombang yang cukup tinggi, maka batuan tersebut tidak hancur sekaligus. Sebagian material
batuan akan menumpuk di bagian bawah dan dapat mempengaruhi kerja dari gelombang.
Apabila tumpukan material tersebut mengalami pengikisan, maka tanah pantai kliff tersebut akan
mengalami longsor (landslide) secara vertikal sehingga terbentuk teras-teras gelombang. Lebar
teras gelombang itu sendiri tergantung pada faktor-faktor penyebab erosi gelombangnya.
Semakin kuat gelombangnya, maka teras-teras gelombangnya akan bertambah lebar.
a. Gisik (beach)
Gisik merupakan suatu bentuk pengendapan yang terjadi di pantai. Gisik terletak tinggi di
atas pantai belakang atau pada posisi lainnya pada pantai depan. Kadang-kadang gisik ini terlihat
seperti jembatan yang bertingkat-tingkat turun ke arah laut. Material pada gisik ini terdiri dari
kerikil yang bulat-bulat, kerikil yang kasar (gravel),pasir.
b. Penampang gisik yang seimbang
Apabila dalam perkembangannya pantai yang tenggelam mencapai tingkatan gisik yang lebar
dan memencarpada pantai depan, maka akan terjadi keseimbangan antara tenaga erosi dan
pengangkutan yang berasal dari gelombang dari proses pengendapan arus bawah serta arus
pantai yang lain. Apabila proses penyeimbangan ini terjadi, maka lereng akan terlihat bertingkat-
tingkat sesuai dengan arah arus ke laut. Inilah penampang melintang pantai yang mengalami
keseimbangan.Jenis pantai ini biasanya berbentuk cembung ke atas dan bertingkat-tingkat ke
arah daratan.
c. Gisik puncak (cusped beaches)
Gisik puncak ini terbentuk akibat kegiatan gelombang.Pada sisi yang mengarah ke laut dari
beberapa gisik terdapat endapan pasir, kerikil, atau batu-batu besar yang seragam.Di bagian
bawah terdapat semacam bukit kecil yang merupakan puncak gisik yang berbentuk agak
cembung.
d. Gosong pasir (offshore bars) atau penghalang (barrier)
Apabila dataran hasil kegiatan gelombang terbentuk cukup luas dan di daerah ini terjadi proses
sedimentasi yang juga luas, maka gelombang badai yang cukup besar mampu memecah daratan
dan akan membentuk semacam jembatan yang arahnya sejajar dengan garis pantainya. Endapan
yang terlihat seperti jembatan ini disebut penghalang (barrier), ambang (bar), atau gosong pasir
(offshore bars).
6. Proses Terbentuknya Pantai
Tenaga yang mempengaruhi proses pembentukan pantai, baik secara langsung maupun tidak
langsung ada beberapa macam, yaitu gelombang laut, arus litoral, pasang naik dan pasang surut,
tenaga es, dan kegiatan organisme laut.
Gelombang Air Laut
Gelombang dapat terjadi dengan beberapa cara, misalnya longsoran tanah laut, batu yang
jatuh dari pantai curam, perahu atau kapal yang sedang lewat, gempa bumi di dasar laut, dan lain
sebagainya. Diantaranya adalah gelombang yang disebabkan oleh angin. Angin akan berhembus
dengan kencang apabila terjadi ketidakseimbangan tekanan udara. Karena tekanan yang tidak
sama di permukaan air itulah yang menyebabkan permukaan air berombak. Adanya gelombang
ini sangat penting dalam perkembangan garis pantai.
Arus Litoral
Selain gelombang air laut, arus litoral juga merupakan tenaga air yang sangat penting
pengaruhnya dalam pembentuka garis pantai.Pengaruh arus litoral terhadap perkembangan garis
pantai dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu tekanan atau kekuatan angin, kekuatan gelombang
laut, kedalaman air, dan bentuk pantainya. Apabila bentuk pantainya landai dan proses
pengendapannya cukup besar, maka arus litoral mempunyai pengaruh yang sangat penting
sebagai tenaga pengangkut. Pada daerah pantai yang tersusun dari batuan yang tidak kompak,
proses erosi akan bekerja sangat intensif. Jika hasil pengendapan terangkut dari permukaan air
yang dangkal menuju permukaan air yang lebih dalam, maka arus litoral merupakan tenaga yang
sangat efektif dalam proses pengendapan di pantai.
Pasang Naik dan Pasang Surut
Pengaruh pasang-surut yang terpenting terhadap pembentukan pantai adalah naik-turunnya
permukaan air laut dan kekuatan gelombangnya. Apabila gelombang besar terjadi pada saat
pasang naik akan merupakan tenaga perusak yang sangat hebat di pantai. Arus air yang
ditimbulkan oleh pasang naik dan pasang surut akan bergerak melalui permukaan terbuka dan
sempit serta merupakan tenaga pengangkut endapan daratan yang sangat intensif.
Tenaga Es
Pengaruh tenaga es yang terpenting yaitu adanya pengkerutan es dan pemecahan atau
pencairan es. Air yang berasal dari bawah akan naik dan mengisi celah-celah dan akhirnya akan
membeku. Apabila terjadi perubahan iklim, maka es akan mencair sehingga permukaan airnya
akan bertambah besar.
Organisme
Jenis binatang laut yang sangat penting dalam proses pembentukan garis pantai beserta
perubahannya salah satunya yaitu binatang karang. Binatang karang yang paling banyak
membentuk batuan karang ialah golongan polyps.Polyps merupakan jenis binatang karang yang
sangat kecil yang hidup dengan subur pada air laut yang memiliki kedalaman antara 35-45 meter.
Jenis makhluk hidup lain yang berpengaruh pada perkembangan pantai ialah tumbuh-
tumbuhan ganggang (algae). Ganggang merupakan jenis mikro flora yang dapat membantu
pengendapan dari larutan yang mengandung kalsium karbonat menjadi endapan kapur.
3. Desert varnish
Beberapa lagstone yang tipis, megkilat, berwarna hitam atau coklat dan permukaannya tertutup
oleh oksida besi dikenal desert varnish.
Tipe-tipe dune ini menurut Hace (1941, dalam Thornbury, 1964) digolongkan menjadi 3, yaitu:
a. Transversal Dune
Transversal dune merupakan punggungan-punggungan pasir yang berbentuk memanjang tegak
lurus dengan arah angin yang dominan. Bentuk ini tidak dipengaruhi oleh tumbuh-tumbuhan.
b. Parabolic Dune
Parabolic dune merupakan dune yang berbentuk sekop/sendok atau berbentuk parabola. Bentuk
ini dipengaruhi oleh adanya tumbuh-tumbuhan.
c. Longitudinal Dune
Longitudinal dune merupakan punggungan-pungungan pasir yang terbentuk memanjang sejajar
dengan arah angin yang dominan. Material pasir diangkut secara cepat oleh angin yang relatif
tetap
Klasifikasi menurut Emmons (1960) bentuk-bentuk dune dapat bermacam-macam, tergantung
pada banyaknya pertambahan pasir, pengendapan di tanah, tumbuh-tumbuhan yang menghalangi
dan juga arah angin yang tetap. Berdasrkan hal-hal tersebut, maka tipe-tipe dune digolongkan
menjadi :
1. Lee dune (Sand Drift)
Lee dune/sand drift adalah dune yang berkembang memanjang, merupakan punggungan pasir
yang sempit, berada di belakang batuan atau tumbuh-tumbuhan. Dune ini mempunyai kedudukan
tetap, tetapi dengan adanya penambahan jumlah pasir yang banyak maka dapat juga menjadi
jenis dune yang bergerak dari ujung sand
2. Longitudinal dune
Longitudinal dune mempunyai arah memanjang searah dengan arah angin yang efektif dan
dominan. Terbentuk karena angin tertahan oleh rumput atau pohon-pohon kecil.Kadang-kadang
berbentuk seperti lereng dari suatu lembah.
3. Barchan
Barchan terbentuk pada daerah yang terbuka, tak dibatasi oleh topografi/tumbuh-tumbuhan
dimana arah angin selalu tetap dan penambahan pasir terbatas dan berada di atas batuan dasar
yang padat.Barchan ini berbentuk koma dengan lereng yang landai pada bagian luar, serta
mempunyai puncak dan sayap.
4. Seif
Seif adalah longitudinal dune yang berbentuk barchan dengan salah satu lengannya jauh lebih
panjang akibat kecepatan angin yang lebih kuat pada lengan yang panjang.Misalnya di Arabian
Sword, seif berasosiasi dengan barchan dan berkebalikan antara barchan menjadi seif. Perubahan
yang lain misalnya dari seif menjadi lee dune.
5. Transversal dune
Transversal dune terbentuk pada daerah dengan penambahan pasir yang banyak dan kering,
angin bertiup secara tetap misalnya pada sepanjang pantai. Pasir yang banyak itu akan menjadi
suatu timbunan pasir yang berupa punggungan atau deretan punggungan yang melintang
terhadap arah angin.
6. Complex dune
Complex dune terbentuk pada daerah dengan air berubah-ubah, pasir dan vegetasi agak banyak.
Barchan, seif dan transversal dune yang berada setempat-tempat akan berkembang sehingga
menjadi penuh dan akan terjadi saling overlap sehingga akan kehilangan bentuk-bentuk aslinya
dan akan mempunyai lereng yang bermacan-macam. Keadaan ini disebut sebagai complex
dune.Menurut Emmons (1960, dalam Thornbury, 1969), dune ini biasanya mempunyai
ketinggian antara 6 20 m, tetapi beberapa dune dapat mencapai ketinggian beberapa puluh
meter.Sedangkan kecepatan bergerak atau berpindahnya berbeda-beda tergantung pada kondisi
daerahnya.Biasanya tidak lebih dari beberapa meter per tahun, tetapi ada juga yang sampai 30 m
per tahun.
7.Loess
Daerah yang luas tertutup material-material halus dan lepas disebut Loess. Beberapa endapan
loess yang dijumpai di Cina barat mempunyai ketebalan sampai beberapa ratus meter. Sedangkan
di tempat lain kebanyakan endapan loess tesebut hanya mencapai beberapa meter saja. Beberapa
endapan loess menutupi daerah yang sangat subur. Penyelidikan secara mikroskopis
memperlihatkan bahwa loess berkomposisi partikel-partikel angular dengan diameter kurang dari
0,5 mm terdiri dari kuarsa, feldspar, hornblende dan mika. Kebanyakan butiran-butiran tersebut
dalam keadaan segar atau baru terkena pelapukan sedikit. Kenampakan itu menunjukkan bahwa
loess tersebut merupakan hasil endapan dari debu dan lanau yang diangkut dan diendapkan oleh
angin.
BAB 3
HASIL PENGAMATAN
3.1 Bentang Alam Fluvial
LP 1
Pukul : 08:56 WIB
Lokasi : Sungai Oyo,Desa Sriharjo,Kecamatan Imogiri,Kabupaten Bantul,Provinsi D.I
Yogyakarta
Cuaca : Mendung-Gerimis
Tanggal :9 Juni 2013
DESKRIPSI BENTANG ALAM
1. Morfometri:
Beda Tinggi : 15m
Lebar Lembah : 17m
2.Proses Geomorfik yang Menyertainya
Eksogenik
Tingkat Pelapukan :Tinggi
Tingkat Erosi :Erosi Horizontal(Tinggi)
Tingkat Transportasi :Sedang-Tinggi
Tingkat Sedimentasi :Sedang-Tinggi
Endogenik
Tektonisme :Sesar (indikasi struktur geologi). Adanya pembelokan secara tiba tiba aliran
sungai dari arah timur ke selatan.
3.Pola Pengaliran : River
4.Vegetasi : Rumput,Pohon Pisang, Pohon Jati, Pohon Bambu.
MORFOGENESA
Dataran Aluvial (Dataran Banjir)
U Indikasi Sesar
S Pohon Pisang
Sungai Oyo
Rumput Pohon
Bambu
Jalan dan Jembatan
SKETSA
Foto Sungai Oyo
MORFOGENESA
Batugamping yang terkena struktur geologi berupa kekar lapies sinkhole
uvala bom lugpit
U Tanaman
S Tanaman
Pohon bambu
175m
Arah aliran air
batugamping
Keterangan: Terdapat zona aliran air bawah tanah
SKETSA
10m
Foto Kenampakan Monor
LP III
Lokasi : Desa Giriasih, Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi D.I
Yogyakarta.
Pukul : 11:11 WIB
Cuaca :Gerimis
Vegetasi :Pohon jati
DESKRIPSI BENTANG ALAM
Eksogenik
Pelapukan : Tinggi
Transportasi : Sedang
Erosi : Tinggi
Sedimentasi : Rendah
Endogenik
Proses endogenik kurang berpengaruh
Pola Pengaliran : Multibasinal
Litologi : batugamping
MORFOGENESA
Terbenetuk dari pegunugan massif akibat pelarutan sehinggga terbentuk pegunungan
seribu.Bagian atas pada pegunungan tidak larut karena kristalin tapi bagian samping bukit larut
sehingga terbentuk konikel hill.
SKETSA
U Konikel hill
S
Batugamping
MORFOGENESA
Bentang alam marine di pantai parangkusumo terjadi akibat adanya pembawaan material pasir
dari sungai opak yang terbawa dari hulu merapi dari utara dan diendapkan di pantai
Parangkusumo yang berada di daerah selatan.
S Laut
U
Garis Pantai
Pasir...
Gumuk Pasir
SKETSA
S
Rumah penduduk Rumah penduduk Rumah penduduk
SKETSA
S U
Parabolic Barchan
Keterangan: tanda panah arah angin, kemiringan slope:350
BAB 4
KESIMPULAN
Diposkan oleh surya laksana di 04.10