ILUSTRASI KASUS
Identitas Pasien
Nama : Tn.Fauzi arif
Umur : 36 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Sisingamangaraja
Tanggal Masuk RS : Selasa 13 Desember 2016
Keluhan Utama
Datang ke IGD RSUD Kota Dumai pukul 00.30 wib dengan keluhan nyeri hebat tidak
tertahankan di daerah kantong buah pelir kanan dan membesar lebih kurang sebesar genggaman
tangan dewasa sejak 1 hari yang lalu.
18
- Tidak ada keluarga yang menderita hal yang sama
- Tidak ada keluarga yang menderita keganasan
Riwayat Psikososial
- Pasien mengaku sering makan makanan berserat
- Tidak pernah mengalami susah BAB
- Pernah bekerja sebagai tukang angkat
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Keadaan umum : Tampak sakit berat
Kesadaran : Komposmentis
Keadaan gizi : Baik
Vital sign
Tekanan darah : 130/90 mmHg
Frekuensi napas : 24 x/menit
Nadi : 100 x/menit
Suhu : 37,2 0C
Status Lokalis
Skrotalis
19
Inspeksi : tampak membesar lebih kurang seperti genggaman tangan dewasa, merah (-)
Palpasi : teraba massa, batas tegas,mobile, nyeri tekan (+) pada benjolan, konsistensi
lunak, nyeri tekan pada benjolan (+) , terasa panas (-). isi skrotum tidak bisa dimasukkan kembali
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan darah rutin
Hematologi
Gol. Darah AB
Rhesus POSITIF
Trombosit 181.000
20
Eosinofil 0%
Basofil 0%
Netrofil batang 1%
Netrofil segement 48 %
Limfosit 44 %
Monosit 8%
Hematokrit 41 %
Hemostasis
Massa Perdarahan 3
Massa Pembekuan 4
Faal Hati
SGOT 17 mg/dl
Faal Ginjal
21
Diagnosis Kerja
Diagnosis banding
-Orchitis
-Tumor testis
Rencana Penatalaksanaan
Pro operasi hernioraphy cito
Penatalaksanaan IGD
- Baring dengan posisi tenderlenberg
- Kompres es pada skrotum
- IFVD RL 20 gtt/i
- Inj. Ceftriaxon 1 gr/12 jam
- Pronalges 2 supp
- Puasa
- Pasang NGT
- Pasang kateter urin
Prognosis
Dubia ad bonam
22
Tanggal Follow up
Keluhan Pemeriksaan fisik Diagnosis Terapi
Hari Nyeri pada TD: 120/80 Hernia - Baring dengan posisi
rawat benjolan di buah Nadi : 76x/menit scrotalis dextra tenderlenberg
Pernapasan: 18 x/menit - Kompres es pada
ke-1 zakar kanan inkarserata
T : 37 C
Selasa skrotum
masih dirasakan. Tampak benjolan pada skrotum
13/12/16 - IFVD RL 20 gtt/i
Benjolan belum dextra sebesar genggaman tangan - Inj. Ceftriaxon 1
bisa dimasukkan. dewasa, eritem (-), konsistensi gr/12 jam
- Pronalges 2 supp
Nyeri tekan kenyal, mobile, batas tegas - Puasa
belum berkurang. Nyeri tekan (+), panas (-) - Pasang NGT
Tampak sisa makanan di selang - Pasang kateter urin
Mual (+), muntah
NGT
(+), demam (-),
Urin kateter : 400 cc
Advise Jam 18.30 :
BAB (-), BAK
- Batal op
tidak ada
- Aff NGT
gangguan - Aff kateter
23
Mual muntah kenyal, mobile, batas tegas
sudah tidak Nyeri tekan (+), panas (-)
24
rawat bekas operasi Nadi : 80x/menit RAWAT - Asam mefenamat
ke-5 berkurang, nyeri Pernapasan: 20 x/menit JALAN 2x1
Sabtu T : 36,5 C
yang hilang
17/03/16 Tampak luka post op tertutup
timbul (-), nyeri
perban. Perban kering dan bersih.
yang terus
Darah (-), eritema (-), edema (-)
menerus(-), mual Nyeri tekan (+), panas (-),
muntah (-), parestesi (-)
demam (-),
kembung
(-),kentut (+),
BAB (+), BAK
(+), kaki kebas (-)
ANALISA KASUS
Teori Kasus
Definisi : merupakan protrusi atau penonjolan Pasien : terdapat penonjolan pada skrotum
isi suatu rongga melalui defek atau bagian dextra, yang awalnya pada regio inguinal
yang lemah dari dinding yang bersangkutan.
25
faktor yang dapat menyebabkan terjadinya Pasien : pasien mengaku pernah bekerja
hernia inguinalis antara lain:1,6 sebagai tukang angkat >10 tahun yang lalu
Gejala pertama dari hernia biasanya bulging Pasien : awalnya dari 10 tahun yang lalu,
kecil di bawah kulit yang biasanya tidak sakit benjolan kecil dan hilang timbul, timbul ketika
beraktifitas berat dan tidak nyeri.
tetapi dapat menghasilkan ketidaknyamanan
1 hari ini,benjolan tidak bisa dikembalikan dan
dan bisa lebih besar selama aktivitas berat atau terdapat mual muntah
batuk.
Nyeri yang disertai mual muntah baru timbul
kalau terjadi inkaserata
pemeriksaan fisik inspeksi saat pasien Pasien : tanpa mengedan,benjolan sudah
mengedan, dapat dilihat hernia inguinalis terlihat pada skrotum. Tidak merah. Tidak
dapat mendengar bising usus.
lateral muncul sebagai penonjolan di regio
Pada palpasi teraba massa kenyal,nyeri (+),
inguinalis yang berjalan dari lateral atas medial panas (-). Tidak bisa di reposisi kembali.
bawah. Ketika testis di angkat, nyeri tidak reda.
Transluminasi (-)
-finger test
-transluminasi
Penatalaksanaan - Baring dengan posisi tenderlenberg
- Kompres es pada skrotum
Pengobatan awal dari hernia minor termasuk
- IFVD RL 20 gtt/i
menghindari angkat berat dan latihan berat - Inj. Ceftriaxon 1 gr/12 jam
- Pronalges 2 supp
dan, kadang-kadang, mengenakan pendukung
- Puasa
(truss atau korset). Tujuan dari operasi adalah - Pasang NGT
- Pasang kateter urin
reposisi ini hernia, menutup pintu hernia untuk
Rencana Operasi Hernioraphy (Kamis, 14
menghilangkan lokus minorus resisten, dan
Desember 2016)
mencegah residif dengan memperkuat dinding Insisi inguinal 2 jari medial SIAS sejajar
26
perut. ligamentum inguinal ke tuberculum
pubicum. Insisi diperdalam sampai
tampak aponeurosis MOE tampak crus
medial dan lateral yg merupakan annulus
eksternus.
Aponeurosis MOE dibuka kecil dengan
pisau, dengan bantuan pinset anatomis
dan gunting dibuka lebih lanjut ke cranial
sampai annulus internus dan ke kaudal
sampai membuka annulus inguinal
eksternus.
Funiculus dibersihkan, kemudian
digantung dengan kain kasa dibawa ke
medial, sehingga tampak kantong
peritoneum
Peritoneum dijepit dengan 2 pinset
dibuka usus didorong ke cavum
abdomen dengan melebarkan irisan ke
proksimal sampai leher hernia. Kantong
sebelah distal dibiarkan
Leher hernia dijahit dengan kromik
ditanamkan di bawah conjoint tendon dan
digantungkan.
Selanjutnya dilakukan hernioplasty
Komplikasi Pasien : benjolan sudah tidak bisa
Perlekatan / hernia akreta
dimasukkan kembali (inkarserata). Tanda-
Hernia irreponibel
Jepitan vaskularisasi tanda infeksi (leukositosis). Sudah terjadi
27
DAFTAR PUSTAKA
1. Sjamsuhidayat & Jong. Buku Ajar Ilmu bedah. Edisi Revisi. Jakarta: EGC.1997. p. 523-
538.
2. Kingsnorth, AN. Hernia Management in Fundamental of Surgery Second Edition.
http://www.digestive.niddc.nih.gov.
5. Mansjoer A, Suprohaita, Ika wardhani W. Setiowulan W. Kapita Selekta. Edisi ke-3.
overview#showall
28
8. RyszardM.P.AbdominalHernia.jama.jamanetwork.com/data/Journals/JAMA/20329/jpg1
5003_2130_2130.pdf
9. Swartz MH. Buku Ajar Diagnostik Fisik. Alih Bahasa : Lukmanto P, Maulany R.F,
29