Anda di halaman 1dari 12

BAB III

ILUSTRASI KASUS

Identitas Pasien
Nama : Tn.Fauzi arif
Umur : 36 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Sisingamangaraja
Tanggal Masuk RS : Selasa 13 Desember 2016

Keluhan Utama
Datang ke IGD RSUD Kota Dumai pukul 00.30 wib dengan keluhan nyeri hebat tidak
tertahankan di daerah kantong buah pelir kanan dan membesar lebih kurang sebesar genggaman
tangan dewasa sejak 1 hari yang lalu.

Riwayat Penyakit Sekarang


Datang ke IGD RSUD Kota Dumai pukul 00.30 wib dengan keluhan nyeri hebat tidak
tertahankan di daerah kantong buah pelir kanan dan membesar sejak 1 hari yang lalu. Awalnya
pasien merasa buah pelirnya membengkak dan masih bisa dimasukkan kembali, namun
kemudian terdapat nyeri hebat dan benjolan tidak bisa dinaikkan kembali. Benjolan tidak merah
dan tidak panas. Sebelum ke rumah sakit pasien mual dan muntah, nafsu makan pasien
berkurang. Demam (-), BAB (-) sejak 1 hari ini, BAK tidak ada gangguan. Keluhan seperti
scrotum membesar namun nyeri di sangkal pasien, riwayat trauma disangkal. Pembesaran
kelenjar getah bening di daerah tungkai disangkal, menggingil dan demam tinggi juga di
sangkal oleh pasien.

Riwayat Penyakit Dahulu


- Pernah mengalami benjolan pada buah pelir sejak 10 tahun yang lalu, namun benjolan
masih bisa dimasukkan kembali. Benjolan keluar disaat melakukan aktifitas fisik yang
berat, dan dimasukkan kembali dengan tangan dan dibawa ke tukang urut.
- Riwayat sulit BAB tidak ada.
- Riwayat gangguan BAK, kencing bernanah disangkal
- Riwayat cedera di sekitar perut tidak ada.
- Riwayat penyakit gondongan (MUMPS) disangkal
- Riwayat batuk yang lama (-)

Riwayat Penyakit Keluarga

18
- Tidak ada keluarga yang menderita hal yang sama
- Tidak ada keluarga yang menderita keganasan
Riwayat Psikososial
- Pasien mengaku sering makan makanan berserat
- Tidak pernah mengalami susah BAB
- Pernah bekerja sebagai tukang angkat

Pemeriksaan Fisik

Status Generalis
Keadaan umum : Tampak sakit berat
Kesadaran : Komposmentis
Keadaan gizi : Baik
Vital sign
Tekanan darah : 130/90 mmHg
Frekuensi napas : 24 x/menit
Nadi : 100 x/menit
Suhu : 37,2 0C

Pemeriksaan kepala : dalam batas normal


Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Mulut : kering (-), sianosis(-)
Pemeriksaan leher : dalam batas normal
Pemebesaran KGB (-)
Pemeriksaan toraks : dalam batas normal
I : simestris kanan-kiri, tidak tampak jejas trauma
Pal: vokal fremitus simestris kanan-kiri, tidak teraba krepitasi
Per : sonor dikedua lapangan paru
Aus : vesikuler (+/+) , ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

Pemeriksaan abdomen : dalam batas normal


Inspeksi: tidak tampak jejas trauma
Auskultasi : Bunyi Usus + normal,
Perkusi : Timpani
Palpasi : Nyeri tekan (+) kanan bawah, Nyeri lepas (-), Defans Muscular (-)

Pemeriksaan ekstremitas : dalam batas normal


Akral hangat, CRT <2, edema (-)
Pemeriksaan skrotalis : status lokalis

Status Lokalis

Skrotalis

19
Inspeksi : tampak membesar lebih kurang seperti genggaman tangan dewasa, merah (-)

Auskultasi : bising usus tidak terdengar.

Palpasi : teraba massa, batas tegas,mobile, nyeri tekan (+) pada benjolan, konsistensi
lunak, nyeri tekan pada benjolan (+) , terasa panas (-). isi skrotum tidak bisa dimasukkan kembali

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan darah rutin

Hematologi

Gol. Darah AB

Rhesus POSITIF

Hemoglobin 14,9 gr/dl

Leukosit 13.000 mm3

Trombosit 181.000

20
Eosinofil 0%

Basofil 0%

Netrofil batang 1%

Netrofil segement 48 %

Limfosit 44 %

Monosit 8%

Hematokrit 41 %

Hemostasis

Massa Perdarahan 3

Massa Pembekuan 4

Gula darah Sewaktu 124 mg/dl

Faal Hati

SGOT 17 mg/dl

SGPT (kosong) mg/dl

Faal Ginjal

Ureum (kosong) mg/dl

Kreatinin 1,1 mg/dl

21
Diagnosis Kerja

Hernia Scrotalis Dextra Inkarserata

Diagnosis banding
-Orchitis
-Tumor testis

Rencana Penatalaksanaan
Pro operasi hernioraphy cito

Penatalaksanaan IGD
- Baring dengan posisi tenderlenberg
- Kompres es pada skrotum
- IFVD RL 20 gtt/i
- Inj. Ceftriaxon 1 gr/12 jam
- Pronalges 2 supp
- Puasa
- Pasang NGT
- Pasang kateter urin
Prognosis
Dubia ad bonam

22
Tanggal Follow up
Keluhan Pemeriksaan fisik Diagnosis Terapi
Hari Nyeri pada TD: 120/80 Hernia - Baring dengan posisi
rawat benjolan di buah Nadi : 76x/menit scrotalis dextra tenderlenberg
Pernapasan: 18 x/menit - Kompres es pada
ke-1 zakar kanan inkarserata
T : 37 C
Selasa skrotum
masih dirasakan. Tampak benjolan pada skrotum
13/12/16 - IFVD RL 20 gtt/i
Benjolan belum dextra sebesar genggaman tangan - Inj. Ceftriaxon 1
bisa dimasukkan. dewasa, eritem (-), konsistensi gr/12 jam
- Pronalges 2 supp
Nyeri tekan kenyal, mobile, batas tegas - Puasa
belum berkurang. Nyeri tekan (+), panas (-) - Pasang NGT
Tampak sisa makanan di selang - Pasang kateter urin
Mual (+), muntah
NGT
(+), demam (-),
Urin kateter : 400 cc
Advise Jam 18.30 :
BAB (-), BAK
- Batal op
tidak ada
- Aff NGT
gangguan - Aff kateter

Hari Nyeri pada TD: 120/80 Hernia - IFVD RL 20 gtt/i


- Inj. Ceftriaxon 1
rawat benjolan di buah Nadi : 74x/menit scrotalis dextra
Pernapasan: 20 x/menit gr/12 jam
ke-2 zakar kanan inkarserata
T : 36,7 C - Puasa
Rabu
sudah berkurang. Tampak benjolan pada skrotum - OPERASI
14/12/16
Benjolan belum dextra sebesar genggaman tangan
bisa dimasukkan. dewasa, eritem (-), konsistensi

23
Mual muntah kenyal, mobile, batas tegas
sudah tidak Nyeri tekan (+), panas (-)

ada(-), demam (-),


BAB (-), BAK
tidak ada
gangguan
Hari Keluhan nyeri TD: 110/70 Post op - IFVD RL 20 gtt/i
- Inj. Ceftriaxon 1
rawat bekas operasi (+), Nadi : 78x/menit hernioraphy
Pernapasan: 20 x/menit gr/12 jam
ke-3 nyeri yang hilang hari I a/I hernia
T : 36 C - Ketorolak inj/8 jam
Kamis
timbul (-), nyeri Tampak luka post op tertutup scrotalis dextra - Asam kalnex inj/8
15/12/16
yang terus perban. Perban kering dan bersih. inkarserata jam
menerus(-), mual Darah (-), eritema (-), edema (-)
muntah (-), Nyeri tekan (+), panas (-),

demam (-), parestesi (-)


kembung
(-),kentut (+),
BAB (-), BAK
(+), kaki kebas (-)
Hari Keluhan nyeri TD: 110/70 Post op - IFVD RL 20 gtt/i
- Inj. Ceftriaxon 1
rawat bekas operasi (+), Nadi : 80x/menit hernioraphy
Pernapasan: 20 x/menit gr/12 jam
ke-4 nyeri yang hilang hari II a/I
T : 36,5 C - Ketorolak inj/8 jam
Jumat
timbul (-), nyeri Tampak luka post op tertutup hernia scrotalis - Asam kalnex inj/8
16/12/16
yang terus perban. Perban kering dan bersih. dextra jam
menerus(-), mual Darah (-), eritema (-), edema (-) inkarserata
muntah (-), Nyeri tekan (+), panas (-),

demam (-), parestesi (-)


kembung
(-),kentut (+),
BAB (-), BAK
(+), kaki kebas (-)

Hari Keluhan nyeri TD: 120/70 PASIEN - Cefadroxil 2x1

24
rawat bekas operasi Nadi : 80x/menit RAWAT - Asam mefenamat
ke-5 berkurang, nyeri Pernapasan: 20 x/menit JALAN 2x1
Sabtu T : 36,5 C
yang hilang
17/03/16 Tampak luka post op tertutup
timbul (-), nyeri
perban. Perban kering dan bersih.
yang terus
Darah (-), eritema (-), edema (-)
menerus(-), mual Nyeri tekan (+), panas (-),
muntah (-), parestesi (-)
demam (-),
kembung
(-),kentut (+),
BAB (+), BAK
(+), kaki kebas (-)

ANALISA KASUS

Teori Kasus
Definisi : merupakan protrusi atau penonjolan Pasien : terdapat penonjolan pada skrotum
isi suatu rongga melalui defek atau bagian dextra, yang awalnya pada regio inguinal
yang lemah dari dinding yang bersangkutan.

Fase hernia : Pasien : benjolan tidak bisa dinaikkan


-reponible kembali, dan terjadi gangguan pasase usus
-ireponible (mual,muntah)
-inkarserata
-strangulasi

25
faktor yang dapat menyebabkan terjadinya Pasien : pasien mengaku pernah bekerja
hernia inguinalis antara lain:1,6 sebagai tukang angkat >10 tahun yang lalu

a. Kelemahan aponeurosis dan fasia


tranversalis
b. Prosesus vaginalis yang terbuka, baik
kongenital maupun didapat
c. Tekanan intra abdomen yang meninggi
secara kronik, hipertrofi prostat,
konstipasi dan asites
d. Kelemahan otot dinding perut karena usia

Gejala pertama dari hernia biasanya bulging Pasien : awalnya dari 10 tahun yang lalu,
kecil di bawah kulit yang biasanya tidak sakit benjolan kecil dan hilang timbul, timbul ketika
beraktifitas berat dan tidak nyeri.
tetapi dapat menghasilkan ketidaknyamanan
1 hari ini,benjolan tidak bisa dikembalikan dan
dan bisa lebih besar selama aktivitas berat atau terdapat mual muntah
batuk.
Nyeri yang disertai mual muntah baru timbul
kalau terjadi inkaserata
pemeriksaan fisik inspeksi saat pasien Pasien : tanpa mengedan,benjolan sudah
mengedan, dapat dilihat hernia inguinalis terlihat pada skrotum. Tidak merah. Tidak
dapat mendengar bising usus.
lateral muncul sebagai penonjolan di regio
Pada palpasi teraba massa kenyal,nyeri (+),
inguinalis yang berjalan dari lateral atas medial panas (-). Tidak bisa di reposisi kembali.
bawah. Ketika testis di angkat, nyeri tidak reda.
Transluminasi (-)
-finger test
-transluminasi
Penatalaksanaan - Baring dengan posisi tenderlenberg
- Kompres es pada skrotum
Pengobatan awal dari hernia minor termasuk
- IFVD RL 20 gtt/i
menghindari angkat berat dan latihan berat - Inj. Ceftriaxon 1 gr/12 jam
- Pronalges 2 supp
dan, kadang-kadang, mengenakan pendukung
- Puasa
(truss atau korset). Tujuan dari operasi adalah - Pasang NGT
- Pasang kateter urin
reposisi ini hernia, menutup pintu hernia untuk
Rencana Operasi Hernioraphy (Kamis, 14
menghilangkan lokus minorus resisten, dan
Desember 2016)
mencegah residif dengan memperkuat dinding Insisi inguinal 2 jari medial SIAS sejajar

26
perut. ligamentum inguinal ke tuberculum
pubicum. Insisi diperdalam sampai
tampak aponeurosis MOE tampak crus
medial dan lateral yg merupakan annulus
eksternus.
Aponeurosis MOE dibuka kecil dengan
pisau, dengan bantuan pinset anatomis
dan gunting dibuka lebih lanjut ke cranial
sampai annulus internus dan ke kaudal
sampai membuka annulus inguinal
eksternus.
Funiculus dibersihkan, kemudian
digantung dengan kain kasa dibawa ke
medial, sehingga tampak kantong
peritoneum
Peritoneum dijepit dengan 2 pinset
dibuka usus didorong ke cavum
abdomen dengan melebarkan irisan ke
proksimal sampai leher hernia. Kantong
sebelah distal dibiarkan
Leher hernia dijahit dengan kromik
ditanamkan di bawah conjoint tendon dan
digantungkan.
Selanjutnya dilakukan hernioplasty
Komplikasi Pasien : benjolan sudah tidak bisa
Perlekatan / hernia akreta
dimasukkan kembali (inkarserata). Tanda-
Hernia irreponibel
Jepitan vaskularisasi tanda infeksi (leukositosis). Sudah terjadi

tergangguiskhemigangrennekrosis perlengketan antara kantong hernia dengan


Infeksi omentum.
Obstipasiobstruksi / konstipasi
Hernia incarserata Illeus

27
DAFTAR PUSTAKA

1. Sjamsuhidayat & Jong. Buku Ajar Ilmu bedah. Edisi Revisi. Jakarta: EGC.1997. p. 523-

538.
2. Kingsnorth, AN. Hernia Management in Fundamental of Surgery Second Edition.

Cambridge: Cambridge University Press. 2006. p. 264.

3. Brucinardi C. Hernia. 8th edition. E-book Schwartzs Principal of Surgery. 2007.

4. National Digestive Disease Information Clearinghouse (NDDIC). Inguinal Hernia.

http://www.digestive.niddc.nih.gov.
5. Mansjoer A, Suprohaita, Ika wardhani W. Setiowulan W. Kapita Selekta. Edisi ke-3.

Jilid 3. Jakarta : Media Aesculapius FKUI. 2000. p. 313-317.


6. Rudita, M. Hernia Inguinalis Lateralis. http://www.fkumycase.net.
7. Rather AA. Abdominal Hernias. http://emedicine.medscape.com/article/189563-

overview#showall

28
8. RyszardM.P.AbdominalHernia.jama.jamanetwork.com/data/Journals/JAMA/20329/jpg1

5003_2130_2130.pdf
9. Swartz MH. Buku Ajar Diagnostik Fisik. Alih Bahasa : Lukmanto P, Maulany R.F,

Tambajong J. Jakarta : EGC, 1995. pp. 276-8

29

Anda mungkin juga menyukai