Puji syukur kami panjatkan kehadirat tuhan YME, bahwasanya dengan rahmat dan
karunianyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada wakunya.
Terimakasih juga kami ucapkan kepada dosen pengampu mata kuliah Sosiologi
Hukum yaitu bapak Darwis Rampay Sh. Mh yang mana telah banyak memberikan banyak
pengetahuan kepada kami selama satu semester ini.
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan,
baik dari penulisan maupun kelengkapan bahan bahasan yang dicantumkan, oleh sebab itu
kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan untuk meningkatkan
kemampuan membuat makalah kedepanya.
Penulis,
1|Page
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................01
DAFTAR ISI............................................................................................................02
BAB I (PENDAHULUAN)
Latar Belakang.............................................................................................03
Rumusan Masalah........................................................................................03
Tujuan Penulisan..........................................................................................03
BAB II (PEMBAHASAN)
Hukum Tata Negara.....................................................................................04
Organisasi Negara Indonesia........................................................................07
Sistem Hukum Tata Negara Indonesia.........................................................08
Hukum Administrasi Negara........................................................................10
Perbuatan Tata Usaha...................................................................................14
Sistematika Hukum Administrasi.................................................................14
BAB III (PENUTUP)
Kesimpulan..................................................................................................15
Saran.............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................16
2|Page
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hukum Tata Negara adalah hukum mengnai susunan suatu Negara. Negara adalah
suatu organisasi yang mengatur keseluruhan hubungan natara manusia satu sama lain dalam
masyarakat, dan menegakkan aturan tersebut dengan kewajibanya.
Kekuasaan Tertinggi negara dilakukan dalam suatu wilayah tertentu,
yaitu wilayah negara, tempat dimana kekuasaan tertinggi itu dapat dijalankan secara efektif,
yang meliputi tanah, laut dan udara. Lingkungan kekuasaan sesuatu negara biasanya teritur.
Batas-batas wilayah terotorial suatu negara biasanya ditentukan oleh masing-masing negara
dengan memperhatikan sebnayak-banyaknya asas hukum internasional.
1.3 Tujuan
Selain sebagai bahan bacaan dan ilmu pengetahuan,Salah satu tujuan dari penulisan
makalah ini adalah sebagai pemenuhan bahan tugas mata kuliah Sosiologi Hukum.
3|Page
BAB II
PEMBAHASAN
Tentang kekuasaan tertinggi dan legitimasi kekuasaan tertinggi terdapat banyak pendapat:
a. Teori Teokrasi, mendasarkan (melegitimasi) kekuasaan Negara pada kehendak Tuhan,
tidak mungkin diadakan pemisahan antara <egara dan agama.
b. Negara sebagai Organisasi Kekuatan belaka, Negara mempertahankan dan
menjalankan kekuatan.
c. Teori Perjanjian, menitikberatkan kekuasaan Negara didasarkan atas suatu perjanjian
yang diadakan antara anggota masyarakat. Negara selayaknya merupakan negara
demokrasi langsung.
d. Diantara teori-teori Perjanjian, Teori Rousseau yang paling berpengaruh. Dian
berpendapat bahwa negara bersifat sebagai wakil rakyat, yang merupakan kekuasaan
tertinggi adalah rakyat. Negara selayaknya merupakan negara demokrasi langsung.
e. Teori Kedaulatan Negara, memandang bahwa hukum ada karena negara
menghendakinya. Setiap tindakan pemerintah merupakan kehendak negara,
4|Page
tindakannya tidak dapat dibatasi oleh hukum, karena hukum buatan negara. Tidak
mungkin negara harus tunduk kepada buatannya sendiri.
f. Teori kedaulatan negara mendaat tantangan dari berbagai sarjana hukum, terutama
Krabbe yang terkenal dengan teori kedaulatan hukum. Dalam teori tersebut bukan
hanya manusia dibawah perintah hukum, negarapun dibawah perintah hukum. Hukum
berdaulat, hukum berada diatas segala sesuatu, termasuk negara. Apa yang
dikemukakan oleh Krabbe adalah konsep negara hukum.
5|Page
setiap negara berhak menggali kekayaan alam tang terkandung dalam landasan laut sampai
batas yang merupakan wilayah negara.
a. Seluruh daerah (tanah) bekas jajahan hindia Belanda, termasuk Irian Jaya/ Papua yang
administrasinya diserahkan kepad pemerintah RI oleh PBB pada tanggal 1 Mei 1963.
b. Batas perairan Indonesia adalah 12 mil laut dengan mempertahankan prinsip wawasan
nusantara, yaitu segala perairan disekitar, diantara, dan yang menghubungkan pulau-
pulau yang termasuk negara Indonesia merupakan bagian dari wilayah Indonesia.
c. Ruang udara diatas tanah dan laut wilayah negara RI sesuai dengan traktat Paris tahun
1919 yang menetapkan bahwa udara diatas teritur negara termasuk teritur negara
tersebut.
Warga Negara adalah mereka yang merupakan keanggotaan yuridis dari negara. Siapa
yang tidak termasuk warga negara adalah orang asing. Agar dapat menetukan siapa warga
negara dan siapa yang tidak, dapat digunakan dasar penentuan tersebut dengan 2 ukuran,
yaitu Ius Sanguinis dan Ius Soli.
Selain 2 asas kewarganegaraan tersebut, dipergunakan 2 stelsel kewarganegaraan, yaitu
stelsel aktif dan stelsel pasif. Stelsel aktif, orang harus melakukan tindakan-tindakan hukum
tertentu secara aktif untuk menjadi warga negara. Sedangkan stelsel pasif, orang dengan
sendirinya diangap menjadi warga negara tanpa melakukan sesuatu tindakan hukum
tertentu. Sehubungan dengan kedua stelsel tersebut harus dibedakan:
a. Hak Opsi, yaitu hak untuk memilih kewarganegaraan (dalam stelsel aktif)
b. Hak Repudiasi, yaitu hak untuk menolak suatu kewarganegaraan (dalam stelsel pasif).
Dalam menetukan kewarganegaraan beberapa negara memakai asas Ius Soli sedangkan
di negara lain berlaku Isu Sanguinis. Hal ini dapat menimbulkan 2 kemungkinan:
a. Apatride (Stateless) adalah penduduk yang sama sekali tidak mempunyai
kewarganegaraan.
b. Bipatride, yaitu penduduk yang mempunyai 2 macam kewarganegaraan rangkap atau
dwi kewarganegaraan (Utrecht, Bab VII, hal 3).
6|Page
Organisasi suatu negara disusun berdasarkan hukum tata negara positif dari negara
yang bersangkutan. Demikian juga organisasi negara Indonesia disusun berdasarkan
hukum tata negara Indonesia. Dalam Hukum Tata Negara Indonesia terdapat 2 hal yaitu:
1. Bagaimana organisasi negara Indonesia.
2. Bagaimana sistem hukum tata negara Indonesia.
7|Page
hukum tata negara Indonesia. Bagian lainnya adalah UU No. 32 tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah dan UU no. 5 tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa yang belum
dirubah.
8|Page
mengawasi tndakan-tindakan presiden, kalau DPR mengangap bahwa Presiden
melanggar haluan negara yang ditetapkan oleh UUD atau MPR, majelis dapat
diundang untu persidangan istimewa agar supaya bisa minta pertanggungjawaban
kepada presiden.
h. Menteri Negara ialah pembantu presiden. Menteri negara tidak bertanggung jawab
kepada DPR. Kedudukannya tidak tergantung pada dewan, tapi pada Presiden, menteri
negara bukan pegawai tinggi biasa karena menteri-menterilah yang terutama
menjalankan kekuasaan negara dalam praktek. Sebagai pimpinan departemen, menetri
mengetahui seluk beluk tentang lingkungan pekerjaannya, menteri mempunyai
pengaruh besar terhadap presiden dalam menentukan politik negara mengenai
departemennya.
i. Asas Kedaulatan Rakyat (pasal 1 ayat 2). MPR penyelenggara negara yang tertinggi,
asas kedaulatan negara adalah asas negara demokrasi.
j. Asas Multi Tugas Presiden. Eksekutif (pasal 4 ayat 1) Presiden memegang kekuasaan
pemerintahan menurut UUD, Legislatif (pasal 5 ayat 1): RUU (pasal 5 ayat 2)
menetapkan PP, (pasal 22 ayat 1), Peraturan perundang-undangan/ Yudikatif (pasal 14
ayat 1) Presiden memberikan grasi dan rehabilitasi, pasal 14 ayat 2 Presiden
memberikan amnesti dan abolisi
k. Asas Kabinet Presidensial (Pasal 17) Kabinet memberikan pertanggungjawaban
pekerjaannya kepada presiden.
l. Asas Desentralisasi,Dekonsentrasi dan Asas Pembantuan dari sistem pemerintahan di
daerah (pasal 18 ayat 1-7; pasal 18a dan pasal 18b)
m. Asas Saling Mengawasi (Check and Balance) antara kekuasaan Ekseutif dan Legislatif
sama kekuatannya.
n. Asas Saling Mengawasi antara kekuasaan Eksekutif dengan Yudikatif: Tidak
seimbang. Pemerintah lebih kuat kekuasaannya dibanding Yudikatif (MA)
Presiden mempunyai hak/ wewenang mengawasi pekerjaan MA. Hak memberikan
Grasi, Rehabilitasi, Amnesti dan Abolisi merupakan hak prerogatif presiden. Hak MA/
badan peradilan untuk mengawasi pemerintah dikatakan sebagai asas yang tidak
tertulis, tidak ditentukan dalam UUD, pemerintah dapat menyatakan MA melakukan
intervensi terhadap kekuasaan pemerintah. (Bachsan Mustafa, Bab VII, Kansil Bab X,
9|Page
Utrecht Bab VII, Par 8-9, Kusumadi Pidjo Sewojo, Bab V, UUD 1945 Amandemen
1999-2002)
2.4 Hukum Administrasi Negara
Sebelum memahami apa yang dimaksud dengan Hukum Administrasi Negara,
maka perlu mengerti dahulu apa yang dimaksud dengan Adminstrasi Negara, menurut
Dimock dan Dimock:
Admministrasi Negara adalah aktifitas-aktifitas negara dalam melaksanakan kekuasaan-
kekuasaan politiknya. Dalam arti sempit: aktifitas badan-badan eksekutif dan kehakiman.
Dalam arti yang lebih khusus lagi: aktifitas badan-badan eksekutif saja dalam
melaksanakan pemerintahan.
Utrecht menggambarkan Administrasi Negara sebagai kompleks van ambten
(gabungan jabatan-jabatan yang melaksanakan tugas pemerintahan) mempunyai
pengertian yang sempit yaitu: hukum yang mengatur aktifitas badan-badan pemerintahan
dalam melaksanakan tugas pemerintahannya.
10 | P a g e
Fungsi Hukum Administrasi Negara
Van Vollenhoven: Hukum Administrasi negara merupakan perpanjangan (verlengstuk)
dari hukum tata negara.
Jadi Hukum Administrasi Negara merupakan peraturan-peraturan hukum yang
melaksanakan hukum tata negara, sesuai dengan pandangan Prof Donner, dalam teori
Dwipraja membagi pekerjaan pemerintah dalam menentukan tugas dan mewujudkan
tugas.
Fungsi menentukan tugas adalah hukum tata negara sedangkan fungsi mewujudkan
tugas adalah tugas hukum administrasi negara. Hukum tata negara mempunyai tugas
politik, hukum administrasi negara mempunyai tugas teknik.
Dasar-dasar Hukum Administrasi Negara.
Pengertan Asas, Norma dan Sanksi. Sanksi, dalam pengertian hukum adalah apa yang
menjadi dasar dari suatu norma atau kaidah. Asas adalah apa yang mengawali suatu
kaidah atau awal suatu kaidah. Norma adalah suatu peran hukum yang harus dituruti dan
dilindungi oleh sanksi (Hans Kelsen)
Asas hukum administrasi negara Indonesia ada yang tertulis dan ada yang tidak tertulis.
a. Asas hukum tertulis
1. Asas Legalitas, setiap perbuatan administrasi negara berdasarkan hukum. Asas
ini sesuai dengan asas negara kita yang berdasarkan asas negara hukum yang
tercantum pada pasal 1 ayat 3 UUD 1945. Namun untuk mencapai negara
hukum belum cukup dengan dianutnya asas legalitas yang merupakan salah
satu identitas dari suatu negara hukum, tapi harus disertai kenyataan hukum,
harus didukung oleh kesadaran etis dari para pejabat administrasi negara,
yaitu kesadaran bahwa perbuatan/ tindakannya harus didukung oleh perasaan
kesusilaan, yaitu bahwa dimana hak negara ada batasnya yang tentunta dibatasi
oleh hak-hak asasi manusia.
2. Asas Persamaan Hak, bahwa semua warga negara bersamaan kedudukannya
didalam hukum dan pemerintahan dengan tidak ada kecualinya (pasal 27 ayat 1
UUD 1945) pemerintah Indonesia tidak dapat membedakan sesama WNI
(warga negara asli maupun keturunan asing) sebaliknya warga negara
11 | P a g e
keturunan asing yang pada umumnya mempunyai kedudukan sosial dan
ekonomi lebih baik daripada warga negara asli dituntut agar WNI keutrunan
asing bersikap lebih luwes dan loyal serta memiliki desikasi yang pantas
terhadap bangsa dan negara Indonesia.
3. Asas Kebebasan, Asas ini khusus diberikan kepada amninstrasi negara. Arti
asas ini hdala bahwa lepada administrasi negara diberikan kebebasan untk atas
inisiatif sendiri menyelesaikan masalah-masalah yang tikbul dalam masyarakat
secara cepat, tepat dan bermanfaat untuk kepentingan umum, tanpa menunggu
perintah terlebih dahulu dari UU yang disebabkan UU nya Belem ada atau
tidak jelas mengatur masalah tersebut.
Asas ini merupakan asas yang tertulis (pasal 22 ayat 1 UUD 1945) yang isinya
hdala: dalam kepentingan yang memaksa, Presiden berhak menetapkan PP
sebagai pengganti UU, pasal ini merupakan proses pengerogotan, yaitu
kekuasaan legislatif digerogoti oleh kekuasaan eksekutif (presiden), sehingga
supremasi badan legislatif beralih kepada badan eksekutif.
12 | P a g e
2. Asas tidak boleh menyerobot wewenang badan administrasi negara yang satu
oleh yang lainnya, atau disebut asas Exes De Pouvoir. Arti asas ini adalah: Bila
sudah diadakan pembagian tugas diantara para pejabat administrasi negara,
hendaknya para pejabat melakukan tugas-tugasnya dalam batas-batas tugas
yang telah diberikan oleh UU. Asas ini diperlukan agar tidak terjadi
kesimpangsiuran dalam melaksanakan tugas administrasinya. Fungsi
administrasi negara adalah melayani umum, public services atau abdi negara.
3. Asas upaya pemaksa atau asas bersanksi adalah sanksi merupakan jaminan
terhadap penaatan kepada hukum administrasi negara, sanksi administrasi, baik
yang tercantum dalam peraturan hukum administrasi maupun yang ada di luar
peraturan hukum administrasi, misalnya dalam KUHP.
13 | P a g e
2. sebagai fungsi atau sebagai aktifitas, yaitu kegiata-kegiatan pemerinytahan artinya
sebagai kegiatan mengurus kepentingan Negara
3. sebagai proses teknik penyelenggaraan undang-undang, artinya meliputi segala
tindakan aparatur Negara dalam menyelenggarakan undang-undang.
Dalam arti luas: peradilan administrasi negara adalah peradilan yang menyangkut
pejabat-pejabat dan instansi administrasi negara, baik yang bersifat perkara-perkara
pidana dan perdata dan perkara adminstrasi murni.
14 | P a g e
Dalam arti sempit: peradilan administrasi negara adalah peradilan yang menyelesaikan
perkara-perkara administrasi negara murni semata-mata. Suatau perkara administrasi
negara murni adalah suatu perkara yang tidak mengandung pelanggaran hukum
(pidana dan perdata), melainkan suatu konflik/ sengketa yang berpangkal pada atau
mengenai intepretasi dari suatu pasal atau ketentuan UU (dalam arti luas) dikenal
PTUN
Perkara-perkara administrasi internal yang terjadi antara peabat/ isntansi satu sama
lain, pada umumnya berpangkal pada konflik mengenai yuriidiksi atau kopetensi,
diselesaikan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang mengatur instansi yang
bersangkutan dan pada instansi terakhir oleh Presiden.
15 | P a g e
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hukum Tata Negara adalah hukum mengnai susunan suatu Negara. Negara adalah
suatu organisasi yang mengatur keseluruhan hubungan natara manusia satu sama lain
dalam masyarakat, dan menegakkan aturan tersebut dengan kewajibanya.
Kekuasaan Tertinggi negara dilakukan dalam suatu wilayah tertentu, yaitu wilayah
negara, tempat dimana kekuasaan tertinggi itu dapat dijalankan secara efektif, yang
meliputi tanah, laut dan udara. Lingkungan kekuasaan sesuatu negara biasanya teritur.
Batas-batas wilayah terotorial suatu negara biasanya ditentukan oleh masing-masing
negara dengan memperhatikan sebnayak-banyaknya asas hukum internasional.
Admministrasi Negara adalah aktifitas-aktifitas negara dalam melaksanakan
kekuasaan-kekuasaan politiknya. Dalam arti sempit: aktifitas badan-badan eksekutif dan
kehakiman. Dalam arti yang lebih khusus lagi: aktifitas badan-badan eksekutif saja dalam
melaksanakan pemerintahan.
3.2 Saran
Sebagai Negara yang menganut tinggi demokrasi, sebaiknya diharapkan kepada
seluruh aspek masyarakat agar politik tidak lagi menjadi hal yang awam bagi mayaraklat
kecil, dunia perpolitikan harus sangat dimengerti agar transparansi di pemerinahan dapat
diketahui oleh seluruh kalangan.
16 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Masoed, Mohtar, 1986. Perbandingan Sistem Politik. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Syafiie, Inu Kencana, 2002. Sistem Pemerintahan Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
17 | P a g e