Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat tuhan YME, bahwasanya dengan rahmat dan
karunianyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada wakunya.
Terimakasih juga kami ucapkan kepada dosen pengampu mata kuliah Sosiologi
Hukum yaitu bapak Darwis Rampay Sh. Mh yang mana telah banyak memberikan banyak
pengetahuan kepada kami selama satu semester ini.
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan,
baik dari penulisan maupun kelengkapan bahan bahasan yang dicantumkan, oleh sebab itu
kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan untuk meningkatkan
kemampuan membuat makalah kedepanya.

Palangkaraya, 11 Desember 2015

Penulis,

1|Page
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................01
DAFTAR ISI............................................................................................................02
BAB I (PENDAHULUAN)
Latar Belakang.............................................................................................03
Rumusan Masalah........................................................................................03
Tujuan Penulisan..........................................................................................03
BAB II (PEMBAHASAN)
Hukum Tata Negara.....................................................................................04
Organisasi Negara Indonesia........................................................................07
Sistem Hukum Tata Negara Indonesia.........................................................08
Hukum Administrasi Negara........................................................................10
Perbuatan Tata Usaha...................................................................................14
Sistematika Hukum Administrasi.................................................................14
BAB III (PENUTUP)
Kesimpulan..................................................................................................15
Saran.............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................16

2|Page
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hukum Tata Negara adalah hukum mengnai susunan suatu Negara. Negara adalah
suatu organisasi yang mengatur keseluruhan hubungan natara manusia satu sama lain dalam
masyarakat, dan menegakkan aturan tersebut dengan kewajibanya.
Kekuasaan Tertinggi negara dilakukan dalam suatu wilayah tertentu,
yaitu wilayah negara, tempat dimana kekuasaan tertinggi itu dapat dijalankan secara efektif,
yang meliputi tanah, laut dan udara. Lingkungan kekuasaan sesuatu negara biasanya teritur.
Batas-batas wilayah terotorial suatu negara biasanya ditentukan oleh masing-masing negara
dengan memperhatikan sebnayak-banyaknya asas hukum internasional.

1.2 Rumusan Masalah


Untuk mempermudah pembaca dalam menilai deskripsi makalah ini, penulis
menyajikan perumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud Hukum Tata Negara
2. Mengenal Macam Organisasi Negara
3. Sistem Hukum Tata Negara Indonesia
4. Hukum Administrasi Negara
5. Perbuatan tata Usaha
6. Sistematika Hukum Administrasi

1.3 Tujuan
Selain sebagai bahan bacaan dan ilmu pengetahuan,Salah satu tujuan dari penulisan
makalah ini adalah sebagai pemenuhan bahan tugas mata kuliah Sosiologi Hukum.

3|Page
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hukum Tata Negara


Hukum Tata Negara adalah hukum mengnai susunan suatu Negara. Negara adalah
suatu organisasi yang mengatur keseluruhan hubungan natara manusia satu sama lain
dalam masyarakat, dan menegakkan aturan tersebut dengan kewajibanya. Negara adalah
organisasi kekuasaan/ kewibawaan dan kelompok manusia yang ada dibawah
pemerintahnya, merupakan masyarakat yang tunduk kepada kekuasaan/ kewibawaannya.
Disamping itu Negara mempergunakan kewibawaan tersebut untuk menjamin
danmengelola kepentingan-kepentingan materiil dan spiritual para anggotanya (Dedi
Sumardi: Pengantar Hukum Indonesia).
Negara memperlihatkan 3 kenyataan:
1. Kekuasaan Tertinggi
2. Wilayah, yaitu lingkungan kekuasaan
3. Warga Negara

Tentang kekuasaan tertinggi dan legitimasi kekuasaan tertinggi terdapat banyak pendapat:
a. Teori Teokrasi, mendasarkan (melegitimasi) kekuasaan Negara pada kehendak Tuhan,
tidak mungkin diadakan pemisahan antara <egara dan agama.
b. Negara sebagai Organisasi Kekuatan belaka, Negara mempertahankan dan
menjalankan kekuatan.
c. Teori Perjanjian, menitikberatkan kekuasaan Negara didasarkan atas suatu perjanjian
yang diadakan antara anggota masyarakat. Negara selayaknya merupakan negara
demokrasi langsung.
d. Diantara teori-teori Perjanjian, Teori Rousseau yang paling berpengaruh. Dian
berpendapat bahwa negara bersifat sebagai wakil rakyat, yang merupakan kekuasaan
tertinggi adalah rakyat. Negara selayaknya merupakan negara demokrasi langsung.
e. Teori Kedaulatan Negara, memandang bahwa hukum ada karena negara
menghendakinya. Setiap tindakan pemerintah merupakan kehendak negara,

4|Page
tindakannya tidak dapat dibatasi oleh hukum, karena hukum buatan negara. Tidak
mungkin negara harus tunduk kepada buatannya sendiri.
f. Teori kedaulatan negara mendaat tantangan dari berbagai sarjana hukum, terutama
Krabbe yang terkenal dengan teori kedaulatan hukum. Dalam teori tersebut bukan
hanya manusia dibawah perintah hukum, negarapun dibawah perintah hukum. Hukum
berdaulat, hukum berada diatas segala sesuatu, termasuk negara. Apa yang
dikemukakan oleh Krabbe adalah konsep negara hukum.

Negara hukum berdasarkan 2 asas pokok, yaitu:


1. Asas Legalitas, yaitu asas bahwa semua tindakan negara harus didasarkan atas dan
dibatasi oleh peraturan, yaitu Rule of Law. Badan-badan pemerintah tidak dapat
melakukan tindakan yang bertentangan dengan inti UUD atau bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang lain. Menurut pasal 1 ayat 3: negara Indonesia
adalah negara hukum (Rechtsstaat), tidak berdasarkan kekuasaan belaka (Machtsstaat).
Ini mengandung arti bahwa negara, dimana termasuk didalamnya pemerintah dan
lembaga-lembaga negara yang lain, dalam melaksanakan tindakan apapun harus
dilandasi oleh hukum atau harus dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.
Dalam pasal 1 ayat 1 KUHP juga tercermin asas negara hukum dimana
ditetapkan tiada suatu peristiwapun dapat dipidanakan nelainkan atas kekuatan
ketentuan pidana dalam UU, yang terdahulu dari peristiwa itu
2. Asas Perlindungan Kebebasan dan Hak Pokok Manusia, semua orang yang ada
diwilayah negara dalam hal kebebasan dan hak itu sesuai dengan kesejahteraan umum.

Kekuasaan Tertinggi negara dilakukan dalam suatu wilayah tertentu, yaitu


wilayah negara, tempat dimana kekuasaan tertinggi itu dapat dijalankan secara efektif, yang
meliputi tanah, laut dan udara. Lingkungan kekuasaan sesuatu negara biasanya teritur.
Batas-batas wilayah terotorial suatu negara biasanya ditentukan oleh masing-masing negara
dengan memperhatikan sebnayak-banyaknya asas hukum internasional. Jarak 3 mil laut
menjadi batas tradisional lebarnya laun. Pada jaman sekarang bagian terbesar negara telah
memperluas lebarnya laut teritorial sampai 12 mil laut. Setelah itu diterima asas, bahwa

5|Page
setiap negara berhak menggali kekayaan alam tang terkandung dalam landasan laut sampai
batas yang merupakan wilayah negara.
a. Seluruh daerah (tanah) bekas jajahan hindia Belanda, termasuk Irian Jaya/ Papua yang
administrasinya diserahkan kepad pemerintah RI oleh PBB pada tanggal 1 Mei 1963.
b. Batas perairan Indonesia adalah 12 mil laut dengan mempertahankan prinsip wawasan
nusantara, yaitu segala perairan disekitar, diantara, dan yang menghubungkan pulau-
pulau yang termasuk negara Indonesia merupakan bagian dari wilayah Indonesia.
c. Ruang udara diatas tanah dan laut wilayah negara RI sesuai dengan traktat Paris tahun
1919 yang menetapkan bahwa udara diatas teritur negara termasuk teritur negara
tersebut.

Warga Negara adalah mereka yang merupakan keanggotaan yuridis dari negara. Siapa
yang tidak termasuk warga negara adalah orang asing. Agar dapat menetukan siapa warga
negara dan siapa yang tidak, dapat digunakan dasar penentuan tersebut dengan 2 ukuran,
yaitu Ius Sanguinis dan Ius Soli.
Selain 2 asas kewarganegaraan tersebut, dipergunakan 2 stelsel kewarganegaraan, yaitu
stelsel aktif dan stelsel pasif. Stelsel aktif, orang harus melakukan tindakan-tindakan hukum
tertentu secara aktif untuk menjadi warga negara. Sedangkan stelsel pasif, orang dengan
sendirinya diangap menjadi warga negara tanpa melakukan sesuatu tindakan hukum
tertentu. Sehubungan dengan kedua stelsel tersebut harus dibedakan:
a. Hak Opsi, yaitu hak untuk memilih kewarganegaraan (dalam stelsel aktif)
b. Hak Repudiasi, yaitu hak untuk menolak suatu kewarganegaraan (dalam stelsel pasif).

Dalam menetukan kewarganegaraan beberapa negara memakai asas Ius Soli sedangkan
di negara lain berlaku Isu Sanguinis. Hal ini dapat menimbulkan 2 kemungkinan:
a. Apatride (Stateless) adalah penduduk yang sama sekali tidak mempunyai
kewarganegaraan.
b. Bipatride, yaitu penduduk yang mempunyai 2 macam kewarganegaraan rangkap atau
dwi kewarganegaraan (Utrecht, Bab VII, hal 3).

6|Page
Organisasi suatu negara disusun berdasarkan hukum tata negara positif dari negara
yang bersangkutan. Demikian juga organisasi negara Indonesia disusun berdasarkan
hukum tata negara Indonesia. Dalam Hukum Tata Negara Indonesia terdapat 2 hal yaitu:
1. Bagaimana organisasi negara Indonesia.
2. Bagaimana sistem hukum tata negara Indonesia.

2.2 Organisasi Negara Indonesia


tersusun berdasarkan UUD 1945. UUD menetukan struktur wewenang
organisasi negara Indonesia. Dengan perkataan lain baik struktur organisasi dan pemberi
wewenang dalam organisasi negara ditentukan oleh UUD 1945. Dalam penjelasan UUD
1945 dijelaskan, UUD sebagaian dari hukum dasar. UUD ialah hukum dasar yang tertulis
disamping itu berlaku hukum dasar yang tidak tertulis, yaitu aturan-aturan dasar yang
timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan negara, meskipun tidak tertulis.
Untuk menyelidiki hukum dasar suatu negara, tidak cukup hanya menyelidiki pasal-pasal
UUD, tapi harus menyelidiki pasal-pasal UUD sebagaimana prakteknya dan bagaimana
kebatinan dari UUD tersebut. Adapun pokok-pokok pikiran dalam pembukaan UUD:
1. Negara melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan
berdasar atas persatuan dengan mewujudkan keadilan sosial agi seluruh rakyat
Indonesia.
2. Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
3. Negara yang berkedaulatan rakyat berdasarkan atas kerakyatan dan permusyawaratan
perwakilan.
4. Ketuhanan yang Maha Esa menjadi dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
Mewujudkan pembangunan dan lain-lain penyelenggaraan negara, untuk memelihara
budi pekerti kemanusiaan yang luhur dan memegang teguh cita-cita rakyat yang luhur.
Berdasarkan UUD 1945 struktur organisasi negara adalah: Lembaga-lembaga
Tinggi Negara dalam susunan ketatanegaraan Indonesia adalah: DPR, Presiden, DPA,
BPK, MA. MPR semula merupakan lembaga tertiggi negara, yang kemudian dirubah
menjadi lembaga tinggi negara.
Badan kenegaraan tersebut memperoleh kekuasaan atau wewenangnya dari
UUD 1945, yang disebut sebagai hukum tata negara, yang merupakan sebagaian dari

7|Page
hukum tata negara Indonesia. Bagian lainnya adalah UU No. 32 tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah dan UU no. 5 tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa yang belum
dirubah.

2.3 Sistem Hukum Tata Negara Indonesia


Bagaimana sistem hukum tata negara harus diketahui, bagaimana asas-asas dan
peraturan-peraturan hukum tata negara yang merupakan elemen sistem.
Adapun asas dan/ atau peraturan-peraturan UUD 1945 adalah:
a. Asas Negara Kesatuan, yang berbentuk republik sebagaimana yang tercantum pada
pasal 1 dan pembukaan UUD. Negara menghendaki persatuan segenap bangsa
Indonesia seluruhnya.
b. Sistem Pemerintahan Negara, adalah negara hukum (pasal 1 ayat 3) dan penjelasan
UUD: a) negara Indonesia berdasarkan atas hukum, tidak berdasarkan kekuasaan. B)
sistem konstitusional: pemerintahan berdasarkan atas sistem konstitusi (hukum dasar),
tidak bersifat absolutisme (kekuasaan yang tidak terbatas).
c. Kekuasaan Negara Tertinggi, ditangan MPR (penjelasan UUD 1945). MPR sebagai
penjelmaan seluruh rakyat Indonesia. Presiden menjalankan haluan negara menrut
garis-garis besar yang ditetapkan oleh majelis, tunduk dan bertanggung jawab kepada
majelis.
d. Presiden, ialah penyelenggara pemerintah negara yang tertinggi dibawah majelis.
Dalam menjalankan pemerintahan <egara, kekuasaan dan tanggung jawab adalah
ditangan presiden (<egara<ration of power and responsibility upon the president)
e. Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR, disamping Presiden adalah DPR.
Presiden harus mendapat persetujuan DPR untuk membentuk UU dan menetapkan
anggaran pendapatan dan belanja negara. Oleh karena itu Presiden harus bekerjasama
dengan dewan, artinya kedudukan Presiden tidak tergantung kepada dewan.
f. Kekuasaan Kepala Negara Tidak Tak Terbatas (Tidak Absolut) kepala negara
bertanggung jawab kepada MPR, selain itu harus memperhatikan sungguh-sungguh
suara DPR.
g. Kedudukan DPR adalah kuat, DPR tidak dapat dibubakan oleh Presiden, selain itu
anggota-anggota DPR semuanya merangkap menjadi anggota MPR. DPR dapat

8|Page
mengawasi tndakan-tindakan presiden, kalau DPR mengangap bahwa Presiden
melanggar haluan negara yang ditetapkan oleh UUD atau MPR, majelis dapat
diundang untu persidangan istimewa agar supaya bisa minta pertanggungjawaban
kepada presiden.
h. Menteri Negara ialah pembantu presiden. Menteri negara tidak bertanggung jawab
kepada DPR. Kedudukannya tidak tergantung pada dewan, tapi pada Presiden, menteri
negara bukan pegawai tinggi biasa karena menteri-menterilah yang terutama
menjalankan kekuasaan negara dalam praktek. Sebagai pimpinan departemen, menetri
mengetahui seluk beluk tentang lingkungan pekerjaannya, menteri mempunyai
pengaruh besar terhadap presiden dalam menentukan politik negara mengenai
departemennya.
i. Asas Kedaulatan Rakyat (pasal 1 ayat 2). MPR penyelenggara negara yang tertinggi,
asas kedaulatan negara adalah asas negara demokrasi.
j. Asas Multi Tugas Presiden. Eksekutif (pasal 4 ayat 1) Presiden memegang kekuasaan
pemerintahan menurut UUD, Legislatif (pasal 5 ayat 1): RUU (pasal 5 ayat 2)
menetapkan PP, (pasal 22 ayat 1), Peraturan perundang-undangan/ Yudikatif (pasal 14
ayat 1) Presiden memberikan grasi dan rehabilitasi, pasal 14 ayat 2 Presiden
memberikan amnesti dan abolisi
k. Asas Kabinet Presidensial (Pasal 17) Kabinet memberikan pertanggungjawaban
pekerjaannya kepada presiden.
l. Asas Desentralisasi,Dekonsentrasi dan Asas Pembantuan dari sistem pemerintahan di
daerah (pasal 18 ayat 1-7; pasal 18a dan pasal 18b)
m. Asas Saling Mengawasi (Check and Balance) antara kekuasaan Ekseutif dan Legislatif
sama kekuatannya.
n. Asas Saling Mengawasi antara kekuasaan Eksekutif dengan Yudikatif: Tidak
seimbang. Pemerintah lebih kuat kekuasaannya dibanding Yudikatif (MA)
Presiden mempunyai hak/ wewenang mengawasi pekerjaan MA. Hak memberikan
Grasi, Rehabilitasi, Amnesti dan Abolisi merupakan hak prerogatif presiden. Hak MA/
badan peradilan untuk mengawasi pemerintah dikatakan sebagai asas yang tidak
tertulis, tidak ditentukan dalam UUD, pemerintah dapat menyatakan MA melakukan
intervensi terhadap kekuasaan pemerintah. (Bachsan Mustafa, Bab VII, Kansil Bab X,

9|Page
Utrecht Bab VII, Par 8-9, Kusumadi Pidjo Sewojo, Bab V, UUD 1945 Amandemen
1999-2002)
2.4 Hukum Administrasi Negara
Sebelum memahami apa yang dimaksud dengan Hukum Administrasi Negara,
maka perlu mengerti dahulu apa yang dimaksud dengan Adminstrasi Negara, menurut
Dimock dan Dimock:
Admministrasi Negara adalah aktifitas-aktifitas negara dalam melaksanakan kekuasaan-
kekuasaan politiknya. Dalam arti sempit: aktifitas badan-badan eksekutif dan kehakiman.
Dalam arti yang lebih khusus lagi: aktifitas badan-badan eksekutif saja dalam
melaksanakan pemerintahan.
Utrecht menggambarkan Administrasi Negara sebagai kompleks van ambten
(gabungan jabatan-jabatan yang melaksanakan tugas pemerintahan) mempunyai
pengertian yang sempit yaitu: hukum yang mengatur aktifitas badan-badan pemerintahan
dalam melaksanakan tugas pemerintahannya.

Definisi Hukum Administrasi Negara


Utrecht : Hukum Adminsitrasi Negara/ Hukum Pemerintahan yang menguji hubungan
hukum istimewa yang diadakan akan memungkinkan para pejabat (Ambdragers)
Adminstrasi Negara melakukan tugas mereka yang khusus.
De La Bassecour Caan: yang dimaksud dengan Hukum Administrasi Negara adalah
himpunan peraturan-peraturan tertentu yang menjadi sebab maka negara berfungsi dan
beraksi, maka peraturan-peraturan itu mengatur hubungan-hubungan antara tiap-tiap
warga negara dengan pemerintahnya.
Oppehheim: Hukum tata negara menggambarkan negara dalam keadaan diam (Staats
in Rust), sedangkan Hukum Administrasi Negara menggambarkan Negara dalam keadan
bergerak
Kesimpulanya adalah badan-badan pemerintah setelah memperoleh kekuasaan dari
hukum tata negara, lalau mereka melakukan berbagai aksi atau aktifitas dalam rangka
menjalankan tugas pemerintahannya berdasarkan huku administrasi yang berlaku.

10 | P a g e
Fungsi Hukum Administrasi Negara
Van Vollenhoven: Hukum Administrasi negara merupakan perpanjangan (verlengstuk)
dari hukum tata negara.
Jadi Hukum Administrasi Negara merupakan peraturan-peraturan hukum yang
melaksanakan hukum tata negara, sesuai dengan pandangan Prof Donner, dalam teori
Dwipraja membagi pekerjaan pemerintah dalam menentukan tugas dan mewujudkan
tugas.
Fungsi menentukan tugas adalah hukum tata negara sedangkan fungsi mewujudkan
tugas adalah tugas hukum administrasi negara. Hukum tata negara mempunyai tugas
politik, hukum administrasi negara mempunyai tugas teknik.
Dasar-dasar Hukum Administrasi Negara.
Pengertan Asas, Norma dan Sanksi. Sanksi, dalam pengertian hukum adalah apa yang
menjadi dasar dari suatu norma atau kaidah. Asas adalah apa yang mengawali suatu
kaidah atau awal suatu kaidah. Norma adalah suatu peran hukum yang harus dituruti dan
dilindungi oleh sanksi (Hans Kelsen)

Asas hukum administrasi negara Indonesia ada yang tertulis dan ada yang tidak tertulis.
a. Asas hukum tertulis
1. Asas Legalitas, setiap perbuatan administrasi negara berdasarkan hukum. Asas
ini sesuai dengan asas negara kita yang berdasarkan asas negara hukum yang
tercantum pada pasal 1 ayat 3 UUD 1945. Namun untuk mencapai negara
hukum belum cukup dengan dianutnya asas legalitas yang merupakan salah
satu identitas dari suatu negara hukum, tapi harus disertai kenyataan hukum,
harus didukung oleh kesadaran etis dari para pejabat administrasi negara,
yaitu kesadaran bahwa perbuatan/ tindakannya harus didukung oleh perasaan
kesusilaan, yaitu bahwa dimana hak negara ada batasnya yang tentunta dibatasi
oleh hak-hak asasi manusia.
2. Asas Persamaan Hak, bahwa semua warga negara bersamaan kedudukannya
didalam hukum dan pemerintahan dengan tidak ada kecualinya (pasal 27 ayat 1
UUD 1945) pemerintah Indonesia tidak dapat membedakan sesama WNI
(warga negara asli maupun keturunan asing) sebaliknya warga negara

11 | P a g e
keturunan asing yang pada umumnya mempunyai kedudukan sosial dan
ekonomi lebih baik daripada warga negara asli dituntut agar WNI keutrunan
asing bersikap lebih luwes dan loyal serta memiliki desikasi yang pantas
terhadap bangsa dan negara Indonesia.
3. Asas Kebebasan, Asas ini khusus diberikan kepada amninstrasi negara. Arti
asas ini hdala bahwa lepada administrasi negara diberikan kebebasan untk atas
inisiatif sendiri menyelesaikan masalah-masalah yang tikbul dalam masyarakat
secara cepat, tepat dan bermanfaat untuk kepentingan umum, tanpa menunggu
perintah terlebih dahulu dari UU yang disebabkan UU nya Belem ada atau
tidak jelas mengatur masalah tersebut.

Asas ini merupakan asas yang tertulis (pasal 22 ayat 1 UUD 1945) yang isinya
hdala: dalam kepentingan yang memaksa, Presiden berhak menetapkan PP
sebagai pengganti UU, pasal ini merupakan proses pengerogotan, yaitu
kekuasaan legislatif digerogoti oleh kekuasaan eksekutif (presiden), sehingga
supremasi badan legislatif beralih kepada badan eksekutif.

Catatan: Indonesia tidak mengikuti sistem pemisahan kekuasaan trias politika


Asas Hukum Tidak Tertulis
1. Asas tidak boleh menyalahgunakan wewenang atau kekuasaan atau dengan
istilah lain asas tidak boleh melakukan Deteurnement De Pouvoir. Setelah
badan-badan kenegaraan memperoleh kekuasaan dari UU, jangan sampai
terjadi kekuasaan itu digunakan secara tidak sesuai dengan pemberian
kekuasaan itu oleh UU tersebut.

Jadi jangan menggunakan kekuasaan atau wewenang tersebut melampaui batas


yang diberikan oleh UU, misalnya pencabutan hak atas tanah yang diatur dalam
pasal 18 UUPA (UU no 5/ 1960) pemberian ganti kerugian yang layak kepada
bekas pemilik tanah, kalau terjadipencabutan tanah. Pencabutan hak atas tanah
tanpa ganti kerugian, bukan pencabutan hak tetapi perampasan hak, hal ini
tidak dibenarkan oleh UU

12 | P a g e
2. Asas tidak boleh menyerobot wewenang badan administrasi negara yang satu
oleh yang lainnya, atau disebut asas Exes De Pouvoir. Arti asas ini adalah: Bila
sudah diadakan pembagian tugas diantara para pejabat administrasi negara,
hendaknya para pejabat melakukan tugas-tugasnya dalam batas-batas tugas
yang telah diberikan oleh UU. Asas ini diperlukan agar tidak terjadi
kesimpangsiuran dalam melaksanakan tugas administrasinya. Fungsi
administrasi negara adalah melayani umum, public services atau abdi negara.
3. Asas upaya pemaksa atau asas bersanksi adalah sanksi merupakan jaminan
terhadap penaatan kepada hukum administrasi negara, sanksi administrasi, baik
yang tercantum dalam peraturan hukum administrasi maupun yang ada di luar
peraturan hukum administrasi, misalnya dalam KUHP.

Oleh karena di Indonesia kekuasaan eksekutif dan kekuasaan adminstratif berada


dalam satu tangan yakni presiden. Maka pengertian HAN yang luas terdiri atas 3 unsur:
1. Hukum tata pemerintahan yaitu hukum eksekutif atau hukum tata pelaksanaan
undang-undang, dengan kata lain hukum tata pemerintahan adalah hukum
menggunakan aktivitas-aktivitas kekuasaan ( kekuasaan untuk melaksanakan undang-
undang)
2. hukum administrasi Negara dalam arti sempit, yaitu hukum tata pengurusan rumah
tangga <egara (segala tugas-tugas yang ditetapkan dengan undang-undang sebagai
urusan Negara)
3. hukum tata usaha Negara, yaitu hukum menggunakan surat menyurat, rahasia dinas
dan jabatan, kearsipan dan dokumentasi, pelapoan dan statistic, tata cara penyimpanan
berita acara, penataan sipil, pencatatan nikah, talak dan rujuk, publikasi dan
penerbitan-penerbitan <egara.

Arti dan peran HAN:


1. sebagai aparatur Negara, aparatue pemerintah atau sebagai institusi politik
(kenegaraan). Artinya yang meliputi organ yang di bawah pemerintah, mulai dari
presiden, menteri, termasuk sekjen, dirjen, inspektur jenderal, gubernur, bupati, dan
sebagainya

13 | P a g e
2. sebagai fungsi atau sebagai aktifitas, yaitu kegiata-kegiatan pemerinytahan artinya
sebagai kegiatan mengurus kepentingan Negara
3. sebagai proses teknik penyelenggaraan undang-undang, artinya meliputi segala
tindakan aparatur Negara dalam menyelenggarakan undang-undang.

2.5 Perbuatan Hukum Tata Usaha


Perbuatan hukum tata usaha dapat bermacam-macam jenisnya yang dikenal antara
lain: putusan, ketetapan, surat perintah, izin (undian berhadiah, mengedarkan daftar
derma, menjual minuman keras) konsesi, perjanjian (ikatan dinas).
Perbuatan hukum tata usa asifatnya dapat sepihak, dapat juga 2 pihak (perjanjian) yang
banyak dijumpai dalam hukum tata usaha adalah perbuatan yang sifatnya sepihak
(Kusumadi Pudjosewojo, Bab VI dan VII)

2.6 Sistematika Hukum Administrasi Negara


Materi HAN (Heteronom) oleh Prajudi dibagi dalam:
1. Hukum tentan dasar-dasar dan prinsip-prinsip umum dari administrasi negara
2. Hukum tentang organisasi dari administrasi negara
3. Hukum tentang aktifitas-aktifitas adminstrasi negara, terutama yang bersifat yuridis
4. Hukum tentang sarana-sarana dari admiistrasi negara, terutama tentang kepegawaian
negara dan keuangan negara.
5. Hukum peradilan administrasi negara.
Untuk membatasi kekuasaan administrasi negara dan untuk melindungi masyarakat
dari kemungkinan-kemungkinan penyalahgunaan kekuasaan oleh administrasi negara,
terdapat beberapa jalan yang ditempuh antara lain dengan pengembangan administrasi
negara.

Dalam arti luas: peradilan administrasi negara adalah peradilan yang menyangkut
pejabat-pejabat dan instansi administrasi negara, baik yang bersifat perkara-perkara
pidana dan perdata dan perkara adminstrasi murni.

14 | P a g e
Dalam arti sempit: peradilan administrasi negara adalah peradilan yang menyelesaikan
perkara-perkara administrasi negara murni semata-mata. Suatau perkara administrasi
negara murni adalah suatu perkara yang tidak mengandung pelanggaran hukum
(pidana dan perdata), melainkan suatu konflik/ sengketa yang berpangkal pada atau
mengenai intepretasi dari suatu pasal atau ketentuan UU (dalam arti luas) dikenal
PTUN

Perkara-perkara administrasi internal yang terjadi antara peabat/ isntansi satu sama
lain, pada umumnya berpangkal pada konflik mengenai yuriidiksi atau kopetensi,
diselesaikan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang mengatur instansi yang
bersangkutan dan pada instansi terakhir oleh Presiden.

Perkara-perkara administrasi negara eksternal yaitu antara pejabat/ instansi dengan


warga masyarakat, penyelesaiannya adalah sebagai berikut:
a. Perkara-perakra administrasi negara murni, diselesaikan melalui cara-cara:
- Pengaduan pada pejabat atasan/ instansi yang lebih tinggi
- Pengaduan kepada badan-badan lain misal panitia perumahan
- Pengaduan administrasi murni (majelis pertimbangan pajak)
b. Perkara-perkara administrasi negara yang mengandung unsur-unsur pidana/
kejahatan jabatan, pelanggaran jabatan atau unsur peradilan (perbuatan yang
bertentangan dengan hukum) diselesaikan oleh pengadilan umum (pidana atau
perdata)

Peranan peradilan administrasi negara besar dalam usaha penyempurnaan aparatur


negara melalui:
Tindakan hukum terhadap praktek dan perbuatan para pejabat yang:
1. Melanggar Hukum
2. Melanggar UU
3. Melanggar kewajiban atau
4. Tidak efisien, melanggar kepentingan umum.
(Benny M Junus: Bab I IV)

15 | P a g e
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Hukum Tata Negara adalah hukum mengnai susunan suatu Negara. Negara adalah
suatu organisasi yang mengatur keseluruhan hubungan natara manusia satu sama lain
dalam masyarakat, dan menegakkan aturan tersebut dengan kewajibanya.
Kekuasaan Tertinggi negara dilakukan dalam suatu wilayah tertentu, yaitu wilayah
negara, tempat dimana kekuasaan tertinggi itu dapat dijalankan secara efektif, yang
meliputi tanah, laut dan udara. Lingkungan kekuasaan sesuatu negara biasanya teritur.
Batas-batas wilayah terotorial suatu negara biasanya ditentukan oleh masing-masing
negara dengan memperhatikan sebnayak-banyaknya asas hukum internasional.
Admministrasi Negara adalah aktifitas-aktifitas negara dalam melaksanakan
kekuasaan-kekuasaan politiknya. Dalam arti sempit: aktifitas badan-badan eksekutif dan
kehakiman. Dalam arti yang lebih khusus lagi: aktifitas badan-badan eksekutif saja dalam
melaksanakan pemerintahan.

3.2 Saran
Sebagai Negara yang menganut tinggi demokrasi, sebaiknya diharapkan kepada
seluruh aspek masyarakat agar politik tidak lagi menjadi hal yang awam bagi mayaraklat
kecil, dunia perpolitikan harus sangat dimengerti agar transparansi di pemerinahan dapat
diketahui oleh seluruh kalangan.

16 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Masoed, Mohtar, 1986. Perbandingan Sistem Politik. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.

Sukarna, 1979. Sistem Poltik. Bandung: Alumni.

Syafiie, Inu Kencana, 2002. Sistem Pemerintahan Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

17 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai