Anda di halaman 1dari 8

TUGAS

BIOTEKNOLOGI LINGKUNGAN
METABOLISME LIPID

AHMAD YANUAR
3315201005

DOSEN PENGAJAR
Prof. Dr. YULINAH TRIHADININGRUM, MAppSc

PROGRAM PASCASARJANA
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2017
1. Metabolisme Lipid

Lipid yang memiliki fungsi sebagai sumber energi utamanya berasal dari lipid netral,
yaitu trigliserid (ester antara gliserol dengan 3 asam lemak). Secara ringkas, hasil dari
pencernaan lipid adalah asam lemak dan gliserol, selain itu ada juga yang masih berupa
monogliserid. Perombakan lipid atau lemak diawali dengan pecahnya trigliserida oleh
penambahan air sehingga terbentuk gliserol dan asam lemak dengan bantuan enzim lipase:

O O
H2C O C H2C OH HO C
R1 R1
O O
Lipase
HC O C + 3H2O H C OH + HO C
R2 R1
O O
H2C O C H2C OH HO C
R3 R1
Trigliserida Gliserol Asam lemak
Gambar 1. Proses pemecahan trigliserida mejadi asam lemak dan gliserol
Gliserol sebagai komponen lemak dapat diubah menjadi intermediat lintasan glikolitik
(dihidroksiaseton fosfat) melalui reaksi reaksi berikut:
Gliserol kinase
Gliserol + Adenosin trifosfat (ATP) Adenosin difosfat (ADP)+ Gliserol 3 fosfat

Gliserol dehidrogenase
Gliserol 3 fosfat + NAD+ dihidroksiaseton fosfat + NADH2

Dihidroksiaseton fosfat yang terbentuk akan diuraikan melalui mekanisme. Asam-asam


lemak dioksidasi melalui pengusiran berturut turut fragmen berkarbon dua dalam bentuk
asetil-KoA. Asetil-KoA yang terbentuk kemudian dapat memasuki siklus TCA, sedangkan
atom-atom hidrogen beserta elektron-elektronnya memasuki rantai angkutan elektron menuju
fosforilasi oksidatif.
Selanjutnya asam-asam lemak dan gliserol tersebut juga dapat dibentuk kembali
menjadi simpanan trigliserida. Proses pembentukan trigliserida ini dinamakan esterifikasi.
Sewaktu-waktu jika membutuhkan energi dari lipid, trigliserida dipecah menjadi asam lemak
dan gliserol yang ditransportasikan menuju sel-sel untuk dioksidasi menjadi energi. Proses
pemecahan lemak jaringan ini dinamakan lipolisis.

1
Secara ringkas, hasil akhir dari pemecahan lipid dari sumber makanan adalah asam
lemak dan gliserol. Jika sumber energi dari karbohidrat telah mencukupi, maka asam lemak
mengalami esterifikasi yaitu membentuk ester dengan gliserol menjadi trigliserida sebagai
cadangan energi jangka panjang. Jika sewaktu-waktu tak tersedia sumber energi dari
karbohidrat barulah asam lemak dioksidasi, baik asam lemak dari diet maupun jika harus
memecah cadangan trigliserida jaringan. Proses pemecahan trigliserida ini dinamakan lipolisis.
Proses oksidasi asam lemak dinamakan beta oksidasi dan menghasilkan asetil KoA.
Selanjutnya sebagaimana asetil KoA dari hasil metabolisme karbohidrat dan protein, asetil
KoA dari jalur tersebut akan masuk ke dalam siklus asam sitrat sehingga dihasilkan energi. Di
sisi lain, jika kebutuhan energi sudah mencukupi, asetil KoA dapat mengalami lipogenesis
menjadi asam lemak dan selanjutnya dapat disimpan sebagai trigliserida.
Ada lebih banyak hasil energi per gram lemak daripada per gram karbohidrat. Namun,
relatif hanya beberapa spesies mikroba yang efektif dalam merombak lipid, baik tipe yang
sederhana maupun yang rumit, antara lain karena terbatasnya daya larut lipid. (Pelczar, 1986).
1.1. Biosintesis gliserol

H2C OH H2C OH H2C OH

HC OH HC OH HC OH Glycolysis

H2C OH ATP H2C O PO32- NAD+ H2C O PO32-


ADP NAD + H+

Glycerol 3-Phosphate Dihydroxyacetone


Glycerol
Phosphate
Gambar 2. Reaksi-reaksi kimia pada metabolisme gliserol.
Gliserol sebagai hasil hidrolisis lipid (trigliserida) dapat menjadi sumber energi.
Gliserol ini selanjutnya masuk ke dalam jalur metabolisme karbohidrat yaitu glikolisis. Pada
tahap awal, gliserol mendapatkan 1 gugus fosfat dari ATP membentuk gliserol 3-fosfat.
Selanjutnya senyawa ini masuk ke dalam rantai respirasi membentuk dihidroksi aseton fosfat,
suatu produk antara dalam jalur glikolisis.
1.2. Biosintesis asam lemak
Untuk memperoleh energi, asam lemak dapat dioksidasi dalam proses yang dinamakan
beta oksidasi. Sebelum dikatabolisir dalam beta oksidasi, asam lemak harus diaktifkan terlebih
dahulu menjadi asil-KoA. Dengan adanya ATP dan Koenzim A, asam lemak diaktifkan dengan
dikatalisir oleh enzim asil-KoA sintetase (Tiokinase).

2
Asam lemak bebas pada umumnya berupa asam-asam lemak rantai panjang. Asam
lemak rantai panjang ini akan dapat masuk ke dalam mitokondria dengan bantuan senyawa
karnitin, dengan rumus (CH3)3N+-CH2-CH(OH)-CH2-COO-. Asam lemak pada mitokondria
dapat didegradasi kedalam tiga tahapan, yaitu:
1. Aktivasi asam lemak di sitoplasma. Asam lemak difosforilasi dengan menggunakan
satu molekul ATP dan diaktifkan dengan asetil Co-A menghasilkan asam lemak-CoA,
AMP, dan pirofosfat inorganik.

Gambar 3. Konversi asam lemak menjadi asam lemak-CoA.


2. Pengangkutan asam lemak-CoA dari sitoplasma ke mitokondria dengan bantuan
molekul pembawa carnitine, yang terdapat dalam membran mitokondria.

Gambar 4. Proses masuknya asam lemak ke dalam mitokondria melalui acyl-carnitin.

3
3. Reaksi -oksidasi yang berlangsung dalam 4 tahap, yaitu (1) dehidrogenasi I, (2)
hidratasi, (3) dehidrogenasi II, dan (4) tiolasi (tahap pemotongan).

Gambar 5. Empat langkah urutan pembentukan acetyl-CoA.


Tahap dari reaksi -oksidasi yaitu:
a. Dehidrogenasi I, yaitu dehidrogenasi Asam lemak-CoA yang sudah berada di dalam
mitokondrion oleh enzim acyl-CoAdehidrogenase, mengha-silkan senyawa enoyl-
CoA. Pada reaksi ini, FAD (flavin adenin dinukleotida) yang bertindak sebagai
koenzim direduksi menjadi FADH2. Dengan mekanisme fosforilasi bersifat oksidasi
melalui rantai pemafasan, suatu molekul FADH2 dapat menghasilkan dua molekul
ATP.
b. Hidratasi, yaitu ikatan rangkap pada enoylCoA dihidratasi menjadi 3-hidroxyacylCoA
oleh enzimenoyl-CoA hidratase.
c. Dehidrogenase II, yaitu dehidrogenasi 3-hidroxyacyl-CoAoleh enzim -hidroxyacyl-
CoA dehidrogenase dengan NAD+ sebagai koenzimnya menjadi -ketoacylCoA.

4
NADH yang terbentuk dari NAD+ dapat dioksidasi kembali melalui mekanisme
fosforilasi oksidatif yang dirangkaikan dengan rantai pernafasan menghasilkan tiga
molekul ATP.
d. Pemecahan molekul dengan enzim -ketoacyl-CoA thiolase. Pada reaksi ini satu
molekul ketoacyl-CoA menghasilkan satu molekul asetyl-CoA dan sisa rantai asam
lemak dalam bentuk CoA-nya, yang mempunyai rantai dua atom karbon lebih pendek
dari semula.
Proses degradasi asam lemak selanjutnya adalah pengulangan mekanisme -oksidasi
secara berurutan sampai panjang rantai asam lemak tersebut habis dipecah menjadi molekul
acetylCoA. Dengan demikian satu molekul asam miristat (C14) menghasilkan 7 molekul
acetylCoA (C2) dengan melalui 6 kali -oksidasi.
Tiap satu siklus -oksidasi dihasilkan energi sebesar:
a. 1 FADH2 = 2 ATP (pada dehidrogenasi 1)
b. 1 NADH = 3 ATP (pada dehidrogenasi 2)
c. 1 Acetyl-CoA.
Satu Acetyl-CoA dioksidasi melalui siklus TCA menghasilkan energi = 12 ATP. Jadi
jumlah ATP yang dihasilkan dalam satu siklus oksidasi = (3 + 3 + 12) ATP = 17 ATP.

Gambar 6. Pengulangan reaksi oksidasi.

5
Berikut merupakan contoh tahap oksidasi asam lemak (C15H33COOH) dan energi yang
dihasilkan:

Gambar 7. contoh pengulangan reaksi oksidasi


Pada proses oksidasi asam lemak terdapat urutan proses dimana asam palmitat
(mengandung 16 atom C) dioksidasi dalam 7 siklus menjadi 8 residu acetyl dalam bentuk
acetyl-CoA. Hasil dari pemecahan oksidasi tersebut masuk ke dalam tahap 2 dimana tiap
acetyl-CoA dioksidasi menghasilkan 2 CO2 dan 8 elektron dalam siklus TCA. Hasil elektron
dari tahap 1 dan 2 masuk ke rantai respirasi mitokondria dengan menghasilkan energi untuk
sintesisATP dengan forforilasi oksidatif.

6
Jadi dengan 7 siklus -oksidasi dihasilkan energi sebesar:
a. 7 FADH2 = 7 x 2 ATP = 14 ATP
b. 7 NADH = 7 x 3 ATP = 21 ATP
c. 8 Acetyl-CoA = 8 x 12 ATP = 96 ATP +
Jumlah ATP = 131 ATP
Reaksi katabolismenya:
C15H33COOH + 23 O2 16 CO2 + 16 H2O
131ADP + 131 Pi 131 ATP + 131 H2O
C15H33COOH + 23 O2 + 131 ADP + 131 Pi 16 CO2 + 147 H2O +119 ATP
Karena pada proses aktivasi dibutuhkan 1 ATP dengan reaksi:

DAFTAR PUSTAKA
Nelson, D. L. dan Cox, M. M. 2005. Lehninger Principles of Biochemistry: Fourth Edition.
University of Wisconsin Press. USA.
Poedjiadi, A. dan Supriyanti, F. M. T. 2006. Dasar-dasar Biokimia. Universitas Indonesia
Press. Jakarta.
Trihadiningrum, Y. 2012. Mikrobiologi Lingkungan : Edisi Pertama. ITS Press. Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai