Anda di halaman 1dari 25

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul Osilator .

Makalah ini berisikan tentang informasi osilator dan di susun berdasarkan hasil
pencarian di berbagai sumber. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat membantu dan memberikan manfaat bagi kita dalam
mempelajari osilator.

Depok 10 April, 2016

Penyusun

Daftar Isi
Kata Pengantar........................................................................................1
Daftar Isi..................................................................................................2
BAB I......................................................................................................3
Pengertian osilator...................................................................................3
BAB II.....................................................................................................4
Jenis Jenis oscillator.............................................................................4
II.1. Oscillator harmonisa .......................................................................4
II.2. Oscillator Relaksasi.........................................................................11
BAB III
III.1 Osilator Tertala Input dan Tertala Output ......................................16
III.2 Oscillators yg tak tertala..................................................................19
III.3 Stabilitas Oscillator ........................................................................20
III.4 Oscillator kristal...............................................................................22
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................27

BAB II

A. Jenis-Jenis Osilator
Secara umum prinsip rangkaian osilator dibagi dua, yaitu Osilator Harmonisa (Osilator
LC,Osilator RC) dan Osilator Relaksasi.

1. Osilator Harmonisa

Osilator harmonisa menghasilkan bentuk gelombang sinusoida. Osilator harmonisa disebut


juga dengan Osilator Linear. Bentuk dasar osilator harmonisa terdiri dari sebuah penguat dan
sebuah filter yang membentuk umpan balik positif yang menentukan frekuensi output.
Persyaratan utama bagi osilator sinus adalah :

Frekuensi spesifik yang dapat dicapai


Amplitudo keluaran
Kemantapan frekuensi
Kemurnian keluaran, yaitu perbandingan banyaknya cacat harmonic dalam bentuk
gelombang keluaran.

Amplitudo yang benar dan cacat yang sedikit dapat diperoleh dengan mengendalikan
penguatan penguat sedemikian rupa sehingga tepat cukup untuk mengganti kerugian-
kerugian dalam kalang penentu frekuensi. Dalam beberapa penerapan, kemantapan frekuensi
menjadi prioritas. Perubahan-perubahan dalam frekuensi keluaran dapat disebabkan oleh
beberapa faktor. Untuk jangka panjang, hanyutan harga komponen dan parameter karena
penuaan menjadi sebab utama. Perubahan jangka pendek dara disebabkan oleh:

Variasi beban, hal ini dapat dikurangi dengan menggunakan penguat penyangga pada
keluaran.
Pencatu daya, perubahan-perubahan dalam tegangan pencatu daya akan merubah
parameter-parameter dalam kalang, pencatu daya dimantapkan menyelesaikan
masalah ini.
Perubahan harga komponen karena suhu, hal ini terutama mempengaruhi komponen penentu
frekuensi. Semua komponen pasif berubah harganya karena suhu Prinsip osilator ini dimulai
dengan adanya noise/desah saat pertama kali power dinyalakan. Noise/desah ini kemudian
dimasukkan kembali ke input penguat dengan melalui filter tertentu. Karena hal ini terjadi
berulang-ulang, maka sinyal noise akan menjadi semakin besar dan membentuk periode
tertentu sesuai dengan jaringan filter yang dipasang. Periode inilah yang kemudian menjadi
nilai frekuensi sebuah osilator.

Macam-macam osilator harmonisa/ sinus :

a) Osilator Hartley

Osilator Hartley seperti pada gambar 1 banyak digunakan pada rangkaian penerima radio AM
dan FM. Frekuensi resonansi ditentukan oleh harga T1 dan C1 . Kapasitor C2 berfungsi
sebagai penggandeng AC ke basis Q1 . Tegangan panjar Q1 diberikan oleh resistor R 2 dan
R1 . Kapasitor C4 sebagai penggandeng variasi tegangan kolektor dengan bagian bawah T1 .
Kumparan penarik RF (L1 ) menahan AC agar tidak ke pencatu daya. L1 juga berfungsi
sebagai beban rangkaian. Q1 adalah dari tipe n-p-n dengan konfigurasi emitor bersama.

Gambar 1 Rangkaian Osilator Hartley

Saat daya DC diberikan pada rangkaian, arus mengalir dari bagian negatif dari sumber lewat
R1 ke emitor. Kolektor dan basis keduanya dihubungkan ke bagian positif dari VCC . Ini
akan memberikan panjar maju pada emitor-basis dan panjar mundur pada kolektor. Pada
awalnya E I , B I dan C I mengalir lewat Q1 . Dengan C I mengalir lewat L1 , tegangan
kolektor mengalami penurunan. Tegangan ke arah negative ini diberikan pada bagian bawah
T 1 oleh kapasitor C4. Ini mengakibatkan arus mengalir pada kumparan bawah.
Elektromagnet akan membesar di sekitar kumparan. Ini akan memotong kumparan bagian
atas dan memberikan tegangan positif mengisi kapasitor C1. Tegangan ini juga diberikan
pada Q1 melalui C2 . Q1 akhirnya sampai pada titik jenuh dan mengakibatkan tidak
terjadinya perubahan pada VC . Medan di bagian bawah T1 akan dengan cepat habis dan
mengakibatkan terjadinya perubahan polaritas tegangan pada bagian atas. Keping C1 bagian
atas sekarang menjadi negative sedangkan bagian bawah menjadi positif. Muatan C1 yang
telah terakumulasi akan mulai dilucuti melalui T1 melalui proses rangkaian tangki.
Tegangan negatif pada bagian atas C1 menyebabkan Q 1 berubah ke negatif menuju cut off.
Selanjutnya ini akan mengakibatkan V C membesar dengan cepat. Tegangan ke arah positif
kemudian ditransfer ke bagian bawah T1 oleh C4, memberikan balikan. Tegangan ini akan
tertambahkan pada tegangan C 1 . Perubahan pada VC beragsur-angsur berhenti, dan tidak
ada tegangan yang dibalikkan melalui C4. C1 telah sepenuhnya terlucuti. Medan magnet di
bagian bawah L1 kemudian menghilang. C1 kemudian termuati lagi, dengan bagian bawah
berpolaritas positif dan bagian atas negatif. Q1 kemudian berkonduksi lagi. Proses ini akan
berulang terus. Rangkaian tangki menghasilkan gelombang kontinu dimana hilangnya isi
tangki dipenuhi lagi melalui balikan. Sifat khusus osilator Hartley adalah adanya tapped coil.
Sejumlah variasi rangkaian dimungkinkan. Kumparan mungkin dapat dipasang seri dengan
kolektor. Variasi ini biasa disebut sebagai osilator Series-fed Hartley.

b). Osilator Collpits

Perbedaan yang pokok adalah pada bagian rangkaian tangkinya. Pada osilator Colpitts,
digunakan dua kapasitor sebagai pengganti kumparan yang terbagi. Balikan dikembangkan
dengan menggunakan medan elektrostatik melalui jaringan pembagi kapasitor. Frekuensi
ditentukan oleh dua kapasitor terhubung seri dan induktor. Gambar 2 memperlihatkan
rangkaian osilator Colpitts. Tegangan panjar untuk basis diberikan oleh R1 dan R2 sedangkan
untuk emiitor diberikan oleh R4. Kolektor diberi panjar mundur dengan menghubungkan ke
bagian positif dari VCC melalui R3 . Resistor ini juga berfungsi sebagai beban kolektor.

Gambar 2 Osilator Collpits


Transistor dihubungkan dengan konfigurasi emitor-bersama. Ketika daya DC diberikan pada
rangkaian, arus mengalir dari bagian negatif V CC melalui R4, Q1 dan R3 . Arus IC yang
mengalir melalui R3 menyebabkan penurunan tegangan VC dengan harga positif. Tegangan
yang berubah ke arah negatif ini dikenakan ke bagian atas C1 melalui C3. Bagian bawah C2
bermuatan positif dan tertambahkan ke tegangan basis dan menaikkan harga IB. Transistor
Q1 akan semakin berkonduksi sampai pada titik jenuh. Saat Q1 sampai pada titik jenuh maka
tidak ada lagi kenaikan IC dan perubahan VC juga akan terhenti. Tidak terdapat balikan ke
bagian atas C2 . C1 dan C 2 akan dilucuti lewat L1 dan selanjutnya medan magnet di
sekitarnya akan menghilang.
Arus pengosongan tetap berlangsung untuk sesaat. Keping C2 bagian bawah menjadi
bermuatan negatif dan keping C1 bagian atas bermuatan positif. Ini akan mengurangi
tegangan maju Q1 dan IC akan menurun. Harga VC akan mulai naik. Kenaikan ini akan
diupankan kembali ke bagian atas keping C1 melalui C3 . C1 akan bermuatan lebih positif
dan bagian bawah C 2 menjadi lebih negatif. Proses ini terus berlanjut sampai Q1 sampai
pada titik cut off. Saat Q1 sampai pada titik cut off, tidak ada arus IC . Tidak ada tegangan
balikan ke C1 . Gabungan muatan yang terkumpul pada C1 dan C2 dilucuti melalui L1 . Arus
pelucutan mengalir dari bagian bawah C2 ke bagian atas C1 . Muatan negatif pada C2
secepatnya akan habis dan medan magnet di sekitar L1 akan menghilang. Arus yang mengalir
masih terus berlanjut. Keping C2 bagian bawah menjadi bermuatan positif dan keping C1
bagian atas bermuatan negatif. Tegangan positif pada C2 menarik Q1 dari daerah daerah cut
off . Selanjutnya IC akan mulai mengalir lagi dan proses dimulai lagi dari titik ini. Energi
balikan ditambahkan ke rangkaian tangki sesaat pada setiap adanya perubahan. Besarnya
balikan pada rangkaian osilator Colpitts ditentukan oleh nisbah kapasitansi C1 dan C2 .
Harga C1 pada rangkaian ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan C2 atau C1 C2 X > X .
Tegangan pada C 1 lebih besar dibandingkan pada C2 . Dengan membuat C2 lebih kecil akan
diperoleh tegangan balikan yang lebih besar. Namun dengan menaikkan balikan terlalu tinggi
akan mengakibatkan terjadinya distorsi. Biasanya sekitar 10-50% tegangan kolektor
dikembalikan ke rangkaian tangki sebagai balikan.

c). Osilator Amstrong

Osilator amstrong dinamai sesuai dengan nama penemunya Edwin Amstrong. Osilator
amstrong terdiri dari sebuah penguat dan sebuat umpan balik rangkaian LC. Rangkaian dasar
dibuat dengan memberikan panjar maju pada sambungan emitor-basis dan panjar mundur
pada kolektor. Pemberian panjar dilakukan lewat resistor 3 R . Resistor 1 R dan 2 R berlaku
sebagai pembagi tegangan. Saat awal

Gambar 3 Rangkaian Osilator Amstrong

transistor diberi daya, resistor 1 R dan 2 R membawa transistor ke titik pengoperasian Q pada
bagian tengah garis beban. Dengan tanpa adanya perubahan pada VC pada kumparan primer
T1 , tegangan pada kumparan sekunder secepatnya akan menjadi nol. Tegangan basis
secapatnya akan kembali pada titik Q. Penurunan tegangan basis ke arah negatif ini (dari
jenuh ke titik Q) membawa V C ke arah positif. Melalui transformator, ini akan nampak
sebagai tegangan ke arah positif pada basis. Proses ini akan berlangsung melewati titik
Qsampai berhenti pada saat titik cut off dicapai. Transformator selanjutnya akan berhenti
memberikan masukan tegangan ke basis. Transistor segera akan berbalik arah. R1 dan R 2
menyebabkan tegangan basis naik lagi ke titik Q. Proses ini akan terus berulang: Q 1 akan
sampai di titik jenuh kembali ke titik Q ke cutoff - kembali ke titik Q. Dengan demikian
tegangan AC akan terjadi pada kumparan sekunder dari transformator.
Keluaran dari osilator Armstrong seperti pada gambar 3 dapat diubah dengan mengatur harga
R3 . Penguatan akan mencapai harga tertinggi dengan memasang R 3 pada harga optimum.
Namun pemasangan 3 R yang terlalu tinggi akan mengakibatkan terjadinya distorsi, misalnya
keluaran akan berupa gelombang kotak karena isyarat keluaran terpotong.

d). Osilator Clapp

Osilator Clapp termasuk jenis osilator LC. Osilator Clapp tersusun dari tiga buah kapasitor
dan satu buah induktor. Konfigurasi osilator clapp sama dengan osilator colpits namun ada
penambahan kapasitor yang disusun seri dengan induktor (L). Osilator Clapp diperkenalkan
oleh James K. Clapp pada tahun 1948.

Gambar 4 Osilator Clapp

e). Osilator pergeseran Fasa

Osilator pergeseran fasa termasuk jenis osilator RC. Pada osilator pergeseran fasa terdapat
sebuah pembalik fasa total 180 derajat. Pembalik fasa ini di menggeser fasa sinyal output
sebesar 180 derajat dan memasukkan kembali ke input sehingga terjadi umpan balik positif.
Rangkaian pembalik fasa ini biasanya dibentuk oleh tiga buah rangkaian RC.
Gambar 5 Osilator pergeseran Fasa

f). Osilator Kristal

Osilator Kristal adalah osilator yang rangkaian resonansinya tidak menggunakanan LC atau
RC melainkan sebuah kristal kwarsa. Rangkaian dalam kristal mewakili rangkaian R, L dan C
yang disusun seri. Osilator Pierce ditemukan oleh George W. Pierce. Osilator Pierce banyak
dipakai pada rangkaian digital karena bentuknya yang simpel dan frekuensinya yang stabil.

Gambar 6 Osilator Kristal

g). Osilator Jembatan Wien


Osilator ini termasuk jenis osilator RC. Osilator jembatan Wien disebut juga osilator Twin-
T karena menggunakan dua T sirkuit RC beroperasi secara paralel. Satu rangkaian adalah
sebuah RCR T yang bertindak sebagai filter low-pass. Rangkaian kedua adalah CRC T
yang beroperasi sebagai penyaring bernilai tinggi. Bersama-sama, sirkuit ini membentuk
sebuah jembatan yang disetel pada frekuensi osilasi yang diinginkan. Sinyal di cabang CRC
dari filter Twin-T yang maju, di RCR itu tertunda, sehingga mereka dapat melemahkan satu
sama lain pada frekuensi Setiap tipe mempunyai keuntungan khusus dan daerah penerapan
masing-masing. Jembatan Wien banyak dipakai dalam osilator frekuensi audio terutama
karena kemantapan frekuensinya yang baik dan relatif mudah dibuat.

Gambar 7 Osilator Jembatan wien

2. Osilator Relaksasi.

adalah osilator yang memanfaatkan prinsip saklar secara terus menerus dengan periode
tertentu yang menentukan frekuensi output. Osilator relaksasi menghasilkan beberapa bentuk
gelombang non sinus, yaitu : Gelombang kotak, segitiga, pulsa dan gigi gergaji.
Osilator relaksasi sederhana adalah sebuah multivibrator / flip-flop. Prinsipnya adalah
mensaklar tagangan suply oleh sebuah komponen transistor atau FET.
Pada dasarnya pada osilator relaksasi ini tergantung pada proses pengosongan-pengisian
rangkaian kapasitor-resistor (RC). Perubahan tegangan pada jaringan digunakan untuk
mengubah-ubah konduksi perangkat elektronik. Sebagai pengontrol proses pengisian dan
pengosongan rangkaian RC, pada osilator dapat digunakan transistor, UJT (uni junction
transistors) atau IC (integrated circuit). Proses pengisian dan pengosongan kapasitor pada
rangkaian seri RC akan mengikuti fungsi eksponensial dengan konstanta waktu yang
tergantung pada harga RC. Pada proses pengisian, satu konstanta waktu dapat mengisi
sebanyak 63% dari sumber tegangan yang digunakan dan akan penuh setelah lima kali
konstanta waktu. Sebaliknya saat proses pengosongan, isi kapasitor akan berkurang sebanyak
37% setelah satu konstanta waktu dan akan terlucuti secara penuh setelah lima konstanta
waktu seperti pada gambar berikut.
Proses Dan Kurva Pengisian Kapasitor

Proses Dan Kurva Pengosongan Kapasitor

Proses pengisian dan pengosongan kapasitor melalui resistor seperti pada gambar diatas dapat
digunakan untuk menghasilkan gelombang gergaji. Saklar pengisian dan pengosongan pada
rangkaian gambar diatas dapat diganti dengan saklar elektronik, yaitu dengan menggunakan
transistor atau IC. Rangkaian yang terhubung dengan cara ini dikelompokkan sebagai osilator
relaksasi. Saat komponen pengganti saklar tersebut berkonduksi disebut aktif dan saat tidak
berkonduksi disebut rileks. Demgan kondisi tersebut secara berulang dan kontinyu maka
gelombang gergaji akan terjadi pada ujung kaki kapasitor.
Contoh Rangkaian Oscilator Relaksasi Dengan UJT

Dari contoh rangkaian oscilator relaksasi diatas rangkaian RC terdiri atas R1 dan C1 . Titik
sambungan rangkaian RC dihubungkan dengan emitor dari UJT. UJT tidak akan berkonduksi
sampai pada harga tegangan tertentu yang dicapai pada pengisian kapasitor. Saat terjadi
konduksi sambungan E-B1 menjadi beresistansi rendah. Ini memberikan proses pengosongan
C dengan resistansi rendah. Arus hanya mengalir lewat R3 saat UJT berkonduksi. Pada
rangkaian ini sebagai R3 adalah speaker. Pada saat pertama kali diberi catu daya, osilator UJT
dalam kondisi tidak berkonduksi sehingga titik sambungan RC E- B1 mendapat bias mundur.
Dalam waktu singkat muatan pada C1 akan terpenuhi (dalam hal ini ukuran waktu adalah
R*C ). Dengan termuatinya C1 akan menyebabkan sambungan E- B1 menjadi konduktif atau
memiliki resistansi rendah. Selanjutnya terjadi pengosoangan C1 lewat sambungan E- B1
yang memiliki resistansi rendah. Ini akan menghilangkan bias maju pada emitor. UJT
selanjutnya menjadi tidak berkonduksi dan C1 mulai terisi kembali melalui R1 dan proses ini
secara kontinu akan berulang. Osilator UJT dipakai untuk aplikasi yang memerlukan
tegangan dengan waktu kenaikan (rise time) lambat dan waktu jatuh (fall time) cepat.
Sambungan E- B1 dari UJT memiliki keluaran tipe ini. Antara B1 dan ground pada UJT
menghasilkan pulsa yang tajam (spike pulse). Keluaran tipe ini biasanya digunakan untuk
rangkaian pengatur waktu dan rangkaian penghitung. Sebagai kesimpulan osilator UJT sangat
stabil dan akurat untuk konstanta waktu satu atau lebih rendah.

Rangkaian Osilator Relaksasi dengan Op-Amp


Bagian lain dari rangkaian Gambar 1 adalah rangkaian umpanbalik negatif yang
terdiri dari resistor R dan kapasitor C. Sama halnya seperti rangkaian umpanbalik positif,
tegangan referensi negatif pada bagian ini juga akan berubah-ubah tergantung dari tegangan
keluaran pada saat itu. Kita sebut saja titik referensi komparator ini -vref. Bedanya, pada
rangkaian umpanbalik negatif ada komponen C yang sangat berperan dalam pembentukan
osilasi. Tegangan -vref akan berbentuk eksponensial sesuai dengan sifat pengisian kapasitor.
Dari keadaan kapasitor C yang kosong, tegangan akan menaik secara ekponensial. Namun
pada rangkaian ini tegangan -vref tidak akan dapat mencapai tegangan tertinggi +Vsat.
Karena ketika tegangan -vref sudah mencapai titik UTP maka keluaran komparator op-amp
akan relaks menjadi -Vsat.

Demikian juga sebaliknya ketika tegangan keluaran op-amp relaks pada titik saturasi
terendah -Vsat, kapasitor C kembali kosong secara eksponensial. Tentu saja pengosongan
kapasitor C tidak akan sampai menyebabkan tegangan -vref mencapai -Vsat. Ingat jika
tegangan keluaran op-amp pada titik saturasi terendah (-Vsat), tegangan referensi positif
berubah menjadi titik LTP, sehingga ketika -vref < LTP tegangan keluaran op-amp kembali
relaks ke titik saturasi tertinggi (+Vsat). Demikian seterusnya sehingga terbentuk osilasi pada
keluaran komparator.

Osilator relaksasi juga ada yang menggunakan IC yaitu yang terkenal adalah dengan IC 555.
Pada rangkaian tank cirucit multivibrator astabil dengan IC 555 diperlukan dua resistor,
sebuah kapasitor. Kemudian untuk merangkai tank circuit tersebut resistor RA dihubungkan
antara +VCC dan terminal discharger (pin 7). Resistor RB dihubungkan antara pin 7 dengan
terminal treshod (pin 6). Kapasitor dihubungkan antara pin treshold dan ground. Triger (pin
2) dan input treshold (pin 6) dihubungkan menjadi satu. Pada saat sumber tegangan pertama
kali diberikan, kapasitor akan terisi melalui RA dan RB . Ketika tegangan pada pin 6 ada naik
di atas dua pertigaVCC, maka terjadi perubahan kondisi pada komparator 1. Ini akan me-
reset flip-flop dan outputnya akan berubah ke positif. Keluaran (pin 3) berubah low dan basis
Q1 mendapat bias maju. Q1 mengosongkan muatan C lewat RB ke ground.

Bentuk Output Astabil Multivibrator IC 555

Ketika tegangan pada kapasitor C turun sampai di bawah sepertigaVCC, ini akan
memberikan energi ke komparator 2. Antara triger (pin 2) dan pin 6 masih terhubung
bersama. Komparator 2 menyebabkan tegangan positif pada input set dari flip-flop dan
memberikan output negatif. Output (pin 3) akan berubah ke harga +VCC dan terjadi proses
pengosongan melalui (pin7). Kemudian C mulai terisi lagi ke harga VCC melalui RA dan
RB. Kapasitor C akan terisi dengan harga berkisar antara sepertiga dan dua pertiga VCC.
Frekuensi output astable multivibrator dinyatakan sebagai f = 1/T . Ini menunjukkan sebagai
total waktu yang diperlukan untuk pengisian dan pengosongan kapasitor C. Waktu pengisian
ditunjukkan oleh jarak t1 dan t3. Waktu pengosongan diberikan oleh t2 dan t4. Frekuensi
kerja astabil multivibrator dengan IC 555 diatas dapat dirumuskan secara matematis sebagai
berikut:

Nilai resistansi RA dan RB sangat penting untuk pengoperasian astable multivibrator. Jika
RB lebih dari setengah harga RA, rangkaian tidak akan berosilasi. Harga ini menghalangi
sinyal triger turun dari harga dua pertiga VCC ke sepertigaVCC. Ini berarti IC tidak mampu
untuk memicu kembali secara mandiri atau tidak siap untuk operasi berikutnya.

BAB III

A. Osilator Tertala Input dan Tertala Output


Kinerja tahap Noise teoritis dari Osilator tertala input dan tertala output (TITO) diatur
dianalisis dengan pendekatan yang ketat, dan menghasilkan persamaan untuk meredam noise
yang ada yang tertutup fase bentuk, dan noise tersebut dapat tertutup tergantung hanya pada
nilai komponen sirkuit dan konsumsi pada saat osilator. Sebuah perbandingan langsung denga
diferensial LC, Tank osilator lebih umum digunakan untuk menunjukkan bahwa Osilator
tertala input dan tertala output (TITO) setidaknya jika perilaku osilator tidak terlalu jauh dari
perilaku yang ideal dipertimbangkan dalam analisis. simulasi tahap Noise cocok
mengagumkan dari hasil teoritis. Jadi Osilator ini digunakan kebanyakan untuk meredam
noise dan nilai tersebut noise nya diredam dengan bagaimana nilai L dan C nya.

Contoh gambar osilator TITO menggunakan JFET.

Jadi intinya, osilator tito dapat bdijadikan sebagai pelengkap atau kombinasi untuk penguat
dan persamaan model penguat, contohnya seperti yang tertera pada diatas oscillator dapat
digunakan sebagai penguat pada impedansi atau model impedansi, dan osilator tito dapat
dengan persamaan frekuensi resonansi.
Hubungan antara penguat dengan osilator TITO
Penguat kelas E dapat diubah menjadi suatu bentuk penguat yang lebih efisien, dengan
osilator tuned-input, tuned-output (TITO) yang ditambahi dengan osilator tertala (tuned-
oscillator) pada gerbang-gerbangnya. Penguat dengan osilator seperti ini memiliki
penambahan daya hingga orde 80%, dan dapat diatala ke frekuensi yang akan dikuatkan.
Osilatornya adalah mode-terkunci dengan menambahkan sebuah transistor kedua, yang
dibawa ke frekuensi yang akan dikuatkan. Hasil keseluruhan efisiensi penambahan daya
adalah pada orde 60%.Konsep ini telah diverifikasi pada simulasi, untuk MOSFETs yang
dibangun dengan AMIS C3(0,35 micron) CMOS, dan beroperasi pada 915 Mhz. Suatu
transistor tunggal dengan W/L = 100 um/0.35 um melepaskan 6mW ke suatu beban 50ohm.

PRINSIP OPERASI DAN KONSEP PENGEMBANGAN

Penguat kelas E , referensi 1, mampu mencapai efisiensi yang tinggi hanya ketika
disipasi daya pada perlengkapan keluaran dipertimbangkan. Tetapi daya yang dibutuhkan
untuk menghantarkan gerbang pada perangkat keluaran, karena itu diperlukan suatu sinyal
yang cukup besar untuk menghasilkan suatu kanal dengan resistansi rendah yang mendekati
lama separuh periode carrier. Daya yang didisipasikan oleh gerbang menyebabkan efisiensi
keseluruhan daya rangkaian menjadi turun antara 30% dan 40%.Rangkaian pembawa
mendisipasikan daya dengan mengisi atau tidak mengisi (discaharging) kapasitansi gerbang
pada perangkat keluaran selama satu putaran. Tsai dan Gray (Referensi 2) dan Mertens dan
Steyaert (Referensi 3) mengurangi daya hilang pada gerbang dengan membangun osilator
dengan frekuensi free-running mendekati frekuensi yang akan dikuatkan, kemudian dengan
injection-locking osilator tersebut. Mereka melakukan ini untuk kedua tingkat keluaran dan
driver. Sebuah perbedaan, tetapi secara intuitif, pendekatan untuk lebih mengurangi
kehilangan energi ini adalah dengan menyimpan ke dalam rangkaian resonan dengan
pendekatan pada Referensi 4. Pendekatan ini adalah sebuah masalah karena ketika suatu
hubungan resonant-gate ditala pada frekuensi yang dekat dengan frekuensi yang ditala pada
jaringan keluaran kelas E, maka penguat akan menjadi suatu penguat dengan osilator input
tertala dan output tertala (TITO). Telah dilakukan pengamatan tentang osilator TITO melalui
suatu simulasi untuk mengetahui keuntungan pada efisiensi penambahan daya yang melebihi
80%, dibandingkan dengan yang terlihat pada rangkaian transistor penguat (belum termasuk
rangkaian gate drive) yang dioptimalkan pada penguat kelas E. Merujuk pada gambar 1,
transistor penguat/osilator adalah M1.Osilator adalah injection-locked dengan tambahan
transistor ke dua, M9. Gerbang M9 diarahkan rail-to-rail oleh inverter konvensional, yang
akan mengarahkan pada frekuensi yang akan dikuatkan. Karena osilasi sistem adalah ditala
pada frekuensi yang akan dikuatkan, M9 dapat menyetir osilasi sitem dengan arus realtif
kecil. M9 bisa jadi lebih kecil secara signifikan disbanding dengan M1. Dengan demikina
keseluruhan efisiensi daya-tambah (power-added) lebih besar daripada jika gerbang M1
diarahkan secara rail-to-rail.
Jadi hubungan osilator dengan rangkaian penguat sangat erat, itu bisa terjadi sebagai
penambah daya untuk keluaran lebih semprna pada saat resonansi dengan ditala pada salah
satu input atau outputnya.

B. Oscillators yg tak tertala

Berbeda dengan osilator yang tertala, osilator yg tak disetel tidak memiliki LC tangki-sirkuit,
RC frekuensi-selektif atau sirkuit kristal di jalur umpan balik nya. Sebaliknya, sebuah osilator
yg tak tertala menggunakan umpan balik nonlinear dan umumnya gelombang keluaran dari
osilator yg tak tertala adalah non-sinusoidal seperti gelombang persegi, segitiga-gelombang
atau pulsa yang ditandai dengan transisi tiba-tiba dari salah satu kondisi stabilitas atau
pernyataan yang berikutnya.

Contoh phase shift osilator RC

Pada pergeseran fasa frekuensi nya diberi nilai :

Pada saat frekuensi ini, banyak tegangan jatuh kisaran tegangan jatuh nya disebabkan karena
RC tadi, yang berkisar sampai 1/29, jadi pada inverting amplifier tegangan jatuh ini
menghasilkan gain dan bernilai | Au | = Rf / R kemudian Rf = 29R.

osilator yg tak tertala yang lebih dikenal sebagai osilator relaksasi. Jenis osilator yg tak tertala
meliputi:

a). Cincin Oscillator : cincin osilator terdiri dari "ganjil" jumlah gerbang logika atau amplifier
terhubung bersama-sama dalam rantai seri sehingga output yang terakhir terhubung ke input
yang pertama dan memproduksi rangkaian jenis dering. Frekuensi osilasi tergantung pada
delay propagasi dari komponen yang digunakan, dan jumlah ganjil tersebut adalah tingkat
yang berada di dalam ring. frekuensi osilasi sangat tinggi untuk mengkonsumsi daya. Oleh
karena itu osilator cincin lebih dari hal yang baru sebagai frekuensi tinggi dan penggunaan
komponennya membuat mereka tidak praktis sebagai osilator karena sangat menyerap daya.

b). Relaksasi Oscillators : osilator relaksasi yang lebih dikenal sebagai multivibrators, adalah
kelas osilator di mana perangkat aktif (biasanya transistor) di sirkuit untuk didorong jauh
melampaui keadaan cut-off dan saturasi daerah untuk jangka waktu tertentu. osilator relaksasi
yang murah dan mudah untuk membangun dengan tiga jenis utama dari wujud multivibrator :

1. Astabil multivibrator : tidak memiliki keadaan stabil.


2. Monostable multivibrator : memiliki satu keadaan stabil.
3. Bistable multivibrator : memiliki dua keadaan stabil.

ic555 dan Timer Chips : Seperti halnya favorit kami timer NE555 dan variasinya, ada
berbagai chip iC yang setara dengan ic555 yang berbeda yang tersedia dalam TTL dan
CMOS yang dapat digunakan untuk menghasilkan berbagai bentuk gelombang yang berbeda
dan sinyal berbeda dengan beberapa yang paling populer adalah : 74LS121, 74LS123,
74LS221 dan varian mereka.

C. Stabilitas Oscillator

Selain suara, taji, dan harmonik, osilator memiliki masalah dengan ketidakstabilan frekuensi /
fase.
Model yang lebih baik untuk sinyal osilator adalah :
Vc (t) = Ac Cos [

Dimana proses acak


maka frekuensi akan juga menjadi proses acak :

(t) =

=
Catatan turunan dari random proses adalah seperti random proses itu sendiri. Dengan kata
lain, frekuensi osilator akan bervariasi sedikit dengan waktu. Kami menyebut ini variasi acak
sebagai osilator ketidakstabilan, dan ketidakstabilan ini datang dalam dua jenis umum:
1). ketidakstabilan jangka panjang
Ini adalah perubahan lambat dalam osilator yang frekuensi dari waktu ke waktu (misalnya,
menit, jam, atau hari), umumnya karena perubahan suhu dan / atau osilator yang proses
penuaan.Untuk osilator yang bagus, ketidakstabilan ini diukur dalam bagian tiap
jutaan (ppm). Bagian per juta adalah mirip dengan menggambarkan ketidakstabilan dihal
persentase perubahan frekuensi osilator. Namun, bukannya mengungkapkan perubahan ini
relatif satu seperseratus frekuensi osilator 0 (mis., satu persen frekuensi osilator), kita
menyatakan perubahan ini relatif satu satu juta frekuensi osilator 0 !
Cara yang lebih langsung mengungkapkan "bagian per juta" adalah "Hz per MHz "-dengan
kata lain jumlah perubahan frekuensi di Hz, dibagi dengan frekuensi osilator dinyatakan
dalam MHz. Misalnya, sebuah osilator beroperasi pada frekuensi 100 MHz osilator
yang frekuensi ini akan dapat (perlahan) mengubah sebanyak = 10 kHz dari waktu ke
waktu. dengan demikian kita mengatakan bahwa stabilitas jangka panjang dari osilator adalah
:

2). Ketidakstabilan jangka pendek.

ketidakstabilan jangka pendek osilator yang sering disebut sebagai fase noise. Hasilnya
memiliki resonator yang tidak sempurna! Dengan fase kebisingan, proses acak yang
dimiliki sangat kecil besarnya, tetapi perubahan yang sangat cepat (mis, milidetik atau
mikrodetik). Ini sama dengan frekuensi band modulation (FM), dan hasilnya adalah
penyebaran spektrum sinyal osilator yang frekuensi nya sempit. Tahap kebisingan adalah
fenomena yang sangat kompleks, namun dapat menjadi penting terhadap kinerja (atau
ketiadaan) dari penerima radio karean dapat meredam noise yang menyebar dari tahapan
penerima radio!

D. Osilator kristal

Sebelumnya sempat ada di jenis jenis osilator dan sekarang pembahasan lebih dalam nya.
Kristal lazimnya digunakan untuk rangkaian osilator yang menuntut stabilitas frekuensi yang
tinggi dalam jangka waktu yang panjang. Alasan utamanya adalah karena perubahan nilai
frekuensi kristal seiring dengan waktu, atau disebut juga dengan istilah faktor penuaan

frekuensi (frequency aging), jauh lebih kecil dari pada osilator-osilator lain. Faktor penuaan
frekuensi untuk kristal berkisar pada angka 5ppm/tahun, jauh lebih baik dari pada faktor
penuaan frekuensi osilator RC ataupun osilator LC yang biasanya berada diatas 1%/tahun.

Simbol KristalKristal juga mempunyai stabilitas suhu yang sangat bagus. Lazimnya, nilai
koefisien suhu kristal berada dikisaran 50ppm direntangan suhu operasi normal dari -20C
sampai dengan +70C. Bandingkan dengan koefisien suhu kapasitor yang bisa mencapai
beberapa persen. Untuk aplikasi yang menuntut stabilitas suhu yang lebih tinggi, kristal dapat
dioperasikan didalam sebuah oven kecil yang dijaga agar suhunya selalu konstan.

Tatanan Fisik
Material yang mempunyai bentuk struktur kristalin, seperti quartz, mempunyai satu sifat unik
yaitu mampu menghasilkan tegangan listrik ketika diberi tekanan mekanikal dan juga
sebaliknya, berubah bentuk mekanikalnya ketika diberi tegangan listrik. Sifat ini dikenal
dengan nama efek piezo-electric.

Sifat inilah yang dimanfaatkan untuk menghasilkan resonansi listrik-mekanik, sehingga


kristal akan bergetar pada frekuensi alami tertentu jika diberi tegangan listrik bolak-balik.
Frekuensi alami ini ditentukan oleh potongan dan dimensi keping kristal, yang ditetapkan
pada saat pembuatan.

Karena potongan dan dimensi keping kristal dapat dikontrol secara presisi pada saat proses
produksi, maka kristal mempunyai frekuensi getar alami yang sangat akurat. Akurasi kristal
umumnya berada pada kisaran 30ppm, dengan akurasi yang lebih tinggi juga tersedia
walaupun harganya tentu lebih mahal.

Potongan keping kristal mengacu kepada orientasi sudut pemotongan keping kristal terhadap
garis struktur kristalin, dan juga bentuk keping kristal tersebut. Ada banyak standar potongan
keping kristal, yang masing-masing mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Sebagai
contoh, potongan AT yang populer mempunyai frekuensi fundamental maksimum yang tidak
terlalu tinggi dan koefisien suhu yang cukup baik (berbentuk kurva fungsi kubik). Contoh
lain adalah potongan BT, yang mempunyai frekuensi fundamental maksimum yang lebih
tinggi tetapi koefisien suhunya lebih buruk (berbentuk kurva parabolik).

Kristal dapat dioperasikan pada frekuensi fundamental atau salah satu dari frekuensi-
frekuensi harmonik ganjil (odd harmonics) yang biasa disebut dengan istilah overtones.
Frekuensi fundamental maksimum sebuah kristal ditentukan oleh potongan dan dimensi
keping kristal. Semakin tinggi frekuensi fundamental sebuah kristal, semakin tipis keping
kristal tersebut, sehingga keping kristal menjadi rapuh dan mudah patah. Jadi untuk mencapai
spesifikasi frekuensi getar yang lebih tinggi, kristal harus beroperasi menggunakan salah satu
overtone yang ada.

Walaupun quartz adalah material yang paling sering digunakan untuk membuat kristal,
material lain seperti lithium-niobate, lithium-tantalate, bismuth-germanium oxide dan
alumimium-phosphate juga dapat dipakai untuk membuat kristal. Material lain yang juga
dapat digunakan adalah sejenis keramik yang terbuat dari padatan timbal, zirconium dan
titanium dan material polimer seperti polyvinyl chloride dan difluorpolyethylene.

Rangkaian Ekuivalen
Rangkaian Ekuivalen Kristal Dari sudut pandang bidang elektronika, tata kerja kristal dapat
diilustrasikan melalui rangkaian ekuivalen yang terdiri dari dua buah kapasitor, satu buah
induktor dan satu buah resistor.

Induktor L1 (motional inductance) adalah padanan dari massa keping kristal yang bergetar,
kapasitor C1 (motional capacitance) adalah padanan dari kekakuan keping kristal melawan
getaran dan resistor R1 adalah padanan dari energi yang hilang diserap oleh kristal karena
bentuknya mengalami perubahan ketika bergetar. Kapasitor C0 (shunt capacitor) adalah
kapasitansi yang terbentuk diantara dua elektroda yang mengapit potongan kristal.

Frekuensi getar alami kristal diberikan oleh persamaan berikut:

Umumnya, nilai induktansi L1 adalah sangat tinggi sementara nilai kapasitansi C1 sangat
rendah. Sebagai contoh, sebuah kristal yang mempunyai frekuensi getar 10MHz mempunyai
nilai L1 = 0.05H, C1 = 0.0051pF, R1 = 5 dan C0 = 6pF.

Rasio antara nilai induktansi L1 dan kapasitansi C1 yang sangat besar, jauh melampaui nilai
rasio yang lazim didapat jika menggunakan komponen biasa, sehingga nilai faktor kualitas
(Q) dari kristal menjadi jauh lebih tinggi daripada rangkaian LC biasa.

Faktor kualitas sebuah kristal diberikan oleh persamaan berikut:

Nilai faktor kualitas kristal umumnya bekisar diantara 104 sampai


dengan 106, bandingkan dengan nilai faktor-kualitas rangkaian LC biasa yang hanya berkisar
diangka ratusan.

Kristal dapat diterapkan pada rangkaian resonansi-seri ataupun resonansi-paralel. Pada


rangkaian resonansi-seri, kristal bersifat seolah-olah terdiri dari sebuah kapasitor dan sebuah
induktor yang dirangkai secara seri. Impedansi kristal akan mencapai nilai terendah, yaitu
sama dengan nilai tahanan R1, pada frekuensi getar alami.

Pada rangkaian resonansi-paralel, kristal bersifat seperti terdiri dari sebuah kapasitor dan
sebuah induktor yang dirangkai secara paralel. Impedansi kristal akan mencapai nilai
tertinggi pada frekuensi getar alami. Perlu dicatat bahwa frekuensi getar alami sebuah kristal
yang sama jika beroperasi secara resonansi-paralel adalah sedikit lebih tinggi daripada ketika
dioperasikan secara resonansi-seri. Fenomena ini dikenal dengan istilah pulling, yang
besarannya tergantung kepada rasio dari C1 dengan C0 dan CL.
Besarnya perubahan frekuensi yang disebabkan oleh faktor pulling ini diberikan oleh
persamaan berikut:

Kristal biasanya dibentuk sedemikian rupa sehingga lebih optimal jika dioperasikan pada
salah satu mode tertentu, baik itu secara resonansi-seri ataupun resonansi-paralel.

Aplikasi Kristal

Osilator ColpittsKristal dapat digunakan sebagai pengganti jajaran resonansi LC untuk


hampir semua jenis rangkaian osilator, baik secara resonansi-seri maupun resonansi-paralel.
Sebagai contoh adalah rangkaian osilator Colpitts yang menggunakan jajaran kristal dan
kapasitor secara resonansi-seri.
Osilator PierceSatu contoh lain adalah rangkaian osilator Pierce yang menggunakan jajaran
kristal dan kapasitor secara resonansi-paralel pada jalur umpan-balik. Osilator Pierce ini
sangat populer dan kerap digunakan karena mempunyai karakteristik stabilitas yang lebih
superior dibandingkan dengan rangkaian osilator lainnya.

Osilator CMOS Rangkaian osilator populer lain menggunakan sebuah CMOS inverter yang
menerapkan kristal pada jalur umpan-balik dari kaki output ke kaki input. Osilator ini
mempunyai prinsip kerja yang serupa dengan osilator Pierce.

Rangkaian osilator klasik ini diterapkan secara luas sebagai sumber frekuensi denyut (clock
frequency) pada rangkaian digital dan juga menjadi dasar cara kerja rangkaian osilator
terpadu yang biasa digunakan oleh mikrokontroler.

Kedua kapasitor yang terhubung dari kaki-kaki kristal ke ground adalah kapasitor beban
(load capacitance) yang perlu untuk berfungsinya rangkaian osilator ini. Nilai total kapasitor
beban akan mempengaruhi frekuensi getar sebuah kristal. Efek ini juga disebut pulling,
dimana perubahan nilai kapasitor beban (atau mode resonansi, seperti disebutkan diatas)
dalam rangkaian osilator kristal akan merubah frekuensi getar kristal tersebut.

Pulling dapat digunakan untuk mengatur frekuensi getar kristal, walaupun hanya dalam
rentangan yang terbatas. Biasanya, lembaran data kristal mencantumkan nilai nominal
kapasitor beban yang tepat untuk mendapatkan spesifikasi frekuensi getar yang tertera.

Resistor R2 berfungsi untuk membatasi tingkat pasokan daya (drive level) kepada kristal.
Tingkat pasokan daya yang terlalu rendah akan menyebabkan kristal gagal berosilasi dan
sebaliknya, jika terlalu tinggi akan mempengaruhi stabilitas frekuensi kristal atau malah dapat
menyebabkan keping kristal menjadi retak.

Kristal jenis HC49 memerlukan tingkat pasokan daya dikisaran 1mW, sedangkan kristal
HC49S atau HC49SM memerlukan sekitar 100W. Semakin besar dimensi kepingan kristal,
akan semakin tinggi pasokan daya yang dibutuhkan. Tingkat pasokan daya juga dipengaruhi
oleh frekuensi getar, dimana frekuensi getar yang lebih tinggi akan memerlukan pasokan
daya yang lebih besar.

Kemasan Kristal
Kemasan KristalKristal tersedia dalam berbagai bentuk kemasan. Kemasan yang populer
adalah HC49 dan HC49S. HC49S mempunyai bentuk tapak yang sama dengan HC49, tetapi
kemasannya lebih pendek. HC49S juga tersedia untuk aplikasi SMD (HC49SM), dengan kaki
yang ditekuk rata dibawah dasar yang terbuat dari plastik. Kemasan SMD bentuk lain juga
banyak tersedia dipasaran.

Perlu diingat bahwa kristal dengan kemasan yang berbeda akan mempunyai karakteristik
yang berbeda pula. Hal ini disebabkan karena dimensi dan bentuk keping kristal tergantung
kepada besarnya kemasan. Sebagai contoh, kemasan HC49 biasanya berisikan keping kristal
yang berbentuk piringan, sedangkan kemasan HC49S, karena lebih pendek, berisikan keping
kristal berbentuk persegi panjang.

DAFTAR PUSTAKA
Suwana, Wayan. Osilator harmonic. Pendidikn Fisika universitas lampung
http://id.wikipedia.org/wiki/Osilasi
http://en.wikipedia.org/wiki/Oscillation
http://www.sisilain.net/2011/04/pengertian-osilator-adalah.html
http://elkakom.blogspot.com/2011/04/pengertian-osilator-dan-cara-kerjanya.html
http://rizqidiaz.blogspot.com/2012/05/osilator.html
http://www.sisilain.net/2011/04/pengertian-osilator-adalah.html
http://www.scribd.com/doc/43876534/Makalah-Kuliah-Osilator-9-Nopember-2002
http://elektronika-dasar.web.id/konsep-dasar-oscilator-umpan-balik/
http://elektronika-dasar.web.id/konsep-dasar-oscilator-relaksasi/
http://elektronika-dasar.web.id/astable-multivibrator-ic-555/
http://ezinearticles.com/?Whats-the-Difference-Between-a-Tuned-and-an-Untuned-
Oscillator-Circuit?&id=4622180
EE 414 Lectures series by Dr. Muhammad H. Rais
2005/03/07 Oscillator Stability.doc 3/3
Jim Stiles The Univ. dari Kansas Departemen EECS
http://www.elektronikaonline.com/majalah-elektronika/kristal.htm

Anda mungkin juga menyukai