SI UTUT Revisi Sidang
SI UTUT Revisi Sidang
PENDAHULUAN
membuat hidupnya menjadi lebih baik dan ada yang tidak sama sekali
1
kondisi yang tidak berkembang. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 1.1.
Garis
Jumlah Penduduk Persentase Penduduk Kemiskinan
Miskin (Juta Jiwa) Miskin (%) (Rp/Kapita/Bula
Tahun
n)
Kot Desa Kota+Des Kot Desa Kota+Des
Kota Desa
a a a a
2000 12,3 26,4 38,74 14,6 22,3 19,14 91.632 73.648
1 3 8
2001 8,6 29,2 37,87 9,79 24,8 18,41 100.01 80.382
7 4 1
2002 13,3 25,0 38,39 14,4 21,1 18,2 130.49 96.512
2 8 6 9
2003 12,2 25,0 37,34 13,5 20,2 17,42 138.80 105.888
6 8 7 3 3
2004 11,3 24,7 36,15 12,1 20,1 16,66 143.45 108.725
7 8 3 1 5
2005 12,4 22,7 35,1 11,6 19,9 15,97 165.56 117.365
8 8 5
2006 14,4 24,8 39,3 13,4 21,8 17,75 174.29 130.584
9 1 7 1 0
2007 13,5 23,6 37,17 12,5 20,3 16,58 187.94 146.837
6 1 2 7 2
2008 12,7 22,1 34,96 11,6 18,9 15,42 204.89 161.831
7 9 5 3 6
2009 11,9 20,6 32,52 10,7 17,3 14,15 222.12 179.835
1 2 2 5 3
2010 11,1 19,9 31,02 9,87 16,5 13,33 232.98 192.354
3 6 9
Mar-11 11,0 18,9 30,02 9,23 15,7 12,49 243.01 213.395
5 7 2 6
Sep-11 10,9 18,9 29,89 9.09 15,5 12,36 263.59 223.181
6 4 9 4
Mar- 10,6 19,4 29,13 8,78 15,1 11,96 267.40 229.226
12 5 9 2 8
Sep-12 10,5 18,0 28,59 8.6 14,7 11,66 277.38 240.441
1 9 2
Mar- 10,3 17,7 28,07 8,39 14,3 11,37 289.04 253.273
13 3 4 2 2
Sep-13 10,6 19,9 28,55 8,52 14,4 11,47 308.82 257.779
3 2 2 6
(Sumber: BPS, 2013)
2
Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat jumlah penduduk miskin di desa dan
kota pada tahun 2001 sebesar 37,87 juta jiwa dan meningkat menjadi 38,39 juta
jiwa pada tahun 2002, namun pada tahun 2005 jumlah penduduk miskin menurun
menjadi 35,1 juta jiwa dan meningkat ditahun 2006 menjadi 39,3 juta jiwa, dan
pada maret 2013 menurun kembali menjadi 28,07 juta jiwa dan meningkat terus
pada September 2013 menjadi 28,55 juta jiwa. Naik turunnya jumlah penduduk
Agenda pemerintah yang terus menjadi pusat perhatian hingga saat ini
upaya perubahan yang dilakukan dengan sengaja untuk mencapai kondisi dan
situasi yang lebih baik, dilaksanakan secara sistematis dan bertahap disemua
dan hasilnya pun dapat dinikmati oleh seluruh rakyat secara merata, namun
demikian salah satu tantangan pembangunan yang paling serius dan harus disikapi
3
Mandiri Perdesaan (PNPM-Mpd) yang dimulai padatahun 2007. Program
masyarakat desa itu sendiri. Tujuan umum dari pelaksanaan PNPM-Mpd yaitu
(SPP) adalah salah satu program yang wajib dilaksanakan untuk pengentasan
permodalan yang ditujukan bagi mereka yang dinilai sudah memiliki usaha yang
cukup untuk dapat membiayai kebutuhan dasar mereka, namun masih perlu
4
ditingkatkan. Pemberian modal tanpa agunan dalam bentuk perguliran dengan
Rahuning, salah satunya di Desa Batu Anam. Jumlah kelompok Simpan Pinjam
Perempuan di Desa Batu Anam saat ini adalah 10 kelompok dengan anggota tiap
Anggapan kejar target tersebut menjadikan subjek hanya sebagai objek, jika
bantuan tersebut karena belum punya usaha yang layak untuk didanai. Sebagian
setiap struktur dalam lembaga yang bertanggung jawab, seperti yang dikatakan
Robert K. Merton dalam Ritzer (2010) fungsi dalam struktur bisa saja berupa
fungsi manifest dan fungsi latent. Fungsi manifest sebagai fungsi yang diharapkan
sedangkan fungsi latent sebagai fungsi yang tidak diharapkan. Merton juga
5
pelaksanaan yang terjadi dalam pelaksanaan Simpan Pinjam Perempuan di Desa
menjadi alasan peneliti untuk melihat dan meneliti disfungsi seperti apa yang
1.2.Rumusan Masalah
Asahan?
6
2. Untuk mengetahui disfungsi apa saja yang terjadi dalam Simpan Pinjam
sudah selesai ditulis. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
masyarakat.
masyarakat lainnya.
7
menentukan jalan pemikiran dalam penelitian untuk memperoleh permasalahan
yang tepat. Dengan kata lain konsep adalah istilah-istilah yang mewakili atau
kegiatan Simpan Pinjam Perempuan ini terdapat fungsi negatif atau fungsi
mereka yang dinilai sudah memiliki usaha yang cukup untuk dapat
8
memperkuat kelembagaan kegiatan kaum perempuan serta mendorong
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Robert K. Merton sebagai salah satu tokoh yang mengkaji mengenai teori
struktural fungsional dan berada pada teori tingkat menengah menjelaskan bahwa
9
analisis struktural fungsional memusatkan perhatian pada kelompok, organisasi,
masyarakat dan kultur. Dalam pemikiran Merton, sasaran studi struktur fungsional
antara lain adalah : peran sosial, pola institusi, proses sosial, organisasi kelompok,
10
bidang inilah menjadikan peneliti menggunakan teori ini. Teori struktur fungsional
bagi Perempuan (SPP). Fungsi yang dianggap manifest dalam penelitian ini
tiap anggotanya dan berjalan sesuai aturanya, sedangkan fungsi yang dianggap
laten ialah terdapat kondisi disfungsi atau fungsi negatif yang terjadi dalam
11
Kondisi ketidakberdayaan komunitas lokal adalah merupakan
penyimpangan fungsi-fungsi masyarakat atau mereka mengalami disfungsi sosial.
Hal ini menunjukkan bahwa pada tingkat mikro, terjadi ketidakberdayaan
komunitas lokal tidak cukup dianalisis dalam kerangka struktural eksternal
fungsional tetapi juga dianalisis dalam kerangka struktural internal fungsional
yang menjelaskan hubungan interaksi individu dengan lingkungan komunitas
lokal itu sendiri.
(PNPM-Mpd)
informasi.
2. Proses perencanaan administrasi, dilaksanakan dari tingkat dusun, desa
12
4. Masyarakat melaksanakan proyek, masyarakat memilih anggotanya untuk
dan kesehatan bagi masyarakat di wilayah perdesaan. Program ini terdiri dari tiga
pembangunan.
building).
13
Dalam modul PNPM Mandiri Pedesaan tahun 2014, seluruh anggota
Responsibility) dan dari dana hibah serta pinjaman dari sejumlah lembaga dan
14
4. Responsivitas program berkenaan dengan penilaian masyarakat terkait
dengan diadakannya PNPM-Mpd dan upaya tim pelaksana dalam
menanggapi dan memenuhuhi kebutuhan masyarakat.
bagi mereka yang dinilai sudah memiliki usaha yang cukup untuk dapat
Pelaksanaan SPP yang tertuang dalam SOP SPP bahwa pengertian dana
bergulir adalah seluruh dana program dan bersifat pinjaman dari UPK (Unit
15
3 Peningkatan kapasitas pengelola kegiatan dan bergulir ditingkat wilayah
perdesaan.
Sifat dari perguliran dana ini adalah terbuka bagi semua lapisan
masyarakat, mudah, cepat dan lestari. Prinsip dana bergulir ini ialah transparansi,
akuntabilitas dan berkelanjutan. Dan yang menjadi sasaran dari dana bergulir ini
16
adalah kelompok yang mempunyai kegiatan pengelolaan simpanan dan pinjaman
dengan prioritas kelompok yang rumah tangga miskin dengan tujuan untuk
dengan pemanfaatan rumah tangga miskin atau dengan kata lain tidak
dilaksanakan akan berjalan sesuai dengan fungsinya dan dapat tepat sasaran sesuai
17
1. Kelompok pinjaman harus mempunyai ikatan persatuan yang kuat,
bendahara.
menerima pinjaman dari dana SPP kecuali mendapat persetujuan dari BP-
kondisi pinjamannya :
sebelumnya.
18
8. Mempunyai kegiatan rutin pertemuan.
19
BAB III
METODE PENELITIAN
pengumpulan data untuk memberikan gambaran atau penegasan suatu konsep atau
berbagai situasi, atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada didalam
kehidupan masyarakat yang menjadi objek dalam penelitian ini dan berupaya
sosial yang sebenarnya ada dan sedang terjadi dalam kehidupan masyarakat
(Bungin, 2007).
Penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
kualitatif ini dipilih karena dapat menyajikan secara langsung hakikat hubungan
antara peneliti dan responden serta lebih peka dan dapat menyesuaikan diri
data yang lebih mendalam mengenai disfungsi yang terjadi dalam pelaksanaan
20
Simpan Pinjam Perempuan dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara. Alasan peneliti memilih lokasi ini
karena Desa Batu Anam telah mengikuti pelaksanaan Simpan Pinjam Perempuan
dalam PNPM-Mpd sejak tahun 2010. Berdasarkan kurun waktu yang relatif lama
khususnya yang terkait dengan disfungsi yang terjadi dalam program Simpan
3.3.2. Informan
informasi ataupun fakta dari suatu objek penelitian (Bungin, 2008).Adapun yang
21
1. Anggota Simpan Pinjam Perempuan yang memiliki usaha berjumlah 3
yang lengkap dan berkaitan dengan masalah yang diteliti. Adapun teknik
dengan beberapa anggota SPP, iuran bulanan yang dilakukan anggota SPP
22
kepada ketua kelompok dan penyaluran hasil iuran oleh ketua ke kantor
PNPM-Mpd.
catatan kecil dan lain-lain untuk memperoleh data dan informasi tentang
Kabupaten Asahan.
Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung dari
objek penelitian dan data yang dapat diambil dari sumber lain atau instansi lain
menghimpun berbagai informasi dari buku referensi, jurnal, majalah dan internet
mengedit data sesuai dengan pokok permasalahan yang diteliti kemudian diolah
23
ditandai dengan pengolahan dan penafsiran data yang diperoleh dari setiap
yang telah ada melalui penelitian terdahulu yang kemudian dipelajari dan
akurat.
BAB IV
TEMUAN DATA DAN INTERPRETASI DATA
24
4.1 Deskripsi Wilayah Penelitian
4.1.1 Sejarah Desa
Desa Batu Anam adalah desa baru yang masuk ke dalam wilayah
yaitu PT. Asian Agri. Awalnya seluruh tanah di desa Batu Anam adalah
milik warga, namun sejak tahun 1985 masuklah PT Indo Sawit Grup yang
terjadinya konflik perebutan lahan, dan akhir dari konflik tersebut ialah
leluhur, oleh karena itu hingga sekarang wilayah perkebunan PT. Asian
Agri bercampur dengan tanah warga, yang mana dapat dilihat ada rumah
warga yang berada di dalam kawasan tanah luas tumbuhan kelapa sawit
milik perkebunan.
25
Umumnya warga menggunakan lahan tersebut untuk tempat tinggal dan
pekerjaan yang besar untuk warga sekitar untuk membantu perekonomian mereka.
Desa Batu Anam terdiri dari 10 dusun yang tiap dusunnya dihuni 120 kepala
keluarga (kk). Desa batu anam dipimpin oleh kepala desa. Hingga tahun 2014
pemilihan kepala desa sudah terjadi sebanyak 3 kali, namun saat ini posisi kepala
desa di isi oleh Plt. Kepala desa yang ditunjuk dari kecamatan Rahuning. Masa
kepemimpinan Plt. Kepala desa hingga saat ini menginjak usia 9 bulan dan akan
Desa Batu Anam dapat diakses dengan mudah melalui jalur darat. Terdapat
3 jalan utama yang dapat dilalui untuk masuk ke Desa Batu Anam ini, pertama
melalui simpang RGM yang tepat berada di jalur lintas sumatera, kedua melalui
desa Simpang Empat Kecamatan Rahuning dan ketiga melalui desa Pinggul Toba
Kecamatan Bandar Pulau. Dari ibu kota Asahan yaitu Kisaran membutuhkan
waktu1 jam 30 menit -2 jam perjalanan, sedangkan dari ibu kota sumatera utara
yaitu Medan membutuhkan waktu 5-6 jam perjalanan untuk sampai ke desa Batu
Anam tersebut.
wilayah desa Batu Anam membutuhkan alat transportasi pribadi karena tidak
sepanjang jalur lintas sumatera sedangkan lokasi desa Batu Anam itu sendiri
26
masuk kedalam area PT Asian Agri yang membutuhkan waktu 1 jam untuk masuk
ke wilayah desa jika ditempuh dari jalan utama yaitu simpang RGM. Diwilayah
desa Batu Anam terdapat beberapa sarana umum yang dapat membantu
kesehatan, sarana rumah ibadah dan juga koperasi yang dimaksudkan untuk
oleh sumber daya manusia yang dimilikinya. Semakin maju pendidikan di suatu
daerah maka akan meningkatkan sumber daya manusia yang dimiliki oleh
daerah tersebut. Di Desa Batu Anam ini hanya terdapat jenjang sekolah TK
hingga SMP, sedangkan tingkat SMA berada diluar desa dan berada dikecamatan
dan seluruh lapisan masyarakat memberikan perhatian yang besar pada bidang
ini.
Tabel 4.2
Sarana Pendidikan Formal di Desa Batu Anam
27
4. SMP Negeri 1 14,29
Jumlah 7 100,00
(Sumber data: Data Statistik Desa Batu Anam 2014 )
jenjang pendidikan yang lebih tinggi harus berani menempuh jarak yang cukup
Batu Anam ini yaitu sebanyak 24 prasarana kesehatan yang terdiri dari 1
tenaga medis seperti dokter puskesmas satu orang, pembina posyandu sebanyak
enam orang, dan pegawai puskesmas sebanyak lima orang. Secara terperinci dapat
Tabel 4.3
Sarana Kesehatan di Desa Batu Anam
28
Jumlah 24 100,00
(Sumber data: Data Statistik Desa Batu Anam 2014 )
4.1.3 Kependudukan
Berdasarkan data yang diperoleh dari kantor Kepala Desa Batu Anam tahun 2014
jumlah penduduk di Desa Batu Anam berjumlah 4586 jiwa, yang terdiri dari laki-
laki berjumlah 2424 jiwa dan perempuan berjumlah 2162 jiwa. Penduduk di desa
ini terdiri dari warga negara indonesia atau penduduk pribumi asli. Secara
Tabel 4.4
Jumlah Penduduk Desa Batu Anam Menurut Jenis Kelamin
No
Jenis kelamin Frekuensi Persentase (%)
.
1. Laki-laki 2424 52,85
2. Perempuan 2162 47,15
Jumlah 4586 100,00
(Sumber: Kantor Kepala Desa Batu Anam tahun 2014)
Pada Tabel 4.4 Desa Batu Anam dengan jumlah penduduk yang cukup
banyak dan tersebar kedalam beberapa kategori umur. Berikut data statistik
Tabel 4.5
Jumlah Penduduk Desa Batu Anam Berdasarkan Umur tahun 2014
29
No
Umur Jumlah Persentase (%)
.
1. 0-4 Tahun 73 Jiwa 1,59
Berdasarkan Tabel 4.5 di atas, dapat kita lihat bahwa mayoritas penduduk
berusia 45-49 tahun yakni 13,7% setelah itu penduduk dengan usia 30-34 yakni
10,2 %, setelah itu juga penduduk dengan usia 25-29 8,6 %. Mayoritas penduduk
yang berada di Desa Batu Anam ini adalah pada usia produktif yakni usia 15-60
30
tahun. Dengan banyaknya jumlah penduduk di desa, tentu juga membuat desa ini
terdiri dari berbagai suku, akan tetapi yang mendominasi adalah suku jawa.
Berdasarkan suku mayoritas yang berada di desa ini, maka agama yang
dianut oleh masyarakat desa ini juga mayoritas beragama muslim. Jumlah rumah
ibadah di desa ini didominasi oleh mesjid yaitu berjumlah 12 unit yang tersebar di
beberapa dusun dan memiliki 1 gereja. Berikut Tabel data jumlah penduduk
berdasarkan agama :
Tabel 4.6
Jumlah Penduduk Desa Berdasarkan Agama
Berdasarkan data Tabel 4.6 dapat di lihat bahwa mayoritas penduduk Desa
Batu Anam beragama Islam yakni sebanyak 76,9% dari total jumlah penduduk
yakni sebanyak 3527 jiwa yang ada di desa ini, hanya ada 23,09 % yang beragama
Kristen atau sekitar 1059 jiwa, meskipun agama Islam menjadi agama mayoritas,
namun tidak menjadikan masyarakat desa ini menjadi masyarakat yang tidak
menghargai agama lain. Desa ini juga terdiri dari berbagai suku bangsa dan
agama. Perbedaan agama itu seperti agama islam, kristen protestan dan katolik,
dan juga bermacam suku bangsa seperti batak dan jawa. Dengan keberagaman
yang ada di desa ini masyarakat dapat hidup rukun dan hampir tidak pernah
terjadi konflik yang besar di desa ini. Dengan latar belakang desa perkebunan,
31
menjunjung tinggi asas kebersamaan. Hal ini dibuktikan tidak pernah ada konflik
agama di desa ini. Selain agama yang beragam desa ini juga memiliki masyarakat
yang bersuku beragam meskipun suku asli dari desa ini adalah suku Jawa. Berikut
Tabel 4.7
Data Penduduk Berdasarkan Suku/Etnis
menjadi masyarakat mayoritas dikarenakan memang penduduk asli desa ini adalah
suku Jawa sebanyak 75,36%, namun dengan berjalannya waktu desa ini banyak
didatangi oleh pendatang dari berbagai daerah maka saat ini banyak suku yang
lain, seperti Melayu Pekanbaru sebanyak 2,24%, Suku Batak Toba dengan jumlah
13,6%,Suku Batak Karo sebanyak 8,6% dan terakhir sebagai pendatang yang
baru-baru ini adalah Suku Aceh yakni masih 0,20% atau masih sekitar 9 orang.
Mata pencaharian yang ada di desa ini sangat beragam, meskipun dilihat secara
bekerja di sektor ini namun saat ini sudah mulai berkembang ke sektor lain seperti
guru, pedagang, atau bahkan polisi dan PNS yang jenis lain. Berikut data statistik
32
Tabel 4.8
Jumlah Penduduk Desa Berdasarkan Jenis Pekerjaan
1. PNS 3 0,08
2. TNI 2 0,05
desa saat ini mayoritas bekerja sebagai karyawan perkebunan yakni sebanyak
2418 orang atau sebanyak 69,22% dari jumlah penduduk yang ada. Ada sebanyak
33
1021 orang atau 29,22% jadi buruh harian di perkebunan. Hal ini dikarenakan
lokasi desa yang terdapat dua perkebunan yang cukup besar di Kabupaten Asahan.
Ibu S adalah seorang ibu rumah tangga yang sudah memiliki 2 orang anak,
anak sulung kuliah semester 7 di salah satu universitas swasta di Medan dan
tangga, ia juga melakukan usaha dagang berupa membuka warung yang menjual
segala keperluan sayur mayur (kedai sampah), yang pasokannya ia dapat dari
toke yang langsung datang ke kedainya pada pagi hari. Aktifitas berdagang ia
mulai sejak pukul 05.00 sampai 23.00 setiap harinya. Suami informan bekerja di
perkebunan Asian Agri (berada di kawasan Desa Batu Anam) sebagai mandor.
Informan merupakan salah satu anggota dari kelompok SPP (Simpan Pinjam
Perempuan) Cendrawasih. informan sudah ikut program SPP sejak 3 tahun lalu
dengan proses peminjaman sudah 2 kali dan sekarang sedang menunggu cairnya
diberi tahu dari anggota KPMD, karena informan memiliki usaha jadi beliau
disuruh untuk membentuk kelompok agar mendapat bantuan dana, maka informan
34
informan tidak sulit mencari anggota karena tidak ada persyaratan khusus yang
harus di penuhi sehingga dibentuklah sebuah kelompok dan ibu S menjadi salah
Menurut informan, dengan adanya program SPP ini dapat membantu usaha
bunga hanya 1%. Hal ini dapat meningkatkan usaha informan karena transaksi
jual beli yang diadakan dikedai informan sering dengan cara kredit (utang) yang
akan dilunasi 1 bulan kemudian yaitu ketika gajian oleh pelanggannya. Tentu saja
hal itu akan terasa berat jika modal yang ia miliki terbatas, maka dengan ikut
program SPP ini informan merasa ada kemajuan dalam usaha dagangnya.
keterlambatan, sampai saat ini alasannya masih belum diketahui oleh dirinya dan
Ibu M seorang ibu rumah tangga yang sudah memiliki 5 orang anak, yang
4 anak tertua sudah berumah tangga dan hanya anak ke-5 yang belum menikah.
35
Suami ibu M telah pensiun dari perkebunan Asian Agri sejak 3 tahun yang lalu.
Sekarang ibu M dan suaminya bertempat tinggal di rumah anak keempatnya yang
juga masih berada diwilayah perkebunan Asian Agri. Kondisi ibu M yang
pribadi padahal ketika pekerja perkebunan sudah memasuki masa pensiun maka
rumah pribadi, maka saat ini beliau bertempat tinggal bersama anak keempatnya
yang sudah berumah tangga. Anak keempat dan kelima juga bekerja di
yang lalu. Ibu M memiliki usaha yaitu membuka warung makanan seperti misop,
Hal ini juga yang menjadi alasan ibu M tidak ingin mengontrak jauh dari
perkebunan dikarenakan mata pencaharian informan dari sini, jika pindah tentu
akan tidak bisa berjualan lagi seperti saat ini. Menurut ibu M, yang masih menjadi
tanggungan dalam keluarganya yaitu anak kelimanya yang baru beberapa bulan
bekerja yang tentu saja masih perlu mendapatkan bantuan dari beliau. Sama
dengan keadaan ibu S, transaksi jual beli yang terjadi diwarung informan juga
36
dengan cari kredit (utang) dan jikalau ada yang langsung itu pun hanya sedikit.
Pelunasan kredit (utang) tersebut akan dibayar 1 bulan kemudian ketika memasuki
Hal ini tentu saja akan memperlambat atau bahkan bisa menghentikan
usaha informan jika tidak memiliki modal yang besar, maka ketika ada
penyampaian informasi dari KPMD bahwa ada bantuan modal untuk usaha dari
PNPM yaitu SPP maka menurut ibu M dia langsung sangat setuju dan ikut
menjadi anggotanya. Menurut Ibu M untuk menajadi anggota SPP tidak ada
persyaratan khusus yang memberatkan. Dengan ikut program SPP ini ibu M
merasa terbantu dikarenakan bunga yang hanya 1% dan pinjaman tanpa agunan.
Ibu M merupakan salah satu anggota dari kelompok SPP fatmawati yang jumlah
Ibu R seorang ibu rumah tangga yang memiliki 1 orang anak dan masih
Agri sebagai mandor. Mereka bekerja di PT. Asian Agri sejak 10 tahun lalu.
Informan juga bekeja di perkebunan Asian Agri sebagai BHL (buruh harian lepas),
selain itu informan juga memiliki usaha berjualan misop, namun tidak
berlangsung setiap hari. informan berjualan misop hanya jika sedang tidak bekerja
sebagai BHL dan pasti berjualan ketika jadwal gajian diperkebunan tersebut.
37
Berjualan dihari yang sama ketika gajian lebih menguntungkan daripada
hari-hari biasa karena pembeli dapat membayar secara tunai tidak kredit seperti
hari biasa, hal ini sekaligus membayar utang pembelian di hari sebelumnya. Ibu R
sendiri dari papan dan transaksi jualannya berlangsung di teras rumahnya, namun
sekarang informan bisa membuat warung yang posisinya tepat berada disamping
Menurut informan hal ini tentu saja dapat menarik pelanggan untuk dapat
datang kewarungnya dikarenakan sudah tersedianya tempat makan yang layak. Itu
semua dapat terwujud di saat peminjaman pertama dari program SPP dan terus
berlanjut hingga sekarang. Seperti yang dipaparkan ibu M dan ibu S, bahwa ketika
ingin bergabung di SPP tidak ada persyaratan yang khusus hanya saja kita punya
beli yang sering terjadi secara kredit (akan lunas 1 bulan kemudian ketika jadwal
gajian di perkebunan) dan jika memiliki modal yang sedikit maka usahanya akan
bisa berhenti, namun dengan ikut program SPP informan merasa terbantu
salah satu anggota kelompok SPP delima. Jumlah anggota kelompok delima
sekitar 10 orang.
38
4.2.2 Anggota SPP yang tidak memiliki usaha
Umur : 35 tahun
Agama : Kristen
Pendidikan : SMP
Ibu MS adalah seorang ibu rumah tangga yang memiliki 4 orang anak,
anak pertama kelas 1 SMP, anak kedua kelas 2 SD, anak ketiga masih berusia 5
tahun dan yang terakhir 3 tahun. Suami informan bekerja di perkebunan Asian
Agri sebagai pemanen. Mereka bekerja di perkebunan Asian Agri sejak 8 tahun
lalu. Awalnya mereka adalah petani di Siantar lalu mereka pindah ke Desa Batu
Anam. Ibu MS merupakan salah satu anggota kelompok SPP pisang. Ia mengikuti
Menurut informan, untuk ikut menjadi anggota SPP tidak harus memiliki
usaha, cukup bergabung kedalam satu kelompok ada dua atau tiga orang saja yang
memiliki usaha, selebihnya hampir tidak ada yang memiliki usaha. Menurut
informan uang pinjaman yang diperoleh itu juga biasa mereka gunakan untuk
dijanjikan yakni dalam satu periode yaitu satu tahun, pinjaman tersebut sudah
Keberadaan SPP ini sangat membantu bagi para kaum ibu, karena jika ada
keperluan mendadak untuk urusan anak sekolah dan lainnya, mereka mempunyai
uang dan nantinya dari gaji suami setiap bulannya disimpan untuk pembayaran
39
iuran pinjaman tersebut selama satu tahun. Menurut informan uang yang diterima
dalam setiap anggota itu berbeda meskipun berada di dalam satu kelompok. Hal
ini disesuaikan dengan keinginan dari setiap anggota serta kesanggupan dalam
membayarnya nanti ketika sampai pada akhir periode. Tentu saja hal ini sangat
membantu para kaum ibu yang ada di desa ini, maka dari itu informan akan tetap
ikut setiap tahunnya dalam program SPP ini. Hal positif dengan mengikuti SPP ini
informan mengaku telah mempunyai banyak tabungan yang berupa beberapa ekor
Umur : 35 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Ibu SA adalah seorang ibu rumah tangga yang memiliki 3 orang anak,
anak pertama kelas 6 SD, anak kedua kelas 4 SD dan anak terakhir masih berusia
5 tahun. Informan juga bekerja sebagai BHL di perkebunan kelapa sawit Asian
Agri dan suami informan juga bekerja diperkebunan yang sama sebagai sopir dari
anggota yang lain yang ingin ikut bisa mengikuti program tersebut. Sejauh ini
menurut informan hanya orang-orang tertentu yang ikut SPP, karena kurang
menyebarnya informasi.
Informan mengatakan bahwa ia tahu adanya SPP ini dari teman satu
40
memiliki anggota 10 orang. Informan sendiri tidak pernah mengetahui bagaimana
mekanisme yang harus di lewati hingga dana tersebut bisa cair ke tangan anggota
SPP. Menurut informan yang terpenting adalah ia mendapat bantuan ini dan
setelah itu informan akan berusaha untuk membayarnya pada akhir periode nanti.
bunganya yang rendah dan juga tidak perlu menggunakan anggunan, akan tetapi
menurut informan terkadang program ini tidak tepat sasaran juga, seharusnya ada
orang lain yang berhak mendapat bantuaan pinjaman SPP tetapi malah tidak
Umur : 38 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Ibu A seorang ibu rumah tangga yang memiliki 4 orang anak, anak
pertama kelas 1 SMP, anak kedua kelas 1 SD, anak ketiga berusia 6 tahun dan
anak ke empat berusia 3 tahun. Informan juga bekerja sebagai pengasuh anak dari
karyawan yang bekerja di perkebunan Asian Agri yang mana anak asuhannya
berjumlah 3 orang yang masih dalam kategori balita. Informan mengasuh anak-
anak tersebut mulai dari jam 06.30 hingga 14.00 di rumahnya sendiri dengan upah
41
Informan salah satu anggota kelompok SPP rambutan. Selama ini menurut
informan tidak ada informasi yang sampai kepada dirinya tentang adanya program
ini, ia menjadi anggota SPP karena ada teman yang mencari tambahan anggota
sehingga informan diajak. Menurut informan tidak pernah tahu apa isi proposal
yang diajukan ke PNPM yang berada dikecamatan, informan hanya disuruh ikut
yang diakui informan karena tidak adanya usaha maka informan hanya berani
meminjam uang sebesar itu. Karena khawatir jika meminjam terlalu banyak akan
susah membayarnya dikemudian hari, walaupun ada teman satu kelompoknya bisa
karena informan juga merasa kalau terlalu besar akan membuat dirinya sulit
Umur : 47 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Ibu SM seorang ibu rumah tangga yang memiliki 3 orang anak, anak
pertama sudah menikah, anak kedua kuliah dan anak ketiga masih sekolah kelas 3
SMA. Informan juga bekerja sebagai guru SD yang berada dalam lokasi
42
perkebunan Asian Agri. Informan bekerja sejak 27 tahun lalu dan menjabat
sebagai KPMD sejak 5 tahun terakhir. Jabatan sebagai KPMD ditunjuk langsung
melalui musyawarah masyarakat dan pemerintahan desa yang salah satu tugasnya
informan juga bekerja sebagai guru SD di sekolah berbeda dengan informan dan
Menurut informan program SPP ini adalah program yang bertujuan untuk
memberikan pinjaman modal agar para kaum ibu yang memiliki usaha rumahan
dapat berkembang untuk bisa menghidupi keluarganya tanpa harus lagi hanya
belum ada pergantian, biasanya ini akan diganti jika sudah dilakukan kembali
saat ini informasi kurang menyebar karena memang keterbatasan dari SPP sendiri
bahwa dalam satu periode itu tidak lebih dari 10 kelompok yang akan menerima
ataupun pihak SPP sendiri. Menurut informan justru jika tidak ada batasan ini
ingin sekali rasanya informan mengajak semua kaum ibu, karena adanya batasan
Oleh karena itu saat ini informan telah mencoba setiap tahunnya untuk mengganti
ikut di usahakan tidak akan mendapat lagi, karena seharusnya mereka sudah bisa
43
kesempatan untuk masyarakat lain yang memiliki usaha untuk mendapatkan
pinjaman modal.
Umur : 27 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Rahuning. Informan menjabat sebagai sekretaris UPK sejak tahun 2009. Informan
mengaku bahwa bisa bekerja disini dengan mengikuti seleksi sebagai calon
karyawan PNPM dan di tempatkan dalam posisi ini untuk menjadi bagian
sering membuat kegaitan yang berbasis pemberdayaan seperti ini. Apalagi dalam
kerjanya informan hanya ikut serta dalam rapat-rapat kegiatan PNPM baik tingkat
desa di berbagai daerah dan memberikan hasil yang positif, sehingga ketika
44
program ini dibuat di desa ini informan juga sangat senang menyambut antusias
para kaum ibu yang ada untuk mengembangkan usahanya. Kaum ibu diberbagai
desa yang ada di kecamatan ini banyak sekali yang memiliki jiwa pengusaha
hambatan, hanya saja perlu keseriusan agar tetap bisa memantau kegiatan yang
dilakukan oleh kaum ibu dalam pengembangan usahanya dan terus mengingatkan
kepada kaum ibu meskipun tidak ada agunan tetapi tetap harus dibayar, karena hal
ini bersifat panjang dan akan ada kelompok lain yang akan memperoleh diperiode
selanjutnya.
Umur : 45 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Bapak A adalah anggota tim verifikasi yang sudah bekerja sejak 2012
hingga sekarang. Informan sudah memiliki 2 orang anak, anak pertama SMP kelas
1 dan anak kedua kelas 2 SD. Selain sebagai anggota tim verifikasi informan juga
untuk menentukan kelompok mana yang akan lolos untuk memperoleh dana. Hal
ini dikarenakan menurutnya SPP ini akan meluluskan kelompok yang ikut
hanya saja terkadang yang diloloskan tersebut dana yang diminta tidak sesuai
45
dengan dana yang dicairkan sebab akan ada pertimbangan dari tim. Hal ini
menurut informan menjadi hal yang wajar sebab nantinya jika terlalu besar
yang lolos memperoleh dana juga sebagai tim yang akan terus mengawasi hingga
para kelompok SPP nantinya diakhir periode dapat membayar pinjamannya sesuai
dengan yang telah ditentukan. Untuk itu informan disini hadir dalam setiap desa
bukan untuk menjadi sosok orang yang menakutkan dan juga menjadi sosok yang
bersikap tidak adil dengan memilih siapa yang diluluskan. Menurut informan
mencoba merangkul masyarakat khususnya kaum ibu bahwa dengan dana yang
dipinjamkan SPP itu akan bermanfaat dan terus dapat berputar modalnya sehingga
Umur : 46 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Pak B adalah Kepala Desa Batu Anam sejak 5 tahun yang lalu, saat ini ia
sudah digantikan oleh pejabat sementara. Karena informan akan ikut mencalonkan
diri lagi pada pemilihan kepala desa yang akan datang. Informan memiliki 3 orang
anak, dua perempuan dan satu laki-laki. Masing-masing anaknya sudah lulus dari
SMA dan saat ini yang paling besar sudah bekerja di perkebunan dan yang lainnya
46
sedang melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di provinsi. Menurut
Informan program SPP ini mulai ada sebelum masa pemerintahannya yakni
sekitar tahun 2009. Sejak di buka hingga sekarang antusias masyarakat khususnya
kaum ibu sangat luar biasa, karena hal ini didasari oleh banyaknya kaum ibu yang
mengembangkan usaha rumahan agar usaha itu menjadi usaha yang mandiri dan
memberikan penghasilan untuk para kaum ibu. Dengan pinjaman yang diberikan,
pihak pemerintah pusat berharap setiap desa akan memiliki usaha rumahan yang
Informasi tentang program SPP ini menurut informan sudah menyebar keseluruh
warganya, hanya saja saat ini SPP membatasi setiap periodenya, hanya sampai 10
kelompok saja, oleh karena itu setiap periodenya diusahakan agar masyarakat
mengatakan bahwa sistem yang dibuat oleh SPP sangat meringankan masyarakat,
tidak ada beban yang begitu besar harus ditanggung, sehingga program ini
mendapat respon yang sangat baik. Informan berharap agar program ini dapat
terus berjalan dan bisa memberikan bantuan pinjaman lebih banyak lagi.
bertujuan untuk mengurangi jumlah rumah tangga miskin dengan cara memberi
bantuan pinjaman permodalan dengan bunga 1% dan tanpa agunan. Desa Batu
47
Anam itu sendiri terdaftar sebagai desa peminjam dana SPP terbesar di antara
Tabel 4.9
Jumlah Pinjaman Tiap Desa Di Kecamatan Rahuning Tahun 2014
No. Nama Desa Jumlah Pinjaman (Rp)
1. Rahuning 115.000.000
2 Rahuning I 82.000.000
3. Rahuning II 95.000.000
4. Perkebunan Aek Nagagak 150.000.000
5. Perkebunan Gunung Melayu 117.000.000
6. Gunung Melayu 200.000.000
7. Batu Anam 230.000.000
Jumlah 989.000.000
(Sumber: Kantor PNPM-Mpd Kecamatan Rahuning)
Berdasarkan Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa Desa Batu Anam terdaftar
Batu Anam yang beranggotakan 7-10 orang per kelompok. Penggunaan pinjaman
SPP pada hakekatnya adalah untuk bantuan permodalan usaha baik skala besar
maupun kecil, namun penggunaan pinjaman SPP di desa Batu Anam ini hanya
untuk usaha skala kecil seperti kedai kebutuhan rumah tangga sehari-hari (kedai
sampah) dan warung makanan. Beberapa anggota SPP yang memiliki usaha dan
48
Mereka adalah anggota SPP yang merasakan langsung dampak positif dari
mereka, walaupun tidak dipungkiri beberapa anggota SPP lainnya yang tidak
Ibu R
saya sangat bersyukur bisa mendapatkan pinjaman dari spp, karena
sangat membantu sekali untuk usaha saya apalagi bunganya sangat
rendah dan tidak menggunakan agunan sama sekali sehingga kami sangat
terbantu. Dananya yang kami peroleh juga tergolong cukup besar
meskipun usaha kami masih usaha rumahan yang kecil
Ibu S
sangat berpengaruh banyaklah spp ini nak untuk usaha saya, sebabkan
orang-orang disini kalau belanja utang, jadi modal itu kurang berputar
makanya kami perlu ada pinjaman modal dari pihak luar tetapi modal
yang tidak memberatkan kami juga nak. Jadi alhamdulilah sekarang ada
spp ini jadi benar-benar terbantu
diketahui bahwa para informan yang memiliki usaha merasakan langsung dampak
postif dari program SPP ini. Pelaksanaannya yang mudah serta syaratnya yang
Pelaksanaan ini berlangsung sangat cepat prosesnya dari sejak pengajuan proposal
sampai pencairan dana hanya memakan waktu kurang lebih tiga bulan, tentu hal
ini bisa dianggap bahwa pelaksanaannya sangat ringan dan tidak memberatkan
49
bahkan tidak ada pengawasan yang begitu ketat selama pelaksanaan program ini
berlangsung.
pemantauan dan pelestarian program SPP, ada beberapa ketentuan dan mekanisme
tetap dari kegiatan SPP itu sendiri yang tertera di modul pelatihan tim verifikasi
Pencairan
50
SPP. Pembentukan kelompok haruslah beranggotakan perempuansecara
Ibu A
awal mula pembentukan kelompok ini nak kan karena informasinya gak
merata kesemua orang khususnya ibu-ibu yang memiliki usaha maka ya
anggota di setiap kelompok gak semuanya memiliki usaha, bahkan ada
yang sama sekali gak buat usaha apa-apa dia. Jadi ya itu pembentukan
kelompoknya didasari sama orang yang kita kenal dan deket ajalah nak.
maka tidak heran jika saat ini walaupun ada bantuan ya tetap aja masih
ada yang kekurangan modal usaha.
Ibu M:
pembentukan kelompok ini berdasarkan sosialisasi yang kita dapetin
kan, terus ya kita disuruh bentuk kelompok, nah dari kelompok ini katanya
nanti kita dikasih bantuan dana untuk modal usaha. Jadi kelompok ini ya
suka ati sesuai kemauan kita siapa kawan kita satu kelompok nak. Ada
pun satu kelompok, cuma tiga orang yang miliki usaha selebihnya baru
akan buat usaha sama untuk bantu kebutuhan sehari-hari.
Pembentukan kelompok ini jumlah minimal anggota per kelompok adalah
5 orang dan maksimal 10-12 orang. Ikatan persatuandalam kelompok SPP baik
keagamaan (perwiritan). Di Desa Batu Anam itu sendiri pada umumnya kelompok
SPP berdasarkan persatuan perwiritan meskipun mereka ada yang tidak memiliki
usaha.
Temuan data ini juga terkait dengan penelitian Pirdani (2013) yang
dilakukan di Kecamatan Serasan Timur Kabupaten Natuna yang mana dalam
jurnal ini penulis melihat implementasi atau pelaksanaan program SPP ini masih
belum dirasakan oleh keseluruh masyarakat umum. Ada ketidak merataan dimana
proses kegiatan yang dialami dari tahapan yang paling awal yakni pembentukan
kelompok saja tidak ada pemberitahuan kesemua pihak terutama yang memiliki
51
usaha, sehingga kelompok yang terbentuk sangat tidak efektif bagi para kaum
perempuan yang memiliki usaha kecil dan perlu bantuan dana, maka dapat penulis
simpulkan bahwa struktur yang ada tidak berjalan fungsional bahkan melahirkan
fungsi-fungsi yang baru di masyarakat.
segala berkas-berkas yang diperlukan yaitu foto copy KTP dan surat izin
tiap-tiap anggota SPP dan penjelasan jenis usaha anggota SPP. Pembuatan
proposal seharusnya dibuat oleh anggota SPP itu sendiri dan KPMD hanya sebatas
PNPM-Mpd yang berada di kecamatan dan proposal tersebut akan ditindak lanjuti
4.3.4 Pencairan
cara pemberian uang cash serta penanda tanganan semua anggota kelompok ke
52
untuk keperluan yang konsumtif bahkan ada yang menimbulkan terlilitnya
anggota SPP dengan hutang dan iuran yang semakin banyak karena terlalu sering
menunggak.
juga yang diharapkan dari PNPM-Mpd khususnya program SPP agar dapat
mengurangi jumlah RTM (rumah tangga miskin). Bantuan pinjaman modal usaha
yang dilakukan melalui program SPP memberikan pengaruh yang baik bagi
anggota SPP yang mengikuti program SPP di desa Batu Anam. Peningkatan
Hal ini sesuai dengan pernyataan yang di sampaikan oleh informan kepada
Ibu R
Alhamdulillah, sejak ibu ikut dalam kelompok SPP jualan ibu jadi
lancar, karenakan modal yang ibu dapat lebih jelas jumlahnya, jadi
tinggal pandai-pandai ibu ajalah mengelolanya. Kalau waktu dulu jualan
buat jualan besok harinya aja ibu sudah bingung cari modal dari mana,
karenakan semua yang beli pada hutang, bahkan kadang ibu mau pinjam
uang ke rentenir-rentenir itu. Memang rugi sih, tapi mau gimana lagi
modal ibu juga gak ada pada saat itu. Tapi sekarang sudah bisa terbantu
nak, soalnya susah juga kalau jualan modalnya terbatas apalagi kalau
sistem masyarakat rata-rata ada yang bayar mingguan ada yang bayar
bulanan bahkan nak. Bersyukur sekalilah selain untuk bantu modal juga
dananya bisa dibuat memperbaiki warung biar lebih terlihat bagus. Saya
rasa bukan saya aja yang merasakan bahwa bantuan ini sangat
bermanfaat, pasti setiap yang memiliki usaha ngerasa bermanfaat kali
soalnya bunganya tidak besar dan juga tidak pakai agunan tentukan ini
sangat meringankan sekali bagi kami.
Ibu S
Dulu ketika saya belum ikut anggota SPP semua isi dari warung saya
ini (bahan jualan) diantar oleh along-along (pengecer produk) karena
selain belanja keluar desa yang jauh juga karena saya terbatas modal
53
(uang) buat belanja. Kalau sama along-alongkan saya bisa ngutang,
sedangkan kalau belanja dipasar besar itu tidak boleh ngutang, jadi bisa
dibilang warung saya ini jadi tempat titipan semua along-along baik yang
menjual sayur-mayur, jajan-jajanan bahkan segala jenis sembako, lalu
pada keesokkan harinya hasil penjualan baru saya serahkan dan sedikit
untung yang saya dapat. Saya mendapat sedikit untung karena sebenarnya
harga yang ditawarkan along-along sudah cukup tinggi, jadi kalau saya
mengambil untung banyak maka gak ada yang mau beli diwarung saya,
namun setelah saya ikut SPP masalah keterbatasan modal buat warung
saya menjadi teratasi, dikarenakan uang yang ada sama saya sudah jelas
jumlahnya. Hanya tinggal bagaimana cara saya mengatur keuangan itu
buat waktu lama, dan karena sekarang saya lebih sering langsung belanja
ke pasar besar maka untung yang saya dapat lebih banyak.
diketahui bahwa jika para informan yang memiliki usaha merasakan langsung
dampak postif dari program SPP ini. Adapun dampak atau pengaruh yang
dirasakan oleh para anggota yang memiliki usaha yaitu sebagai berikut:
mereka adalah penambahan modal yang cukup besar dan dengan proses yang
mudah tanpa harus melewati persyaratan yang rumit. Dengan kata lain mendapat
pinjaman tanpa jaminan apapun seperti meminjam di Bank, selain itu penambahan
modal ini berguna untuk banyak hal seperti membangun warung atau membeli
Pengaruh ini dirasakan oleh para kaum perempuan sejak hadirnya SPP di
desa ini, kaum ibu ini merasa pengetahuannya bertambah tentang simpan pinjam,
jika dulu mereka hanya mengenal meminjam pada Bank dan rentenir yang akan
54
kesusahan pada saat akan pembayaran. Para ibu diajarkan bagaimana menulis
untuk merancang berapa dana yang akan diajukan dan berapa yang harus mereka
bayar selama satu periode, sehingga hal ini membuat kaum ibu merasa semakin
dagang rumahannya.
dikarenakan ketika sudah menjadi anggota SPP mereka memiliki modal yang jelas
yang di dapat dari SPP. Tujuan utama program SPP yang memberikan bantuan
modal untuk anggota yang ikut SPP tidak sepenuhnya berjalan secara
keseluruhan, masih ada anggota dari SPP yang menggunakan uang dari program
SPP ini untuk keperluan di luar usaha, seperti yang terjadi di Desa Batu Anam ini,
masih ada beberapa yang menggunakan bantuan permodalan dari SPP itu untuk
kebutuhan sehari-hari. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang dikatakan oleh
informan :
Ibu MS
kalau ditanya manfaatnya yang sangat ada nak, ya ibu dulu itu tidak
punya hewan peliharaan lembu ini nak. Ibu kan gak punya usaha jadi
kemarin ibu cuma minjem sedikit aja hanya lima juta lalu ibu beli lembu
betina supaya nanti bisa berkembang, ya syukur sekarang sudah mulai
nambah ada anaknya, kan pasti bisa jadi tabungan untuk sekolah anak
ibu, jadi ya walaupun gak punya usaha, ya setidaknya uang itu tidak ibu
buat untuk hal yang tidak berguna. Sayang kali rasanya kalau ibu sia-sia
kan uangnya nak, jadi ya ibu buat saja untuk beli hewan ternak agar jadi
tabungan, dan kalau untuk dijadikan modal usaha seperti buka warung
ibu juga gak bisa karena ibu juga gak punta keahlian, nanti kalo
dipaksakan buka warung malah takut bangkrut.
Ibu A
55
uang pencairan SPP itu ibu pakai buat keperluan bangun rumah. Ibu
memang sudah lama bangun rumah untuk persiapan pensiun dari
perkebunan ini, tetapi kemarin berhenti karena uangnya kurang, jadi
karena ibu tau ada SPP ini ibu ikut aja, tapi uangnya buat tambahan
bangun rumah, jadi sekarang rumah ibu udah siap, udah lebih tenanglah
sekarang ibu kalo seandainya nanti suami saya sudah pensiun kami sudah
punya rumah sendiri. Kalau untuk membayar uang pinjaman ke SPP itu
kami pakai uang gaji suami ibu nak, kan ibu simpan setiap bulannya dari
pada nunggu gaji suami kan pasti lama nak rumah kami siapnya. Jadi
alhamdulilah rumah udah siap jadi tinggal simpan duitnya aja untuk
bayar ke SPP.
diketahui bahwa para informan yang tidak memiliki usaha juga merasakan
pengaruh yang baik atau dampak positif dari program SPP ini, walaupun bukan
lebih penting, seperti membangun rumah dan menabung melalui ternak lembu
untuk kesejahteraan hidup mereka selanjutnya. Temuan data yang sama juga
terjadi pada penelitian Siregar (2014) yang mana dalam praktik pelaksanaan SPP
di Desa Angamakmur tahun 2014 penggunaan dana SPP diluar tujuan utama SPP
yaitu untuk modal usaha, yakni banyak anggota SPP yang mempergunakan dana
pinjaman untuk keperluan sehari-hari bagi anggota SPP. Penggunaan dana SPP
berpengaruh baik pada program SPP karena dianggap gagal dalam melaksanakan
56
tugas sesuai SOP, visi misi dan ketetapan sasaran target pengembangan
kemandirian masyarakat.
Batu Anam yang membuat proposal pinjaman adalah KPMD. Hal ini tentu saja
bentuk dari disfungsi karena sesungguhnya yang harus membuat proposal yaitu
anggota yang ingin meminjam dan KPMD hanya sebagai pendamping, namun
dalam praktiknya KPMD menjadikan dirinya sebagai pembuat proposal dan ini
diluar dari manfaat dan tujuan keberadaan KPMD tersebut. Hal ini dapat diketahui
Ibu M
setelah kami bentuk kelompok, terus kami buat proposal satu untuk
perkelompok dan proposal itu yang buat bukan kami tapi KPMD karena
kami gak bisa buat sendiri, walaupun anggota kami gak semua memiliki
usaha, tapi di proposal dibuat aja ada usaha karenakan memang
syaratnya gitu. Setelah proposal siap, lalu dikasih ke bagian PNPM dan
siap itu kalau dananya udah cair barulah kami dikabari lagi.
57
Ibu A
kalau proposalnya bukan kami yang buat tapi KPMD jadi kami tinggal
buat kelompok sama buat nama usahanya terus tinggal nunggu
pencairan dana dan setelah itu ya kami siap-siap untuk bayar di akhir
periodenya nanti, karna kalau kami yang buat gak pande dek, gak siap-
siaplah nanti.
Hal ini juga terjadi di desa ini kebenarannya bahwa pembuatan proposal
dibuat oleh KPMD, padahal seharusnya proposal itu dibuat oleh kelompok yang
kepada KPMD. Bahkan diakui anggota bahwa ada beberapa anggota yang
SPP yang pada prinsipnya diberikan kepada anggota yang telah memiliki usaha.
Dalam pelaksanaan SPP yang tertuang dalam SOP, tertulis bahwa syarat
anggota untuk membuat kelompok SPP adalah anggota kelompok baru minimal 5
58
orang per kelompok.Pembentukan kelompok ini juga harus dengan syarat tidak
Setiap anggota yang ikut program SPP haruslah sudah memiliki usaha dan
pinjaman, namun pada kenyataannya masih ada beberapa anggota yang sama
sekali tidak memiliki usaha yang tentu saja dalam pembuatan proposal pinjaman
menyertakan manipulasi keterangan usaha. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang
Ibu A
Anggota dikelompok SPP ibu ada 10 orang. Tapi hanya 2 orang saja
yang memiliki usaha yaitu kedai sampah. Yang lainnya dipakai buat
kebutuhan sehari-hari termasuk juga ibu, tapi ibu pakai buat tambahan
dana bangun rumah. Ya waktu buat proposal ibu bilang saja ibu punya
usaha jualan gorengan, karenakan kalau dibuat diproposal buat
tambahan dana bangun rumah mana dikasih, jadi intinya ya pinter-pinter
kami aja nak untuk membuat proposal bersama KPMD yang penting nanti
pas dana uda cair kan gak ada pengawasan jadi gak akan ketahuan dan
pas diakhir nanti ya dibayar saja uang pinjamannya sesuai yang kita
pinjam berapa. Kalau dipikir sih memang salah tapi kan dari pihak spp
nya sendiri juga gak melakukan pengawasan atau bahkan pas saat
pemeriksaaan proposal kenapa gak turun kelapangan dulu untuk
melakukan pengecekan, tapi malah main dicairkan saja. Ya sudah kan
berarti masyarakat gak salah. Namanya juga butuh duit nak cari
pinjaman tanpa agunan pasti susah kan
Ibu SA
Bapak A
59
Saya tahu sebenarnya ada beberapa anggota SPP yang bohong dalam
menyantumkan usaha mereka dalam proposal. Tapi mau gimana, namanya
tetangga satu kampung kan susah kalau seandainya terlalu diusik. Yang
penting selagi dia saya anggap mampu untuk melunasi hutangnya ya
diberikan saja, daripada dana dari pemerintah ini ngangkrak (berhenti) di
rekening PNPM kan bagus berputar.
Berdasarkan hasil wawancara dengan para informan tersebut, dapat
diketahui bahwa para informan yang bergabung menjadi anggota SPP tidak
hidup melalui kegiatan usaha yang menjadi tujuan utama SPP. Bahkan ada
beberapa anggota yang ikut hanya karena diajak atau sekedar ikut-ikutan dan dana
dari SPP itu tidak diatur dengan baik yang menggunakan dana pinjaman tersebut
sebagai kebutuhan konsumtif saja. Bahkan dengan frontal anggota SPP tersebut
Berdasarkan Kekerabatan
program SPP ini yang ditunjuk oleh pihak kecamatan ke desa adalah KPMD
2 orang, dan di Desa Batu Anam memiliki KPMD sebanyak 1 orang yaitu ibu
60
SMyang memiliki tanggung jawab menginformasikan mengenai program SPP ke
kepala dusun di setiap dusun yang berada di desa Batu Anam, hal ini sesuai
Ibu SM
Awalnya saya mengetahui program SPP ini dari rapat rutin yang
dilaksanakan di kantor desa, lalu saya yang sejak dulu memang sudah
menjadi KPMD di kegiatan posyandu ditunjuk sebagai KPMD yang
menangani program SPP, dan kegiatan posyandu sebelumnya saya
alihkan ke rekan yang lain. Untuk urusan mensosialisasikan kegiatan ini
ke masyarakat, saya minta bantuan dari tiap-tiap kepala dusun disetiap
dusunnya, kerena jujur saja kalau saya yang bekerja sendirian maka akan
tersebar dengan memakan waktu yang lama, apalagi jarak tiap dusunnya
yang relatif jauh, namun disini saya juga berperan aktif dalam
mensosialisasikan kegiatan ini, baik menjelaskan maksud dan tujuan serta
fungsi dari program ini. Saya juga ambil andil dalam pembuatan
beberapa proposal tiap kelompok, karena bisa dibilang anggota yang ikut
tidak paham dengan mekanisme pembuatan proposal dan juga
keterbatasan pengetahuan serta waktu mereka.
Ibu M
Awalnya saya tau program SPP ini dari ibu KPMD. KPMD
menginformasikan melalui perwiritan yang rutin kami laksanakan hari
kamis, jadi waktu itu ibu SM menyampaikan mengenai SPP ini ketika
perwiritan telah selesai dilakukan, namun hanya menjelaskan SPP secara
umum saja, penjelasan selanjutnya setelah kami dan beberapa ibu-ibu
lain yang tertarik ingin bergabung menanyakan secara langsung kepada
ibu SM dan berkunjung kerumahnya, setelah itu barulah bapak B (kepala
dusun) yang menyampaikan mengenai SPP kepada saya dan beberapa
ibu-ibu lainnya yang datang ke warung saya, jadi bisa dibilang sosialisasi
yang kami terima dan menyebar melalui kabar dari mulut ke mulut. Kalau
informasi melalui pengumuman keseluruh ibu-ibu dan ditempatkan dalam
1 ruangan itu belum pernah.
diketahui bahwa para informan mendapatkan informasi mengenai SPP ini melalui
KPMD yang memang agen sosialisasi utama dari program ini, dan sejauh ini
61
keberadaan KPMD memang dirasakan keberadaannya ditengah-tengah
masyarakat khususnya yang ikut menjadi kelompok SPP. Keberadaan KPMD ini
dirasakan anggota SPP selain sebagai agen sosialisasi juga sebagai pendamping
dalam pembuatan proposal pinjaman kelompok, dan sebagai agen kedua dalam
Penyebaran informasi SPP ini juga menyebar di sekitar lingkungan hidup agen
sosialisasi saja, yang dimana diakui sebagai cara menghemat waktu dan tenaga.
Ibu MS
Saya tau program ini dari ibu SM karena ibu SM memang bertempat
tinggal tepat di belakang rumah saya. Saya gak pernah dapat kabar
mengenai program ini dari bapak B. Kalau yang saya tau, ibu-ibu yang
lain tau program ini karena cerita-cerita dari perwiritan mereka namun
saya kristen maka saya tidak tau ada program tersebut dari perwiritan itu.
Maka setelah tau ada program ini saya langsung mengajak beberapa ibu-
ibu yang saya kenal dan saya anggap mampu mengikuti program ini,
karena saya yakin kalau ibu-ibu tersebut tidak saya kabari dan saya ajak
maka mereka tidak tau dengan adanya program ini dengan alasan beda
agama dan beda lingkungan hidup. Cuma beberapa orang kristen aja loh
dek yang ikut program ini.
Temuan data ini juga terkait dengan penelitian Rihadini (2012) yang
dilakukan di Ranometo yang mana dalam pelaksanaan sosialisasi program SPP ini
masih belum terakses keseluruh masyarakat umum, baik karena keterbatasan
KPMD itu sendiri ataupun hal-hal yang disengaja seperti penyebaran info hanya
berdasarkan keakraban dan kekeluargaan saja. Jika di pahami proses sosialisasi
adalah merupakan suatu tahapan utama dalam pelaksanaan sebuah program, dan
dalam kajian sosiologi proses sosialisasi dapat dilakukan oleh berbagai media,
diantaranya antar individu secara langsung atau melalui media cetak ataupun
elektronik.
62
Dalam bersosialisasi khususnya dalam suatu program sangat dibutuhkan,
agar tujuan dari program itu dapat tersampaikan dengan baik. Berikut fungsi
Pada kenyataannya, pada Desa Batu Anam fungsi manifest dari sosialisasi ini
tidak berjalan baik, bahkan muncul disfungsi dari sosialisasi tersebut berdasarkan
Ibu S
Ibu SM
kalau sosialisasi tentang SPP kami lakukan, tetapi tidak kami kumpulkan
masyarakat seluruhnya, kami hanya menyampaikan kepada kepala dusun
atau kami pilih orang-orang yang berkualitas dan memiliki usaha untuk
mengajak temannya mengikuti program ini, karena jika dikumpulkan
semua susah dek, toh juga tidak semuanya paham maksud dari program
ini, hanya beberapa orang saja yang paham jadi ya mereka yang kita pilih
dek, karena kita kan mengetahui bahwa kaum ibu di pedesaan itu gak
semuanya tamat sekolah dek.
Berdasarkan hasil yang disampaikan informan diatas bahwa sosialisasi
telah memiliki fungsi yang tidak diharapkan yakni fungsi Latent yang disebut
63
disfungsi. Fungsi yang tidak diharapkan itu adalah informasi program
maupun orang terdekat KPMD saja sosialisasi tidak menyebar ke seluruh lapisan
masyarakat.
dana oleh setiap anggota yang dinyatakan memperoleh pinjaman dari SPP yang
tentu saja harus diselesaikan. Dengan harapan program ini akan berlanjut secara
waktu yang panjang dan tidak merugikan pihak manapun. Keberadaan beberapa
anggota yang ikut hanya karena diajak atau sekedar ikut-ikutan guna memenuhi
Dana dari SPP itu tidak diatur dengan baik oleh setiap kelompok dimulai
dengan pembagian dana kesetiap anggota yang tidak sesuai dengan jumlah
pijaman yang tertera di proposal. Menurut mereka setiap dana yang mereka terima
adalah sesuai permintaan masing-masing sesuai kemampuan yang dimiliki, hal ini
64
dilakukan agar setiap anggota tidak merasa diberatkan pada saat pembayaran di
akhir periode, hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti
dengan informan :
Ibu S
Kalau masalah uang digunakan untuk apa dan kemana biasanya hanya
kami itu nak yang tau, masa orang lain harus tau juga. Kira-kira bisa
dikatakan ini rahasia kami lah, sedangkan peranggota dapat berapa aja
masing-masing kelompok lain tidak boleh tau hanya kami teman
sekelompoknya saja yang tau, bahkan kadang yang kami tulis diproposal
hanya sekedar coret coret aja,bukan itu sebenernya jumlah dana yang
kami pakai perorangnya. Jujur nak sebenarnya ini salah cuma kalau gak
seperti ini kami gak dapet pinjaman modal yang murah dan tidak
memberatkan untuk kami, selainitu kami juga merasa bahwa tidak adanya
pengawasan yang ketat ini mungkin yang membuat kami jadi merasa hal
yang kami lakukan ini tidak masalah dan tidak akan menimbulkan
masalah.
Ibu R
kalau dibilang gak transparan sih gak juga nak, karena kami pada akhir
periode juga mengirimkan laporan kok, dan uang modal tersebut kalau
kami yang memiliki usaha benar di buat untuk tambahan modal akan
tetapi terkadang ada sisa yang kemudian kami gunakan untuk membantu
kebutuhan sehari-hari, kan tidak mungkin kami tulis juga dilaporan kalau
uangnya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, nanti periode
selanjutnya bisa tidak dapat lagi nak. Kalau dalam hal pembagian dana
itu memang kami sengaja kami-kami aja yang tau antar sesama anggota
dalam satu kelompok dikarenakan itu menjadi tanggung jawab setiap
ketua kelompok masing-masing.
bahwa transparansi dana di SPP itu tidak terjadi, baik dari diri anggota SPP itu
sendiri, hal ini dikarenakan adanya disfungsi dari penanggung jawab program
SPP sendiri dan tidak adanya kontrol yang kuat dari pihak PNPM. Menurut
peneliti bahwa terjadinya ketidaktransparan soal dana baik itu dalam pembagian
untuk sesama anggota maupun dalam hal penggunaannya didasari oleh 3 faktor
yaitu:
65
1. Pengawasan yang minim
yang bekerja dari awal sebagai tim penyeleksi untuk proposal yang diajukan oleh
masyarakat. Dalam hal ini, kenyataannya dari sejak awal tim ini tidak
menjalankan fungsi dengan baik, maka jika dari pihak tertinggi sudah terjadi
disfungsi maka untuk kebawahnya juga akan seperti itu, sehingga tidak heran jika
Seharusnya jika ada pengawasan yang dilakukan olet tim verifikasi maka
selanjutnya akan ada tim pemeriksa jika dirasa oleh pihak SPP ada kelompok yang
menggunakan uang tidak sesuai dengan prosedur sehingga perlu dikenakan sanksi
atau teguran dari pihak SPP atau bahkan dari pihak PNPM, akan tetapi pada
kenyataaanya hal ini tidak terjadi, dan cenderung hanya membiarkan hal ini
terjadi. Dengan keadaan yang demikian tidak heran jika masyarakat tidak
memiliki rasa takut atau bermasalah ketika menggunakan uang tidak sesuai
dengan prosedur dan tidak menyadari ada pihak yang dirugikan karena hal
tersebut.
salah dan tidak dibenarkan melakukan pembenaran dengan alasan apapun, akan
tetapi pada masyarakat jika suatu hal dilakukan secara bersamaan dan biasa
dilakukan orang banyak orang maka hal itu akan dianggap sebagai kewajaran. Hal
inilah yang terjadi pada kelompok SPP, dimana dalam kelompok SPP
66
ketidaktransparan tentang dana sangat minim, baik dalam hal pembagian pada
kelompok maupun pada penggunaan dana SPP itu. Masyarakat menilai bahwa hal
ini wajar karena hampir semua anggota melakukannya dan tidak pernah ada
sanksi atau semacam teguran yang mereka hadapi selama ini, tidak hanya itu
menurut masyarakat ketika yang satu dengan yang lain diantarapara anggota tidak
ada yang merasa dirugikan, maka tidak ada masalah bagi mereka.
Pada dasarnya setiap dana simpan pinjam dalam program apapun akan
Pada kenyataannya di Desa Batu Anam fungsi manifest ini memang terjadi,
akan tetapi tidak berjalan dengan sebaiknya, masih banyak masyarakat yang
malah membuat fungsi yang tidak diharapkan melalui penggunaan dana SPP ini,
sehingga di Desa Batu Anam dana SPP memiliki fungsi latent atau fungsi yang
Ibu MS
Biasa dana spp itu karena ibu tidak memiliki usaha ibu buat untuk
membeli hewan ternak lembu nak, supaya kalau ibu ada keperluan
mendesak untuk anak sekolah, bisa ibu jual kembali. Syukur sekarang udah
nambah hewan ternaknya nak, jadi ya lumayan lah dari uang SPP ini bisa
buat investasi masa tua nak.
Ibu A
Uang dari SPP ibu gunakan untuk nambahi buat rumah, soalnya ibu kan
belum punya rumah, jadi kalau nunggu uang sendiri susah kali nak.
Bersyukur sekali ada SPP ini jadi bisa terbangun rumah ibu dan juga
bunganya kan murah jadi gak pusing mikiri membayarnya.
67
Ibu SA
Uang pinjaman SPP kemarin saya pakai buat bayar utang dek, sisanya
saya gunakan buat kebutuhan sehari-hari malah ada beberapa kawan saya
yang menggunakan uang itu buat membeli perabot rumah. Habis mau
bagaimana, kalo dipakai buat usaha kami gak pandai jadi daripada
uangnya sayang gak dipakai ya kami pakai ajalah buat kebutuhan yang
lain. Kan lumayan, kalau masalah lunasin iuran per bulannya kami masih
sanggup ambil dari gaji kami kok. Jadi memang gak masalah sih.
Berdasarkan hasil wawancara diatas, dapat dianalisis bahwa dana SPP telah
sebagai berikut:
Fungsi ini hadir dalam masyarakat berdasarkan apa yang mereka terima
sejak awal, sejak pertama di tingkat sosialisasi saja fungsi manifest tidak berjalan
dengan baik, maka untuk selanjutnya kebawah hingga akhir terus terjadi
disfungsi, hal ini akan terus terjadi jika tidak di perbaiki dari awal dan dana akan
mau bergabung akan di cancel dengan alasan daftar desa yang tidak bersih
Tim verifikasi adalah tim yang paling menentukan layak atau tidak
layaknya kelompok untuk didanai dalam program SPP. Sesuai dengan SOP tim
68
2. Jika usulan ditemukan hal-hal yang ganjil seperti : belum lengkap atau
belum di tanda tangani semua pihak, maka tim verifikasi membuat rujukan
pengusul.
4. Pembahasan akhir : tim verifikasi melakukan rapat internal tim untuk
tiap-tiap anggota SPP pada praktiknya sama sekali belum pernah terlaksana.
Berdasarkan temuan data dilapangan, diketahui bahwa kinerja dari tim verifikasi
tidak dirasakan kehadirannya dilapangan oleh anggota SPP di Desa Batu Anam.
Seperti yang dikemukakan oleh ibu M :
gak pernah ada kok orang PNPM yang datang kemari, pokoknya kami
hanya buat proposal abis itu diserahkan ke KPMD terus KPMD yang
ngantar ke kantor kemudian kami tinggal nunggu kelanjutan kabarnya.
Kalau keluar ya kami ke kantor PNPM buat tanda tangan serah
terimanya. Sejauh ini memang belum pernah ada yang kesini baik untuk
melihat usaha atau sekedar hanya berkunjung aja tidak pernah ada,
karena untuk urusan SPP kami cuma berurusan sama KPMD, setelah itu
KPMD yang akan berurusan ke Kecamatan. Makanya kalau dilihat lihat
ya SPP ini sangat enak sekali nak, kami gak direpotkan sama sekali soal
pengurusannya kami hanya membentuk kelompok dan menunggu
pencairan dana udah itu saja
Hal yang sama juga disampaikan oleh ibu S :
69
siapa yang jadi tim verifikasi aja kami gak tau dek, soalnya dari awal
gak pernah ada yang begitu untuk datang melihat atau bahkan menyeleksi
kami, yang penting kami punya kelompok dan punya proposal. Bahkan
gak akan ada itu yang mengawasi apakah benar uangnya untuk modal
usaha atau tidak, jadi jangan suatu hari nanti masyarakat yang di bilang
melakukan manipulasi data atau apapun. Karena pada awalnya juga tidak
ada tim yang melakukan pengawasan atau apapun ke desa kami ini. Ibu
memang pernah denger kalau untuk ikut SPP ini nanti ada tim yang
datang buat ngecek kepastian usaha kita, tapi selama 2 kali ibu udah
dapat pencairan SPP gak ada kok tim yang datang buat survei usaha.
dalam tahapan pengajuan dan pemeriksaan oleh tim verifikasi yaitu tim verifikasi
tidak menjalankan kinerja secara maksimal sesuai dengan SOP tim verifikasi yang
harus tinjauan langsung kelapangan guna mengecek kebenaran usaha dan identitas
anggota. Kelanjutan dari tindakan tim verifikasi yang bekerja tidak efektif
mereka selama ini memang tidak ada kunjungan dari tim verifikasi. Kondisi ini
Bapak A :
Saya tau kalau gak semua anggota SPP itu punya usaha, tapi mau
gimana lagi dari pada nanti ribut dikampung gara-gara saya gak
mengijinkan mereka ikut. Lagipula biar aja dana pemerintah itu dipakai
mereka daripada tersimpan di rekening kecamatan yang takutnya malah
hilang tanpa tau kemana. Kemudian mereka juga mampu membayar dan
melunasi pinjaman tersebut karena mereka juga bekerja jadi saya tidak
perlu khawatir dengan adanya kondisi ini. Dan kalau untuk kunjungan
saya kelapangan daya rasa tidak perlu karena saya juga sudah kenal
kondisi dilapangan bahkan kenal dengan anggota-anggotanya jadi
kalaupun saya turun langsung kelapangan itu akan membuang waktu
saya. Intinya saya memang sudah percaya kok dengan anggota SPP yang
ada di Desa Batu Anam.
70
1. Tim Verifikasi yang tidak bertanggung jawab penuh dalam kinerjanya
2. Adanya kondisi sosial seperti kekerabatan yang menghambat kinerja
tim verifikasi
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
71
1. Pelaksanaan program Simpan Pinjam Perempuan di Desa Batu Anam
tersebut, hal itu terbukti dengan meningkatnya usaha yang dijalani anggota
mendapatkan modal yang tanpa agunan dan tentu saja dapat meningkatkan
proposal.
72
7. Dalam tahap sosialisasi program juga mengalami disfungsi yang mana
hal ini dapat menimbulkan masalah karena Desa Batu Anam ini terdiri dari
keterbatasan jarak dan waktu. Dalam tahap ini juga diketahui bahwa
disfungsi yang hal ini dibuktikan dengan dana pinjaman yang di dapat
pelanggaran.
9. Disfungsi juga terjadi pada Tim verifikasi yaitu sebagai tim penentu
kelompok untuk layak dan tidak layaknya sebagai anggota SPP yaitu tim
verifikasi tidak melaksanakan kinerjanya dengan baik yang dalam hal ini
isi proposal dengan kenyataan dilapangan. Selain itu disfungsi dalam tim
73
ditemukan dalam penelitian di Desa Batu Anam mengenai program SPP
verifikasi.
5.2 Saran
yang patut untuk didanai dalam program SPP ini sehingga kehadiran dan
yang bekerja di program SPP dengan baik yang tentunya dapat bekerja
perdesaan.
4. Kegitan SPP yang dibawah naungan PNPM-Mpd sudah berhenti sejak
akhir 2015. Dan selanjutnya SPP diambil alih oleh desa. Hadirnya kegiatan
74
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Madekhan. 2006. Orang Desa Anak Tiri Perubahan. Lamongan: Averroes
Press.
75
Asyarie, Musa. 1997. Islam Etos Kerja dan Pemberdayaan Ekonomi Umat.
Yogyakarta: LESFE
Bungin, Burhan. 2001. Metode Penelitian Sosial, Format- format kuantitatif dan
Grafindo Persada
Rosdakarya
76
Novitasari, Dian. 2011. Analisis Program PNPM Mandiri Terhadap Peningkatan
Hasanuddin
Sunan Kalijaga
77
Internet dan Sumber lainnya
78