BAB I
PENDAHULUAN
1
Sedangkan tujuannya adalah untuk menyiapkan suatu peta situasi yang
dapat dijadikan pedoman atau pegangan implementasi untuk perencanaa detil
desain suatu wilayah yang akan mendukung pengambilan keputusan secara tepat.
1.3 LOKASI
Lokasi kegiatan secara administratif pemerintahan terletak di Sorong,
Papua. Secara geografis, Kota Sorong berada pada koordinat 13151' Bujur Timur
dan 0 54' Lintang Selatan, memiliki batas-batas sebagai berikut :
Sebelah Timur : berbatasan dengan Distrik Makbon (Kabupaten Sorong)
dan Selat Dampir.
Sebelah Barat : berbatasan dengan Selat Dampir.
Sebelah Utara : berbatasan dengan Distrik Makbon (Kabupaten Sorong)
dan Selat Dampir.
Sebelah Selatan : berbatasan dengan Distrik Aimas (Kabupaten Sorong)
dan Distrik Salawati (Kabupaten Raja Ampat).
Adapun item pekerjaan pada pengukuran kali ini diantaranya:
1 Pengukuran Topografi dengan luas estimasi 1500 Hektar
2 Pembuatan Titik Kontrol (Benchmark) sebanyak 9 buah di lokasi
tersebut dengan jarak antar titik 1-2 km.
2
1.4 RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Ruang lingkup pekerjaan Pengukuran untuk Survey dan Pemetaan
Topografi yang akan dilaksanakan meliputi :
1.4.1 Persiapan
a) Kantor
Administrasi
Pengadaan Peta Dasar dan Peta Kerja
Peralatan + Personil
b) Lapangan
Mobilisasi
Orientasi Lapangan
1.4.2 Pelaksanaan
a) Pematokan dan Pemasangan Tugu/Bench Mark
b) Pengamatan GPS
3
c) Pengukuran Kerangka Horisontal dan Vertikal
d) Pengukuran Situasi
1.4.3 Pekerjaan Studio
a) Pengolahan data GPS
b) Pengolahan data KKH dan KKV
c) Editing data dan penggambaran
d) Plotting peta hasil penggambaran (hard copy)
e) Pelaporan
Persiapan Perijinan
Persiapan Lapangan
Orientasi Lapangan
Pelaporan
4
demikian struktur organisasi proyek yang efektif, efisien telah dideskripsikan
secara jelas tugas dan tanggung jawab masing-masing personil serta hubungan
kerja antara satu dengan lainnya.
Selanjutnya saat pelaksanaan pekerjaan pengukuran dan kegiatan-kegiatan
lainnya, dilakukan koordinasi baik dalam organisasi pelaksana sendiri maupun
dengan Pemilik pekerjaan dan Pimpinan setempat.
Tim pelaksana yang terlibat dalam pekerjaan ini adalah :
1) Tenaga Ahli Geodesi
Tenaga ahli Geodesi sekaligus Team Leader adalah penanggung
jawab pekerjaan mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai dengan
pembuatan laporan akhir.
2) Surveyor (Asisten Geodetic)
Merupakan tenaga pelaksana lapangan dan mengawasi pekerjaan
studio dimana secara struktural dibawah pengawasan atau koordinasi
team Leader tetapi tidak membawahi tenaga yang terlibat
pengolahan data.
3) Asisten Surveyor
Merupakan tenaga pelaksana lapangan dan mengawasi pekerjaan
tenaga lokal.
4) Data processing
Data Processing diwajibkan yang mempunyai latar belakang
pendidikan geodesi, agar dapat menganalisasi kesalahan yang
disebabkan dalam pekerjaan. Data processing merupakan pelaksana
untuk editing dan proses pembuatan peta digital hingga pembuatan
peta garis dalam bentuk hard copy.
Adapun struktur organisasi dalam pelaksanaan pengukuran topografi
sebagai berikut :
Geodet(Team Leader)
Tenaga Pembantu
(Helper)
f
5
Drafter/Processing
Gambar 1.5.1 Struktur organisasi
BAB II
RENCANA ANGGARAN BIAYA
(RAB) & TIME SCHADULE
Luas area :
Luas area untuk pelaksanaan pengukuran topografi adalah 1500 ha
dengan skala 1:1000, Interval kontur 0,5 meter, ukuran lembar peta
A0 (1200 mm x 900 mm).
Lama Pengerjaan :
Pekerjaan survey diminta diselesaikan dalam waktu 90 hari kerja.
6
Rincian biaya yang diperlukan untuk pekerjaan ini adalah sebagai berikut:
A. Biaya
Sewa
Peralatan
dan
Pengadaan
Rp Rp
1 Total Station 300.000,00 Set 7 90 189.000.000,00
GPS Tipe Rp Rp
2 Geodetic 600.000,00 Set 3 4 7.200.000,00
Rp Rp
5 Semen 100.000,00 Sak 1 1 100.000,00
Pipa Paralon Rp Rp
7 PVC 4" 200.000,00 pcs 1 1 200.000,00
7
Rp Rp
8 Kertas 40.000,00 rim 10 400.000,00
Rp Rp
9 Alat Tulis Kantor 50.000,00 paket 30 1.500.000,00
Rp Rp
10 Printer 4.000.000,00 buah 2 8.000.000,00
Tinta Rp Rp
11 plotter/catridge 600.000,00 paket 6 3.600.000,00
Cetak Peta A0 Rp Rp
12 Full Colour 100.000,00 lembar 1 100.000,00
B. Biaya
Personil
Rp Rp
1 Geodet 6.000.000,00 LS 1 90 540.000.000,00
Rp Rp
4 Surveyor 4.500.000,00 LS 1 90 405.000.000,00
Asisten Rp Rp
5 Surveyor 500.000,00 LS 7 90 315.000.000,00
Rp Rp
6 Helper 200.000,00 LS 7 90 126.000.000,00
Procesing Data / Rp Rp
7 Drafter 400.000,00 LS 1 90 36.000.000,00
C. Biaya
Akomodasi
PP Jakarta - Rp Rp
1 Sorong 10.000.000,00 LS 17 2 340.000.000,00
Sewa Mobil + Rp Rp
2 BBM 700.000,00 LS 7 90 441.000.000,00
Sewa Motor + Rp Rp
3 BBM 150.000,00 LS 14 90 189.000.000,00
Penginapan/Bas Rp Rp
4 e Camp 10.000.000,00 LS 1 1 10.000.000,00
Rp Rp
5 Konsumsi 100.000,00 LS 17 90 153.000.000,00
TOTAL
BIAYA
YANG
DIBUTUHK
AN
BIAYA Rp
1 PERALATAN 210.100.000,00
Rp
2 BIAYA PERSONIL 1.422.000.000,00
BIAYA Rp
3 AKOMODASI 1.133.000.000,00
Rp
JUMLAH 2.765.100.000,00
8
9
BAB III
METODELOGI
10
3. Pada setiap kerapatan 1000 meter dari seluruh area pemetaan.
e. Spesifikasi Bench Mark dan Patok Poligon :
1. BM pada titik awal dan titik sudut kerangka dasar dibuat dari beton
dengan ukuran : 20 x 20 cm dengan panjang 120 cm, ditanam ke
dalam tanah sedalam 100 cm.
2. BM pada kerapatan 1000 meter dibuat dengan pipa PVC ukuran 3
(tiga) inchi dengan ukuran panjang 120 cm, ditanam ke dalam tanah
sedalam 100 cm.
3. Patok poligon dibuat dari kayu keras dengan diameter 5 cm, panjang
40 cm, ditanam ke dalam tanah sedalam 25 cm.
11
b. Pengukuran Poligon Cabang
12
Maksud dilakukan pengukuran poligon cabang adalah untuk pengikatan
titik-titik detail ditengah-tengah areal pengukuran yang jauh dari jalur
poligon utama hingga dengan adanya titik-titik poligon cabang akan
memperbanyak cakupan titik detail yang ada di lapangan.
Pengukuran poligon utama dilakukan dengan ketentuan-ketentuan sebagai
berikut :
a. Pengukuran sudut dan jarak menggunakan alat ukur yang sama dengan
pengukuran poligon utama.
b. Poligon cabang dibuat pada setiap jarak 50 meter.
c. Pengukuran poligon cabang menggunakan metode terikat sempurna,
diikatkan pada titik kerangka dasar/poligon utama.
d. Pengukuran beda tinggi untuk poligon cabang/cut lines dilakukan
dengan cara trigonometris.
e. Toleransi salah penutup sudut maksimum adalah 20n, dimana n
adalah jumlah titik pengamatan/poligon.
f. Ketelitian jarak linier harus lebih kecil dari 1/5.000.
g. Toleransi ketelitian beda tinggi adalah 40 mm D, (D = jumlah panjang
jarak jalur pengukuran dalam kilometer), kecuali pada jalur dimana
diletakkan posisi BM toleransinya 20 mm D.
3.3 PENGUKURAN KERANGKA DASAR VERTIKAL
Pengukuran Kerangka Vertikal dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Pengukuran kerangka dasar vertikal menggunakan alat ukur theodolite
Total Station yang mempunyai ketelitian pembacaan terkecilnya 1
(satu) detik yang pengambilan datanya bersamaan dengan pengukuran
titik-titik kerangka dasar horizontal.
b. itik-titik kerangka dasar vertical diikatkan dengan titik-titik kerangka
dasar vertikal yang berada pada sistem daerah atau lokasi yang akan
dipetakan.
c. Pengukuran dilakukan dengan cara trigonometris.
d. Toleransi ketelitian beda tinggi adalah 15 mm D, (D = jumlah panjang
jarak jalur pengukuran dalam kilometer),
13
3.5 PENGUKURAN SITUASI DAN DETAIL TOPOGRAFI
Untuk menampilkan peta tiga dimensi maka dilakukan pengukuran situasi
dan detail dimana obyek yang diukur adalah segala obyek yang ada di
lapangan baik berupa detail alam maupun detail buatan manusia.
Pengukuran situasi dan detail dilakukan dengan ketentuan-ketentuan sebagai
berikut :
a. Pengukuran situasi dilakukan dengan cara trigonometris.
b. Akurasi alat yang digunakan minimal 30.
c. Pengukuran situasi dilakukan dengan metode grid dengan kerapatan
maksimal 15 meter.
d. Jika terdapat perubahan bentuk pada topografi maka perubahan tersebut
harus diukur.
e. Setiap data pengukuran harus dilengkapi dengan sketsa lapangan.
f. Setiap data ukur harus diberi kode seperti kaki slope, kepala slope,
elevasi, alur (creek), jalan, sungai, rawa dll.
g. Pengukuran sungai, alur (creek), jalan dilakukan oleh tim khusus
(tersendiri).
h. Pengukuran harus diikatkan pada titik-titik poligon utama dan poligon
cabang.
i. Toleransi ketelitian linear pengukuran situasi adalah 1 : 1.000.
j. Pengukuran jalan dilakukan pada kedua sisinya dengan kerapatan
maksimal 20 meter.
k. Pengukuran sungai dilakukan pada tepi atas, tepi bawah dan as dengan
kerapatan maksimal 15 meter.
l. Pengukuran alur dilakukan pada as dengan kerapatan maksimal 15
meter.
3.6 PEKERJAAN STUDIO
Pekerjaan studio merupakan kegiatan yang berhubungan dengan proses
pekerjaan tahap akhir yang meliputi :
a. Pengolahan Data GPS
Pengolahan data GPS dengan metode static jaring ini diolah
dengan
menggunakan software Topcon Tools v.8.2.3 yang akan menghasilkan
koordinat dalam sistem Universal Transverse Mercator dengan datum
yang digunakan adalah WGS-84.
b. Pembuatan Peta Situasi
Pembuatan Peta adalah penggambaran titik-titik kerangka dasar
14
pengukuran dan titik-titik detail yang dinyatakan dengan penyebaran
patok, BM, titik-titik ketinggian dan obyek-obyek lainnya yang
dianggap perlu dalam suatu areal pekerjaan. Penggambaran areal
pekerjaan diproyeksikan pada bidang datar dengan skala 1 : 1000,
Interval kontur 0,5 meter, ukuran lembar peta A0 (1200 mm x 900 mm).
BAB IV
15
Geodet(Team Leader)
Surveyor
Helper Drafter
Persiapan Perijinan
Persiapan Lapangan
Orientasi Lapangan
Penanaman BM Utama
Pengamatan GPS BM
Pelaporan
16