Anda di halaman 1dari 30

BAB II

PENETAPAN PRIORITAS MASALAH DAN PENYEBAB MASALAH

2.1. Menetapkan Prioritas Masalah


Masalah adalah kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected) dengan apa yang
aktual terjadi (observed). Idealnya, semua permasalahan yang timbul harus dicarikan jalan
keluarnya, namun karena keterbatasan sumber daya, dana, dan waktu menyebabkan tidak
semua permasalahan dapat dipecahkan sekaligus. Untuk itu perlu ditentukan masalah yang
menjadi prioritas.Setelah pada tahap awal merumuskan masalah, maka dilanjutkan dengan
menetapkan prioritas masalah yang harus dipecahkan.Prioritas masalah didapatkan dari data
atau fakta yang ada secara kualitatif, kuantitatif, subjektif, objektif serta adanya pengetahuan
yang cukup.
Dalam penetapan prioritas masalah, digunakan teknik penilaian dan pembobotan.Untuk
dapat menetapkan kriteria, pembobotan dan penilaian perlu dibentuk sebuah kelompok
diskusi.Agar pembahasan dapat dilakukan secara menyeluruh dan mencapai sasaran, maka
setiap anggota kelompok diharapkan mempunyai informasi dan data yang tersedia. Beberapa
langkah yang dilakukan dalam penetapan prioritas masalah meliputi:
a. Menetapkan kriteria
b. Memberikan bobot masalah
c. Menentukan penilaian tiap masalah
2.1.1. Scoring Technique
Berbagai teknik penentuan prioritas masalah dengan menggunakan teknik penilaian antara
lain:
A. Metode Bryant
Terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi yaitu:
1. Prevalence
2. Seriousness
3. Manageability
4. Community concern
Parameter diletakkan pada baris dan masalah-masalah yang ingin dicari
prioritasnya diletakkan pada kolom.Kisaran nilai yang diberikan adalah satu sampai
lima yang ditulis dari arah kiri ke kanan sesuai baris untuk tiap masalah. Kemudian
dengan penjumlahan dari arah atas ke bawah sesuai kolom untuk masing-masing
masalah dihitung nilai akhirnya.Masalah dengan nilai tertinggi dapat dijadikan sebagai
prioritas masalah. Tetapi metode ini juga memiliki kelemahan yaitu hasil yang didapat
dari setiap masalah terlalu berdekatan sehingga sulit untuk menentukan prioritas
masalah yang akan diambil.

B. Metode MCUA (Multiple Criteria Utility Assessment)


Pada metode ini parameter diletakkan pada baris dan harus ada kesepakatan
mengenai bobot kriteria yang akan digunakan, dan masalah-masalah yang ingin dicari
prioritasnya diletakkan pada kolom. Metode ini memakai lima kriteria untuk penilaian
masalah tetapi masing-masing kriteria diberikan bobot penilaian dan dikalikan dengan
penilaian masalah yang ada sehingga hasil yang didapat lebih objektif. Masalah
dengan nilai tertinggi dapat dijadikan sebagai prioritas masalah. Kriteria yang dipakai
terdiri dari:
1. Emergency
2. Greatest member
3. Expanding scope
4. Feasibility
5. Policy

C. Metode Matematik PAHO


Dalam metode ini parameter diletakkan pada kolom dan masalah-masalah yang
ingin dicari prioritasnya diletakkan pada baris, dan digunakan kriteria untuk penilaian
masalah yang akan dijadikan sebagai prioritas masalah. Kriteria yang dipakai ialah:
1. Magnitude
2. Severity
3. Vulnerability
4. Community and political concern
5. Affordability
Parameter diletakan pada kolom dan masalah yang ingin dicari prioritasnya
diletakan pada baris.Pengisian dilakukan dari atas ke bawah.Hasilnya didapat dari
perkalian parameter tersebut.Masalah yang mempunyai nilai tertinggi, dijadikan
sebagai prioritas masalah.

2.1.2. Metode Multiple Criteria Utility Assessment (MCUA)


Berdasarkan kriteria yang ada, maka diputuskan menggunakan metode MCUA.
Parameter diletakkan pada baris dan ada kesepakatan mengenai bobot kriteria yang akan
digunakan, serta masalah-masalah yang ingin dicari prioritasnya diletakkan pada kolom.
Metode ini memakai lima kriteria untuk penilaian masalah tetapi masing-masing kriteria
diberikan bobot penilaian dan dikalikan dengan penilaian masalah yang ada sehingga hasil
yang didapat lebih objektif. Masalah dengan nilai tertinggi dapat dijadikan sebagai prioritas
masalah.
Setelah mengidentifikasi masalah dari program wajib Puskesmas di Kecamatan
Penjaringan maka terdapat tiga puluh cakupan program yang menjadi masalah, dengan cara
menghitung dan membandingkan nilai kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected)
dengan apa yang telah terjadi (observed), selanjutnya dilakukan perumusan masalah untuk
membuat perencanaan yang baik sehingga masalah yang ada dapat diselesaikan.
Pada metode MCUA, yang menjadi kriteria penilaian untuk menentukan prioritas
masalah yaitu :

1. Emergency
Emergency menunjukkan seberapa fatal suatu permasalahan sehingga menimbulkan
kematian atau kesakitan. Parameter yang digunakan dalam kriteria ini adalah Case
Fatality Rate (CFR), jika masalah yang dinilai berupa penyakit. Adapun jika yang
dinilai adalah masalah kesehatan lain, maka digunakan parameter kuantitatif berupa
angka kematian maupun angka kesakitan yang dapat ditimbulkan oleh permasalahan
tersebut. Pada permasalahan ini, tujuan jangka panjang dari program kesehatan ibu dan
anak adalah untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI), angka kematian neonatus
(AKN), angka kematian bayi (AKB), dan angka kematian balita (AKABA), sehingga
kelompok kami memakai AKI, AKN, AKB, AKABA sebagai proxy. Berdasarkan Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2015:
Angka Kematian Ibu : 359 orang per 100.000 jumlah
kelahiran hidup.
Angka Kematian Bayi : 32 orang per 1.000 jumlah kelahiran
hidup.
Angka Kematian Balita : 40 orang per 1.000 jumlah seluruh balita.
Angka Kematian Neonatus : 19 orang per 1.000 jumlah seluruh
neonatus.
Tabel 16 Penentuan Nilai Emergency Pada Program KIA dengan Parameter Nilai AKI

Skala Score
1459 5.249 1
5.250 9.040 2
9,041 12.831 3
12.832 16.622 4
16.623 20.413 5
20.414 24.204 6
24.205 27.995 7
27.996 31.786 8
31.787 35.577 9
35.578 39.368 10

Tabel 17 Penentuan Nilai Emergency Program KIA dengan parameter nilai AKI pada
puskesmas di Wilayah Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari Desember 2016
Target
AKI per
Cakup selama Scor
Masalah Selisih 100.000 Nilai
an 12bula e
penduduk
n

Cakupan
kunjungan ibu
hamil K1 di
wilayah kerja
Puskesmas
1 Kelurahan 99,2 % 100 % 1,8 % 359 2.159 1
Cempaka Putih
Barat Periode
Januari
Desember 2016
sebanyak 99,2 %.

Cakupan K1 di
Puskesmas
Kelurahan
2 84,75% 100 % 15.25% 359 15.609 4
Rawasari Januari -
Desember 2016
sebanyak 84,75%

Cakupan K4 se-
Kecamatan
Cempaka Putih
3 85,1% 96% 10.9% 359 11.259 3
Januari
Desember 2016
Sebanyak 85,1%

Cakupan
Penangan
Komplikasi Ibu
Hamil se-
4 Kecamatan 66,1% 100% 39% 359 39.359 10
Cempaka Putih
Januari
Desember 2016
66,1%

Cakupan
Persalinan Tenaga
Kesehatan se-
Tabel 18 Penetuan Nilai Emergency Pada Program KIA dengan Parameter Nilai AKN/
AKB/ AKBa.

Range Score
56 96.2 1
96.3 136.3 2
136.4 176.6 3
176.7 216.9 4
217 257.2 5
257.3 297.5 6
297.6 337.8 7
337.9 378.1 8
378.2 418.4 9
418.5 458.7 10

Tabel 19 Penentuan Nilai Emergency Program KIA dengan parameter nilai AKN/ AKB/
AKABA pada puskesmas di Wilayah Kecamatan Cempaka PutihPeriode Januari
Desember 2016

No Masalah Cakupan Target Selisih AKN/ Nilai Score


selama12 AKB/
bulan AKBA per
1.000
kelahiranh
idup

1 Cakupan
KN1 se-
Kecamatan
Cempaka
Putih Januari 85,1 % 90 % 4,9% % 19 68
1
Desember
2016
sebanyak
85,1%.
2 Cakupan 89,2% 80% 9,2% 19 111 2
Kunjungan
Neonatus
Lengkap se-
Kecamatan
Cempaka
Putih Barat
2016
sebanyak
89,2%

3 Cakupan
KomplikasiN
eonatus se-
Kecamatan
Cempaka
31% 46,67% 15,67% 19 175,7
Putih Januari
Desember 3
2016
sebanyak
31%
4 Cakupan
Kunjungan
Bayi di
Puskesmas
Kelurahan
Cempaka
82,6% 90% 7,4% 32 106 2
PutihTimur
Januari
Desember
2016
sebanyak
82,6%
5 Cakupan
Kunjungan
Bayi di
Puskesmas
Kelurahan
Cempaka
104,7% 90% 14,7% 32 179
Putih Barat
Januari 4
Desember
2016
sebanyak
104,7%
6 Cakupan 77,4% 90% 12,6% 32 158
Kunjungan
bayi di
Puskesmas 3
Kelurahan
Rawasari
Januari
Desember
2016
sebanyak
77,4%
7 Cakupan
Kunjungan
Balita se-
Kecamatan
Januari 68,7% 90% 21,3% 40 253
Desember
5
2016
sebanyak
68,7%
8 Cakupan
Kunjungan
Balita Sakit
di
Puskesmas
Kelurahan
Cempaka 81,6% 80% 1,6% 40 56
Putih Timur
1
Januari-
Desember
2016
sebanyak
81,6%
9 Cakupan
Kunjungan
Balita Sakit
di
Puskesmas
Kelurahan
Cempaka 121,8% 80% 41,8% 40 458
Putih Barat
Januari- 10
Desember
2016
sebanyak
121.8%
10 Cakupan 40,5% 89% 39,5% 40 435
Kunjungan
Balita Sakit 10
di
Puskesmas
Kelurahan
Rawasari
Januari-
Desember
2016
sebanyak
40,5%

2. Greatest Member

Greatest member menunjukkan berapa banyak penduduk yang terkena masalah atau
penyakit yang ditunjukkan dengan angka prevalensi.Prevalensi adalah jumlah keseluruhan
kasus penyakit yang terjadi pada suatu waktu tertentu di suatu wilayah. Semakin besar selisih
antara target dan cakupan, maka akan semakin besar nilai yang didapatkan

Untuk menentukan nilaipada greatest member digunakan range. Range dibuat dengan
menetukan jangkauan kemudian diberikan nilai 1 hingga 10. Penentuan batas range
didapatkan melalui nilai terendah hingga nilai terbesar dari selisih yang merupakan hasil dari
cakupan dikurangi target dalam 12 bulan.

Tabel 20 Skala Penilaian Greatest Member

Range (%) Nilai


1,1 5,1 1
5,2 9.2 2
9.3 13.3 3
13.4 17.4 4
17.5 21.5 5
21.6 25.6 6
25.7 29.7 7
29.8 33.8 8
33.9 37.9 9
> 37.9 10

Tabel 21 Daftar Masalah Program Kesehatan Ibu dan Anak di Puskesmas Kecamatan
Cempaka Putih Periode Januari Desember 2016
No Indikator Cakup Target selama 12 Selisih Nilai
Program an (%) bulan (%) (%)

1 Cakupan
kunjungan ibu
hamil K1 di
wilayah kerja
Puskesmas
Kelurahan 99,2 % 100 % 1,8 % 1
Cempaka Putih
Barat Periode
Januari
Desember 2016
sebanyak 99,2 %.
2 Cakupan K1 di
Puskesmas
Kelurahan
84,75% 100 % 15.25% 4
Rawasari Januari -
Desember 2016
sebanyak 84,75%
3 Cakupan K4 se-
Kecamatan
Cempaka Putih
85,1% 96% 10.9% 3
Januari
Desember 2016
Sebanyak 85,1%
4 Cakupan Penangan
Komplikasi Ibu
Hamil se-
Kecamatan
66,1% 100% 39% 10
Cempaka Putih
Januari
Desember 2016
66,1%
5 Cakupan
Persalinan Tenaga
Kesehatan se-
Kecamatan
85,1% 97% 11,9% 3
Cempaka Putih
Barat Januari
Desember 2016
sebanyak 85,1%
6 Cakupan 83,1% 90% 6,9% 2
Kunjungan Nifas
se-Kecamatan
Cempaka putih
Januari
Desember 2016
sebanyak 83,1%
7 Cakupan KB Aktif
di Puskesmas
Kelurahan
Cempaka Putih 95,4% 75% 20,4% 5
Timur Januari-
Desember 2016
sebanyak 95,4%
8 Cakupan KB Aktif
di Puskesmas
Kelurahan
Cempaka Putih 73,9% 75% 1,1% 1
Barat Januari-
Desember 2016
sebanyak 73,9%
9 Cakupan KB Aktif
di Puskesmas
Kelurahan
64,4% 75% 10,6% 3
Rawasari Januari-
Desember 2016
sebanyak 64,4%
10 Cakupan KN1 se-
Kecamatan
Cempaka Putih
85,1 % 90 % 4,9% % 1
Januari
Desember 2016
sebanyak 85,1%.
11 Cakupan
Kunjungan
Neonatus Lengkap
se-Kecamatan 89,2% 80% 9,2% 2
Cempaka Putih
Barat 2016
sebanyak 89,2%
12 Cakupan
KomplikasiNeonat
us se- Kecamatan
Cempaka Putih 31% 46,67% 15,67% 4
Januari
Desember 2016
sebanyak 31%
13 Cakupan
Kunjungan Bayi di
Puskesmas
Kelurahan
82,6% 90% 7,4% 2
Cempaka
PutihTimur Januari
Desember 2016
sebanyak 82,6%
14 Cakupan
Kunjungan Bayi di
Puskesmas
Kelurahan
104,7% 90% 14,7% 4
Cempaka Putih
Barat Januari
Desember 2016
sebanyak 104,7%
15 Cakupan
Kunjungan bayi di
Puskesmas
Kelurahan 77,4% 90% 12,6% 3
Rawasari Januari
Desember 2016
sebanyak 77,4%
16 Cakupan
Kunjungan Balita
se-Kecamatan
68,7% 90% 21,3% 5
Januari
Desember 2016
sebanyak 68,7%
17 Cakupan
Kunjungan Balita
Sakit di Puskesmas
Kelurahan
81,6% 80% 1,6% 1
Cempaka Putih
Timur Januari-
Desember 2016
sebanyak 81,6%
18 Cakupan 121,8% 80% 41,8% 10
Kunjungan Balita
Sakit di Puskesmas
Kelurahan
Cempaka Putih
Barat Januari-
Desember 2016
sebanyak 121.8%

19 Cakupan
Kunjungan Balita
Sakit di Puskesmas
Kelurahan 40,5% 89% 39,5% 10
Rawasari Januari-
Desember 2016
sebanyak 40,5%

3 . Expanding Scope
Expanding Scope menunjukkan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan terhadap
sektor lain diluar kesehatan. Berapa banyak jumlah penduduk di wilayah tersebut diberikan
nilai sesuai dengan range yang telah di tentukan dengan nilai tertinggi 5 dan terendah 1, luas
wilayah tersebut dengan nilai tertinggi 5 dan terendah 1 dengan range yang telah ditentukan,
serta ada tidaknya sektor di luar sektor kesehatan yang berkepentingan dengan masalah
tersebut. Adanya keterpaduan lintas sektor diberikan nilai 2 karena masalah pada suatu
program memungkinkan untuk menimbulkan masalah pada banyak sektor lainnya yang
berhubungan langsung, sedangkan yang tidak ada kaitan dengan sektor lain diberikan nilai 1.
Tabel 22 Jumlah Penduduk Kecamatan Cempaka Putih
Jumlah Penduduk
No. Kelurahan WNI WNA Jumlah
Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan
1 Cempaka Putih Barat 20.402 19.935 21 10 40.368
2 Cempaka Putih Timur 14.151 13.948 19 17 28.135
3 Rawasari 13.418 13.235 7 8 26.668
Jumlah 47.971 47.118 47 35 95.171
(Sumber: Laporan Tahunan Kantor Kecamatan Cempaka Putih danKantor Lurah CPB, CPT
dan Rawasari)

Tabel 23 Penentuan Nilai Expanding Scope berdasarkan Jumlah Penduduk

Jumlah Penduduk Nilai

26.668 33.518 1

33.519 - 40.369 2

40.370 - 47.221 3

47.222 54.072 4

>54.073 5
Tabel 24 Luas Wilayah Kecamatan Cempaka Putih

Kelurahan Luas Wilayah Jumlah RW Jumlah RT


(Ha)
Cempaka Putih Barat 121.87 Ha 13 151
Cempaka Putih Timur 222.06 Ha 8 106
Rawasari 124.75 Ha 9 109
Jumlah 468.68 Ha 30 366

Tabel. 25 Penentuan Nilai Expanding Scope Berdasarkan Luas Wilayah

Nilai Luas Wilayah


(Ha)

1 121.87 156.47

2 156.48 191.17

3 191.18 225.87

4 225.88 260.57

5 260.58

Tabel 26 Penentuan Nilai Expanding Scope Berdasarkan Keterpaduan Lintas Sektoral

Nilai Lintas Sektor

1 Tidak ada keterpaduan lintas sector

2 Ada keterpaduan lintas sector

Tabel 27 Penilaian Expanding Scope terhadap Program KIA di Wilayah Kecamatan


Cempaka Putih Periode Januari Desember 2016
No Nilai Luas Nilai
Indikator Program Total Nilai
Penduduk Wilayah Sektoral
1 Cakupan kunjungan
ibu hamil K1 di
wilayah kerja
Puskesmas
Kelurahan Cempaka 2 1 2 5
Putih Barat Periode
Januari Desember
2016 sebanyak 99,2
%.
2 Cakupan K1 di
Puskesmas
Kelurahan Rawasari
1 1 2 4
Januari - Desember
2016 sebanyak
84,75%
3 Cakupan K4 se-
Kecamatan
Cempaka Putih
5 5 2 12
Januari Desember
2016 Sebanyak
85,1%
4 Cakupan Penangan
Komplikasi Ibu
Hamil se-
Kecamatan 5 5 2 12
Cempaka Putih
Januari Desember
2016 66,1%
5 Cakupan Persalinan
Tenaga Kesehatan
se- Kecamatan
Cempaka Putih 5 5 2 12
Januari Desember
2016 sebanyak
85,1%
6 Cakupan Kunjungan
Nifas se-Kecamatan
Cempaka putih
5 5 2 12
Januari Desember
2016 sebanyak
83,1%
7 Cakupan KB Aktif
di Puskesmas
4. Policy

Untuk dapat diselesaikan, aspek lain yang harus dipertimbangkan dari suatu masalah
kesehatan adalah apakah pemerintah memiliki concern terhadap masalah tersebut. Parameter
yang digunakan untuk menilai seberapa concern pemerintah adalah kebijakan pemerintah
yang concern terhadap permasalahan tersebut, serta apakah masalah tersebut terpublikasi di
berbagai media.

Parameter tersebut diberikan nilai berdasarkan parameter yang paling mungkin


sampai ke masyarakat.Publikasi suatu isu kesehatan di media cetak memiliki jangkauan yang
lebih luas dibandingkan dengan penyuluhan.Maka Nilai untuk Penyuluhan diberikan
2.Sedangkan untuk iklan di media cetak diberikan nilai 3.Begitupun dengan media elektronik
yang memiliki jangkauan yang lebih luas dibandingkan dengan media cetak.Maka untuk
adanya publikasi masalah kesehatan tersebut di media elektronik diberikan nilai 4.Apabila
publikasi dilakukan maka mendapat nilai 1.Untuk kebijakan dari pemerintah diberikan nilai
2, apabila dilakukan maka mendapat nilai 1.

Tabel 28. Penentuan Nilai Policy Terhadap Kegiatan Puskesmas Kecamatan Cempaka
Putih Periode Januari Desember 2016

Nilai
Parameter
Tidak ada Ada

Penyuluhan 2 1

Media Cetak (Poster, Majalah,


3 1
Koran)
Media Elektronik (TV, radio,
4 1
internet)

Kebijakan Pemerintah 2 1

Tabel 29. Penentuan Nilai Policy program Promosi Kesehatan Kegiatan Puskesmas
Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari Desember 2016
KEBIJA-
IKLAN IKLAN
INDIKATOR PENYU- MEDIA KAN
No. MEDIA JUMLAH
PROGRAM LUHAN ELEKT- PEMERI-
CETAK RONIK
NTAH

Cakupan
kunjungan ibu
hamil K1 di
wilayah kerja
Puskesmas
Kelurahan
1 2 1 1 2 6
Cempaka Putih
Barat Periode
Januari
Desember 2016
sebanyak 99,2
%.

Cakupan K1 di
Puskesmas
Kelurahan
Rawasari
2 2 1 1 2 6
Januari -
Desember 2016
sebanyak
84,75%

Cakupan K4 se-
Kecamatan
Cempaka Putih
3 2 3 1 2 8
Januari
Desember 2016
Sebanyak 85,1%

Cakupan
Penangan
Komplikasi Ibu
Hamil se-
4 Kecamatan 2 3 1 2 8
Cempaka Putih
Januari
Desember 2016
66,1%

Cakupan
Persalinan
2.1.7.Feasibility
Menunjukkan sejauh mana kemungkinan program kerja yang terdapat di puskesmas
dapat atau tidak dilaksanakan.Untuk menilai hal tersebut digunakan sistem scoring dilihat
dari ketersediaan sumber daya manusia, program kerja, material, serta transportasi yang
efektif serta efisien untuk mengatasi masalah tersebut.
Adapun parameter yang digunakan untuk menilai apakah suatu masalah dapat
diselesaikan meliputi:
1. Rasio tenaga kesehatan Puskesmas terhadap jumlah penduduk. Semakin banyak jumlah
tenaga kesehatan terhadap jumlah penduduk, maka kemungkinan suatu permasalahan
terselesaikan akan semakin besar. Oleh karena itu, dilakukan penghitungan rasio tenaga
kesehatan di setiap Puskesmas kelurahan terhadap jumlah penduduk yang menjadi sasaran
program kesehatan di masing - masing wilayah Puskesmas.
Berikut adalah rasio tenaga kesehatan di tiap puskesmas terhadap jumlah penduduk
sasaran di wilayah Puskesmas tersebut:

Tabel 30 Penentuan Nilai Feasibility Berdasarkan Rasio Tenaga Kesehatan Puskesmas


Terhadap Jumlah Penduduk

Nilai Perbandingan

1 1 : 1 1 : 2.400
2 1 : 2.401 1 : 4.800
3 1 : 4.801 1 : 7.200
4 1 : 7.201 1 : 9.600
5 1 : 9.601 - 1 : 12.000
6 12.001
Tabel 31 PenilaianRatio Tenaga Kesehatan dengan Jumlah Penduduk di Wilayah
Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari Desember 2016

Puskesmas Jumlah Jumlah Perbandi Nilai


Tenaga Penduduk ngan
Kesehatan

Kel. Cempaka Putih Timur 5 16.284 1 : 3.256 2


Kel. Cempaka Putih Barat 5 55.240 1 : 11.048 5
Kel. Rawasari 7 81.439 1 : 11.634 5

2. Ketersediaan fasilitas (material), fasilitas juga merupakan hal yang dibutuhkan untuk
menjalankan suatu kegiatan dan menyelesaikan suatu masalah dan cakupan kegiatan tersebut.
Namun, fasillitas yang dibutuhkan oleh setiap kegiatan berbeda-beda. Oleh karena itu,
dibuatkan kategori untuk fasilitas yang dibutuhkan oleh kegiatan-kegiatan tersebut.

Kategori fasilitas digolongkan menjadi dua yaitu ketersediaan tempat dan ketersediaan
alat.Penilaian berdasarkan ada atau tidak ada.Digolongkan ada bila dari kegiatan
pelaksanaan program tidak ada masalah yaitu selalu tersedia dan diberi nilai
satu.Digolongkan tidak ada bila tidak tersedia dan diberi nilai dua.

Tabel 32 Penilaian Ketersediaan Fasilitas Terhadap Kegiatan di Wilayah Puskesmas

Kategori Ketersediaan Nilai

Tempat Ada 1

Tidak ada 2

Alat Ada 1

Tidak Ada 2

Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari - Desember 2016


Tabel 32Penilaian Ketersediaan Dana Terhadap Kegiatan di Wilayah Puskesmas
Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari - Desember 2016

Dana Nilai

Cukup 1
Kurang 2

Tabel 33 Penentuan Nilai Feasibility Terhadap Kegiatan KIA di Wilayah Puskesmas


Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari Desember 2016
No. Indikator Program SDM Alat Tempat Dana Jumlah

Cakupan kunjungan ibu hamil


K1 di wilayah kerja
Puskesmas Kelurahan
1 5 1 1 1 8
Cempaka Putih Barat Periode
Januari Desember 2016
sebanyak 99,2 %.

Cakupan K1 di Puskesmas
Kelurahan Rawasari Januari -
2 5 1 1 1 8
Desember 2016 sebanyak
84,75%

Cakupan K4 se-Kecamatan
Cempaka Putih Januari
3 6 1 1 1 9
Desember 2016 Sebanyak
85,1%

Cakupan Penangan
Komplikasi Ibu Hamil se-
4 Kecamatan Cempaka Putih 6 1 1 1 9
Januari Desember 2016
66,1%

Cakupan Persalinan Tenaga


Kesehatan se- Kecamatan
5 Cempaka Putih Barat Januari 6 1 1 1 9
Desember 2016 sebanyak
85,1%

Cakupan Kunjungan Nifas se-


Kecamatan Cempaka putih
6 6 1 1 1 9
Januari Desember 2016
sebanyak 83,1%

Cakupan KB Aktif di
Puskesmas Kelurahan
7 Cempaka Putih Timur 2 1 1 1 5
Januari-Desember 2016
sebanyak 95,4%

Cakupan KB Aktif di
Puskesmas Kelurahan
8 Cempaka Putih Barat Januari- 5 1 1 1 8
Desember 2016 sebanyak
73,9%
Setelah diklasifikasikan berdasarkan kriteria-kriteria di atas, keseluruhan hasil
penghitungan dari kriteria-kriteria tersebut dimasukan kedalam tabel penentuan masalah
program KIA menurut metode MCUA untuk dikalikan dengan bobot masing-masing
kriteria. Kemudian hasil perkaliannya dijumlahkan.

Tabel 34 Penentuan Masalah Program KIA Menurut Metode MCUA di Puskesmas


Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari Desember 2016

No Kriteria Bobot MS-1 MS-2 MS-3 MS-4 MS-5

1
1 Emergency 5 1 5 4 20 3 15 0 50 3 15

1
2 Greatest Member 4 1 4 4 16 3 12 0 40 3 12

1 1
3 Feasibility 3 5 15 4 12 12 36 2 36 2 36

4 Expanding Scope 2 6 12 6 12 8 16 8 16 8 16

5 Policy 1 8 8 8 8 9 9 9 9 9 9

Jumlah 44 68 88 151 88

No Kriteria Bobot MS-6 MS-7 MS-8 MS-9 MS-10

1 Emergency 5 2 10 6 20 1 5 3 10 1 5

2 Greatest Member 4 2 8 5 16 1 4 3 8 1 4

1
3 Feasibility 3 12 36 6 18 5 15 4 12 2 36

1 1
4 Expanding Scope 2 6 12 1 22 1 22 11 22 6 12

5 Policy 1 9 9 5 5 8 8 8 8 9 9

Jumlah 75 81 54 60 66

No Kriteria Bobot MS-11 MS-12 MS-13 MS-14 MS-15

1 Emergency 5 2 10 3 15 2 5 4 15 3 15
2 Greatest Member 4 2 8 4 12 2 8 4 12 3 12

1
3 Feasibility 3 2 27 12 36 6 18 5 15 4 12

4 Expanding Scope 2 5 10 7 14 6 12 6 12 6 12

5 Policy 1 9 9 9 9 5 5 8 8 8 8

Jumlah 64 86 48 62 59

No Kriteria Bobot MS-16 MS-17 MS-18 MS-19

1 1
1 Emergency 5 5 20 1 5 0 40 0 40

1 1
2 Greatest Member 4 5 16 1 4 0 32 0 32

3 Policy 3 12 36 6 18 5 15 4 12

4 Expanding Scope 2 8 16 5 10 5 10 6 12

5 Feasibility 1 9 9 5 5 8 8 8 8

Jumlah 97 42 105 104

Keterangan :
N = Nilai
MS-1 Cakupan K1 di Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Barat Januari - Desember 2016
sebanyak 99,2% lebih rendah dari target 100% sebanyak 0,8%

MS-2 Cakupan K1 di Puskesmas Kelurahan Rawasari Januari - Desember 2016 sebanyak


84,75% lebih rendah dari target 100% sebanyak 12,5%

MS-3 Cakupan K4 se-Kecamatan Cempaka Putih Januari Desember 2016 Sebanyak 85,1%
lebih rendah dari target 96% sebanyak 10,9%

MS-4 Cakupan Penangan Komplikasi Ibu Hamil se- Kecamatan Cempaka Putih Januari
Desember 2016 66,1% lebih rendah dari target 100% sebanyak 39%

MS -5 Cakupan Persalinan Tenaga Kesehatan se- Kecamatan Cempaka Putih Barat Januari
Desember 2016 sebanyak 85,1% lebih rendah dari target 97% sebanyak 11,9%

MS -6 Cakupan Kunjungan Nifas se-Kecamatan Cempaka putih Januari Desember 2016


sebanyak 83,1% lebih rendah dari target 90% sebanyak 6,9%
MS 7 Cakupan KB Aktif di Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Timur Januari-
Desember 2016 sebanyak 95,4% lebih tinggi dari target 75% sebanyak 20,4%

MS 8 Cakupan KB Aktif di Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Barat Januari-Desember


2016 sebanyak 73,9% lebih rendah dari target 75% sebanyak 1,1%

MS 9 Cakupan KB Aktif di Puskesmas Kelurahan Rawasari Januari-Desember 2016


sebanyak 64,4% lebih rendah dari target 75% sebanyak 10,6%

MS -10 Cakupan KN1 se- Kecamatan Cempaka Putih Januari Desember 2016 sebanyak
85,1% lebih rendah dari target 90% sebanyak 4,9%

MS -11 Cakupan Kunjungan Neonatus Lengkap se-Kecamatan Cempaka Putih Barat 2016
sebanyak 89,2% lebih tinggi dari target 80% sebanyak 9,2%

MS 12 Cakupan Komplikasi Neonatus se- Kecamatan Cempaka Putih Januari Desember


2016 sebanyak 31% lebih rendah dari target 46,67% sebanyak 15,67%

MS 13 Cakupan Kunjungan Bayi di Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Timur Januari


Desember 2016 sebanyak 82,6% lebih rendah dari target 90% sebanyak 7,4%

MS 14 Cakupan Kunjungan Bayi di Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Barat Januari


Desember 2016 sebanyak 104,7% lebih tinggi dari target 90% sebanyak 14,7%

MS 15 Cakupan Kunjungan bayi di Puskesmas Kelurahan Rawasari Januari Desember


2016 sebanyak 77,4% lebih rendah dari target 90% sebanyak 12,6%

MS 16 Cakupan Kunjungan Balita se-Kecamatan Januari Desember 2016 sebanyak


68,7% lebih rendah dari target 90% sebanyak 21,3%

MS 17 Cakupan Kunjungan Balita Sakit di Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Timur


Januari-Desember 2016 sebanyak 81,6% lebih tinggi dari target 80% sebanyak 1,6%

MS 18 Cakupan Kunjungan Balita Sakit di Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Barat


Januari-Desember 2016 sebanyak 121.8% lebih tinggi dari target 80% sebanyak 41,8%

MS 19 Cakupan Kunjungan Balita Sakit di Puskesmas Kelurahan Rawasari Januari-


Desember 2016 sebanyak 40,5% lebih rendah dari target 80% sebanyak 39,5%

2.1.3. Prioritas Masalah Terpilih


Berdasarkan penilaian MCUA, maka dipilih prioritas masalah antara lain:
1. MS-4
Cakupan Penangan Komplikasi Ibu Hamil se- Kecamatan Cempaka Putih Januari
Desember 2016 66,1% lebih rendah dari target 100% sebanyak 39%

2. MS-18
Cakupan Kunjungan Balita Sakit di Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Barat
Januari-Desember 2016 sebanyak 121.8% lebih tinggi dari target 80% sebanyak
41,8%

2.1.4. Menentukan Kemungkinan Penyebab Masalah


Setelah dilakukan penetapan prioritas terhadap masalah yang ada, selanjutnya
ditentukan kemungkinan penyebab masalah untuk mendapatkan penyelesaian yang ada
terlebih dahulu. Pada tahap sebelumnya telah dicoba mencari apa yang menjadi akar
permasalahan dari setiap masalah yang merupakan prioritas. Pada tahap ini digunakan
diagram sebab-akibat yang disebut juga dengan diagram tulang ikan (fishbone) atau diagram
ishikawa. Dengan memanfaatkan pengetahuan dan dibantu dengan data yang tersedia, dapat
disusun berbagai penyebab masalah secara teoritis.
Penyebab masalah dapat timbul dari bagian input maupun proses. Input, yaitu sumber
daya atau masukan oleh suatu sistem. Sumber daya antara lain man (sumber daya manusia),
money (dana), material (sarana), method (cara). Sedangkan proses merupakan kegiatan
sistem. Melalui proses, input akan diubah menjadi output, yang terdiri dari:
a. Planning (perencanaan)
Sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan organisasi sampai dengan
menetapkan alternatif kegiatan untuk mencapainya.
b. Organizing (pengorganisasian)
Rangkaian kegiatan manajemen untuk menghimpun semua sumber daya (potensi)
yang dimiliki organisasi dan memanfaatkannya secara efektif dan efisien untuk
mencapai tujuan organisasi.
c. Actuating (pelaksanaan)
Proses bimbingan kepada staf agar mereka mampu bekerja secara optimal
menjalankan tugas-tugas pokoknya sesuai dengan keterampilan yang telah dimiliki
dan dukungan sumber daya yang tersedia.
d. Controlling (monitoring)
Proses untuk mengamati secara terus-menerus pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi (evaluating) jika terjadi
penyimpangan.
KEMUNGKINAN AKAR PENYEBAB MASALAH DENGAN MENGGUNAKAN FISHBONE PADA CAKUPAN KUNJUNGAN PENANGANAN KOMPLIKASI IBU
HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SE-KECAMATAN CEMPAKA PUTIH BARAT PERIODE JANUARI DESEMBER 2016 66,1 % LEBIH RENDAH
DARI TARGET 100% SEBANYAK 39%

METHOD MATERIAL MONEY MAN

Kurangnya anggaran untuk


Kurangnya sosialisasi memberikan penanganan
Alat-alat yang tersedia
komplikasi ibu hamil komplikasi ibu hamil
terbatas Jumlah tenaga kesehatan
tidak sebanding dengan CAKUPAN
Pelatihan kader oleh tenaga Subsidi Anggaran Dana jumlah ibu yang hamil
Alat-alat yang tersedia KUNJUNGAN
kesehatan untuk melakukan yang kurang
belum layak pakai PENANGANAN
sosialisasi KOMPLIKASI
Jumlah penyebaran tenaga IBU HAMIL DI
Kurangnya antusias tenaga Kesadaran tenaga Kurangnya perencanaan kesehatan tidak merata WILAYAH
kesehatan dan kader untuk kesehatan dalam merawat anggaran dana untuk KERJA
memberikan sosialisasi alat- alat masih kurang penanganan PUSKESMAS SE-
KECAMATAN
CEMPAKA
PUTIH BARAT
Jarak ke tempat tenaga Program yang Program penanganan belum Evaluasi program PERIODE
kesahatan dirasa jauh direncanakan terlaksana berjalan dengan baik kurang berjalan JANUARI
Pelayanan belum
dengan baik DESEMBER 2016
cukup menjangkau SEBESAR 66,1%
Kurangya ibu hamil yang Tenaga Kesehatan dan Belum terciptanya koordinasi
sasaran
yang efektif antara tenaga KURANG DARI
melakukan kunjungan di kader selalu berkordinasi Kurangnya
kesehatan dalam pelaksanaan TARGET
puskesmas dengan baik pengawasan dari
program SEBESAR 39%
kepala program
Petugas program
Kurangnya pengetahuan melakukan tugas
Kader dan tenaga kesehatan
tentang pentingnya Pembagian tugas antara belum sesuai standar Kepala program
kurang mengadakan pertemuan
mengecek kesehatan ibu tenaga kesehatan terbagi prosedur memegang
sebelum mengadakan acara
hamil di tenaga kesehatan belum merata program lain

ENVIRONMENT PLANNING ORGANIZING ACTUATING CONTROLLING


KEMUNGKINAN AKAR PENYEBAB MASALAH DENGAN MENGGUNAKAN FISHBONE PADA CAKUPAN KUNJUNGAN BALITA SAKIT DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS KEL. CEMPAKA PUTIH BARAT PERIODE JANUARI DESEMBER 2016 SEBESAR 121,8% LEBIH DARI TARGET SEBESAR 39%

METHOD MATERIAL MONEY MAN

Cukupnya anggaran untuk


Kunjungan penanganan Alat-alat yang tersedia memberikan penanganan
balita sering dilakukan mencukupi Jumlah tenaga kesehatan
atau pelatihan kader
dapat menandingi dengan
jumlah balita CAKUPAN
Kader selalu dilatih oleh Alat-alat yang tersedia KUNJUNGAN
Subsidi Anggaran Dana
tenaga kesehatan untuk masih layak pakai BALITA SAKIT
yang Cukup
melakukan penanganan DI WILAYAH
Jumlah penyebaran tenaga KERJA
Kesadaran tenaga Perencanaan anggaran dana kesehatan merata PUSKESMAS
Tingginya antusias tenaga
kesehatan dalam merawat yang baik KELURAHAN
kesehatan dan kader untuk CEMPAKA
memberikan penanganan alat- alat masih tinggi
PUTIH BARAT
PERIODE
JANUARI
Bertambahnya angka balita sakit Program kunjungan Evaluasi program DESEMBER 2016
Program yang
yang melebihi target puskesmas berjalan dengan baik berjalan dengan SEBESAR 121,8%
direncanakan terlaksana Pelayanan cukup
baik LEBIH DARI
menjangkau sasaran TARGET
Bertambahnya balita sakit yang Tenaga Kesehatan dan Terciptanya koordinasi SEBESAR 39%
berobat namun tidak terdata oleh kader selalu berkordinasi yang efektif antara tenaga pengawasan dari
wilayah puskesmas dengan baik kesehatan dalam kepala program
pelaksanaan program Petugas program yang ketat
melakukan tugas
Bertambahnya jumlah Kader dan tenaga kesehatan sesuai standar Kepala program
masyarakat sekitar selalu mengadakan pertemuan Pembagian tugas antara
puskesmas yang tidak tenaga kesehatan terbagi memegang program
sebelum mengadakan acara
termasuk dalam merata dengan baik

ENVIRONMENT PLANNING ORGANIZING ACTUATING CONTROLLING


2.1.6 Kemungkinan Akar Penyebab Masalah Dengan Menggunakan Fishbone (Diagram
Tulang Ikan) Pada Cakupan Kunjungan Penanganan Komplikasi Ibu Hamil di Wilayah
Kerja Puskesmas se-Kecamatan Periode Januari Desember 2016 .

Akar penyebab masalah yang ditemukan pada input adalah :


1. Jumlah penyebaran tenaga kesehatan tidak merata
2. Perencanaan anggaran dana yang kurang
3. Kesadaran tenaga kesehatan dalam merawat alat-alat masih kurang
4. Kurangnya antusias tenaga kesehatan dan kader untuk memberikan sosialisasi
Akar penyebab masalah yang ditemukan pada process adalah :
1. Kader dan tenaga kesehatan kurang mengadakan pertemuan sebelum mengadakan acara
2. Pembagian tugas antara tenaga kesehatan terbagi belum merata
3. Petugas program melakukan tugas belum sesuai standar prosedur
4. Kepala program memegang program lain
Akar penyebab masalah yang ditemukan pada environment adalah :
1. Kurangnya pengetahuan tentang pentingnya mengecek kesehatan ibu hamil di tenaga
kesehatan

2.1.7 Kemungkinan Akar Penyebab Masalah Dengan Menggunakan Fishbone (Diagram


Tulang Ikan) Pada Cakupan Kunjungan Balita Sakit di Wilayah Kerja Puskesmas
Kelurahan Cempaka Putih Barat periode Januari Desember 2016.

Akar penyebab masalah yang ditemukan pada input adalah :


1. Jumlah penyebaran tenaga kesehatan merata
2. Perencanaan anggaran dana yang baik
3. Kesadaran tenaga kesehatan dalam merawat alat-alat masih tinggi
4. Tingginya antusias tenaga kesehatan dan kader untuk memberikan penanganan
Akar penyebab masalah yang ditemukan pada process adalah :
1. Kader dan tenaga kesehatan selalu mengadakan pertemuan sebelum mengadakan acara
2. Pembagian tugas antara tenaga kesehatan terbagi merata
3. Petugas program melakukan tugas sesuai standar prosedur
4. Kepala program memegang program dengan baik
Akar penyebab masalah yang ditemukan pada environment adalah :
1. Bertambahnya jumlah masyarakat sekitar puskesmas yang tidak termasuk dalam
pencatatan

Anda mungkin juga menyukai