Anda di halaman 1dari 31

HUKUM-HUKUM GAS, TEORI KINETIK GAS DAN STRUKTUR

MOLEKUL

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah kimia teknik

Disusun oleh :

Kelompok 4

Yudin Wahyudin

Yanto

Yasin Purnama Hidayat

Yayang Casma Wijaya

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) SEBELAS APRIL SUMEDANG

2013
Hukum-Hukum Gas
Gas adalah suatu fase benda dalam ikatan molekul, bisa berbentuk cairan,
benda padat, ikatan molekul akan terlepas pada suhu titik uap benda. Gas
mempunyai kemampuan untuk mengalir dan dapat berubah bentuk. Namun
berbeda dari cairan yang mengisi pada besaran volume tertentu, gas selalu
mengisi suatu volume ruang, mereka mengembang dan mengisi ruang di manapun
mereka berada. Tenaga gerak/energi kinetis dalam suatu gas adalah bentuk zat
terhebat kedua (setelah plasma). Karena penambahan energi kinetis ini, atom-
atom gas dan molekul sering memantul antara satu sama lain.

A. Hukum Gas Ideal

Dalam hal ini yang disebut gas ideal adalah gas yang memenuhi asumsi-
asumsi sebagai berikut :
1. Terdiri atas partikel dalam jumlah yang banyak dan tidak ada gaya tarik
menarik antarpatikel
2. etiap partikel gas selalu bergerak dengan arah acak(sembarang)
3. Ukuran partikel diabaikan terhadap ukuran wadah
4. Setiap tumbukan yang terjadi secara lenting sempurna.
5. Partikel-partikel gas terdistribusi merata pada seluruh ruang dalam wadah.
6. Gerak partikel gas memenuhi hukum newton tentang gerak.

Berdasarkan eksperimen persamaan keadaan gas yang telah dilakukan dengan


mengubah besaran tekanan, volum, dan suhu ternyata ada kesebandingan antara
hasil kali tekanan dan volum terhadap suhu yaitu sebagai berikut :

PV T

demikian juga dengan massa system gas setelah divariasi dengan tekanan, volum,
dan suhu terdapat kesebandingan yaitu sebagai berikut :

PV MT

Untuk membuat persamaan diatas menjadi sempurna maka diperlukan


suatu konstanta pembanding yang nilainya sama untuk semua gas. dari hasil
eksperimen nilai konstanta pembanding adalah berbeda untuk setiap gas jika kita
menggunakan satuan massa tetapi menggunakan mol.
1 mol didefinisikan sebagai jumlah zat yang ada pada 12 gram atom
karbon-12 yaitu sebanyak 6,02 x 1023 partikel. bilangan 6,02 x 1023 disebut
bilangan avogrado(na).
dengan demikian mol zat dapat dinyatakan dalam jumlah partikel n seperti
berikut:
N
n = NA atau n =
dengan:
n = jumlah zat (mol)
n = banyaknya partikel (molekul)
na = bilangan avogrado (6,02 x 1023)
konstanta perbandingan universal, yang berlaku untuk semua gas adalah r
(konstanta gas universal) sehingga persamaan keadaan gas ideal dapat ditulis
manjadi seperti berikut.

pv=nrt
Dengan:
p=tekanan gas (atm atau n/m2)
v = volum gas (m3 atau liter)
n = jumlah mol gas (mol)
r = tetapam gas universal (8,31 j/mol k)
t = suhu gas (k)

Oleh karena n = N/Na maka persamaan keadaan gas ideal dapat dinyatakan dalam
jumlah molekul.
N
Pv = NA rt

Pv = nkt
R
dengan k = na = tetapan boltzman (1,38 10-
p = tekanan gas (n/m2)
v = volum gas (m3)
n = jumlah molekul
t = suhu gas (k)

Persamaan gas ideal adalah suatu persamaan yang menyetakan hubungan


antara tekanan, volume, dan suhu suatu gas. berikut persamaan yang ditemukan
dalam bentuk hukum fisika
B. Hukum boyle
Robert Boyle menyatakan tentang sifat gas bahwa massa gas (jumlah mol)dan
temperatur suatu gas dijaga konstan, sementara volume gas diubah ternyata
tekanan yang dikeluarkan gas juga berubah sedemikian hingga perkalian antara
tekanan (P) dan volume (V) , selalu mendekati konstan. Dengan demikian suatu
kondisi bahwa gas tersebut adalah gas sempurna (ideal).

Kemudian hukum ini dikenal dengan Hukum Boyle dengan persamaan :

RUMUS:
P1V1 = selalu konstan

Atau , jika P1 dan V1 adalah tekanan awal dan volume awal,sedangkan P2 dan V2
adalah tekanan dan volume akhir, maka :

RUMUS:
P1V1 = P2V2= konstan.

Syarat berlakunya hukum Boyle adalah bila gas berada dalam keadaan
ideal (gas sempurna), yaitu gas yang terdiri dari satu atau lebih atom-atom dan
dianggap identik satu sama lain. Setiap molekul tersebut tersebut bergerak secara
acak, bebas dan merata serta memenuhi persamaan gerak Newton. yang dimaksud
gas sempurna (ideal) dapat didefinisikan bahwa gas
yang perbangdingannya PV/nT nya dapat idefinisikan sama dengan R pada setiap
besar tekanan. Dengan kata lain, gas sempurna pada tiap besar tekanan bertabiat
sama seperti gas sejati pada tekanan rendah.
Persaman gas sempurna :

P.V = n.R.T

Keterangan :
P : tekanan gas
V : volume gas
n : jumlah mol gas
T : temperatur mutlak ( Kelvin)
R : konstanta gas universal
(0,082liter.atm.mol-1.K-1)
Pernyataan lain dari hukum boyle adalah bahwa hasil kali antara tekanan
dan volum akan bernilai konstan selama massa dan suhu gas dijaga konstan.
secara matematis dapat di tulis.

pv=c
keterangan :
p = tekanan gas (n/ m2 atau pa)
v = volum gas (m3)
c = tetapan berdimensi usaha

C. Hukum Charles

Hukum Charles berbunyi volum gas berbanding lurus dengan suhu mutlak,
selama massa dan tekanan gas dijaga konstan, dikemukakan oleh Jacques Charles
tahun 1787. dengan demikian volum dan suhu suatu gas pada tekanan konstan
adalah berbanding lurus dan secara matematis kesebandingan tersebut dapat
dituliskan sebagai berikut.

v = kt, dengan k adalah


konstanta

kemudian untuk gas dalam suatu wadah yang mengalami perubahan volum dan
suhu dari keadaan 1 ke keadaan 2 saat tekanan dan massa dijaga konstan, dapat
dirumuskan berikut :

V 1 V2
=
T1 T 2

Keterangan :
v1 = volum gas mula-mula (m3)
v2 = volum gas akhir (m3)
t1 = suhu gas mula-mula (k)
t2 = suhu gas akhir (k)

D. Hukum Gay Lussac


pada volume konstan, tekanan gas berbanding lurus dengan suhu mutlak gas.
hubungan ini dikenal dengan julukan hukum gay-lussac, dinyatakan oleh joseph
gey lussac (1778-1850). secara matematis ditulis sebagai berikut :

P T V konstan atau
p =c.t
P
=C V =tetap
T
untuk gas dalam suatu wadah yang mengalami pemanasan dengan volum dijaga
tetap, pada proses 1 dan 2 hukum gey lussac dapat ditulis seperti berikut :

P1 P2
= V =tetap
T1 T2

keterangan :
p1 = tekanan mula-mula (atm)
p2 = tekanan akhir (atm)
t1 = suhu mutlak mula-mula (k)
t2 = suhu akhir (k)

E. Hukum Avogadro

Kuantitas atom, molekul dan ion dalam suatu zat dinyatakan dalam satuan
mol. Misalnya, untuk mendapatkan 18 gram air maka 2 gram gas hidrogen
direaksikan dengan 16 gram gas oksigen.

2H2O + O2 2H2O
Dalam 18 gram air terdapat 6,0231023 molekul air. Karena jumlah
partikel ini sangat besar maka tidak praktis untuk memakai angka dalam jumlah
yang besar. Sehingga iistilah mol diperkenalkan untuk menyatakan kuantitas ini.
Satu mol adalah jumlah zat yang mangandung partikel (atom, molekul, ion)
sebanyak atom yang terdapat dalam 12 gram karbon dengan nomor massa 12
(karbon-12, C-12). Jumlah atom yang terdapat dalam 12 gram karbon-12
sebanyak 6,021023 atom C-12. tetapan ini disebut tetapan Avogadro.
Tetapan Avogadro (L) = 6,021023 partikel/mol

Lambang L menyatakan huruf pertama dari Loschmidt, seorang ilmuwan austria


yang pada tahun 1865 dapat menentukan besarnya tetapan Avogadro dengan tepat.
Sehingga,

1 mol zat X = L buah partikel zat X


Hubungan Mol dengan Jumlah Partikel

Jumlah partikel = n x L

Hukum Boyle-Gay Lussac

suatu rumus turunan dari perkembangan dari hukum boyle dan gay lussac
yaitu persamaan keadaan gas yang lebih umum yang menghubungkan besaran
tekanan, volum, dan suhu dalam berbagai keadaaa, sehingga memperoleh
persamaan berikut :
PV
=c
T

Apabila dalam dua keadaan maka dapat ditulis dengan

P1v 1 P2v 2
=
T1 T2

Keterangan :
p1 = tekanan gas mula-mula (n/m2)
v1 = volum gas mula-mula (m3)
t1 = suhu mutlak gas mula-mula (k)
p2 = tekanan gas akhir (n/m2)
v2 = volum gas akhir (m3)
t2 = suhu mutlak gas akhir (k)

Teori Kinetik Gas


A. Gas Ideal

Sifat-sifat gas Ideal :

1. Suatu gas terdiri dari partikel-partikel yang disebut molekul yang sangat
banyak dan jarak antar meolukul lebih besar daripada ukurannya.

2. Molekul-molekul bergerak secara acak dengan kecepatan tetap dan


memenuhi hukum gerak Newton.

3. Gaya interaksi antar molekul dapat diabaikan kecuali selama satu


tumbukan yang berlangsung sangat singkat.

4. Molekul-molekul mengalami tumbukan lenting sempurna satu sama lain


dan dengan dinding wadahnya.

5. Setiap molekul adalah identik (sama) sehingga tidak dapat dibedakan


dengan molekul lainnya.

B. HUKUM-HUKUM TENTANG GAS IDEAL

1 Hukum Boyle

Pernyataan Hukum Boyle:

Apabila suhu gas yang berada dalam bejana tertutup dipertahankan konstan,
maka tekanan gas berbanding terbalik dengan volumnya.

Pernyataan ini dapat kita tuliskan secara matematis sebagai berikut.

PV = konstan

Untuk gas yang berada dalam dua keadaan kesejanganya berbeda pada suhu
konstan, maka diperoleh

P1V1 = P2V2

dengan P1 = tekanan gas pada keadan 1 (N/m2 )

P2 = tekanan gas pada keadaa 2 (N/m2 )

V1 = volum gas pada keadaan 1 (m3)


V2 = volum gas pada keadaan 2 (m3)

2 Hukum Charles

Pernyataan Hukum Charles:

Apabila tekanan gas yang berada dalam bejana tertutup dipertahankan konstan,
maka volum gas sebanding dengan suhu mutlaknya.

Untuk gas yang berada dalam dna keadaan keseimbangan yang berbeda pada
tekanan konstan, maka diperoleh

dengan V1 = volum gas pada keadaan 1 (m3 )

V2 = volum gas pada keadaan 2 (m3 )

T1 = suhu mutlak gas pada keadaan 1 (K)

T2 = suhu mutlak gas pada keadaan 2 (K)

3 Hukum Gay Lussac

Pernyatanaan Hukum Gay Lussac:

Apabila volum gas yang berada dalam bejana tertutup dipertahankan konstan,
maka tekanan gas sebanding dengan suhu mutlaknya.

Untuk gas yang berada dalam dua keadaan keseimbangan yang berbeda pada
volum konstan, maka diperoleh

Dengan, P1 = tekanan gas pada keadaan 1 (N/m2)

P2 = tekanan gas pada keadaan 2 (N/m2)

T1 = suhu mutlak gas pada keadaan 1 (K)

T2 = suhu mutlak gas pada keadaan 2 (K)


4 Hukum Boyle-Gay Lussac

Apabila hubungan antara tekanan, volum, dan suhu gas dalam Persamaan Boyle,
Charles, dan Gay Lussac digabungkan, maka diperoleh hubungan:

C. PERSAMAAN GAS IDEAL

Beberapa istilah kimia dalam persamaan gas ideal:

1. Massa atom relatif (Ar) adalah perbandingan massa atom suatu unsur
terhadap massa atom unsur lain.

2. Massa molekul relatif (Mr) adalah jumlah seluruh massa atom relatif (Ar)
dan atom-atom penyusun suatu senyawa.

3. Mol (n) adalah perbandingan massa (m) suatu partikel terhadap massa
relatifnya (Ar atau Mr)

4. Bilangan Avogadro (NA) adalah bilangan yang menyatakan jumlah partikel


dalam sam mol (NA = 6,02 x 1023 partikel/mol).

Hubungan antara mol (n), massa (m), dan jumlah partikel (N):

R = konstanta gas umum = 8,31 J/mol K atau R = 0,082 L atm/mol


K

k = (konstanta Boltzmann= 1,38 x 1023 J/K)


Persamaan Umum Gas Ideal:

PV = nRT
D. TEORI KINETIK GAS IDEAL

1. Tekanan Gas dalam Ruang Tertutup

Tinjau suatu gas yang mengandung N molekul di dalam bejana tertutup berbentuk
kubus yang volumnya V dengan rusuk L.

Berdasarkan anggapan bahwa setiap molekul bergerak secara acak ke segala arah
dengan kelajuan tetap, maka rata-rata kuadrat kecepatan pada arah sumbu x, y,
dan z adalah sama besar

Sehingga:

Tekanan gas berbanding lurus dengan energi kinetiknya, sehingga dapat


dituliskan;

Dengan :

P = tekanan gas (Pa = N/m2)

m0 = massa sebuah partikel gas (kg)

N = jumlah partikel gas

V = volum gas (m3)

EK = energy kinetic translasi rata-rata

2. Suhu Gas deaI


Suhu gas ideal berdasarkan sudut pandang mikroskopis merupakan suatu
ukuran langsung dan energi kinetik molekul. Hal ini dapat dijelaskan dengan
memperhatikan kembali persamaan tekanan P = NEK dan persarnaan keadaan
gas ideal PV

Perhatikan bahwa EK pada Persarnaan (10-12) menyatakan energi kinetik


translasj rata-rata.

3. Kecepatan Efektif Gas Ideal

Apabila di dalam suatu bejana tertutup terdapat N1 molekul yang bergerak


dengan kecepatan v1, dan N2 molekul yang bergerak dengan kecepatan v2, dan
seterusnya, maka rata-rata kuadrat kecepatan molekul gas v2 dapat dinyatakan
sebagai

Kecepatan efektif v (rms = root mean square) didefinisikan sebagai akar dan rata-
rata kuadrat.

E. TEOREMA EKIPARTISI ENERGI

Berdasarkan hasil analisis mekanika statistik, untuk sejumlah besar


partikel yang memenuhi hukum gerak Newton pada suatu sistem dengan suhu
mutlak T, maka energi yang tersedia terbagi merata pada setiap derajat kebebasan
sebesar kT. Pernyataan mi selanjutnya disebut teorema ekipartisi energi. Derajat
kebebasan yang dimaksud dalam teorema ekipartisi energi adalah setiap cara
bebas yang dapat digunakan oleh partikel untuk menyerap energi. Oleh karena itu,
setiap molekul dengan f derajat kebebasan akan memiliki energi rata-rata,

1. Derajat Kebebasan Molekul Gas Monoatomik dan Diatomik

Pada molekul gas monoatomik atau beratom tunggal, molekul gas hanya
melakukan gerak translasi sehingga energi yang ada masing-masing digunakan
untuk gerak translasi pada arah sumbu x, y, dan z ( mvx2, mvy2dan mvz2).
Oleh karena itu, molekul gas monoatomik dikatakan memiliki tiga derajat
kebebasan.
Untuk molekul gas diatomik atau beratom dua, di samping melakukan gerak
translasi, molekul juga melakukan gerak rotasi dan vibrasi.

Energi kinetic rotasi:

Untuk gas diatomik pada suhu rendah ( 250 K), hanya terjadi gerak translasi
sehingga hanya memiliki 3 derajat kebebasan. Pada suhu sedang ( 500 K), terjadi
gerak translasi dan rotasi sehingga memiliki 5 derajat kebebasan. Sedangkan pada
suhu tinggi ( 1000 K) terjadi gerak translasi, rotasi, dan vibrasi sehingga
memiliki 7 derajat kebebasan..

2. Energi Dalam Gas Ideal

Energi dalam suatu gas ideal didefinisikan sebagai jumlah energi (energi
kinetik translasi, rotasi, dan vibrasi serta energi potensial elastik) yang dimiliki
oleh selurub molekul gas dalam wadah tertentu. Apabila terdapat N molekul gas
dalam wadah, maka energi dalam gas ideal U merupakan hasil kali N dengan
energi rata-rata E setiap molekul yang memenuhi hubungan

dengan f adalah derajat kebebasan.

Berdasarkan Persamaan (10-19) dapat dituliskan rumus energi dalam gas ideal
berdasarkan derajat kebebasannya sebagai berikut.

1. Gas monoatomik (f = 3) seperti He, Ne, dan Ar

2. Gas diatomik seperti H2, 02, dan N2

Pada suhu rendah (T = 250 K), f = 3,

Pada suhu sedang (T= 500 K),f= 5,

Pada suhu tinggi (T = 1000 K), f 7,

Struktur Molekul

Struktur molekul adalah penggambaran ikatan-ikatan unsur atau


atom yang membentuk molekul. Molekul terdiri dari sejumlah atom yang
bergabung melalui ikatan kimia, baik itu ikatan kovalen, ikatan hidrogen dan
ikatan ion, serta ikatan-iktan kimia lainnya. Dan atom tersebut berkisar dari
jumlah yang sangat sedikit(dari atom tunggal, seperti gas mulia) sampai jumlah
yang sangat banyak (seperti pada polimer, protein atau bahkan DNA). Bentuk
molekul, yang berarti cara atom tersusun di dalam ruang, mempengaruhi banyak
sifat-sifat fisika dan kimia molekul tersebut. Kebanyakan molekul mempunyai
bentuk yang didasarkan kepada lima bentuk geometri yang berbeda.
Molekul-molekul di dalam berikatan, mengacu pada beberapa aturan
dan bentuk-bentuk ikatan kimia. Apabila molekul ingin berikatan harus sesuai
dengan aturan-aturan atau syarat-syarat unsur-unsur tersebut dalam membentuk
sebuah molekul. Karena tidak sembarang suatu unsur membentuk molekul.
Molekul didefinisikan sebagai sekelompok atom (paling sedikit dua)
yang saling berikatan dengan sangat kuat (kovalen) dalam susunan tertentu dan
bermuatan netral serta cukup stabil. Menurut definisi ini, molekul berbeda dengan
ion poliatomik. Dalam kimia organik dan biokimia, istilah molekul digunakan
secara kurang kaku, sehingga molekul organik dan biomolekul bermuatan pun
dianggap termasuk molekul.
Dalam teori kinetika gas, istilah molekul sering digunakan untuk
merujuk pada partikel gas apapun tanpa bergantung pada komposisinya. Menurut
definisi ini, atom-atom gas mulia dianggap sebagai molekul walaupun gas-gas
tersebut terdiri dari atom tunggal yang tak berikatan.
Sebuah molekul dapat terdiri atom-atom yang berunsur sama
(misalnya oksigen O2), ataupun terdiri dari unsur-unsur berbeda (misalnya air
H2O). Atom-atom dan kompleks yang berhubungan secara non-kovalen (misalnya
terikat oleh ikatan hidrogen dan ikatan ion) secara umum tidak dianggap sebagai
satu molekul tunggal.

Rumus Struktur

Rumus empiris sebuah senyawa menunjukkan nilai perbandingan


paling sederhana unsur-unsur penyusun senyawa tersebut. Sebagai contohnya, air
selalu memiliki nilai perbandingan atom hidrogen berbanding oksigen 2:1. Etanol
pula selalu memiliki nilai perbandingan antara karbon, hidrogen, dan oksigen
2:6:1. Namun, rumus ini tidak menunjukkan bentuk ataupun susunan atom dalam
molekul tersebut. Contohnya, dimetil eter juga memiliki nilai perbandingan yang
sama dengan etanol. Molekul dengan jumlah atom penyusun yang sama namun
berbeda susunannya disebut sebagai isomer.
Perlu diperhatikan bahwa rumus empiris hanya memberikan nilai
perbandingan atom-atom penyusun suatu molekul dan tidak memberikan nilai
jumlah atom yang sebenarnya. Rumus molekul menggambarkan jumlah atom
penyusun molekul secara tepat. Contohnya, asetilena memiliki rumus molekuler
C2H2, namun rumus empirisnya adalah CH.

B. Peranan Elektron dalam Ikatan Kimia

Elektron adalah partikel subatom yang bermuatan negatif dan


umumnya ditulis sebagai e-. Elektron tidak memiliki komponen dasar ataupun
substruktur apapun yang diketahui, sehingga ia dipercayai sebagai partikel
elementer.
Teori duplet dan oktet dari G.N. Lewis merupakan dasar ikatan
kimia. Lewis mengemukakan bahwa suatu atom berikatan dengan cara
menggunakan bersama dua elektron atau lebih untuk mencapai konfigurasi
elektron gas mulia.
Unsur yang paling stabil adalah unsur yang termasuk dalam
golongan gas mulia. Semua unsur gas mulia di alam ditemukan dalam bentuk gas
monoatomik dan tidak ditemukan bersenyawa di alam.
Kestabilan unsur gas mulia berkaitan dengan konfigurasi elektron
yang menyusunnya seperti yang dikemukakan oleh Gibert Newton Lewis dan
Albrecht Kossel. Dilihat dari konfigurasi elektronnya, unsur-unsur gas mulia
mempunyai konfigurasi penuh yaitu konfigurasi oktet yang berarti mempunyai
delapan elektron pada kulit terluar kecuali untuk unsur helium yang mempunyai
konfigurasi duplet (dua elektron pada kulit terluarnya).
Unsur yang paling stabil dan sukar bereaksi adalah unsur- unsur gas
mulia. Sedangkan unsur seperti unsur kalium, natrium, fluorin, dan klorin
merupakan unsur yang mempunyai sifat reaktif.

a. Aturan Oktet

G.N. Lewis dan W. Kossel mengaitkan kestabilan gas mulia dengan


konfigurasi elektronnya. Gas mulia mempunyai konfigurasi penuh yaitu
konfigurasi oktet (mempunyai 8 elektron pada kulit luar), kecuali helium dengan
konfigurasi duplet (dua elektron pada kulit luar). Kecenderungan unsur-unsur
menjadikan konfigurasi elektronnya sama seperti gas mulia dikenal sebagai aturan
oktet.
Aturan oktet merupakan kecenderungan unsur-unsur untuk menjadikan
konfigurasi elektron-nya sama seperti unsur gas mulia. Konfigurasi oktet dapat
dicapai oleh unsur lain selain unsur golongan gas mulia dengan pembentukan
ikatan.
Konfigurasi oktet dapat pula dicapai dengan serah-terima atau
pemasangan elektron. Serah terima elektron menghasilkan ikatan ion sedangkan
ikatan kovalen dihasilkan apabila terjadi pemasangan elektron untuk mencapai
konfigurasi
oktet.
Reaksi natrium dengan klorin membentuk natrium klorida merupakan
contoh pencapaian konfigurasi oktet dengan cara serah-terima elektron.

10Ne : 1s2 2s2 2p6 atau K=2, L=8


Na
11 : 1s2 2s2 2p6 3s1 atau K=2, L=8 M=1, pelepasan 1 elektron akan
menjadikan konfigurasi menyerupai unsur gas mulia neon.
17Cl : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5 atau K=2, L=8, M=7, penerimaan 1 elektron
menjadikan konfigurasi menyerupai unsur gas mulia argon
18Ar : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 atau K=2, L=8, M=8
b. Teori Lewis

Gibert Newton Lewis dan Albrecht Kossel pada tahun 1916


mengemukakan teori tentang peranan elektron dalam pembentukan ikatan kimia.
Elektron pada kulit terluar (elektron valensi) berperan penting dalam
pembentukan ikatan kimia.
Ion positif dan ion negatif membentuk ikatan kimia yang disebut ikatan ionik.
Pembentukan ikatan kimia dapat juga terjadi dengan pemakaian elektron ikatan
secara bersama yang dikenal dengan ikatan kovalen.
Pembentukan ikatan ionik dan ikatan kovalen bertujuan untuk mencapai
konfigurasi stabil golongan gas mulia.

c. Lambang Lewis

Lambang Lewis merupakan lambang atom yang dikelilingi oleh


sejumlah titik yang menyatakan elektron. Lambang Lewis untuk unsur golongan
utama dapat disusun dengan mengikuti tahapan berikut:
Banyaknya titik sesuai dengan golongan unsur
Satu titik ditempatkan untuk tiap atom dengan jumlah maksimum empat titik.
Titik kedua dan selanjutnya berpasangan hingga mencapai aturan oktet.

Penyusunan tabel periodik dan konsep konfigurasi elektron telah


membantu para ahli kimia menjelaskan proses pembentukan molekul dan ikatan
yang terdapat dalam suatu molekul.
Gilbert Lewis, seorang kimiawan berkebangsaan Amerika,
mengajukan teori bahwa atom akan bergabung dengan sesama atom lainnya
membentuk molekul dengan tujuan untuk mencapai konfigurasi elektron yang
lebih stabil.
Kestabilan dicapai saat atom-atom memiliki konfigurasi elektron
seperti gas mulia (semua kulit dan subkulit terisi penuh oleh elektron serta
memiliki 8 elektron valensi).Saat atom-atom berinteraksi, hanya elektron valensi
yang terlibat dalam proses pembentukan ikatan kimia.
Untuk menunjukkan elektron valensi yang terlibat dalam
pembentukan ikatan, para ahli kimia menggunakan simbol Lewis dot, yaitu
simbol suatu unsur dan satu dot untuk mewakili tiap elektron valensi unsur
bersangkutan.
Jumlah elektron valensi suatu unsur sama dengan golongan unsur
bersangkutan. Sebagai contoh, unsur Mg terletak pada golongan IIA, sehingga
memiliki 2 elektron valensi (2 dot). Sementara, unsur S yang terletak pada
golongan VIA, akan memiliki 6 elektron valensi (6 dot). Unsur yang terletak pada
golongan yang sama akan memiliki struktur Lewis dot yang serupa. Semua
elektron valensi gas mulia telah berpasangan.

Teori ini mendapat beberapa kesulitan, yakni:


1. Pada senyawa BCl3 dan PCl5, atom boron dikelilingi 6 elektron, sedangkan atom
fosfor dikelilingi 10 elektron.
2. Menurut teori ini, jumlah ikatan kovalen yang dapat dibentuk suatu unsur
tergantug jumlah elektron tak berpasangan dalam unsur tersebut.
Contoh : 8O : 1s2 2s2 2p2 2px2 2py1 2pz1
Ada 2 elektron tunggal. sehingga oksigen dapat membentuk 2 ikatan (H-O-H;
O=O). akan tetapi:
2 2 1
5B : 1s 2s 2px

Sebenarnya hal ini dapat diterangkan bila kita ingat pada prinsip Hund, dimana
cara pengisian elektron dalam orbital suatu sub kulit ialah bahwa elektron-
elektron tidak membentuk pasangan elektron sebelum masing-masing orbital terisi
dengan sebuah elektron.

Contoh : 5B : 1s2 2s2 2px1 (hibridisasi) 1s2 2s1 2px1 2py1

Tampak setelah terjadi hibridisasi untuk berikatan dengan atom B memerlukan


tiga buah elektron, seperti BCl3
3. Menurut teori di atas, unsur gas mulia tidak dapat membentuk ikatan karena di
sekelilingnya telah terdapat 8 elektron. Tetapi saat ini sudah diketahui bahwa Xe
dapat membentuk senyawa, misalnya XeF2 den XeO2.

C. Macam-Macam Ikatan Kimia

Ikatan kimia adalah sebuah proses fisika yang bertanggung jawab


dalam interaksi gaya tarik menarik antara dua atom atau molekul yang
menyebabkan suatu senyawa diatomik atau poliatomik menjadi stabil.
Ikatan kimia adalah ikatan yang terjadi antar atom atau antar molekul
dengan cara sebagai berikut :
atom yang 1 melepaskan elektron, sedangkan atom yang lain menerima
elektron (serah terima elektron)
penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari masing-masing
atom yang berikatan
penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari salah 1 atom yang
berikatan

Tujuan pembentukan ikatan kimia adalah agar terjadi pencapaian


kestabilan suatu unsur. Elektron yang berperan pada pembentukan ikatan kimia
adalah elektron valensi dari suatu atom/unsur yang terlibat. Salah 1 petunjuk
dalam pembentukan ikatan kimia adalah adanya 1 golongan unsur yang stabil
yaitu golongan VIIIA atau golongan 8A (gas mulia). Maka dari itu, dalam
pembentukan ikatan kimia; atom-atom akan membentuk konfigurasi elektron
seperti pada unsur gas mulia. Unsur gas mulia mempunyai elektron valensi
sebanyak 8 (oktet) atau 2 (duplet, yaitu atom Helium). Kecenderungan unsur-
unsur untuk menjadikan konfigurasi elektronnya sama seperti gas mulia terdekat
dikenal dengan istilah Aturan Oktet

1. Ikatan Ion
Ikatan ion sering disebut dengan ikatan elektrovalen atau heteropolar.
Ikatan ion terjadi akibat gaya tarik-menarik elektrostatik antara ion positif
dengan ion negatif. Ikatan ion dibentuk antara atom yang mudah melepaskan
elektron dengan atom yang mudah menangkap elektron. Apabila atom netral
melepaskan elektron, akan terbentuk ion positif. Sebaliknya bila atom netral
menerima atau menangkap elektron maka akan terbentuk ion negatif.
Misalnya pada garam meja (natrium klorida). Ketika natrium (Na) dan
klor (Cl) bergabung, atom-atom natrium kehilangan elektron, membentuk kation
(Na+), sedangkan atom-atom klor menerima elektron untuk membentuk anion
(Cl-). Ion-ion ini kemudian saling tarik-menarik dalam rasio 1:1 untuk membentuk
natrium klorida.

Na + Cl Na+ + Cl- NaCl

Natrium merupakan logam dengan reaktivitas tinggi karena mudah


melepas elektron dengan energi ionisasi rendah sedangkan klorin merupakan
nonlogam dengan afinitas atau daya penagkapan elektron yang tinggi. Apabila
terjadi reaksi antara natrium dan klorin maka atom klorin akan menarik satu
elektron natrium. Akibatnya natrium menjadi ion positif dan klorin menjadi ion
negatif. Adanya ion positif dan negatif memungkinkan terjadinya gaya tarik antara
atom sehingga terbentuk natrium klorida.
Dalam struktur senyawa ion natrium klorida, ion positif natrium (Na+)
tidak hanya berikatan dengan satu ion negatif klorin (Cl -) tetapi satu ion Na+
dikelilingi oleh 6 ion Cl- demikian juga sebaliknya. Struktur tiga dimensi
natrium klorida dapat digunakan untuk menjelaskan susunan senyawa ion.
2. Ikatan Kovalen
Ikatan Kovalen adalah ikatan antar atom berdasar penggunaan elektron
secara bersama- sama. Umumnya terjadi antara atom-atom non logam dengan
atom non logam. Ikatan kovalen terbentuk diantara dua atom yang sama-sama
ingin menangkap elektron.
Gabungan atom-atom melalui ikatan kovalen dinamakan Molekul.
Molekul ini berupa molekul unsur (contohnya Cl2, O2, P4) dan Molekul senyawa
(contohnya HCl, CO2, CH4).

Ikatan kovalen dibedakan menjadi:

1. ikatan kovalen tunggal,adalah ikatan dengan satu pasang elektron milik


bersama.Di gambarkan dengan tanda satu garis ikatan.Contoh : ikatan
antara atom H (non logam) dan atom Cl (non logam).
2. ikatan kovalen rangkap dua,adalah ikatan dengan dua pasang
elektron milik bersama.Di gambarkan dengan tanda dua garis
ikatan.Contoh : ikatan antar atom O (non logamIkatan ini
melibatkan dua pasang elektron yang diguanakan secara
bersama-sama. Contoh senyawa ikatan kovalen rangkap dua
adalah O2 dan CO2.

3. Ikatan kovalen rangkap tiga,adalah ikatan dengan tiga pasang elektron


milik bersama.Di gambarkan dengan tanda tiga garis ikatan.Contoh :

Ikatan antar atom N.I


4. Ikatan kovalen kordinasi,adalah ikatan kovalen dimana elektron-elektron
dalam pasangan elektron yang digunakan bersama berasal dari salah satu
atom yang berikatan. Ikatan kovalen ini hanya dapat terbentuk apabila
salah satu atum mempunyai pasangan elektron bebas (PEB).

Kepolaran Ikatan Kovalen

1. Ikatan Kovalen Polar

Ikatan kovalen polar tejadi jika pasangan elektron yang dipakai bersama, tertarik
lebih kuat ke salah satu atom berikatan.

Kepolaran senyawa akan bertambah jika beda keelektronegatifan atom-atom yang


berikatan semakin besar.

Contoh :

2. Ikatan Kovalen Non Polar

Ikatan kovalen nonpolar tejadi jika pasangan elektron yang dipakai bersama,
tertarik ke semua atom berikatan
Contoh :

3. Ikatan Logam
Ikatan logam adalah ikatan antaratom dalam suatu unsur logam dengan
menggunakan interaksi antar elektron valensi. Unsur logam mempunyai
kecenderungan untuk menjadi ion positif karena energi potensial ionisasi yang
rendah dan mempunyai elektron valensi kecil.
Ikatan logam terjadi karena adanya saling meminjamkan elektron,
namun proses ini tidak hanya terjadi antara dua atau beberapa atom tetapi dalam
jumlah yang tidak terbatas. Setiap atom memberikan elektron valensinya untuk
digunakan bersama, sehingga terjadi ikatan atau tarik menarik antara atom-atom
yang saling berdekatan.
Jarak antar atom dalam ikatan logam tetap sama, jika ada atom yang
bergerak menjauh maka gaya tarik menarik akan menariknya kembali ke posisi
semula. Demikian pula jika atom mendekat kesalah satu atom maka akan ada gaya
tolak antar inti atom. Jarak yang sama disebabkan oleh muatan listrik yang sama
dari atom logam tersebut.
Contoh: ikatan logam pada magnesium (Mg)
Pada ikatan logam, inti-inti atom berjarak tertentu dan beraturan
sedangkan elektron yang saling dipinjamkan bergerak seperti mobil seolah-olah
membentuk kabut elektron atau lautan elektron. Hal ini yang meyebabkan
munculnya sifat daya hantar listrik pada logam.
Kenyataan ini dapat dipakai untuk menerangkan mengapa logam
merupakan pengahantar panas dan listrik yang baik. Kekuatan ikatan logam
bergantung pada banyaknya elektron valensi yang terdapat pada atom logam
tersebut.
4. Ikatan Hidrogen
Ikatan hidrogen merupakan ikatan yang terjadi akibat gaya tarik
antarmolekul antara dua muatan listrik parsial dengan polaritas yang berlawanan.
Ikatan hidrogen seperti interaksi dipol-dipol dari Van der Waals. Perbedaannya
adalah muatan parsial positifnya berasal dari sebuah atom hidrogen dalam sebuah
molekul. Sedangkan muatan parsial negatifnya berasal dari sebuah molekul yang
dibangun oleh atom yang memiliki elektronegatifitas yang besar, seperti atom Flor
(F), Oksigen (O), Nitrogen (N), Belerang (S) dan Posfor (P). Muatan parsial
negatif tersebut berasal dari pasangan elektron bebas yang dimilikinya. Muatan
parsial yang berasal dari atom yang memiliki pasangan elektron bebas.
Ikatan "hidrogen", sejenis ikatan lemah, memainkan peranan utama
dalam pembentukan materi yang sangat penting untuk kehidupan kita. Contoh: air,
sebagai dasar kehidupan, disatukan dengan ikatan hidrogen. Ikatan hidrogen lebih
kuat dari gaya antarmolekul lainnya, namun lebih lemah dibandingkan dengan
ikatan kovalen dan ikatan ion, contoh ikatan hidrogen yang terjadi antar molekul
air, dimana muatan parsial positif berasal dari atom H yang berasal dari salah satu
molekul air.
Ikatan hidrogen dapat terjadi inter molekul dan intra molekul. Jika
ikatan terjadi antara atom-atom dalam molekul yang sama maka disebut ikatan
hidrogen intramolekul atau didalam molekul, seperti molekul H2O dengan
molekul H2O. Ikatan hidrogen, juga terbentuk pada antar molekul seperti molekul
NH3, CH3CH2OH dengan molekul H2O, ikatan yang semacam ini disebut dengan
ikatan hidrogen intermolekul.
Sebagai gambaran, di apotik umumnya dijual alkohol 70% atau etanol,
digunakan untuk membersihkan bagian tubuh agar terbebas dari kuman. Tentunya
berbeda dengan etanol murni. Perbedaan berdasarkan komposisi larutan tersebut,
untuk yang murni hanya terdapat molekul etanol, sedangkan untuk etanol 70%
mengandung etanol 70 bagian dan 30 bagiannya adalah air. Untuk etanol murni
terjadi ikatan hidrogen antar molekul etanol, sedangkan yang 70% terjadi ikatan
antara molekul etanol dengan air. Perbedaan kedua ikatan tersebut ditunjukkan
pada Gambar di bawah ini.
D. Energi Ikatan
Energi ikatan didefinisikan sebagai energi yang diperlukan untuk
memutuskan 1 mol ikatan dari suatu molekul dalam wujud gas. Energi ikatan
dinyatakan dalam kilojoule per mol (kJ/mol atau kJ mol -1 ) atau bisa juga dalam
satuan kilokalori (kkal).

Energi ikatan adalah perubahan entalpi yang diperlukan untk


memutuskan ikatan dalam satu mol molekul gas. Energi ikatan adalah bayaknya
energi yang berkaitan dengan satu ikatan dalam senyawa kimia. Besarnya energi
ikatan diperoleh dengan kalor pengatoman. Misalnya, dalam metana energi ikatan
CH adalah seperempat dari entalpi pada proses:

CH4(g) C(g) + 4H(g)

Energi ikatan dapat dihitung dari entalpi pembentukan standar untuk


senyawa itu dan dari entalpi pengatoman unsur-unsurnya. Energi yang dihitung
dengan cara itu disebut energi ikatan rata-rata.
CH4(g) C(g) + 4H(g) Ho = 74,8 kJ

Jadi, energi ikatan CH = x 74,8 kJ = 18,7 kJ


Daftar Pustaka

http://rahmikimia.wordpress.com/kimia-kelas-x/3-ikatan-kimia-2/b-ikatan-
kovalen/

Chang, R. 2005. KIMIA DASAR KONSEP-KONSEP INTI Edisi Ketiga Jilid 1.


Erlangga: Jakarta
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/ikatan-kimia/ikatan-
logam.html.
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/ikatan-kimia/ikatan-
hidrogen.html.

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/ikatan-kimia/ikatan

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/ikatan-kimia/ikatan-
Kovalen.html. on.html

Ningsih, S.R, dkk. 2007. Sains KIMIA 2 SMA/MA KELAS XI. Bumi Aksara:
Jakarta

Santosa, S.J,. 2005. KIMIA untuk Kelas X JILID 1A SMA. Intan Pariwara: Klaten
www.wikipedia_indonesia.com.
Contoh-contoh Soal

1) 2 liter gas oksigen (O2) bersuhu 30 oC pada tekanan 1 atm (1 atm = 105 Pa)
berada di dalam sebuah tabung. Jika konstanta gas umum, R = 8,314 J mol-1 K-1
dan jumlah molekul dalam 1 mol gas adalah 6,02 x 1023 molekul, maka jumlah
molekul gas oksigen (O2) dalam tabung tersebut adalah

Diketahui :
V O2 = 2 liter = 2 dm3 = 2 x 10-3 m3
T = 30 + 273 = 303 K
Patm = 105 Pa = 105 N/m2
NA = 6,02 x 1023 molekul/mol (Bilangan Avogadro)
R = 8,314 J mol-1 K-1
k = R/NA = 8,314/6,02 x 1023 = 1,38 x 10-23 J/K
Massa molekul O2 = 32 gram/mol = 32 kg/mol
Ditanyakan :
Jumlah molekul gas oksigen (O2)
Jawab :
PV = NkT
Keterangan : P = tekanan, V = volume, N = jumlah molekul, k = konstanta
Boltzmann
(105 N/m2)(2 x 10-3 m3) = N(1,38 x 10-23 J/K)(303 K)

200 = N (418,14 10 23

N = (200) / (418,14 10 -23

N = 0,478 10 23 molekul

N = 0,5 10 23 molekul

2) Volume 2 gram gas oksigen O2 (Mr = 32) pada keadaan normal (T = 0 oC dan P
= 1 atm) adalah. R = 8,314 J/mol K, 1 atm = 105 Pa) adalah

Diketahui :
Massa O2 = 2 gram
Massa molekul (Mr) O2 = 32 gram/mol
T = 0 + 273 = 273 K
P = 105 N/m2
R = 8.314 J/mol K
Ditanya :
Volume ?
Jawab :

PV = nRT

n = m/Mr = 2/32 =0,0625 mol

V = nRT / P

V = (0,0625)(8,314)(273)/105

V = 1,4 m3
3) Hitunglah kecepatan efektif gas bermassa jenis 10 kg/m3 yang berada dalam
5
tabung bertekanan 3 10 Pa?

Diketahui :
=10 kg/m3

P 3 105

Ditanya : vrms .......? m/s


Jawab:

vrms =
3p

=
3 ( 3 10 5 )
10
= 9 104 =300
m
s

m
300
jadi, kecepatan efektif gas adalah s

4) Kecepatan efektif suatu gas 400 m/s, jika berada pada wadah bertekanan 8 atm,
tentukan massa jenisnya !


5) 2 liter gas pada suhu 27C dan tekanannya 1 atm. Gas tersebut dimampatkan
volumenya menjadi 1 liter dan dipanaskan suhunya menjadi 127C. Tentukan
berapa tekanan akhir gas tersebut!

Jawab :
PV
konstan
T
P1 V1 P V2
2
T1 T2
1 2 P 1
2
300 400
2 P2

300 400
2 400
P2
300
P2 2,67 atm
Diketahui:

P1= 1 atm

V1= 2 L

V2= 1 L

T1 = 300 K

T2 = 400 K

Ditanyakan : P2 =.?

6) Gas dalam ruang tertutup bertekanan 7 atm dan suhunya 42oC memiliki volume
8 liter. Jika tekanan gas dijadikan 8 atm dan suhu 87oC maka tentukan volumenya
saat ini !
P1 .V1 P .V
2 2
T1 T2
7 . 8 8 .V 2

315 360
56 8 .V 2

315 360
56 . 360
V2
8 . 315
V 2 8 atm
Diketahui: Jawaban :

P1=7 atm

V1= 8 liter

T1= 42oC = 315 K

P2= 8 atm

T2= 87oC= 360 K

Ditanyakan:

V2= ?

7) Dalam ruang tertutup terdapat 2 mol gas monoatomik pada suhu 227C. jika
tetapan boltzman k = 1,38 x 10-23 J/K dan bilangan avogadro Na = 6 x 1023
partikel/mol, energi kinetik partikel gas tersebut adalah

Diketahui :

M = 2 mol

T = 227C + 273 K = 500 K

k = 1,38 x 10-23

Na = 6 x 1023

Ditanyakan :

Ek = ?
3
Ek x N x k x T
2
3
x (n x N a ) x k x T
2
3
x 2 x 6 x1023 x1,38 x 1023 x 500
2
3 x 6 x 1,38 x 500
12.420 J
Jawaban :

8) Apa yang dimaksud dengan struktur molekul. Jelaskan!


Jawab: penggambaran ikatan-ikatan unsur atau atom yang membentuk molekul.
Molekul terdiri dari sejumlah atom yang bergabung melalui ikatan kimia, baik itu
ikatan kovalen, ikatan hidrogen dan ikatan ion, serta ikatan-iktan kimia lainnya.

9) Jelaskan apa itu molekul!


Jawab: Molekul didefinisikan sebagai sekelompok atom (paling sedikit dua) yang
saling berikatan dengan sangat kuat (kovalen) dalam susunan tertentu dan
bermuatan netral serta cukup stabil.

Anda mungkin juga menyukai