LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa
yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi semua orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, serta sebagai investasi bagi pembangunan
sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.
Untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal, maka dilakukan berbagai upaya pelayanan kesehatan yang
menyeluruh, terarah dan berkesinambungan. Adapun upaya yang telah dilakukan dalam meningkatkan akses
pelayanan kesehatan oleh masyarakat terutama pelayanan kesehatan dasar, yaitu dengan menghadirkan
pelayanan kesehatan dasar ditengah-tengah masyarakat yang dilakukan oleh Puskesmas dan jaringannya.
Puskesmas dan jaringannya sebagai institusi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan di jenjang pertama
yang terlibat langsung dengan masyarakat menjadi sangat penting. Puskesmas bertanggungjawab dalam
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Dengan demikian, akses terhadap pelayanan
kesehatan dasar yang berkualitas dapat ditingkatkan melalui peningkatan kinerja Puskesmas dan jaringannya.
Peran Puskesmas Pembantu (Pustu) sangat strategis dan vital dalam meningkatkan akses dan jangkauan
pelayanan kesehatan dasar di wilayah kerja Puskesmas, untuk mendukung pelaksanaan pelayanan kesehatan
Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan terutama Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM), mendukung
pelaksanaan kegiatan Posyandu, Imunisasi, KIA, penyuluhan kesehatan, surveilans, pemberdayaan
masyarakat bidang kesehatan, serta mendukung pelayanan rujukan, dan pelayanan promotif dan preventif.
Pustu sebagai jaringan pelayanan Puskesmas yang paling dekat pada masyarakat dalam memberikan
pelayanan kesehatan secara permanen di desa/kelurahan dalam wilayah kerja Puskesmas, termasuk juga
Pustu yang ada di wilayah Kabupaten Batu Bara.
Batu Bara sejak pemekarannya tahun 2007 sampai saat ini telah memiliki fasilitas kesehatan strata pertama
berjumlah 15 Puskesmas di 7 Kecamatan, dan 59 Pustu yang memberikan pelayanan kesehatan strata
pertama pada 151 desa/kelurahan, dengan melayani penduduk yang berjumlah sebesar 396.479 jiwa (BPS
Kab.Batu Bara, 2014). Dari jumlah Pustu yang tersedia, jika dibandingkan dengan jumlah desa/kelurahan, yaitu
1 : 2,5 (1 Pustu melayani 2 3 Desa).
Berdasarkan perbandingan tersebut, seharusnya pelayanan kesehatan dasar sudah cukup dilakukan di fasilitas
kesehatan setingkat Pustu. Sehingga untuk mewujudkan desa/kelurahan yang sehat bisa tercapai, dan pada
akhirnya bisa membantu Puskesmas untuk menjadikan kecamatan yang sehat akan lebih mudah. Hal ini sudah
sesuia dengan visi Membuat Masyarakat untuk Hidup Sehat dan Mandiri.
Namun kenyataannya pemanfaatan Pustu masih sangat rendah. Berbagai hambatan yang terjadi,
diantaranya kurang berfungsinya Pustu sehingga kinerja Pustu menjadi rendah. Selama ini Pustu yang ada di
Kabupaten Batu Bara terkesan mati suri, tidak menjalankan aktivitas sebagaimana mestinya. Pustu saat ini
lebih terkesan sebagai rumah dinas saja. Selain itu, masalah kurangnya SDM Kesehatan dan sebagian besar
bangunan rusak sedang sampai rusak berat menjadikan faktor penguat kurang diminatinya pelayanan
kesehatan dasar di Pustu.
Melihat kondisi ini Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara secara bertahap akan
melakukan Revitalisasi Pelayanan KesehatanDasar di Pustu. Salah satu landasan penting yang dianggap
memiliki daya ungkit besar untuk meningkatkan kinerja pelayanan kesehatan pada masyarakat di
desa/kelurahan, yaitu melalui penataan ulang yang dimulai dari revitalisasi Pustu sebagai ujung tombak
pembangunan kesehatan masyarakat di desa/kelurahan.
Revitalisasi ini nantinya juga akan sejalan dengan perbaikan Pustu yang selama ini terbengkalai. Perbaikan
yang akan dilaksanakan akan membuat Pustu mampu untuk melaksanakan pelayanan kesehatan yang optimal.
Pelayanan kesehatan yang dilakukan akan sama seperti pelayanan Puskesmas pada umumnya. Pustu akan
menjadi pilihan utama masyarakat untuk dimanfaatkan, karena Pustu merupakan satu-satunya pelayanan
kesehatan dasar yang terdekat dan sangat mudah untuk di jangkau oleh masyarakat.
B. TUJUAN
b. Menciptakan pelayanan kesehatan masyarakat yang tidak terkonsentrasi hanya di Puskesmas induk saja.
c. Akses pelayanan kesehatan bagi masyarakat kurang mampu dan daerah sulit transportasi dapat dengan
mudah dijangkau tanpa harus mengorbankan banyak waktu dan biaya.
d. Meningkatkan kesadaran masyarakat desa untuk hidup sehat dengan adanya program promosi kesehatan
dan pemberdayaan masyarakat.
C. RUANG LINGKUP
1. Merubah pola pikir petugas dan masyarakat bahwa Pustu mampu memberikan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan karena sampai saat ini pemanfaatannya masih sangat rendah.
2. Meningkatkan pemanfaatan gedung Pustu yang sudah dibangun untuk memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat.
4. Menurunkan kasus penyakit menular, angka kematian dan angka kesakitan di wilayah kerja Puskesmas.
5. Terselenggaranya pelayanan kesehatan di Pustu yang selama ini seolah sedang mati suri.
D. PROGRAM
a. Terbentuknya suatu Tim Kerja efektif yang bertugas memetakan dan menentukan Pustu mana yang
menjadi prioritas, sekaligus memonitor pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan di Pustu tersebut.
b. Terselenggaranya pelayanan kesehatan yang memadai di Pustu secara bertahap, sejumlah 8 Pustu
sebagai pilot project dengan memandang berbagai aspek ketersediaan tenaga paramedis seperti bidan
desa dan perawat kesehatan.
d. Tersedianya persediaan obat dan alat kesehatan untuk mendukung pelayan kesehatan yang diberikan.
e. Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas petugas paramedis di Pustu melalui pendidikan dan pelatihan.
f. Pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan di Pustu akan diperkuat dengan terbitnya Surat
Edaran (SE) Bupati yang merupakan cikal bakal terbitnya Peraturan Bupati (Perbup) sebagai dasar hukum
terhadap standard pelaksanaan pelayanan kesehatan di Pustu yang optimal.
a. Peningkatan jumlah Pustu yang mampu memberikan pelayanan kesehatan yang lebih optimal.
b. Terjadwalnya kunjungan dokter untuk memberikan pelayanan kesehatan di Pustu, yaitu 2x
seminggu.
d. Terpenuhinya dukungan untuk bangunan Pustu seperti instalasi listrik dan air bersih.
a. Seluruh Pustu sudah dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang memenuhi standard, termasuk juga
pengembangan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) Pustu.
c. Meningkatkan dan mengembangkan Pelayanan kesehatan Pustu yang mampu melayani kasus
kegawatdaruratan.
F. PENUTUP
Revitalisasi Pustu di Wilayah Kabupaten Batu Bara diharapkan secara optimal dapat meningkatkan mutu dan
akses pelayanan kesehatan dasar pada Pustu.