OLEH :
Nama : 1. Firman (1220401005)
2. Zawil Kiram (1220401007)
Kelas : E3
Program Studi : Teknik Elektronika
I. PENDAHULUAN
I.1. Langkah Kerja
1. Membuka Program MATLAB di PC/Komputer.
2. Membuat rangkaian pada Simulink.
3. Simpan, lalu menjalankan rangkaian tersebut.
II. ISI
II.1. Rangkaian Pada Simulink
1. Rangkaian Sistem Kontrol Proporsional (P)
III. PENUTUP
III.1. Analisa
Berdasarkan data hasil dari praktikum yang telah kami lakukan dapat
dianalisakan bahwa, hasil dari pengontrolan pengendali Proporsinal (P) didapat
berdasarkan penguat nilai Kp sebesar 100. Dimana grafik mengalami kenaikan dari 0
sampai 0,9 dan mengalami penurunan sampai 0,78 lalu mulai stabil pada 0,79, nilai P
ini berpengaruh terhadap tampilan grafik diatas, dan kita tahu pengendali jenis p
(propesional) ini terdapat hubungan yang sebanding atau proporsional antara keluaran
terhadap kesalahan, secara lebih sederhana dapat dikatakan bahwa keluaran
pengendali proportional merupakan perkalian antara konstanta propotional dengan
masukannya.
Pada sitem pengendali PI dengan berdasarkan penguat P=100 dan I=80, pada
diagram karakteristiknya menunjukkan grafik stabil pada kondisi 1 dan mengalami
penurunan pada 0,83 lalu mulai stabil kembali pada kondisi 1. Dengan demikian
dalam sistem pengontrol PI dikatakan memiliki karakteristik yang sama dalam waktu
naik dan overshoot mengecil. Dibandingkan dengan pengendali P, pengendali PI
menampilkan hasil tanggapan yang lebih baik dengan mengecilnya overshoot.
Pada sistem pengndali PID dengan berdasarkan penguat P=100, I=80 dan
D=10. Tampilan menunjukkan diagram grafik akan stabil dalam waktu 1,1.
Sebagaimana diketahui bahwa PID merupakan kontroller untuk menetukan presisi
suatu sistem instrumentasi dengan karakteristik umpan balik yang terdapat pada
sistem tersebut, dan perubahan karakteristik sangat berpengaruh terhadap nilai PID.
Dengan demikian maka semakin besar nilai penguat pada PID-nya maka semakin
besar juga respon tampilan diatas mengalami overshoot.
III.2. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah kami lakukan, kami menyimpulkan bahwa:
PID terdiri dari 3 komponen yaitu komponen Proposional (P), komponen Integral
(I), dan komponen Derivative (D). Ketiga komponen ini saling melengkapi satu
sama lain, sehingga kelemahan-kelemahan pada salah satu komponen dapat
ditutupi oleh komponen yang lain.
Komponen I dan D tidak berdiri sendiri dan selalu dikombinasikan dengan
komponen P menjadi pengontrol PI atau PD.
Pengontrol PID akan mengeluarkan aksi kontrol dengan membandingkan
kesalahan error yang merupakan selisih dari proses variabel dan set poin.
Jika nilai Kp kecil, kontroler proposional hanya mampu melakukan koreksi
kesalahan yang kecil sehingga akan menghasilkan respon sistem yang lambat.
Jika nilai Kp dinaikkan respon sistem akan menunjukkan semakin cepat mencapai
keadaan yang mantap.
Kemudian, Jika nilai Kp diperbesar sehingga mencapai hasil yang berlebihan, akan
mengakibatkan sistem kerja tidak stabil atau menyebabkan sistem akan berisolasi.