Anda di halaman 1dari 4

PENANAMAN TANAMAN PADI

LAPORAN PRAKTIKUM

Diajukan Guna Memenuhi Tugas Praktikum Pengantar Teknologi Pertanian

Oleh
Kelompok : 2
Indah Dwi Utami (151510601036)
Ragil Dwi Satriyo Permadi (151510601034)
Dei Aqidah Par-Azhari (151510601041)
Irga Luluk Mamluah (151510601046)
Siti Hardiyati Susilowati (151510601048)
Gigih Dwi Prasetyo (151510601049)
Kintani Sekarkundi (151510601056)
Muhaammad Yusril R.A. (151510601057)
Benazir Anjani (151510601058)
Desya Dwi Thalia (151510601059)

LABORATORIUM AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2016
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara yang sangat diuntungkan oleh kondisi alam
karena memiliki kekayaan alam yang melimpah, tanah yang subur dan wilayah
perairan yang luas. Kondisi alam tersebut sangat cocok untuk pengembangan
dalam bidang pertanian. Tanaman Padi (Oriza sativa L.) merupakan tanaman
pangan penting yang telah menjadi makanan pokok lebih dari setengah penduduk
dunia. Padi merupakan komoditas unggulan yang diprioritaskan untuk
mewujudkan swasembada dalam upaya mencapai ketahanan pangan nasional.
Upaya untuk meningkatkan produktivas tanaman padi agar kebutuhan
pokok masyarakat Indonesia tercukupi maka langkah yang harus dilakukan
adalalah dengan cara budidaya tanaman padi yang benar. Pembudidayaan padi
dalam lahan sawah memerlukan suatu usaha yang sangat intensif dalam
pengelolaannya lahannya. Kesalahan dalam melakukan kegiatan budidaya
tanaman padi pada lahan sawah salah satunya yaitu dapat mempengaruhi kondisi
lingkungan fisik, khemis, dan biologis pada lahan tersebut. Ketidakseimbangan
kondisi fisik, khemis dan biologis menyebabkan penggarap harus melakukan
perbaikan untuk menanggulangi kesalahan yang dilakukan, sehingga diperlukan
suatu usaha yang lebih dan penambahan biaya pengelolaan, oleh karena itu
kegiatan budidaya tanaman padi pada lahan sawah diperlukan tahapan-tahapan
yang baik dan benar demi menunjang keberhasilan dalam memperoleh
produktivitas yang maksimal.
Menanam ialah suatu kegiatan menempatkan bahan tanam seperti bibit atau
benih yang akan digunakan untuk usahatani pada media tanam. Kesalahan dalam
melakukan penanaman akan berakibat ketidakproduktivan suatu tanaman yang
telah dibudidayakan. Penanaman padi di lahan sawah saat ini perlu banyak
perhatian dalam melakukan cara penanamannya. Sistem tanam yang sering
digunakan oleh para petani saat ini adalah sistem penanaman secara konvensional,
sistem penanaman jajar legowo 2:1 dan sistem penanaman jajar legowo 4:1.
Sisitem tanam tersebut memiliki pola tanam yang berbeda-beda dan dampak yang
berbeda-beda pula sehingga dengan perbedaan sistem tanam tersebut dapat
diketahui sistem tanam mana yang lebih produktif dan menguntungkan.
Penanaman bibit harus tepat waktu, selain itu harus meperhatikan umur bibit
sebelum dipindahkan karena umur bibit pada tanaman padi berpengaruh terhadap
pertumbuhan maupun hasil padi sawah.
Umur bibit padi yang siap dipindah ke tempat penanaman bibit harus tepat
untuk mengantisipasi perkembangan akar yang secara umum berhenti pada umur
42 hari sesudah semai, sementara jumlah anakan produktif akan mencapai
maksimal pada umur 49-50 hari sesudah semai (Astri dalam Anggraini dkk.,
2013). Penanaman bibit muda memiliki beberapa keunggulan, antara lain tanaman
dapat tumbuh lebih baik dengan jumlah anakan cenderung lebih banyak dan
perakaran bibit berumur kurang dari 15 hari lebih cepat beradaptasi dan cepat
pulih dari cekaman akibat dipindahkan dari persemaian ke lahan pertanaman.
Penanaman dilakukan pada saat bibit berumur 15-21 hari, dengan 1 bibit per
lubang. Bibit yang ditanam sebaiknya memiliki umur fisiologi yang sama
(dicirikan oleh jumlah daun yang sama, misal 2 atau 3 daun/batang). Jarak tanam
dapat menggunakan sistem tegel (20 x 20 cm atau 25 x 25 cm atau 27x27 cm)
dan/atau sistem legowo-2 (20x10x40 cm atau 25x12,5x50 cm atau 27x13,5x50
cm) tergantung tinggi tempat, kesuburan lahan dan varietas yang ditanam. Bibit
ditanam pada kedalaman 1-2 cm, setelah bibit ditanam, air irigasi dibiarkan
macak-macak (1-3 cm) selama 7-10 hari (Ishaq, 2009).
Menurut Suiatna (2010), bibit yang ditanam di persemaian sawah atau ladang
tidak boleh diambil dengan cara dicabut atau ditarik tetapi dengan cara di keduk
bagian bawah tanahnya sehingga tanahnya ikut terbawa., setelah itu tempatkan
kumpulan bibit ini dalam suatu wadah misalkan pelepah pisang, bambu atau
lainnya untuk di bawa ke tempat penanaman. Pemindahan harus dilakukan secepat
mungkin dalam waktu sekitar 30 menit atau lebih baik lagi dalam waktu 15 menit
untuk menghindari trauma dan shok. Bibit dipilih yang sehat diantara cirinya
adalah lebih tinggi/ besar dan daunnya lebih tegak ke atas atau daunnya tidak
terlalu terkulai. Bibit ditanamkan dengan menggesernya di atas permukaan tanah,
yang lebih mudah menggunakan jari jempol dan telunjuk. Sisa dari bibit dapat
ditanam tunggal dibagian terluar diantara tanaman padi lainnya dari tiap petakan
sebagai cadangan bila di kemudian hari ada tanaman yang tidak baik tumbuhnya.
Penanaman bibit dengan jumlah yang relatif lebih banyak (5-10 batang per
rumpun, bahkan >10 batang per rumpun) menyebabkan terjadinya persaingan
sesama tanaman padi (kompetisi inter spesies) yang sangat keras untuk
mendapatkan air, unsur hara, CO2, O2, cahaya, dan ruang untuk tumbuh sehingga
pertumbuhan akan menjadi tidak normal (Misran, 2014). Upaya yang dilakukan
dalam budidaya padi untuk meningkatkan produksi adalah dengan teknik
pengelolaan secara baik, diantaranya adalah jumlah bibit yang ditanam per lubang
tanam. Sistem budidaya secara konvensional umumnya memakai bibit 3-7 bibit
per lubang tanam sehingga terjadi persaingan unsure hara serta ruang gerak untuk
perkembangan akar dan anakan kurang stabil yang pada akhirnya produktivitas
rendah. Sistem jajar legowo merupakan rekayasa teknologi yang ditujukan untuk
memperbaiki produktivitas usaha tani padi. Teknologi ini merupakan perubahan
dari teknologi jarak tanam tegel menjadi tanam jajar legowo. Di antara kelompok
barisan tanaman padi terdapat lorong yang luas dan memanjang sepanjang
barisan. Jarak antar kelompok barisan (lorong) bisa mencapai 50 cm, 60 cm atau
70 cm bergantung pada kesuburan tanah (Lalla, 2012).

1.2 Tujuan
1. Mengetahui cara penanaman padi.
2. Mengetahui berbagai macam sistem penanaman padi.

Anda mungkin juga menyukai