Anda di halaman 1dari 32

44

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian
4.1.1.1 Sejarah Pendirian dan Gambaran Umum Koperasi Siswa SMA

Negeri 2 Majalengka Kabupaten Majalengka

Koperasi smandaka singkatan dari Koperasi Sekolah Menengah Atas

Negeri 2 Majalengka. Dibentuk pada hari rabu, 31 januari 2007 dalam Rapat

Pembentukan Koperasi yang diselenggarakan oleh Pengurus Inti dan Sekbid VI

OSIS Tahun Pelajaran2006/2007 serta Utusan Perwakilan Siswa seluruh kelas.

Rapat dihadiri Kepala Sekolah, Wakasek dan Perwakilan Guru. Terbentuk dengan

sebutan Kopsis Smandaka.

Mendapatkan pengakuan sebagai Koperasi Sekolah dan nama Koperasi

Smandaka dari Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Majalengka pada

tanggal 03 Maret 2009 dengan nomor 518/01/DISKOP.UKM.

Nama Koperasi : Koperasi Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 2


Majalengka
Nama Singkat : Kopsis Smandaka
Alamat : Jln. Jendral Ahmad Yani no. 2 Majalengka 45418
Telpn. (0233)3325075
Tahun Berdiri : 2007
No. Pendaftaran : 518/01/DISKOP.UKM Tanggal 03 Maret 2009
Kegiatan Usaha : Pertokoan dan Tabungan
4.1.1.2 Visi, Misi dan Fungsi
1. Visi
45

Menjadi Koperasi Siswa Percontohan.

2. Misi
1. Menyelenggarakan Perkoperasian sesuai dengan ketentuan
2. Menyelenggarakan Perkoperasian dengan memanfaatkan teknologi

yang kreatif dan inovatif.


3. Menyelenggarakan perkoperasian yang jujur, tanggung jawab,

visioner, disiplin, kerja sama, adil dan peduli.


4. Mewujudkan koperasi siswa merupakan sarana belajar dan

berkarya yang apikatif.


3. Fungsi
Mengupayakan kesejahteraan bagi anggota/siswa dan memberi manfaat

bagi warga sekolah, pihak sekolah dan pihak lainnya.

4.1.1.3 Struktur Orgaisasi Koperasi Siswa SMA Negeri 2 Majalengka

Kabupaten Majalengka
Pengurus dan Pengawas Koperasi Smandaka seluruhnya adalah siswa yang

dipilih secara demokratis dalam Rapat Anggota Tahunan. Pengurus dan Pengawas

Tahun 2012 terpilih dalam Rapat Anggota Tahunan hari Selasa, 7 Februari 2012.

Bakal calon pengurus dipilih dari anggota yang terbaik melalui pemilihan

langsung dengan diadakannya pemungutan suara.


Untuk lebih jelasnya dibawah ini penulis sajikan struktur organisasi

Koperasi Siswa Smandaka Kabupaten Majalengka sebagai berikut :


Gambar 4.1
Struktur Organisasi Kopsis Smandaka

KEPALA SEKOLAH RAPAT ANGGOTA

PENASEHAT

PENGAWAS
PEMBINA PENGURUS
46

Sumber : Koperasi Siswa SMA Negeri 2 Majalengka

4.1.1.4 Deskripsi Jabatan


1. Penasehat

Penasehat Koperasi adalah unsur pimpinan sekolah yaitu, Kepala Sekolah,

Wakil Kepala Sekolah, Wakasek Kurikulum, Wakasek kesiswaan, Wakasek

Sarana dan Prasarana dan wakasek Humas

Penasehat Koperasi mempunyai wewenang untuk selalu memberikan saran

dan kritik umtuk kegiatan koperasi saat beroperasi dan saat kegiatan Rapat

Anggaran Tahunan

2. Pengawas Koperasi

Pengawas adalah siswa yang dipilih melalui Rapat Anggota untuk masa

jabatan satu tahun. Pengawas sebaiknya merangkap sebagai anggota MPK

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Pengawas berwenang

menggunakan fasilitas sarana yang tersedia sesuai dengan keputusan Rapat

Anggota. Dalam melaksanakan tugasnya Pengawas berwenang untuk

meneliti segala catatan, berkas, barang-barang, uang, serta bukti lainnya

yang diperlukan yang ada pada Koperasi. Dalam hal-hal tertentu Pengawas

bisa meminta bantuan Pembina dan atau Penasehat untuk melakukan

pemeriksaan. Terhadap pihak ke 3 (tiga) Pengawas diharuskan

merahasiakan hasil pemeriksaannya.

3. Pembina Koperasi
Pembina Koperasi adalah 2 (dua) orang guru yang ditunjuk/diberi

kepercayaan oleh Kepala Sekolah. Masa jabatan masing-masing Pembina


47

2 (dua) tahun pelajaran dengan pergantian diatur sedemikian sehingga

masa jabatan Pembina tersebut tidak berakhir pada waktu yang bersamaan.

Pembina mempunyai kewajiban membimbing, membina dan mengarahkan

Pengurus dan Pengawas Koperasi dalam melaksanakan tugasnya dengan

baik. Pembina bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah.


4. Pengurus Koperasi
Pengurus dipilih untuk masa jabatan satu tahun. Bilamana anggota

pengurus berhenti sebelum masa jabatannya habis, maka penggantinya

dari pengurus lainnya untuk menduduki jabatan Pengurus sampai batas

waktu jabatannya berakhir, akan tetapi pengangkatan itu harus

disampaikan pada Rapat Anggota berikutnya untuk mendapat

pengesahan/persetujuannya. Pengurus terdiri atas sekurang-kurangnya tiga

orang. Nama-nama pengurus dicatat dalam buku daftar Pengurus, sebelum

memulai memangku jabatannya pengurus dapat mengangkat sumpah/janji

dihadapan Rapat Anggota. Pengurus setiap waktu dapat diberhentikan oleh

Rapat Anggota apabila:


a. Pengurus melakukan kecurangan dan merugikan Koperasi
b. Pengurus tidak mentaati Undang-Undang Perkoperasian serta

peraturan/ketentuan pelaksanaannya, Anggaran Dasar Koperasi dan

Keputusan Rapat Anggota


b. Pengurus baik dalam sikap dan tindakannya menimbulkan

pertentangan dalam gerakan Koperasi


c. Pengurus tidak loyal lagi kepada Koperasi dan anggota.
Pengurus bertugas dan berkewajiban untuk:
1) Memimpin organisasi dan usaha Koperasi, melakukan segala

perbuatan hukum untuk dan atas nama Koperasi serta mewakili

Koperasi di hadapan dan di luar pengadilan didampingi oleh Pembina.


48

2) Menyelenggarakan Rapat Anggota dan Rapat Pengurus serta

mempertanggungjawabkan kepada Rapat Anggota mengenai

pelaksanaan tugas kepengurusannya didampingi oleh Pembina.


3) Menyelenggarakan administrasi organisasi didampingi oleh Pembina,

antara lain:
4) Membantu Pengawas dalam melakukan pengawasan dengan

memberikan keterangan, memperlihatkan segala buku, alat-alat

perlengkapan dan sebagainya yang diperlukan.


5) Menerima pengarahan dan bimbingan dari Pembina dan Penasehat.
6) Memelihara kerukunan antar anggota dan mencegah segala hal-hal

yang menyebabkan timbulnya perselisihan paham.


7) Menanggung segala kerugian yang diderita oleh Koperasi

sebagaimana akibat karena kelalaiannya.


8) Pengurus tidak menerima gaji, akan tetapi dapat diberikan uang jasa

menurut keputusan Rapat Anggota.


4.1.2 Program Kerja
4.1.2.1 Program Bidang Organisasi dan Manajemen
Program ini bertujuan meningkatkan dan mengembangkan peran dan

fungsi Koperasi Siswa Smandaka dalam mendorong peningkatan pelayanan

secara efektif dan efisien kepada anggota.


Program tersebut diatas diaplikasikan kedalam kegiatan sebagai berikut :
a. Penataan administrasi anggota.
b. Pemeliharaan sarana dan prasarana.
c. Mengikuti pelatihan.
d. Pembinaan dan pengwasan terhadap kinerja pengurus.
e. Pengadaan sarana dan prasarana kantor.
f. Menindak lanjuti hasil RAT, temuan Auditor Independen, Badan Pengawas.
g. Menerapkan sistem pelaporan bulanan kinerja pengurus sebagai bahan

evaluasi.
h. Penataan organisasi dan manajemen, Koperasi siswa Smandaka dalam rangka

pelayanan terhadap anggota.


4.1.2.2 Program Bidang Usaha dan Pemupukan Modal
49

Program ini bertujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan

produktivitas usaha dan pengadaan modal dalam upaya meningkatkan pelayanan

terhadap anggota Koperasi siswa Smandaka.


Kegiatan dalam program ini terdiri dari :
1. Pinjaman jangka panjang terdiri dari :
a. Melayani Pinjaman uang untuk Usaha produktif maksimal lama

angsuran selama 24 bulan dengan jasa menurun sebesar 2,5 % / bulan

dari saldo pokok, dengan pemberian kredit secara bertahap.


b. Melayani pinjaman JPJ Khusus ( Barang ), maksimal 20 kali angsuran

( 20 bulan ) dengan bunga 2,5 %/ bulan menurun dari saldo pokok.


c. Jumlah pinjaman antara Pinjaman Uang dan Barang maksimal sebesar

Rp. 5.000.000 ( lima juta rupiah ).


2. Pinjaman jangka pendek terdiri dari :
a. Melayani pinjaman jangka pendek maksimal Rp. 500.000 denga jasa 2%/

bulan.
3. Melayani pinjaman barang konsumsi, maksimal 1 bulan tanpa bunga.
4. Memperluas Waserda ( Barang Konsumsi ) dengan jalan menambah barang-

barang konsumsi.
5. Pemupukan Modal.
Modal Koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal luar/pinjaman/utang.
a. Modal sendiri dapat berasal dari:
a. simpanan pokok
b. simpanan wajib
c. Modal Usaha Kantin
d. Modal kerja kantin
d. hibah/donasi.
b. Modal luar/pinjaman/utang berasal dari:
a. anggota.
b. dana pendidikan, sosial dan kegiatan siswa
c. sumber dan lainnya yang sah.
c. Anggota
a. Setiap anggota harus menyimpan atas namanya sendiri pada Koperasi

berupa simpanan pokok sejumlah Rp 10.000,- (sepuluh ribu rupiah).

Uang simpanan pokok harus dibayar sekaligus, akan tetapi Pengurus


50

dapat mengijinkan anggota untuk membayar dalam waktu sebanyak-

banyaknya 2 (dua) kali angsuran.


b. Setiap anggota diwajibkan pula atas namanya menyimpan simpanan

wajib dan simpanan lainnya yang jumlahnya ditetapkan dalam

keputusan Rapat Anggota.


(1)Simpanan pokok dan simpanan wajib tidak dapat diminta kembali

selama yang bersangkutan masih menjadi anggota.


(2)Simpanan-simpanan dalam bentuk atau jenis lainnya yang sifatnya

penyertaan modal sementara dapat diminta/diambil kembali.


(3)Simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan lainnya serta hak-

hak lainnya dapat dikembalikan kepada anggota setelah dikurangi

bagian tanggungan yang telah ditetapkan apabila keanggotaannya

berakhir
4.2 Analisis Data dan Uji Hipotesis
4.2.1 Rancangan Analisis Data
4.2.1.1 Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif adalah analisis yang dilakukan untuk

menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang

terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang

berlaku untuk umum atau generalisasi


4.2.1.1.1 Perkembangan Modal Sendiri pada Koperasi Siswa SMA Negeri 2

Majalengka Kabupaten Majalengka.


Modal sangat penting bagi koperasi maupun bagi perusahaan karena tanpa

modal koperasi atau perusahaan tidak akan bisa berjalan sebagaimana mestinya

tetapi dengan adanya modal yang cukup maka koperasi atau perusahaan akan

mampu untuk bersaing dengan usaha-usaha lain di luar koperasi.


Modal sendiri terdiri dari simpanan pokok, simpanan wajib, modal kerja

kantin kejujuran, modal usaha kantin kejujuran, donasi pemda Kab Majalengka

dan hibah selain dari itu modal sendiri pada Koperasi Siswa SMA Negeri 2
51

Majalengka berasal dari modal luar yaitu simpanan sukarela anggota, dana

kegiatan siswa, dana pendidikan, dana sosial, titipan simpanan khusus, simpanan

Exs anggota, tabungan khusus dan cadangan pengembangan gedung.


Setiap tahun jumlah modal sendiri pada Koperasi Siswa SMA Negeri 2

Majalengka mengalami kenaikan yang cukup tinggi.


Untuk lebih jelasnya di bawah ini penulis sajikan jumlah modal sendiri

yang diambil dari neraca pada Koperasi Siswa SMA Negeri 2 Majalengka dari

tahun 2012 sampai dengan tahun 2016.


Tabel 4.1
Perkembangan Modal Sendiri
Koperasi Siswa SMA Negeri 2 Majalengka Kabupaten Majalengka
Pada Tahun 2012 2016

Tahun
Keterangan
2012 2013 2014 2015 2016
Simpana pokok 9.508.086 10.000.000 11.230.000 12.240.000 13.140.000
Simpanan wajib 69.542.598 64.900.000 80.052.832 110.786.416 154.963.895
Modal kerja kantin 5.000.000 5.00.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000
Modal usaha kantin 1.159.475 1.159.475 1.159.475 1.159.475 1.159.475
Donasi Pemda 12.000.000 12.000.000 12.000.000 12.000.000 12.000.000
Hadiah, Sumbangan
45.475.060 47.580.060 47.580.060 47.580.060 47.580.060
dan donasi lainnya
Modal sendiri 173.422.435 234.822.171 220.522.877 253.949.905 323.648.627
Sumber : Neraca Koperasi siswa Smandaka Kabupaten Majalengka tahun 2012
2016.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa perkembangan modal sendiri pada

Koperasi Siswa SMA Negeri 2 Majalengka Kabupaten Majalengka setiap

tahunnya mengalami peningkatan. Modal sendiri yang paling besar adalah pada

tahun 2016 yaitu sebesar Rp 323.648.627 sedangkan modal sendiri yang paling

kecil di dapat oleh Koperasi Siswa SMA Negeri 2 Majalengka Kabupaten

Majalengka yaitu pada tahun 2012 sebesar Rp 173.422.435


Di bawah ini penulis sajikan tabel perkembangan modal sendiri pada

Koperasi Siswa SMA Negeri 2 Majalengka Kabupaten Majalengka dari tahun

2012 sampai dengan tahun 2016 adalah sebagai berikut :


52

Tabel 4.2
Perkembangan Modal Sendiri
Koperasi Siswa SMA Negeri 2 Majalengka Kabupaten Majalengka
Pada Tahun 2012 2016

Peningkatan / Penurunan
Tahun Modal Sendiri
Rp %
2012 173.422.435
2013 234.822.171 58.279.736 33%
2014 220.522.877 14.299.294 6%
2015 253.949.905 33.427.028 15%
2016 323.648.627 69.698.722 27%
Sumber : Neraca Koperasi Siswa SMA Negeri 2 Majalengka Kabupaten
Majalengka tahun 2012-2016 (diolah kembali)

Adapun perhitungan persentase perkembangan Modal Sendiri di atas

adalah sebagai berikut :


% Tahun Sekarang = jumlah tahun sekarang jumlah tahun lalu x 100%
Jumlah tahun lalu

Berdasarkan tabel di atas dapat penulis simpulkan bahwa modal sendiri

mengalami peningkatan pada tahun 2012 sampai tahun 2013 sebesar 33%, karena

semua komponen modal sendiri mengalami peningkatan. Pada tahun 2013 sampai

dengan 2014 mengalami penurunan sebesar 6%, karena komponen utang yaitu

simpanan sukarela meningkat sebesar Rp. 73.307.903 (neraca koperasi

smandaka). Kemudian pada tahun 2014 sampai dengan tahun 2015 mengalami

peningkatan menjadi 15%, karena simpanan pokok dan wajib mengalami

peningkatan dan pada tahun 2015 sampai dengan tahun 2016 mengalami

peningkatan yang tinggi yaitu menjadi 27%, karena simpanan pokok dan wajib

mengalami peningkatan.

4.2.1.1.2 Perkembangan Modal Pinjaman pada Koperasi Siswa SMA Negeri

2 Majalengka Kabupaten Majalengka.


53

Modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. Modal

sendiri merupakan modal yang berasal dari perusahaan itu sendiri (cadangan,

laba) atau berasal dari pengambil bagian, peserta atau pemilik modal. Maka dari

itu modal sendiri harus lebih ditingkatkan daripada modal pinjaman karena modal

sendiri dapat menutup kerugian apabila koperasi mengalami masalah keuangan

atau rugi sedangkan modal pinjaman harus dikembalikan sesuai dengan batas

waktu yang telah ditentukan.


Setiap tahun jumlah modal pinjaman pada Koperasi Siswa SMA Negeri 2

Majalengka mengalami kenaikan yang sedang jika di bandingkan dengan modal

sendiri.
Untuk lebih jelasnya di bawah ini penulis sajikan jumlah modal pinjaman

yang diambil dari neraca pada Koperasi Siswa SMA Negeri 2 Majalengka dari

tahun 2012 sampai dengan tahun 2016


Tabel 4.3
Perkembangan Modal Pinjaman
Koperasi Siswa SMA Negeri 2 Majalengka Kabupaten Majalengka
Pada Tahun 2012 2016
Tahun
Keterangan
2012 2013 2014 2015 2016
Utang Usaha 2.204.092 1.532.000 1.468.500 1.254.700 2.155.900
Simpanan Sukarela 48.638.746 63.917.961 73.307.903 63.184.593 91.461.789
Dana Sosial dan Pend 19.807.934 4.876.934 22.494.934 21.109.934 6.074.934
Simpanan Ex anggota 12.614.674 15.369.854 15.990.974 17.068.835 10.683.194
Dana Pem Gedung 50.755.000 50.755.000 50.755.000 50.755.000 50.755.000
Dana Lainnya 510.701 51.387 51.387 807.395 807.395
Modal (luar)Pinjaman 134.531.147 136.444.354 164.009.916 152.565.667 160.323.422
Sumber : Neraca Koperasi siswa Smandaka Kabupaten Majalengka tahun 2012 2016.

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa perkembangan modal pinjaman pada

Koperasi Siswa SMA Negeri 2 Majalengka Kabupaten Majalengka setiap

tahunnya mengalami peningkatan. Modal pinjaman yang paling besar adalah

pada tahun 2014 yaitu sebesar Rp 164.009.916 sedangkan modal pinjaman yang
54

paling kecil di dapat oleh Koperasi Siswa SMA Negeri 2 Majalengka Kabupaten

Majalengka yaitu pada tahun 2012 sebesar Rp 134.531.147


Di bawah ini penulis sajikan tabel perkembangan modal sendiri pada

Koperasi Siswa SMA Negeri 2 Majalengka Kabupaten Majalengka dari tahun

2012 sampai dengan tahun 2016 adalah sebagai berikut :


Tabel 4.4
Perkembangan Modal Pinjaman
Koperasi Siswa SMA Negeri 2 Majalengka Kabupaten Majalengka
Pada Tahun 2012 2016

Peningkatan / Penurunan
Tahun Modal Pinjaman
Rp %
2012 134.531.147
2013 136.444.354 1.913.207 1,42%
20,20
2014 164.009.916 27.565.562 %
2015 152.565.667 11.444.249 6,97%
2016 160.323.422 7.757.755 5,08%
Sumber : Lapora Keuangan Koperasi Siswa SMA Negeri 2 Majalengka
Kabupaten Majalengka tahun 2012-2016 (diolah kembali)

Adapun perhitungan persentase perkembangan Modal Sendiri di atas

adalah sebagai berikut :


% Tahun Sekarang = jumlah tahun sekarang jumlah tahun lalu x 100%
Jumlah tahun lalu

Berdasarkan tabel di atas dapat penulis simpulkan bahwa modal pinjaman

mengalami peningkatan pada tahun 2012 sampai tahun 2013 sebesar 1,42%,

karena semua komponen modal pinjaman mengalami peningkatan. Pada tahun

2013 sampai dengan 2014 mengalami peningkatan sebesar 20,20%, karena

komponen utang yaitu simpanan sukarela meningkat sebesar Rp. 73.307.903.

Kemudian pada tahun 2014 sampai dengan tahun 2015 mengalami penurunan

menjadi 6,97%, karena simpanan sukarela mengalami penurunan dan pada tahun
55

2015 sampai dengan tahun 2016 mengalami penurunan yaitu menjadi 5,08%,

karena simpanan Ex anggota mengalami penurunan.

4.2.1.1.3 Perkembangan Sisa Hasil Usaha pada Koperasi Siswa SMA Negeri

2 Majalengka Kabupaten Majalengka


Sisa Hasil Usaha merupakan pendapatan koperasi yang di peroleh dalam

waktu satu tahun setelah di kurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban

lainnya termasuk pajak pada tahun buku yang bersangkutan.


Perhitungan Sisa Hasil Usaha menyajikan hasil akhir yang di sebut sisa

hasil usaha, sisa hasil usaha yang di peroleh mencakup hasil usaha dengan

anggota dan laba atau rugi kotor dengan non anggota. Perhitungan Sisa Hasil

usaha digunakan untuk mengingat manfaat dari usaha koperasi tidak semata-mata

di ukur dari hasil usaha atau laba tetapi lebih di tentukan pada manfaat bagi

koperasi.
Sisa Hasil Usaha yang di dapat oleh Koperasi Siswa SMA Negeri 2

Majalengka Kabupaten Majalengka jumlahnya meningkat tapi bila di lihat dari

persentase kenaikan atau penurunannya ada kenaikan dan penurunan Sisa Hasil

Usaha yang di peroleh untuk lebih jelasnya penulis sajikan tabel perkembangan

sisa hasil usaha pada Koperasi Siswa SMA Negeri 2 Majalengka Kabupaten

Majalengka dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2016.

Tabel 4.5
Perkembangan Sisa Hasil Usaha
Koperasi Siswa SMA Negeri 2 Majalengka Kabupaten Majalengka
Tahun 2012 2016
Peningkatan / Penurunan
Tahun Sisa Hasil Usaha
Rp %
2012 30.737.216
2013 94.122.636 60.265.420 196%
2014 63.500.510 30.622.126 32,5%
2015 65.183.954 1.683.444 2,65%
56

2016 89.805.197 24.621.243 37,7%


Sumber : Laporan keuangan Koperasi Siswa SMA Negeri 2 Majalengka Kabupaten
Majalengka tahun 2012-2016 (diolah kembali).
Adapun perhitungan persentase perkembangan Sisa Hasil Usaha di atas

adalah sebagai berikut :


% Tahun Sekarang = jumlah tahun sekarang jumlah tahun lalu x 100%
Jumlah tahun lalu

Berdasarkan tabel di atas dapat penulis simpulkan bahwa Sisa Hasil

Usaha pada tahun 2012 sampai tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 196%,

karena hampir semua pendapatan dan anggaran biaya mengalami peningkatan.

Pada tahun 2013 sampai dengan 2014 mengalami penurunan sebesar 32,5%,

karena jasa simpanan sukarela dan dana kegiatan, pendidikan dan sosial

peningkatan. Kemudian pada tahun 2014 sampai dengan tahun 2015 mengalami

kenaikan menjadi 2,65%, dan pada tahun 2015 sampai dengan tahun 2016

mengalami kenaikan yang tinggi yaitu menjadi 37,7%, karena pendapatan dan

anggaran biaya mengalami peningkatan

4.2.1.1.4 Pengaruh Modal Sendiri dan Modal Pinjaman terhadap Sisa Hasil

Usaha pada Koperasi Siswa SMA Negeri 2 Majalengka


Untuk mengetahui pengaruh Modal Sendiri dan Modal Pinjaman terhadap

Sisa Hasil Usaha pada Koperasi Siswa SMA Negeri 2 Majalengka dalam kurun

waktu 5 tahun yaitu dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2016. Penulis

melaksanakan analisis dengan tahapan sebagai berikut :


1. Menentukan Analisis Korelasi untuk menentukan derajat keeratan hubungan

antara Modal Sendiri, modal pinjaman dan Sisa Hasil Usaha (SHU) pada

Koperasi Siswa SMA Negeri 2 Majalengka Kabupaten Majalengka.


2. Menentukan nilai Koefisien Determinasi untuk mengetahui besarnya

hubungan Modal Sendiri dan modal pinjaman terhadap Sisa Hasil Usaha.
57

3. Menentukan Analisis Regresi Linier Sederhana untuk memprediksikan atau

meramalkan apa yang terjadi di masa depan untuk memberikan kontribusi

menentukan keputusan yang baik.


4. Menentukan Uji Hipotesis untuk mengetahui tingkat signifikansi dari

koefisien korelasi.
Seperti yang telah dijelaskan di atas maka uraian tahapan analisisnya

adalah sebagai berikut :


4.2.1.1.5 Analisis Verifikatif

Pada bagian ini akan disajikan tentang analisis koefisien korelasi,

koefisien determinasi, serta uji hipotesis yaitu uji F dan uji t. Data-data yang

diperoleh melalui kuesioner untuk seluruh variabel berskala ordinal sehingga data

tersebut harus dikonversikan untuk meningkatkan pengukuran dari skala ordinal

ke skala interval. Teknik yang digunakan adalah metode interval berurutan dengan

bantuan microsoft excel 2007 dan hasil pengkonversian dapat dilihat di lampiran.

Dengan demikian semua data yang sudah dinaikan dari skala ordinal ke skala

interval ini dapat digunakan sebagai data input untuk analisis data.

4.2.1.1.6 Uji Normalitas

Menurut Imam Ghozali (2012: 147) Uji normalitas bertujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi, variabel dependend dan independen

keduanya mempunyai distribusi normalatau tidak. Data yang baik dan layak

digunakan adalah data yang memiliki distibusi normal. Dalam penelitian ini

menggunakan aplikasi SPSS 21 untuk pengujian data sampel setiap variabel. Uji

normalitas yang dapat digunakan yaitu uji Kolmogorov-Smirnov (K-S), Grafik

histogram dan uji P-plot.

Tabel 4.6
58

Uji Normalitas
Kolmogorov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
MODAL MODAL
SENDIRI PINJAMAN SHU
N 5 5 5
Normal Parametersa Mean 2.41E8 1.50E8 6.87E7
Std. Deviation 5.482E7 1.352E7 2.536E7
Most Extreme Differences Absolute .209 .234 .219
Positive .209 .234 .158
Negative -.153 -.188 -.219
Kolmogorov-Smirnov Z .466 .524 .490
Asymp. Sig. (2-tailed) .982 .947 .970
a. Test distribution is Normal.

Dilihat dari tabel 4.6 tersebut bahwa K-S untuk semua variabel baik

dependen (Sisa Hasil Usaha) dan independen (modal sendiri dan modal pinjaman)

sebesar 0,466, 0,524, 0,490 dengan nilai signifikan Asymp.sig(2-tailed) pada

variabel nodal sendiri adalah 0,982, variabel modal pinjaman adalah 0,947

kemudian variabel sisa hasil usaha adalah 0,970 dan ketiga variabel tersebut lebih

besar dari nilai = 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data dalam

penelitian ini berdistribusi normal.Dalam penelitian ini selain menggunakan uji

komologorov-smirnov, uji normalitas datapun dilakukan dengan menggunakan

grafik histogram. Berikut ini adalah gambar grafik histogram uji normalitas data

sebagai berikut :
59

Gambar 4.2
Grafik Histogram
Uji Normalitas Modal sendiri (X1)

Pada gambar 4.2 menunjukan bahwa data berdistribusi normal karena

grafik histogram menunjukan bentuk simetris atau tidak condok ke kiri maupun

ke kanan.

Gambar 4.3
Grafik Histogram
Uji Normalitas Modal Pinjaman (X2)
60

Pada gambar 4.3 menunjukan bahwa data berdistribusi normal karena

grafik histogram menunjukan bentuk simetris atau tidak condok ke kiri maupun

ke kanan.

Gambar 4.4
Grafik Histogram
Uji Normalitas Sisa Hasil Usaha (Y)

Pada gambar 4.3 menunjukan bahwa data berdistribusi normal karena

grafik histogram menunjukan bentuk simetris atau tidak condok ke kiri maupun

ke kanan. Selanjutnya uji normalitas data dapat dilihat pada gambar grafik P-plot

berikut :
61

Gambar 4.5
Grafik p-plot hasil uji normalitas
Sumber : Data pengolahan SPSS 17, 2017

Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa data menyebar disekitar

garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi

asumsi normalitas.

4.2.1.2 Analisis Korelasi


Melakukan analisis korelasi untuk menentukan derajat keeratan hubungan

dan digunakan untuk mengetahui ada tidaknya keeratan hubungan antara variabel

X1 (Modal Sendiri), X2 (Modal Pinjaman) dan variabel Y (Sisa Hasil Usaha)

antara Modal Sendiri dan Modal Pinjaman dengan Sisa Hasil Usaha (SHU) pada

Koperasi Siswa SMA Negeri 2 Majalengka Kabupaten Majalengka selama 5

tahun yaitu dari tahun 2012 sampai dengan 2016.

1. Analisis Korelasi Parsial

Tabel 4.6
Data Pengujian
Modal Sendiri dan Modal Pinjaman Terhadap Sisa Hasil Usaha
62

Tahun Modal Sendiri Modal Pinjaman Sisa Hasil Usaha


2012 173.422.435 134.531.147 30.737.216
2013 234.822.171 136.444.354 94.122.636
2014 220.522.877 164.009.916 63.500.510
2015 253.949.905 152.565.667 65.183.954
2016 323.648.627 160.323.422 89.805.197
Sumber : Laporan Keuangan dan neraca Koperasi Siswa SMA Negeri
2 Majalengka Kabupaten Majalengka Tahun 2012 -2016.
(data di olah)

Berikut adalah hasil perhitungan korelasi antara Modal Sendiri, Modal

Pinjaman dan Sisa Hasil Usaha dengan menggunakan bantuan aplikasi SPSS versi

17.0.

Tabel 4.7
Hasil Koefisien Korelasi
Koperasi Siswa SMA Negeri 2 Majalengka Kabupaten Majalengka
Tahun 2012-2016
Correlations
MODAL MODAL
SENDIRI PINJAMAN SHU
MODAL SENDIRI Pearson Correlation 1 .583 .758
Sig. (2-tailed) .012 .013
N 5 5 5
MODAL PINJAMAN Pearson Correlation .583 1 .276
Sig. (2-tailed) .012 .063
N 5 5 5
SHU Pearson Correlation .758 .276 1
Sig. (2-tailed) .013 .063
N 5 5 5
Sumber : hasil SPSS 17, 2017
Berdasarkan tabel 4.7 di atas dengan menggunakan korelasi Pearson

Product Moment (PPM), diketahui nilai n atau jumlah data adalah 5 dan korelasi

(r) variabel X1 (Modal Sendiri) sebesar 0,758 dan korelasi (r) variabel X2 (Modal

Pinjaman) sebesar 0,583.


63

Untuk mengetahui pengaruh Modal Sendiri dan Modal Pinjaman terhadap

Sisa Hasil Usaha maka dapat ditentukan berdasarkan Interprestasi Koefisien

Korelasi sebagai berikut :


Tabel 4.8
Interprestasi Koefisien Korelasi Nilai r
Koperasi Siswa SMA Negeri 2 Majalengka Kabupaten Majalengka
Tahun 2006-2010

Interval Koefisien Tingkat Hubungan


0,00 0,199 Sangat Rendah
0,20 0,399 Rendah
0,40 - 0,599 Sedang
0,60 0,799 Kuat
0,80 1,000 Sangat Kuat

Berdasarkan tabel Interprestasi Koefisien Korelasi Nilai r di atas, maka

dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut :


1. Variabel Modal Sendiri (X1)
a. Nilai koefisien korelasi sebesar 0,758 berada pada interval koefisien

0,60 0,799 dan tingkat hubungan kuat, yang artinya bahwa Modal

Sendiri memiliki hubungan yang kuat terhadap Sisa Hasil Usaha.


b. Korelasinya kuat, yang artinya makin tinggi Modal Sendiri maka Sisa

Hasil Usaha makin tinggi.

2. Variabel Modal Pinjaman (X2)


a. Nilai koefisien korelasi sebesar 0,583 berada pada interval koefisien

0,40 0,599 dan tingkat hubungan sedang, yang artinya bahwa Modal

pinjaman memiliki hubungan yang sedang terhadap Sisa Hasil Usaha.


b. Korelasinya sedang, yang artinya makin rendah Modal pinjaman maka

Sisa Hasil Usaha makin tinggi.

2. Korelasi secara Simultan

Hasil penghitungan koefisien korelasi secara simultan dapat dilihat dari

tabel dibawah ini :


64

Tabel 4.9
Hasil Koefisien Korelasi Secara Simultan
Model Summaryb
Change Statistics
Adjusted R Std. Error of Sig. F
Model R R Square Square the Estimate R Square Change F Change df1 df2 Change
a
1 .785 .616 .232 2.223E7 .616 1.603 2 2 .384
a. Predictors: (Constant), MODAL PINJAMAN, MODAL SENDIRI
b. Dependent Variable: SHU
Sumber : hasil SPSS 17, 2017

Berdasar hasil perhitungan tersebut dapat diketahui koefisien korelasi

secara simultan antara modal sendiri, modal pinjaman secara simultan terhadap

sisa hasil usaha yaitu sebesar 0,785. Koefisien tersebut memiliki korelasi

hubungan yang kuat karena terletak pada kategori 0,60-0,799. Sedangkan

kontribusi atau sumbangan secara simultan variabel modal sendiri dan modal

pinjaman terhadap sisa hasil usaha adalah sebesar 61,6 % sedangkan 38,4%

ditentukan oleh variabel lain.

4.2.1.3 Koefisien Determinasi


Untuk mengetahui seberapa besar variabel bebas berpengaruh terhadap

variabel terikat yaitu hubungan antara Modal Sendiri (variabel X1) dan Modal

Pinjaman (variabel X2) dengan perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU) (Variabel Y)

maka menggunakan analisis koefisien determinasi yang dinyatakan dengan

persentase. Dengan menggunakan bantuan aplikasi SPSS Versi 17,0 maka

diperoleh koefisien determinasi seperti yang tertera pada tabel berikut :


Tabel 4.10
Koefisien Determinasi
Koperasi Siswa SMA Negeri 2 Majalengka Kabupaten Majalengka
65

Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate

1 .785a .616 .232 2.223E7

a. Predictors: (Constant), MODAL PINJAMAN, MODAL SENDIRI


Sumber : : hasil SPSS 17, 2017

Berdasarkan table 4.7 tersebut bahwa pengaruh modal sendiri terhadap

Sisa Hasil Usaha di peroleh nilai r sebesar 0,758 selanjutnya untuk nilai koefisien

determinasinya adalah sebagai berikut :

KD = r2 x 100%
= (0,758)2 x 100%
= 57,45 %
Dengan demikian dapat diketahui besarnya variasi dari variabel Sisa Hasil

Usaha dapat diterangkan oleh variabel modal sendiri yaitu sebesar 57,45%
Pengaruh modal pinjaman dengan Sisa Hasil Usaha diperoleh 0,583.

Selanjutnya untuk nilai koefisien determinasi menggunakan rumus:


KD = r2 x 100%
= (0,583)2 x 100%
= 33,98%
Dengan demikian dapat diketahui besarnya variasi dari variabel Sisa Hasil

Usaha dapat diterangkan oleh variabel modal pinjaman yaitu sebesar 33,98%
1. Pengaruh secara simultan
Berdasarkan tabel 4.16 terlihat bahwa pengaruh pengendalian internal dan

kesesuaian kompensasi dengan kecenderungan kecurangan akuntansi diperoleh

nilai R sebesar 0,785. Selanjutnya nilai koefisien determinasi menggunakan

rumus:
KD = r2 x 100%
= (0,785)2 x 100%
= 61,62%
Dengan demikian dapat diketahui besarnya variasi dari variabel

kecenderungan kecurangan akuntansi dapat diterangkan oleh variabel


66

pengendalian internal dan kesesuaian kompensasi yaitu sebesar 61,62 %

sedangkan 38,38% ditentukan oleh variabel lain yang tidak diteliti.

4.2.1.4 Uji Hipotesis


4.2.1.4.1 Uji Hipotesis Parsial (Uji Statistik t)
Uji statistik t pada dasarnya menujukan signifikansi pengaruh dari suatu

variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel

dependen (Ghozali, 2012). Uji hipotesis ini digunakan untuk menguji hipotesis

modal sendiri (X1) dan modal pinjaman (X2) terhadap sisa hasil usaha (Y).

Pengujian ini dilakukan untuk menguji hipotesis secara parsial yang digunakan

untuk menguji antara (X1) dan (X2) terhadap (Y).

Uji t dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan ttabel pada tingkat

signifikan 5% dengan dk = n 1. Berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis

atau dengan sementara maka dilakukan uji hipotesis dengan ketentuan sebagai

berikut :

a. Hipotesis pertama

Ho : r = 0 : Tidak ada pengaruh secara signifikan antara modal sendiri

terhadap sisa hasil usaha.

Ho : r 0 : ada pengaruh secara signifikan antara modal sendiri terhadap

sisa hasil usaha.

b. Hipotesis kedua
67

Ho : r = 0 : Tidak ada pengaruh secara signifikan antara modal pinjaman

terhadap sisa hasil usaha.


Ho : r 0 : ada pengaruh secara signifikan antara modal pinjamn terhadap

sisa hasil usaha.


Dengan kaidah pengujiannya sebagai berikut :

Jika thitung ttabel maka Ho ditolak. Artinya terdapat pengaruh secara signifikan

antara X terhadap Y

Jika thitung< ttabel maka Ho diterima. Artinya tidak dapat pengaruh secara signifikan

antara X terhadap Y.

Untuk memperkirakan atau memprediksikan perubahan yang terjadi di

masa depan untuk memberikan kontribusi menentukan keputusan yang baik.

Maka penulis menggunakan analisis regresi linier sederhana dengan

menggunakan rumus yang di gunakan menurut Sugiyono (2010 : 261) adalah

sebagai berikut :
^
= a + bX
Y
Dengan menggunakan bantuan aplikasi SPSS versi 17.0 maka di peroleh

koefisien regresi linier sederhana seperti yang tertera pada tabel berikut :
Tabel 4.11
Uji Parsial (t)
Koperasi Siswa SMA Negeri 2 Majalengka Kabupaten Majalengka
Tahun 2012 sampai dengan tahun 2016
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 3.823E7 1.265E8 .302 .791
MODAL SENDIRI .014 .006 .904 6.280 .008
MODAL PINJAMAN .001 .000 .251 4.466 .038
a. Dependent Variable: SHU
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS versi 17, 2017
68

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Pengaruh Modal Sendiri Terhadap Sisa Hasil Usaha

Berdasarkan dari tabel 4.11 di atas maka dapat disimpulkan bahwa nilai

Sisa Hasil Usaha (SHU) sebelum adanya modal sendiri dan faktor faktor lain

yang tidak penulis teliti adalah Rp 3,823 setelah adanya Modal Sendiri berubah

menjadi Rp 0,014. Selain itu bahwa setiap peningkatan Rp 1 angka variabel

Modal Sendiri maka akan berpengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha sebesar 0,014.

Hasil Perhitungan di atas dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 4.6

Hipotesis Taraf Signifikan

Ho ditolak Ho ditolak

Ha diterima

-6,280 - 4,303 4,303 6,280

Berdasarkan gambar diatas dan tabel 4.11 nilai THitung untuk variabel modal

sendiril sebesar 6.280 sedangkan Ttabel 4,303 dengan tingkat signifikan 0,008 oleh

karena itu Thitung> Ttabel yaitu 6,280>4,303 dan nilai signifikannya 0,008<0,05 maka
69

Ho ditolak, yang artinya ada pengaruh signifikan dari variabel modal sendiri (X1)

terhadap sisa hasil usaha.

2. Pengaruh Modal Pinjaman Terhadap Sisa Hasil Usaha

Berdasarkan dari tabel 4.11 di atas maka dapat disimpulkan bahwa nilai

Sisa Hasil Usaha (SHU) sebelum adanya modal pinjaman dan faktorfaktor lain

yang tidak penulis teliti adalah Rp 1,265 setelah adanya Modal pinjaman berubah

menjadi Rp 0,001. Selain itu bahwa setiap peningkatan Rp 1 angka variabel

Modal pinjaman maka akan berpengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha sebesar 0,001.

Hasil Perhitungan di atas dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 4.7

Hipotesis Taraf Signifikan

Ho ditolak Ho ditolak

Ha diterima

-4,466 - 4,303 4,303 4,466

Berdasarkan gambar diatas dan tabel 4.11 nilai THitung untuk variabel modal

pinjaman sebesar 4,466 sedangkan Ttabel 4,303 dengan tingkat signifikan 0,038

oleh karena itu Thitung> Ttabel yaitu 4,466>4,303 dan nilai signifikannya 0,008<0,05
70

maka Ho ditolak, yang artinya variabel pinjaman berpengaruh signifikan terhadap

sisa hasil usaha.

4.2.1.4.2 Uji Simultan (F)

Variabel independen secara individu dikatakan memiliki pengaruh

terhadap variabel dependen, apabila variabel tersebut memiliki nilai signifikansi

(sig) 0,05. Pengujian ini juga dapat dilakukan dengan membandingkan nilai

Fhitung dengan Ftabel sebagai berikut:

Membandingkan Fhitung dengan Ftabel :

Apabila Fhitung Ftabel maka Ho ditolak, artinya ada pengaruh variabel X1 dan X2

secara simultan terhadap Y

Apabila Fhitung< Ftabel maka Ho diterima, artinya tidak ada pengaruh variabel

X1 dan X2 secara simultan terehadap Y

Tabel 12
Uji Simultan (Uji F)
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1.584E15 2 7.920E14 13.382 .000a
Residual 9.883E14 2 4.941E14
Total 2.572E15 4
a. Predictors: (Constant), MODAL PINJAMAN, MODAL SENDIRI
b. Dependent Variable: SHU
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS versi 17, 2017

Tingkat signifikansi dari yang digunakan dalam pengujian ini ialah =

5%,derajat kebebasannya ialah df1 (jumlah variabel - 1) = 3 -1 = 2 dan df2 (n

jumlah variabel) = 5 - 3 = 2. Setelah melihat Ftabel, maka hasil yang diperoleh


71

untuk Ftabel ialah sebesar 9,28. Dari tabel di atas, mengungkapkan bahwa nilai F

hitung adalah 13.382 dengan tingkat probabilitasnya <0,001. Dari kedua

perhitungan, diketahuilah bahwa F hitung > F tabel yaitu 13.382> 9,28 dan nilai

probabilitasnya (<0,001) < 0,05, yang menunjukkan bahwa adanya pengaruh

variabel modal sendiri dan modal pinjaman secara simultan atau bersama-sama

adalah signifikan terhadap sisa hasil usaha.

Berdasarkan uji hipotesis tersebut maka digunakan ujidua pihak seperti

gambar berikut ini.

-13,382 -9,280 0 9,280 13,382

Gambar 4.8
Hasil Perhitungan Kurva Uji Dua Pihak Modal Sendiri dan Modal Pinjaman
Terhadap Sisa Hasil Usaha
Sumber : diolah sendiri 2017

Dari gambar 4.8 dapat dilihat bahwa thitung yaitu 13,382 berada dalam

daerah penolakan Ho, artinya modal sendiri dan modal pinjaman secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap sisa hasil usaha.

4.3 Pembahasan

4.3.1 Perkembangan Modal Sendiri pada Koperasi Siswa SMA Negeri 2

Majalengka Kabupaten Majalengka.


72

Perkembangan modal sendiri pada Koperasi Siswa SMA Negeri 2

Majalengka Kabupaten Majalengka setiap tahunnya mengalami peningkatan.

Modal sendiri yang paling besar adalah pada tahun 2016 yaitu sebesar Rp

323.648.627 sedangkan modal sendiri yang paling kecil di dapat oleh Koperasi

Siswa SMA Negeri 2 Majalengka Kabupaten Majalengka yaitu pada tahun 2012

sebesar Rp 173.422.435. Modal sendiri mengalami peningkatan pada tahun 2012

sampai tahun 2013 sebesar 33%, karena semua komponen modal sendiri

mengalami peningkatan. Pada tahun 2013 sampai dengan 2014 mengalami

penurunan sebesar 6%, karena komponen utang yaitu simpanan sukarela

meningkat menjadi sebesar Rp. 73.307.903. Kemudian pada tahun 2014 sampai

dengan tahun 2015 mengalami peningkatan menjadi 15%, karena simpanan

pokok dan wajib mengalami peningkatan dan pada tahun 2015 sampai dengan

tahun 2016 mengalami peningkatan yang tinggi yaitu menjadi 27%, karena

simpanan pokok dan wajib mengalami peningkatan.

Jadi, pada dasarnya perkembangan Modal Sendiri pada Koperasi Siswa

SMA Negeri 2 Majalengka Kabupaten Majalengka selama 5 tahun mengalami

peningkatan dan menurunan hal tersebut disebabkan karena jumlah simpanan

pokok, simpanan wajib, cadangan, donasi, dana resiko mengalami peningkatan

dan pada tahun 2008 dana resiko mengalami penurunan, tetapi tingkat kenaikan

dalam persentasenya sedikit dan tingkat kenaikan yang paling tinggi yaitu pada

tahun 2013 sebesar 33 %.

4.3.2 Perkembangan Modal Pinjaman pada Koperasi Siswa SMA Negeri 2

Majalengka Kabupaten Majalengka


73

Perkembangan modal pinjaman pada Koperasi Siswa SMA Negeri 2

Majalengka Kabupaten Majalengka setiap tahunnya mengalami peningkatan.

Modal pinjaman yang paling besar adalah pada tahun 2014 yaitu sebesar Rp

164.009.916 sedangkan modal pinjaman yang paling kecil di dapat oleh Koperasi

Siswa SMA Negeri 2 Majalengka Kabupaten Majalengka yaitu pada tahun 2012

sebesar Rp 134.531.147. modal pinjaman mengalami peningkatan pada tahun

2012 sampai tahun 2013 sebesar 1,42%, karena semua komponen modal pinjaman

mengalami peningkatan. Pada tahun 2013 sampai dengan 2014 mengalami

peningkatan sebesar 20,20%, karena komponen utang yaitu simpanan sukarela

meningkat sebesar Rp. 73.307.903. Kemudian pada tahun 2014 sampai dengan

tahun 2015 mengalami penurunan menjadi 6,97%, karena simpanan sukarela

mengalami penurunan dan pada tahun 2015 sampai dengan tahun 2016

mengalami penurunan yaitu menjadi 5,08%, karena simpanan Ex anggota

mengalami penurunan.

Jadi, pada dasarnya perkembangan Modal pinjaman pada Koperasi Siswa

SMA Negeri 2 Majalengka Kabupaten Majalengka selama 5 tahun mengalami

peningkatan dan menurunan hal tersebut disebabkan karena jumlah simpanan

sukarela dan beban utang mengalami peningkatan dan pada tahun 2014 dana

resiko mengalami peningkatan, dan tingkat kenaikan dalam persentasenya juga

tinggi. Tingkat kenaikan yang paling rendah yaitu pada tahun 2012 sebesar 1,42%.

4.3.3 Perkembangan Sisa hasil Usaha pada Koperasi Siswa SMA Negeri 2

Majalengka Kabupaten Majalengka


74

Perhitungan Sisa Hasil Usaha menyajikan hasil akhir yang di sebut sisa

hasil usaha, sisa hasil usaha yang di peroleh mencakup hasil usaha dengan

anggota dan laba atau rugi kotor dengan non anggota. Perhitungan Sisa Hasil

usaha digunakan untuk mengingat manfaat dari usaha koperasi tidak semata-mata

di ukur dari hasil usaha atau laba tetapi lebih di tentukan pada manfaat bagi

koperasi. Sisa Hasil Usaha pada tahun 2012 sampai tahun 2013 mengalami

peningkatan sebesar 196%, karena hampir semua pendapatan dan anggaran biaya

mengalami peningkatan. Pada tahun 2013 sampai dengan 2014 mengalami

penurunan sebesar 32,5%, karena jasa simpanan sukarela dan dana kegiatan,

pendidikan dan sosial peningkatan. Kemudian pada tahun 2014 sampai dengan

tahun 2015 mengalami kenaikan menjadi 2,65%, dan pada tahun 2015 sampai

dengan tahun 2016 mengalami kenaikan yang tinggi yaitu menjadi 37,7%, karena

pendapatan dan anggaran biaya mengalami peningkatan

Jadi, perkembangan Sisa Hasil Usaha pada Koperasi Siswa SMA Negeri 2

Majalengka Kabupaten Majalengka selama lima tahun terakhir mengalami

peningkatan dan penurunan hal tersebut disebabkan karena semua pendapatan

Koperasi Siswa SMA Negeri 2 Majalengka mengalami peningkatan dan

penurunan jasa simpanan sukarela dan beban utang lainnya dengan peningkatan

yang paling tinggi adalah pada tahun 2013.

4.3.4 Pengaruh Modal Sendiri Terhadap Sisa Hasil Usaha pada Koperasi

Siswa SMA Negeri 2 Majalengka Kabupaten Majalengka

Berdasarkan hasil perhitungan koefisien korelasi diperoleh nilai korelasi

(r) sebesar 0,758 hal tersebut menunjukkan bahwa pengaruh Modal Sendiri
75

terhadap Sisa Hasil Usaha pada Koperasi Siswa SMA Negeri 2 Majalengka

Kabupaten Majalengka sangat kuat yang artinya makin tinggi Modal Sendiri maka

Sisa Hasil Usaha akan makin tinggi.

Dari koefisien korelasi tersebut diperoleh nilai koefisien determinasi

sebesar 0,9293 atau 92,93% maka dapat disimpulkan bahwa 92,93% dari Modal

Sendiri mempunyai hubungan dengan Sisa Hasil Usaha dan sisanya 7,07% di

pengaruhi oleh variabel lain yang tidak penullis teliti. Jadi, hipotesis penelitian

telah teruji bahwa Modal Sendiri mempunyai pengaruh dengan variabel Sisa Hasil

Usaha.

Berdasarkan uji hipotesis yaitu dengan menggunakan uji t diperoleh nilai

thitung sebesar 6,280 dan ttabel dengan menggunakan uji dua pihak diperoleh nilai

sebesar 3,182 dengan demikian maka nilai thitung = 6,280 > ttabel = 3,182. Maka

dapat disimpulkan bahwa terima ha dan tolak ho, kemudian dapat disimpulkan

bahwa Modal Sendiri berpengaruh secara signifikan terhadap Sisa Hasil Usaha

pada Koperasi Siswa SMA Negeri 2 Majalengka Kabupaten Majalengka.

Anda mungkin juga menyukai