MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Oleh:
Firna Aprilianingsih
1401460044
KATA PENGANTAR
Puji Syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat, taufik, dan karuniaNya, makalah ini dapat terselesaikan tepat
waktu. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Bahasa Indonesia, pada semester I, di tahun ajaran 2014/2015, dengan
judul TBC (TUBERCULOSIS). Penyusunan makalah ini bertujuan untuk
melengkapi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia pada semester I di Poltekkes
Kemenkes Malang Program Studi DIV Keperawatan Malang.
Dalam penyelesaian makalah ini, saya banyak mengalami kesulitan. Namun,
berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan dengan tepat waktu. Karena itu, sudah sepantasnya jika saya
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Rudi Hamarno, S.Kep, Ns. selaku kepala Program Studi DIV
Keperawatan Malang Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang yang telah
memberikan fasilitas dalam pembuatan makalah ini.
2. Ibu Ngesti W. Utami, S.Kp, M.Pd selaku dosen pengajar mata kuliah Bahasa
Indonesia Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang Prodi DIV
Keperawatan Malang yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada
kami.
3. Seluruh teman-teman yang turut serta memberikan saran.
Kami sadar, sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam proses
pembelajaran, penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat
positif, guna perbaikan makalah yang kami buat ini.
Harapan kami, semoga makalah ini, dapat bermanfaat dengan memberi
pengetahuan sekaligus pembelajaran tentang penyakit TBC (tuberculosis).
Malang, 6 Oktober 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR. i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
Ii
iii
BAB IV PENUTUP
3.1. Kesimpulan. 10
3.2. Saran.. 10
DAFTAR PUSTAKA.. iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.2.5. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan orang terkena dan tertular
penyakit TBC?
1.2.6. Bagaimana proses diagnostic TBC?
1.2.7. Bagaimana cara pencegahan TBC?
BAB II
TINJAUAN TEORI
BAB III
PEMBAHASAN
Tuberkulosis (TBC) adalah jenis penyakit yang sudah lama dikenal, tetapi
masih sering saja terjadi. TBC dahulu hanya dianggap sebagai penyakit kalangan
bawah tetapi faktanya banyak orang dari kalangan atas dengan gizi yang baik juga
banyak yang menderita penyakit tersebut. TBC ini penyakit yang menular dan
sifatnya mematikan. Manurung et al (2009:105) mengemukakan TB Paru adalah
suatu penyakit infeksi yang menyerang paru-paru yang secara khas ditandai oleh
pembentukan granuloma dan menimbulkan nekrosi jaringan. Maksudnya TBC
adalah jenis penyakit paru-paru akibat infeksi dimana disertai dengan terjadinya
radang pada jaringan dan kematian sel pada jaringan. Mycobacterium tuberculosis
adalah sejenis bakteri berbentuk batang dan panjang yang menjadi penyebab
penyakit TBC. Sejarah TBC di Indonesia terjadi pada saat Candi Borobudur
dibangun pada abad VIII, ternyata penyakit TBC sudah menjadi penyakit
rakyatyang mematikan. Contohnya pada bentuk bangunan di candi tersebut yaitu
orang sakit yang bertemu dengan Pangeran Sidharta Gautama (Danusantoso:1999)
2.2. Gejala TBC
TBC pada stadium awal tidak menunjukkan gejala-gejala apapun. Tetapi lama-
kelamaan muncul gejala-gejala berkenaan dengan paru-paru yang mengalami
gangguan seperti batuk secara terus menerus dan mengeluarkan dahak. Gejala lain
misalnya keadaan tubuh lemah, letih, mengeluarkan keringat pada malam hari,
dan berat badan menjadi turun. Gejala TBC dibagi menjadi dua yaitu:
Gejala Sistemik adalah:
a) Demam
Demam merupakan gejala pertama dari tuberculosis paru,
biasanyatimbul pada sore dan malam hari disertai dengan keringat mirip
demam influenza yang segera mereda.
b) Malaise
Karena tuberculosis bersifat radang menahun, maka dapat terjadi
rasa tidak enak badan, pegal-pegal, nafsu makan berkurang, badan makin
5
6
kurus, sakit kepala, mudah lelah dan pada wanita kadang-kadang dapat
terjadi gangguan siklus haid.
Gejala Respiratorik adalah:
a. Batuk
Batuk mula-mula terjadi oleh karena iritasi bronchus, selanjutnya
akibat adanya peradangan pada bronchus, batuk akan menjadi produktif.
b. Batuk Darah
Batuk darah terjadi akibat pecahnya pembuluh darah dan juga
dapat terjadi karena ulserasi pada mukosa bronchus.
c. Sesak Nafas
Gejala ini ditemukan pada penyakit yang lanjut dengan kerusakan
paru yang cukup luas
d. Nyeri Dada
Gejala ini timbul apabila system persyarafan yang terdapat di pleura
terkena, gejala ini dapat bersifat local atau pleuritik.(Manurung et al,
2009:107-108)
2.3. Terjadinya TBC
Infeksi Primer
Infeksi primer terjadi saat seseorang terpapar pertama kali dengan
kuman TBC. Percikan dahak yang terhirup sangat kecil ukurannya,
sehingga dapat melewati sistem pertahanan mukosilierbronkus, dan terus
berjalan sehingga sampai di alveolus dan menetap disana. Infeksi dimulai
saat kuman TBC berhasil berkembang biak dengan cara membelah diri di
paru, yang mengakibatkan peradangan di dalam paru. Saluran limfe akan
membawa kuman TBC ke kelenjar limfe disekitar hilus paru dan ini
disebut sebagai kompleks primer. Waktu antara terjadinya infeksi sampai
pembentukan kompleks primer adalah sekitar 4-6 minggu.
Adanya infeksi dapat dibuktikan dengan terjadinya perubahan reaksi
tuberkulin dari negatif menjadi positif. Kelanjutan setelah infeksi primer
tergantung dari banyaknya kuman yang masuk dan besarnya respon daya
tahan tubuh (imunitasseluler). Pada umumnya reaksi daya tahan tubuh
tersebut dapat menghentikan perkembangan kuman TBC. Meskipun
demikian ada beberapa kuman akan menetap sebagai kuman persister atau
dormant (tidur). Kadang-kadang daya tubuh tidak mampu menghentikan
perkembangan kuman, akibatnya dalam beberapa bulan, yang
bersangkutan akan menjadi penderita TBC.
Tuberkulosis Pasca Primer
Tuberkulosis pasca primer biasanya terjadi setelah beberapa bulan atau
tahun sesudah infeksi primer, misalnya karena daya tahan tubuh menurun
akibat terinfeksi HIV atau status gizi buruk. Ciri khas dari tuberkulosis
pasca primer adalah kerusakan paru yang luas dengan terjadinya kavitas
atau efusi pleura. (Bili,2012)
9
4. Foto Rontgen Paru
Foto rontgen paru mempunyai kegunaan yang penting karena
berdasarkan keadaan kelainan di dalam foto seperti bentuk dapat
diketahui adanya lesi TB. Selain itu pemeriksaan ini menjadi dokumen
otentik, yang membantu proses penyembuhan.
5. Pemeriksaan Serologik
Danusantoso (1999:114) mengatakan Bisa disebut tes TBPAP (uji
Peroksidase Anti Peroksidase untuk TB Paru) yaitu kemampuan
untuk memproduksi suatu antibodi dari kelas igG terhadap sebuah
antigen dalam basil TB. Tentunya bila seseorang belum pernah
terinfeksi basil TB,SIH-nya belum diaktifkan. Dengan demikian, tes
ini akan negative. Sebaliknya bila sudah pernah terinfeksi, SIH-nya
sudah akan terbentuk igG tertentu tadi sehingga hasil tes akan menjadi
positif.
2.7. Pencegahan TBC
a) Saat batuk seharusnya menutupi mulutnya, dan apabila batuk lebih
dari 3 minggu, merasa sakit di dada dan kesukaran bernafas segera
dibawa kepuskesmas atau ke rumah sakit.
b) Saat batuk memalingkan muka agar tidak mengenai orang lain.
c) Membuang ludah di tempat yang tertutup, dan apabila ludahnya
bercampur darah segera dibawa kepuskesmas atau ke rumah sakit.
d) Mencuci peralatan makan dan minum sampai bersih setelah digunakan
oleh penderita.
e) Bayi yang baru lahir dan anak-anak kecil harus diimunisasi dengan
vaksin BCG. Karena vaksin tersebut akan memberikan perlindungan
yang amat bagus. (Billi,2012)
BAB IV
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
TBC adalah jenis penyakit menular yang mematikan. Penyakit
TBC disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis melalui
udara. Gejala-gejala yang umum bagi penderita TBC adalah batuk-
batuk, sesak nafas, dan nyeri dada. Pada umumnya faktor-faktor yang
menjadikan mudahnya penyakit TBC menyebar adalah daya tahan
pada tubuh manusia berkurang sehingga mudahnya bakteri-bakteri
masuk dan menjadi penyakit di tubuh manusia termasuk penyakit
TBC. Dalam proses mendiagnosa penyakit TBC ada lima proses yaitu
anamnesis, Pemeriksaan Fisik, Tes Tuberkulin, Foto Rontgen Paru, dan
Pemeriksaan Serologik.
3.2. Saran
1. Bagi penulis untuk menjadikan tugas ini diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari tidak hanya sebatas tugas.
2. Bagi masyarakat jangan selalu meremehkan gejala-gejala suatu
penyakit. Bisa jadi penyakit tersebut adalah penyakit yang akut seperti
halnya penyakit TBC.
3. Bagi tenaga medis perlu adanya penambahan wawasan dalam
menangani pasien yang menderita penyakit TBC.
4. Bagi institusi kesehatan
Perlu adanya meningkatkan jasa pelayanan dan menambah peralatan
medis yang lebih canggih supaya pasien yang menderita penyakit TBC
bisa cepat teratasi.
10
DAFTAR PUSTAKA
Manurung, S.,Suratun,Paula Krisanty,Ni Luh Putu Ekarini. 2009. Gangguan Sistem
Pernafasan Akibat Infeksi. Jakarta: CV. Trans Info Media.
Danusantoso, H. 1999. Buku Saku Ilmu Penyakit Paru. Jakarta: Penerbit Hipokrates.