OLEH:
KELOMPOK 3
Penulis
PERKERASAN JALAN i
DAFTAR ISI
1 BAB I ................................................................................................................. 1
PERKERASAN JALAN ii
1 BAB I
PENDAHULUAN
PERKERASAN JALAN 1
aspal, sehingga nantinya dapat menentukan metode pencampuran dan mix formula
aspal yang benar.
1. Bagaimana jenis dan pengertian campuran aspal panas (hot mix) serta aspal
dingin (cold mix) berdasarkan Spesifikasi Bina Marga 2010 Revisi?
1. Untuk mengetahui jenis dan pengertian campuran aspal panas (hot mix)
serta aspal dingin (cold mix) berdasarkan Spesifikasi Bina Marga 2010
Revisi.
PERKERASAN JALAN 2
2 BAB II
PEMBAHASAN
PERKERASAN JALAN 3
untuk memudahkan pencampuran pada batuan diperlukan bahan peremaja
(modifier).
Aspal cair adalah campuran antara aspal semen dengan bahan pencair dari hasil
penyulingan minyak bumi. Dengan demikian cut back asphalt / aspal cair
berbentuk cair dalam temperature ruang. Berdasarkan bahan pencairnya dan
kemudahan bahan pelarutnya, aspal cair dapat dibedakan atas :
Merupakan salah satu bentuk aspal cair ( pada suhu ruangan ) dimana
pengencernya adalah air, bukan minyak. Digunakan untuk mendapatkan aspal
encer agar mudah diaduk.
Dalam perdagangan atau dalam pembuatan emulsi aspal dikenal beberapa tipe,
yaitu :
PERKERASAN JALAN 4
2.1.3 Spesifikasi Campuran Panas AC-WC, AC-BC, AC-Base, Latasir
Spesifikasi Bina Marga 2010 Revisi 3
2.1.3.1 Asphal Concrete Wearing Course ( AC-WC)
Asphal Concrete Wearing Course ( AC-WC) termasuk dalam jenis campuran
Laston sebagai lapis aus. Teba; minimum untuk lapisan AC- WC adalah 4cm.
Lapisan AC-WC terletak pada lapis permukaan diatas AC- BC pada bagian
perkerasan.
2.1.3.2 Asphal Concrete Binder Course (AC-BC)
Asphal Concrete Binder Course ( AC-BC) merupakan Laston sebagai lapisan
pengikat. Tebal nominal minimum lapisan AC-BC adalah 5 cm. Lapisan AC-BC
terletak pada lapis permukaan pada bagian perkerasan.
Fungsi dari lapis AC-BC menurut Puslitbang Prasarana transportasi(2004)
adalah :
a. Mengurangi tegangan
b. Menahan beban akibat beban lalu lintas, sehingga harus mempunyai
kekuatan yang cukup.
Bahan campuran AC-BC pada umumnya terdiri dari agreagat kasar,agreagat
halus,bahan pengisi (filler), dan aspal. Pada penelitan ini campuran AC- BC
ditambahkan asbuton pada kadar tertentu. Bahan-bahan tersebut sebelum
digunakan harus diuji terlebih dahulu untuk mengethaui sifat-sifat bahan tersebut.
PERKERASAN JALAN 5
2.1.4 Spesifikasi Gradasi Gabungan AC-WC, AC-BC, AC-Base, Latasir
Spesifikasi Bina Marga 2010 Revisi 3
PERKERASAN JALAN 6
Syarat-syarat tersebut adalah :
Dimana:
Dimana :
PERKERASAN JALAN 7
2.2.3 Metode Pencampuran dengan Cara Grafis
Proporsi masing-masing fraksi agregat dapat pula ditentukan dengan
mempergunakan cara grafis. Langkah-langkah penentuan proporsi campuran
adalah sebagai berikut :
a. Bagi kertas milimeter block menjadi 3 (tiga) daerah yang mempunyai range
yang sama yaitu 10 cm.
b. Beri tanda pada garis vertical 0 cm adalah A untuk agregat kasar ( CA), 10 cm
adalah B untuk agregat sedang ( MA), 20 cm adalah C untuk abu batu dan D
untuk pasir pada garis vertical 30 cm.
c. Pencampuran pertama antara agregat sedang dengan abu batu. Tarik garis dari
garis vertikal C kearah vertikal B dengan memperhatikan ukuran saringan dan
persentase lolos dari masing-masing agregat.
d. Selanjutnya buat batas spesifikasi campuran untuk masing-masing nomor
saringan dan ditandai dengan garis yang lebih tebal. Tarik garis melintang yang
memotong semua garis yang menyatakan rentang dari batas-batas spesifikasi.
Garis ini menyatakan proporsi antara agregat kasar dan agregat halus
e. Prooyeksikan titik potong antara garis melintang dengan batas spesifikasi
masing-masing garis nomor saringan ke garis skala B.
f. Tarik garis skala A dengan memperhatikan ukuran saringan dan persentase
lolos dari agregat kasar untuk mendapatkan persentase agregat kasar dan
sedang.
g. Untuk mendapatkan persentase abu batu dan pasir,ulangi langkah e dan f
dengan memproyeksikan ke garis skala C.
PERKERASAN JALAN 8
f. Tempatkan titik-titik tengah spesifikasi pada garis diagonal dan tarik garis
vertikal untuk mendapatkan posisi diameter saringan.
g. Gambar grafik % lolos dari masing-masing fraksi agregat.
h. Untuk menentukan % agregat kasar,tarik garis vertikal sedemikian rupa disuatu
posisi,hingg jarak antara garis agregat sedang ketepi atas sama dengan jarak
antara garis ketepi bawah sama dengan d.
i. Dari titik potong dengan garis diagonal,tarik garis horizontal sampai memotong
tepi kanan,sehingga diperoleh jarak vertikal ke tepi atas yang merupakan %
agregat kasar yang diperlukan.
j. Buat lagi garis vertikal sedemikian rupa hingga jarak antara garis agregat halus
ke tepi atas sama dengan jarak antara garis agregat kasar + sedang ke tepi
bawah,kemudian dari titik potong dengan garis diagonal tarik garis horizontal.
PERKERASAN JALAN 9
agregat gabungannya. Teknik mencampur dapat dilakukan dengan secara analitis
maupun secara grafis.
= 0,035 + 0,045 + +
Dimana :
K= 0,15 bila c= 11-15% ; 0,18 bila c=6-10% ;0,20 bila c=5% atau kurang
PERKERASAN JALAN 10
2.3.1.5 Penentuan Persentase Material Terhadap Berat Total Campuran
Persentase proporsi agregat dihitung berdasarkan berat total agregat.karena dalam
campuran terdapat kandungan aspal, maka perlu dihitung persentasi material
terhadap berat total campuran. Untuk membuat sebuah sampe umumnya
diperluakan 1200 gram agregat yang proporsinya sesuai dengan ukuran butir
agregat. Persentase terhadap berat total campuran akan berubah sesuai dengan
variasi persentase kadar aspal.
PERKERASAN JALAN 11
Mould (cetakan sampel) dengandiameter 4 inch (101,6 mm) dan tinggi 3 inch
(75mm) dilengkapi dengan colar mould (mould tambahan), dan alat pencampur
(mixer) atau sendok pengaduk metal, dan batnag besi perojok/ penusuk juga perlu
dipanaskan (dapat dipanaskan padatemperatu sama dengan pemanasan aspal).
PERKERASAN JALAN 12
3. Mengandung cukuo rongga udara (VIM) agar tersedia ruangan yang
cukup untuk menampung ekspansi aspal akiba pemadatan lanjutan oleh
lalulintas dan kenaikanudara tanpa mengalami blending atau deformasi
plastis.
4. Rongga udara yang ada harus juga dibatsi untuk membatasi permebilitas
campuran.
5. Mudah dilaksanakan sehingga campuran beraspal dapat dengan mudah
dihampar dan dipadatkan sesuai dengan rencana dan memenuhi
spesifikasi.
Untuk data atau/sifat ini diperlukanmassa dan volume dari sampel. Massanya
dengan mudah dapat ditimbang, namun penentuan volumenya memerlukan
ketelitian karena bentuk sampel yang tidak sepenuhnya berbentuk matematis. Hal
ini dapatdilakukan dengan prinsip penggantian volume air sesuai Hukum
Archimedes.
Volume V diperoleh dengan menghitung selisih berat di udara dan berat di air :
Prinsip ini sesuai dengan prinsip Hukum Archimedes, yaitu sampel di dalam air
yang akan memperoleh tekanan ke atas (uplift pressure) yang besarnya seberat air
yang dipindahkan.kepadatan air diambil 1 gr/cm3 pada suhu ruangan, karenanya
berat air (dalam garam) yang dipindahkan akan sama dengan volumesamoek dam
cm3. Rumus tersebut berlaku untuk sampelyang benar-benar kedap air. Karena
kondisi sampelcampuran aspal tidak seluruhnya kedap air akibat adanya porositas,
mengakibatkan air busa meresap kedalam sampel. Karena itu volume sampel
dientukan (Asphalt Institute,1989) yaitu :
=
3
PERKERASAN JALAN 13
Dimana: W : berat kering di udara
V : volume
b. Porositas
Porositas adalah volume dari kantung udara diantara agregat yang terlapisi aspal,
ditentukan menggunakan rumus (BS EN 12697-8;2003) :
% = 100% = (1 ) 100%
Rumus di atas terhadap volume bulk sample :
100
=
% % %
+ + + %/
Dimana :
SGmix = maximum theoretical density
CA = agregat kasar
FA = agregat halus
F = fillet
Binder = perekat aspal
Untuk perhitungan porositas,dipergunakan SG effective = (SGbulk
+SGapparent) dari masing-masing agregat.
VMA adalah volume rongga udara diantara butir-butir agregat dalam campuran
beraspaldalam kondisi pada. VMA meliputi rongga udara dalam campuran
beraspal dan volume aspal efektif (tidak termasuk volume aspal yang diserap
agregat).
%
= 100
Dalam satuan % terhadap volume total sampel,
Dimana : %Wagg =% terhadap berat total campuran
PERKERASAN JALAN 14
Rongga teirsi aspal (VFB) adalah bagian dari VMA yang terisi oleh kandungan
aspal efektif dan dinyatakan dalam perbandingan persen antara (VMA - P)
terhadap VMA sebagai berikut :
= 100%
100
=
% % %
+ +
dimana :
PERKERASAN JALAN 15
5. Vb = volume aspal
6. Vbe = volume aspal efektif =Vb-Vba
7. Vse = volume agregat (efektif)
8. VIM = volume rongga dalam campuran
9. Vmm = volume campuran tanpa rongga
10. Vmb = volume bulk campuran padat
Alat Marshall merupakan alat tekan yang berbentuk silinder berdiameter 4 inch
(10,2 cm) dan tinggi 2,5 inch (6,35 cm) serta dilengkapi dengan proving ring
(cincin penguji) yang berkapasitas 22,2 Kn dan flow meter. Proving ring
dilengkapi dengan arloji pengukur yang berguna untuk mengukur nilai stabilitas
campuran. Disamping itu terdapat arloji kelelehan (flow meter) untuk mengukur
kelelehan plastis (flow). Selanjutnya dari oerhitungan diperoleh Rongga diantara
agregat (VMA), rongga dalam campuran beraspal (VIM), rongga terisi aspal
(VFB), dan Marshall Quetient (MQ).
PERKERASAN JALAN 16
2.4 Penjelasan Lanjutan dan Contoh Perhitungan mengenai Metode
Pencampuran Agregat
Pada bab ini yang dijelaskan adalah pencampuran agregat berdasarkan Berat :
umumnya metode yang digunakan adalah Analitis, Grafis, Matrik dan lain-lain.
2.4.1 Contoh Metode Analitis
Contoh Perhitungan :
S = (12+8)/2 = 10
X = (10-0)/(20-0) x 100 =10/20 *100=50%
Komposisi Campuran
Agregat Kasar = 50 %
Agregat Hakus = 50%
Kontrol spesifikasi
% Lolos Saringan No.
Agregat 3/4 1/2 3/8 No.4 No.8 N0.30 No.100 No.200
Kasar 50 50 35 4.5 2.8 0 0 0
Halus 50 50 50 40 25 20 15 10
PERKERASAN JALAN 17
Gabungan 100 100 85 45.5 27.8 20 15 10
Spec 100 100 66/88 30/50 20/30 13/25 9/17 8/12
Selanjunnya dibuat grafik.
Pencampuran 3 jenis agregat
Contoh :
20+30
S = ---------- = 25
2
25 5.6
x = --------------- x 100 % = 34 %
62.2 5.6
Agregat Kasar = 66 %
Agregat Halus = 27 % (34 %-7%)
Agregat Filler = 7 %
Kontrol spesifikasi
PERKERASAN JALAN 18
% Lolos Saringan No.
Agregat 3/4 1/2 3/8 No.4 No.8 N0.30 No.100 No.200
Kasar 66 66 44.4 6 3.7 0 0 0.3
Halus 27 27 27 27 16.8 9 3 2.3
Filler 7 7 7 7 7 7 7 7
Gabungan 100 100 78.4 40 27.5 16 10 9.6
Spec 100 100 66/88 30/50 20/30 13/25 9/17 8/12
0 20 40 60 80 100
Skala A 0 100
20 80 Grafik-1
% Medium 40 60 % Kasar
60 40
80 20
Skala C 0 100
20 80
40 60 Grafik-2
% Halus 60 40 % Medium
80 20
100 0
Skala D 0 20 40 60 80 100
2. : Plot gradasi agregat Halus pada garis skala D dan gradasi agregat
medium pada garis skala C pada Grafik-2.
PERKERASAN JALAN 19
3. Langkah-2: Hubungkan dengan garis setiap % lolos setiap No # secara
berurutan. Hubungan garis setiap ukuran No. saringan pada garis
vertikal pada grafik-2 menyatakan gradasi gabungan agregat halus
dengan medium.
4. Plot/ gambarkan batas spesifikasi (Gunakan garis tegas/tebal). Tarik
garis melintang yang memotong semua garis menyatakan rentang dari
batas-batas spesifikasi. Garis potong melintang ini menyatakan
proporsi antara agregat halus dan agregat medium.
5. Proyeksikan titik potong antara garis melintang dengan batas
spesifikasi masing-masing garis no. saringan ke garis skala B pada
grafik-1.
6. Plot gradasi agregat kasar pada garis skala A pada grafik-1 dan ulangi
step 4 dan step 5.
Contoh:
% Lolos Saringan No.
Agregat 3/4 1/2 3/8 No.4 No.8 N0.30 No.100 No.200
Kasar 100 74 12 3 2.5 2 1.8 1.5
Medium 100 100 90 52 18 4 3.2 2
Halus/Fine 100 100 100 100 98 55 30 15
Spec 100 10/80 90/70 73/55 55/40 30/20 18/10 10/4
PERKERASAN JALAN 20
Tabel : Resep Campuran Lataston B (Contoh)
Jenis Tebal
agregat Hamparan % berat dari total campuran
(mm)
Agregat kasar Agregat halus Filler Aspal
Batu pecah 25 0 76,7 13,0 10,3
30 15 64,9 11,0 9,1
30 30 53,2 8,9 7,9
Kerikil 25 0 76,7 13,0 10,3
30 15 65,7 10,3 9,0
30 30 65,7 8,7 7,6
dan filler ditentukan dengan analisa saringan dengan ukuran sesuai dengan tabel
II-2, tabel II-3 dan tabel II-4 masing-masing untuk agregat kasar, agregat halus
dan filler. Catat prosentase yang lolos dan prosentase yang tertahan pada masing-
terdiri dari :
PERKERASAN JALAN 21
Agregat kasar CA
A
FA
CA
FF
CA
FA
Agregat halus FA
B
FF FF
D
CA
Filler
C FA
FF
Fraksi agregat
Jenis agregat % CA % FA % FF
Tertahan # no.8 lolos # no.8 dan lolos # no.200
tertahan # no.200
Agregat kasar a1 a2 a3
Agregat halus b1 b2 b3
Filler c1 c2 c3
Sumber : CQCMU. Bina Marga 1988
PERKERASAN JALAN 22
Matrik untuk fraksi rencana :
CA d1
FA = d2
FF d3
a1 b1 c1
[S] = a2 b2 c2
a3 b3 c3
Determinan dari matrik :
Det = a1 b2 c3 + b1 c2 a3 + c1 b3 a2 - c1 b2 a3 - c2 b3 a1 - c3 a2 b1
Invers dari matrik [S} :
1 1 1
[S]-1 = 2 2 2
3 3 3
Perkalian matrik :
CA 1 1 1 d1
[S]-1 FA = 2 2 2 d2
FF 3 3 3 d3
A a4
B = b4
C c4
Dengan melengkapi data hasil analisa saringan dari percobaan laboratorium
perhitungan matrik akan dapat diselesaikan sehingga komposisi dari masing-
masing dari campuran akan didapat.
PERKERASAN JALAN 23
Fraksi dari resep campuran nominal mengandung bagian-bagian :
a4%
Agregat kasar ---------------------------------------------- = a%
(a4% + b4% + c4% + d4 %
b4%
Agregat halus ---------------------------------------------- = b%
(a4% + b4% + c4% + d4 %
c4 %
filler ---------------------------------------------- = c%
(a4% + b4% + c4% + d4 %
d4%
Aspal ---------------------------------------------- = d%
(a4% + b4% + c4% + d4 %
Contoh :
Dari hasil analisa saringan seperti pada tabel IV - 8 dan resep campuran lataston
pada tabel III - 1, dapat dibuat fraksi campuran dalam bentuk matriks.
Tabel IV - 8. Hasil Analisa Ayakan.
Agregat Persentase Agregat
Tertahan saringan Lolos saringan No. Lolos saringan
No. 8 8 tertahan saringan No. 200
No. 200
Agregat kasar 90 9.7 0.3
Agregat halus 9.9 84.1 6
Filler 0 12 88
Resep campuran lataston seperti pada tabel III - 1, menggunakan agregat batu
pecah .
Total = 100 %
PERKERASAN JALAN 24
Fraksi agregat sesuai hasil analisa ayakan dalam bentuk matrik
90 9.9 0
[S] = 9.7 84.1 12
0.3 6 88
1
Det [ S ] = ------ (90(84.1x88 - 6 x 12 ) - 9.9(9.7 x 88 - 12 x 0.3)+0(9.7x6-84.1x0.3))
100
1
= ------ ( 659592 - 8415 + 0 ) = 6511.77
100
A 0.3686
B = 0.5069
C 0.04534
PERKERASAN JALAN 25
3 BAB III
3.1 SIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan, dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
PERKERASAN JALAN 26
3.2 SARAN
Adapun saran yang penulis dapat sampaikan, antara lain:
PERKERASAN JALAN 27
DAFTAR PUSTAKA
Nugraha, S. 2015. Studi Karakteristik Campuran Aspal Beton Lapis Aus (Ac-Wc)
Menggunakan Aspal Penetrasi 60/70 Dengan Penambahan Lateks. (Tugas
Akhir yang tidak dipublikasikan, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Udayana, 2015).
PERKERASAN JALAN 28