Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

SATUAN OPERASI INDUSTRI

KUNJUNGAN INDUSTRI PENGOLAHAN MINYAK ATSIRI

Oleh :

Ade Rama Gay

A1H011049

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS PERTANIAN

PURWOKERTO

2012

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Minyak atsiri, atau dikenal juga sebagai minyak eteris (aetheric oil), minyak
esensial, minyak terbang, serta minyak aromatik, adalah kelompok besar minyak
nabati yang berwujud cairan kental pada suhu ruang namun mudah menguap
sehingga memberikan aroma yang khas. Minyak atsiri merupakan bahan dasar dari
wangi-wangian atau minyak gosok (untuk pengobatan) alami. Di dalam
perdagangan, sulingan minyak atsiri dikenal sebagai bibit minyak wangi.

Para ahli biologi menganggap, minyak atsiri merupakan metabolit


sekunder yang biasanya berperan sebagai alat pertahanan diri agar tidak dimakan
oleh hewan (hama) ataupun sebagai agen untuk bersaing dengan tumbuhan lain
(lihat alelopati) dalam mempertahankan ruang hidup. Walaupun hewan kadang-
kadang juga mengeluarkan bau-bauan (seperti kesturi dari beberapa musang atau
cairan yang berbau menyengat dari beberapa kepik), zat-zat itu tidak digolongkan
sebagai minyak atsiri.
B. Tujuan

1. Mengetahui proses pembuatan minyak atsiri

2. Mengetahui manfaat minyak atsiri

3. Mengetahui bahan-bahan yang dapat digunakan untuk membuat minyak atsiri

II. TINJAUAN PUSTAKA

Banyaknya kekayaan hayati Indonesia menjadikan semakin berkembang ide-


ide untuk meningkatkan nilai jual produk tanaman terutama tanaman penghasil
minyak atsiri (essential oil). Di Indonesia telah dikenal sekitar 40 jenis tanaman
penghasil minyak atsiri yang bisa di komersialkan, tapi baru sebagian saja yang
telah digunakan sebagai sumber minyak atsiri secara komersil.

Proses untuk mendapatkan minyak atsiri dikenal dengan cara menyuling


atau destilasi terhadap tanaman penghasil minyak.

Didunia komersil, metode destilasi/penyulingan minyak atsiri dapat dilakukan


dengan 3 cara, antara lain :

1. Penyulingan dengan sistem rebus (Water Distillation)

2. Penyulingan dengan air dan uap (Water and Steam Distillation)

3. Penyulingan dengan uap langsung (Direct Steam Distillation)

Penerapan penggunaan metode tersebut didasarkan atas beberapa


pertimbangan seperti jenis bahan baku tanaman, karakteristik minyak, proses difusi
minyak dengan air panas, dekomposisi minyak akibat efek panas, efisiensi produksi
dan alasan nilai ekonomis serta efektifitas produksi.

III. METODOLOGI

A. Alat dan Bahan

Alat

1. Ketel suling (retor)

2. Pendingin (condensor)

3. Penampung hasil kondensasi (receiver)

4. Ketel uap
Bahan

1. Daun cengkeh

2. Daun nilam

3. Air

B. Prosedur Kerja

1. Mengamati seperangkat alat penyulingan minyak atsiri.

2. Mengamati cara kerja alat penyulingan minyak atsiri.

3. Mencatat proses penyulingan minyak atsiri.

4. Menggambar peralatan yang digunakan dalam proses penyulingan minyak


atsiri.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1). Proses Pembuatan Minyak Atsiri

Pertama-tama, jemur bahan baku sampai kering. Kemudian masukkan


bahan baku ke dalam ketel. Didihkan air sebanyak 500 L di dalam ketel. Air yang
mendidih ini akan menguapkan sari daun. Uap akan keluar melewati pipa. Pipa
selanjutnya akan didinginkan di kola pendinginan dengan arah bolak-balik sehingga
dihasilkan minyak dan air.

Hasil penyulingan dipengaruhi oleh kualitas daun. Daun yang bagus (kering,
lebar, dan tebal), dimana semakin bagus kualitas daun yang digunakan, maka
semakin lama pula waktu yang dibutuhkan dalam pemasakkan. Hal ini dikarenakan
daun berkualitas bagus memiliki kandungan minyak yang lebih banyak daripada
daun yang berkualitas kurang. Untuk 4 kwintal nilam dihasilkan 4-8 kg minyak atsiri
dengan lama proses, kurang lebih 8 jam. Untuk 1 ton cengkeh dihasilkan 20 kg
minyak atsiri.

B. Pembahasan

Minyak atsiri atau minyak etheris atau volatile oil merupakan minyak yang
mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi, mempunyai rasa
getir (pungent taste), berbau wangi sesuai dengan bau tanaman penghasilnya.

Umumnya minyak jenis ini larut didalam pelarut-pelarut organic dan tidak
dapat larut di dalam air. Minyak atsiri secara umum terdiri atas unsur-unsur karbon
(C), hydrogen (H), dan oksigen (O), nitrogen (N) dan belerang (S). Minyak atsiri
mengandung resin dan lilin dalam jumlah kecil yang merupakan komponen yang
tidak menguap. Berdasarkan komposisi kimia dan unsur-unsurnya minyak atsiri
deibagi dua, yaitu Hydrocarbon dan Oxygenated hydrocarbon.

Penyulingan merupakan suatu metode yang digunakan untuk memisahkan


komponen-komponen yang terdapat dalam suatu larutan atau campuran dan
tergantung pada distribusi komponen-komponen tersebut antara fasa uap dan fasa
air. Semua komponen tersebut terdapat dalam fasa cairan dan uap. Fasa uap
terbentuk dari fasa cair melalui penguapan (evaporasi) pada titik didihnya. Syarat
utama dalam operasi pemisahan komponen-komponen dengancara distilasi adalah
komposisi uap harus berbeda dari komposisi cairan sehingga terjadi keseimbangan
larutan-larutan, dan menyebabkan komponennya dapat menguap. Dalam
pembuatan minyak atsiri dikenal tiga proses penyulingan, antara lain :

1. Penyulingan dengan sistem rebus (Water Distillation)

2. Penyulingan dengan air dan uap (Water and Steam Distillation)

3. Penyulingan dengan uap langsung (Direct Steam Distillation)

Cara penyulingan dengan sistem rebus adalah dengan memasukkan bahan


baku, baik yang sudah dilayukan, kering ataupun bahan basah ke dalam ketel
penyuling yang telah berisi air kemudian dipanaskan. Uap yang keluar dari ketel
dialirkan dengan pipa yang dihubungkan dengan kondensor. Uap yang merupakan
campuran uap air dan minyak akan terkondensasi menjadi cair dan ditampung
dalam wadah. Selanjutnya cairan minyak dan air tersebut dipisahkan dengan
separator pemisah minyak untuk diambil minyaknya saja. Cara ini biasa digunakan
untuk menyuling minyak aromaterapi seperti mawar dan melati. Meskipun demikian
bunga mawar, melati dan sejenisnya akan lebih cocok dengan sistem enfleurasi,
bukan destilasi.

Yang perlu diperhatikan adalah ketel terbuat dari bahan anti karat seperti stainless
steel, tembaga atau besi berlapis aluminium.

Penyulingan dengan air dan uap ini biasa dikenal dengan sistem kukus. Cara
ini sebenarnya mirip dengan system rebus, hanya saja bahan baku dan air tidak
bersinggungan langsung karena dibatasi dengan saringan diatas air. Cara ini adalah
yang paling banyak dilakukan pada dunia industri karena cukup membutuhkan
sedikit air sehingga bisa menyingkat waktu proses produksi. Metode kukus ini biasa
dilengkapi sistem kohobasi yaitu air kondensat yang keluar dari separator masuk
kembali secara otomatis ke dalam ketel agar meminimkan kehilangan air.
Bagaimanapun cost produksi juga diperhitungkan dalam aspek komersial. Disisi lain,
sistem kukus kohobasi lebih menguntungkan oleh karena terbebas dari proses
hidrolisa terhadap komponen minyak atsiri dan proses difusi minyak dengan air
panas. Selain itu dekomposisi minyak akibat panas akan lebih baik dibandingkan
dengan metode uap langsung (Direct Steam Distillation). Metode penyulingan
dengan sistem kukus ini dapat menghasilkan uap dan panas yang stabil oleh karena
tekanan uap yang konstan.

Pada system dengan uap langsung bahan baku tidak kontak langsung
dengan air maupun api namun hanya uap bertekanan tinggi yang difungsikan untuk
menyuling minyak. Prinsip kerja metode ini adalah membuat uap bertekanan tinggi
didalam boiler, kemudian uap tersebut dialirkan melalui pipa dan masuk ketel yang
berisi bahan baku. Uap yang keluar dari ketel dihubungkan dengan kondensor.
Cairan kondensat yang berisi campuran minyak dan air dipisahkan dengan
separator yang sesuai berat jenis minyak. Penyulingan dengan metode ini biasa
dipakai untuk bahan baku yang membutuhkan tekanan tinggi pada proses
pengeluaran minyak dari sel tanaman, misalnya gaharu, cendana, dan lain-lain.

Proses pembuatan minyak atsiri daun cengkeh antara lain adalah:

1. Mempersiapkan dan membersihkan ketel sebelum digunakan, sisa air bekas


penyulingan sebelumnya harus dibuang, karena air tersebut mengandung garam
dan komponen hasil degradasi yang dapat mencemari mutu minyak yang
dihasilkan.

2. Memasukkan daun cengkeh kering ke dalam ketel. Pengisian dilakukan secara


bertahap dan diinjak-injak/ditekan untuk meningkatkan kepadatan daun dalam
ketel.

3. Proses penyulingan berlangsung kurang lebih selama 8 jam.

4. Mendinginkan (Kondensasi) uap pendinginan dilakukan dengan unit pendingin


(kondensor) berupa pipa pendingin model multi tubular atau spiral yang dipasang
dalam tabung atau direndam dalam bak air pendingin.

5. Memisahkan minyak dari air destilat. Suhu destilat yang mengalir keluar
tabung kondensor diusahakan sama/mendekati suhu air pendingin yang masuk.

6. Menyaring minyak, minyak yang dihasilkan masih terlihat keruh karena masih
mengandung sejumlah kecil air dan kotoran yang terdispersi dalam minyak.

7. Mengemas minyak atsiri daun cengkeh untuk kemudian dipasarkan.

Proses pembuatan minyak atsiri daun daun nila antara lain adalah:

1. Maasukkan daun nilam kering ke dalam ketel yang berisi air panas.

2. Dari ketel akan keluar uap yang kemudian akan dialirkan melalui pipa yang
terhubung ke kondensor.

3. Uap akan berubah menjadi air


4. Air yang merupaakn campuran dari minyak dan air, akan menetes di ujung
pipa dan akan di tampung di dalam wadah.

5. Memisahkan air dengan minyak atsiri nilam.

6. Mengemas minyak atsiri nilam dan memasarkannya.

Berikut ini adalah beberapa peralatan yang digunakan dalam proses


pembuatan minyak atsiri daun cengkeh dan daun nilam, yaitu:

1. Ketel Suling (retor), berfungsi sebagai wadah air dan atau uap untuk
mengadakan kontak dengan bahan serta untuk menguapkan minyak atsiri.

2. Pendingin (kondensor), berfungsi untuk mengubah seluruh uap air dan uap
minyak menjadi fase cair. Kondensor terdiri dari 4 tipe, yaitu : kondensor kisi,
kondensor pipa lurus, kondensor berpilin, kondensor tubular.

3. Penampung hasil kondensasi (receiver) yang berupa alat pemisah minyak


(decanter) yang berfungsi untuk memisahkan minyak dari air suling (condesed
water), dimana air suling tersebut akan terpisah secara otomatis dari minyak atsiri.

4. Ketel uap berfungsi sebagai sumber penghasil uap.

Minyak Atsiri menjadi lebih populer dengan era baru perawatan kesehatan
alternatif. Berikut adalah manfaat penggunaan minyak atsiri :

1. Minyak atsiri membantu mengelola stres dan mempromosikan relaksasi.

2. Minyak atsiri sangat aktif terhadap bakteri, jamur dan virus dengan kekuatan
kulit lebih baik penetrasi dari antibiotik konvensional. Oleh karena itu mereka dapat
bermanfaat sangat baik terhadap berbagai macam infeksi kulit.

3. Minyak atsiri menyeimbangkan produksi sebum dan karenanya sangat baik


untuk mengobati semua jenis kulit, kering, berminyak, kombinasi dan normal.

4. Minyak atsiri adalah antiseptik. Minyak atsiri telah ditunjukkan untuk


menghancurkan semua bakteri uji dan virus sekaligus mengembalikan
keseimbangan tubuh.

5. Minyak atsiri memiliki kemampuan untuk mencerna bahan kimia beracun


dalam tubuh.

6. Minyak atsiri merangsang aktivitas enzimatik, mendukung kesehatan


pencernaan.

7. Minyak atsiri adalah antioksidan kuat. Antioksidan menciptakan lingkungan


yang tidak ramah bagi radikal bebas, sehingga membantu untuk mencegah mutasi.
Sebagai pemulung radikal bebas, mereka juga dapat membantu mencegah
pertumbuhan jamur dan oksidasi dalam sel.
8. Minyak atsiri akan ditampilkan untuk detoksifikasi sel dan darah dalam tubuh.

9. Minyak atsiri adalah aromatik. Saat menyebar, mereka menyediakan


pemurnian udara dengan:

a. Menghapus partikel logam dan racun dari udara.

b. Meningkatkan oksigen atmosfir.

c. Meningkatkan ozon dan ion negatif di daerah, yang menghambat


pertumbuhan bakteri.

d. Menghancurkan bau dari cetakan, rokok, dan hewan.

e. Mengisi udara dengan aroma, segar aromatik.

Jenis tanaman minyak atsiri yang saat ini telah dan sedang dikembangkan
sekaligus diprduksi minyaknya selain daun cengkeh dan nilam, antara lain : akar
wangi, cendana, jahe, kamper, kayu manis, kayu putih, kemukus, kenanga, lada,
pala, dan sereh wangi. Jenis tanaman minyak atsiri lainnya yang mempunyai
peluang untuk dikembangkan yaitu : adas, eucalyptus, tangkai bunga cengkeh,
gandapura, kapulaga, lemon, jeruk, melati, palmarosa, dan peppermint.

1. Adas atau adas pedas (Foeniculum vulgare Miller, suku adas-adasan


atau Apiaceae) telah lama dikenal sebagai salah satu komponen pengobatan
tradisional. Minyak adas yang diakandung bijinya menjadi salah satu
komponen minyak telon. Adas berasal dari daerah Laut Tengah timur (Italia ke timur
hingga Suriah).

2. Cendana, atau cendana wangi, merupakan pohon penghasil kayu cendana


dan minyak cendana. Kayunya digunakan sebagai rempah-rempah, bahan
dupa, aromaterapi, campuran parfum, serta sangkur keris (warangka). Kayu yang
baik bisa menyimpan aromanya selama berabad-abad. Konon di Sri Lankakayu ini
digunakan untuk membalsam jenazah putri-putri raja sejak abad ke-9. Di Indonesia,
kayu ini banyak ditemukan di Nusa Tenggara Timur, khususnya di Pulau Timor,
meskipun sekarang ditemukan pula di Pulau Jawa dan pulau-pulau Nusa
Tenggara lainnya. Cendana adalah tumbuhan parasit pada awal kehidupannya.
Kecambahnya memerlukan pohon inang untuk mendukung pertumbuhannya,
karena perakarannya sendiri tidak sanggup mendukung kehidupannya. Karena
prasyarat inilah cendana sukar dikembangbiakkan atau dibudidayakan. Kayu
cendana wangi (Santalum album) kini sangat langka dan harganya sangat mahal.
Kayu yang berasal dari daerah Mysoram di India selatan biasanya dianggap yang
paling bagus kualitasnya. Di Indonesia, kayu cendana dari Timor juga sangat
dihargai. Sebagai gantinya sejumlah pakar aromaterapi dan parfum menggunakan
kayu cendana jenggi (Santalum spicatum). Kedua jenis kayu ini berbeda konsentrasi
bahan kimia yang dikandungnya, dan oleh karena itu kadar harumnya pun berbeda.
Kayu cendana dianggap sebagai obat alternatif untuk membawa orang lebih dekat
kepada Tuhan. Minyak dasar kayu cendana, yang sangat mahal dalam bentuknya
yang murni, digunakan terutama untuk penyembuhan cara Ayurveda, dan untuk
menghilangkan rasa cemas.

3. Cengkih (Syzygium aromaticum, syn. Eugenia aromaticum), dalam bahasa


Inggris disebut cloves, adalah tangkai bunga kering beraroma dari keluarga
pohon Myrtaceae. Minyak cengkih digunakan di aromaterapidan juga untuk
mengobati sakit gigi. Daun cengkih kering yang ditumbuk halus dapat digunakan
sebagai pestisida nabati dan efektif untuk mengendalikan penyakit busuk
batang Fusarium dengan memberikan 50-100 gram daun cengkih kering per
tanaman

4. Gelam atau Kayu putih (Melaleuca leucadendra syn. M. leucadendron)


merupakan pohon anggota suku jambu-jambuan (Myrtaceae) yang dimanfaatkan
sebagai sumber minyak kayu putih (cajuput oil). Minyak diekstrak (biasanya
disuling dengan uap) terutama dari daun dan rantingnya. Namanya diambil dari
warna batangnya yang memang putih. Tumbuhan ini terutama tumbuh baik di
Indonesia bagian timur dan Australia bagian utara, namun demikian dapat pula
diusahakan di daerah-daerah lain yang memiliki musim kemarau yang jelas. Minyak
kayu putih mudah menguap. Pada hari yang panas orang yang berdekatan dengan
pohon ini akan dapat membauinya dari jarak yang cukup jauh. Sebagai tumbuhan
industri, kayu putih dapat diusahakan dalam bentuk hutan usaha
(agroforestri). Perhutani memiliki beberapa hutan kayu putih untuk
memproduksinya. Minyak kayu putih yang diambil dari penyulingan biasa dipakai
sebagai minyak balur atau campuran minyak pengobatan lain (seperti minyak
telon) atau campuran parfum serta produk rumah tangga lain.

5. Kenanga (Cananga odorata) adalah nama bagi sejenis bunga dan pohon yang
menghasilkannya. Ada dua forma kenanga, yaitu macrophylla, yang dikenal sebagai
kenanga biasa, dan genuina, dikenal sebagai kenanga filipina atau ylang-ylang.
Selain itu, masih dikenal pula kenanga perdu (Cananga odorata fruticosa), yang
banyak ditanam sebagai hiasan di halaman rumah.

6. Serai atau sereh adalah tumbuhan anggota suku rumput-rumputan yang


dimanfaatkan sebagai bumbu dapur untuk mengharumkan makanan. Minyak serai
adalah minyak atsiri yang diperoleh dengan jalan menyuling bagian atas tumbuhan
tersebut. Minyak serai dapat digunakan sebagai pengusir (repelen) nyamuk, baik
berupa tanaman ataupun berupa minyaknya.
V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Penyulingan merupakan suatu metode yang digunakan untuk memisahkan


komponen-komponen yang terdapat dalam suatu larutan atau campuran dan
tergantung pada distribusi komponen-komponen tersebut antara fasa uap dan fasa
air.

2. Proses pembuatan minyak atsiri daun cengkeh dan daun nilam pada dasarnya
sama, pertama-tama jemur bahan baku sampai kering. Masukkan bahan baku yang
sudah kering ke dalam katel yang dipanasi oleh air mendidih, hingga terbentuk uap.
Uap akan mengalir melalui pipa dan terkondensasi dalam bentuk butiran air yang
selanjutnya akan ditampung di wadah penampungan. Lalu dilakukan pemisahan
untuk memisahkan air dan minyak atsirinya.

3. Manfaat minyak atsiri antara lain membantu mengelola stres , sebagai


antiseptic, mencerna bahan kimia beracun dalam tubuh, merangsang aktivitas
enzimatik, sebagai antioksidan kuat, membantu detoksifikasi sel, sebagai
bahan aromatic.

4. Jenis tanaman minyak atsiri yang saat ini telah dan sedang dikembangkan
sekaligus diprduksi minyaknya selain daun cengkeh dan nilam, antara lain : akar
wangi, cendana, jahe, kamper, kayu manis, kayu putih, kemukus, kenanga, lada,
pala, dan sereh wangi. Jenis tanaman minyak atsiri lainnya yang mempunyai
peluang untuk dikembangkan yaitu : adas, eucalyptus, tangkai bunga cengkeh,
gandapura, kapulaga, lemon, jeruk, melati, palmarosa, dan peppermint.

Anda mungkin juga menyukai