Microsoft Word - TESIS AULIA - Doc - PdfMachine From Broadgun Software, HTTP - Pdfmachine
Microsoft Word - TESIS AULIA - Doc - PdfMachine From Broadgun Software, HTTP - Pdfmachine
TINJAUAN PUSTAKA
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
Berdasarkan Pasal 1 ayat (3) UU No. 10 Tahun 1998, bank umum adalah
prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.
Bank Umum
(124)
dalam lalu lintas pembayaran. Bank-bank umum terdiri dari bank-bank umum
nondevisa dan bank-bank asing dan campuran. Kegiatan utama bank-bank umum
adalah menghimpun dana masyarakat antara lain dalam bentuk giro, deposito
berjangka dan tabungan, serta menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit
(Pohan, 2008).
rumah tangga dan perusahaan yang ingin meminjam untuk membeli barang-barang
investasi yang akan digunakan dalam proses produksi. Proses mentransfer dana dari
hanya bank yang memiliki otoritas hukum untuk menciptakan aset yang merupakan
bagian dari penawaran uang, seperti rekening cek. Karena itu, bank satu-satunya
2000).
Fungsi dan peran bank umum dalam perekonomian sangat penting dan
strategis. Bank umum sangat penting dalam hal menopang kekuatan dan kelancaran
seperti yang diuraikan di bawah ini menunjukkan pentingnya keberadaan bank umum
berikut:
kaitannya sebagai lembaga penghimpun dan penyalur dana, (2) pelaksana kebijakan
serta pemerataan; agar tercipta sistem perbankan yang sehat, baik sistem perbankan
perekonomian nasional.
(3) pengawasan bank yang mendorong bank untuk melaksanakan secara konsisten
ketentuan intern yang dibuat sendiri (self regulatory banking) dalam melaksanakan
Bisnis dan ekonomi bank bersumber dari fungsi bank, yaitu intermediasi dan
transformasi aset. Fungsi intermediasi bank dapat dijelaskan dengan hubungan empat
neraca, yaitu neraca pemerintah, neraca rumah tangga, neraca perusahaan dan neraca
dengan portofolio cadangan kas dan pinjaman atau kredit. Cadangan kas merupakan
bagian dari giro wajib minimum yang dapat digunakan membiayai defisit pemerintah.
Pinjaman atau kredit merupakan sumber pendapatan bank dan sumber pendanaan
investasi perusahaan. Pinjaman atau kredit bank merupakan kewajiban pada neraca
Perbankan adalah: kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
meminjam antara bank dengan pihak lain, yang mewajibkan pihak peminjam untuk
melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau
kredit menurut tujuan penggunaannya dibedakan menjadi kredit konsumtif dan kredit
menjadi kredit jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. (3) Menurut
modal kerja, kredit investasi, dan kredit konsumsi. (4) Menurut sifat penarikannya,
kredit menurut sifat penarikannya dibedakan menjadi kredit langsung, dan kredit
tidak langsung (5) Menurut risiko pembiayaannya, kredit menurut risiko pembiayaan
dibedakan menjadi, kredit dengan dana bank bersangkutan, kredit sindikasi, dan
Kredit (loans) adalah aktiva terbanyak yang dimiliki bank umum. Porsi kredit
sekitar 60%-80% dari total aktiva bank umum. Tujuan utama penyaluran kredit
adalah memperoleh pendapatan bunga. Karena porsi kredit dalam aktiva bank sangat
besar, maka sebagian besar penerimaan bank berasal dari bunga kredit (Manurung
beberapa hal yang akan ditempuh oleh Bank Indonesia meliputi: 1) Meningkatkan
peran serta perbankan dalam penyaluran kredit kepada usaha mikro, kecil, dan
2009).
suku bunga akan dinaikkan sedemikian sehingga minat menabung akan lebih besar.
Sementara itu disisi penyaluran dana, interaksi tersebut akan berpengaruh pada
meningkatkan ekspansi kreditnya, ceteris paribus, suku bunga kredit akan turun
2008).
pembentukan investasi oleh sektor bisnis, sehingga peningkatan tingkat bunga kredit
penawaran kredit perbankan atau berasosiasi positif dengan struktur kredit perbankan.
terindikasi dari lambatnya respons penurunan suku bunga dan penyaluran kredit,
depan. Selain itu, Bank Indonesia akan mendorong bank papan atas untuk lebih
berperan sebagai market leader dalam menggerakkan suku bunga dana dan kredit.
Dengan demikian, penurunan suku bunga kebijakan moneter (BI Rate) dapat diikuti
oleh suku bunga dana dan kredit perbankan dengan lebih cepat (Bank Indonesia,
2009).
terbuka, persyaratan cadangan, dan tingkat diskonto. Tingkat diskonto (discount rate)
adalah tingkat bunga yang dikenakan bank sentral ketika memberi pinjaman kepada
Peran suku bunga dalam perekonomian antara lain sebagai komponen yang
dapat mendorong investasi, sebagai alat menekan tingkat inflasi dan sebagai
pengawal nilai tukar mata uang (exchange rate). Sebagai komponen yang dapat
mendorong investasi, suku bunga harus rendah. Rendahnya suku bunga mendorong
investor untuk melakukan pinjaman pada lembaga perbankan dan denagn demikian
investasi akan naik. Suku bunga yang tinggi akan memperbesar beban biaya sehingga
Sejalan dengan penurunan suku bunga SBI, pada umumnya bank segera
menyesuaikan cost of fundnya. Selanjutnya suku bunga kredit bank terlihat menurun
secara bertahap namun masih cenderung lambat. dorongan untuk menurunkan suku
bunga kredit sebenarnya ada, namun debitur yang masih menunda penarikan kredit
juga mempengaruhi penurunan suku bunga lebih lanjut. Dalam jangka panjang, faktor
kredit. Sedangkan dalam jangka pendek, pada dasarnya suku bunga kredit dan kondisi
rasionalisasi kredit (credit rationing) lebih banyak ditentukan oleh bank berdasarkan
untuk segera menurunkan suku bunga kredit dan menyalurkan kredit (Hadad dkk,
2003).
BI rate diimplementasikan melalui operasi pasar terbuka untuk SBI satu bulan
karena beberapa pertimbangan. Pertama, SBI satu bulan telah dipergunakan sebagai
aktivitasnya. Kedua, penggunaan SBI satu bulan sebagai sasaran operasional akan
memperkuat sinyal respon kebijakan moneter yang ditempuh BI. Ketiga, dengan
perbaikan kondisi perbankan dan sektor keuangan, SBI satu bulan terbukti mampu
2008).
merupakan urutan utama yang perlu dilakukan dalam penyaluran kredit. Bagi
suku bunga kredit yang tinggi. Apabila Bank Indonesia menurunkan BI rate, maka
contoh, akan menurunkan suplai kredit perbankan karena menurunnya cadangan bank
dan biaya dana yang menjadi mahal. Dengan asumsi bahwa mayoritas pendanaan
investasi perusahaan berasal dari kredit perbankan (yaitu kredit perbankan tidak
paper, corporate bonds, dll), kebijakan moneter yang dapat mempengaruhi jumlah
permintaan dapat berupa menurunnya kualitas nasabah kredit, tingginya suku bunga
yang melebihi kemampuan membayar nasabah, dan masih tingginya risiko berusaha
permasalahan NPLs bank, dan keengganan bank untuk menyalurkan kredit yang
Kredit tak lancar dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: kredit kurang lancar,
kredit diragukan, dan kredit macet. Klasifikasi tentang kredit-kredit tak lancar ini
ditetapkan berdasarkan surat edaran Bank Indonesia No. 23/12/BPPP, Februari 1991
pinjamannya kepada bank. Jadi unsur utama dalam menentukan kualitas tersebut oleh
mutasi rekening yang aktif; atau c) bagian dari kredit yang dijamin dengan
pokok dan/atau bunga yang telah melampaui sembilan puluh hari; atau
b) sering terjadi cerukan; atau c) frekuensi mutasi rekening relatif rendah; atau
puluh hari; atau e) terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi nasabah;
yang telah melampaui 180 hari; atau b) terjadi cerukan yang bersifat
permanen c) terjadi wanprestasi lebih dari 180 hari; atau d) terjadi kapitalisasi
bunga; atau e) dokumentasi hukum yang lemah, baik untuk perjanjian kredit
baru; atau c) dari segi hukum maupun kondisi pasar, jaminan tidak dapat
kegiatan bank-bank umum atau bank-bank pencipta uang giral (BPUG), yang
merupakan anggota sistem moneter, dalam menciptakan uang giral dan uang kuasi.
masyarakat berupa giro, tabungan dan deposito, dan hanya sebagian kecil saja
dipelihara sebagai alat-alat likuid (kas dan simpanan giro pada bank sentral) untuk
memenuhi kewajiban segera yang harus dibayar sewaktu-waktu dan untuk memenuhi
simpanan. Sebagian dari simpanan ini dipinjamkan lagi. Demikian seterusnya. Secara
teoritis, kalau bagian yang dipelihara sebagai alat-alat likuid sebesar 0,2 (20%) dan
bagian yang dipinjamkan sebesar 0,8 (80%), akan tercipta simpanan sebesar 4 kali
bank umum dapat memberikan pinjaman dengan jangka waktu yang lebih lama dari
yang sama sehingga terjadi diversiteit, yang merupakan selisih titik maksimum dan
titik minimum pada waktu yang berbeda-beda. Karena adanya diversiteit tersebut,
maka terjadilah inti tetap (konstan) dan bank-bank umum dapat mentransformasikan
uang simpanan. Simpanan pertama dalam uraian diatas dinamakan primary deposit,
merupakan uang baru yang masuk ke dalam peredaran yang berasal dari otoritas
moneter yang bersumber dari seperti penjualan valuta asing hasil ekspor ke bank
sentral.
ada pada masyarakat akan bertambah, yang penambahannya lebih besar dari hasil
pembelian valuta asing oleh bank sentral. Perbandingan antara uang beredar, yaitu
uang yang dimiliki sektor swasta domestik (sektor dalam negeri di luar bank sentral,
bank-bank umum dan pemerintah pusat) dengan uang primer dinamakan money
Aktivitas bank adalah menghasilkan jasa deposit [D] dan pinjaman atau kredit
[L]. Pada tingkat teknologi tertentu, fungsi biaya bank dijelaskan oleh fungsi C [D,L].
Fungsi biaya bank diasumsikan konveks atau decreasing returns to scale dan twice
differentiable. Dalam pasar persaingan jumlah bank sangat banyak, yaitu n= 1,2,3,..N.
Aset bank diasumsikan terdiri dua jenis, yaiyu cadangan kas [R] dan pinjaman atau
kredt [L], sedangkan kewajiban bank terdiri dari [D]. Cadangan kas merupakan
Di mana adalah giro wajib minimum. Giro wajib minimum merupakan instrumen
Total cadangan kas dari semua bank merupakan jumlah seluruh giro wajib
minimum dikali permintaan deposit perbankan. Total cadangan kas ini sama dengan
jumlah uang inti dalam sirkulasi. Neraca pemerintah atau otoritas moneter
Perubahan jumlah sekuritas pemerintah [B] sama dengan perubahan sirkulasi uang
inti, yang secara langsung mempengaruhi uang inti dan kredit perbankan.
tingkat bunga bank sentral [r] dan diasumsikan sama dengan tingkat bunga antar
bank. Intervensi dalam bentuk tingkat bunga bank sentral mempengaruhi tingkat
bunga deposit [rD] dan tingkat bunga kredit [rL] (Manurung dan Manurung, 2009).
sebagai pengikut harga, sehingga bank mengikuti tingkat bunga deposit, tingkat
bunga kredit, dan tingkat bunga antarbank. Pada tingkat biaya tertentu, laba maksimal
= rL x L + r(1 ) x D r x L - rD x D C{D,L}
Artinya pasar persaingan bank akan selalu menyesuaikan volume kredit dan deposit
Penyesuaian kredit dan deposit bank bergantung pada tingkat bunga deposit, tingkat
bunga kredit, tingkat bunga antarbank dan tingkat giro wajib minimum. Peningkatan
tingkat bunga deposit [rD] akan mengakibatkan penurunan permintaan deposit [D] dan
peningkatan tingkat bunga kredit [rL] akan meningkatkan penawaran kredit [L]
C(D,L) = CD x D + CL x L (2.5)
maksimalisasi laba suatu bank pada kredit dan deposit bank lainnya pada tingkat
tertentu. Dengan kata lain, untuk setiap bank akan memperoleh laba maksimal
sebagai berikut:
kredit [rL] terhadap tingkat bunga antarbank atau bank sentral [r] akan semakin
[rD] terhadap tingkat bunga antarbank atau bank sentral [r] akan semakin tinggi, dan
sebaliknya. Oleh sebab itu, kebijakan konsolidasi bank atau penurunan intensitas
atau bank sentral pada penurunan intensitas persaingan bank akan mengakibatkan
penurunan tingkat bunga kredit lebih kecil dari penurunan tingkat bunga deposit.
Akibatnya margin tingkat bunga bruto (gross interest margin - GIM) bank semakin
keputusan bank adalah menentukan besar deposit dan kredit. Penentuan volume
rD1 = rD2 = = rDn = r - (2.8)
N
D
1 = 2 = . = n = (2.9)
N2
bank (N) akan menurunkan tingkat bunga deposit dan meningkatkan laba masing-
masing bank. Penurunan tingkat bunga deposit dengan sendirinya juga akan
menurunkan tingkat bunga kredit karena tingkat bunga deposit merupakan komponen
biaya dana pinjaman atau kredit perbankan. Kebijakan otoritas bank sentral untuk
efisiensi intermediasi dan transformasi aset bank. Otoritas moneter juga perlu
mengatur pendirian cabang atau kantor bank, sehingga pendirian cabang atau kantor
bank dapat memperlancar fungsi intermediasi dan transformasi aset bank. Hasil studi
empiris telah membuktikan bahwa skala ekonomis bank dapat dicapai melalui
Model laba bank diatas merumuskan kredit perbankan ditentukan oleh tingkat
bunga deposit (rD), tingkat bunga kredit (rL), tingkat bunga pasar uang (r), tingkat giro
wajib minimum (), jumlah kantor bank (N) dan laba bank atau produk domestik ().
Interest Margin perbankan yaitu tingkat bunga kredit (rL) dikurangi tingkat bunga
deposit (rD), semakin tinggi tingkat bunga deposit akan menyebabkan tingginya
tingkat bunga kredit dan menyebabkan penawaran kredit akan menurun, karena bank
akan lebih berhati-hati dalam menyalurkan kredit untuk mencegah terjadinya non
performing loan. Tingkat bunga pasar uang juga menentukan tingkat kredit
perbankan, karena semakin tinggi tingkat bunga pasar uang (r), maka perbankan akan
akan mengurangi kemampuan bank untuk menyalurkan kredit. Jumlah kantor bank
(N) yang terus bertambah juga akan menaikkan kredit, karena masyarakat akan lebih
mudah untuk mengakses perbankan. Peningkatan Laba bank atau produk domestik
kreditnya, peningkatan laba bank berarti baiknya kondisi kualitas asset bank. Hal
umum terutama dalam hal penyaluran kredit kepada sektor riil yang dipengaruhi oleh
berbagai variabel yang antara lain adalah LNLC (Kapasitas kredit investasi bank
umum), RCR (suku bunga kredit), SBI (Sertifikat Bank Indonesia), LNNPL (Non
Performing Loan). Dalam periode penelitian ini variabel yang paling berperan adalah
LNIC (Kapasitas kredit investasi bank umum) karena semakin besar kapasitas kredit
suatu bank maka kemampuan untuk menyalurkan kredit juga semakin besar.
Sedangkan turunnya suku bunga SBI belum terlalu berpengaruh terhadap penyaluran
kredit bank umum, karena turunnya suku bunga masih dinilai terlalu tinggi oleh dunia
Capacity), RCR (Suku Bunga Kredit), SBI (Sertifikat Bank Indonesia), LNNPL.
(Non Performing Loan) Dengan hasil estimasi bahwa LNLC, RCR, LNNPL
SBI mempunyai pengaruh tidak signifikan terhadap penyaluran kredit bank umum.
Dalam tiga puluh tahun terakhir, telah banyak kajian yang membuktikan
bahwa ada hubungan yang erat antara pengembangan lembaga keuangan dengan
Kinnon (1973) dan Shaw (1973) yang menawarkan argumen yang detail dan bukti
bahwa kelebihan dana akan dapat disalurkan secara efisien kepada pihak-pihak yang
jumlah uang beredar (seperti M1, M2 dan M3) melalui tabungan dan deposito pada
lembaga keuangan. Mereka menyatakan bahwa dana yang berlebih (surplus fund)
akan disalurkan secara efisien bagi unit yang mengalami defisit secara efisien
kualitas dan kuantitas dalam jasa keuangan merupakan faktor utama yang
di Indonesia didasarkan pada perilaku kredit dan deposit perbankan. Model kredit
perbankan ditentukan oleh tingkat bunga deposit, tingkat bunga kredit dan
deposit, tingkat bunga kredit, dan produk domestik bruto sesuai dengan ekspektasi
Mc Kinon (1973) dan Shaw (1973) menyatakan bahwa dana yang berlebih (surplus
fund) yang disalurkan secara efisien bagi unit yang mengalami defisit akan
pertumbuhan ekonomi di setiap negara. Kajian Williamson (1987) dan Gertler (1988)
juga menemukan hubungan antara kredit dan pertumbuhan ekonomi. Pada level
mikro, Gertler dan Gilchrist (1994) membuktikan bahwa adanya kendala dalam
penyaluran kredit dapat berdampak kehancuran pada usaha-usaha kecil. Sudah tentu,
dengan adanya kebijakan moneter yang ketat (tightening of monetary policy) selama
resesi akan menyebabkan penjualan yang menurun pada usaha kecil dibanding usaha-
Peneliti lainnya, Abdullah dan Suseno (2004) menemukan bahwa salah satu
kewenangan memutuskan pemberian kredit yang ada di kantor cabang. Oleh karena
agar desentralisasi perbankan dalam bentuk perubahan sistem dari branch banking
system ke unit banking system. Namun mereka tidak menyarankan agar perubahan
sistem ini dilakukan secara tergesa-gesa, karena akan mendorong perbankan di daerah
Dari berbagai studi dan model-model keseimbangan bank di atas, salah satu
faktor penting dalam penentuan struktur kredit perbankan adalah tingkat bunga kredit
perbankan dan tingkat bunga bank sentral. Oleh sebab itu penurunan tingkat bunga
antarbank dan biaya intermediasi kredit perbankan akan menurunkan tingkat bunga
perbankan akan tetapi kejutan moneter tersebut tidak secara dominan menentukan
tingkat bunga kredit. Faktor inefisiensi biaya intermediasi juga merupakan faktor
penentu tingkat bunga kredit perbankan, dengan kata lain peranan sistem perbankan
kebijakan moneter. Tingkat bunga kredit perbankan juga ditentukan oleh intensitas
persaingan atau jumlah bank, di mana penurunan intensitas persaingan bank akan
perbankan terkonsentrasi pada skala usaha dan sektor ekonomi tertentu (Bank
menyalurkan kredit kepada masyarakat. Lebih lanjut Melitz dan Pardue (1973) dalam
kendala-kendala yang dihadapi bank seperti tingkat cadangan bank atau ketentuan
mengenai nisbah cadangan wajib, tingkat suku bunga kredit bank, biaya oportunitas
moneter melalui saluran uang secara implisit beranggapan bahwa semua dana yang
dimobilisasi perbankan dari masyarakat dalam bentuk uang beredar (M1, M2)
digunakan untuk pendanaan aktivitas sektor riil melalui penyaluran kredit perbankan.
Dalam kenyataannya menurut Warjiyo (2004), anggapan seperti itu tidak selamanya
benar. Selain dana yang tersedia (DPK), perilaku penawaran kredit perbankan juga
dipengaruhi oleh persepsi bank terhadap prospek usaha debitor dan kondisi
Hadi (2008) dari hasil penelitiannya yang berjudul Analisis Permintaan Kredit
independen pendapatan domestik regional bruto (PDRB), Kurs rupiah terhadap dollar
AS, suku bunga kredit konsumsi, dan pemintaan kredit konsumsi tahun sebelumnya
bahwa PDRB berpengaruh positif terhadap permintaan kredit konsumsi. Hal tersebut
berarti ketika pendapatan naik maka akan meningkatkan konsumsi yang juga
tahun sebelumnya, PDRB, dan kurs memperoleh hasil penelitian bahwa pertumbuhan
ekonomi, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS (kurs) berpengaruh positif dan
saat ini dan suku bunga pinjaman periode sebelumnya berpengaruh negatif namun
variabel yaitu kebijakan pemerintah dalam moneter. Dari hasil penelitian beliau
Produk Domestik
Regional Bruto
Jumlah Kantor
Bank
Tingkat Bunga
KREDIT SEKTORAL
Deposit
Tingkat Bunga
Kredit
1.Pertanian
2.Pertambangan dan
Tingkat Giro Penggalian
3.Industri Pengolahan
Wajib Minimum
4.Listrik, Gas dan Air
Bersih
5.Konstruksi
6.Perdagangan, Hotel
dan Restoran
7.Pengangkutan dan
Komunikasi
8.Keuangan, Persewaan
dan Jasa Perusahaan
9.Jasa-Jasa
sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh positif antara produk domestik regional bruto terhadap jumlah
2. Terdapat pengaruh positif antara jumlah kantor bank terhadap jumlah kredit
3. Terdapat pengaruh negatif antara tingkat bunga deposit terhadap jumlah kredit
4. Terdapat pengaruh negatif antara tingkat bunga kredit terhadap jumlah kredit
5. Terdapat pengaruh negatif antara tingkat giro wajib minimum terhadap jumlah