Gangguan-Degeneratif MS
Gangguan-Degeneratif MS
PATHOFISIOLOGI
Penyakit sendi degeneratif (osteoarthritis/PSD) adalah penyakit dari tulang rawan.
Biasanya warna kartilago adalah merah, bening dan licin. Bila terserang penyakit menjadi
berwarna kuning dan tidak bening. Daerah kartilago jadi lunak, kasar, rusak dan pecah-
pecah. Proses terebut terjadi akibat digesti kepada tulang rawan oleh enzim dan gangguan
nutrisi kepada tulang rawan. Kartilago menjadi hancur dan tulang subchondria dalam
keadaan proses mengganti bentuk. Osteophytes atau duri-duri dari tulang baru, timbul
pada tepi-tepi sambungan struktur penunjang. Ini tumbuh banyak dan tumbuh didalam
rongga sendi. Berbeda dengan rhematoid arthritis (RA), osteoarthritis hanya menyerang
persendian dan jaringan diseputarnya. Penyakit tidak merupakan penyakit sistemik.
Pasien osteoarthritis menderita nyeri pada persendian yang bergerak, terutama sendi
penerima beban (panggul-lutut), dan persendian tangan sering kali tidak nampak adanya
peradangan, sensifitasnya rendah, hanya sendi menjadi besar. Ada kripitasi pada waktu
digerakkan bentuk persendian ekstremitas berubah. Pasien menderita kaku setelah istirahat.
PENGKAJIAN
Data Subjektif
Penderita osteoarthritis kondisi kesehatan lainnya baik.
Bentuk pertanyaannya adalah :
Kapan timbul rasa nyeri?
Apakah yang dapat mengurangi rasa nyeri?
Sendi manakah yang terserang?
Modifikasi apakah yang telah dikerjakan untuk kegiatan kebutuhan sehari-hari (ADL)
karena adanya rasa nyeri?
Data Objektif
Karena tanda-tanda dan gejala biasanya lokal palpasi dan infeksi adalah para yang paling
menonjol untuk para pengkaji.
1. Sendi nampak abnormal
a. Cek apakah sendi yang terserang lembek, berderik, krepitasi.
b. Palpasi apakah bengkak, ukuran sendi tidak beraturan, gangguan fleksi, adanya
deformitas lateral.
2. Amati cara berjalan pasien
3. Amati kebebasan gerakan sendi yang utama?
4. Kaji apakah ada keterbatasan dari leher dan pinggang?
5. Apakah pasien ada kesukaran untuk berdiri lama atau susah berdiri dari kursi
(terutama yang tidak memakai tangan-tangan) setelah duduk agak lama?
Pemeriksaan Diagnostik
1. Foto rongenologi tampak normal bila perubahan pathologi ringan.
2. Lambat laun terjadi perubahan :
a. Mengecilnya ruang sendi
b. Pembentukan osteothyte/duri pada tepi
c. Eburnasi (sclerosis) dari tulang subchondria.
3. Serologi dan cairan sinovial keadaannya normal.
Etiologi
Penyebab degeneratif dari kartilago artikular tidak diketahui
Teori-teori penyebab:
1. Terjadi digesti kartilago oleh enzim dan ada gangguan nutrisi kartilago
2. Predisposisi pada pemakaian dan robek pada sedi yang terserang (iritasi kronis)
3. Kegemukan adanya bobot yang berlebihan kepada sendi
4. Gangguan metabolik (contoh acromegali)
5. Perdarahan sendi yang berulang-ulang
6. Trauma
7. Predisposisi genetik
8. Gangguan kongenital (contoh luksasi sendi panggul)
9. Stres persendian karena usia lanjut
10. Pekerjaan tertentu seperti pegawai tambang dan petinju.
nyeri pada sendi yang terserang Degenerasi dari sendi yang sakit
IMPLEMENTASI
Langkah-langkah untuk menekan rasa nyeri, ketidak nyamanan, meningkatkan
kemampuan mobilitas dan mengerjakan ADL sama seperti untuk pasien dengan
rheumatoid arthritis.
KONSULTASI DAN PENYULUHAN
Rencana penyukuhan meliputi :
1. Memperhatikan postur
2. Menurunkan berat badan, mencegah kenaikan berat badan
3. Cara pemakaian tongkat, kruk, kursi roda, sendi yang sakit jangan dibebani
4. Merobah ADL mencegah kegiatan yang menyakitkan
5. Memakai upaya dari luar, seperti menghangatkan, latihan yang ditentukan, memakai
traksi bila diinstruksikan.
PEMBEDAHAN
Tingkat pembedahan mungkin diperlukan untuk membuang tulang atau tulang rawan
yang rusak dari sendi, membetulkan bentuk, merobah dataran sendi penerima bobot, atau
membuat dataran persendian yang baru. Tujuan dari pembedahan adalah: (1) untuk
mengurangi rasa nyeri, (2) mengembalikan fungsi sendi [bila mungkin], (3) mencegah
ketidak mampuan atau menghambat perkembangan penyakit. Pembedahan panggul dan
lutut sering dilakukan, sedangkan pembedahan bahu sangat praktis dan efektif.
Pembedahan yang spesifik adalah :
1. Debridement (biasanya melalui pembedahan arthroskopi atau arthrotomi)
2. Arthrodesis, memfusikan sendi, rasa nyeri sembuh, pergerakan sendi hilang, tetapi fungsi
menahan bobot dipertahankan.
3. Oestotomi. Tulang dipotong untuk mempertahankan bentuk, jadi mengoreksi deformitas
tulang atau persendian. Prosedur mengerjakan pengoreksian sudut/siku yang ada
deformitas rotasi atau merobah dataran penerima beban pada sendi yang sakit. Osteotomi
harus dibayangkan sebagai pembedahan atau fraktur intentional, atau ekstremitas
ditolong seperti pada yang fraktur dengan pengecualian bahwa yang menerima bobot
ditolong terlebih dahulu. Imobilisasi dari ekstremitas dan intervensi perawatan yang
dikerjakan sama dengan fraktur.
4. Arthroplasty, kedua jenis arthoplasty adalah :
a. Interposisi membuat permukaan baru salah satu dataran sendi dengan logam atau
materi dari dalam atau jaringan lunak, seperti fasia.
b. Replecement (penggantian) membuat dataran pada dua tepi sendi dengan metal atau
polyethylene dicangkokkan. Penggantian pencangkokan dilaksanakan pada panggul
(lihat gambar 22-9), bahu, tumit, sikut, pergelangan, persendian interphalangus dari
jari. Prothesa pengganti ada yang menggunakan semen (dieratkan pada tulang dengan
polyethymethcrylate) atau tanpa semen (dikerjakan dengan lapis yang porous yang
bisa tumbuh kepada tulang). Pertologan pasien pasca arthropasty dibicarakan pada
uraian sebelumnya.
EVALUASI
Evaluasi berdasarkan hasil yang diharapkan dari pasien, pertanyaannya adalah :
1. Apakah pasien lebih nyaman?
2. Apakah pasien kegiatan fisik lebih efektif
3. Apakah pasien bisa mandiri hanya dengan sedikit kesulitan?
4. Apakah pasien mengerti tentang kenaikan berat badan dan mempertahankan berat badan
yang ideal?
5. Apakah pasien dapat membicarakan tentang proses penyakit, cara pengobatan dan
pengobatan lanjutannya
6. Apakah pasien bisa mengerjakan latihan-latihan yang ditentukan.