Organik
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya,
Malang
*
Corresponding email : finiapryanti@gmail.com
Finiapryanti@gmail.com
ABSTRAK
Pada percobaan ini, sintesis metil salisilat dilakukan untuk mempelajari prinsip sintesis
senyawa ester dan mempraktekkan metode sintesis metil salisilat. Metil salisilat merupakan
senyawa ester yang diperoleh dari reaksi esterifikasi antara asam salisilat dengan metanol.
Reaksi yang terjadi dibantu oleh katalis asam sulfat (H2SO4) yang akan bereaksi dengan
asam salisilat sehingga gugus karboksil terprotonasi. Tahapan selanjutnya, terjadi adisi
alkohol dan transfer proton ke gugus karboksil, serta diakhiri dengan deprotonasi dan
eliminasi air. Pada akhir reaksi, katalis yang bereaksi dilepaskan kembali dengan
penambahan natrium karbonat yang akan mengikat ion hidrogen dari katalis tersebut. Hasil
yang diperoleh dari percobaan ini adalah 1,35 gram metil salisilat yang berupa zat cair
berwarna orange dalam fasa minyak. Berdasarkan hasil uji sifat kimia, metil salisilat
mengalami reaksi saponifikasi dengan penambahan asam kuat NaOH menghasilkan
endapan garam metilsalisilat dan metanol.
ABSTRACT
In this experiment, the synthesis of methyl salicylate aims to study the synthesis of the
principles and practice ester synthesis method metilsalisilat. Methyl salicylate is an ester
compound obtained from the reaction between salicylic acid esterification with methanol.
The reaction that occurs is assisted by the catalyst of sulfuric acid (H2SO4) which will
react with salicylic acid so protonated carboxyl groups. The next stage, occurs alcohol
adduct and proton transfer to the carboxyl group, and ending with deprotonation and
elimination of water. At the end of the reaction, the catalyst that reacts released again with
the addition of sodium carbonate that will bind the hydrogen ions from the catalyst. Results
obtained from these experiments is methyl salicylate in the form of orange-colored liquid
substance in the oil phase. Based on the test results of the chemical, methyl salicylate
undergo saponification reaction with a strong acid addition salt deposits NaOH produce
methyl salicylate and methanol.
PENDAHULUAN
Ester merupakan senyawa turunan asam karboksilat dengan rumus umum RCOOR.
Ester merupakan senyawa turunan dari asam karboksilat dimana ion hidrogen pada gugus
hidroksil digantikan oleh radikal hidrookarbon. Ester bersifat volatil dan mudah larut dalam
pelarut organik. Ester yang memiliki 3 sampai 5 atom karbon dapat larut dalam air dan
Finiapryanti_ 1
Pure and Industrial
Chemistry_University f Brawijaya
Laporan Praktikum Kimia
selebihnya tidak larut dalam air Ester merupakan Organik
satu-satunya senyawa turunan alkana yang
dapat mengalami hidrolisis membentuk asam karboksilat dan alkohol. Selain itu, ester dapat
Finiapryanti_ 2
Pure and Industrial
Chemistry_University f Brawijaya
bereaksi dengan amonia membentuk amida dan alkohol; mengalami transesterifikasi dengan
alkohol menghasilkan ester yang berbeda; serta bereaksi dengan pereaksi grignard. Ester
banyak ditemukan di alam dalam beberapa minyak nabati dan hewani. Senyawa-senyawa
ester memiliki aroma harum yang khas dan menyerupai beberapa tumbuhan[1].
Reaksi esterifikasi adalah reaksi pembuatan ester dari suatu asam karboksilat dengan
suatu alkohol menggunakan katalis asam. Reaksi ini merupakan reaksi dapat balik(reversibel)
dimana laju esterifikasi dari suatu asam karboksilat bergantung pada halangan sterik dalam
alkohol dan asam karboksilatnya. Reaksi esterifikasi terdiri dari tiga tahapan, yaitu protonasi
gugus karboksil; adisi alkohol dan transfer proton ke gugus karboksil; serta deprotonasi dan
eliminasi air[2].
Gambar 1. Mekanisme reaksi esterifikasi[2]
Metil salisilat disebut juga asam-2-hidroksi benzoat metil ester. Metil salisilat adalah
suatu senyawa organik yang memiliki cincin aromatik dan merupakan turunan dari metil ester
atau asam salisilat. Bentuk fisik metil salisilat adalah cairan berwarna kuning kemerahan
dengan bau wintergreen. Metil salisilat merupakan oksidator yang kuat, bersifat asam dan
alkalis. Metil salisilat mempunyai rumus molekul C8H8O3, memiliki massa molekul relatif
152,15 g/mol, tekanan uap 5,24, titik didih 214-224 C, titik leleh -8,6 C, dan memiliki
kelarutan dalam alkohol. Metil salisilat dapat dibuat melalui reaksi kondensasi asam salisilat
dan metanol[3].
Gambar 2. Mekanisme reaksi pembentukan metil salisilat[3]
Prinsip kerja metode refluks adalah pelarut volatil yang digunakan akan menguap
pada suhu tinggi, namun akan kembali didinginkan pada kondensor sehingga pelarut yang
tadinya dalam bentuk uap akan mengembun pada kondensor dan turun lagi ke dalam wadah
reaksi sehingga pelarut akan tetap ada selama reaksi berlangsung. Sementara itu, aliran gas
N2 diberikan agar tidak ada uap air atau gas oksigen yang masuk, terutama pada senyawa
organologam untuk sintesis senyawa anorganik karena sifatnya reaktif[4].
Prinsip eksraksi cair-cair (ekstraksi pelarut) adalah memisakan komponen kimia di
antara dua fasa pelarut yang tidak saling bercampur dimana sebagian konponen larut pada
fasa pertama dan sebagian larut pada fasa kedua. Lalu kedua fasa zat yang mengandung zat
terdispersi dikocok dan didiamkan sampai terjadi pemisahan sempurna hingga terbentuk dua
lapisan fasa cair. Ekstraksi cair-cair didasarkan pada perbedaan kelarutan untuk memisahkan
komponen suatu campuran dengan mengontak cairan lain[5].
Reaksi esterifikasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut
antara lain sebagai berikut[6]:
a. Waktu Reaksi
Semakin lama waktu reaksi maka kemungkinan kontak antar zat semakin besar
sehingga akan menghasilkan konversi yang besar. Jika kesetimbangan reaksi sudah tercapai
maka dengan bertambahnya waktu reaksi tidak akan menguntungkan karena tidak
memperbesar hasil.
b. Pengadukan
Pengadukan akan menambah frekuensi tumbukan antara molekul zat pereaksi dengan
zat yang bereaksi sehingga mempercepat reaksi dan reaksi terjadi sempurna. Sesuai dengan
persamaan Arrhenius :
METODOLOGI
Alat dan bahan
Bahan kimia yang digunakan dalam percobaan ini adalah 3,45 gram asam salisilat
(C7H6O3, sebagai reaktan), 30 ml metanol (CH2OH, sebagai reaktan), 11 ml asam sulfat
(H2SO4, sebagai katalis yang akan mempercepat reaksi), batu didih (untuk mengurangi
letupan atau bumping saat campuran direfluks akibat perbedaan titik didih reaktan), 25 ml
natrium bikarbonat 5% (NaHCO3, sebagai zat pengekstrak untuk mengikat ion hidrogen dari
katalis asam sulfat), dan 1 ml natrium hidroksida 10% (NaOH, untuk menghidrolisis metil
salisilat dalam reaksi saponifikasi dan untuk memastikan hasil yang diperoleh adalah metil
salisilat).
Peralatan yang digunakan dalam percobaan ini adalah gelas arloji (sebagai tempat
untuk menimbang asam salisilat), neraca analitik (untuk menimbang asam salisilat, botol
sampel, dan metil salisilat), spatula (untuk membantu memindahkan bahan dan mengaduk),
gelas beaker 250 mL (untuk menampung zat cair sementara), gelas ukur 100 mL (untuk
mengukur volume metanol, asam sulfat, dan natrium karbonat), seperangkat alat refluks
(untuk merefluks reaktan dan katalis, sehingga memberikan tambahan energi dan
mempercepat gerakan molekul sehingga reaksi cepat berlangsung), pipet tetes (untuk
menambahkan asam sulfat), dan corong pisah (untuk memisahkan metil salisilat dari air
berdasarkan perbedaan massa jenisnya setelah mengekstrak larutan dengan natrium
karbonat), tabung reaksi (sebagai tempat untuk uji sifat kimia metil salisilat berupa hidrolisis
dengan NaOH 10%), mantel pemanas (untuk memanaskan larutan pada uji sifat kimia metil
salisilat), botol vial (untuk menampung metil salisilat hasil sintesis), dan botol semprot (untuk
menampung akuades).
Prosedur kerja
Sintesis metil salisilat
Asam salisilat 0,025 mol (3,45 gram) dimasukkan ke dalam labu alas bulat. Metanol
(30 ml) ditambahkan ke dalam labu alas bulat. Asam sulfat pekat (11 ml) ditambahkan ke
dalam labu alas bulat sedikit demi sedikit sambil digoyangkan. Campuran reaktan tersebut
ditambahkan dengan batu didih dan direfluks selama 1 jam. Campuran didinginkan selama
kurang lebih setengah jam sampai suhu ruang, kemudian dimasukkan ke dalam corong pisah.
Natrium karbonat (25 ml) dimasukkan ke dalam corong pisah. Corong pisah dikocok sambil
dibuka krannya setiap beberapa kali pengocokan sampai tidak ada lagi gas yang keluar.
Corong pisah dipasang pada statif dan campuran zat di dalamnya dibiarkan sampai
membentuk dua lapis fasa (fasa organik dan fasa air). Fasa organik yang berada pada lapisan
bawah dikeluarkan dari corong pisah dan ditampung pada botol vial. Fasa organik tersebut
adalah metil salisilat. Selanjutnya, metil salisilat ditimbang pada neraca analitik.
KESIMPULAN
Senyawa ester dapat disintesis dari asam karboksilat dan alkohol dengan katalis asam
kuat melalui reaksi esterifikasi. Pada percobaan ini, sintesis senyawa metil salisilat dilakukan
dengan mereaksikan asam salisilat dengan metanol dengan bantuan katalis asam sulfat pekat
untuk mempercepat reaksi. Esterifikasi dalam pembentukan metil salisitat berlangsung
melalui tiga tahapan, yaitu protonasi gugus karboksil; adisi alkohol dan transfer proton ke
gugus karboksil; serta deprotonasi dan eliminasi air. Pada akhir reaksi, penambahan natrium
+
bikarbonat berfungsi untuk mengikat H dari katalis asam sulfat yang bereaksi dengan
reaktan pada awal reaksi. Pada percobaan ini, diperoleh metil salisilat sebanyak 1,35 gram
dengan rendemen sebesar 3549%. Metil salisilat merupakan zat cair berwarna kuning
kemerahan yang memiliki berat jenis lebih besar dai air. Uji sifat kimia metil salisilat
menunjukkan bahwa metil salisilat dapat mengalami reaksi saponifikasi (penyabunan)
dengan penambahan basa kuat NaOH membentuk dua fasa, yaitu endapan berwarna putih
yang merupakan garam salisilat (sabun) dan cairan tidak berwarna (metanol).
DAFTAR PUSTAKA
[1] Hamerton, I., Chemistry of Technology of Cyanate Ester Resins, 2012, Springer Science
and Bussiness Media, USA.
[2] Freas, Raymond, Benzoic and Tolule Acid with Lower Alcohols, 2016, Eschenbach
Printing Company, Amsterdam.
[3] Thompson, Robert, Illustrated Guide to Home Chemistry Experiment, 2008, OReilly
Media Imc., USA.
[4] Meijere, Armin de, Sciences of Synthesis : Nouben Weyl Methods of Molecular
Transformations, 2014, Spinger Sciences and Business Media, USA.
[5] Hanson, C., Recent Advances in Liquid-Liquid Extraction, 2013, Elsevier, USA.
[6] Maharani, Hikmah Nurul, Zuliyana, Pembuatan Metil Ester (Biodiesel) dari Minyak
Dedak dan Metanol dengan Proses Esterifikasi dan Transesterifikasi, 2010, Jurusan
Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Semarang.
[7] Gebelin, Charles G., Chemistry and Our World, 2005, Wm. C Brown Publishers, USA.
[8] Zatz, Joel L., Maria Glaucia Teixeira, Pharmaceutical Calculations, 2013, John Willey
and Sons, USA.
[9] Kent, James A., Handbook of Industrial Chemistry and Biotechnology, 2013, Springer
Science and Bussiness Media, New York.
Finiapryanti_ 1
Pure and Industrial 0
Chemistry_University f Brawijaya