Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanah adalah bagian kerak bumi yang tersusun atas mineral dan bahan
organik. Tanah sangat berperan dalam kehidupan makhluk hidup di bumi karena
tanah membantu pertumbuhan tumbuhan dengan menyediakan hara,air dan unsur-
unsur yang di perlukan tumbuhan untuk tumbuh sekaligus sebagai penopang
akar.

Menurut beberapa ahli sebagai berikut :


1. Ramman (Jerman, 1917). Tanah sebagai bahan batuan yang sudah dirombak
menjadi partikel-partikel kecil yang telah berubah secara kimiawi bersama-sama
dengan sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang hidup di dalam dan diatasnya.
2. E. Saifudin Sarief (1986). Tanah adalah benda alami yang terdapat
dipermukaan bumi yang tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil
pelapukan batuan dan bahan organik (pelapukan sisa tumbuhan dan hewan), yang
merupakan medium pertumbuhan tanaman dengan sifat-sifat tertentu yang terjadi
akibat gabungan dari faktor-faktor alami, iklim, bahan induk, jasad hidup, bentuk
wilayah dan lamanya waktu pembentukan.
Adapun ilmu yang menjurus dengan pembahasan ini adalah geografi
tanah, geografi tanah adalah ilmu yang memepelajari sifat-sifat dan ciri-ciri tanah
pada berbagai daerah tertentu dalam konteks keruangan, yang sudah mencakup
didalamnya adanya persamaan dan perbedaan daerah/wilayah satu dengan yang
lain maupun kondisi fisik (iklim, tanah, bentuk, wilayah, perairan, flora dan fauna
dll) dan atau kondisi lingkungan sosialnya (kualitas sumberdaya manusia,
populasi, komposisi, dll).
Tanah juga merupakan tempat sirkulasi kehidupan, baik sebagai media
perantara antara hewan dengan makannya, tumbuhan dengan unsur hara. Tanah
terjadi melelui beberapa proses, dimulai dari pelapuakan batuan, menjadi batuan

Dasar Ilmu TanahPage 1


kecil,(serpiahan), berproses hingga ahkirnya menjadi unsur tanah baru, tanah bisa
juga terbentuk akibat pelapukan tumbuhan dan hewan, adapun hal-hal yang
mendukung terbentuknya tanah di antaranya: air, udara, dan angin.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan klasifikasi tanah?
2. Bagaimana klasifikasi tanah menurut PPT Bogor?
3. Bagaimana klasifikasi tanah menurut FAO/UNESCO?
4. Bagaimana pembagian taksonomi tanah menurut USDA?
5. Apa kelemahan dan kelebihan dari masing-masing klasifikasi?

C. Tujuan

1. Dapat mengerti tentang klasifikasi tanah.


2. Mengetahui klasifikasi tanah menurut PPT Bogor.
3. Mengetahui klasifikasi tanah menurut FAO/UNESCO.
4. Mengetahui pembagian taksonomi tanah menurut USDA.
5. Mengetahui kelemahan dan kelebihan dari masing-masing klasifikasi.

D. Manfaat

Makalah ini diharapkan mampu memberikan manfaat yang antara lain


memberikan informasi dan pemahaman mengenai klasifikasi tanah, jenis-jenis
klasifikasi tanah dari PPT Bogor, FAO/ UNESCO, dan pembagian taksonomi
tanah menurut USDA.

Dasar Ilmu TanahPage 2


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Klasifikasi Tanah


Sistem klasifikasi tanah adalah suatu sistem pengaturan beberapa jenis
tanah yang berbeda-beda tapi mempunyai sifat yang serupa kedalam kelompok-
kelompok dan subkelompok-kelompok berdasarkan pemakaian-pemakaiannya.
Sebagian besar sistem klasifikasi tanah yang telah dikembangkan untuk tujuan
rekayasa didasarkan pada sifat-sifat indeks tanah yang sederhana seperti distribusi
ukuran dan plastisitas.
1. Klasifikasi Berdasarkan Tekstur
Dalam arti umum, yang dimaksud dengan tekstur tanah adalah keadaan
permukaan tanah yang bersangkutan. Tekstur tanah dipengaruhi oleh ukuran tiap-
tiap butir yang ada didalam tanah. Pada umumnya tanah asli merupakan campuran
dari butir-butir yang mempunyai ukuran yang berbeda-beda. Dalam sistem
klasifikasi tanah berdasarkan tekstur , tanah diberi nama atas dasar komponen
utama yang dikandungnya , misalnya lempung berpasir, lempung berlanau dan
seterusnya.
2. Klasifikasi Berdasarkan Pemakaian
Klasifikasi berdasarkan tekstur adalah relatif sederhana karena ia hanya
didasarkan distribusi ukuran tanah saja. Dalam kenyataannya , jumlah dan jenis
dari mineral lempung yang terkandung oleh tanah sangat mempengaruhi sifat fisis
tanah yang bersangkutan. Karena sistem klasifikasi berdasarkan tekstur tidak
memperhitungkan plastisitas tanah dan secara keseluruhan tidak menunjukkan
sifat-sifat tanah yang penting , maka sistem tersebut dianggap tidak memadai
untuk sebagian besar dari keperluan teknik. Pada saat sekarang ada dua sistem
klasifikasi tanah yang selalu dipakai oleh para ahli teknik sipil.
B. Klasifikasi Tanah Menurut PPT (pusat Penelitian Tanah) Bogor

Dasar Ilmu TanahPage 3


Nama-nama tanah dalam tingkat Jenis dan Macam tanah dalam sistem
Pusat Penelitian Bogor yang disempurnakan (1982) sangat mirip dengan sistem
FAO/UNESCO. Walaupun demikian nama-nama lama yang sudah terkenal tetap
dipertahankan, tetapi menggunakan definisi-definisi baru. Jenis Jenis Tanah
menurut Klasifikasi Pusat Penelitian Tanah Bogor, (disempurnakan, 1982), yaitu :

1. Organosol Tanah organik (gambut) yang ketebalannya lebih dari 50 cm.


2. Litosol Tanah mineral yang ketebalannya 20 cm atau kurang. Di
bawahnya terdapat batuan keras yang padu.

3. Rendzina Tanah dengan epipedon mollik (warna gelap, kandungan


bahan organik lebih dari 1 %, kejenuhan basa 50 %), dibawahnya terdiri
dari batuan kapur.

4. Grumusol Tanah dengan kadar liat lebih dari 30 % bersifat mengembang


dan mengerut. Jika musim kering tanah keras dan retak-retak karena
mengerut, jika basah lengket (mengembang).

5. Gleisol Tanah yang selalu jenuh air sehingga berwarna kelabu atau
menunjukkan sifat-sifat hidromorfik lain.

6. Aluvial Tanah berasal dari endapan baru dan berlapis-lapis, bahan


organik jumlahnya berubah tidak teratur dengan kedalaman. Hanya
terdapat epipedon ochrik, histik atau sulfurik, kandungan pasir kurang dari
60 %.

7.Regosol Tanah bertekstur kasar dengan kadar pasir lebih dari 60 %,


hanya mempunyai horison penciri ochrik, histik atau sulfurik.

8. Arenosol Tanah bertekstur kasar dari bahan albik yang terdapat pada
kedalaman sekurang-kurangnya 50 cm dari permukaan atau
memperlihatkan ciri-ciri mirip horison argilik, kambik atau oksik, tetapi
tidak memenuhi syarat karena tekstur terlalu kasar. Tidak mempunyai
horisin penciri kecuali epipedon ochrik.

Dasar Ilmu TanahPage 4


9. Andosol Tanah-tanah yang umumnya berwarna hitam (epipedon mollik
atau umbrik) dan mempunyai horison kambik; kerapatan limbak (bulk
density) kurang dari 0,85 g/cm3, banyak yang mengandung amorf atau
lebih dari 60 % terdiri dari abu vulkanik vitrik, cinders atau bahan
pyroklastik lain.

10. Latosol Tanah dengan kadar liat lebih dari 60 %, remah sampai
gumpal, gembur, warna tanah seragam dengan dengan batas-batas horison
yang kabur, solum dalam (lebih dari 150 cm), kejenuhan basa kurang dari
50 %, umumnya mempunyai epipedon kambrik dan horison kambik.
11. Brunizem Seperti Latosol, tetapi kejenuhan basa lebih dari 50 %.

12. Kambisol Tanah dengan horisin kambik, atau epipedon umbrik atau
molik. Tidak ada gejala-gejala hidromorfik (pengaruh air).

13. Nitosol Tanah dengan penimbunan liat (horison argilik). Dari horison
penimbunan liat maksimum ke horison-horison di bawahnya, kadar liat
turun kurang dari 20 %. Mempunyai sifat ortoksik (kapasitas tukar kation
kurang dari 24 cmol (+) / kg liat.

14.Podsolik Tanah dengan horison penimbunan liat (horison argilik), dan


kejenuhan basa kurang dari 50 %, tidak mempunyai horison albik.

15. Mediteran Seperti tanah Podsolik (mempunyai horison argilik) tetapi


kejenuhan basa lebih dari 50 %.

16. Planosol Tanah dengan horison albik yang terletak diatas horison
dengan permeabilitas lambat (misalnya horison argilik atau natrik) yang
memperlihatkan perubahan tekstur nyata, adanya liat berat atau fragipan,
dan memperlihatkan ciri-ciri hidromorfik sekurang-kurangnya pada
sebagian dari horison albik.

17. Podsol Tanah dengan horison penimbunan besi, Alumunium Oksida


dan bahan organik (sama dengan horison sporadik). Mempunyai horison
albik.

Dasar Ilmu TanahPage 5


18. Oksisol Tanah dengan pelapukan lanjut dan mempunyai horison oksik,
yaitu horison dengan kandungan mineral mudah lapuk rendah, fraksi liat
dengan aktivitas rendah, kapasitas tukar kation rendah (kurang dari 16
cmol (+) / kg liat). Tanah ini juga mempunyai batas-batas horison yang
tidak jelas.

C. Klasifikasi Menurut FAO/ UNESCO

Sistem klasifikasi tanah ini dibuat dalam rangka pembuatan peta tanah
dunia dengan skala 1 : 5.000.000. Peta tanah ini terdiri dari 12 peta tanah. Sistem
ini terdiri dari 2 kategori. Kategori pertama setara dengan great soil group, dan
kategori kedua setara dengan sub group dalam Taksonomi Tanah (USDA).

Untuk pengklasifikasian, digunakan horison-horison penciri yang sebagian


diambil dari kriteria-kriteria horison penciri pada Taksonomi Tanah dan sebagian
dari sistem klasifikasi tanah ini. Nama-nama tanah diambil dari nama-nama tanah
klasik yang sudah terkenal dari Rusia, eropa barat, Kanada, Amerika Serikat dan
beberapa nama baru yang khusus dikembangkan untuk tujuan ini. Tampaknya dari
nama-nama tanah tersebut bahwa sistem ini merupakan komromi dari berbagai
sistem dengan tujuan agar diterima oleh semua pakar di dunia.

Beberapa nama dan sifat tanah dalam kategori great group menurut
sistem FAO/UNESCO sebagai berikut :

Fluvisol : Tanah-tanah berasal dari endapan baru, hanya mempunyai horison


penciri ochrik, umbrik, histik atau sulfurik, bahan organik menurun tidak teratur
dengan kedalaman, berlapis-lapis.

Gleysol : Tanah dengan sifat-sifat hidromorfik (dipengaruhi air sehingga


berwarna kelabu, gley dan lain-lain), hanya mempunyai epipedon ochrik, histik,
horison kambik, kalsik atau gipsik.

Regosol : Tanah yang hanya mempunyai epipedon ochrik. Tidak termasuk


bahan endapan baru, tidak menunjukkan sifat-sifat hidromorfik, tidak bersifat

Dasar Ilmu TanahPage 6


mengembang dan mengkerut, tidak didominasi bahan amorf. Bila bertekstur pasir,
tidak memenuhi syarat untuk Arenosol.

Lithosol : Tanah yang tebalnya hanya 10 cm atau kurang, di bawahnya


terdapat lapisan batuan yang padu.

Arenosol : Tanah dengan tekstur kasar (pasir), terdiri dari bahan albik yang
terdapat pada kedalaman 50 cm atau lebih, mempunyai sifat-sifat sebagai horison
argilik, kambik atau oksik, tetapi tidak memenuhi syarat karena tekstur yang kasar
tersebut. Tidak mempunyai horison penciri lain kecuali epipedon ochrik. Tidak
terdapat sifat hidromorfik, tidak berkadar garam tinggi.

Rendzina : Tanah dengan epipedon mollik yang terdapat langsung di atas


batuan kapur.

Ranker : Tanah dengan epipedon umbrik yang tebalnya kurang dari 25 cm.
Tidak ada horison penciri lain.

Andosol : Tanah dengan epipedon mollik atau umbrik atau ochrik dan
horison kambik, serta mempunyai bulk density kurang dari 0,85 g/cc dan
didominasi bahan amorf, atau lebih dari 60 % terdiri dari bahan vulkanik vitrik,
cinder, atau pyroklastik vitrik yang lain.

Vertisol : Tanah dengan kandungan liat 30 % atau lebih, mempunyai sifat


mengembang dan mengkerut. Kalau kering tanah menjadi keras, dan retak-retak
karena mengkerut, kalau basah mengembang dan lengket.

Solonet : Tanah dengan horison natrik. Tidak mempunyai horison albik


dengan sifat-sifat hidromorfik dan tidak terdapat perubahan tekstur yang tiba-tiba.

Yermosol : Tanah yang terdapat di daerah beriklim arid (sangat kering),


mempunyai epipedon ochrik yang sangat lemah, dan horison kambik, argilik,
kalsik atau gipsik.

Xerolsol : Seperti Yermosol tetapi epipedon ochrik sedikit lebih


berkembang.

Dasar Ilmu TanahPage 7


Kastanozem : Tanah dengan epipedon mollik berwarna coklat (kroma > 2), tebal
15 cm atau lebih, horison kalsik atau gipsik atau horison yang banyak
mengandung bahan kapur halus.

Chernozem : Tanah dengan epipedon mollik berwarna hitam (kroma < 2) yang
tebalnya 15 cm atau lebih. Sdifat-sifat lain seperti Kastanozem.

Phaeozem : Tanah dengan epipedon mollik, tidak mempunyai horison kalsik,


gipsik, tidak mempunyai horison yang banyak mengandung kapur halus.

Greyzem : Tanah dengan epipedon mollik yang berwarna hitam (kroma <
2), tebal 15 cm atau lebih, terdapat selaput (bleached coating) pada permukaan
struktur tanah.

Cambisol : Tanah dengan horison kambik dan epipedon ochrik atau umbrik,
horison kalsik atau gipsik. Horison kambik mungkin tidak ada bila mempunyai
epipedon umbrik yang tebalnya lebih dari 25 cm.

Luvisol : Tanah dengan horison argillik dan mempunyai KB 50 % atau


lebih. Tidak mempunyai epipedon mollik.

Podzoluvisol : Tanah dengan horison argillik, dan batas horison eluviasi dengan
Horison di bawahnya terputus-putus (terdapat lidah-lidah horison eluviasi =
tonguing).

Podsol : Tanah dengan horison spodik. Biasanya dengan horison albik.

Planosol : Tanah dengan horison albik di atas horison yang mempunyai


permeabilitas lambat misalnya horison argillik atau natrik dengan perubahan
tekstur yang tiba-tiba, lapisan liat berat, atau fragipan. Menunjukkan sifat
hidromorfik paling sedikit pada sebagian horison albik.

Acrisol : Tanah dengan horison argillik dan mempunyai KB kurang dari 50


%. Tidak terdapat epipedon mollik.

Dasar Ilmu TanahPage 8


Nitosol : Tanah dengan horison argillik, dan kandungan liat tidak
menurun lebih dari 20 % pada horison-horison di daerah horison penimbunan liat
maksimum. Tidak terdapat epipedon mollik.

Ferrasol : Tanah dengan horison oksik, KTK (NH4Cl) lebih 1,5 me/100 g
liat. Tidak terdapat epipedon umbrik.

Histosol : Tanah dengan epipedon histik yang tebalnya 40 cm atau lebih.

Dalam tingkat sub group nama tanah terdiri dari dua patah kata seeprti
halnya sistem Taksonomi Tanah, dimana kata kedua menunjukkan nama great
group, sedangkan kata pertama menunjukkan sifat utama dari sub group tersebut.

Contoh :

Great group : Fluvisol.

Sub group : Claseric Fulvisol.

Great group : Regosol.

Sub group : Humic Regosol.

D. Klasifikasi Menurut USDA

Perkembangan jenis tanah diklasifikasikan berdasarkan sifat tanah


(taksonomi tanah). Sistem ini pertama kali dikembangkan oleh USDA (United
State Departement of Agriculture) pada tahun 1960 yang dikenal dengantujuh
pendekatan dan sejak tahun 1975 dikenal dengan nama taksonomi tanah. Sistem
ini bersifat alami berdasarkan karakteristik tanah yang teramati dan terukur yang
dipengaruhi oleh proses genesis. Salah satu sistem klasifikasi tanah yang telah
dikembangkan Amerika Serikat dikenal dengan nama: Soil Taxonomy (USDA,
1975). Sistem klasifikasi ini menggunakan enam (6) kateori, yaitu:

1. Ordo

2. Subordo

Dasar Ilmu TanahPage 9


3. Great group

4. Subgroup

5. Family

6. seri

Sistem klasifikasi tanah ini berbeda dengan sistem yang sudah ada
sebelumnya. Sistem klasifikasi ini memiliki keistimewaan terutama dalam hal:

1. Penamaan atau Tata Nama atau cara penamaan.

2. Definisi-definisi horison penciri.

3. Beberapa sifat penciri lainnya.

Sistem klasifikasi tanah terbaru ini memberikan Penamaan Tanah


berdasarkan sifat utama dari tanah tersebut. Menurut Hardjowigeno
(1992)terdapat 10 ordo tanah dalam sistem Taksonomi Tanah USDA 1975, yaitu:

1. Alfisol:

Tanah yang termasuk ordo Alfisol merupakan tanah-tanah yang terdapat


penimbunan liat di horison bawah (terdapat horison argilik)dan mempunyai
kejenuhan basa tinggi yaitu lebih dari 35% pada kedalaman 180 cm dari
permukaan tanah. Liat yang tertimbun di horison bawah ini berasal dari horison di
atasnya dan tercuci kebawah bersama dengan gerakan air. Padanan dengan sistem
klasifikasi yang lama adalah termasuk tanah Mediteran Merah Kuning, Latosol,
kadang-kadang juga Podzolik Merah Kuning.

2. Aridisol:

Tanah yang termasuk ordo Aridisol merupakan tanah-tanah yang


mempunyai kelembapan tanah arid (sangat kering). Mempunyai epipedon ochrik,
kadang-kadang dengan horison penciri lain. Padanan dengan klasifikasi lama
adalah termasuk Desert Soil.

Dasar Ilmu TanahPage 10


3. Entisol:

Tanah yang termasuk ordo Entisol merupakan tanah-tanah yang masih


sangat muda yaitu baru tingkat permulaan dalam perkembangan. Tidak ada
horison penciri lain kecuali epipedon ochrik, albik atau histik. Kata Ent berarti
recent atau baru. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah
Aluvial atau Regosol.

4. Histosol:

Tanah yang termasuk ordo Histosol merupakan tanah-tanah dengan


kandungan bahan organik lebih dari 20% (untuk tanah bertekstur pasir) atau lebih
dari 30% (untuk tanah bertekstur liat). Lapisan yang mengandung bahan organik
tinggi tersebut tebalnya lebih dari 40 cm. Kata Histos berarti jaringan tanaman.
Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Organik atau
Organosol.
5. Inceptisol:

Tanah yang termasuk ordo Inceptisol merupakan tanah muda, tetapi lebih
berkembang daripada Entisol. Kata Inceptisol berasal dari kata Inceptum yang
berarti permulaan. Umumnya mempunyai horison kambik. Tanah ini belum
berkembang lanjut, sehingga kebanyakan dari tanah ini cukup subur. Padanan
dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Aluvial, Andosol, Regosol,
Gleihumus, dan lain-lain.

6. Mollisol:

Tanah yang termasuk ordo Mollisol merupakan tanah dengan tebal


epipedon lebih dari 18 cm yang berwarna hitam (gelap), kandungan bahan organik
lebih dari 1%, kejenuhan basa lebih dari 50%. Agregasi tanah baik, sehingga
tanah tidak keras bila kering. Kata Mollisol berasal dari kata Mollis yang berarti
lunak. Padanan dengan sistem kalsifikasi lama adalah termasuk tanah Chernozem,
Brunize4m, Rendzina, dan lain-lain.

7. Oxisol:

Dasar Ilmu TanahPage 11


Tanah yang termasuk ordo Oxisol merupakan tanah tua sehingga mineral
mudah lapuk tinggal sedikit. Kandungan liat tinggi tetapi tidak aktif sehingga
kapasitas tukar kation (KTK) rendah, yaitu kurang dari 16 me/100 g liat. Banyak
mengandung oksida-oksida besi atau oksida Al. Berdasarkan pengamatan di
lapang, tanah ini menunjukkan batas-batas horison yang tidak jelas. Padanan
dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Latosol (Latosol Merah &
Latosol Merah Kuning), Lateritik, atau Podzolik Merah Kuning.

8. Spodosol:

Tanah yang termasuk ordo Spodosol merupakan tanah dengan horison


bawah terjadi penimbunan Fe dan Al-oksida dan humus (horison spodik) sedang,
dilapisan atas terdapat horison eluviasi (pencucian) yang berwarna pucat (albic).
Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Podzol.
9. Ultisol:

Tanah yang termasuk ordo Ultisol merupakan tanah-tanah yang terjadi


penimbunan liat di horison bawah, bersifat masam, kejenuhan basa pada
kedalaman 180 cm dari permukaan tanah kurang dari 35%. Padanan dengan
sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Podzolik Merah Kuning, Latosol,
dan Hidromorf Kelabu.

10. Vertisol:

Tanah yang termasuk ordo Vertisol merupakan tanah dengan kandungan


liat tinggi (lebih dari 30%) di seluruh horison, mempunyai sifat mengembang dan
mengkerut. Kalau kering tanah mengkerut sehingga tanah pecah-pecah dan keras.
Kalau basah mengembang dan lengket. Padanan dengan sistem klasifikasi lama
adalah termasuk tanah Grumusol atau Margalit.

E. Kelemahan dan Kelebihan dari Masing-masing Klasifikasi.

1. Sistem Klasifikasi tanah USDA


Kelebihan :

Dasar Ilmu TanahPage 12


Sistem ini telah merangsang timbulnya diskusi-diskusi dan
penelitian-penelitian baru.
Sistem USDA memberikan kriteria yang jelas dibandingkan sistem
klasifikasi lain.
Memakai sistem penamaan yang konsisten.
Orang akan langsung mengetahui sifat tanah ketika mendengar
nama tanah tersebut.
Pada sistem ini merupakan sistem yang benar-benar baru baik
mengenai cara penamaan maupun definisi-definisi mengenai
horison-horison penciri ataupun mengenai sifat-sifatpenciri lain
yang digunakan untuk menentukan jenis-jenis tanah.

Kekurangan :

Untuk negara berkembang, adalah kriteriannya yang sangat


mendasarkan pada analisis labolatorium yang rinci, sehingga para
praktisi sulit untuk mendefinisikan langsung dilapangan.
Sistem ini pernah populer namun juga dikenal sulit diterapkan.

2. Klasifikasi tanah menurut PPT Bogor

Kelebihan :

Sistem ini disukai oleh pekerja lapangan pertanian karena mudah


untuk diterapkan di lapangan.
Selalu diperbaharui perkembangannya.
Penamaannya mudah untuk dihafal.

Kekurangan :

Banayk nama-nama baru, sehingga sedikit membingungkan.


Penamaannya tidak mempunyai ciri khusus dari klasifikasi
tersebut, hanya mengadaptasi dari klasifikasi yang lain.
Dalam penamaan tidak disertakan sifat tanah.

3. Klasifikasi tanah menurut FAO/ UNESCO

Kelebihan :

Dasar Ilmu TanahPage 13


Dapat diterima oleh semua pihak karena menggunakan perpaduan
antara klasifikasi dari FAO sendiri dan dari USDA.
Mempunyai ciri khas, karena dalam pengklasifikasiannya
berdasarkan horison-horison penciri dan kriteria horisonnya.
Nama-nama tanah sebagian diambil dari nama-nama klasik yang
sudah terkanal didaerah Eropa, Rusia, Kanada, dan Amerika.
Sehingga namanya sudah bersifat umum.
Cocok untuk peta berskala 1:5.000.000.

Kekurangan :

Sistem ini lebih tepat disebut sebagai suatu sistem satuan tanah
daripada suatu sistem klasifikasi tanah karena tidak disertai dengan
pembagian kategori yang lebih terperinci hanya subgroup dan
greatgroup.
Dalam penamaan tidak secara langsung orang dapat mengetahui
sifat tanah tersebut.

Dasar Ilmu TanahPage 14


BAB III
PENUTUP

A. Simpulan

Sistem klasifikasi tanah adalah suatu sistem pengaturan beberapa jenis


tanah yang berbeda-beda tapi mempunyai sifat yang serupa kedalam kelompok-
kelompok dan subkelompok-kelompok berdasarkan pemakaian-pemakaiannya.

Sistem klasifikasi tanah yang telah dikembangkan Amerika Serikat dikenal


dengan nama: Soil Taxonomy (USDA, 1975). Sistem klasifikasi ini menggunakan
enam (6) kateori, yaitu: Ordo, Subordo, Great group, Subgroup, Family, dan Seri.

Sistem yang dikaji dalam makalah ini meliputi PPT (pusat Penelitian
Tanah) Bogor, klasifikasi menurut FAO/ UNESCO dan klasifikasi menurut
USDA. Pada setiap klasifikasi mempunyai kelemahan dan kekurangan masing-
masing.

B. Saran

Dalam penulisan makalah ini tentulah mempunyai banyak kekurangan-


kekurangan yang perlu dilengkapi oleh pembaca-pembacayang memiliki disiplin
ilmu tentang pembahasan ini.oleh masukanya yang bersifat membangun sangat
diharapkan.semoga bermanfaat untuk mengisi kebutuhanakan bacaan bagi
mahasiswa yang terkait dengan pengembangan pola pikir yang sejajar, selaras dan
seimbang.

Dasar Ilmu TanahPage 15


Daftar Pustaka

Hargowigeno, Sarwono. 1989. Ilmu Tanah. Jakarta: PT. Melton Putra.

Sartohadi, Junun. Dkk. 2012. Pengantar Geografi Tanah. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

Tjahjono, Heri. 2006. Diktat Geografi Tanah. Semarang: UNNES

http://ighooditya.blogspot.com/2013/03/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
(diakses pada 26 Nopember 2013 pada jam 17:51 WIB).

http://almubahits.blogspot.com/2010/04/sistem-tanah-puslittanak.html

Dasar Ilmu TanahPage 16

Anda mungkin juga menyukai