REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : PM 69 TAHUN
TENTANG
MENTERI PERHUBUNGAN,
MEMUTUSKAN :
Pasal 1
2
6. Keamanan Penerbangan adalah suatu keadaan yang
memberikan perlindungan kepada penerbangan dari
tindakan melawan hukum melalui keterpaduan
pemanfaatan sumber daya manusia, fasilitas, dan
prosedur.
Pasal 2
Pasal 3
Pasal 4
Pasal 5
4
Pasal 6
Pasal 7
Pasal 8
Pasal 9
Pasal 10
(1) Bandar udara sebagai prasarana memperkukuh Wawasan
Nusantara dan kedaulatan negara sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 huruf f, yaitu titik-titik lokasi bandar udara
di wilayah nusantara saling terhubungkan dalam suatu
jaringan dan rute penerbangan sehingga dapat
mempersatukan wilayah untuk kedaulatan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Pasal 11
Pasal 12
6
(3) Pembinaan kegiatan penerbangan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf a, dilaksanakan oleh Otoritas Bandar
Udara.
Pasal 13
Pasal 14
Pasal 15
Pasal 17
8
(3) Bandar udara pengumpan (spoke) sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a, merupakan:
a. bandar udara yang mempunyai cakupan pelayanan
dan mempengaruhi perkembangan ekonomi lokal;
b. bandar udara tujuan atau bandar udara penunjang
dari bandar udara pengumpul; dan
c. bandar udara sebagai salah satu prasarana penunjang
pelayanan kegiatan lokal.
Pasal 18
Pasal 19
9
(2) Kapasitas pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan kemampuan bandar udara untuk melayani
jenis pesawat udara terbesar dan jumlah
penumpang/barang, meliputi:
1) kode angka (code number), yaitu perhitungan panjang
landas pacu berdasarkan referensi pesawat aeroplane
reference field length (ARFL); dan
2) Kode huruf (code letter), yaitu perhitungan sesuai lebar
sayap dan lebar/jarak roda terluar pesawat.
Pasal 20
Peran, fungsi, penggunaan, hierarki dan klasifikasi bandar
udara sebagaimana tercantum dalam Lampiran I dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini
Pasal 21
(1) Rencana induk nasional bandar udara merupakan
pedoman dalam penetapan lokasi, penyusunan rencana
induk, pembangunan, pengoperasian, dan pengembangan
bandar udara.
Pasal 22
Rencana tata ruang wilayah nasional, rencana tata ruang
wilayah provinsi, rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (2) huruf a, yaitu
strategi dan arahan kebijaksanaan pemanfaatan ruang untuk
kepentingan nasional, keterkaitan antar pulau dan antar
propinsi, keterkaitan antar kawasan/kabupaten/kota.
Pasal 23
Potensi dan perkembangan sosial ekonomi wilayah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (2) huruf b, yaitu
potensi dan perkembangan sosial ekonomi wilayah yang
diketahui atau diukur antara lain dengan survei berdasarkan
asal dan tujuan penumpang (origin and destination survey)
dengan memperhatikan keseimbangan antara perkembangan
ekonomi yang mempengaruhi perkembangan pasar atau
perkembangan pasar yang mempengaruhi perkembangan
ekonomi, serta konsekuensi pembiayaan yang ditimbulkan.
10
Pasal 24
Pasal 25
Pasal 26
Pasal 27
Pasal 28
a. interdependensi;
b. interrelasi; dan
c. sinergi antar unsur; yang meliputi sumber daya alam,
sumber daya manusia, geografis, potensi ekonomi dan
pertahanan keamanan dalam rangka mencapai tujuan
nasional.
11
(3) Interrelasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,
menggambarkan bahwa antar bandar udara membentuk
jaringan dari rute penerbangan yang saling berhubungan.
Pasal 29
Pasal 30
Pasal 31
Pasal 32
13
Pasal 33
Pasal 34
Pasal 35
Pasal 36
Pasal 37
14
Pasal 38
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 16 Agustus 2013
MENTERI PERHUBUNGAN,
ttd
E.E. MANGINDAAN
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 20 Agustus 2013
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
AMIR SYAMSUDIN
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2013 NOMOR 1046
15
1000'0"E 1100'0"E 1200'0"E 1300'0"E 1400'0"E
Thailand
Filipina
Laut Cina Selatan
5
.!
1
!
. 10
!
.
6
Brunei
.
! Darussalam
100 110
2
.
! 9
Malaysia 28 96 104
.
!
!.107
Laut Sulawesi 109
.!
11 !
. .
! ! 102
.
.
! .!
8 .
! .
! 93
4 .! .
!
.! 97
13
.
! .
!
3
!
.
.
!
7
.!
16 Malaysia 95 147
.! 143 !
.
14 24 Singapura 78
!
.
98
105 108 .!
.
! 15 .! .!
.! 12 .! 25 .! .
! 115 142
.
! 26 114 !
. .
! 145
23 76 99 141
.! .! .
! .
! .! 111 .! .!
20 22 21 .!
.
! .
! .
! 101
79 .! 106
.! 17
00'0"
00'0"
74 .
! 94 .! 148
.
! 77 103 .
!
27 !
. .
!
.! 144
18 .!
87 112 113 .! 230 233
.
! . 29
! 86 .
! .
! .
! 225 222 .!
.! 218 169
!
.
!
. 92 116
231 .!221232
.!
. 85
.! .!
33 ! .
! .! 23.!4
.!
75 83 149
.! .!
.
! .!
206 187
.
! .! . 146
!
32 30 122 227 224 .! .!
19 !
. .! . 80
! 90 !
. 121
.
! .!
.
! .
! .! .!
35 82 117 119
Laut Indonesia .!
36 .
!
31
.
!
81
84
.
! .! .!
.135
! 235
.!
223
236
.! 162
.!
.!
204
!
. 124! 123 140
.!
184
37 .
! . 168 214
.! 131 207 209 .!
.! 89 !
. .! .
! 195 .! .! 190 .!
88 !
. 91 !
. 130 228
.!
157158 175177 .!
182 .!
211
34
Laut Jawa .
!
125 . 132
! .
!
.!
196
.!
! 21
. .! .2
! ! .
. !
156 !
.
170
!
.!
.
2.!05 .! .210
.!
! .!.!
.!
.!
153
213 200
.!
.!
217
128 218 189 .!
172186.!1.! 99 .! 161
.! 155
.!
.! .! .!
!. 134 192 152.! .!178 .! .!
127 .
! 183 .! 151
.! 173 165215
.! .!
118 .!
.!
!. 38 .
! 126 .! 129 201 .!
.!
216 .!
198
.!185
.!
167
.!
48
120
.
! Laut Banda .!
139
.!
133
.!
.!
203
.!
160
208 .!
188
42 .!
43 .! 44 .
! 202 180
.!
. .
! ! .! .!
.! 179
39
40 .!
Papua
4
.
! 46 53
.!
45 !. 50
.
!
.!
137 154
.! Nuigini
47
.
! 138
41 51 136
.
! 49 !
. .
!
.
! !
. 69 .
! 197
54 52 67 73 .!
!
. .! 63 65 .!
.
! 61 .
! .
! 191
55 57 !
. 56 !
. .
! 72 .!
64 !
.
.! 59 !
.
58 !
.
.! .! 68 Timor Leste
0 800 66
km
.
!
.!
62 .
!
Laut Arafura
100'0"S
100'0"S
60
71 .
!
1 cm = 139 km !.
70
Sistem Grid : Grid Geografis
!.
Datum : WGS 1984
Laut Indonesia
Sumber :
1. Aeronautical Information Publication, Direktorat Navigasi Penerbangan Tahun 2006
2. Aerodrome Reference Point Bandar Udara Indonesia,
Direktorat Navigasi Penerbangan Tahun 2008
3. Peta Digital Rupa Bumi Indonesia Badan Informasi Geospasial Tahun 2008
Australia
KETERANGAN :
I. Provinsi Nangroe Aceh Darussalam V. Provinsi Kepulauan Riau XII. Provinsi Banten XIX. Provinsi Nusa Tenggara Timur XXII. Provinsi Kalimantan Selatan XXVI. Provinsi Sulawesi Tengah 135. Wahai 161. Tsinga 191. Mopah - Merauke XXXIII. Provinsi Papua Barat
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
1. Sultan Iskandar Muda 25. Hang Nadim 42. Soekarno - Hatta 60. El Tari 112. Mutiara 136. John Becker 162. Beoga 192. Mozes Kilangin - Timika
88. Syamsuddin Noor 221. Anggi
2. Cut Nyak Dhien 26. RH. Fisabilillah 43. Budiarto 61. frans Seda 113. Syukuran Aminuddin Amir 137. Liwur Bunga 163. Borome 193. Mugi Nduga
89. Gusti Syamsir Alam 222. Ayawasi
3. Lasikin 27. Dabo 62. Umbu Mehang Kunda 90. Tanjung Warukin 114. Sultan Bantilan/Lalos 138. Olilit 164. Dabra 194. Mulia 223. Babo
TATANAN KEBANDARUDARAAN NASIONAL
4. Teuku Cut Ali 28. Ranai XIII. Provinsi DKI Jakarta 63. Komodo 115. Pogogul 139. Dumatubun 165. Elelim 195. Nabire
5. Maimun Saleh 29. Raja Haji Abdullah (Seibati) 64. H. Hasan Aroeboesman
91. Bersujud (Batulicin)
116. Kasiguncu 140. Namlea 166. Enarotali 196. Obano
224. Bintuni PETA BANDAR UDARA EKSISTING
44. Halim Perdana Kusuma XXIII. Provinsi Kalimantan Timur 225. DEO Sorong
6. Rembele 65. Frans Sales Leda 167. Ewer 197. Okaba DI INDONESIA
7. Singkil/Hamzah Fansuri VI. Provinsi Bangka Belitung XIV. Provinsi Jawa Tengah 66. Tambolaka XXVII. Provinsi Sulawesi Barat XXXI. Provinsi Maluku Utara 226. Ijahabra
92. Sepinggan 168. Fawi 198. Oksibil
8. Alas Lauser 67. Gewayantana 227. Inanwatan
45. Adi Sumarmo 93. Juwata 117. Tampa Padang 141. Sultan Babullah 169. Frans Kasiepo - Biak 199. Paro Nduga
9. Kuala Batu 30. Depati Amir
46. Ahmad Yani 68. A.A. Bere Tallo (Haliwen) 94. Kotabangun 142. Kuabang 170. Illaga 200. Potawai
228. Utarom Lampiran I.A.
10. Malikul Saleh 31. H. AS. Hanandjoeddin XXVIII. Provinsi Sulawesi Selatan 229. Kambuaya
47. Tunggul Wulung 69. Mali 95. Kalimarau 143. Gamar Malamo 171. Illu 201. Sugapa Peraturan Menteri Perhubungan
70. David Constantijn Saudale (Lekunik) 230. Kebar
II. Provinsi Sumatera Utara VII. Provinsi Jambi 48. Dewa Daru 96. Yuvai Semaring 144. Oesman Sadik 172. Jila 202. Senggeh
118. Sultan Hasanuddin 231. Merdey
32. Sultan Thaha
71. Tardamu 97. Tanjung Harapan
119. Andi Jemma 145. Buli 173. Jita 203. Senggo 232. Ransiki
Nomor : PM 69 TAHUN 2013
11. Kualanamu XV. Provinsi D.I Yogyakarta 72. Soa 98. Long Apung
12. Binaka 33. Depati Parbo 49. Adi Sutjipto 73. Wunopito 99. Datah Dawai
120. H. Aroepala 146. Emalamo 174.
175.
Kamur
Karubaga
204. Sentani - Jayapura 233. Rendani - Manokwari Tanggal : 16 AGUSTUS 2013
121. Seko 147. Pitu 205. Sinak 234. Teminabuan
13. Sibisa 100. Nunukan 176. Kebo
VIII. Provinsi Bengkulu XVI. Provinsi Jawa Timur XX. Provinsi Kalimantan Barat 122. Rampi 148. Gebe 206. Soedjarwo - Serui 235. Torea - Fak-fak
14. Dr. Ferdinand L. Tobing 101. Melak 177. Kelila
34. Fatmawati Soekarno 50. Juanda 74. Supadio 123. Bua/Lagaligo 149. Dofa Benjina Falabisahaya 207. Taive II - Tolikara 236. Wasior
15. Aek Godang 102. Kol. RA. Bessing (Seluwing) 178. Kenyam Nduga
35. Muko-muko 51. Abdul Rachman Saleh 75. Rahadi Oesman 124. Pongtiku 208. Tanahmerah 237. Werur
16. Silangit 103. Temindung XXXII. Provinsi Papua 179. Kepi
52. Blimbingsari 76. Pangsuma 209. Kobakma
17. Lasondre
IX. Provinsi Sumatera Selatan 53. Trunojoyo 77. Nangapinoh
104. Long Layu XXIX. Provinsi Sulawesi Tenggara
150. Aboy 180. Kimam 210. Tiom MENTERI PERHUBUNGAN
105. Muara Wahau 125. Haluoleo 181. Kiwirok 211. Ubrub
III. Provinsi Sumatera Barat 54. Noto Hadinegoro 78. Paloh 151. Akimuga
36. S.M. Badaruddin II 106. Tanjung Bara (Sangata) 126. Beto Ambari 182. Kobakma 212. Waghete
79. Susilo 152. Alama
37. Silampari 107. Binuang 127. Sugimanuru 183. Kokonau 213. Wamena
18. Minangkabau XVII. Provinsi Bali XXI. Provinsi Kalimantan Tengah 153. Apalapsili TTD
19. Rokot 55. I Gusti Ngurah Rai XXIV. Provinsi Sulawesi Utara 128. Tanggetada/Sangia Nibandera 154. Bade 184. Lereh 214. Waris
X. Provinsi Lampung 80. Tjilik Riwut 129. Matahora 155. Batom 185. Manggelum 215. Nop Goliat Dekai - Yahukimo
IV. Provinsi Riau 38. Radin Inten II 81. Iskandar 108. Sam Ratulangi
XVIII. Provinsi Nusa Tenggara Barat XXX. Provinsi Maluku 156. Bilai 186. Mapnnduma 216. Yanirumal
20. Sultan Syarif Kasim II 82. H. Asan 109. Naha
157. Bilogaii 187. Mararena - Sarmi 217. Yuruf
21. Tempuling
XI. Provinsi Jawa Barat 56. Sultan M. Salahuddin
83. Sanggu 110. Melonguane 130. Pattimura
158. Bilorai 188. Mindiptanah 218. Aboyaga E.E. MANGINDAAN
39. Husein Sastranegara 57. Sultan M. Kaharuddin (Brangbiji) 131. Amahai
22. Japura 84. Kuala Pembuang XXV. Provinsi Gorontalo 159. Bokondini 189. Moanamani 219. Numfor
40. Cakrabhuwana 58. Lunyuk 132. Namrole
23. Pasir Pangaraian 85. Tumbang Samba 160. Bomakia 190. Molof 220. Wangbe
41. Nusawiru 59. Lombok Baru 111. Djalaluddin 133. Dobo
24. Pinang Kampai 86. Kuala Kurun
87. Beringin 134. Bandaneira
Lampiran I.B
Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor : PM 69 Tahun
Tanggal : 6 Agustus
II. TABEL PERAN, FUNGSI, PENGGUNAAN, HIERARKI DAN KLASIFIKASI BANDAR UDARA EKSISTING
PERAN FUNGSI Penggunaan Hierarki Klasifikasi
NO BANDAR UDARA KOTA/LOKASI Simpul Gerbang Alih Moda Peindag/ Daerah Rawan Daerah Wawasan Pemerintahan Pengusahaan Bandar Udara Bandar Udara Bandara
Ekonomi Transportasi Pariwisata Terisolir Bencana Perbatasan Nusantara
I PROPINSI NANGGROE ACEH. D
1 Sultan Iskandar Muda Banda Aceh Int'l PT 4E
2 Cut Nyak Dhien Nagan Raya Dom P 3C
3 Lasikin Sinabang Dom P 3C
4 Teuku Cut Ali Tapak Tuan Dom P 2C
5 Maimun Saleh Sabang Int'l P 3C
6 Rembele Takengon Dom P 2C
7 Singkil (Hamzah Fansuri) Singkil Dom P 2B
8 Alas Lauser Kutacane Dom P 3B
9 Kuala Batu Blang Pidie Dom P 2B
10 Malikul Saleh Lhok Seumawe Dom P 2B
IV PROPINSI RIAU
1 Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru Int'l PS 4C
2 Tempuling Indragiri Hilir Dom P 3B
3 Japura Rengat Dom P 3C
4 Pasir Pangaraian Pasir Pangaraian Dom P 3B
5 Pinang Kampai Dumai Dom P 3C
X PROPINSI LAMPUNG
1 Radin Inten II Tanjung Karang Dom PS 4D
KETERANGAN :
Int'l = Internasional
Dom = Domestik MENTERI PERHUBUNGAN
PP = Pengumpul Skala Primer
PS = Pengumpul Skala Sekunder
PT = Pengumpul Skala Tersier ttd
P = Pengumpan
E.E. MANGINDAAN
1000'0"E 1100'0"E 1200'0"E 1300'0"E 1400'0"E
Thailand
Filipina
Laut Cina Selatan
5
.
! 139
1
.
! .!
8
.!
6 Brunei
.!
Darussalam 132 138
!
.
2
11 !
.
9
13
Malaysia .!
37
.!
133
.!
134
130
.
!
!.135 Laut Sulawesi 137
.
!
.! .!
10 .
! .
! 129
4 .
! .
!
!. 22 39
. 15
! .! 128 140
3 .
! .
! .!
7
18
!
.
.
! .
! 32 Malaysia !
.
118
.
!
126
188
182 !
.
16
!.
31 33 Singapura .!
131
121 136 .!
.
! .
! .!
17 .
! 181
. 14
! . 20
! 99 97 127 !
. 119 145 !
.
146 180 !
. 184
30 33 34 40 !.
.
! 35 .
! 101
21 .
! .
! .
! .
! .
! .! 141 !
. !.
27 .! !. 142
!. 29 .! 191
28 120 .
! 186 299
.
! .
! .
! 100 .
! .! .!
25 .! 124 122
!. 19
00'0"
00'0"
.! 95 .! 117 .!
!. 189
.
! 98 123 .! 296
.!
36
.! !
. .
! 298 .!295
.! 110 183 .! .! 290
23 .! 143 149 144 .!
!
. 38 108 109 .! .! .! 291
.! 276
.! 223
.! .
!
!
. 116 . 147
! 293 277
.! .!
289 294
.!
288 !
. 192
45 107 .!
43 96 !
. 105 286 .!
.!
.
! .
!
.! .! .!
284
.!
292
.!
. 24
! .
! 111 15.!5 .! 283
.! 279
.!
247
!. .
!
.
!
. 103
! 104 !
. .
! 150 !
. . 153
! .!
274 275 193
.! 42 .! .! 171 .! 280
Laut Indonesia
.! .! .!
49 !
. 282 196 264
47 !
. .! 106 113 151 159 157 176 .
! 278
.!
.!
273 .! .!
.
! !. .!
230
50 .!
!
. 112 1!.15 !
. .
! .
! .! 167 177 238 .! 235 251 198
248 .!
.!
!
. .
! 166 .
! .!
245 208 251
263 .!215 231206
.!
168 272 195
!
.
.
!
51 Laut Jawa 163 .
!
160
!
.
.
!
.!
281
.!
232 .!210209
! 239
.
.! .!257
.!
.!
224
!
259 260 .!
226 .! 249 .! .!201 267 .! 197
. 240 .! .! .!.!
.!
205 256
46 .! .!
.! .!
.!
.! .!
217 .!2
.! 61
.!
48
!
. .
! .
!
72 .!
161 .
! Laut Banda 175 227
.! 203 .!
.! 233
243
244
.
! .
! !
. 169 .!
204.! 218
58 65 154 .! 265 .! .! 214.!
59 !. 61 199 .! 20 2 .!
. .
! ! 57 .
! .!
200
60
.! .
! 54 55 .!
.!
219 Papua
4
54 !
.
.
! 70
!
. 173
!.
63 67 .
! .! .!
229 Nuigini
56 .
! !.
68
.
! ! .
. ! 62 74 179
!
. 64 !
. 172 178 .
! .! 174 222
71 88 .
!
66 66 69 .! 86 92 94 !
. .
! .!
.
! .
! 82 84 93 .
! .
! !. 194
.76
! 80
73 .75
! .
! 91.! 83 !
.
.!
.
!
.! . 78
!
.77
!
.! .! 87 Timor Leste
85
0 800 .
!
.!
81 .
!
Laut Arafura
100'0"S
100'0"S
km
79
90 .
!
1 cm = 139 km !.
89
Sistem Grid : Grid Geografis !.
Datum : WGS 1984
Laut Indonesia
Sumber :
1. Aeronautical Information Publication, Direktorat Navigasi Penerbangan Tahun 2006
2. Aerodrome Reference Point Bandar Udara Indonesia,
Direktorat Navigasi Penerbangan Tahun 2008
3. Peta Digital Rupa Bumi Indonesia Badan Informasi Geospasial Tahun 2008
Australia
KETERANGAN :
XXXIII. Provinsi Papua 228. Batom 264. Towehitam
I. Provinsi Nangroe Aceh Darussalam
1. Sultan Iskandar Muda
30.
31.
Pasir Pangaraian
Pinang Kampai
XI.
54.
Provinsi Jawa Barat
Husein Sastranegara/Majalengka
XVIII. Provinsi Nusa Tenggara Barat
75. M. Salahuddin
103. Iskandar
104. H. Asan
135. Binuang
XXV. Provinsi Sulawesi Utara
161.
162.
Beto Ambari
Sugimanuru 192. Frans Kaisiepo 229. Bade 265. Aboge
266. Okteneng
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
2. Cut Nyak Dhien 32. Bagan Siapi Api 163. Tanggetada/Sangia Nibandera 193. Sentani 230. Lereh
55. Cakrabhuwana 76. Brangbiji (Sultan Muh. Kaharuddin) 105. Sanggu 136. Sam Ratulangi 267. Teraplu
3. Lasikin 33. Kep. Meranti / Bengkalis 164. Matahora 194. Mopah 231. Karubaga
56. Nusawiru 77. Lunyuk 106. Kuala Pembuang 137. Naha 268. Bime
4. Teuku Cut Ali 165. Buton Utara 195. Ubrub 232. Obano
5. Maimun Saleh
V. Provinsi Kepulauan Riau 57. Karawang 78. Lombok Baru 107. Tumbang Samba
108. Kuala Kurun
138. Melonguane 196. Dabra 233. Senggo 269. Ambisibil TATANAN KEBANDARUDARAAN NASIONAL
34. Hang Nadim XIX. Provinsi Nusa Tenggara Timur 139. Miangas XXXI. Provinsi Maluku 197. Yuruf 270. Sinalak
6. Rembele XII. Provinsi Banten 109. Beringin/Muara Teweh Baru 234. Mozes Kilangin
7. Singkil/Hamzah Fansuri
35. RH. Fisabilillah
36. Dabo
58. Soekarno - Hatta
79. Eltari
80. Frans Seda
110. Tira Tangka Balang
140. Sitaro 166. Pattimura 198. Molof 235. Taive II 271. Seradala
272. Benawa
PETA RENCANA BANDAR UDARA
8. Bireun XXVI. Provinsi Gorontalo 167. Amahai 199. Kamur 236. Yahukimo
59. Budiarto
9. Blangkejeren 37. Ranai 60. Tanjung Lesung 81. Umbu Mehang Kunda
111. Nanga Bulik
XXII. Provinsi Kalimantan Selatan 141. Djalaluddin 168. Namrole 200. Kimam 237. Sudjarwo Tj./Kamanap Baru 273. Kirihi
274. Mambramo Raya A
DI INDONESIA
10. Alas Lauser 38. Raja Haji Abdullah (Seibati) 82. Komodo 142. Pohuwato 169. Dobo 201. Elelim 238. Nabire/Douw Aturere (Nabire Baru)
29. Japura 39. Letung 53. Pekon Serai XIII. Provinsi DKI Jakarta 83. H. Hasan Aroeboesman 112. Syamsuddin 126. Maratua 157. Bua/Lagaligo
11. Kuala Batu 102. Tjilik Riwut
40. Tambelan 84. Frans Sales Leda Noor 127. Long Apari XXVII. Provinsi Sulawesi 158. Bone
12. Malikul Saleh 61. Halim Perdana Kusuma 113. Gusti Syamsir
85. Tambolaka Tengah 159. Pongtiku/Tana Toraja Baru
VI. Provinsi Bangka Belitung XIV. Provinsi Jawa Tengah Alam XXIV. Provinsi
II. Provinsi Sumatera Utara 86. Gewayantana 143. Mutiara
Kalimantan Utara XXX. Provinsi Sulawesi Tenggara
13. Kualanamu 41. Depati Amir 62. Adi Sumarmo 87. A.A. Bere Tallo (Haliwen) 114. Tanjung 144. Syukuran Aminuddin Amir
14. Binaka 42. H. AS. Hanandjoeddin Warukin 128. Tanjung Harapan 160. Haluoleo
63. Ahmad Yani 88. Mali 145. Sultan Bantilan/Lalos
15. Sibisa 115. Bersujud 129. Juwata
VII. Provinsi Jambi 64. Tunggul Wulung 89. David Constantijn Saudale 146. Pogogul
16. Dr. Ferdinand L. Tobing (Batulicin) 130. Kol. RA. Bessing
43. Sultan Thaha 65. Dewa Daru (Lekunik) 147. Kasiguncu
(Seluwing)
17. Aek Godang 90. Tardamu XXIII. Provinsi 148. Morowali
44. Depati Parbo XV. Provinsi D.I Yogyakarta 131. Long Apung
18. Silangit 91. Soa Kalimanta 149. Tojo Una-Una
45. Muara Bungo 66. Adi Sutjipto / Kulonprogo 132. Nunukan
19. Lasondre 92. Wunopito n Timur
VIII. Provinsi Bengkulu (Yogyakarta Baru) 133. Yuvai Semaring
20. Bukit Malintang 93. Mbay Surabaya II 116. Sepinggan XXVIII. Provinsi Sulawesi
134. Long Layu
21. Teluk Dalam 46. Fatmawati Soekarno XVI. Provinsi Jawa Timur 94. Kabir 117. Kotabangun Barat
22. Simalungun 47. Muko-muko 118. Kalimarau 150. Tampa Padang
67. Juanda XX. Provinsi Kalimantan Barat
III. Provinsi Sumatera Barat 48. Enggano 68. Abdul Rachman Saleh 119. Datah Dawai 151. Sumarorong
95. Supadio 120. Melak
23. Minangkabau IX. Provinsi Sumatera 69. Blimbingsari XXIX. Provinsi Sulawesi
96. Rahadi Oesman 121. Muara Wahau
24. Rokot Selatan 70. Trunojoyo Selatan
97. Pangsuma 122. Tanjung Bara
25. Pasaman Barat 49. S.M. Badaruddin II 71. Noto Hadinegoro 98. Nangapinoh (Sangata) 152. Sultan Hasanuddin
26. Kep. Mentawai 50. Silampari 72. P. Bawean
99. Paloh 123. Temindung / 153. Andi Jemma
51. Pagar Alam XVII. Provinsi Bali 100. Susilo/Tebelian Sungai Siring 154. H. Aroepala
IV. Provinsi Riau
X. Provinsi Lampung 101. Singkawang 124. Bontang 155. Seko
27. Sultan Syarif Kasim II 73. I Gusti Ngurah Rai
28. Tempuling 52. Radin Inten II 74. Bali Utara 125. Paser 156. Rampi
XXI. Provinsi Kalimantan Tengah
202. Bomakia 275. Mambramo Raya B
170.
171.
Bandaneira
Wahai 203. Senggeh
239.
240.
Waghete/Waghete Baru
Sinak/Sinak Baru XXXIV. Provinsi Papua Barat Lampiran II.A. R
172.
173.
John Becker
Liwur Bunga
204. Manggelum
205. Wamena
241. Aboyaga 276. Rendani
277. Domine Eduard Osok
P
242. Aboy
174. Olilit/ Mathilda Batlareri 206. Kelila 243. Yaniruma 278. Torea e
(Saumlaki Baru) 207. Kiwirok 244. Koroway Batu 279. Bintuni I
175. Dumatubun/Tual Baru 208. Bilorai 245. Dekai 280. Babo r
176. Namlea/Namniwel 209. Bilai
177. Bula 210. Kebo
246.
247.
Sugapa
Botawa
281. Utarom
282. Wasior
a
178. Moa 211. Akimuga 248. Fawi 283. Inanwatan t
179. Tepa 212. Enarotali 249. Apalapsili 284. Teminabuan
XXXII. Provinsi Maluku
213. Mararena 250. Borome 285. Ayawasi u
214. Tanah Merah 251. Kobakma/Taria 286. Segun
Utara
215. Mulia 252. Kenyam 287. Ijahabra
r
180. Sultan Babullah
181. Kuabang
216. Oksibil 253. Beoga 288. Merdey a P
217. Moanamani 254. Jila 289. Anggi
182. Gamar Malamo
183. Oesman Sadik
218. Mindip Tanah 255. Jita 290. Kambuaya n
219. Kepi 256. Potowai 291. Werur
184. Buli 220. Kokonau 257. Bilogai 292. Kebar
185. Emalamo 221. Bokondini E
186. Tepeleo 222. Okaba
258.
259.
Tsinga
Alama
293. Ransiki
294. Meididga
M
187. Bobong
188. Pitu
223. Numfor 260. Mapnduma 295. Marinda e
224. Ilaga 261. Paro 296. Kabare
189. Gebe 225. Illu 262. Mugi 297. Misool (Limalas) n R
190. Dofa Benjina 226. Tiom 298. Reni
Falabisahaya 227. Ewer
263. Wangbe
299. Dorekar
t
191. WBN/ Weda
e
r H
i
P U
e
r B
h
u
b U
u
n
g N
a
n G
N
o A
m
o
r N
P
M T
6
9 T
T D
A
H
U E.E
N .
MA
2 NG
0 IN
1 DA
3 AN
Tanggal : 16
AGUSTUS 2013
E
Lampiran II.B
Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor : PM 69 Tahun
Tanggal : 6 Agustus
IV PROPINSI RIAU
27 1 Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru Int'l Int'l PS PP 4D 4D
28 2 Tempuling Indragiri Hilir Dom Dom P P 3C 3C
29 3 Japura Rengat Dom Dom P P 4D 4D
30 4 Pasir Pangaraian Pasir Pangaraian Dom Dom P P 3C 3C
31 5 Pinang Kampai Dumai Dom Dom PT PT 4C 4D
32 6 Bagan Siapi Api Rokan Hilir Dom Dom P P 3C 4C
33 7 Kep. Meranti/Bengkalis Kep. Meranti/Bengkalis Dom Dom P P 3C 3C
X PROPINSI LAMPUNG
52 1 Radin Inten II Tanjung Karang Dom Dom PS PS 4D 4D
53 2 Pekon Serai Lampung Dom Dom P P 4C 4C
KETERANGAN :
Int'l = Internasional
Dom = Domestik
PP = Pengumpul Skala Primer
PS = Pengumpul Skala Sekunder
PT = Pengumpul Skala Tersier
P = Pengumpan
MENTERI PERHUBUNGAN,
ttd
E.E. MANGINDAAN
Lampiran II.C Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor : PM 69 TAHUN
Tanggal : 6 A g u s t u s
Keterangan:
Luas Eksisting Luas bangunan terminal yang digunakan
bagi kegiatan operasional; tidak termasuk
fasilitas komersial/konsesi
Standar Luas Terminal Standar luas terminal
14 m2/PWS Domestik
17 m2/PWS Internasional
a. PERPANJANGAN LANDASAN
Berdasar pada:
1. Take Off Weight yang direncanakan
2. Critical Aircraft yang direncanakan
3. Minimal mempunyai rencana pergerakan pesawat 104 pergerakan
critical aircraft/tahun (min sekali seminggu)
4. Rute penerbangan terjauh yang dilayani
Keterangan:
Pergerakan pesawat tahunan eksisting
Kapasitas Pergerakan Pesawat tahunan Mix index dalam waktu
landas pacu seminggu/70
Hourly Annual
Mix Index Capacity Service
Diagram Konfigurasi Percent (Operations
Konfigurasi Volume
Landas Pacu per Hour)
(C + 3D)*) (Operations
VFR IFR per Year)
0-20 98 59 230.000
A 21-50 74 57 195.000
Single 51-80 63 56 205.000
Runway 81-120 55 53 210.000
121-180 51 50 240.000
0-20 197 59 355.000
B 700 m s/d 2.499 m 21-50 145 57 275.000
Dual Lane 51-80 121 56 260.000
Runways 81-120 105 59 285.000
121-180 94 60 340.000
MENTERI PERHUBUNGAN,
ttd
E.E. MANGINDAAN
1000'0"E 1100'0"E 1200'0"E 1300'0"E 1400'0"E
Thailand Filipina
Laut Cina Selatan
Brunei
Darussalam
Malaysia
Laut Sulawesi
Malaysia
Singapura
00'0"
00'0"
Laut Indonesia
Laut Jawa
Laut Banda
4 Timor Leste
Papua
Nugini
100'0"S
100'0"S
0 800
km
Laut Arafura
1 cm = 139 km
Sistem Grid : Grid Geografis
Datum : WGS 1984
Laut Indonesia
Sumber :
1. Aeronautical Information Publication, Direktorat Navigasi Penerbangan Tahun 2006
2. Aerodrome Reference Point Bandar Udara Indonesia,
Direktorat Navigasi Penerbangan Tahun 2008 Australia
3. Peta Digital Rupa Bumi Indonesia Badan Informasi Geospasial Tahun 2008
KETERANGAN :
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
: Wilayah yang Masuk di Dalam Cakupan Pelayanan Bandar Udara Eksisting TATANAN KEBANDARUDARAAN NASIONAL
PETA CAKUPAN PELAYANAN
BANDAR UDARA DI INDONESIA
Lampiran III.A.
Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor : PM 69 TAHUN 2013
Tanggal : 16 AGUSTUS 2013
MENTERI PERHUBUNGAN
TTD
E.E. MANGINDAAN
Lampiran III.B Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor : PM 69 TAHUN
Tanggal : 6 A g u s t u s
1). Internasional
2). Domestik
b. Penggunaan Bandar
Udara
b. Penumpang Transit
1). 500.000
2). 250.000 499.999
3). 100.000 249.999
4). 50.000 99.999
5). < 50.000
1). > 5
c. Rute Cakupan Dalam
2). 3 5
Negeri
3). < 3
MENTERI PERHUBUNGAN,
ttd
E.E. MANGINDAAN