Anda di halaman 1dari 5

SOP PEMBINAAN KADER JUMANTIK

A. Pendahuluan
DBD merupakan penyakit endemis termasuk kota Berau. Tahun 2014 kasus DBD
sebanyak 150 kasus dengan kematian 0 orang. DBD disebabkan oleh virus dengue yang
ditularkan lewat nyamuk aedes aegeypti. Siklus nyamuk ini dari telur hingga menjadi nyamuk
dewasa adalah 7-10 hari.
Penanggulangan DBD yang paling efektif untuk memutus mata rantai penularan dan
membrantas nyamuk adalah dengan menggunakan Pembrantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan
3M (Menguras, Mengubur, dan Menutup). Pengembangan kegiatan PSN melalui posyandu mulai
di tingkatkan karena melihat kondisi masyarakat yang sangat mengenal ibu-ibu kader mereka
dari kegiatan POSYANDU yang biasa dilakukan pada setiap bulannya. Ini dimaksudkan untuk
melatih dan membudayakan masyakarat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat, terutama
dalam menjaga kebersihan rumah dan lingkungannya. Gerakan PSN (Pembrantasan Sarang
Nyamuk) di Kecamatan Batu Putih dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan sebagai penanggung
jawab program yang dibantu oleh sektoral terkait. Jumantik ini tugasnya secara sukarela
melaksanakan pemeriksaan adalah tempat-tempat penampungan air seperti bak kamar mandi,
gentong air, saluran air disekitar rumah.

Selain pemeriksaan jentik yang tak kalah pentingnya adalah penyuluhan tentang PSN dan
Penyakit Demam Berdarah seabagai akibat lingkungan yang kurang bersih. Kader Jumantik yang
juga bertugas memberi penyuluhan pada masyarakat, sangatlah penting keberadaannyadalam
membantu petugas guna menyebarluaskan informasi kesehatan khususnya dalam rangka
mencegah terjadinya Demam Berdarah.

Melaluikegiatan PSN ini diharapkan masyarakat lebih termotivasi untuk mewujudkan


lingkungan yang bersih dan sehat, sehingga Angka Bebas Jentik semakin meningkat dan pada
akhirnya kasus Demam Berdarah di Kota Berau khususnya Kecamatan Batu Putih.

B. Tujuan Kegiatan
1. Untuk megetahui keberadaan serta mencegah jentik nyamuk yang ada di Kecamatan
Batu Putih
2. Kader jumantik mampu melakukan penyuluhan dan pemantauan jentik secara berkala
C. Alat yang digunakan untuk kegiatan
1. Senter
2. Format jumantik atau daftar survey jentik
3. Alat Tulis
D. Cara Kerja
1. Setiap jumantik terdiri dari 2 orang serta pembagian wilayah (RT/RW). Tiap kader
jumantik mensurvey jentik nyamuk ditiap-tiap tempat penampungan air.
2. Setiap kader jumantik bertugas mencari dan mengamati jentik nyamuk yang ada di
penampungan air baik di dalam rumah maupun diluar rumah.
3. Kemudian masing-masing kader jumantik wajib mengisi format survey jumantik yang
telah disiapkan.
E. Penggunaan Abate
Takaran penggunaan bubuk abate adalah sebagai berikut : Untuk 10 liter air cukup
dengan 1 gram bubuk abate. Menakar abate digunakan sendok makan., bila memerlukan
abate kurang dari 10 gram, maka dapat dilakukan sebagai berikut :
Ambil 1 sendok makan abate dan tuangkan pada selembar kertas
Lalu bagilah abate menjadi 2,3 atau 4 bagian sesuai dengan takaran yang dibutuhkan
Setelah dibubuhkan abate maka :
Selama 3 bulan bubuk abate dalam air tersebut mampu membunuh jentik Aedes
Aegypti
Selama 3 bulan bila tempat penampungan air tersebut akan dibersihkan/diganti
airnya.
Air yang telah dibubuhi abate dengan takaran yang benar, tidak membahayakan dan
tetap aman bila air tersebut diminum.

DATA SURVEI JENTIK

NAMA KK :

ALAMAT :
DAFTAR NAMA KK SURVEY JUMANTIK

Kampung :
Tanggal Pelaksanaan :
Jumlah
Jenis
No Kepala Keluarga (KK) Ada Tidak ada Jentik
Penampungan
jentik
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Jumlah

Petugas Jumantik

Anda mungkin juga menyukai