TINJAUAN ANTROPOLOGI
(kesehatan)
1. Pengertian antropologi
Antropologi adalah ilmu yang mempelajari masyarakat dan kebudayaan primitif dengan
maksud untuk mendapatkan suatu pengertian tentang tingkat-tingkat kuno dalam sejarah evolusi
dan sejarah penyebaran umat manusia. Antropologi merupakan bidang studi sains tentang asal
masyarakat : bagaimana manusia berhubungan satu sama lain, dan bagaimana dan mengapa
yang jelas batasannya pada sekitar pertengahan abad ke 19, tatkala perhatian orang pada evolusi
manusia berkembang. Antropologi sebagai disiplin akademik baru dimulai tidak lama setelah itu,
pemerintahan. Namun tidak ada keraguan bahwa gagasan antropologi sudah jauh sebelumnya.
3. Percabangan antropologi
Secara tradisional percabangan antropologi dilihat dalam konteks analogi dua entitas disiplin
ilmu pengetahuan. Atas dasar itu, ada empat cabang besar dalam antropologi yaitu :
Antropologi biologi.
Yaitu kajian mengenai biologi manusia, khususnya dalam kaitanya dengan antropologi yang
dikonsepsikan secara luas-suatu ilmu mengenai manusia. Kadang-kadang subdisiplin ini disebut
juga dengan istlah lama, yakni antropologi fisik. Yang cenderung mencerminkan minat dalam
anatomi komparatif. Subbagian antropologi yang lain juga yang berhubungan dengan
berkenaan dengan penyakit, yang merupakan hasil dari perkembangan kebudayaan asli dan yang
Arkeologi.
Adalah subdisiplin yang erat terkait. Sedangkan perbandingan ciri-ciri anatomis dari temuan-
temuan fosil merupakan bagian yang pas dari antropologi biologi, hubungan temuan-temuan
fosil-fosil tersebut dengan habitat mereka, dan mencari dan membangun alasan-alasan akademik
mengenai struktur masyarakat prehistoris lebih merupakan bagian dari bahasan arkeologi.
Antropologi linguistik.
Adalah dari kajian mengenai bahasa, tapi khususunya yang terkait dengan keanekaragamannya.
Antropologi budaya.
Adalah subdisiplin yang besar.dalam pengertian yang paling luas, bidang kajian ini meliputi
terkait.
4. Tujuan antropologi
Tujuan antropologi dalam fase perkembangannya yang ke empat ini dibagi menjadi dua, yaitu
Tujuan akademikal adalah untuk mencapai pengertian tentang mengenai manusia pada umumnya
Tujuan praktis adalah mempelajari manusia dalam aneka warna masyarakat suku bangsa guna
Konsep sehat dan sakit sesungguhnya tidak terlalu mutlak dan universal karena ada faktor-
faktor lain di luar kenyataan klinis yang mempengaruhinya terutama faktor sosial budaya. Kedua
pengertian saling mempengaruhi dan pengertian yang satu hanya dapat dipahami dalam konteks
pengertian yang lain. Banyak ahli filsafat, biologi, antropologi, sosiologi, kedokterran dan lain-
lain bidang ilmu pengetahuan telah mencoba memberikan pengertian tentang konsep sehat dan
sakit ditinjau dari masing-masing disiplin ilmu. Masalah sehat dan sakit merupakan proses yang
berkaitan deeradaptasi dengan lingkungan baik secara biologis, psikologis maupun sosio budaya.
Selama tahun-tahun terakhir makin banyak ahli antropologi menaruh minat pada masalah-
masalah kesehatan lingkungan biobudaya yang paling baik dipelajari melalui apa yang disebut
Bates sebagai pandangan ekologis. pandanagan ekologi terutama berguna dalam mempelajari
modernisasi, karena seperti yang kita lihat ini atau beberapa waktu yang lalu proyek-proyek
teknologi yang kurang dipahami telah dilaksanakan tanpa menyadari bahwa perubahan-
perubahan itu, bila tercapai, akan menghasilkan sesuatu rangkaian perubahan lain yang banyak
cocok bagi ahli antropologi, karena kenyataannya, pandangan itu merupakan lanjutan dari
dokter kesehatan masyarakat atau dokter ahli gizi untuk membantu mereka dalam meneliti atau
memberi data mengenai masalah konsepsi dan sikap penduduk desa tentang kesehatan, tentang
pantangan-pantangan makan, dan sebagainya. Dengan demikian timbulah spesialis khusus, yaitu
yang terjadi dengan kesehatan mereka. Salah satu peranan besar dari ahli-ahli antropologi
yang ada kepada para perencana kesehatan dan memberi saran-saran tentang bagaimana hal-hal
itu dapat diintegrasikan dengan pelaksanaan modern yang merupaan ciri dari perencanaan
kesehatan formal disemua negara. Studi antropologis menekankan pada unsur-unsur budaya yang
mempengaruhi peran serta ini (misalnya tabu, kepercayaan tertentu mengenaisakit penyakit,
sikap hormat terhadap orang yang dituakan), pandangan dan penghayatan individu terhadap
penyakit dan proses penyembuhannya. Oleh karna studi antropologi lebih menekankan pada
unsur-unsur budaya sehingga untuk menggali pemasalahan tentang menemukan gambaran unsur
budaya tersebut, maka metode penelitian yang digunakan lebih tepat dengan kualitatif. Dari hasil
penelusuran para ahli antropologi dalam pengumpulan data mengenai penduduk yang mereka
temukan atau penduduk tempat mereka bekerja terlihat jelas dalam suatu kumpulan survei
secara personalistik adalah dimana penyakit (illness) disebabkan oleh intervensi dari suatu agen
yang aktif, yang dapat berupa mahluk supanatural (mahluk gaib atau dewa), mahluk yang bukan
manusia (seperti hantu, roh leluhur, atau roh jahat.) maupun mahluk manusia (tukkang sihir attau
tukang tenung). Orang yang sakit adalah korbanya, objek dari agresi atau hukuman yang
ditunjukan khusus kepadanya untuk alasan-alasan yang khusus menyangkut dirinya saja.
Kepercayaan tentang kausalitas penyakit yang bersifat personalistik menonjol dalam data-data
medis dan kesehatan yang tercatat dalam etnografi klasik tentang masyarakat-masyarakat
primitif (masyarakat yanng belum berkembang). Hal ini termasuk kelompok-kelompok seperti
penduduk-penduduk pribumi. Sebagian besar dari kelompok ini (pada mulanya) relatif kecil,
Secara naturalistik
Secara naturalistik penyakit dijelaskan dengan istilah sistemik yang bukan pribadi. Sistem-sistem
neuralistik diatas segalanya mengakui adanya suatu model keseimbangan, sehat terjadi karena
unsur-unsur yang tetap dalam tubuh, seperti panas, dingin, cairan tubuh (humor atau dosha), yin
dan yang berada dalam keadaan seimbang menurut usia dan kondisi individu dalam lingkungan
alamia dan lingkungan sosialnya. Apabila keseimbangan ini terganggu, maka hasilnya adalah
dieksprresikan dalam berbagai cara, tulisan masa kini mengungkapkan peran utama panas,
Natural, nonsupranatural, dan empiris adalah istilah-istilah yang sejajar dengan predikat
naturalistik namun istilah supranatural dan magical kurang tepat karena keduanya,
membutuhkan sejumlah agen yang secara konseptual berbeda. Isilah supranatural menunjukan
kepada suatu tata kehudupan yang melewati batas alam nyata atau alam semesta yang terlihat
dan dapat diamati. Sistem-sistem etiologi personalistik dan naturalistik sudah tentu tidaklah
eksklusif satu sama lain. Etiologi-etiologi medis personalistik merupakan bagiandari penjelasan
yang lebih komperhensif, sedangkan etiologi-etiologi naturalistik sebagian besar terbatas pada
masalah penyakit. Dengan kata lain dalam sistem personalistik, penyakit hanya merupakan suatu
kasus khusus dalam penjelasan tentang segala kemalangan. Penyakit bukan merupakan kategori
mereka tidak ada hubungannya dengan kekeringan, kegagalan perburuan, atau ganguan lain
dalam kehidupan. Dalam hal terdapatnya dikotomi panas-dingin, peranannya terbatas pada
Daftar pustaka