Anda di halaman 1dari 33

Lomba Karya Tulis Ilmiah PPIPM FAIR 2014

JUDUL LKTI

Pemanfaatan Briket Limbah Kempaan Gambir Sebagai Bahan Bakar


Alternatif yang berbasis EKORALIT (Ekonomis, Ramah Lingkungan,
dan Terbarukan) di Kabupaten Lima Puluh Kota Sumatera Barat

BIDANG : TEKNOLOGI DAN ENERGI

Diusulkan oleh:

Cissy Aulia NISN: 992739081


Lathifah Setiawan NISN: 9982747012
Anisa Amelia NISN: 9972750391

SMA NEGERI 1 GUGUAK


GUGUAK
2014

i
LEMBAR PENGESAHAN LKTI PPIPM FAIR 2014

1. Judul Karya Tulis : Pemanfaatan Briket Limbah Kempaan Gambir Sebagai Bahan
Bakar Alternatif yang berbasis EKORALIT (Ekonomis, Ramah Lingkungan, dan
Terbarukan) di Kabupaten Lima Puluh Kota Sumatera Barat
2. Ketua Pelaksana
a. Nama Lengkap : Cissy Aulia
b. NIS/NISN : 992739081
c. Jurusan : IPA
d. Sekolah : SMAN 1 Guguak
e. Alamat dan No HP : Talang dan
f. Alamat email : 081266487255
3. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 2 orang
4. Guru Pembimbing
a. Nama Lengkap dan Gelar : Dra. Raswiharti
b. NIP : 19633011241987032002
c. Alamat dan No HP : Kubang dan 081374001356

Guguak, 12 September 2014

Mengetahui, Ketua Pelaksana


Guru Pembimbing

(Cissy Aulia)
(Dra. Raswiharti) NISN. 992739081
NIP. 19633011241987032002

Menyetujui,
Kepala Sekolah

(Yondri, S. Pd M. Si )
NIP. 196804241995121001

ii
LEMBAR ORISINALITAS KARYA TULIS

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Ketua TIM : Cissy Aulia

Asal Sekolah : SMAN 1 Guguak

NIS/NISN : 992739081

Alamat : Talang, Kec. Mungka, Kab. Lima Puluh Kota, Sumatera Barat

Dengan ini menyatakan bahwa karya tulis dengan judul Pemanfaatan Briket Limbah
Kempaan Gambir Sebagai Bahan Bakar Alternatif yang berbasis EKORALIT
(Ekonomis, Ramah Lingkungan, dan Terbarukan) di Kabupaten Lima Puluh Kota
Sumatera Barat, yang diikutsertakan dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) PPIM FAIR
2014 adalah benar merupakan karya kami dan karya tulis tersebut belum pernah menjadi
finalis atau memenangkan perlombaan sejenis di tempat yang lain.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya. Jika kemudian menyalahi
aturan, karya kami berhak didiskualifikasi dari perlombaan tersebut.

Guguak,12 September 2014

Mengetahui, Ketua Pelaksana


Guru Pembimbing

(Cissy Aulia)
(Dra. Raswiharti) NIS. 992739081
NIP. 19633011241987032002

iii
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang dapat penulis sampaikan kecuali rasa syukur atas
kehadirat Allah SWT hingga saat ini penulis diberi kesempatan menumpahkan
ide-idenya kedalam karya ilmiah ini, hanya karena hidayah-Nya penulis dapat
menyusun karya ilmiah ini hingga selesai. Begitu juga dengan rasul-nya
Muhammad SAW, yang menjadi inspirasi hidup, pengukuh semangat penulis agar
selalu ingin menguak tabir alam sang pencipta.
Pada kesempatan kali ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima
kasih kepada:
1. Bapak Yondri, S. Pd M. Si selaku Kepala SMA Negeri 1 Guguak.
2. Bapak dan Ibu wakil kepala SMA Negeri 1 Guguak.
3. Ibu Dra. Raswiharti selaku guru pembimbing.
4. Bapak Ibu Guru beserta karyawan/ti SMA Negeri 1 Guguak.
5. Orang tua kami yang telah memberi dukungan yang sangat baik kepada
kami.
6. Kakak Pembimbing yang telah memberikan pemahaman dan pengajaran
7. Pihak-pihak lain yang tidak dapat kami ucapkan satu per satu yang telah
membantu kami dalam menyusun karya tulis ilmiah ini.

Pada tulisan ini, penulis telah mencarikan penyelesaian dalam permasalahn


yang penulis aturkan. Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih banyak
kekurangan yang disebabkan oleh keterbasan kemampuan dan pengetahuan
penulis, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif
sehingga dapat menyempurnakan karya tulis ini di masa yang akan datang.

Padang, 12 September 2014

Penulis

iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................... ii
PERNYATAAN ORISINALITAS .......................................................................... iii
KATA PENGANTAR .............................................................................................. iv
DAFTAR ISI .............................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ vi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ vi
RINGKASAN........................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................................... 1
B. Rumusan Penelitian .............................................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................... 3
D. Manfaat Peneulisan .............................................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Daerah Penghasil Tanaman Gambir .................................................................... 4
B. Tanaman gambir .................................................................................................. 4
C. Limbah Kempaan Gambir.................................................................................... 6
D. Solusi yang pernah diterapkan dalam mengatasi Limbah Kempaan
Gambir ........................................................................................................... 7
E. Bahan Bakar Briket.............................................................................................. 8
F. Zat Pengikat/Binder ............................................................................................. 9
G. Proses Pengolahan Briket .................................................................................. 10
H. Teknologi Briquetting ....................................................................................... 11
I. Kerangka Konseptual......................................................................................... 12
BAB III METODE PENULISAN
A. Pengumpulan Data ............................................................................................. 13
B. Analisis Data ...................................................................................................... 13
C. Penarikan Simpulan dan Rekomendasi .............................................................. 14
BAB IV PEMBAHASAN
A. Cara Mengatasi Permasalahan Limbah Kempaan Gambir .............................. 15
B. Cara Mengkonversi Limbah Kempaan Gambir Menjadi Bahan Bakar
Briket yang Ekonomis, Ramah Lingkungan dan Terbarukan..................... 15
C. Implementasi Penggunaan Briket Limbah Kempaan Gambir ........................... 18
D. Keuntungan Penggunaan Briket Limbah Kempaan Gambir.............................. 18
E. Potensi Bahan Bakar Briket Menjadi Alternatif Kegiatan Produktif yang
Dapat Meningkatkan Perekonomian Masyarakat di Kabupaten Lima
Puluh Kota ................................................................................................ 19

v
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 21
B. Saran.................................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Gambar tanaman gambir............................................................................................. 5
Gambar limbah kempaan gambir................................................................................ 6
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran gambar limbah kempaan gambir, proses pengolahan limbah
kempaan gambir, dan briket limbah kempaan gambir.............................................. 24
Lampiran Biodata Guru Pembimbing ....................................................................... 26
Lampiran Biodata Penulis ........................................................................................ 26
Lampiran Kartu Pelajar............................................................................................. 27
Lampiran Scan Bukti Pembayaran............................................................................ 28

vi
PEMANFAATAN BRIKET LIMBAH KEMPAAN GAMBIR
SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF YANG BERBASIS EKORALIT
(EKONOMIS, RAMAH LINGKUNGAN, DAN TERBARUKAN) DI
KABUPATEN LIMA PULUH KOTA SUMATERA BARAT.

Cissy Aulia, Lathifah Setiawan, Anisa Amelia


Guru pembimbing: Dra. Raswiharti. SMAN 1 Guguak

RINGKASAN
Kabupaten Lima Puluh Kota merupakan penghasil tanaman gambir
terbesar di Indonesia. Pengolahan gambir di Kabupaten ini menghasilkan dua
jenis produk, yaitu gambir untuk konsumsi sirih dan ekstrak gambir untuk
bahan baku industri. Selain itu efek lain yang ditimbulkan adalah banyaknya
jumlah limbah kempaan gambir yang dihasilkan. Limbah kempaan gambir
yang dihasilkan mencapai 40 ton setiap bulannya dan tidak termanfaatkan
secara baik (hasil wawancara, 2013). Berdasarkan hasil pengamatan yang
penulis lakukan, petani gambir di areal perkebunan gambir hanya membiarkan
limbah kempaan gambir berserakan dilahan perkebunan.
Limbah kempaan gambir mengandung banyak unsur hara. Novita
(1999) dalam Syahruni (2009) menyatakan bahwa limbah daun gambir
mengandung unsur C (Karbon) dan N (Nitrogen) berturut-turut sebesar 31, 52
% dan 2,09 %. Limbah kempaan daun gambir yang belum terdekomposisi
dengan sempurna akan mengeluarkan gas dan bersifat panas. Melihat kondisi
ini, penulis berinisiatif untuk memanfaat limbah kempaan gambir menjadi
bahan bakar alternatif briket.
Tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah untuk mengkonversi
limbah kempaan gambir menjadi bahan bakar alternatif berupa briket limbah
gambir yang ekonomis, ramah lingkungan, dan dapat diperbharui (renewable).
Limbah kempaan gambir mempunyai banyak kelebihan, diantaranya:
mempunyai nilai ekonomi yang tinggi apabila dikemas dengan menarik,
mempunyai aroma yang alami, dan bahannya berasal dari pemanfaatan limbah
organik atau limbah kempaan gambir yang terbarukan.
Dalam menyusun karya tulis ini penulis menggunakan metode studi
pustaka, pengamatan, dan wawancara. Diharapkan briket limbah Kempaan
gambir dapat memenuhi kebutuhan bahan bakar untuk memasak pada rumah
tangga, terutama di pedesaan, kawasan perkebunan gambir dan industri yang
terdapat di Kabupaten Lima Puluh Kota. Dengan demikian, selain membantu
program diversifikasi sumber energi juga menyelesaikan permasalahan
limbah. Briket limbah kempaan gambir ini kedepannya dapat menjadi
alternatif kegiatan produktif yang tentunya berimplikasi pada peningkatan
perekonomian masyarakat di Kabupaten Lima Puluh Kota.

Kata kunci: Briket, limbah kempaan, gambir

vii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Gambir (Uncaria Gambir Roxb) merupakan spesies yang tumbuh di
hutan berlahan miring. Spesies ini biasanya tumbuh pada ketinggian antara
200 m sampai 900 m di atas permukaan laut. Tanaman ini kebanyakan berada
di daerah Kalimantan dan Sumatra. Spesies ini memiliki ciri-ciri batang keras
yang membelit, daun hijau muda yang bertangkai pendek, bunga yang
berwarna putih, berbentuk kecil dan bertongkol bulat.
Pemanfaatan tumbuhan gambir biasanya dilakukan dengan cara
pengolahan pada bagian daun dan ranting. Pada saat tumbuhan berumur
sekitar 1,5 tahun, pemangkasan dilakukan dua sampai tiga kali setahun dengan
selang 4 sampai 6 bulan. Setelah dipangkas, daun gambir biasanya langsung
diolah untuk diekstraksi getahnya. Getah gambir ini dapat dipergunakan
sebagai bahan baku dalam industri farmasi, industri kosmetik, industri batik,
industri cat, industri penyamak kulit dan sebagai campuran pelengkap makan
sirih.
Kabupaten Lima Puluh Kota merupakan satu kabupaten yang berada
dalam Propinsi Sumatera Barat. Kabupaten ini merupakan penghasil tanaman
gambir terbesar di Indonesia. Proses pengolahan gambir di daerah ini
umumnya masih dilakukan secara tradisional dan terdiri atas enam tahapan,
yaitu: perebusan daun, pengempaan, pengendapan getah, penirisan,
pencetakan, dan pengeringan. Pengolahan ini akan menghasilkan dua jenis
produk, yaitu gambir untuk konsumsi sirih dan ekstrak gambir untuk bahan
baku industri.
Permasalahan yang muncul pada proses pengolahan ini adalah
banyaknya jumlah limbah daun gambir kering hasil pengempaan. Limbah
kempaan gambir yang dihasilkan mencapai 40 ton setiap bulannya dan tidak
termanfaatkan secara baik (hasil wawancara, 2013). Berdasarkan hasil
pengamatan yang penulis lakukan, petani gambir di areal perkebunan gambir
hanya membiarkan limbah kempaan gambir berserakan dilahan perkebunan.
2

Hal ini menyebabkan limbah kempaan tidak termanfaatkan secara maksimal.


Limbah kempaan daun gambir mengandung banyak unsur hara. Novita
(1999) dalam Syahruni (2009) menyatakan bahwa limbah daun gambir
mengandung unsur C (Karbon) dan N (Nitrogen) berturut-turut sebesar 31, 52
% dan 2,09 %. Limbah kempaan daun gambir yang belum terdekomposisi
dengan sempurna akan mengeluarkan gas dan bersifat panas. Melihat kondisi
ini, penulis berinisiatif untuk mengkonversi limbah kempaan gambir menjadi
bahan bakar alternatif berupa briket limbah gambir.
Limbah kempaan gambir mempunyai banyak kelebihan, diantaranya
briket arang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi apabila dikemas dengan
menarik. Selain itu, briket ini juga tidak berbau, memiliki aroma yang alami,
dan bahannya berasal dari pemanfaatan limbah organik atau limbah kempaan
gambir yang terbarukan.
Berdasarkan hal-hal diatas, maka penulis menilai usaha ini layak untuk
diterapkankan dan berinisiatif untuk membuat karya tulis ilmiah yang berjudul
Pemanfaatan Briket Limbah Kempaan Gambir Sebagai Bahan Bakar
Alternatif yang Berbasis EKORALIT (Ekonomis, Ramah Lingkungan,
dan Terbarukan) di Kabupaten Lima Puluh Kota Sumatera Barat.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara mengatasi permasalahan banyaknya jumlah limbah
kempaan gambir yang dihasilkan dari perkebunan gambir.
2. Bagaimanakah cara memanfaatkan limbah kempaan gambir menjadi bahan
bakar briket yang ekonomis, ramah lingkungan dan terbarukan?
3. Bagaimana potensi bahan bakar briket menjadi alternatif kegiatan
produktif yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di
Kabupaten Lima Puluh Kota?
3

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui cara mengatasi permasalahan banyaknya jumlah limbah
kempaan gambir yang dihasilkan dari perkebunan gambir.
2. Menjelaskan cara memanfaatkan limbah kempaan gambir menjadi bahan
bakar briket yang ekonomis, ramah lingkungan dan terbarukan.
3. Mengetahui potensi bahan bakar briket menjadi alternatif kegiatan
produktif yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di
Kabupaten Lima Puluh Kota.

D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Siswa
Siswa dapat mengembangkan kreativitas dalam menulis karya
ilmiah dan dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh.
Kegiatan ini juga dapat melatih kerjasama, memupuk mental
kepemimpinan, dan keorganisasian sehingga dapat membantu siswa untuk
berfikir kreatif dan inovatif.
2. Bagi masyarakat.
Dengan adanya inovasi ini dapat mengurangi volume limbah
kempaan gambir di kabupaten Lima Puluh Kota. Kegiatan ini juga dapat
membuka lapangan pekerjaan dan diharapkan dapat membantu
meningkatkan perekonomian.
3. Bagi Pemerintah
Dengan adanya inovasi ini dapat membantu pemerintah dalam
penyediaan bahan bakar alternatif bagi masyarakat terutama bahan bakar
untuk keperluan rumah, industri rumah tangga dan untuk menggantikan
ketersedian bahan bakar fosil yang semakin menipis dan naiknya harga
minyak dunia dari waktu ke waktu.
4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Daerah Penghasil Tanaman Gambir


Kabupaten Lima Puluh Kota adalah sebuah kabupaten di Provinsi
Sumatera Barat, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Sarilamak.
Kabupaten ini memiliki luas wilayah 3.354,30 km2 dan berpenduduk
sebanyak 348.555 jiwa (Sensus Penduduk 2010). Kabupaten ini terletak di
bagian timur wilayah provinsi Sumatera Barat atau 124 km dari Kota
Padang, ibu kota provinsi. Kabupaten Lima Puluh Kota merupakan
penghasil tanaman gambir terbesar di Indonesia. Menurut data dari Dinas
Perkebunan Propinsi Sumatera Barat pada tahun 2004 luas perkebunan
gambir mencapai 19.457 Ha dan pada tahun 2005 terus meningkat menjadi
19.658 Ha (Dinas Perkebunan Sumatera Barat).
Gambir bersama dengan karet, semen dan kayu lapis termasuk
dalam 10 komoditas utama ekspor Sumatera Barat. Volume ekspor gambir
provinsi Sumatera Barat tahun 2000 besarnya 1.339.860 kg. Tanaman
gambir mengandung zat katechine dan tanin, yang digunakan sebagai
bahan baku industri farmasi, kosmetik, penyamak kulit dan industri batik.
Kabupaten ini tergolong daerah paling makmur di Sumatera Barat. Bahkan
penduduk di kecamatan Kapur Sembilan memiliki pendapatan yang setara
dengan gaji bulanan para menteri. Hal ini karena masyarakat Kapur
Sembilan memiliki mata pencaharian sebagai penghasil gambir yang
langsung diekspor ke Singapura, India, Jepang dan Pakistan.
(http://www.Kabupaten Lima Puluh Kota-Wikipedia bahasa Indonesia,
ensiklopedia.com).

B. Tanaman gambir
Tanaman gambir (Uncaria Gambir Roxb) tumbuh liar di hutan dan
tempat-tempat lainnya yang bertanah agak miring dan cukup mendapatkan
sinar matahari serta curah hujan merata setiap tahun. Tanaman gambir
tumbuh di ketinggian antara 200 m - 900 m di atas permukaan laut.
5

Tanaman ini kebanyakan berada di daerah Kalimantan dan Sumatra.


Tumbuhan ini termasuk tumbuhan perdu yang memiliki batang keras yang
membelit. Daunnya bertangkai pendek dan berwarna hijau muda.
Bunganya berwarna putih, berbentuk kecil-kecil dan tongkol bulat.
Bagian tanaman gambir yang dipanen adalah daun dan ranting
yang selanjutnya diolah untuk menghasilkan ekstrak gambir yang bernilai
ekonomis. (Zamarel dan Hadad,1999). Panen dan pemangkasan daun
dilakukan setelah tanaman berumur 1,50 tahun. Pemangkasan dilakukan 2-
3 kali setahun dengan selang 4 - 6 bulan. Pangkasan daun dan ranting
harus segera diolah, karena jika pengolahan ditunda lebih dari 24 jam,
getahnya akan berkurang (Zamarel dan Hadad, 1999).

Gambar 1. Tanaman Gambir


Kegunaan gambir pada umunya, yaitu untuk obat-obatan seperti
mengobati mencret (daunnya), perut mulas, eksema, disentri, radang gusi
(getahnya), radang tenggorokan, demam-kuning, batuk, haid banyak dan
berdarah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
gambir mempunyai efek sebagai antioksidan. Efek antioksidan tersebut
dihubungkan dengan manfaat bagi kesehatan manusia dalam mencegah
resiko penyakit degeneratif seperti kanker, jantung, diabetes, dan
menghambat efek penuaan dini. Antioksidan juga diaplikasikan untuk
memperpanjang masa simpan bahan pangan yang secara alami atau
sengaja ditambahkan dalam produk pangan yang rentan terhadap oksidasi
(Gordon, 2001; Reische, Lillard, dan Eitenmiller, 2002).
Gambir merupakan salah satu bahan alami yang menjadi sumber
antioksidan alami. Senyawa antioksidan alami gambir adalah senyawa
fenolik yang merupakan golongan flavonoid yang memiliki aktivitas
6

antioksidan berupa katekin. Hasil penelitian Rauf, Santoso, dan Suparmo


(2010) menyatakan bahwa komponen utama ekstrak gambir adalah
katekin. Aktivitas antioksidan yang dimiliki gambir menempatkan gambir
sebagai komoditas ekspor. Luasnya pemanfaatan gambir yang digunakan
sebagai bahan baku industri seperti industri tekstil, industri kosmetik,
industri farmasi dan makanan yang menjadi indikasi adanya kandungan
antioksidan dan antibakteri pada gambir sangat potensial untuk
dikembangkan dalam memperpanjang masa simpan produk pangan.

C. Limbah Kempaan Gambir


Proses pengolahan gambir di Kabupaten Lima Puluh Kota masih
dilakukan secara tradisional yang terdiri atas enam tahapan, yaitu:
perebusan daun, pengempaan, pengendapan getah, penirisan, pencetakan,
dan pengeringan. Pengolahan ini akan menghasilkan dua jenis produk,
yaitu gambir untuk konsumsi sirih dan ekstrak gambir untuk bahan baku
industri (hasil wawancara, 2013).
Efek lain yang muncul pada proses pengolahan gambir adalah
banyaknya jumlah limbah daun gambir kering hasil pengempaan. Limbah
kempaan gambir yang dihasilkan mencapai 40 ton setiap bulannya dan
tidak termanfaatkan secara baik (hasil wawancara, 2013).

Gambar 2. Limbah Kempaan Gambir


Limbah kempaan daun gambir mengandung banyak unsur hara.
Novita (1999) dalam Syahruni (2009) menyatakan bahwa Limbah daun
gambir mengandung unsur C, N, dan ratio C/N berturut-turut sebesar 31,
7

52 %, 2,09 %, 15 %. Limbah kempaan daun gambir yang belum


terdekomposisi dengan sempurna akan mengeluarkan gas dan panas.

D. Solusi yang pernah diterapkan dalam mengatasi Limbah Kempaan


Gambir
Limbah kempaan gambir dimanfaatkan sebagai pupuk organik
dalam bentuk kompos. Selama ini limbah dari hasil pengempaan daun
gambir kurang dimanfaatkan. Limbah kempaan gambir, memerlukan
tempat luas untuk pembuangannya. Para petani gambir membuang limbah
kempaan langsung ke lingkungan sekitar perkebunan atau dibakar bila
jumlahnya sudah terlalu banyak. Adanya proses pembakaran ini
menimbulkan dampak pada areal pertanaman berupa polusi udara.
Pembuatan kompos dari limbah kempaan dengan menggunakan
pupuk kandang, kapur pertanian, SP 36 dan Urea sebagai bahan dasar,
tidak membutuhkan biang atau aktivator lagi dari luar. Proses
pembuatannya, yaitu dengan mencampurkan limbah kempaan gambir
dengan pupuk kandang, kapur pertanian, SP 36 dan urea. Setelah
tercampur rata, ditutup rapat dan waktu pengolahannya selama 2 3 bulan.
Kompos yang dihasilkan dari limbah kempaan gambir untuk
penggunaannya dengan cara menaburkan pupuk di sekitar tanaman
gambir. Kompos merupakan pupuk organik yang dapat memperbaiki sifat
fisik, biologis dan kimia tanah (http://www.Pemanfaatan Limbah
Kempaan Gambir Menjadi Pupuk Organik.com).
Berdasarakan hasil pengamatan dan wawancara dengan salah
seorang Kepala kelompo tani gambir di Kabupaten Lima Puluh Kota
penggunaan pupuk kompos dari limbah kempaan gambir ini masih belum
menunjukkan hasil yang maksimal, dapat diamati dari pertumbuhan dan
perkembangan tanaman gambir yang tidak begitu berpengaruh secara
signifikan (Hasil Wawncara, 2013).
8

E. Bahan Bakar Briket


Briket merupakan bahan bakar padat yang terbuat dari limbah
organik, limbah pabrik maupun dari limbah perkotaan. Bahan bakar padat
ini merupakan bahan bakar alternatif atau merupakan pengganti bahan
bakar minyak yang paling murah dan dimungkinkan untuk dikembangkan
secara masal dalam waktu yang relatif singkat mengingat teknologi dan
peralatan yang digunakan relatif sederhana (Kementrian Negara Riset dan
Teknologi @2004.ristek.go.id).
Pembakaran Bahan Bakar Padat Menurut Himawanto D.A. (2005),
mekanisme pembakaran biomassa terdiri dari tiga tahap yaitu pengeringan
(drying), devolatilisasi (devolatilization), dan pembakaran arang (char
combustion).
1. Pengeringan (drying)
Dalam proses ini bahan bakar mengalami proses kenaikan
temperatur yang akan mengakibatkan menguapnya kadar air yang
berada pada permukaan bahan bakar tersebut, sedangkan untuk
kadar air yang berada di dalam akan menguap melalui pori-pori
bahan bakar padat tersebut. (Borman dan Ragland, 1998).
2. Devolatilisasi (devolatilization)
Setelah proses pengeringan, bahan bakar mulai mengalami
dekomposisi, yaitu pecahnya ikatan kimia secara termal dan zat
terbang (volatile matter) akan keluar dari partikel. Volatile matter
adalah hasil dari proses devolatilisasi.
3. Pembakaran arang (char combustion)
Sisa dari pirolisis adalah arang (fixed carbon) dan sedikit
abu, kemudian partikel bahan bakar mengalami tahapan oksidasi
arang yang memerlukan 70% - 80% dari total waktu pembakaran.
Laju pembakaran arang tergantung pada konsentrasi oksigen,
temperatur gas, bilangan Reynolds, ukuran, dan porositas arang.
Arang mempunyai porositas yang tinggi.
9

Laju reaksi global dirumuskan dalam istilah laju reaksi


massa arang per satuan luas permukaan luar dan per satuan
konsentrasi oksigen di luar lapis batas partikel. Sehingga reaksi
global bisa dituliskan sebagai berikut :
C + O2 CO (a)
dimana permukaan karbon juga bereaksi
dengankarbondioksida dan uap air dengan reaksi reduksi sebagai
berikut :
C + CO2 2CO (b)
C + H2O CO + H2 (c)
Mutu briket sebagai bahan bakar dipengaruhi oleh jenis
bahan baku dan kadar air briket serta tekanan pengempaan.
Adapun jenis briket dari limbah pertanian antaralain, briket arang
serasah, briket sekam, briket kotoran sapi, dan briket yang
berbahan baku limbah-limbah biomasa lainnya. Briket jenis
sampahorganik relatif lebih murah dan sederhana.
Dalamprosesnya, hanya arang yang berwarna hitam pekat yang
diolah karena lebih berkualitas dalam menghasilkan energi.
(http://www.lpp.ac.id/index.php).

F. Zat Pengikat/Binder
Untuk merekatkan partikel-partikel zat dalam bahan baku pada
proses pembuatan briket maka diperlukan zat pengikat sehingga dihasilkan
briket yang kompak. Berdasarkan fungsi dari pengikat dan kualitasnya,
pemilihan bahan pengikat dapat dibagi sebagai berikut :
1. Berdasarkan sifat / bahan baku perekatan briket. Adapun karakteristik
bahan baku perekatan untuk pembuatan briket adalah sebagai berikut:
a. Memiliki gaya kohesi yang baik bila dicampur dengan semikokas
atau batu bara. Mudah terbakar dan tidak berasap.
b. Mudah didapat dalam jumlah banyak dan murah harganya.
c. Tidak mengeluarkan bau, tidak beracun dan tidak berbahaya.
10

2. Berdasarkan jenis
Jenis bahan baku yang umum dipakai sebagai pengikat untuk
pembuatan briket, yaitu :
a. Pengikat anorganik
Pengikat anorganik dapat menjaga ketahanan briket selama
proses pembakaran sehingga dasar permeabilitas bahan bakar
tidak terganggu. Pengikat anorganik ini mempunyai kelemahan
yaitu adanya tambahan abu yang relatif sedikit setelah
pembakaran briket dan umumnya merupakan bahan perekat yang
efektif. Contoh dari pengikat organik diantaranya kanji, tar, aspal,
amilum, molase dan parafin.

G. Proses Pengolahan Briket


Karbonisasi merupakan pemanasan suatu material organik pada
temperatur relatif lebih tinggi tanpa oksigen yang cukup untuk terbakar
(jumlah oksigen dibatasi) untuk menghasilkan arang karbon. Karbonisasi
bertujuan untuk melepaskan bahan-bahan yang mudah menguap tanpa
menggunakan udara sehingga kandungan karbon semakin besar (Kartika
dan Paramita, 2007).
1. Piroliss
Pirolisis bukanlah suatu proses pembakaran namun pirolisis
dapat diartikan sebagai peristiwa dekomposisi termal dari material
organik yang menggunakan panas tanpa adanya oksigen.
Pirolisis temperatur tinggi yang hanya menyisakan karbon
sebagai residu disebut dengan karbonisasi. Pirolisis merupakan kasus
khusus dari thermolysis. Pirolisis dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
2. Flash pirolisis
Flash pirolisis ini pada umumnya menghasilkanproduk berupa
cairan yang dapat digunakan sebagai oil/liquid fuel substitutions.
11

3. Slow pirolisis
Proses pirolisis dari material biomassa akan menghasilkan solid
char yang dapat digunakan sebagai solid fuel/ slury fuel. Pada proses
ini material biomassa akan mengalami beberapa tahap perubahan
secara fisika dan kimiawi Perubahan fisika yang terjadi meliputi
pelunakan pengembangan dan pemadatan kembali. Sedangkan proses
kimiawinya yaitu perengkahan, depolimerisasi, dan kondensasi. Pada
saat pirolisis, energi panas mendorong terjadinya oksidasi sehingga
molekul karbon yang kompleks terurai, sebagaian besar menjadi arang
atau karbon. Pirolisis untuk pembentukan arang terjadi pada suhu 150-
300C dan peristiwa itu disebut pirolisis primer (Kartika dan Paramita,
2007).

H. Teknologi Briquetting
Teknologi briquetting sesungguhnya adalah penerapan teknik
densifikasi atau pemadatan melalui teknik pengempaan, dimana bahan
yang akan dikempa (umumnya berupa butiran, serbuk, atau berukuran
kecil dan tidak seragam) diubah menjadi bentuk dan ukuran tertentu yang
bersifat masif/padat. Teknologi pengempaan dan rangkaian proses yang
digunakan ditentukan oleh jenis dan kondisi fisik (kadar air, ukuran)
bahan, serta jenis produk yang diinginkan (arang atau bukan, ukuran,
bentuk, tingkat kepadatan).
12

I. KERANGKA KONSEPTUAL

Tanaman Gambir

Pengolahan Tanaman Gambir

Permasalahan Pencemaran Lingkungan Biomasa/ Limbah


Kempaan Gambir

Studi Pustaka

Studi Lapangan

Persiapan Bahan (sortasi, pengeringan,


pengarangan, penggilingan)

Penambahan perekat atau campuran

Pencampuran dan Pengadukan

Pengempaan

Pengeringan

BRIKET LIMBAH KEMPAAN GAMBIR


13

BAB III
METODE PENULISAN

Dalam penyusunannya, karya tulis ini menggunakan metode penulisan karya


tulis sebagai berikut.
A. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan karya tulis ini
adalah sebagai berikut:
1. Studi Pustaka
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penulis berusaha mencari
sumber-sumber pustaka yang relevan, mempelajarinya, dan
menuangkannya dalam tinjauan pustaka.
2. Dokumentasi
Dokumentasi yang dilakukan di sini adalah dengan menghimpun berbagai
dokumen yang ada dalam surat kabar, internet, jurnal pendidikan, maupun
buku referensi yang kemudian dihimpun berdasarkan prioritas manfaat
sebagai landasan permasalahan.
3. Wawancara dan Pengamatan
Wawancara yang dilakukan disini adalah dengan mengajukan beberapa
pertanyaan mengenai permasalahan yang dihadapi masyarakat dalam
mengelola limbah kempaan gambir dan dengan melakukan pengamatan
langsung ke lingkungan perkebunan tanaman gambir.

B. Analisis Data
Kegiatan analisis dilakukan dengan penelaahan terhadap buku-buku
hasil penelitian, naskah, dan sumber-sumber lain yang relevan dengan
permasalahan yang diangkat. Secara ringkas tahapan analisis yang dimaksud
adalah sebagai berikut:
1. Reduksi data
Reduksi data yang dilakukan adalah dengan penyeleksian,
menyederhanakan, dan mengabstraksi data-data dari sumber pustaka.
Reduksi data ini berfungsi untuk mempertegas, memperpendek, dan
14

memfokuskan diri dengan membuang data-data yang tidak penting agar


simpulan dapat diambil.
2. Sajian data
Sajian data yang dilakukan adalah dengan membuat susunan
informasi yang lengkap baik dari data yang diperoleh melalui studi
pustaka maupun dari dokumentasi yang telah dianalisis dengan kategori
dalam permasalahan yang ada guna memperoleh sajian data yang jelas dan
sistematis. Data yang telah terorganisir ini kemudian dijabarkan secara
deskriptif kualitatif baik dalam bentuk data tulisan maupun gambar.

C. Penarikan Simpulan dan Rekomendasi


Data yang telah direduksi dan dideskriptifkan dalam bentuk sajian data
kemudian diinterpretasikan. Setelah itu barulah ditarik simpulan akhir yang
sistematis dan merekomendasikan saran yang relevan dengan permasalahan
yang dikaji
15

BAB IV
PEMBAHASAN

A. Cara Mengatasi Permasalahan Limbah Kempaan Gambir


Jumlah limbah kempaan gambir yang dihasilkan mencapai 40 ton
setiap bulannya dan tidak termanfaatkan secara baik, petani gambir di
areal perkebunan gambir hanya membiarkan limbah kempaan gambir
berserakan dilahan perkebunan. Hal ini menyebabkan limbah kempaan
tidak termanfaatkan secara maksimal.
Limbah kempaan gambir banyak mengandung unsur hara, yaitu
unsur C (Karbon) dan N (Nitrogen) berturut-turut sebesar 31, 52 % dan
2,09 %. Limbah kempaan gambir yang belum terdekomposisi dengan
sempurna akan mengeluarkan gas dan bersifat panas. Melihat kondisi ini,
sangat memungkinkan untuk mengkonversi limbah kempaan gambir
menjadi bahan bakar alternatif berupa briket limbah gambir.
Dengan adanya inovasi briket limbah kempaan gambir diharapkan
dapat mengatasi permasalahan lingkungan yang diakibatkan banyaknya
jumlah limbah yang terbuang kelingkungan.
Briket limbah kempaan gambir merupakan bahan bakar padat yang
terbuat dari limbah kempaan gambir yang telah di
karbonisasi/pengarangan dan dicampur dengan perekat berupa lem kanji.
Bahan bakar padat ini berpotensi menjadi bahan bakar alternatif pengganti
bahan bakar minyak yang dimungkinkan untuk dikembangkan secara
masal dalam waktu yang relatif singkat mengingat teknologi dan peralatan
yang digunakan relatif sederhana.

B. Cara Mengkonversi Limbah Kempaan Gambir Menjadi Bahan Bakar


Briket yang Ekonomis, Ramah Lingkungan dan Terbarukan
Cara mengkonversi limbah kempaan gambir menjadi bahan bakar briket
yang bernilai ekonomis, ramah lingkungan dan terbarukan dapat dilakukan
beberpa tahapan dibawah ini.
16

1. Tahap pengumpulan fakta dan informasi mengenai:


a. Survei lapangan, Pengumpulan Fakta dan Imformasi.
Melakukan survei lapangan ke daerah sasaran dan mengumpulkan
fakta-fakta beserta informasi dari kelompok petani gambir dan
masyarakat di Kabupaten Lima Puluh Kota dan didapatkan informasi
bahwasanya para petani gambir kesulitan dalam mengelola limbah
kempaan gambir dan kondisi lingkungan yang mengalami masalah
beberapa tahun belakangan ini.
b. Perumusan Masalah
Mengkaji semua fakta dan imformasi yang telah didapatkan dan
mencari solusi serta metode atas permasalahan yang timbul, sehingga
dibutuhkan pengetahuan Pembuatan bahan bakar briket limbah
kempaan gambir dengan tahap pirolisis kepada masyarakat untuk
memperbaiki lingkungan dan meningkatkan perekonomian
masyarakat.
c. Studi Literatur
Melakukan studi literatur melalui internet dan buku-buku untuk
memperkuat ide mengenai metode pembuatan abahan bakar briket
dalam memecahkan masalah sesuai kondisi di lapangan.
2. Tahap Persiapan Pembuatan Briket Limbah Kempaan Gambir
Dalam tahap persiapan, yang dilakukan adalah penentuan lokasi
pembuatan briket, mencari pemasok bahan baku limbah kempaan gambir,
persiapan alat-alat yang dibutuhkan.
a. Peralatan
1) Ayakan ukuran lolos 50 mesh dan 70 mesh
2) Cetakan briket
3) Drum Oli Bekas
4) Sendok Pengaduk
5) Ember Besar
6) Cetakan Kayu
7) Paralon 4 Inchi
8) Alat Penghancur Arang
17

b. Bahan
1) Limbah Kepaan Gambir
2) Lem kanji
3. Tahap Pembuatan Briket Limbah Kempaan Gambir.
Pada tahap ini yang dilakukan adalah penetapan volume produksi,
penyediaan bahan baku, penyediaan alat yang dibutuhkan. Berdasarkan
kajian pustaka mengenai proses pembuatan briket dapat dilakukan dengan
tahap-tahap sebagai berikut:
c. Pengarangan, membakar limbah kempaan gambir pada tungku pirolisis
atau tungku drum hasil modifikasi yang terbuat dari drum bekas
dengan volume 200 liter sampai menjadi arang. Pengarangan dianggap
selesai apabila asap yang keluar dari cerobong sudah menipis dan
berwarna kebiru-biruan.
d. Pengayakan, menghaluskan arang limbah kempaan gambir dengan cara
menghancurkannya pada alat penumbuk sampai halus dan mengayak
dengan ukuran lolos 50 mesh dan 70 mesh.
e. Pencampuran media, membuatkan adonan dari tepung kanji dengan air.
Kadar perekat dalam briket tidak boleh terlalu tinggi karena akan
berakibat penurunan mutu briket sebagai bahan bakar dan sering
menimbulkan asap. Kadar perekat yang digunakan untuk briket arang
tidak lebih dari 5%.
f. Pencetakan briket limbah kempaan gambir, setelah bahan-bahan
tersebut dicampur secara merata, selanjutnya dimasukkan ke dalam
cetakan briket dan dikempa. Beberapa tipe/bentuk briket yang umum
dikenal, antara lain: bantal (oval), sarang tawon (honey comb), silinder
(cylinder), telur (egg), dan lain-lain. Cetakan briket yang digunakan
adalah pipa paralon dengan ukuran diameter 5 cm dan tinggi 6 dan
cetakan kayu dengan ukuran panjang 6 cm, lebar 5 cm dan tinggi 4cm.
g. Pengeringan, mengeringkan briket yang telah siap dicetak dengan
bantuan cahaya matahari selama 1 hari sampai benar-benar kering.
18

C. Implementasi Penggunaan Briket Limbah Kempaan Gambir


Penggunaan briket sebagai bahan bakar alternatif untuk keperluan
memasak dan industri rumah tangga serta dapat dimanfaatkan oleh
petani gambir dalam proses pengolahan(perebusan) daun gambir untuk
dimanfaatkan getahnya.
Setelah penulis menyelesaikan pembuatan briket dan melakukan
pengujian adapun cara menggunakan briket limbah kempaan gambir
adalah sebagai berikut:
1. Persiapkan kompor/ tungku briket dengan memanfaatkan tungku
tradisional yang terbuat dari tanah liat, logam dan lain-lain
2. Persiapkan pemantik, isi dengan kapas secukupnya dan beri
spiritus sampai\ kapas basah dengan rata.
3. Masukkan briket limbah kempaan gambir kedalam tungku sesuai
kebutuhan.
4. Nyalakan pemantik melalui lubang samping tungku.
5. Tunggu hingga briket terbakar sempurna sekitar 15 menit.
6. Briket siap untuk digunakan untuk berbagai keperluan.
7. Cara mematikan, ambil briket satu persatu, celupkan pada air sisi
per sisi agar tidak pecah atau memberikan semprotan air pada
briket satu-persatu dengan menggunakan sprayer

D. Keuntungan Penggunaan Briket Limbah Kempaan Gambir


1. Hemat dan Ekonomis.
Briket limbah kempaan gambir menghasilkan Panas yang
tinggi dan kontinyu sehingga sangat baik untuk pembakaran yang
lama energy, sehingga secara ekonomis menggunakan Briket
limbah kempaan gambir akan lebih hemat apabila dibandingkan
dengan jenis bahan bakar lainnya.
2. Aman dan Ramah Lingkungan
Diolah tanpa menggunakan bahan kimia, pada saat
digunakan abunya tidak berterbangan dan tidak berasap, tidak
meninggalkan noda hitam pada peralatan yang digunakan (alat-alat
19

dapur dan lain-lainnya), dan tidak mengeluarkan bau menyengat/


aroma tidak sedap yang dapat mengganggu aktifitas kerja
kesehatan maupun lingkungan.
3. Terbarukan (Renewable)
Bahan baku pembuatan briket limbah kempaan gambir yang
berasal dari limbah organik yang dapat diperbaharui dan tidak
mengakibatkan kerusakan pada lingungan.

E. Potensi Bahan Bakar Briket Menjadi Alternatif Kegiatan Produktif yang


Dapat Meningkatkan Perekonomian Masyarakat di Kabupaten Lima
Puluh Kota
Briket limbah kempaan gambir sangat berpotensi menjadi kegiatan
produktif yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di Kabupaten
Lima Puluh Kota yang didukung oleh beberapa faktor sebagai berikut:
1. Ketersediaan bahan baku
Ketersedian bahan baku yang dapat diperoleh dengan mudah dari
perkebunan gambir di kabupaten Lima Puluh Kota. Menurut data dari
Dinas Perkebunan Propinsi Sumatera Barat pada tahun 2004 luas
perkebunan gambir mencapai 19.457 Ha dan pada tahun 2005 terus
meningkat menjadi 19.658 Ha (Dinas Perkebunan Sumatera Barat).
2. Inovasi baru Briket Limbah Kempaan gambir
Belum adanya inovasi pengolahan limbah kempaan gambir yang
memiliki karakteristik konversi energi yang efisien, densitas energi yang
cukup tinggi serta kemudahan dalam penyimpanan.
3. Lokasi kabupaten Lima Puluh Kota yang Strategis
Berada di daerah persimpangan dan persinggahan antara Propinsi
Sumatera Barat dan Propinsi Riau menjadikan kabupaten ini merupakan
pangsa pasar yang sangat menjanjikan, sehingga konsumen akan lebih
mudah memperoleh produk briket dari bahan kempaan gambir ini. Selain
itu, didukung oleh kondisi geografis kabupaten Lima Puluh Kota dengan
wisatanya yang indah dan mampu mengundang konsumen mengunjungi
kabupaten ini.
20

4. Partisipasi masyarakat yang relatif tinggi terhadap upaya pengembangan


dan pembangunan wilayahnya menjadi wilayah yang maju dalam segala
sektor, salah satunya sektor industri pembuatan briket dari kempaan
gambir.
b. Potensi pasar yang cukup luas, yaitu masyarakat, dan petani gambir di
kabupaten Lima Puluh Kota. Masyarakat membutuhkan bahan bakar
alternatif untuk kebutuhan sehari-hari, seperti memasak dan proses
industri. Petani gambir membutuhkan bahan bakar alternatif untuk proses
pengolahan gambir, terutama saat proses perebusan daun gambir.
21

BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan gagasan atas permasalahan yang menjadi latar
belakang karya tulis ini, maka didapatkan simpulan sebagai berikut.
1. Permasalahan limbah kempaan gambir dapat diatasi dengan cara
memanfaakan limbah menjadi bahan bakar alternatif briket.
2. Cara mengkonversi limbah kempaan gambir menjadi bahan bakar
briket yang ekonomis, ramah lingkungan dan terbarukan dapat
dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu tahap pengarangan,
pengayakan, pencampuran media, pencetakan briket, dan pengeringan.
3. Implementasi penggunaan briket limbah kempaan gambir adalah
untuk keperluan memasak dan industri rumah tangga serta dapat
dimanfaatkan oleh petani gambir di Kabupaten Lima Puluh Kota.
4. Keuntungan penggunaan briket limbah kempaan gambir adalah hemat
dan ekonomis, ramah lingkungan, terbarukan (renewable).
5. Briket limbah kempaan gambir sangat berpotensi menjadi kegiatan
produktif yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di
Kabupaten Lima Puluh Kota yang didukung oleh beberapa faktor
sebagai berikut: Ketersediaan bahan baku, Inovasi baru Briket Limbah
Kempaan gambir , Lokasi kabupaten Lima Puluh Kota yang Strategis,
Partisipasi masyarakat yang relatif tinggi, dan Potensi pasar yang
cukup luas.
22

B. Saran
Sebaik apapun karya, pasti akan masih ada kekurangannya. Oleh
karena itu beberapa hal yang kami sarankan dari gagasan tulis tulis ini
sebagai berikut.
1. Bagi siswa, diharapkan dapat berperan kreatif dan inovatif dalam
memberikan solusi permasalahan-permasalahan yang ada di masyarakat,
terutama dalam mengatasi limbah organik dan bahan bakar alternatif yang
sangat membutuhkan penanganan.
2. Setelah mengetahui limbah kempaan gambir dapat dikonversi menjadi
bahan bakar alternative yang ekonomis, ramah lingkungan, dan
terbarukan. Sebaiknya masyarakat dapat beralih menggunakan bahan
bakar briket limbah kempaan gambir sebagai pengganti bahan bakar fosil
atau minyak
3. Bagi pemerintah, diharapkan dapat memberikan bantuan, baik moril dan
materil dalam pengembangan bahan bakar briket limbah kempaan gambir
sehingga bahan bakar briket ini dapat digunakan sebagai bahan bakal
alternatif pengganti bahan bakar fosil yang tidak dapat diperbaharui.
4. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui seberapa besar
efisiensi keefektifan dari penggunaan Briket Limbah Kempaan gambir
ini.
23

DAFTAR PUSTAKA
. 2013. Kabupaten Lima Puluh Kota. (http://Kabupaten Lima Puluh
Kota-Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.htm, Diakses 27
Maret 2014).
Aisman, M. Djalal, N. Nazir dan Yonariza. 2003. Pengembangan Agribisnis
Gambir. Padang: Universitas Andalas.
Borman dan Ragland. 1998. Combustion Engineering. McGraw Hill Publishing
Co, New York.
Dengan Arianto. Personal interview. 14 Oktober 2013
Dhalimi, Azmi.2006. Permasalahan Gambir (Uncaria gambir L.) di Sumatera
Barat dan Alternatif Pemecahannya dalam Perspektif Volume 5 Nomor 1,
Juni 2006 : 46 59. Bogor: Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan
Teknologi Pertanian
Himawanto, D. A. 2005, Pengaruh Temperatur Karbonasi terhadap Karakteristik
Pembakaran Briket, Jurnal Media Mesin, Volume 6 No. 2, Juli 2005.
Surakarta
Holmes, C. dan Mutaqqien, R. 2007.Pembuatan Briket dari Serbuk Tempurung
Kelapa dengan Penambahan Polietilen. TeknikKimia, ITENAS.
Kementrian Negara Riset dan Teknologi @2004.ristek.go.id
Kartika, E. dan Paramita, S. 2007. Pembuatan Briket dari Sekam Padi
Menggunakan Polyethylene Sebagai Binder. Teknik Kimia.
Suherdi, A. Denian dan H. Syamsu. 1991. Budidaya dan pasca panen gambir
serta permasalahannya. Padang: Biro Bina Pengembangan Sarana
Perekonomian, Dati I Sumbar.
Syahruni. 2009. Pengaruh Pemberian Beberapa Dosis Porasi Ampas Kempaan
Gambir terhadap Pertumbuhan Bibit Gambir (Uncaria gambir Roxb.).
Padang: Universitas Andalas.
Sulkani.(2014). "Pemanfaatan limbah kempaan gambir menjadi pupuk
organik"(http://Pemanfaatan Limbah Kempaan Gambir Menjadi Pupuk O
rganik, diakses pada tanggal 19 agustus 2014)
24

Lampiran

Gambar 1. Limbah kempaan gambir

Gambar 2. Proses konversi limbah kempaan gambir menjadi bahan bakar briket
25

Gambar 3 Briket limbah kempaan gambir yang telah jadi

Gambar 4. Briket limbah kempaan gambir yang telah jadi


BIODATA GURU PEMBIMBING
Nama : Dra. Raswiharti
Pekerjaan : Guru Bahasa Indonesia SMA Negeri 1 Guguak
Alamat : Kubang Kabupaten Lima Puluh Kota

BIODATA KETUA PELAKSANA


Nama : Cissy Aulia
Tempat/ Tanggal Lahir : Talang 10 November 1997
Alamat : Talang, Kec. Mungka, Kab. Lima Puluh Kota
Sekolah : SMA Negei 1 Guguak
Kelas : XI IPA

BIODATA ANGGOTA I
Nama : Lathifah Setiawan
Tempat/ Tanggal Lahir : Bukit Tinggi, 4 Februari 1998
Alamat : Koto Baru Simalanggang, Kec. Payakumbuh. Kab.
Lima Puluh Kota
Sekolah : SMA Negei 1 Guguak
Kelas : XI IPA

BIODATA ANGGOTA II
Nama : Anisa Amelia
Tempat/ Tanggal Lahir : Koto Tuo, 7 Juli 1997
Alamat : Koto Tuo, Kec. Mungka, Kab. Lima Puluh Kota

Sekolah : SMA Negei 1 Guguak


Kelas : XI IPA

Anda mungkin juga menyukai