Anda di halaman 1dari 10

EVOLUSI SEBAGAI PENDORONG VARIABILITAS MAHLUK

DOSEN PENGAMPU
IVAN ELDES S.Si, M.Pd
OLEH:

NAMA : FRANSISKA YOLANDA


NIM : 311610073
KELAS: B.PAGI

FAKULTAS BAHASA DAN SENI


PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
PONTIANAK
2016
PEMBAHASAN

EVOLUSI SEBAGAI PENDORONG VARIABILITAS MAHLUK HIDUP

A.TEORI EVOLUSI

Teori evolusi adalah pendapat yang mengatakan bahwa terjadi


perubahan secara pelan dan memakan waktu yang lama sekali dalam
kehidupan mahluk hidup. Teori evolusi yang paling menghebohkan adalah
yang menyangkut manusia yang secara naf dikatakatan keturunan kera,
justru karena manusia mampu bereaksi atas pendapat tersebut.

Seorang pakar yunani kuno yang bernama Aristoteles mengatakan


bahwa makhluk yang hidup di daratan berasal dari makhluk yang di lautan.
Walaupun hal itu belum dibuktikan, tetapi masuk akal karena turunnya
temperatur bumi. Seorang perancis bernama Jean Baptiste Lamarck (1744-
1829),mengatakan bahwa ada mekanisme spesifik dan evolusi (transmutasi)
organisme. Binatang b rubah sesuai dengan tuntutan alam sekitarnya,
dengan kata lain binatang mempunyai yang dapat sesuai dengan tuntutan
alam (acquired characteristic). Penyesuaian demikian diperoleh selama hidup
dan dapat diturunkan, misalnya pada jerapah yang harus memanjangkan
lehernya demi memperoleh makanan di bagian atas pohon.

Seorang Inggris bernama Charles Robert Darwin (1802-1882), dalam


bukunya Origin of Species by Means of Natural Selection or the Preseruation
of Fauoured Races in the Struggle for Life (1859) mengemukakan teori
evolusi yang sangat menghebohkan, karena dinilai karena ini bertentangan
dengan ajaran agama. Dalam buku tersebut dikemukakan bahwa asal usul
makhluk hidup yang menjadi dasar evolusi organiknya adalah adanya selektif
alam dan seksual. Dalam kehidupan terjadi seleksi alami dan seksual.
Seleksi alami berupa pertarungan dalam kehidupan, yang kuat akan terus
hiduo. Misalnya, rusa dengan tanduk yang besar dapat mengalahkan rusa
yang bertanduk kecil dalam penguasaan daerah yang menjadi sumber
makanan. Seleksi seksual wujudnya adalah yang kuat akan mengusir yang
lemah, sehingga yang lemah tidak memperoleh kesempatan untuk
melanjutkan keturunannya.

Populasinya menurun dan akhirnya biasa. Dari kedua teori tersebut


lahir pengertian struggle for existence, artinya perjuangan demi keberadaan.
Teori seleksi tersebut di atas yang ditunjukan pada dunia binatang berlaku
juga untuk manusia. Pada manusia seleksi seksual lebih berpengaruh dari
pada seleksi alam.

Tentang ini ditulis oleh Darwin dalam The Descent of Man, and
Selection in Relation to Sex (1871). Teori dengan buku Mans Place in Nature
(1863) menguraikan perkembangan manusia secra ilmiah. Diambilnya
perbandingan susunan anatomi manusia dengan kera, terutama dengan
simpanse dan gorilla, kedua makhluk tersebut paling dekat prtaliannya
dengan manusia (ada pendapat yang menyebutkan persamaannya sampai
97%). Karena itu, perkembangannya sangat mirip berdasarkan hukum
evolusi. Sayangnya sekali bila dikatakan manusia sekarang adalah keturunan
monyet,suatu kesimpulan yang sangat naf.

Seoarang pakar Jerman, August Weismann (1834-1914), mendukung


teori evolusi yang dikemukakan Charles Darwin, tetapi menolak pendapat
bahwa watak atau sifat yang diperoleh suatu makhluk diwariskan. Weismann
mengemukakan teori genetika modern dengan menekankan bahwa ada
kebebasan dari germ-plasm (istilah yang diberikan untuk factor-faktor warisan
dalam sel kelamin). Menurutnya, germ-plasm terdapat dalam komosom, jadi
evolusinya adalah maslah genetika,soal keturunan yang menyangkut
masalah bagaimana diwariskan gen-gen melalui sel kelamin. Evolusi yang
dimaksud adalah gejala seleksi alam terhadap faktor genetika. Bukunya yang
terkenal adalah The germ-Plasm, a Theory of Heredity (1892) dan The
Evolution Theory (1904)

Berikut adalah gambar perkembangan manusia secara Evolusi dari


Binatang-Manusia.
B. TEORI KEHIDUPAN

Makhluk hidup yang ada di permukaan Bumi beraneka ragam, tetapi


secara garis besar makhluk hidup dapat digolongkan menjadi dua golongan,
yaitu tumbuhan dan hewan. Tumbuhan yang termasuk makhluk, secara
relative tidak dapat pindah tempat (terutama tumbuhan tingkat tinggi),
sebaliknya, hewan seperti kebanyakan mobil, artinya banyak bergerak atau
pindah tempat. Sebagian para ahli berpendapat bahwa makhluk yang ada
pada saat ini tidak mempunyai hubungan dengan makhluk dahulu karena
pada saat tertentu terjadi kiamat (khatastrophy) sehungga makhluk yang dulu
musnah, diganti dengan yang baru. Perubahan-perubahan makhuk hidup itu
tejadi sampai sekarang. Manusia sering ikut campur menciptakan varietas
baru yang lebih tunggal, tertama dalam pertanian dan peternakan. Jadi,
makhluk hidup mengalami evolusi.

Dalam teori evolusi dikatakan bahwa makhluk yang semula-mula adalah


sangat sederhana tingkatnya, yang bersel tunggal dan hidup dari bahan
anorganis hingga tergolng tumbuhan. Dari golongan tumbuhan itu, sebagian
berubah menjadi hewan, yang selanjutnnya berevoluasi menjadi makhluk
yang beraneka ragam seperti kehidupan masa sekarang. Tentang
mekanisme perubahan itu, Lanmarck berpendapat bahwa evolusi merupakan
akibat pewarisan sifat-sifat induk kepada keturunannya. Darwin tidak
menyetujui teori pewarisan tersebut. Ia juga percaya bahwa lingkungan
mempunyai pengaruh kepada makhluk, tetapi sifat-sifat baru yang tidak
terbawa dari kelahiran tidaklah diwariskan. Sat ini, orang cenderung
beranggapan bahwa evolusi kehidupan terutama disebabkan karena mutasi.
Mutasi ialah perubahan spesies yang berbeda dari induknya dan ini
disebebkan oleh perubahan gen atau kromosom sel.
Pertumbuhan makhluk dari benih hidup sampai dewasa ditentukan arah
dan bentuknya oleh kromosom dan gen yang terdapat di dalam inti sel
nya,seperti halnya gambar pola dan gambar detail pada blue print
bangunan gedung. Mutasi yang berarti pindah, yaitu pindah jenis, dapat maju
dapat mundur. Petunjuk evolusi dapat kita lihat dari:(1) geologi dan
palaentologi; (2) morfologi dan anatomi prbandingan; (3) reaksi fisiologis
perbandingan; (4) penyebaran makhluk di muka bumi; (5) dan embriologi.
Pada era Archaeozoik, mulai muncul makhluk pertama seperti yang telah
diuraikan diawal bab ini. Pada era proterozoik, makhluk yang pertama itu
mengalami evolusi menjadi makhluk bersel tunggal (Bakteri, Alga dan
Protozoa).Pada paleozoik, dalam periode Kambrium muncul Ttrilobita,
Brachiopoda; dalam periode Orde vici muncul hewan scorpio, crinoidea, dan
Karang; pada periode devon muncul ikan, permulaan hutan, dan Amphibia;
pada periode Karbon bawah muncul tumbuhan kormofita dan pada periode
Karbon atas muncul Reptilia dan Insekta pertama; dan pada periode Perm
muncul beberapa jenis reptilia.

C. EVOLUSI MANUSIA

Penemuan Darwin yang memberikan petunjuk bahwa manusia adalah


keturunan dari makhluk yang bukan manusia menimbulkan banyak reaksi
yang pro dan kontra di kalangan masyarakat ilmiah. Namun demikian,
marilah kita tinjau manusia dari segi biologi dan dari segi evolusi saja.

Manusia adalah suatu spesies biologi. Dengan sendirinya, manusia tidak


dapat luput dari pngaruh faktor-faktor atau kekuatan biologi. Bukti-bukti
tentang adanya evolusi manusia yang telah berlangsung semakin banyak
dikumpulkan oleh para ahli. Kekuatan utama yang mengarahkan evolusi
manusia adalah inteligensinya, kemampuannya mempergunakan bahasa
dengan segala macam simbolnya dan kebudayaan yang dibina oleh
manusia, seperti yang telah dikemukakan pada pembahasan tentang teori
evolusi.

1.sifat- -sifat dari ordo primate

Meskipun Lineaus bukan seorang ahli evolusi, tetapi ia telah


menempatkan manusia (Homo sapiens) dengan betul di dalam ordo primate,
kelas mamalia dari subfilum vertebrata. Bila kita bandingkan sifat-sifat
(fenotipe) yang dipunyai oleh familia kera (pongidae) dengan manusia, maka
dengan mudah akan terlihat persamaan-persamaan tertentu disamping
perbedaan yang ada. Disamping persamaan-persamaan tersebut, banyak
sifat yang membedakan manusia dari kera. Salah satu di antaranya yang
penting adalah volume otaknya.Familia kera yang terbesar, gorilla misalnya,
volume tengkoraknya hanya sekitar 600 cc, sedangkan volume tengkorak
manusia modern yang terkecil lebih dari 900 cc. Rata-rata volume otak
manusia modern ialah 1230 cc.

2. Kera Manusia dari Afrika

Pada tahun 1924, Raimond Dart,seoarang ahli anatomi yang mengajar


di Johanesburg,menemukan sebuah fosil tengkorak dari pertambangan batu
kapur Taung., Afrika selatan. Ia menamakan marga baru yang ditemukannya
itu Australopithecus, makhluk berjalan tegak, otaknya lebih besar daripada
otak Ausralopithecus bentuknya menyerupai tengkorak simpanse atau
gorilla; volume otaknya diperkirakan kurang lebih 600 cc, separo dari volume
otak manusia.

3. Homo Erectus
Pada tahun 1920, Eugene Dubois, seorang dokter tentara Belanda,
menemukan sisasisa tengkorak dan tulang paha di Trinil, dekat Surakarta,
Jawa Tengah. Fosil tersebut diberi nama Pithecanthropus erectus yang
artinya manusia kera yang tegak. Sampai tahun 1923, tidak seorang pun ahli
antropologi yang dierblehkan melihat penemuan Dubois sehingga satu-
satunya sumber informasi adalah keterangan-keterangan yang dikeluarkan
oleh Dubois. Pada tahun 1931-1941 telah terjadi penemuan-penemuan lain,
baik oleh Dubois sendiri maupun oleh ahli yang lain. Pada tahun 1941, von
Koningswald seorang ahli antropologi berbangsa Jerman, di Trinil dekat
Surakarta menemukan fosil yang ukurannya lebih besar dan dinamakan
Megantropus. Menurut Mary, nama yang lebih sesuai untuk Pithecantropus
erectus adalah Homo erectus, karena memang Homo (manusia).

Penemuan di Jawa itu menarik perhatian Davidson Black, guru besar


anatomi berkebangsaan Kanada yang pada saat itu mengajar diperguruan
tingggi di Peking. Penemuan-penemuan di gua-gua Chou Kou Tien
dipergunakan sebagai dasar untuk menyusun dugaan tentang hal-ihwal
Homo erectus. Usianya diperkirakan sekitar 500.000 tahun.

4.Manusia Modern

Lebih kurang 75.000 tahun yang lalu. Ketika benua Eropa berada di
zaman es terakhir dan dari peninggalan-peninggalan yang ditemukan, dapat
ditarik kesimpulan bahwa kelompok Neanderthal diganti oleh manusia
Neanderthal itu disebutmanusia Cro-Magnon, sesuai dengan nama tempat
ditemukannya lebar kuat. Maka, manusia ini llleebih menyerupai orang Eropa
sekarang.

Dalam otaknya yang besar, mereka telah dapat menghasilkan


kebudayaan yang banyak dan jauh melebihi manusia N eanderthal. Lukisan-
lukisan dan ukiran-ukiran yang ditemukan di gua-gua di Prancis menunjukan
bukti-bukti tentang adanya kebudayaan itu. Disamping menghuni gua,
mereka pun sudah dapat membuat rumah, kemah, dan hidup bermasyarakat.
Sedemikian jauh makanan mereka peroleh dari hewan dan tumbuhan yang
telah tersedia. Kebutuhan akan makanan didapat dengan mudah, kita
mengerti, karena keadaan memungkinkan, menyediakan kebutuhan yang
semakin menigkat itu, antara lain asal mulanya pembudidayaan tunbuhan
dan hewan, kita hanya dapat menduga-duga saja. Meskipun demikian, yang
penting ialah bahwa gagasan dan kebiasaan untuk menernakan hewan telah
terbentuk. Gambaran tentang manusia Cro-Magnon dengan manusia modern
zaman sekarang.
DAFTAR PUSTAKA

Soewandi, Hariwijaya, dan Sinduningrum, Estu.2011.Ilmu kealaman


dasar.bogor:Ghalia Indonesia.
Jasin, Maskoeri.2005. Ilmu alamiah dasar.Jakarta: PT. Rajagrafindo persada.

Anda mungkin juga menyukai