1. Apabila majikan menyuruh untuk memasak daging babi, maka pekerja muslim dapat
menolaknya dikarenakan daging babi tersebut haram.
2. Apabila terpaksa memaksa daging babi tersebut, maka tidak apa apa asalkan harus
berpegang teguh pada keyakinannya dan tidak ikut memakannya.
3. Majikan memberikan kesempatan waktu istirahat kepada pekerja muslimnya untuk
menunaikan ibadah sholat 5 waktu di sela sela kegiatan bekerjanya.
Hak seorang pekerja berupa upah bisa sesuai dengan apa yang menjadi haknya =
1. faktor lamanya masa kerja -yang atas dasar pengalaman kerja (experience)-, mempengaruhi
perkembangan skill secara empirik (autodidak);
2. faktor profesionalisme, keterampilan dan kecakapan serta kemahiran dalam melakukan
pekerjaan;
3. tinggi-rendahnya produktivitas, atau besar-kecilnya produk yang dihasilkan (kinerja);
4. faktor volume dan beban kerja serta besar-kecilnya resiko pekerjaan;
5. tinggi-rendahnya jabatan (terkait wewenang dan tanggung-jawab) seseorang pekerja/buruh;
6. aspek kewilayahan, seperti jauh-dekatnya lokasi atau tempat kerja atau perbedaan wilayah
-penetapan- upah;
7. aspek kepribadian, terkait dengan tingkat kepercayaan dan kejujuran serta nilai-nilai
kepribadian lainnya bagi seseorang pekerja (aspek personality);
8. banyak atau sedikitnya uji kompetensi dan sertifikasi kompetensi yang dimiliki, atau tinggi-
rendahnya kualifikasi pendidikan (sebagai basic start awal dalam bekerja)
Dasar penetapan upah sesuai syariah adalah besarnya manfaat yang diberikan oleh pekerja (ajiir)
tersebut dan bukan didasarkan kepada taraf hidup, kebutuhan fisik minimum maupun harga
barang yang dihasilkan.
Penyalur Dana
Fungsi utama bank syariah yang kedua adalah sebagai penyalur dana. Dana yang telah dihimpun
dari nasabah, nantinya akan disalurkan kembali kepada nasabah lainnya dengan sistem bagi
hasil.
Memberikan Pelayanan Jasa Bank
Fungsi bank syariah yang ketiga adalah sebagai pemberi layanan jasa perbankan. Dalam hal ini,
bank syariah berfungsi sebagai pemberi layanan jasa seperti jasa transfer, pemindah bukuan, jasa
tarikan tunai, dan jasa jasa perbankan lainnya.
perabot.
Dana yang disalurkan bank kepada masyarakat berasal dari tabungan atau simpanan masyarakat
dan dari dana bank sendiri. Kegiatan bank menyalurkan dana kepada masyarakat disebut kredit
aktif.
c. Sebagai perantara lalu lintas moneter
Dalam hal ini, bank memberikan jasa pelayanan di bidang keuangan, seperti: jasa pengiriman
uang, melakukan inkaso dan diskonto.
2. Dalam penyaluran dana (Bank Syariah sebagai pemilik dana) Bagi hasil merupakan salah satu
pola penyaluran dana Bank Syariah, dimana dalam pola bagi hasil ini dapat dilakukan dengan
prinsip mudharabah atau prinsip musyarakah. Dalam hal Bank Syariah menyalurkan dana
dengan prinsip mudharabah, maka kedudukan Bank Syariah Baitul Qiradh adalah sebagai
pemilik dana (shahibul maal) sedangkan sebagai pengelola dana (mudharib)-nya adalah nasabah
debitur (H. A. Zainudin). Dalam perbankan syariah prinsip ini diaplikasikan pada Investasi
(pembiayaan) Mudharabah.
Selain mengenai pengumpulan dana, yang perlu di analisis lagi adalah mengenai perbedaan
anatara bagi hasil dengan bunga bank pada perbankan konvensional. Perbedaan itu dapat dilihat
dari tabel berikut ini:
BUNGA BAGI HASIL
Pcnentuan besarnya rasio/nisbah bagi
Penentuan bunga dibuat pada waktu
hasil dibuat pada waktu akad dengan
akad dengan asumsi harus selalu
berpedoman pada kemungkinan
untung.
untung rugi.
Besarnya prosentase berdasarkan pada Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan
jumlah uang (modal) yang pada jumlah keuntungan yang
dipinjamkan. diperoleh
Bagi hasil bergantung pada
Pembayaran bunga tetap seperti yang
keuntungan proyek yang dijalankan
dijanjikan tanpa pertimbangan apakah
Bila usaha merugi, kerugian akan
proyek yang dijalankan oleh pihak
ditanggung bersama oleh kedua belah
nasabah untung atau rugi.
pihak.
Jumlah pembayaran bunga tidak Jumlah pembagian laba meningkat
meningkat sekalipun jumlah sesuai
keuntungan berlipat atau keadaan dengan peningkatan jumlah
ekonomi sedang booming. pendapatan
Eksistensi bunga diragukan ( kalau
Tidak ada yang meragukan keabsahan
tidak dikecam) oleh semua agama,
bagi hasil
termasuk islam.
Dari tabel diatas dapat dilihat beberapa perbedaan mendasar tentang bank syariah dan bank
konvensional, sehingga dalam waktu yang relative muda bank syariah mampu dijadikan
rekonstruksiasi perbankan nasional.
PLS = Artinya sistem bagi hasil menuntut kejujuran nasabah dan lebih adil
Kelebihan zakat di lembaga =
1. Kelebihan ketika dana disalurkan melalui lembaga amil zakat adalah sesuai dengan syariah
karena sejak zaman Rasul zakat dikelola dan diatur lembaga zakat.
2. Zakat melalui lembaga lebih terjaga keikhlasannya dalam menjaga muzakki dari niatan-niatan
politis atau kepentingan serupa yang dapat merusak nilai pahala zakat.
3. Zakat melalui lembaga akan didoakan oleh petugas lembaga amil.
4. Zakat lewat lembaga juga lebih berpotensi memberdayakan masyarakat dan mengentaskan
kemiskinan karena distribusi zakat lebih tepat, pemberdayaan terjamin dan tidak perlu mengantri
selama berjam jam yang bisa mengakibatkan hal hal yang tidak diinginkan (kepanasan,
terinjak injak dan meninggal dunia).
5. Zakat lewat amil juga bisa mengurangi penghasilan kena pajak
Kekurangan zakat di lembaga =
1. Kepercayaan masyarakat Indonesia untuk menyalurkan zakat melalui lembaga amal zakat
dinilai masih kurang karena dinilai kurang transparan dalam penggunaan dana zakat yang
mereka kelola.
2. Wilayah kerja lembaga amil zakat bersifat nasional dan terlalu luas dan mereka tidak mampu
lagi memetakan dengan cermat, dari siapa saja zakat itu dipungut dan kemana seharusnya
prioritas harta zakat itu didistribusikan terlebih dahulu dan inilah yang membuat masih banyak
orang enggan membayar zakat lewat amil.
Perbandingan Bank Syariah dengan Bank Konvensional secara umum
Rahn adalah menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai jaminan (gadai) atas
pinjaman yang diterimanya.
Kafalah adalah jaminan yang diberikan oleh penanggung kepada pihak ketiga untuk
memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung.
Sharf adalah perjanjian jual beli suatu valuta dengan valuta lainnya.
Qardh adalah suatu akad pinjaman (penyaluran dana) kepada nasabah dengan ketentuan
bahwa nasabah wajib mengembalikan dana yang diterimanya kepada Lembaga Keuangan
Syariah (LKS) pada waktu yang telah disepakati antara nasabah dan LKS. Pinjaman ini lebih
bersifat spesifik ke proyek proyek pemerintah seperti pembangunan jalan, jembatan,
jembatan, dll.
Sebab-sebab Mewarisi
Ada tiga sebab sehingga orang tersebut memiliki hak untuk mewarisi harta, yaitu :
a. Perkawinan
Perkawinan adalah perkawinan yang sah menurut syariat Islam, dengan adanya suatu ikatan
perkawinan merupakan ikatan yang dapat mempertemukan seorang laki-laki dengan seorang
wanita dengan suatu rumah tangga, selama perkawinan itu masih utuh dipandang sebagai
salah satu sebab mewarisi, baik setelah keduanya bersetubuh atau belum. Sebab jika telah
terjadi akad nikah maka terjadilah waris mewarisi diantara mereka, apabila salah seorang
meninggal dunia.
b. Kekerabatan
Kekerabatan adalah hubungan nasab antara orang yang mewariskan dengan orang yang
mewarisi disebabkan kelahiran, atau yang ada pertalian darah dengan para ahli waris dengan
si mayit. Oleh sebab itu semua kerabat yang disebabkan hubungan darah baik sebagai asal
seperti ayah atau kakek maupun ia sebagai furu seperti anak atau cucu serta dengan cara
menyamping seperti saudara, semuanya mereka dapat mewarisi, disebabkan adanya hubungan
nasab dengan yang meninggal.
c. Wala
Wala (memerdekakan budak) juga merupakan salah satu penyebab untuk saling mewarisi.
Wala dalam walaul ataqah atau ushubah sababiyah yaitu ushubah yang bukan disebabkan
pertalian nasab, tetapi disebabkan karena adanya sebab telah memerdekakan budak.
Tiga macam sebab-sebab memperoleh hak waris mewarisi yang telah disepakati ulama.
Disamping itu ada satu hal lagi yang oleh Ulama Syafiiyah dan Malikiyah, dijadikan sebab
untuk saling memperoleh hak waris mewarisi yaitu dengan sebab keislaman. Dari penjelasan
diatas dapat difahami bahwa ada 4 (empat) sebab mewarisi, yaitu :
Disebabkan qarobah (hubungan darah)
Disebabkan perkawinan
Disebabkan wala (memerdekakan budak)
Disebabkan keislaman (seagama)
Rukun Waris
a. Waris (ahli waris)
Waris adalah orang yang akan mewarisi harta peninggalan lantaran mempunyai hubungan
sebab-sebab untuk mempusakai seperti adanya ikatan perkawinan, hubungan darah
(keturunan) yang hubungan hak perwalian dengan si muwaris (Abdullah, 1960:57).
b. Muwaris (yang mewariskan)
Muwaris adalah orang yang meninggal dunia, baik mati hakiki maupun mati hukmi. Mati
hukmi ialah suatu kematian yang dinyatakan oleh keputusan hakim atas dasar beberapa sebab,
walaupun ia sesungguhnya belum mati sejati (Rahman, 1981:37).
c. Maurusun atau tirkah (harta peninggalan)
Maurus adalah harta benda yang ditinggalkan oleh orang yang meninggal dunia yang akan
diwarisi kepada ahli waris setelah diambil biaya-biaya perawatan, melunasi hutang-hutang
dan melaksanakan wasiat.
Harta peninggalan ini oleh para faradhiyun disebut juga dengan tirkah atau turats (Rahman,
1981:37).
Syarat-syarat Mendapat Warisan
Syarat mendapat warisan ada tiga macam, yaitu:
Matinya muwaris, baik mati secara hakiki atau secara hukmi, maka ia dihukumkan mati
secara hakiki.
Hidupnya waris setelah matinya muwaris, walaupun hidupnya secara hukum, seperti anak
dalam kandungan, maka secara hukum ia dikatakan hidup.
Tidak adanya penghalang untuk memperoleh warisan.
Penghalang Kewarisan
Halangan untuk medapatkan kewarisan disebut juga dengan mawanial-Irs yaitu hal-hal yang
menyebabkan gugurnya hak waris untuk menerima warisan dari harta peninggalan muwaris.
Imam Syafii menyebutkan dalam kitabnya al-Umm yang menjadi penghalang ahli waris
untuk mewarisi adalah dengan sebab perbudakan, pembunuhan yang dilakukan dengan
sengaja ataupun tidak, dan berlainan agama.
Ada 25 ahli waris yang diatur dalam ketentuan hokum waris islam,yang dapat mewarisi harta
pewaris yang terdiri dari 15 orang laki-laki dan 10 orang perempuan.
Ahli Waris Laki-Laki Terdiri Dari:
1. Anak laki-laki
2. Cucu laki-laki dari anak laki-laki dan terus ke bawah
3. Ayah
4. Kakek dari ayah dan terus ke atas
5. Saudara laki-laki kandung
6. Saudara laki-laki seayah
7. Saudara laki-laki seibu
8. Anak laki-laki saudara laki-laki kandung
9. Anak laki-laki saudara laki-laki seayah
10. Paman yang sekandung dengan ayah
11. Paman yang seayah dengan ayah
12. Anak laki-laki paman yang sekandung dengan ayah
13. Anak laki-laki paman yang seayah dengan ayah
14. Suami
15. Orang laki-laki yang memerdekakan budak
Jika ahli waris laki-laki tersebut semua ada,maka yang mendapat bagian hanya tiga
orang,yaitu:
1. Anak laki-laki
2. Suami
3. Ayah