Skripsi
Oleh :
NIM : 1110101000045
1435 H/ 2014 M
LEMBAR PERNYATAAN
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau
merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
Ayu Wulansari
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
ABSTRAK
ABSTRACT
JUDUL SKRIPSI
Mengetahui
PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI
Anggota I
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Agama : Islam
Email : ayu.wulansari80@yahoo.com
RIWAYAT PENDIDIKAN
Ilmu Kesehatan,
I dedicate
this work to
Written by Ayuwulansari
KATA PENGANTAR
gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM). Penulis menyadari bahwa skripsi ini
tidak akan tersusun dan selesai tanpa bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu,
1. Bapak Prof. DR. (HC) dr. MK Tadjudin, Sp. And, selaku dekan Fakultas
3. Ibu Ratri Ciptaningtyas, S.sn. Kes selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
banyak membantu penulis dari awal sampai akhir penulisan skripsi ini.
4. Ibu Catur Rosidati, SKM, MKM, Ibu Narila Mutia Nasir, Ph.D dan Ibu Julie
Rostina, SKM, MKM yang telah menguji dan memberikan masukan yang
ilmu yang sangat bermanfaat dan semoga dapat diaplikasikan dalam kehidupan
penulis.
6. Dr. Derly, Bidan Popy, Bidan Rahma dan segenap staff, serta ibu kader
Puskesmas Ciputat terima kasih telah mau berbagi ilmu dan pengalaman
7. Keluarga tercinta, khususnya buat mama dan papa serta kakak dan adik
tersayang yang selalu memberikan motivasi dan doa dari awal kuliah sampai
9. Sahabat seperjuangan Santri Jadi Dokter 2010 (Bayu, Zata, Harun, Rosi, Rusti,
2010 (Fitria, Fitri), Sahabat terbaikku Promkes 2010 terima kasih atas
kebersamaan yang telah kita lalui dua tahun ini semoga kebersamaan ini selalu
terjaga.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih kurang dari
sempurna, sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan saran demi kemajuan
di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Amin.
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK.. i
ABSTRACT ii
LEMBAR PENGESAHAN. iv
DAFTAR ISI.............. ix
DAFTAR BAGAN. xv
BAB I PENDAHULUAN.. 1
2.1. HIV/AIDS 13
2.2.3. Penatalaksanaan................ 16
2.4.1. Niat... 47
2.4.2. Sikap......................... 48
2.5. Pendidikan... 52
2.6. Umur.... 54
2.8. Pengetahuan. 56
5.1. Univariat... 84
5.1.7. Persepsi Kontrol Diri Ibu Hamil Untuk Memanfaatkan Layanan VCT 89
5.2. Bivariat..... 91
Tabel 5.15 Hubungan Persepsi Control Diri Dengan Niat Ibu Hamil 99
DAFTAR BAGAN
TB : Tuberculosis
1. Kuisioner Penelitian
2. Ouput Penelitian
3. Izin Penelitian
PENDAHULUAN
infeksi penyebab kematian peringkat atas dengan angka kematian (mortalitas) dan
dan terapi yang cukup lama (WHO, 2006). HIV merupakan virus yang menyerang
sel darah putih (limfosit) di dalam tubuh yang mengakibatkan turunnya kekebalan
(AIDS).
pesat. Kasus ini telah mengakibatkan kematian 25 juta orang serta menginfeksi
lebih dari 40 juta orang lainnya. Berdasarkan laporan global, pada tahun 2012
jumlah penderita HIV mencapai 35,3 juta orang (Global Report UNAIDS, 2013).
HIV yang telah dilaporkan hingga September 2013 sebanyak 118.787 kasus yang
sampai dengan Maret 2013 tercatat sebanyak 1.844 warga Banten telah terdeteksi
terjangkit HIV. Provinsi Banten masuk ke dalam sepuluh besar provinsi dengan
jumlah komulatif kasus HIV/AIDS sebesar 851 orang (KPA, 2013). Menurut
laporan triwulan III Juli September 2013 dari Direktorat Jendral Pengendalian
Penyakit dan Lingkungan Kemenkes, di Tangerang Selatan jumlah kasus
pada kelompok umur 25-49 tahun (73,4%). Dan pada kasus AIDS yang paling
banyak terdeteksi yaitu pada kelompok umur 30-39 tahun (39,5%). Berdasarkan
data tersebut terlihat bahwa kelompok umur yang paling berisiko terhadap
penularan HIV dan kejadian AIDS adalah kelompok umur produktif yaitu rentan
umur 20-39 tahun (Kemenkes, 2013). Saat ini ibu rumah tangga merupakan salah
satu kelompok yang sangat rentan HIV/AIDS. Secara global, di dunia setiap
harinya sekitar 2000 anak usia 15 tahun ke bawah terinfeksi HIV akibat penularan
dari ibu ke bayinya. Sementara itu, sekitar 1.400 anak anak usia 15 tahun
(2012) menjadi 0,49% (2016), dan jumlah ibu hamil HIV positif yang
memerlukan layanan pencegahan penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA) juga
akan meningkat dari 13.189 orang pada tahun 2012 menjadi 16.191 orang pada
tahun 2016. Demikian pula jumlah anak berusia di bawah 15 tahun yang tertular
HIV dari ibunya pada saat dilahirkan ataupun saat menyusui akan meningkat dari
4.361 (2012) menjadi 5.565 (2016), yang berarti terjadi peningkatan angka
kematian anak akibat AIDS. Hingga September 2013, prevalensi kasus HIV pada
Ibu rumah tangga sebanyak 43% atau 108 kasus. Peningkatan ini juga diikuti
dengan meningkatnya persentase kasus HIV pada anak dari 1,8% pada tahun 2010
umum dimana masyarakat umum mulai terjangkit. Hal ini terlihat dari
beresiko tinggi, namun kini kasus HIV/AIDS meningkat setiap tahunnya pada
kelompok populasi rendah seperti ibu rumah tangga (Dame, 2011). Tingginya
jumlah kasus HIV/AIDS berdampak terhadap populasi umum, seperti ibu hamil
tahunnya terdapat 9.000 ibu hamil positif HIV yang melahirkan bayi, berarti akan
lahir sekitar 3.000 bayi dengan HIV positif tiap tahun (Kemenkes, 2013).
HIV/AIDS telah mengurangi harapan hidup selama lebih dari 20 tahun yang
juta keluarga lagi ke jurang kemiskinan sampai tahun 2015 (Komisi AIDS di
Asia, 2008).
Resiko penularan HIV dari ibu ke bayi berkisar 24 25%. Namun, resiko
ini dapat diturunkan menjadi 1-2% dengan tindakan intervensi bagi ibu hamil HIV
positif, yaitu melalui layanan konseling dan tes HIV sukarela, pemberian obat
antiretroviral, persalinan sectio caesaria, serta pemberian susu formula untuk bayi
(Depkes, 2008). Oleh karena itu, untuk meminimalisir resiko penularan HIV,
HIV infection and AIDS in Prison Geneva dan juga HIV testing and Counseling in
Prison and other closed setting yang dilaksanakan sejak tahun 2007. Indonesia
telah mengembangkan upaya pencegahan HIV melalui pelayanan Voluntary
Counselling and testing atau yang dikenal dengan singkatan VCT (WHO, 2007).
Penanggulangan HIV dan AIDS pasal 17 disebutkan bahwa semua ibu hamil yang
diagnostis HIV dengan tes dan konseling (VCT) sebagai upaya pencegahan dan
Konseling dan tes sukarela atau Voluntary Counseling and Testing (VCT)
informasi yang tepat dan akurat akan tercapai, sehingga proses berpikir dan
perilaku dapat diarahkan menjadi lebih sehat. Pelayanan VCT dapat digunakan
pencegahan dan penularan HIV, seperti penggunaan kondom, tidak berbagi alat
(Kemenkes, 2006).
provinsi pada tahun 2009. Di Indonesia layanan HIV/AIDS yang aktif melaporkan
kasus sebanyak 503 layanan Konseling dan Tes HIV (Kemenkes, 2013).
Sementara itu, di Provinsi Banten, sebanyak 3,709 orang bersiko yang berkunjung
ke klinik VCT. Akan tetapi, hal ini tidak sebanding dengan estimasi populasi
(Kemenkes, 2012).
positif yang berasal dari populasi beresiko di Puskesmas Ciputat. Dari uraian data
Tangerang Selatan yang aktif menjaring infeksi HIV melalui layanan VCT.
selama ini pemeriksaan VCT masih didominasi oleh kelompok populasi kunci,
terdiri dari wanita pekerja seks (WPS) yang sebelumnya telah melakukan terapi
metadon. Artinya, pelayanan tes VCT hanya dilakukan oleh sejumlah kecil
Ciputat. Layanan VCT di Puskesmas Ciputat sudah beroperasi dari tahun 2010,
layanan VCT.
kelompok ibu hamil yang melakukan layanan Antenatal care (ANC). Namun,
layanan ini belum aktif. Dari hasil wawancara dengan bidan di Puskesmas
Ciputat, hal ini dipengaruhi oleh faktor informasi mengenai layanan VCT yang
belum diterima oleh masyarakat setempat, khususnya ibu rumah tangga. Faktor
VCT yaitu keyakinan seseorang dengan pemanfaatan layanan VCT, motivasi atau
dukungan dari LSM dan petugas kesehatan serta akses ke layanan VCT.
terkait VCT, yaitu tentang manfaat VCT dan tahapan dalam layanan VCT.
penduduk usia di atas 15 tahun yang mengetahui tentang layanan VCT. Kelompok
dengan tingkat ekonomi yang lebih tinggi memiliki informasi yang lebih baik
menyatakan niatnya untuk melakukan VCT dari pada mereka yang memiliki
persepsi kerentanan yang rendah (48,9%). Terlihat dari jumlah responden dengan
VCT. Dari penelitian Nguyen (2007) dalam Wati (2013) beberapa faktor yang
keberadaan layanan VCT. Oleh karena itu, hasil penelitian ini menekankan
kelompok ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat rendah < 26,7%. Hal ini
dipengaruhi oleh pengetahuan rendah ibu hamil terkait manfaat layanan VCT
sebanyak 66,7%. Dari uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yang berkaitan dengan faktor faktor yang berhubungan dengan niat
peningkatan kasus HIV dari ibu ke anak, kelompok ibu hamil dianjurkan
melakukan konseling dan testing HIV secara periodik untuk mengetahui status
HIV dirinya.
ibu hamil. Hal ini didukung oleh faktor informasi mengenai layanan VCT yang
belum diterima oleh masyarakat umum khususnya ibu hamil di Wilayah Kerja
dari petugas kesehatan tentang keberadaan layanan VCT dan bagaimana cara
mengaksesnya.
dalam pelayanan VCT juga mempengaruhi tindakan ibu hamil dalam melakukan
VCT. oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor apa saja
yang berhubungan dengan niat ibu hamil untuk memanfaatkan layanan VCT
3. Bagaimana gambaran sikap ibu hamil terhadap layanan VCT di Wilayah Kerja
Puskesmas Ciputat ?
5. Bagaimana gambaran persepsi kontrol diri ibu hamil terhadap layanan VCT di
Puskesmas Ciputat ?
8. Adakah hubungan antara sikap ibu hamil terhadap niatnya untuk memanfaatkan
9. Adakah hubungan antara norma subyektif ibu hamil terhadap niatnya untuk
10. Adakah hubungan antara persepsi ibu hamil terhadap niatnya untuk
Tahun 2014.
3. Diketahuinya gambaran sikap ibu hamil terhadap layanan VCT di Wilayah Kerja
Puskesmas Ciputat.
5. Diketahuinya gambaran persepsi kontrol diri ibu hamil terhadap layanan VCT di
status pekerjaan) dengan niat ibu hamil untuk memanfaatkan layanan VCT di
10. Diketahuinya hubungan antara persepsi ibu hamil terhadap niatnya untuk
1.5.2.1. Manajemen
program pencegahan penularan HIV dan AIDS dari Ibu ke anak. Selain itu,
penularan HIV dan AIDS dari ibu ke anak, serta terciptanya kerjasama
a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi peneliti lain yang akan
berhubungan dengan niat ibu hamil untuk memanfaatkan layanan VCT di wilayah
kerja Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan Provinsi Banten tahun 2014. Penelitian
Masyarakat angkatan 2010 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada
bulan Januari sampai dengan Juni 2014. Populasi penelitian ini adalah semua ibu
hamil di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan. Penelitian ini dilakukan
Puskesmas yang memiliki layanan VCT di Kota Tangerang Selatan dan sosialisasi VCT
oleh petugas kesehatan belum berjalan optimal. Penelitian ini dilakukan dengan
metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan survei cross sectional. Data ini
didapat dari data primer dan sekunder yaitu melalui kuisioner dan data kunjungan
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. HIV/AIDS
Namun orang tersebut dapat menularkan virusnya kepada orang lain bila
melakukan hubungan seks beresiko dan berbagi alat suntik dengan orang
2012).
terserang infeksi dari luar (baik virus lain, bakteri, jamur, atau parasit)
Selain menyerang limfosit Th, virus HIV juga memasuki sel tubuh yang
lain, organ yang sering terkena adalah otak dan susunan saraf lainnya.
Virus HIV diliputi oleh selubung protein pembungkus yang sifatnya toksik
(racun) terhadap sel, khususnya sel otak serta susunan saraf pusat dan tepi
umumnya adalah bermula dari gejala gejala umum yang lazim didapati
seperti rasa lelah dan lesu, berat badan menurun secara drastis, demam
yang sering dan berkeringat diwaktu malam, kurang nafsu makan, bercak-
bercak putih di lidah dan di dalam mulut, pembengkakan leher, radang
paru paru, kanker kulit. Manifestasi klinik utama dari penderita AIDS
pada umumnya ada 3 hal antara lain tumor, infeksi oportunistik, dan
manifestasi neurologi.
hasil tes ELISA positif maka dilakukan pengulangan. Jika masih tetap
positif maka selanjutnya dikonfirmasi dengan test yang lebih spesifik yaitu
sebelum persalinan, dan pada saat plasenta mulai terpisah dari dinding
terpapar oleh darah dan sekresi saluran genital ibu. Suatu penelitian
65% dan saat menyusui 12 20%. Di negara maju, transmisi HIV dari ibu
penanganan pencegahan infeksi bayi yang lahir dari ibu terinfeksi HIV
sebaiknya dimulai sejak saat bayi di dalam kandungan. Ibu yang sudah
untuk mengetahui jumlah virus di dalam plasma, jumlah sel T CD4+, dan
genotype virus. Juga perlu diketahui, apakah ibu tersebut sudah mendapat
konseling post testing, dan testing HIV secara sukarela yang bersifat
rahasia dan secara lebih dini membantu orang mengetahui status HIV yang
haruddin dkk (2007), VCT juga merupakan salah satu model untuk
(Depkes, 2006).
dan ART.
dan risiko.
Di dalam VCT ada dua kegiatan utama yakni konseling dan tes
HIV. Konseling dilakukan oleh seorang konselor khusus yang telah dilatih
untuk memberikan konseling VCT. Tidak semua konselor bisa dan oleh
konseling untuk hasil tes positif dan konseling untuk hasil tes negatif.
pengobatan ODHA.
Tujuan dari VCT ini merupakan suatu langkah awal yang penting
(Anastasya, 2010).
ART.
dan risiko.
kepada mereka dengan HIV positif maupun negatif. Layanan ini termasuk
seksual.
VCT harus dikerjakan secara profesional dan konsisten untuk
bantuan konselor terlatih, menggali dan memahami diri akan risiko infeksi
kerahasiaan, yang dilakukan sebelum dan sesudah tes darah untuk HIV di
penting karena :
dukungan terapi ARV, pemahaman faktual dan terkini atas HIV dan
AIDS.
bagi orang-orang yang sudah terinfeksi HIV atau AIDS, dan keluarganya,
berisiko tinggi.
testing terletak ditangan klien, kecuali testing HIV pada darah donor di
unit transfusi dan transplantasi jaringan, organ tubuh dan sel. Testing
asuransi kesehatan.
klien selanjutnya dengan seijin klien, informasi kasus dari klien dapat
diketahui.
oleh konselor yang sama atau konselor lainnya yang disetujui oleh klien
(Depkes, 2008).
harus dipatuhi dalam pelayanan VCT, yakni VCT harus dilakukan dengan
b. Kerahasiaan terjamin : proses dan hasil tes rahasia dalam arti hanya
dari penularan infeksi penyakit yang lain dan penularan kepada orang lain.
klinik VCT, klien dapat bersama dengan konselor mendiskusikan hal hal
perilaku beresiko, testing HIV dan pertimbangan yang terkait dengan hasil
2. Sekretaris / Administrasi
setingkat SLTA.
5. Konselor
klien.
7. Petugas Laboraturium
Petugas laboraturium minimal seorang petugas pengambil darah
yang dibutuhkan, misalnya klinik IMS, klinik TB, ART, dan sebagainya.
Lokasi layanan VCT hendaknya perl petunjuk atau tanda yang jelas hingga
mudah diakses dan mudah diketahui oleh klien VCT. Nama klinik cukup
mudah dan dimengerti sesuai dengan etika dan budaya setempat dimana
setempat.
dengan HIV/AIDS.
agar dapat mencegah dirinya dari penularan infeksi penyakit yang lain dan
disebut dengan klien. Sebuatan klien dan bukan pasien merupakan salah
mendiskusikan hal hal yang terkait dengan informasi akurat dan lengkap
dalam proses konseling dan testing HIV secara sukarela. VCT adalah
yang melakukan VCT oleh karena itu sarana yang tersedia harus betul
Sebaiknya tersedia jam kerja pada pagi hari maupun sore hari
hari kerja. Oleh karena itu, jam kerja VCT disesuaikan dengan
jam kerja pelayanan kesehatan lain yang terkait konseling dan
3. Ruang Tunggu
dilengkapi dengan :
didengar dari ruangan lain, satu alur dengan pintu masuk dan
pintu masuk dan pintu keluar bagi klien yang berlainan yang
perhari terbagi antara klien konseling pra testing dan klien konseling
berkut ini :
a. Penerimaan klien
menunggu
mereka.
memahami.
tentang HIV/AIDS
- Penilaian risiko untuk membantu klien mengetahui
darah
emosi klien.
menyetujuinya.
HIV.
darah klien yang diambil secara intervena, plasma atau serumnya. Pada
saat ini belum digunakan spesiemen lain seperti saliva, urin, dan spot
testing.
laboraturium.
pengenal.
consent.
a. Periksa ulang seluruh hasil klien catatan medik. Lakukan hal ini
klien atau lainnya secara verbal dan non verbal selagi berada di
ruang tunggu.
Niat perilaku ini dipengaruhi oleh norma subyektif dan sikap terhadap
perilaku tersebut. Sikap individu terhadap suatu perilaku ini berasal dari
mengacu pada tekanan sosial yang dirasakan untuk melakukan atau tidak
Sikap ini dipengaruhi oleh pandangan individu baik secara negatif maupun
untuk melakukan perilaku tersebut. Oleh karena itu, faktor ini disebut
faktor lain yang melatarbelakangi. Faktor latar belakang ini dibagi menjadi
dampak dari suatu perilaku, harapan normatif atau tekanan sosial yang
informasi dengan cara yang berbeda dengan anak muda, dan suasana hati
perbuatan kita.
1. Latar belakang (background factors), seperti usia jenis kelamin, suku, status
latar belakang pada dasarnya adalah sifat yang hadir di dalam diri
nilai hidup (values), emosi, dan kecerdasan yang dimilikinya. Faktor sosial
2. Keyakinan perilaku atau behavioral belief yaitu hal hal yang diyakini oleh
individu mengenai sebuah perilaku dari segi positif dan negatif, sikap
terhadap suatu perilaku, dalam bentuk suka atau tidak suka pada perilaku
tersebut.
yang secara tegas dikemukakan oleh Lewin dalam Field Theory. Pendapat
Lewin ini digaris bawahi juga oleh Ajzen melalui PBT. Menurut Ajzen, faktor
individu.
akan dilakukannya (normative beliefs). Kalau individu merasa itu adalah hak
pribadinya untuk menentukan apa yang akan dia lakukan, bukan ditentukan
oleh orang lain disekitarnya, maka dia akan mengabikan pandangan orang
fenomena ini, yaitu apakah individu mematuhi pandangan orang lain yang
pelaksanaan perilaku.
control).
untuk memilih melakukan atau tidak melakukan sesuatu pekerjaan. Niat ini
ditentukan oleh sejauh mana individu memiliki sikap positif pada perilaku
tertentu, dan sejauh mana kalu dia memilih untuk melakukan perilaku
tertentu itu dia mendapat dukungan dari orang orang lain yang
2.4.1. Niat
Niat dalam kamus Bahasa Indonesia diartikan maksud atau tujuan
Niat merupakan naluri yang timbul dalam diri, untuk melakukan suatu
adanya sikap yang positif, dukungan norma subyektif dan kemampuan diri
keinginannya terwujud.
pihak lain.
ditentukan oleh sejauh mana individu memiliki sikap positif pada perilaku
tersebut, dan sejauh mana dia mendapatkan dukungan dari orang orang
perilaku yang diterima, maka akan semakin besar pula niat individu untuk
situasi yang dihadapi seseorang. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
persepsi diri yang kuat akan memiliki sikap yang positif sehingga
digunakan oleh Herber Spencer (1862), yang menggunakan kata ini untuk
orang lain yang paling dekat. Sikap juga membuat seseorang mendekati
atau menjauhi orang lain. Sikap tidak dapat langsung dilihat, namun belum
jawab. Pengukuran sikap dilakukan dengan dua cara, yaitu secara langsug
beliefs yang secara spesifik seseorang setuju atau tidak setuju untuk
yang penting tersebut bisa pasangan, sahabat, dokter, dsb. Hal ini
orang-orang lain yang penting tadi cenderung akan setuju atau tidak
(Ajzen, 1991).
Dari penelitian yang dilakukan Saptari (2013), yang menyatakan
teman, tenaga kesehatan, dan paparan informasi dari media massa dapat
perilaku, semakin besar kontrol perilaku persepsi, semakin kuat pula niat
dikatagorikan menjadi persepsi kontrol diri lemah dan kuat. Hasil dari
persepsi kontrol diri yang kuat akan lebih bersikap positif. Persepsi kontrol
tindakan tertentu.
2.5. Pendidikan
psikis yang diperlukan dalam hubungan manusia dengan luar dan hidup
kehidupan sehari hari. Hal ini juga mempengaruhi perilaku beresiko atau
melaporkan bahwa pada tahun 1989 1990 risiko terinfeksi HIV lebih
semakin tinggi, maka tingkat pemanfaatan klinik VCT akan semakin baik,
2.6. Umur
Comenius (1961) dalam Santrock (2003) rentang umur 18-24 tahun adalah
yang dilakukan oleh Saptari (2013), bahwa seseorang yang berada pada
masa terjadi transmisi dan penjalaran penularan virus pada kurun waktu 5
2012).
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Ermarini (2013),
VCT dengan umur 30 tahun. Hal ini sejalan dengan penelitian Safitri
(Mandal, 2008). Salah satu efek jangka panjang endemi HIV dan AIDS
tingginya proporsi kelompok umur yang lebih muda terkena penyakit yang
sosial menjadi semakin kecil dan kurang dapat diandalkan (Roza, 2013).
HIV/AIDS sampai dengan tahun 2006, jumlah orang hidup dengan HIV
klinik VCT. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Su-Rin Shin et
hubungan antar manusia. oleh karena itu, jika manusia yang telah terjangkit
tersebut. Dalam perpindahan penduduk, tidak ada yang lebih penting dari
utama. Kelompok yang paling beresiko bukanlah hanya pendatang yang telah
2.8. Pengetahuan
yaitu pemikiran dan perasaan, acuan dan referensi dari seseorang, sumber
daya, dan sosio budaya. Bentuk dari pemikiran dan perasaan salah satunya
dahulu dari pada yang belum ia kenal atau diketahuinya. Hal ini juga sejalan
layanan VCT.
behavior (TPB) dalam teori ini niat dan perilaku memiliki 3 determinan yaitu
sikap, norma subyektif dan persepsi kontrol perilaku. Menurut Ajzen, sikap
merupakan faktor dari luar individu yang berisi persepsi seseorang tentang
apakah orang lain akan menyetujui atau tidak menyetujui suatu tingkah laku
(control beliefs).
Untuk penjelasan yang lebih jelas, dapat dilihat kerangka teori di bawah ini :
Faktor latar belakang:
untuk berperilaku akan terbentuk dari tiga domain yaitu sikap seseorang
pengetahuan.
niat ibu hamil untuk memanfatkan layanan VCT dan variabel bebas
pekerjaan.
yang harus diketahui dan diamati lebih dahulu sebagai faktor yang
- Jenis kelamin
- Status pernikahan
psikologi.
- Pendapatan
sudah diteliti.
pengetahuan.
Berdasarkan kerangka teori maka kerangka konsep yang akan digunakan
Usia
Pendidikan
Status pekerjaan
Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Sikap Ibu hamil mengenai Pendapat atau penilaian ibu terhadap Wawancara Kuisioner yang 0 = Negatif ( <median) Ordinal
VCT layanan VCT yang ditanyakan dengan dibagikan dan diisi 1 = Positif ( median)
jawaban kuisioner oleh responden
Norma Subyektif Pandangan orang orang terdekat Wawancara Kuisioner yang 0 = Dorongan lemah Ordinal
responden (keluarga, orang tua, dibagikan dan diisi jika jumlah skor < nilai
suami, dan teman) terhadap layanan oleh responden median
VCT dan seberapa berpengaruh 1 = Dorongan Kuat,
pandangan orang orang terhadap jika jumlah skor nilai
keputusan responden untuk median
memanfaatkan layanan VCT
Persepsi kontrol diri Penilaian dan pertimbangan Wawancara Kuisioner yang 0 = Persepsi Lemah, Ordinal
responden pada kemampuan dirinya dibagikan dan diisi jika jumlah skor < nilai
untuk memanfaatkan layanan VCT oleh responden median
yang ditanyakan dengan jawaban 1= Persepsi Kuat jika
kuisioner jumlah skor nilai
median
Usia Lamanya responden hidup yang Wawancara Kuisioner yang 0= Dewasa muda 24 Ordinal
dihitung dalam tahun sejak lahir dibagikan dan diisi 1 = Dewasa > 24
sampai pada saat penelitian dilakukan oleh responden (Comenius, 2005)
dalam hitungan genap yang
ditanyakan dengan jawaban kuisioner
Pendidikan Jenjang belajar formal terakhir yang Wawancara Kuisioner yang Katagori : Ordinal
pernah diselesaikan responden yang dibagikan dan diisi 0 = Rendah
ditanyakan dengan jawaban kuisioner oleh responden SMP/Sederajat
1 = Tinggi SMA
Status Pekerjaan Kegiatan responden formal/informal Wawancara Kuisioner yang 0 = tidak bekerja (ibu Nominal
yang bisa menghasilkan pendapatan dibagikan dan diisi rumah tangga,
yang bersifat tetap atau non tetap oleh responden pengangguran)
yang ditanyakan dengan jawaban 1 = bekerja
kuisioner (PNS,TNI,POLRI, Swasta
dll)
Pengetahuan Segala sesuatu yang diketahui Wawancara Kuisioner yang 0 = Kurang , jika skor < 60 Ordinal
responden mengenai layanan VCT dibagikan dan diisi 1 = Baik, jika skor 60
yang ditanyakan dengan jawaban oleh responden (Saptari, 2013)
kuisioner
Niat ibu hamil untuk Keinginan atau kecenderungan Wawancara Kuisioner yang 0 = Tidak Berniat (skor < Ordinal
memanfaatkan layanan responden untuk memanfaatkan atau dibagikan dan diisi 2)
VCT tidak memanfaatkan layanan VCT yang oleh responden 1 = Berniat (skor 2)
ditanyakan dengan jawaban kuisioner
3.3. HIPOTESIS
3.3.1. Ada hubungan antara status pekerjaan dengan niat ibu hamil untuk
2014
3.3.2. Ada hubungan antara usia dengan niat ibu hamil untuk memanfaatkan
3.3.3. Ada hubungan antara pendidikan dengan niat ibu hamil untuk
2014
3.3.4. Ada hubungan antara pengetahuan dengan niat ibu hamil untuk
2014
3.3.5. Ada hubungan antara sikap ibu hamil terhadap layanan VCT dengan niat
3.3.6. Ada hubungan antara norma subyektif ibu hamil terhadap layanan VCT
3.3.7. Ada hubungan antara persepsi kontrol diri ibu hamil terhadap layanan
VCT dengan niat ibu hamil untuk memanfaatkan layanan VCT di Wilayah
METODE PENELITIAN
untuk mengetahui faktor faktor yang berhubungan dengan niat ibu hamil
yang akan kita lakukan (Sabri dan Hastono, 2009). Populasi dalam
penelitian ini adalah semua ibu hamil yang ada di di wilayah kerja
teknik ini sampel yang diambil sedemikian rupa sehingga tiap unit
Tabel 4.1
Sampel RW Terpilih dari Metode Cluster Random Sampling
No Kelurahan RW terpilih
1 Ciputat RW 03
RW 09
RW 14
2 Cipayung RW 01
RW 04
4.3.2.1. Jumlah Sampel
[ ( ) ( ) ( )]
n=
( )
Keterangan :
P : (P1+P2)/2 = 0,4695
Tabel 4.2
Perhitungan Populasi Sampel Penelitian Terdahulu
Variabel Indikator P1 P2 Hasil
(Titi, 2012)
layanan VCT
(Indriyani, 2012)
(Indriyani, 2012)
(Ermarini, 2013)
(Ermarini, 2013)
yang baik 51,1% (Titi, 2012) diperoleh total sampel yaitu 28 orang.
orang. Untuk menghindari drop out atau missing jawaban dari responden
kerangka sampel dari semua ibu hamil. Kemudian dari kerangka sampel
sampel di dapat dari perhitungan (jumlah total ibu hamil per RW pertotal
populasi ibu hamil) dikali jumlah sampel minimum. Hasil dari perhitungan
sampel secara cluster random sampling yaitu terlihat pada tabel di bawah
ini :
Tabel 4.3
Jumlah Sampel Pada Masing Masing Rukun Warga Terpilih
RT hamil per RW
1. RW 03 Kelurahan 4 10 8
Ciputat
2 RW 09 Kelurahan 3 6 4
Ciputat
3 RW 08 Kelurahan 3 6 4
Ciputat
4 RW 06 Kelurahan 4 4 3
Ciputat
5 RW 13 Kelurahan 5 12 10
Ciputat
6 RW 04 Kelurahan 2 2 1
Ciputat
7 RW 01 Kelurahan 4 8 6
Ciputat
8 RW 02 Kelurahan 4 3 2
Ciputat
9 RW 10 Kelurahan 4 2 1
Ciputat
10 RW 14 2 9 7
KelurahanCiputat
11 RW 01 Kelurahan 8 5 4
Cipayung
12 RW 03 Kelurahan 4 4 3
Cipayung
13 RW 02 Kelurahan 6 5 4
Cipayung
14 RW 05 Kelurahan 5 8 6
Cipayung
15 RW 07 Kelurahan 6 4 3
Cipayung
16 RW 09 Kelurahan 5 3 2
Cipayung
17 RW 04 Kelurahan 5 10 8
Cipayung
Total 101 76
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder :
3. Data sikap ibu hamil mengenai layanan VCT yang bertempat tinggal
5. Data persepsi kontrol perilaku ibu hamil mengenai layanan VCT yang
responden.
Bagan 4.1.
Alur Pengumpulan Data
Instrumen penelitian ini adalah kuisioner yang diisi sendiri oleh responden.
responden memilih sangat tidak setuju bernilai poin 1 hingga sangat setuju
dimana apabila responden memilih sangat tidak setuju bernilai poin 1 hingga
yang sama.
nilai Cronbachs Alfa sebesar 0,916 > dari 0,6. Sedangkan uji
, df = 13 yaitu 0,5140.
harus dilakukan agar data siap untuk diuji statistik dan dilakukan analisi atau
dan memberi kode untuk masing masing kelas sesuai dengan tujuan
pemberian kode data. Kode data dilakukan dengan memberi kode pada
jawaban iya dan kode 2 untuk jawaban tidak. Sebaliknya untuk kuisioner
setuju, kode 2 untuk jawaban tidak setuju, kode 3 untuk jawaban setuju,
dikelompokkan menjadi :
Berniat :2
2. Data Editing (menyunting data)
3. Data Structure
program atau fasilitas analisis data. Dalam penelitian ini entry data
dan analisa bivariat dilakukan terhadap dua variabel independen dan variabel
persepsi kontrol diri dan niat ibu hamil untuk memanfaatkan layanan
VCT.
sehingga uji statistik yang digunakan adalah uji Chi-square. Hasil dari uji
95%), sehingga apabila hasil uji chi- square didapatkan nilai p 0,05
HASIL PENELITIAN
gambaran distribusi frekuensi dari tiap variabel yang diteliti baik dependen
maupun independen.
dua, yaitu dewasa muda dan dewasa. Seorang ibu hamil dimasukkan ke
dalam kategori dewasa muda apabila umur ibu hamil 24 tahun. Sedangkan
masuk dalam katagori dewasa apabila umur ibu hamil > 24 tahun. Distribusi
frekuensi variabel umur ibu hamil dapat dilihat pada tabel 5.1.
Tabel 5.1.
Umur N %
Dewasa muda 24 21 27.6
Dewasa > 24 55 72.4
Total 76 100
tahun dan tertinggi 44 tahun. Jika dilihat dari tabel 5.1. diketahui dari 76
sampel yang diteliti terlihat 72,4% ibu hamil yang berusia dewasa. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil di Wilayah Kerja
Sedangkan ibu hamil masuk dalam katagori pendidikan tinggi apabila ibu
Tabel 5.2.
Pendidikan N %
Rendah 25 32.9
Tinggi 51 67.1
Total 76 100
Berdasarkan tabel 5.2. dari 76 sampel yang diteliti terlihat 67,1% ibu
hamil berpendidikan tinggi. Hal ini dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
SMA.
5.1.3. Gambaran Status Pekerjaan Ibu Hamil
ibu hamil berstatus sebagai Ibu Rumah Tangga. Variabel status pekerjaan
dalam penelitian ini dikategorikan menjadi dua yaitu tidak bekerja dan
bekerja. Distribusi frekuensi status pekerjaan ibu hamil dapat dilihat pada
tabel 5.3.
Tabel 5.3.
Status Pekerjaan N %
Tidak bekerja 59 77.6
Bekerja 17 22.4
Total 76 100
Berdasarkan tabel 5.3. terlihat bahwa sebagian besar ibu hamil tidak
bekerja. Dari 76 sampel yang diteliti terdapat 77,6% ibu hamil yang tidak
bekerja. Artinya sebagian besar ibu hamil berstatus sebagai ibu rumah tangga.
berdasarkan soal yang diberikan pada responden. Terdapat 10 soal yang tiap
soalnya bernilai 10 poin. Cut of point untuk pengetahuan VCT terdiri dari dua
VCT baik. Responden yang dapat menjawab dengan benar soal lebih dari lima,
atau mendapatkan nilai 60 maka masuk ke dalam kategori memiliki
pengetahuan yang baik, dan responden yang hanya dapat menjawab kurang
dari lima soal dengan benar, atau mendapatkan nilai < 60 maka akan masuk ke
Tabel 5.4.
Pengetahuan VCT N %
Kurang 70 92.1
Baik 6 7.9
Total 76 100
terlihat 7,9% ibu hamil yang berpengetahuan baik tentang VCT. artinya
manfaat VCT, layanan apa saja yang diberikan dari layanan VCT, tahapan
tahapan yang seharusnya dilakukan pasien dalam mengikuti layanan VCT, dan
dikategorikan menjadi dua yaitu sikap negatif dan sikap positif. Ibu hamil
dimasukkan kedalam kategori sikap negatif apabila skor sikap < median
sedangkan ibu hamil yang memiliki sikap positif terhadap VCT apabila skor
sikap median. Distribusi frekuensi sikap ibu hamil terhadap VCT dapat
Tabel 5.5.
Sikap N %
Negatif 25 32.9
Positif 51 67.1
Total 76 100
memiliki sikap positif terhadap layanan VCT. Dari 76 sampel yang diteliti
terlihat 67,1% ibu hamil memiliki sikap positif terhadap VCT. Artinya
sebagian besar responden sudah memiliki sikap positif bahwa layanan VCT
dua, yaitu dorongan lemah dan dorongan kuat. Ibu hamil dimasukkan ke
dorongan lemah < median sedangkan apabila skor median termasuk dalam
Norma subyektif N %
Dorongan lemah 36 47.4
Total 76 100
dorongan lemah dan dorongan kuat masih terlihat berimbang. Dari 76 sampel
yang diteliti terlihat 52,6% ibu hamil yang memiliki norma subyektif dengan
dalam dua kategori, yaitu kategori persepsi lemah dan persepsi kuat. Ibu
hamil yang memiliki persepsi lemah apabila skor nilai < median sedangkan
ibu hamil yang dimasukkan ke dalam kategori persepsi kuat apabila skor nilai
median. Distribusi frekuensi persepsi kontrol diri dapat dilihat pada tabel
5.7.
Tabel 5.7.
terlihat bahwa 57,9% ibu hamil memiliki persepsi kontrol diri kuat. Artinya
memanfaatkan layanan VCT. Dalam hal ini hambatan itu bisa berupa takut
penelitian ini dikategorikan ke dalam dua kategori yaitu, ibu hamil yang tidak
punya niat dan ibu hamil yang punya niat. Cut of poin untuk niat ibu hamil
memiliki dua kelompok, yaitu ibu hamil yang tidak berniat dan ibu hamil yang
berniat. Seorang ibu hamil yang dimasukkan ke dalam kategori tidak punya
niat apabila skor < 2 sedangkan ibu hamil dengan skor 2 dimasukkan ke
dalam kategori berniat. Distribusi frekuensi niat ibu hamil untuk memanfaatkan
Berdasarkan tabel 5.8. terlihat bahwa ibu hamil yang mempunyai niat
untuk memanfaatkan layanan VCT berimbang antara ibu hamil yang tidak
berniat dengan ibu hamil yang berniat. Dari 76 sampel yang diteliti terlihat
50,0% ibu hamil mempunyai niat untuk memanfaatkan layanan VCT. Semakin
kuatnya dorongan dari orang orang terdekat responden maka semakin kuat
5.2.1. Hubungan Umur dengan Niat Ibu Hamil Untuk Memanfaatkan Layanan
VCT
layanan VCT disajikan pada tabel 5.9. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa
dari 21 ibu hamil yang berusia dewasa muda terdapat 57,1% ibu hamil
hamil yang berusia dewasa terdapat 47,3% ibu hamil yang mempunyai niat
Tabel 5.9.
value > 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara umur dengan niat ibu hamil untuk memanfaatkan layanan
VCT. Artinya umur tidak mempengaruhi ibu hamil untuk memanfaatkan
layanan VCT.
Layanan VCT
memanfaatkan layanan VCT disajikan pada tabel 5.10. Dari tabel tersebut
Tabel 5.10.
Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai P-value 1 artinya P-value >
0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara
pendidikan dengan niat ibu hamil untuk memanfaatkan layanan VCT. Artinya
layanan VCT. Hal ini bisa saja dipengaruhi oleh jenjang pendidikan tertinggi dari
5.2.3. Hubungan Status Pekerjaan dengan Niat Ibu Hamil Untuk Memanfaatkan
Layanan VCT
memanfaatkan layanan VCT disajikan pada tabel 5.11. Dari tabel tersebut dapat
dilihat bahwa antara responden yang tidak bekerja dengan bekerja berimbang
mempunyai niat untuk memanfaatkan layanan VCT. Dari 59 responden yang tidak
Tabel 5.11.
value > 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara status pekerjaan dengan niat ibu hamil untuk memanfaatkan
layanan VCT. Dalam hal ini status pekerjaan tidak mempengaruhi niat ibu
hamil untuk memanfaatkan layanan VCT. Artinya status pekerjaan bisa juga
dilihat dari jenis pekerjaanya, jenis pekerjaan responden dalam penelitian ini
Layanan VCT
memanfaatkan layanan VCT disajikan pada tabel 5.12. Dari tabel tersebut
dapat dilihat bahwa ibu hamil dengan pengetahuan baik mempunyai niat
dari 6 ibu hamil dengan pengetahuan baik terdapat 100% yang mempunyai
Tabel 5.12.
Hubungan Pengetahuan Dengan Niat Ibu Hamil Untuk
Memanfaatkan Layanan VCT Di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat
Tahun 2014
value > 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna
antara pengetahuan dengan niat ibu hamil untuk memanfaatkan layanan VCT.
Ibu hamil yang berpengetahuan baik sebesar 0.467 kali untuk berniat untuk
berpengetahuan buruk.
5.2.5. Hubungan Sikap dengan Niat Ibu Hamil Untuk Memanfaatkan Layanan
VCT
layanan VCT disajikan pada tabel 5.13. Dari tabel tersebut dapat dilihat
bahwa ibu hamil yang bersikap positif terhadap layanan VCT mempunyai
niat untuk memanfaatkan layanan VCT dibandingkan dengan ibu hamil yang
sikap negatif terhadap layanan VCT terdapat 28,0% yang mempunyai niat
Tabel 5.13.
value > 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna
antara sikap dengan niat ibu hamil untuk memanfaatkan layanan VCT. Ibu
hamil yang bersikap positif mempunyai peluang sebesar 3.986 kali untuk
negatif.
5.2.6. Hubungan norma subyektif dengan Niat Ibu Hamil Untuk Memanfaatkan
Layanan VCT
memanfaatkan layanan VCT disajikan pada tabel 5.14. Dari tabel tersebut
dapat dilihat bahwa ibu hamil yang memiliki norma subyektif dengan dorongan
Tabel 5.14.
value > 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna
antara norma subyektif dengan niat ibu hamil untuk memanfaatkan layanan
VCT. Ibu hamil yang memiliki dorongan norma subyektif kuat mempunyai
Hubungan antara persepsi kontrol diri dengan niat ibu hamil untuk
memanfaatkan layanan VCT disajikan pada tabel 5.15. Dari tabel tersebut
dapat dilihat bahwa ibu hamil yang memiliki persepsi kontrol diri kuat
dibandingkan dengan ibu hamil yang memiliki persepsi kontrol diri lemah
diri lemah terhadap layanan VCT terdapat 25,0% yang mempunyai niat untuk
persepsi kontrol diri kuat terhadap layanan VCT terdapat 68,2% yang
Tabel 5.15.
value > 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna
antara persepsi kontrol diri dengan niat ibu hamil untuk memanfaatkan
layanan VCT. Ibu hamil yang memiliki persepsi kontrol diri kuat mempunyai
PEMBAHASAN
penelitian ini. Pada penelitian ini, peneliti sadar masih banyak sekali
sesuai keinginannya.
Hasil dari penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu hasil penelitian dalam
bentuk gambaran deskriptif dan hasil penelitian dari analisis hubungan variabel
terdapat 72,4% ibu hamil yang berusia dewasa. Artinya frekuensi ibu
tahun. Jika dilihat dari umur responden, usia terendah responden hamil
yaitu umur 18 tahun dan usia yang paling tua yaitu 44 tahun. Hal ini
produksi yang mereka miliki, karena orang dengan usia reproduktif sangat
seharusnya didapat ibu hamil yaitu kesehatan reproduksi. Oleh karena itu,
ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat membutuhkan layanan
Puskesmas Ciputat dengan tingkat pendidikan tinggi. Jika dilihat dari hasil
atas (SMA). Hal ini terlihat bahwa tingkat pendidikan ibu hamil sebanding
(Indriyani, 2012).
Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa sebagian besar ibu
hamil tidak bekerja atau ibu rumah tangga. Dari 76 sampel yang diteliti
terdapat 77,6% ibu hamil berstatus sebagai ibu rumah tangga atau tidak
bekerja dan 22,4% ibu hamil yang bekerja. Sehingga dapat disimpulkan
berisiko, kemungkinan tidak akan melakukan VCT. Hal ini secara tidak
HIV/AIDS.
dan manfaat VCT, serta dimana layanan VCT dapat di akses. Seseorang
yang diambil dari penelitian terdahulu yang telah dimodifikasi serta diuji
kevalidan datanya. Pertanyaan terdiri dari 11 soal dan bagi responden yang
besar ibu hamil memiliki pengetahuan kurang tentang layanan VCT. Dari
alasan pokok yaitu pemikiran dan perasaan, acuan dan referensi dari
seseorang, sumber daya, dan sosio budaya. Bentuk dari pemikiran dan
pengetahuannya.
juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Cicio (2006) hasil
tidak memanfaatkan layanan VCT dikarenakan mereka tidak tahu apa itu
skala 4 likert yang diambil dari penelitian terdahulu dan dimodifikasi serta
telah diuji kevalidan datanya. Pertanyaan sikap terdiri dari 5 soal apabila
positif terhadap VCT. Jika dilihat dari tabel 5.5. terlihat bahwa sebagian
besar ibu hamil memiliki sikap positif terhadap layanan VCT. Dari 76
sampel yang diteliti terdapat 32,9% ibu hamil memiliki sikap negatif
terhadap VCT dan 67,1% ibu hamil memiliki sikap positif terhadap VCT.
terhadap layanan VCT. Namun, maih ada responden yang bersikap negatig
terhadap layanan VCT. Hal ini terlihat dari pertanyaan saya perlu
layanan VCT.
Artinya sikap negatif ibu hamil terhadap layanan VCT secara tidak
usia jenis kelamin, suku, status sosial ekonomi, suasana hati, sifat
VCT.
(Ajzen, 1991).
kuisioner dengan skala 4 likert yang diambil dari penelitian terdahulu yang
kuisioner ini terdiri dari 7 soal apabila responden menjawab sangat tidak
setuju diberi skor 1 sampai dengan sangat setuju diberi skor 4, responden
dorongan kuat.
dorongan lemah dan dorongan kuat seimbang. Dari 76 sampel yang diteliti
dorongan lemah dan 52,6% ibu hamil yang memiliki norma subyektif
perilakunya.
dikatagorikan menjadi persepsi kontrol diri lemah dan kuat. Hasil dari
persepsi kontrol diri yang kuat akan lebih bersikap positif. Persepsi kontrol
tindakan tertentu.
dalam kuisioner skala 4 likert yang diambil dari penelitian terdahulu yang
tidak setuju diberi skor 1 sampai dengan sangat setuju diberi skor 4,
57,9% ibu hamil memiliki persepsi kontrol diri kuat. Artinya berimbang
Selain itu, sebagian responden juga merasa yakin akan mengikuti semua
proses tahapan VCT jika hasil tes dinyatakan HIV. Artinya pada penelitian
suatu perilaku. Menurut Fishbein dan Azjen (1991) niat berperilaku dapat
menjadi dua yaitu berniat dan tidak berniat. Ibu hamil dikatakan
bagian D.
ibu hamil yang mempunyai niat untuk memanfaatkan layanan VCT dan
yang diteliti terdapat 50,0% ibu hamil yang tidak mempunyai niat untuk
memanfaatkan layanan VCT dan 50,0% ibu hamil yang mempunyai niat
51,1%.
persepsi kontrol diri. Selain itu, pengetahuan juga secara tidak langsung
dilihat dari hasil penelitian Finsa (2013), menjelaskan bahwa niat ibu
dilakukan oleh Titi (2012), niat ibu hamil dalam memanfaatkan layanan
bagi dirinya. Hal ini sejalan dengan Nurlina (2009), sebagian besar
VCT, dan dukungan dari orang terdekat yang kurang baik terhadap VCT.
Dalam penelitian ini 50% ibu hamil sudah mempunyai niat untuk
6.3. Hubungan Antara Faktor Penyebab Dengan Niat Ibu Hamil Untuk Memanfaatkan
Ciputat dipengaruhi oleh faktor penyebab yang diteliti dalam penelitian ini
6.3.1. Hubungan Umur Dengan Niat Ibu Hamil Untuk Memanfaatkan Layanan VCT di
suatu keinginan. Hasil yang sama didapat oleh Hurlock (2008) dalam Fauji
sakit.
muda adalah 57,1% dan proporsi niat ibu hamil untuk memanfaatkan
disimpulkan bahwa berimbang antara ibu hamil dengan usia muda dan
Namun menurut Andersen (1995), umur merupakan salah satu faktor yang
didukung oleh Hurlock (1980), sekitar awal atau pertengahan umur tiga
hubungan yang signifikan antara umur dengan niat ibu hamil untuk
dengan kategori usianya. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Fauji (2010) yang menyatakan bahwa umur seseorang tidak ada
seseorang untuk memanfaatkan layanan VCT, ada faktor lain yang secara
dibandingkan dengan usia lebih tua. Hasil yang sama dari penelitian
masa terjadi transmisi dan penjalaran penularan virus pada kurun waktu 5
10 tahun. Penelitian Ermarini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Saptari (2012) yang menyatakan bahwa semakin tua umur seseorang maka
dengan penelitian yang dilakukan Ermarini dan Saptari yaitu pada jenis
dan 35 44 tahun. Jika dilihat dari rentang umur yang paling beresiko
terhadap penularan HIV/AIDS adalah usia remaja dan usia produktif. Usia
6.3.2. Hubungan Pendidikan Dengan Niat Ibu Hamil Untuk Memanfaatkan Layanan
kondusif.
rendah adalah 48,0% dan proporsi niat ibu hamil untuk memanfaatkan
tinggi pendidikan seseorang maka pengetahuan akan semakin baik. Hal ini
dapat dilihat dari hasil penelitian bahwa ibu hamil dengan pendidikan
ibu hamil yang berpendidikan rendah. Pada penelitian lain oleh Ermarini
(2013), mendapatkan hasil yang serupa yaitu responden dengan
Akan tetapi, dari hasil uji statistik tidak terdapat hubungan yang
(Sumarlin, 2013). Hal ini diperjelas oleh Aggleton (1999) dalam Anggia
pelayanan VCT.
yang sama bahwa tingkat pendidikan merupakan salah satu variabel yang
Kejadian ini secara tidak langsung disebabkan juga oleh masih kurangnya
tujuan VCT, manfaat VCT, dan akses layanan VCT. Tingkat Pendidikan
yang semakin tinggi akan memiliki pengetahuan yang lebih baik. Selain
didominasi.
Oleh karena itu, hal ini menjadi permasalahan yang dimiliki oleh
6.3.3. Hubungan Status Pekerjaan Dengan Niat Ibu Hamil Untuk Memanfaatkan
(Indriyani, 2012).
hamil untuk memanfaatkan layanan VCT dengan kategori ibu yang tidak
bekerja adalah 50,8% dan proporsi niat ibu hamil untuk memanfaatkan
layanan VCT dengan kategori ibu yang bekerja adalah 47,1%. Sehingga
disimpulkan bahwa ibu hamil yang tidak bekerja dengan ibu hamil yang
ini didukung oleh tingkat pendidikan ibu hamil dengan status pekerjaan
yang dimiliki. Sebagian besar ibu hamil yang tidak bekerja memiliki
pendidikan yang sama dengan ibu hamil yang bekerja. Selain itu, status
pekerjaan yang dimiliki oleh ibu hamil mayoritas adalah pegawai toko.
hubungan yang signifikan antara status pekerjaan dengan niat ibu hamil
tahun 2014. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Fauji (2010), status
hubungan yang bermakna. Hal ini dipengaruhi faktor lain, yaitu tingkat
yang bekerja memiliki pengetahuan yang lebih baik dari orang yang tidak
bekerja.
Namun, penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang
VCT. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Su-Rin Shin et al
Dalam penelitian ini terlihat bahwa sebagian besar ibu hamil tidak
bekerja dan berstatus sebagai ibu rumah tangga. Namun sebagian besar ibu
penelitian ini sampel pada semua ibu hamil sedangkan pada penelitian
Gunawan (2011), bahwa orang dengan jenis pekerjaan yang tidak menetap
dirumah atau lokasi tempat kerja di luar kota cenderung mempunyai risiko
6.3.4. Hubungan Pengetahuan Dengan Niat Ibu Hamil Untuk Memanfaatkan Layanan
yaitu pemikiran dan perasaan, acuan dan referensi dari seseorang, sumber
daya, dan sosio budaya. Bentuk dari pemikiran dan perasaan salah satunya
buruk adalah 45,7% dan proporsi niat ibu hamil untuk memanfaatkan
layanan VCT di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat tahun 2014. Hal ini
tinggi tersebut akan terdorong untuk melakukan VCT. Hal yang sama
intervensi. Pengetahuan responden sangat rendah terkait VCT hanya 4%, setelah di
responden terkait VCT memberi efek terhadap minat responden untuk memanfaatkan
layanan VCT.
antara pengetahuan dengan kepatuhan ARV. Begitu juga dengan ibu hamil
yang memiliki pengetahuan baik tentang manfaat VCT untuk bayi yang
dari dirinya kepada bayi yang dikandungnya. Hal ini didukung oleh
terhitung awal bulan di tahun 2014. Sehingga dari hasil pengumpulan data
pihak puskesmas terkait VCT misalnya melalui beberapa media. Dari hasil
yang dimiliki ibu hamil tentang layanan VCT didukung dengan minimnya
(2011) dalam Aisyah (2012), bahwa tidak ada hubungan yang signifikan
HIV.
yang baik tentang manfaat VCT maka akan mendukung minatnya untuk
VCT sebanyak 50%. Hal ini sejalan dengan hasil tingkat pengetahuan
dalam layanan VCT, layanan apa saja yang diberikan dalam layanan VCT,
dan materi apa saja yang diberikan konselor dalam layanan VCT. Artinya
untuk menaikkan niat ibu hamil menjadi 70% harus diimbangi dengan
6.3.5. Hubungan Sikap Dengan Niat Ibu Hamil Untuk Memanfaatkan Layanan VCT di
tokoh masyarakat.
adalah 28,0% dan kategori sikap positif adalah 60,8%. Hasil penelitian ini
signifikan antara sikap dengan niat ibu hamil untuk memanfaatkan layanan
didukung dengan pengetahuan yang baik tentang layanan VCT, yakni ibu
ke anak melalui VCT yang menimbulkan sikap positif ibu hamil untuk
terbentuknya sikap.
masing masing terhadap suatu objek, dan perbedaan sikap mereka itu
merupakan hal yang sewajarnya. Hal ini secara tidak langsung bisa
dalam lingkungannya.
Pada penelitian ini dilakukan pada kelompok ibu hamil yang belum
Sarwono (2012), sikap dapat terbentuk atau berubah melalui empat cara :
atau lainnya. Dan didukung juga dengan pendekatan melalui orang orang
terdekat ibu hamil yang bisa mendukung dalam pembentukan sikap positif
merasa itu adalah hak pribadinya untuk menentukan apa yang akan dia
lakukan, bukan ditentukan oleh orang lain disekitarnya, maka dia akan
(Ajzen, 2005).
dorongan kuat adalah 62,5%. Hal ini membuktikan bahwa ibu hamil
VCT lebih tinggi dibandingkan dengan ibu hamil yang memiliki norma
memenuhi harapan orang lain yang relevan. Harapan orang orang yang
bisa mempengaruhi keputusan ibu hamil dalam penelitian ini yaitu orang
tua, suami, keluarga, anak, teman, petugas kesehatan dan media massa.
Oleh karena itu, yang disebut dengan norma subjektif dorongan kuat ,
apabila orang lain melihat perilaku yang akan ditampilkan sebagai sesuatu
yang positif dan seseorang tersebut ingin memenuhi harapan orang lain
tersebut dan sebaliknya itu yang disebut dengan norma subjektif lemah.
positif.
sosial yang mengatur perilaku. Oleh karena itu, norma dan nilai menjadi
relatif, khususnya dalam era modern sekarang ini (Bauman, 1993) dalam
yang signifikan dengan niat seseorang untuk sadar akan kesehatan. Ada
faktor lain yang secara tidak langsung mempengaruhi norma subyektif
budaya.
ini yaitu dapat menekan munculnya stress karena informasi dan perhatian
HIV/AIDS.
ibu hamil untuk berniat memanfaatkan layanan VCT. Oleh karena itu,
6.3.7. Hubungan Persepsi Kontrol Diri Dengan Niat Ibu Hamil Untuk Memanfaatkan
perilaku, semakin besar kontrol perilaku persepsi, semakin kuat pula niat
hamil untuk memanfaatkan layanan VCT dengan persepsi kontrol diri kuat
adalah 68,2%. Ibu hamil dengan persepsi kontrol diri yang kuat lebih
dengan ibu hamil yang memiliki persepsi kontrol diri yang lemah. Hasil
kontrol diri yang kuat akan lebih bersikap positif sehingga menimbulkan
signifikan antara persepsi kontrol diri dengan niat ibu hamil untuk
2014. Hal ini sejalan dengan Meilisa et al (2010), dari ketiga faktor
tahapan tahapan yang dilakukan dalam layanan VCT. Jika dilihat dari
hasil univariat ibu hamil yang memiliki persepsi kontrol diri lemah
berimbang dengan ibu hamil yang memiliki kontrol persepsi kuat. Artinya
hambatan yang mereka hadapi yaitu takut akan stigma negatif dari
masyarakat tentang HIV dan ODHA. Oleh karena itu, intervensi yang
komunikasi, bisa berupa poster, leaflet dan lembar balik terkait tahapan
7.1. SIMPULAN
Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Tahun 2014 diperoleh simpulan sebagai berikut
1. Gambaran umur ibu hamil dalam penelitian ini bervariasi, umur terendah
dimulai dari 18 tahun dan tertinggi 44 tahun. Namun, sebagian besar ibu hamil
dalam penelitian ini berusia dewasa yaitu >24 tahun sebanyak 72,4%. Artinya
ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat berusia diatas 24 tahun sampai
dengan 44 tahun.
2. Gambaran status pekerjaan ibu hamil dalam penelitian ini didominasi oleh
kelompok ibu rumah tangga sebanyak 77,6%, artinya sebagian besar ibu hamil di
Tinggi. Namun, sebagain besar ibu hamil berpendidikan tinggi sebanyak 67,1%,
4. Ibu hamil memiliki pengetahuan buruk tentang VCT 92,1%, dari hasil analisis
terlihat bahwa sebagian besar ibu hamil tidak mengetahui manfaat VCT, layanan
apa saja yang diberikan di layanan VCT, tahapan tahapan dalam layanan VCT
dan materi apa saja yang diberikan oleh konselor dalam layanan VCT.
5. Ibu hamil memiliki sikap positif terhadap layanan VCT 67,1%. Artinya ibu hamil
di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat menyadari bahwa layanan VCT akan dapat
6. Gambaran ibu hamil yang tidak berniat untuk memanfaatkan layanan VCT
berimbang dengan ibu hamil yang berniat untuk memanfaatkan layanan VCT.
Hasil yang sama juga diperoleh dari variabel norma subyektif dan persepsi
kontrol diri yang dimiliki oleh responden. Artinya untuk meningkatkan minat ibu
7. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa dari 7 variabel yang diteliti, empat
variabel yang berhubungan secara signifikan dengan niat ibu hamil untuk
8. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa dari 7 variabel yang diteliti, tiga variabel
yang tidak berhubungan secara signifikan dengan niat ibu hamil untuk
7.2. SARAN
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka adapun saran yang dianjurkan
yaitu :
poster dll.
kepercayaan kepada ibu hamil yang melakukan pelayanan VCT. Hal ini dapat
menjalankan tahapan dalam layanan VCT karena yakin bahwa semua yang
banyak. Hal ini berguna untuk mengetahui seberapa besar faktor dominan
VCT.
DAFTAR PUSTAKA
Ajzen, I. 2005. Attitudes, Personality And Behavior 2nd Edition. New York:Open
Universitas Indonesia.
Counseling And Testing (Vct) Oleh Ibu Rumah Tangga Berisiko Tinggi
Dis 2002;186:181-8.
Durkheim, Erwin. 1960. The Division Of Labor In Society. New York : The Free
Press.
Fauji, Ahmad. 2010. Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Ibu
Finsa, Riri. 2013. Hubungan Pengetahuan Dan Persepsi Ibu Hamil Mengenai
Hidayatullah Jakarta.
Green, W. Lawrence dan Marshall W. Kreuter. 1991. Health Promotion
Indonesia.
Ilmiyah, Surotul. 2014. Gambaran Pemasaran Sosial Program Voluntary
Lingkungan : Jakarta.
Jakarta.
Kementrian Kesehatan RI. 2013. Rencana Aksi Nasional Pengendalian HIV DAN
Utara.
Kwan Chow, Maria Yui. Li, Mu. Quine, Susan. 2012. Client Satisfaction and
Kwong, Kenneth K.., Oliver H.M. Yau, Jenny S,Y. Lee, Leo Y.M. Sin, & Alan
Legiati, Titi. 2012. Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Ibu
Kesehatan Bandung.
Sumatera Utara.
Maulana, 2009. Teori dan Aplikasi Promosi Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku
Nayar, K.R. and Razum, Oliver, Millenium Development Goals and Health:
Cipta.
Putri, Rindiarni inten. 2009. Pengetahuan, Sikap, Dan Niat Ibu Hamil Untuk
Dan Perilaku Ibu Hamil Tentang HIV Dan Program Voluntary Counseling
Roza, Jilia. 2013. Faktor Yang Berhubungan Dengan Status HIV Klien VCT
Universitas Indonesia.
Rosenstock, IM. 1974. The Health Belief Model and preventive health behavior.
http://www.med.uottawa.ca/courses/epi6181/images/Health_Belief_Model
New York.
Safitri, Nurmalia. 2013. Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Niat Untuk
Indonesia.
Santrock, W. John. 2003. Adolescence Perkembangan Remaja Edisi Keenam. PT
Saptari, Adila Fahmida. 2013. Hubungan Sikap Dan Pengetahuan Dengan Niat
HIV/AIDS Pada Siswa Kelas III SMA PGRI I Kota Bogor Tahun 2008.
Persada, Jakarta.
Jakarta.
Counselling And Testing (VCT) Keliling Bagi Wanita Pekerja Seks (WPS)
Su-Rin Shin, Hee Sun Kang & Linda Moneyham. 2007. Characteristics Of
In South Korea. Journal of the association of nurse in aids care, vol 18.
Suliatiadi, Agus. 2000. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Perilau Ibu Dalam
UNAIDS. 2013. UNAIDS Report On The Global AIDS Epidemic 2013. Global
Report. UNAIDS.
Wati, Maya Trisis. 2013. Analisis Kebijakan VCT Dalam Upaya Utilisasi
Diponogoro : Semarang.
Wijayanti, et al. 2013. Pengetahuan Wanita Pekerja Seks Tentang Hiv/Aids Dan
Zubairu L, Isa S.A, Mohammed K & Muktar H.A. 2006. Knowledge Of HIV/AIDS
Isilah data berikut sesuai dengan identitas diri anda yang baik dan benar !
Jawablah Pertanyaan Dibawah Ini Dengan Memberi Tanda ( X ) Pada Kolom Jawaban,
Sesuai Dengan Kriteria Diri Anda !
A. Demografi
A1 Berapa usia ibu saat ini ? ................................tahun [ ] A1
Petunjuk Pengisian :
Berilah Tanda Silang ( X ) Terhadap Pilihan Anda, Sesuai Dengan Pilihan Yang Tepat
Pada Jawaban Yang Tersedia.
Petunjuk Pengisian :
Berilah tanda ceklist ( ) terhadap pilihan anda sesuai dengan pilihan yang tepat
pada kolom yang tersedia.
Keterangan pilihan Jawaban :
STS : Sangat Tidak Setuju TS : Tidak Setuju
S : Setuju SS : Sangat Setuju
STS TS S SS
( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 )
C1 Keinginan dari saya sendiri untuk memanfaatkan
layanan VCT tidak ada paksaan atau dorongan dari
orang lain
C2 Memanfaatkan layanan VCT dan melakukan VCT
merupakan hal yang seharusnya saya lakukan,
meskipun saya tidak beresiko HIV
C3 Saya yakin akan mengikuti semua proses tahapan
VCT, jika hasil tes saya dinyatakan HIV positif
C4 Saya yakin untuk mengikuti hasil rekomendasi VCT,
jika hasil tes saya dinyatakan HIV positif
C5 Saya yakin akan mengikuti VCT lagi 3 bulan
kemudian, Jika hasil tes saya dinyatakan HIV negatif.
No Pertanyaan
katagori_umur
Valid dewasa
21 27.6 27.6 27.6
muda
Kat_didikbaru
3. STATUS PEKERJAAN
kat_kerjabaru
katagori_tahu
5. SIKAP
katagori_sikap
6. NORMA SUBYEKTIF
katagori_norma
katagori_niat
katagori_niat
DEWASA Count 29 26 55
Total Count 38 38 76
Chi-Square Tests
Continuity
.263 1 .608
Correctionb
Linear-by-Linear
.584 1 .445
Association
b
N of Valid Cases 76
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10,50.
For cohort
katagori_niat = .813 .467 1.414
tidak niat
For cohort
katagori_niat = 1.209 .760 1.922
niat
N of Valid Cases 76
katagori_niat
Total Count 38 38 76
Pearson Chi- a
.060 1 .807
Square
Continuity
.000 1 1.000
Correctionb
Fisher's Exact
1.000 .500
Test
Linear-by-Linear
.059 1 .808
Association
N of Valid Casesb 76
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12,50.
Risk Estimate
For cohort
katagori_niat = 1.061 .664 1.696
tidak niat
For cohort
katagori_niat = .942 .578 1.535
niat
Risk Estimate
For cohort
katagori_niat = 1.061 .664 1.696
tidak niat
For cohort
katagori_niat = .942 .578 1.535
niat
N of Valid Cases 76
katagori_niat
Total Count 38 38 76
Pearson Chi- a
.076 1 .783
Square
Continuity
.000 1 1.000
Correctionb
Fisher's Exact
1.000 .500
Test
Linear-by-Linear
.075 1 .785
Association
b
N of Valid Cases 76
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8,50.
Risk Estimate
For cohort
katagori_niat = .928 .553 1.558
tidak niat
For cohort
katagori_niat = 1.081 .615 1.898
niat
N of Valid Cases 76
4. PENGETAHUAN DENGAN NIAT IBU HAMIL
katagori_niat
Total Count 38 38 76
Chi-Square Tests
Pearson Chi- a
6.514 1 .011
Square
Continuity
b
4.524 1 .033
Correction
Fisher's Exact
.025 .013
Test
Linear-by-Linear
6.429 1 .011
Association
b
N of Valid Cases 76
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,00.
katagori_niat
positif Count 20 31 51
Total Count 38 38 76
Risk Estimate
For cohort
katagori_niat = .457 .354 .590
niat
N of Valid Cases 76
Chi-Square Tests
Continuity
5.961 1 .015
Correctionb
Linear-by-Linear
7.118 1 .008
Association
N of Valid Casesb 76
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12,50.
For cohort
katagori_niat = tidak 1.836 1.206 2.795
niat
For cohort
.461 .237 .897
katagori_niat = niat
N of Valid Cases 76
Chi-Square Tests
Pearson Chi-
5.278a 1 .022
Square
Continuity
4.275 1 .039
Correctionb
Fisher's Exact
.038 .019
Test
Linear-by-Linear
5.208 1 .022
Association
b
N of Valid Cases 76
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 18,00.
katagori_niat
kuat Count 15 25 40
Total Count 38 38 76
Risk Estimate
For cohort
katagori_niat = 1.704 1.065 2.724
tidak niat
For cohort
katagori_niat = .578 .352 .949
niat
N of Valid Cases 76
Chi-Square Tests
Continuity
12.145 1 .000
Correctionb
Linear-by-Linear
13.636 1 .000
Association
N of Valid Casesb 76
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 16,00.
katagori_niat
tinggi Count 14 30 44
Total Count 38 38 76
For cohort
katagori_niat = tidak 2.357 1.464 3.796
niat
For cohort
.367 .195 .691
katagori_niat = niat
N of Valid Cases 76