Anda di halaman 1dari 21

ISLAM DAN HAK ASASI MANUSIA (HAM)

Anggota Kelompok :
1. Zahara Nurul Khabibah ( 134150084)
2. M. Arif Huda Ulil Albab (134150086)
3. Novita Rahayu (134150088)
4. Rahayu (134150093)
5. Syintianuri Intan Wijayanti (134150097)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
YOGYAKARTA
2017
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hak asasi manusia atau biasa disingkat HAM merupakan sebuah hal
yang menjadi keharusan dari sebuah negara untuk menjaminnya dalam
konstitusinya. Melalui deklarasi universal HAM 10 desember 1948
merupakan tonggak bersejarah berlakunya penjaminan hak mengenai manusia
sebagai manusia. Sejarah HAM dimulai dari magna charta di inggris pada
tahun 1252 yang kemudian kemudian berlanjut pada bill of rights dan
kemudian berpangkal pada DUHAM PBB. Dalam konteks keIndonesiaan
penegakan HAM masih bisa dibilang kurang memuaskan. Banyak faktor
yang menyebabkan penegakan HAM di Indonesia terhambat seperti problem
politik, dualisme peradilan dan prosedural acara (kontras, 2004;160)
Islam sebagai agama bagi pengikutnya meyakini konsep Islam adalah
sebagai way of life yang berarti pandangan hidup. Islam menurut para
penganutnya merupakan konsep yang lengkap mengatur segala aspek
kehidupan manusia. Begitu juga dalam pengaturan mengenai hak asasi
manusia Islam pun mengtur mengenai hak asasi manusia. Islam adalah agama
rahmatan lil alamin yang berarti agama rahmat bagi seluruh alam. Bahkan
dalam ketidakadilan sosial sekalipun Islam pun mengatur mengenai konsep
kaum mustadhafin yang harus dibela.
Dalam Islam, konsep mengenai HAM sebenarnya telah mempunyai
tempat tersendiri dalam pemikiran Islam. Perkembangan wacana demokrasi
dengan Islam sebenarnya yang telah mendorong adanya wacana HAM dalam
Islam. Karena dalam demokrasi, pengakuan terhadap hak asasi manusia
mendapat tempat yang spesial. Berbagai macam pemikiran tentang demokrasi
dapat dengan mudah kita temukan didalamnya konsep tentang penegakan
HAM. Bahkan HAM dalam Islam telah dibicarakan sejak empat belas tahun
yang lalu (Anas Urbaningrum, 2004;91). Fakta ini mematahkan bahwa Islam
tidak memiliki konsep tentang pengakuan HAM. berangkat dari itu makalah
ini akan mencoba memberikan sedikit penerangan mengenai wacana HAM
dalam Islam.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Hak Asasi Manusia?
2. Bagaimanakah Hak Asasi Manusia menurut Islam?
3. Bagaimanakah pengaturan Hak Asasi Manusia dalam hukum Islam?
4. Apa saja contoh kasus pelanggaran HAM dari sudut pandang Islam?

C. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian dari Hak Asasi Manusia
2. Menjelaskan Hak Asasi Manusia menurut Islam
3. Menjelaskan pengaturan Hak Asasi Manusia dalam hokum Islam
4. Menjelaskan contoh-contoh kasus pelanggaran HAM dari sudut pandang
Islam
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM)


Secara etimologi hak merupakan unsur normative yang berfungsi sebagai
pedoman perilaku, melindumgi kebebasan, kekebalan serta menjamin adanya
peluang bagi manusia dalam menjadi harkat dan martabatnya. Sedangkan
asasi berarti yang bersifat paling mendasar yang dimiliki manusia sebagai
fitrah, sehingga tak satupun makhluk mengintervensinya apalagi
mencabutnya.
Secara istilah HAM dapat dirumuskan dengan beberapa pendapat yang
salah satu diantaranya:
HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia, sesuai dengan
kodratnya (Kaelan: 2002).
Menurut pendapat Jan Materson (dari komisi HAM PBB), dalam
Teaching Human Rights, United Nations sebagaimana dikutip Baharuddin
Lopa menegaskan bahwa HAM adalah hak-hak yang melekat pada setiap
manusia, yang tanpanya manusia mustahil dapat hidup sebagai manusia
John Locke menyatakan bahwa HAM adalah hak-hak yang diberikan
langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai hak yang kodrati.
Dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM
disebutkan bahwa Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang
melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan
Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati,
dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan
setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat
manusia.
Hak Asasi Manusia adalah hak-hak dasar atau hak-hak pokok yang di
miliki oleh setiap umat manusia sejak lahir sebagai Anugrah Tuhan YME
kepada hambanya, yaitu umat manusia tanpa terkecuali. Hak asasi manusia
melekat pada diri manusia sejak lahir, karena itu muncul gagasan tentang hak
asasi manusia dan pengakuan atas-Nya sehingga dalam proses ini lahir
beberapa naskah.
Hak-hak asasi manusia dapat dibagi atau dibedakan menjadi:
1. Hak-hak asasi pribadi atau Personal Right yang meliputi kebebasan
menyatakan pendapat, kebebasan memeluk agama, dan kebebasan
bergerak.
2. Hak-hak asasi ekonomi atau Property Right, yaitu hak untuk memiliki
sesuatu, membeli dan menjualnya serta memanfaatkannya.
3. Hak-hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hokum
dan pemerintahan atau yang biasa disebut Right of Legal Equality.
4. Hak-hak asasi politik atau Political Right, yaitu hak untuk ikut serta
dalam pemerintahan, hak pilih (memilih dan dipilih dalam pemilihan
umum), dan mendirikan partai politik.
5. Hak-hak asasi social dan kebudayan atau Social and Cultur Right,
misalntya hak untuk memilih Pendidikan dan mengembangkan
kebudayaan.
6. Hak-hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan
perlindungan atau Prosedural Right, misalnya pengaturan dalam hal
penangkapan, penggeledahan dan peradilan.

B. Sejarah Hak Asasi Manusia (HAM)


Negara yang sering disebut sebagai negara pertama di dunia yang
memperjuangkan hak asasi manusia adalah Inggris. Tonggak pertama bagi
kemenangan hak-hak asasi terjadi di Inggris. Perjuangan tersebut tampak
dengan adanya berbagai dokumen kenegaraan yang berhasil disusun dan
disahkan. Dokumen-dokumen tersebut adalah MAGNA CHARTA. Tindakan
sewenang-wenang Raja Inggris mengakibatkan rasa tidak puas dari para
bangsawan yang akhirnya berhasil mengajak Raja Inggris untuk membuat
suatu perjanjian yang disebut Magna Charta atau Piagam Agung. Magna
Charta dicetuskan pada 15 Juni 1215 yang prinsip dasarnya memuat
pembatasan kekuasaan raja dan hak asasi manusia lebih penting daripada
kedaulatan raja. Tak seorang pun dari warga negara merdeka dapat ditahan
atau dirampas harta kekayaannya atau diasingkan atau dengan cara apapun
dirampas hak-haknya, kecuali berdasarkan pertimbangan hukum. Piagam
Magna Charta itu menandakan kemenangan telah diraih sebab hak-hak
tertentu yang prinsip telah diakui dan dijamin oleh pemerintah. Piagam
tersebut menjadi lambang munculnya perlindungan terhadap hak-hak asasi
karena ia mengajarkan bahwa hukum dan undang-undang derajatnya lebih
tinggi daripada kekuasaan raja.
Perjuangan di negara Inggris memicu perjuangan-perjuangan di banyak
negara untuk Hak Azasi Manusia. Seperit misalnya Amerika Serikat dengan
Presiden Flanklin D. Roosevelt tentang empat kebebasan yang
diucapkannya di depan Kongres Amerika Serikat tanggal 6 Januari 1941
antara lain kebebasan untuk berbicara dan melahirkan pikiran (freedom of
speech and expression), kebebasan memilih agama sesuai dengan keyakinan
dan kepercayaannya (freedom of religion), kebebasan dari rasa takut
(freedom from fear), kebebasan dari kekurangan dan kelaparan (freedom
from want).
Setelah perang dunia kedua, mulai tahun 1946, disusunlah rancangan
piagam hak-hak asasi manusia oleh organisasi kerja sama untuk sosial
ekonomi Perserikatan Bangsa-Bangsa yang terdiri dari 18 anggota. PBB
membentuk komisi hak asasi manusia (commission of human
right). Sidangnya dimulai pada bulan januari 1947 di bawah pimpinan Ny.
Eleanor Rossevelt. Baru 2 tahun kemudian, tanggal 10 Desember 1948
Sidang Umum PBB yang diselenggarakan di Istana Chaillot, Paris menerima
baik hasil kerja panitia tersebut. Karya itu berupa UNIVERSAL
DECLARATION OF HUMAN RIGHTS atau Pernyataan Sedunia tentang
Hak Hak Asasi Manusia, yang terdiri dari 30 pasal. Dari 58 Negara yang
terwakil dalam sidang umum tersebut, 48 negara menyatakan persetujuannya,
8 negara abstain, dan 2 negara lainnya absen. Oleh karena itu, setiap tanggal
10 Desember diperingati sebagai hari Hak Asasi Manusia

C. Pengaturan Hak Asasi Manusia dalam Islam


Al-Quran dan Sunnah sebagai sumber hukum dalam Islam memberikan
penghargaan yang tinggi terhadap hak asasi manusia. Al-Quran sebagai
sumber hukum pertama bagi umat Islam telah meletakkan dasar-dasar HAM
serta kebenaran dan keadilan, jauh sebelum timbul pemikiran mengenai hal
tersebut pada masyarakat dunia. Ini dapat dilihat pada ketentuan-ketentuan
yang terdapat dalam Al-Quran, antara lain : 1.) Dalam Al-Quran terdapat
sekitar 80 ayat tentang hidup, pemeliharaan hidup dan penyediaan sarana
kehidupan, misalnya dalam Surat Al-Maidah ayat 32. Di samping itu, Al-
Quran juga berbicara tentang kehormatan dalam 20 ayat. 2.) Al-Quran juga
menjelaskan dalam sekitas 150 ayat tentang ciptaan dan makhluk-makhluk,
serta tentang persamaan dalam penciptaan, misalnya dalam Surat Al-Hujarat
ayat 13. 3.) Al-Quran telah mengetengahkan sikap menentang kezaliman
dan orang-orang yang berbuat zalim dalam sekitar 320 ayat, dan
memerintahkan berbuat adil dalam 50 ayat yang diungkapkan dengan kata-
kata : adl, qisth dan qishash. 4.) Dalam Al-Quran terdapat sekitar 10 ayat
yang berbicara mengenai larangan memaksa untuk menjamin kebebasan
berpikir, berkeyakinan dan mengutarakan aspirasi. Misalnya yang
dikemukakan oleh Surat Al-Kahfi ayat 29.
Begitu juga halnya dengan Sunnah Nabi. Nabi Muhammad saw telah
memberikan tuntunan dan contoh dalam penegakkan dan perlindungan
terhadap HAM. Hal ini misalnya terlihat dalam perintah Nabi yang menyuruh
untuk memelihara hak-hak manusia dan hak-hak kemuliaan, walaupun
terhadap orang yang berbeda agama, melalui sabda beliau : Barang siapa
yang menzalimi seseorang muahid (seorang yang telah dilindungi oleh
perjanjian damai) atau mengurangi haknya atau membebaninya di luar batas
kesanggupannya atau mengambil sesuatu dari padanya dengan tidak rela
hatinya, maka aku lawannya di hari kiamat.

D. Bentuk Hak Asasi Manusia dalam Islam


Islam sebagai agama universal membuka wacana signifikan bagi HAM.
tema-tema HAM dalam Islam, sesungguhnya merupakan tema yang
senantiasa muncul, terutama jika dikaitkan dengan sejarah panjang penegakan
agama Islam. Menurut Syekh Syaukat Hussain yang diambil dari bukunya
Anas Urbaningrum, HAM dikategotrikan dalam dua klasifikasi. Pertama,
HAM yang didasarkan oleh Islam bagi seseorang sebagai manusia. Dan
kedua, HAM yang diserahkan kepada seseorang atau kelompok tertentu yang
berbeda. Contohnya seperti hak-hak khusus bagi non-muslim, kaum wanita,
buruh, anak-anak dan sebagainya, merupakan kategori yang kedua ini (Anas,
2004;92).
Berdasarkan temuan diatas akan kita coba mencari kesamaan atau
kompatibilitas antara HAM yang terkandung dalam Islam. Akan kita coba
membagi hak asasi manusia secara klasifikasi hak negatif dan hak positif.
Dalam hal ini hak negatif yang dimaksud adalah hak yang memberian
kebebasan kepada setiap individu dalam pemenuhannya.
Yang pertama adalah hak negatif yaitu memberikan kebebasan kepada
menusia dalam pemenuhannya. Beberapa yang dapat kita ambil sebagai
contoh yaitu:
1. Hak atas hidup, dan menghargai hidup manusia. Islam menegaskan
bahwa pembunuhan terhadap seorang manusia ibarat membunuh seluruh
umat manusia. Hak ini terkandung dalam surah Al-Maidah ayat 63 yang
berbunyi : Oleh karena itu kami tetapkan (suatu hukum) bagi bani israil,
bahwa: barang siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena
orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan
di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia
seluruhnya. Dan barang siapa yang memlihara kehidupan seorang
manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia
semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul
Kami dengan (membawa) keternagan-keterangan yang jelas, kemudian
banyak diantar amereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas
dalam berbuat kerusakan dimuka bumi. (QS 5;63)
2. Hak untuk mendapat perlindungan dari hukuman yang sewenarg wenang.
yaitu dalam surat Al Anam : 164 dan surat Fathir 18 yang masing
masing berbunyi : Katakanlah: Apakah aku mencari Tuhan selain
Allah, padahal Dia adalah tuhan bagi segala sesuatu. Dan tidaklah
sesorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada
dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang
lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan
diberitakan-Nya kepadamu apa yang kamu perselisihkan. (QS 6;164)
Dan orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Dan jika
sesorang yang berat dosanya memanggil (orang lain) untuk memikul
dosanya itu tiadalah akan dipikulkan untuknya sedikit pun meskipun
(yang dipanggilnya itu) kaum kerabatnya. Sesungguhnya yang dapat
kamu beri peringatan hanya orang-orang yang takut kepada azab
Tuhannya (sekalipun) mereka tidak melihat-Nya dan mereka mendirikan
sembahyang. Dan barangsiapa yang mensucikan dirinya, sesungguhnya
ia mensucikan diri untuk kebaikan dirinya sendiri. Dan kepada Allah-lah
kembali(mu). (QS 35;18)
3. Hak atas keamanan dan kemerdekaan pribadi terdapat dalam surat An
Nisa ayat 58 dan surat Al-Hujurat : 6 yang berbunyi seperti ini:
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada
yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan
hukum diantara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.
Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya
kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha
Melihat.(QS 4;58) Hai orang-orang yang beriman, jika datang
kepadamu orang yang fasik membawa suatu berita, maka periksalah
dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu
kaum tanpa mengetahui keadaanya yang menyebabkan kamu menyesal
atas perbuatanmu itu. (QS 49;6)
4. Hak atas kebebasan beragama memilih keyakinan berdasar hati nurani.
Yang bisa kita lihat secara tersirat dalam surat Al Baqarah ayat 256 dan
surat Al Ankabut ayat 46 yang berbunyi: Tidak ada paksaan untuk
(memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar
daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada
yang thagut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah
berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan
Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS 2;256) Dan
janganlah kamu berdebat dengan ahli kitab, melainkan dengan cara yang
paling baik, kecuali dengan orang-orang zhalim di antara mereka, dan
katakanlah: kami telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan
kepada kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan kami dan Tuhanmu
adalah satu; dan kami hanya kepada-Nya berserah diri. (QS 29;46)
5. Hak atas persamaan hak didepan hukum secara tersirat terdapat dalam
surat An-Nisa ayat 1 dan 135 dan Al Hujurat ayat13: Hai sekalian
manusia bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciotakan dari diri
yang satu, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada
keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang
banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan)
nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan
(peliharalah)hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga
dan mengawasi kamu. (QS 4;1)
Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar
penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu
sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin,
maka Allah lebih tau kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti
hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu
memutarbalikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka
sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu
kerjakan. (QS 4;135)
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-
laki dan seorang perempuan dan menjdaikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang
yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling
bertakwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Mengenal. (QS 49;13)
6. Dalam hal kebebasan berserikat Islam juga memberikan dalam surat Ali
Imran ayat 104-105 yang berbunyi: Dan hendaklah ada diantara kamu
segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada
yang maruf dan mencegah dari yang munkar ; merekalah orang yang
beruntung. (QS 3;104)
Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai berai dan
berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka
itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat. (QS 3;105)
7. Dalam memberikan suatu protes terhadap pemerintahan yang zhalim dan
bersifat tiran. Islam memberikan hak untuk memprotes pemerintahan
yang zhalim, secara tersirat dapat diambil dari surat An-Nisa ayat 148,
surat Al Maidah 78-79, surat Al Araf ayat 165, Surat Ali Imran ayat 110
yang masing masing berbunyi: Allah tidak menyukai ucapan buruk,
(yang diucapkan) dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya.
Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS 4;148)
Telah dilanati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan
Isa Putera Maryam. Yang demikian itu. Disebabkan mereka durhaka dan
selalu melampaui batas. (QS 5;78)
Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan yang munkar
yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu
mereka perbuat itu. (QS 5;79)
Maka tatkala mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada
mereka, Kami selamatkan orang-orang yang melarang dari perbuatan
jahat dan Kami timpakan kepada orang-orang yang zalim siksaan yang
keras, disebabkan mereka selalu berbuat fasik. (QS 7;165)
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang maruf, dan mencegah dari yang munkar dan
beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab Beriman, tentulah itu lebih
baik bagi mereka; diantara mereka yang ada yang beriman, dan
kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (QS 3;110)
8. Dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya seperti bentuk hak positif dalam
hak ekonomi sosial dan Islam pun mengandung secara tersirat mengenai
hak ini.
Hak mendapatkan kebutuhan dasar hidup manusia secara tersirat terdapat
dalam surat Al Baqarah ayat 29, surat Ad-Dzariyat ayat 19, surat Al
Jumuah ayat 10, yang berbunyi: Dia-lah Allah, yang menjadikan segala
yang ada dimuka bumi untuk kamu dan Dia berkehendak menuju langit,
lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala
sesuatu. (QS 2;29)
Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta
dan orang miskin yang tidak mendapat bagian. (QS 51;19)
Apabila telah ditunaikan sembahyang, maka bertebaranlah kamu di
muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak
supaya kamu beruntung. (QS 62;10)
9. Dalam hak mendapatkan pendidikan Islam juga memiliki pengaturan
secara tersirat dalam surat Yunus ayat 101, surat Al-Alaq ayat 1-5, surat
Al Mujadilah ayat 11 dan surat Az-Zumar ayat 9 yang masing-masing
berbunyi berbunyi:
Katakanlah: Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. Tidaklah
bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi
peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman. (QS 10;101)
Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu:
berlapang-lapanglah dalam majlis, maka lapangkanlah. Niscaya Allah
akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan:berdirilah
kamu, maka berdirilah kamu, niscaya Allah akan meninggikan orang
orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan. (QS 58;11)
(apakah kamu hai orang yang musyrik) ataukah orang-orang yang
beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia
takut kepada (azab) akhrat dan mengharapkan rahmat Tuhannya?
Katakanlah: adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-
orang yang tidak mengetahui?. Sesungguhnya orang yang berakallah
yang dapat menerima pelajaran.

E. Hukum Islam dalam HAM


Hukum Islam telah mengatur dan melindungi hak-hak azasi manusia. Antar
lain sebagai berikut :
1. Hak hidup dan memperoleh perlindungan
Hak hidup adalah hak asasi yang paling utama bagi manusia, yang
merupakan karunia dari Allah bagi setiap manusia. Perlindungan hukum
islam terhadap hak hidup manusia dapat dilihat dari ketentuan-ketentuan
syariah yang melinudngi dan menjunjung tinggi darah dan nyawa
manusia, melalui larangan membunuh, ketentuan qishash dan larangan
bunuh diri. Membunuh adalah salah satu dosa besar yang diancam
dengan balasan neraka, sebagaimana firman Allah dalam Surat Al-Nisa
ayat 93 yang artinya sebagai berikut : Dan barang siapa membunuh
seorang muslim dengan sengaja maka balasannya adalah jahannam,
kekal dia di dalamnya dan Allah murka atasnya dan melaknatnya serta
menyediakan baginya azab yang berat.
2. Hak kebebasan beragama
Dalam Islam, kebebasan dan kemerdekaan merupakan HAM,
termasuk di dalmnya kebebasan menganut agama sesuai dengan
keyakinannya. Oleh karena itu, Islam melarang keras adanya pemaksaan
keyakinan agama kepada orang yang telah menganut agama lain. Hal ini
dijelaskan dalam Al-Quran Surat AL-Baqarah ayat 256, yang artinya:
Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama Islam, sesungguhnya telah
jelas jalan yang benar dan jalan yang salah.
3. Hak atas keadilan.
Keadilan adalah dasar dari cita-cita Islam dan merupakan disiplin
mutlak untuk menegakkan kehormatan manusia. Dalam hal ini banyak
ayat-ayat Al-Quran maupun Sunnah ang mengajak untuk menegakkan
keadilan, di antaranya terlihat dalam Surat Al-Nahl ayat 90, yang
artinya : Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat
kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang perbuatan
keji , kemungkaran dan permusuhan.
4. Hak persamaan
Islam tidak hanya mengakui prinsip kesamaan derajat mutlak di
antara manusia tanpa memndang warna kulit, ras atau kebangsaan,
melainkan menjadikannya realitas yang penting. Ini berarti bahwa
pembagian umat manusia ke dalam bangsa-bangsa, ras-ras, kelompok-
kelompok dan suku-suku adalah demi untuk adanya pembedaan,
sehingga rakyat dari satu ras atau suku dapat bertemu dan berkenalan
dengan rakyat yang berasal dari ras atau suku lain. Al-Quran
menjelaskan idealisasinya tentang persamaan manusia dalam Surat Al-
Hujarat ayat 13, yang artinya : Hai manusia, sesungguhnya Kami
ciptakan kamu laki-laki dan perempuan, dan Kami jadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal.
Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu adalah yang paling
takwa.
5. Hak mendapatkan pendidikan
Setiap orang memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan dan
pengajaran. Setiap orang berhak mendapatkan pendidikan sesuai dengan
kesanggupan alaminya. Dalam Islam, mendapatkan pendidikan bukan
hanya merupakan hak, tapi juga merupakan kewajiban bagi setiap
manusia, sebagaimana yang dinyatakan oleh hadits Nabi saw yang
diriwayatkan oleh Bukhari :Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi
setiap muslim. Di samping itu, Allah juga memberikan penghargaan
terhadap orang yang berilmu, di mana dalam Surat Al-Mujadilah ayat 11
dinyatakan bahwa Allah meninggikan derajat orang-orang yang beriman
dan orang-orang yang berilmu.
6. Hak kebebasan berpendapat
Setiap orang mempunyai hak untuk berpendapat dan menyatakan
pendapatnya dalam batas-batas yang ditentukan hukum dan norma-norma
lainnya. Artinya tidak seorangpun diperbolehkan menyebarkan fitnah dan
berita-berita yang mengganggu ketertiban umum dan mencemarkan nama
baik orang lain. Dalam mengemukakan pendapat hendaklah
mengemukakan ide atau gagasan yang dapat menciptakan kebaikan dan
mencegah kemungkaran. Kebebasan berpendapat dan mengeluarkan
pendapat juga dijamin dengan lembaga syura, lembaga musyawarah
dengan rakyat, yang dijelaskan Allah dalam Surat Asy-Syura ayat 38,
yang artinya : Dan urusan mereka diputuskan dengan musyawarah di
antara mereka.
7. Hak kepemilikan
Islam menjamin hak kepemilikan yang sah dan mengharamkan
penggunaan cara apa pun untuk mendapatkan harta orang lain yang
bukan haknya, sebagaimana firman Allah dalam Surat Al-Baqarah ayat
188, yang artinya : Dan janganlah sebagian kamu memakan harta
sebagian yang lain di antara kamu dengan jalan bathil dan janganlah
kamu bawa urusan harta itu kepada hakim agar kamu dapat memakan
harta benda orang lain itu dengan jalan berbuat dosa padahal kamu
mengetahuinya.
8. Hak mendapatkan pekerjaan dan Memperoleh Imbalan
Islam tidak hanya menempatkan bekerja sebagai hak, tetapi juga
sebagai kewajiban. Bekerja merupakan kehormatan yang perlu dijamin,
sebagaimana sabda Nabi saw : Tidak ada makanan yang lebih baik
yang dimakan seseorang dari pada makanan yang dihasilkan dari
tangannya sendiri. (HR. Bukhari)
Sehubungan dengan hak bekerja dan memperoleh upah dari suatu
pekerjaan dijelaskan dalam beberapa ayat dalam Al-Quran menyatakan
sebagai berikut:
a. Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun
perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami
berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami
berikan kepada mereka ganjaran dengan pahala yang lebih baik dari
apa yang telah mereka kerjakan(Q.s.An-Nahl/16:97) .
b. Dialah yang menajadikan bumi ini mudah bagi kamu, maka
berjalanlah disegala penjurunya dan makanlah sebagian dari rizki
Nya. Dan hanya kepada Nya lah kamu kembali (Q.S.Al-Mulk/67:15).
c. Katakanlah, tiap-tiap orang berbuat menurut keadaan(keahlian) nya.
(Q.S.Al-Israa/17:84).
Ayat-ayat di atas menunjukkan bahwa Islam memberikan
kesempatan kepada manusia untuk bekerja dan berusaha serta
memperoleh imbalan berupa upah dari apa yang dikerjakannya untuk
mendapatkan penghidupan yang layak bagi dirinnya. Pekerjaan atau
usaha yang dilakukan oleh seseorang hendaklah yang sesuai dengan
bidang keahliannya. Allah SWT juga mengakui adanya jenis-jenis
pekerjaan yang beraneka ragamnya, dan oleh karena itu, seseorang yang
akan bekerja itu harus ditempatkan sesuai dengan bidang keahliannya
supaya ia bertanggung jawab dengan pekerjaannya tersebut. Sebab,
seseorang yang mengerjakan suatu pekerjaan yang bukan bidang
keahliannya bukan saja tidak bisa dipertanggungjawabkannya bahkan
dapat mendatangkan bencana bagi orang lain.

F. Perbedaan HAM dalam pandangan Islam dan Barat


Hak Asasi manusia menurut pandangan barat semata-mata bersifat
antroposentris artinya segala sesuatu berpusat kepada manusia. Dengan
demikian manusia sangat dipentingkan. Sebaliknya HAM menurut pandangan
islam bersifat teosentris artinya segala sesuatu berpusat kepada Tuhan.
Dengan demikian Tuahan sangat dipentingkan. Dalam hubungan ini A.K
Brohi menyatakan berbeda dengan pendekatan barat, strategi islam sangat
mementingkan penghargaan kepada hak hak asasi dan kemerdekaan dasar
manusia sebagai sebuah aspek kualitas dari kesadaran keagamaan yang
terpatri didalam hati, pikiran, dan jiwa penganutnya. Perspektif islam
sungguh sungguh bersifat teosentris.
Perbedaan yang fundamental antara hak asasi manusia menurut
pemikiran barat dan hak asasi manusia menurut pemikiran islam. Makna
teosentris bagi orang islam adalah manusia pertama-tama harus meyakini
ajarannya yang dirumuskan dalam dua kalimat syahadat, baru setelah itu
manusia melakukan perbuatan baik menurut isi keyakinannya itu

G. Contoh Kasus Pelanggaran HAM


1. Pelanggaran HAM oleh TNI
Umumnya terjadi pada masa pemerintahan Presiden Suharto, dimana
(dikemudian hari berubah menjadi TNI dan Polri) menjadi alat untuk
menopang kekuasaan. Pelanggaran HAM oleh TNI mencapai puncaknya
pada akhir masa pemerintahan Orde Baru, dimana perlawanan rakyat
semakin keras.
2. Pelanggaran HAM yang terjadi di Maluku
Konflik dan kekerasan yang terjadi di Kepulauan Maluku sekarang
telah berusia 2 tahun 5 bulan; untuk Maluku Utara 80% relatif aman,
Maluku Tenggara 100% aman dan relatif stabil, sementara di kawasan
Maluku Tengah (Pulau Ambon, Saparua, Haruku, Seram dan Buru)
sampai saat ini masih belum aman dan khusus untuk Kota Ambon sangat
sulit diprediksikan, beberapa waktu yang lalu sempat tenang tetapi
sekitar 1 bulan yang lalu sampai sekarang telah terjadi aksi kekerasan
lagi dengan modus yang baru ala ninja/penyusup yang melakukan
operasinya di daerah daerah perbatasan kawasan Islam dan Kristen (ada
indikasi tentara dan masyarakat biasa).
Wilayah pemukiman di Kota Ambon sudah terbagi 2 (Islam dan
Kristen), masyarakat dalam melakukan aktifitasnya selalu dilakukan
dilakukan dalam kawasannya hal ini terlihat pada aktifitas ekonomi
seperti pasar sekarang dikenal dengan sebutan pasar kaget yaitu pasar
yang muncul mendadak di suatu daerah yang dulunya bukan pasar hal ini
sangat dipengaruhi oleh kebutuhan riil masyarakat; transportasi
menggunakan jalur laut tetapi sekarang sering terjadi penembakan yang
mengakibatkan korban luka dan tewas; serta jalur jalur distribusi
barang ini biasa dilakukan diperbatasan antara supir Islam dan Kristen
tetapi sejak 1 bulan lalu sekarang tidak lagi juga sekarang sudah ada
penguasa penguasa ekonomi baru pasca konflik.
3. Pelanggaran HAM atas Nama Agama
Kita telah mengenal banyak sekelompok manusia dengan atribut
agama, berlindung dalam lembaga agama, mereka justru melakukan
kejahatan kemanusiaan (crimes against humanity) entah itu Kristen,
Islam atau agama apapun. Atas nama agama yang suci mereka
melakukan pelecehan yang tidak suci kepada sesamanya manusia.
Akhir abad 20 atau awal abad 21, akhir-akhir ini kita disuguhi sajian-
sajian berita akan kebobrokan manusia yang beragama melanggar hak
asasi manusia, misalnya kelompok Al-Qaeda dan sejenisnya menteror
dengan bom, dan olehnya mungkin sebagian dari kita telah prejudice
menempatkan orang-orang Muslim di sekitar kita sama jahatnya dengan
kelompok Al-Qaeda
Di sisi lain Amerika Serikat (AS) sebagai polisi dunia sering
memakai isu terorisme yang dilakukan Al-Qaeda untuk melancarkan
macam-macam agendanya. Invasi AS ke Iraq, penyerangan ke Afganistan
dan negara-negara lain yang disinyalir ada terorisnya. Namun kehadiran
pasukan AS dan sekutunya di Iraq tidak berdampak baik, mungkin pada
awalnya terlihat AS dengan sejatanya yang super-canggih menguasai Iraq
dalam sekejap, namun pasukan mereka babak-belur dalam perang-kota,
ini mengingatkan kembali sejarah buruk, dimana mereka juga kalah
dalam perang gerilya di Vietnam. Kegagalan pasukan AS mendapat
kecaman dari dalam negeri, bahkan sekutunya, Inggris misalnya.
Tekanan-tekanan ini membuat PM Inggris Tony Blair memilih
mengakhiri karirnya sebelum waktunya baru-baru ini. Karena ia berada
dalam posisi yang sulit : menuruti tuntutan dalam negeri ataukah
menuruti tuan Bush.
4. Pelanggaran HAM oleh Guberbur TIM-TIM
Abilio Jose Osorio Soares, mantan Gubernur Timtim, yang diadili
oleh Pengadilan Hak Asasi Manusia (HAM) ad hoc di Jakarta atas
dakwaan pelanggaran HAM berat di Timtim dan dijatuhi vonis 3 tahun
penjara. Sebuah keputusan majelis hakim yang bukan saja meragukan
tetapi juga menimbulkan tanda tanya besar apakah vonis hakim tersebut
benar-benar berdasarkan rasa keadilan atau hanya sebuah pengadilan
untuk mengamankan suatu keputusan politik yang dibuat Pemerintah
Indonesia waktu itu dengan mencari kambing hitam atau tumbal politik.
Beberapa hal yang dapat disimak dari keputusan pengadilan tersebut
adalah sebagai berikut ini.
Pertama, vonis hakim terhadap terdakwa Abilio sangat meragukan
karena dalam Undang-Undang (UU) No 26/2000 tentang Pengadilan
HAM Pasal 37 (untuk dakwaan primer) disebutkan bahwa pelaku
pelanggaran berat HAM hukuman minimalnya adalah 10 tahun
sedangkan menurut pasal 40 (dakwaan subsider) hukuman minimalnya
juga 10 tahun, sama dengan tuntutan jaksa. Padahal Majelis Hakim yang
diketuai Marni Emmy Mustafa menjatuhkan vonis 3 tahun penjara
dengan denda Rp 5.000 kepada terdakwa Abilio Soares.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat
dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan
merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan
dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang, demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
1. Hak-hak asasi manusia dapat dibagi atau dibedakan menjadi: Hak-hak
asasi pribadi atau Personal Right yang meliputi kebebasan menyatakan
pendapat, kebebasan memeluk agama, dan kebebasan bergerak.
2. Hak-hak asasi ekonomi atau Property Right, yaitu hak untuk memiliki
sesuatu, membeli dan menjualnya serta memanfaatkannya.
3. Hak-hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hokum
dan pemerintahan atau yang biasa disebut Right of Legal Equality.
4. Hak-hak asasi politik atau Political Right, yaitu hak untuk ikut serta
dalam pemerintahan, hak pilih (memilih dan dipilih dalam pemilihan
umum), dan mendirikan partai politik.
5. Hak-hak asasi social dan kebudayan atau Social and Cultur Right,
misalntya hak untuk memilih Pendidikan dan mengembangkan
kebudayaan.
6. Hak-hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan
perlindungan atau Prosedural Right, misalnya pengaturan dalam hal
penangkapan, penggeledahan dan peradilan.
DAFTAR PUSTAKA

AlQuran

Hussain, syekh syaukat. Hak Asasi Manusia dalam Islam. Diterjemahkan oleh:
Abdul Rachim. Jakarta: Gema Insani.1996.

Kosasih, Ahmad. 2003. HAM Dalam Perspektif Islam. Jakarta:Salemba Diniyah

Radjab, Suryadi 2002. Dasar-Dasar Hak Asasi Manusia. Jakarta: PBHI.

Urbaningrum, Anas2004. Islamo - Demokrasi Pemikiran Nurcholish Madjid.


Jakarta: Penerbit Republika.

Anda mungkin juga menyukai