FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
LAPORAN LENGKAP
KROMATOGRAFI KOLOM, KROMATOGRAFI CAIR VAKUM, DAN MPLC
(Middle Pressure Liquid Chromatography)
EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava L.)
OLEH:
PUTRI SAKINAH N111 12 109
YAYU PERMATASARI N111 13 004
SILVA MALIKU N111 13 026
REZKY APRHODYTA N111 13 312
HUTRI ARDIYANTO N111 13 519
NAHDIAH W N111 13 521
KELOMPOK IV
GOLONGAN SENIN PAGI
ASISTEN: DIAN MEGAWATI AMIN PUTRI
MAKASSAR
2015
BAB I
PENDAHULUAN
Tswett, seorang ahli botani Rusia, pada tahun 1906. Kromatografi berasal
dari bahasa Yunani Kromatos yang berarti warna dan Graphos yang berarti
perbedaan distribusi dari penyusun cuplikan antara dua fasa. Satu fasa
tinggal pada sistem dan dinamakan fasa diam. Fasa lainnya, dinamakan fasa
Liquid Chromatography).
terkandung dalam ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.) dengan
terkandung dalam ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.) dengan
terkandung dalam ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.) dengan
daun jambu biji (Psidium guajava L.) dari hasil pemisahan kromatografi
daun jambu biji (Psidium guajava L.) dari hasil pemisahan kromatografi
daun jambu biji (Psidium guajava L.) dari hasil pemisahan MPLC (Middle
akan diuji dalam sedikit pelarut lalu dimasukan lewat puncak kolom dan
akan terserap lebih kuat sehingga turun lebih lambat dari senyawa non
polar terserap lebih lemah dan turun lebih cepat. Zat yang di serap dari
larutan secara sempurna oleh bahan penyerap berupa pita sempit pada
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Kromatografi
Kromatografi adalah cara pemisahan zat khasiat dan zat lain yang ada
penukaran ion pada zat berpori, menggunakan cairan atau gas yang mengalir
(2).
cairan yang didukung pada padatan) dan fase gerak (cairan atau gas). Fase
fase diam dan fase gerak. Fase diam akan menahan komponen campuran
yang mudah tertahan pada fase diam akan tertimggal. Sedangkan komponen
yang mudah larut dalam fase gerak akan bergerak lebih cepat (4).
digunakan dalam kromatografi lapis tipis yang dapat diterapkan pada skala
sampel tanpa melalui fasa diamnya. Merupakan aturan praktis yang umum
alumina atau resin penukar ion, dimasukkan dalam bentuk suspensi kedalam
porsi fasa bergerak dan dibiarkan diam didalam hamparan basah dengan
sebaiknya hanya isi kolom yang mempengaruhi gerak relatif zat terlarut
melalui sistem. Kolom terbuat dari kaca, kecuali jika dinyatakan lain. Kolom
hingga 1,8 m serta diameter dalam 2 mm hingga 4 mm. sebagai fase cair
dapat digunakan beraneka ragam senyawa kimia, seperti poly etilen glikol,
ester dan amida berbobot molekul tinggi, hidro karbon, gom, dan cairan
silicon (5).
keadaan stabil pada suhu yang lebih tinggi dari suhu yang digunakan seperti
yang tertera pada masing-masing monografi. Suatu uji yang sesuai terhadap
sifat inert penyangga, yang perlu untuk fase cair dengan polaritas yang
senyawa. Kolom yang terbuat dari gelas diisi dengan fase diam berupa
serbuk penyerap (seperti selulosa, silika gel, poliamida). Fase diam dialiri
1. Fase Diam
Fase stationer dalam kromatografi kolom adalah zat padat (adsorben).
Fase diam yang paling umum digunakan adalah silica gel yang diikuti
alumina. Fungsi dari fase diam adalah untuk menahan sampel bergerak di
sepanjang kolom.
2. Fase Gerak
Fase gerak yang digunakan dalam kromatografi kolom berupa campuran
pelarut atau pelarut murni (eluent). Fungsi fase gerak adalah mengalirkan
terelusi.
Ukuran penyerap untuk kolom biasanya lebih besar daripada untuk KLT.
partisi. Kemasan adsorben yang sering digunakan adalah silika gel G-60,
kieselgur, Al2O3, dan Diaion. Cara pembuatannya ada dua macam : (7)
a. Cara kering yaitu silika gel dimasukkan ke dalam kolom yang telah diberi
b. Cara basah yaitu silika gel terlebih dahulu disuspensikan dengan cairan
semua, sambil kran kolom dibuka. Eluen dialirkan hingga silika gel mapat,
setelah silika gel mapat eluen dibiarkan mengalir sampai batas adsorben
dinding kolom sedikit demi sedikit hingga masuk semua, dan kran dibuka
kromatografi cair vakum digunakan 1:10 karena kapasitas dari gelas masir
panjang dan diameter dari silika, semakin panjang dan lebar diameternya,
yang diisi dengan bahan sorpsi dan juga pelarut pengembang yang berbeda.
Tabung pemisah yang diisi dengan bahan sorpsi disebut kolom pemisah.
Tergantung dari masalah bahan pemisahan dapat digunakan tabung filter
dengan gelas berpori yang pada ujung bawah menyempit (tabung Allihn) atau
tabung gelas, yang pada ujung bawah menyempit dan dilengkapi dengan
bawah (9).
oksida atau silika gel dapat diisikan kering ke dalam tabung pemisah. Agar
lemah pada pelat kayu. Adsorben lainnya harus diisikan sebagai suspensi,
digunakan bahan yang sama dengan kromatografi lapis titpi yaitu silika gel,
aluminium oksida, poliamida, selulosa, selanjutnya juga arang aktif dan gula
kolom adalah fase diam yang digunakan, kepolaran pelarut (fase diam),
ukuran kolom (diamter dan panjang kolom), kecepatan alir elusi membantu
afinitas kepolaran analit dengan fase diam, sedangkan fase gerak selalu
memiliki kepolaran yang berbeda dengan fase diam. Pada sebagian besar
kromatografi kolom menggunakan fase diam yang bersifat polar dengan fase
gerak yang non-polar dengan begitu waktu retensi akan menjadi lebih
yang diperlukan untuk bergerak di sepanjang kolom. Laju aliran kolom dapat
mengisi fase diam pada bagian bawah atau dikurangi dengan mengontrol
keran. Laju aliran yang lebih baik dapat dicapai dengan menggunakan pompa
diisi dengan bahan seperti alumina, silika gel atau pati yang dicampur dengan
diisikan kedalam kolom dari atas sehingga sampel diasorbsi oleh adsorben.
Kemudian pelarut (fasa mobil; pembawa) ditambahkan tetes demi tetes dari
atas kolom. Partisi zat terlarut berlangsung di pelarut yang turun ke bawah
(fasa mobil) dan pelarut yang teradsorbsi oleh adsorben (fasa stationer).
Selama perjalanan turun, zat terlarut akan mengalami proses adsorpsi dan
partisi berulang-ulang. Laju penurunan berbeda untuk masing-masing zat
mobil) (11).
memberi (12).
adalah efisiensi atau jumlah lempeng teoritis (N). Ukuran efisiensi kolom
puncak.
3. Faktor Asimetri (Faktor Pengekoran)
Suatu situasi yang menunjukkan kinerja kromatografi yang kurang baik
senyawa dalam protein. Protein sering dipilih karena ia sering menjadi obyek
dapat pula dipakai untuk mengontrol kondisi obat tersebut sehingga bisa
bertahan lama.
menginvestigasi fluida badan seperti air liur. Dari air liur seorang pasien,
dokter dapat mengetahui jenis penyakit yang sedang diderita pasien tersebut.
Seorang perokok dapat diketahui apakah dia termasuk perokok berat atau
ringan hanya dengan mengetahui konsentrasi CN- (sianida) dari sampel air
liurnya. Demikian halnya air kencing, darah dan fluida badan lainnya bisa
penyakit dalam tubuh manusia dapat dideteksi secara dini dan cepat.
sangat penting terutama bagi pasien kidney stones (batu ginjal). Banyak
tetapi semuanya membutuhkan kerja ekstra dan waktu yang cukup lama
dalam.
yaitu (14):
Keuntungan:
1. Suction Colomn
Isolasi komponen kimia dalam jumlah yang banyak, berdasarkan absorpsi
dan partisi, dimana kolom diisi dengan fase diam divakumkan dengan
suatu pompa vakum agar eluen dapat turun mengelusi komponen kimia
dan partisi, dimana kolom diisi dengan fase diam divakumkan dengan
suatu pompa vakum agar eluen dapat turun mengelusi komponen kimia
(12)
dipercepat dan bekerja pada kondisi vakum, fase gerak digerakkan dengan
maksimum. Alat yang digunakan terdiri dari corong G-3, sumbat karet,
fraksi. Walaupun KCV memerlukan jumlah sampel yang lebih banyak dari
pada kromatografi lapis tipis (KLT), KCV tetap ekonomis dalam sisi biaya (9).
lagi, kolom dihisap sampai keringdan kolom sekarang siap dipakai (9).
bekerja pada kondisi vakum. Alat yang digunakan terdiri dari corong G-3,
wadah penampung fraksi. Corong G-3 diisi adsorben sampai setinggi 2,5 cm,
kali elusi adalah sebagai berikut: untuk bobot ekstrak sampai lima gram
Dalam hal ini diameter corong dipilih sedemikian rupa sehingga lapisan
memurnikan fraksi. Metode KCV digunakan karena lebih efektif dan efisien
cair vakum (KCV) pertama kali diperkenalkan oleh para ilmuwan dari
kromatografi lapis tipis preparatif yang berbentuk kolom. Aliran fase gerak
dalam metode ini diaktifkan dengan bantuan kondisi vakum. Kromatografi cair
produk-produk natural dari laut. Kromatografi cair vakum terdiri dari suatu
corong Buchner yang memiliki kaca masir. Corong Buchner ini diiisi dengan
fase diam yang tingkat kehalusannya seperti yang umumnya dipakai dalam
Corong Buchner yang berisi fase diam ini digunakan dalam kondisi
1 Konsumsi fase gerak KCV hanya 80% atau lebih kecil disbanding dengan
kolom konvensional karena pada kolom mikrobor kecepatan alir fase gerak
2 Adanya aliran fase gerak lebih lambat membuat kolom mikrobor lebih ideal
jenis kolom ini sangat bermanfaat jika jumlah sampel terbatas missal
sampel klinis.
vakum, senyawa yang dapat dipisahkan dari instrumen ini adalah senyawa
MPLC diperkenalkan pada tahun 1970 sebagai salah satu teknik yang
Metode pemisahan ini sekarang sering digunakan baik sendiri atau dalam
dalam jumlah besar, dan tidak seperti kromatografi kolom terbuka dan
kromatografi Sash, MPLC dapat meningkatkan hasil pemisahan yang
Instrumen MPLC ini terdiri dari pompa untuk pelarut, sistem injeksi
manual dengan memonitor dengan kromatografi lapis tipis (TLC) atau secara
1 Pompa
Pemisahan kromatografi 0,1-100 g sampel dalam beberapa jam
bar. Kriteria untuk memilih pompa MPLC meliputi: rentang laju aliran; ada
kaca tebal yang dilapisi denga plastik pelindung dan dapat menahan
x 100 mm) sampai 15000 ml (105 mm i.d. x 1760 mm). Pemilihan dimensi
kisaran antara 0,1 g dengan kolom paling kecil hingga 100 g dengan
untuk tujuan analisis dan fungsinya tidak memberi manfaat besar dalah
kolom dan laju aliran. Pada standar pengaturan MPLC, kolektor frraksi
memiliki total kapasitas tube 240 x 20 ml, 120 x 50 ml, atau 48 x 250 ml.
Gambar 3. Medium Pressure Liquid Chromatography
RM : CH3CO.O.C2H5
2. n-Heksana (1)
Nama resmi : HEXAMINUM
Nama lain : Heksamina
RM/BM : C6H12N4 / 140,19
Pemerian : hablur mengkilap, tidak berwarna atau serbuk
kloroform P
METODE KERJA
III.1.1 Alat
III.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan ekstrak jambu biji yang tidak larut heksan (non
Kromatografi Kolom
PEMBAHASAN
ada gelembung udara dan keran kolom dibuka. Setelah silika mencapai dua
per tiga dari tinggi kolom, dimasukkan kertas saring ke dalam kolom, lalu
Ekstrak sampel yang digunakan yaitu ekstrak hasil partisi metode ECP yaitu
ekstrak tidak larut heksan, karena senyawa yang ingin diisolasi adalah
Setelah itu, dimasukkan eluen mulai dari yang paling non polar, dan
ditampung hasil fraksi yang dihasilkan dalam vial yang telah dikalibrasi 5 ml.
Dimasukkan eluen atau campuran eluen berikutnya dari yang kurang polar
8:1, heksan:etil asetat = 6:1, heksan:etil asetat = 4:1, heksan:etil asetat = 1:3,
ml. Elusi yang dilakukan pada kromatografi kolom dilakukan dari eluen non
pemisahan senyawa yang baik, dimana ketika eluen polar yang terlebih
dahulu dilewatkan, maka senyawa yang sifatnya polar maupun non polar
akan ikut terelusi, karena kemampuan yang dimiliki oleh pelarut polar dapat
melarutkan senyawa yang sifatnya polar dan non polar sehingga pemisahan
tidak terjadi, berbeda ketika eluen non polar yang dilewatkan terlebih dahulu,
non polar. Hasil partisi yang tertampung adalah 68 vial dengan berbagai
PENUTUP
VI.1 Kesimpulan
daun jambu biji (Psidium guajava) di dapatkan hasil fraksi sebanyak 68 vial
VI.2 Saran
sehingga segala hal yang berkaitan dengan praktikum dapat berjalan dengan
Indonesia: Jakarta.
Chemistry. 7th edition. New York: Saunders College Publishing. Hal. 17-
25.
8. Kisman .Dr. Sastro ,ddk .1994. Analisis Farmasi Cet. 2 , Gadjah Mada
Academic Press.
LAMPIRAN
Skema Kerja
Penyiapan Ekstrak
Ekstrak ditimbang
Proses Partisi
mampatkan
Ditampung dimangkok
Diuapkan
B. Kromatografi Kolom
Penyiapan Bubur Silika
Penyiapan Ekstrak
Ekstrak ditimbang
Proses Partisi
mampatkan
Ditampung di vial
Diuapkan