Bab I Ta
Bab I Ta
PENDAHULUAN
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menciptakan area kerja yang nyaman di
suatu perusahaan yaitu dengan menggunakan meted 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin).
Metode ini berasal dari Jepang yang dikenal dengan sebutan 5S yaitu Seiri (Ringkas) Seiton
(Rapi), Seiso (REsik), Seiketsu (Rawat), dan Shitsuke (Rajin). Jika dalam bahasa inggris disebut
juga dengan 5S yaitu Sort berarti Ringkas, Set In Order yang berarti Rapi, Shine yang berarti
Resik, Standardise yang berarti Rawat dan Sustain yang dalam metode ini diartikan sama dengan
kata Rajin.
Seiring perkembangan dunia pasar bebas maka semua lini bisnis harus merekapitulasi
lagi semua komponen operasional disegala bidang agar senantiasa tidak hanya eksis tapi mampu
bersaing dan juga meningkatkan efesiensi yang setinggi-tingginya. Salah satu sisi yang juga
berperanpenting dalam upaya peningkatan produktifitas adalh peningkatan kemampuan
pengolahan teknologi baik yang sekarang maupun perkembangannya kedepan dengan tujuan
agar performa perusahaan dapat ditingkatkan baik berupa perbaikan output, meningkatkan
efesiensi proses, maupun mendapatkan atau memilih input yang yang berkualitas. Teknologi
adalah salah satu factor yang bisa dikontrol terkait untuk mendapatkan proses transformasi dan
value added dalam suatu proses produksi sehingga bisa meningkatkan produktifitas secara
keseluruhan.
Dengan demikian hal itu akan menghasilkan suatu output performa perusahaan yang
tinggi, menggindari over maintenance dan meminimalkan downtime. Manajemen perawatan
sangatlah diperlukan dam mempunyai peran yang sangat vital bagi sebuah perusahaan,
mengingat dalam dunia industry kegiatan produksi tidak lepas dari penggunaan alat-alat atau
mesin-mesin sebagai pendukung operasionalnya. Mesin-mesin tersebut akan beroperasi sesuai
dengan semestinya bila didukung oleh standar operasional dan perawatan yang benar.
Downtime didefenisikan sebagai waktu suatu system tidak dapat digunakan (tidak berada
dalam kondisi yang baik), sehingga membuat fungsi system tidak berjalan. Berdasarkan
kenyataannya bahwa pada dasarnya prinsip utama dalam manajemen system perawatan adalah
untuk menekan periode kerusakan (breakdown period) sampai batas minimum, maka keputusan
penggantian komponen system berdasarkan downtime minimum menjadi sangat penting.