Anda di halaman 1dari 31

TATA TERTIB

VISI DAN MISI POLTEKKES MATARAM

VISI
Penyelenggara terwujudnya tenaga kesehatan yang kompeten, profesional dan berbudaya guna
di Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang mandiri dan berkeadilan dengan waktu 4
tahun.
MISI
1. Meningkatkan penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang kompeten
profesional sesuai bidang keilmuan dalam mendukung penyelenggaraan pembangunan
kesehatan.
2. Meningkatan Sarana dan Prasarana penyelenggaraan pendidikan berdasarkan kuantitas
dan kualitas sesuai bidang keilmuan dan mendukung penyelenggaraan pembangunan
kesehatan.
3. Meningkatkan sumber daya manusia pendidikan yang kompeten profesional sesuai
bidang keilmuan dalam mendukung penyelenggaraan pembangunan kesehatan.
4. Mengembangkan program unggulan dalam kewirausahaan yang kompeten dan
professional sesuai bidang keilmuan dalam mendukung penyelenggaraan pembangunan
kesehatan.
5. Meningkatkan kemitraan dan kerja sama dengan pemerintah daerah, Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Kab/Provinsi dan institusi pendidilkan sesuai bidang keilmuan dalam
mendukung penyelenggaraan pembangunan kesehatan
VISI DAN MISI JURUSAN ANALIS KESEHATAN

VISI
Penyelenggara pendidikan tenaga Analis Kesehatan yang kompeten, profesional, dan berdaya
guna di Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang mandiri dan berkeadilan tahun 2018.
MISI
1. Meningkatkan penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang kompeten ,
profesional untuk mempersiapkan tenaga Analis Kesehatan dalam mendukung
penyelenggaraan pembangunan kesehatan.
2. Meningkatan sarana dan prasarana penyelenggaraan pendidikan berdasarkan kuantitas
dan kualitas di bidang Analis Kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan
pembangunan kesehatan.
3. Meningkatkan sumber daya manusia pendidikan yang kompeten, profesional di bidang
Analis Kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan pembangunan kesehatan.
4. Mengembangkan program unggulan dalam kewirausahaan yang kompeten dan
professional di bidang Analis Kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan
pembangunan kesehatan.
5. Meningkatkan kemitraan dan kerja sama dengan pemerintah daerah, Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Kabupaten /Provinsi dan institusi pendidilkan di bidang Analis Kesehatan
dalam mendukung penyelenggaraan pembangunan kesehatan.
VISI DAN MISI PROGRAM STUDI D-IV ANALIS KESEHATAN

VISI
Menghasilkan tenaga sains terapan Analis Kesehatan yang kompeten, profesional, dan berdaya
saing di bidang laboratorium penyakit tropis pada tahun 2018.
MISI
1. Melaksanakan pendidikan yang unggul di bidang laboratorium penyakit tropis.
2. Mengembangkan kegiatan penelitian Analis Kesehatan berbasis penyakit tropis.
3. Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat dalam meningkatkan pelayanan kesehatan
masyarakat.
4. Meningkatkan sarana dan prasarana penyelenggaraan pendidikan Analis Kesehatan.
5. Meningkatkan kerja sama dengan pemerintah daerah, institusi pendidilkan dan lembaga
pelayanan kesehatan masyarakat dalam bidang Analis Kesehatan.
PENGENALAN MIKROSKOP

1. Keterangan :

1. Eyepiece / oculars (lensa okuler)


2.Observation tube (tabung pengamatan / tabung okuler)
3. Revolving nosepiece (pemutar lensa objektif)
4. Observation tube securing knob (sekrup pengencang tabung okuler)
5. Objective lense (lensa objektif)
6. Specimen holder (penjepit spesimen)
7. Stage (meja benda)
8. Diopter adjustmet ring / Diagfragma (cincin pengatur diopter)
9. Condenser (Kondensor)
10. Interpupillar distance adjustment knob (pengatur jarak interpupillar)
11. Condenser adjustment knob (sekrup pengatur kondenser)
12. Horizontal feed knob (sekrup pengatur horizontal)
13. Coarse focus knob / Makrometer (sekrup fokus kasar)
14. Fine focus knob / Mikrometer (sekrup fokus halus)
15. Vertical feed knob (sekrup pengatur vertikal)
16. Main switch (tombol on-off)
17. Brightness adjustment knob (pengatur kekuatan lampu)
18. Illuminator (sumber cahaya)
B. Bagian Mekanik terdiri atas:

Statip/ tangkai/ lengan mikroskop


Tabung
Revolver/ pengatur fokus
Alas/Kaki
Penjepit/ klep
Sekrup penggeser objek
Meja benda

C. Bagian Optik terdiri atas:

Lensa Okuler
Lensa objektif
Diafragma
Kondensor
Cermin

D. Fungsi-fungsi Bagian Mikroskop

Tubus/ Tabung mikroskop : Tabung kosong yang dapat di naik turunkan untuk mengatur
fokus.
Lensa Obyektif : Lensa yang terletak di bawah tabung mikroskop dan dekat dengan
benda yang akan diamati
Lensa Okuler : Lensa yang terletak di atas tabung mikroskop dan dekat dengan mata
pengamat.
Revolver : Bagian yang dapat diputar utnuk memilih ukuran lensa obyektif
Makrometer (pemutar kasar) : tombol pengatur fokus bayangan dengan menaik turunkan
tabung mikroskop dengan cepat.
Mikrometer (pemutar halus) : tombol pengatur fokus bayangan dengan menaik turunkan
tabung mikroskop dengan sangat lambat.
Lengan mikroskop : bagian yang di pegang saat mikroskop akan di pindahkan.
Meja preparat : untuk meletakkan preparat yang akan di amati
Penjepit obyek : Untuk menjepit preparat agar preparat tidak bergeser
Diafragma : mengatur banyak sedikitnya cahaya yang dibutuhkan.
Kondensor : Mengatur intensitas cahaya
Cermin : mengarahkan cahaya agar bisa masuk ke diafragma dan kondensor
Kaki mikroskop : Bagian paling bawah untuk mengokohkan kedudukan mikroskop.
PRAKTIKUM I
PENGENALAN ALAT ATAU INSTRUMENTASI LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
No. Nama Alat Gambar Alat Fungsi
1. Autoklaf (Auto Untuk membunuh kuman
clave) dan bakteri yang terdapat
pada bahan atau alat yang
pada umumnya terbuat dari
logam, plastik , karet ,
tekstil , gelas , dam juga
liquid dalam keadaan
tertutup. Dengan kata lain
alat ini digunakan untuk
sterilisasi basah
berdasarkan uap air
bertekanan tinggi dengan
suhu 1210 , dengan waktu
15 menit, dan tekanan 1
atm.
2. Jarum ose Untuk memindahkan atau
atau Jarum mengambil koloni suatu
Inokulum mikroorganisme atau
(inoculating mikroba ke media yang
loop) akan digunakan kembali.

3. Enkas Tempat inokulasi atau


tempat melakukan
pembiakan mikroba.

4. Inkubator Untuk menginkubasi atau


(Incubator) memeram mikroba pada
suhu yang terkontrol. Alat
ini dilengkapi dengan
pengatur suhu dan pengatur
waktu.

5. Tabung reaksi Di dalam mikrobiologi,


(Reaction Tube tabung reaksi digunakan
/ Test Tube) untuk uji-uji biokimiawi
dan menumbuhkan
mikroba.Tabung reaksi
dapat diisi media padat
maupun cair. Tutup tabung
reaksi dapat berupa kapas,
tutup metal, tutup plastik
atau aluminium foil.
PRAKTIKUM II
PENGENALAN REAGENSIA

1. Pewarnaan Gram
a. Cat Gram A (Kristal Violet)
1) Komposisi
Kristal violet : 2 gram
Alkohol 95% : 20 ml
Aquadest : 80 ml
Amonium oksalat : 0,8 gram
2) Cara Pembuatan
Disiapkan alat dan bahan
Timbang kristal violet sebanyak 2 gram menggunakan kertas timbang pada neraca
Amonium oksalat di timbang sebanya 0,8 gram
Kristal violet dan amonium oksalat di campur ke dalam mortir dan dihaluskan
menggunakan stampler
Tambahkan 80 ml aquadest dan 20 ml alkohol 95% kedalam mortir
Aduk hingga merata
Masukkan larutan ke dalam botol reagen menggunakan corong yang telah dilapisi
kertas saring
Tutup, beri label, dan simpan botil reagen
Keringkan kertas saring
Setelelah proses selesai, cuci alat-alat yang telah dipakai dan simpan kembali

b. Cat Gram B (Lugol)


1) Komposisi
Kalium Iodida : 10 gram
Iodium : 5 gram
Aquades : 100 ml
2) Cara Pembuatan
Larutkan 10 gram kalium Iodida (KI) dalam 80 mL aquades. Lalu aduk sampai
larut.
Tambahkan 5 gram iodium (I2), aduk sampai sampai rata.
Encerkan larutan yang terbentuk sampai 100 mL.
Simpan dalam botol plastik yang berwarna gelap, tutup dengan tutup kedap dan
tutup putar. Jauhkan dari sinar matahari.

c. Cat Gram C (Aceton Alkohol)


1) Komposisi
Aceton : 50 ml
Alkohol 95% : 50 ml
2) Cara Pembuatan
Disiapkan alat dan bahan
Ukur lah sebanyak 50 ml aceton menggunakan gelas ukur
Ukurlah sebanyak 50 ml alkohol 95% menggunakan gelas ukur
Campurkan keduanya kedalam botol reagen menggunakan corong
Tutup, beri label, dan simpan botol reagen
Setelah selesai proses, cuci alat-alat yang telah dipakai dan simpan kembali

d. Cat Gram D (Safranin)


1) Komposisi
Safranin O : 0,25 gram
Alkohol 95% : 10 ml
Aquadest : 90 ml
2) Cara Pembuatan
Disiapkan alat dan bahan
Timbang 0,25 gram safranin O menggunakan neraca yang telah dilapisi kertas
timbang
Masukkan safranin ke dalam mortir dan haluskan menggunakan stampler
Tambahkan 10 ml alkohol 95% dan 90 ml aquadest ke dalam mortir
Aduk hingga merata
Masukkan larutan kedalam botol reagen menggunakan corong yang telah dilapisi
kertas saring.
Tutup, beri label, dan simpan botol reagen.
Keringkan kertas saring
Setelah selesai proses, cuci alat-alat yang telah dipakai dan simpan kembali.

2. Pewarnaan BTA
a. Metode ZN (Ziehl Nessler)
1) ZN A (Carbol Fuchsin)
a) Komposisi
Basic fuchsin : 0.3 gram
Alkoholk 95% : 10 ml
Air Suling : 85 ml
Fenol : 5 ml
b) Cara Pembuatan
Basik fuksin digerus dalam mortal sampai hancur
Kemudian dilarutkan dalam alkohol
Ditambahkan air suling dan fenol
Dikocok dan disaring kedalam botol yang berwarna.

2) ZN B (Asam Alkohol)
a) Komposisi
HCl pekat : 3 ml
Alkohol 95% : 97 ml
b) Cara Pembuatan
Siapkan 3 ml HCL pekat dan 97 ml Alkohol 95 %
Campur sampai homogen
3) ZN C (Methylen Blue)
a) Komposisi
Methylen blue : 0.3 gram
Air suling : 100 ml
b) Cara Pembuatan
Methylen blue digerus dalam mortal sampai hancur
Ditambahkan sedikit air suling sambil digerus sampai methylen blue larut.

b. Metode Kinyoun Gabbet


1) Kinyoun
a) Komposisi
Basic fuchsin : 4 gram
Fenol : 8 ml
Alkohol absolut 95 % : 20 ml
Aquadest : 100 ml
b) Cara Pembuatan
Mula-mula basic fuchsin ditimbang sebanyak 4 gram (digerus)
Dimasukkan fenol 8 ml ke dalam labu ukur 100 ml
Dicampur, jangan sampai menggumpal (harus larut semua) lalu tambahkan
alkohol absolut 95% sebanyak 20 ml
Ditambahkan aquades steril sampai batas 100 ml
2) Gabbet
a) Komposisi
Methylen Blue : 1 gram
H2SO4 pekat : 20 ml
Alkohol absolut : 30 ml
Aquadest : 50 ml
b) Cara Pembuatan
Methylen blue 1 gram, lalu digerus, dimasukan dalam labu ukur, dibilas dengan
aquades yang telah tersedia 50 ml
Setelah larut semua, lalu dicampur dengan alkoholH2SO4 (yaitu 20 ml H2SO4
pekat + 30 ml alkohol absolut) diputar perlahan-lahan, sedikit demi sedikit.
(19).

3. Pewarnaan Spora
a. Metode Wirtz Conklin
1) Malachite Green
a) Komposisi
Malachite Green Oxalate : 5 gram
Aquadest : 100 ml
b) Cara Pembuatan
Timbang 5 gram Malachite Green Oxalate
Larutkan dalam 100 ml Aquadest.
2) Safranin
a) Komposisi
Safranin O : 0,25 gram
Alkohol 95% : 10 ml
Aquadest : 90 ml
b) Cara Pembuatan
Disiapkan alat dan bahan
Timbang 0,25 gram safranin O menggunakan neraca yang telah dilapisi kertas
timbang
Masukkan safranin ke dalam mortir dan haluskan menggunakan stampler
Tambahkan 10 ml alkohol 95% dan 90 ml aquadest ke dalam mortir
Aduk hingga merata
Masukkan larutan kedalam botol reagen menggunakan corong yang telah
dilapisi kertas saring.
Tutup, beri label, dan simpan botol reagen.
Keringkan kertas saring
Setelah selesai proses, cuci alat-alat yang telah dipakai dan simpan kembali.

b. Metode Klein
1) Carbol Fuchsin
a) Komposisi
Basic fuchsin : 0.3 gram
Alkohol 95% : 10 ml
Air Suling : 85 ml
Fenol : 5 ml
b) Cara Pembuatan
Basik fuksin digerus dalam mortal sampai hancur
Kemudian dilarutkan dalam alkohol
Ditambahkan air suling dan fenol
Dikocok dan disaring kedalam botol yang berwarna.

2) Asam Sulfat 1%
a) Komposisi
Asam Sulfat 96%
aquadest

b) Cara Pembuatan
Disiapkan alat dan bahan
Dipipet 5,5 ml H2SO4 pekat kemudian masukan kedalam Labu ukur ukuran
1 liter yang sudah disi aquades sebanyak 100 ml, lalu tambahkan asam sulfat
pekat secara perlahan.
Aduk sebentar kemudian tambahkan aquades sampai 1000 ml atau sampai
tanda batas pada labu ukur.
Pada pengenceran asam pekat selalu labu ukur diisi aquades terlebih dahulu
untuk menghindari perubahan panas yang spontan yang bisa menghasilkan
letupan.

3) Methylen Blue
a) Komposisi
Methylen blue : 0.3 gram
Air suling : 100 ml
b) Cara Pembuatan
Methylen blue digerus dalam mortal sampai hancur
Ditambahkan sedikit air suling sambil digerus sampai methylen blue larut.

4. Pewarnaan Kapsul
a. Metode Burry Gins
1) Tinta Cina

2) Solotio Fuchsin atau Safranin


a) Komposisi
Basic Fuchsin atau Safranin : 0,25 gram
Etanol 95% : 100 ml
b) Cara Pembuatan
Ditimbang sebanyak 5 gram Basic Fuchsin atau Safranin dengan neraca analitik.
Dilarutkan di dalam 100 ml etanol 100 %.

b. Metode Mac Neal (Mac Neal Tetrachrome)


1) Komposisi
Eosin Yellowish : 1 gram
Methylen Blue : 1 gram
Azure II : 0,6 gram
Methyl Violet : 0,2 gram
Methyl Alkohol : 100 ml
2) Cara Pembuatan
Dipanaskan 50o C selama 30 menit
Disimpan 37o C selama dua hari
Dikocok setiap hari beberapa kali
Disaring
5. Pewarnaan Flagella
a. Komposisi
Larutan pulas Leifson, terdiri dari:
Basic fuchsin : 1 gram.
NaCl : 1 gram.
Asam tanine : 2 gram.
b. Cara Pembuatan
Ketiga zat ini dicampur baik-baik,
Kemudian 1,7 gram campuran dilarutkan dalam 35 ml alkohol 95% + 65 ml aquadest.
Larutan pulas ini disimpan beberapa minggu dalam botol bertutup rapat, baru dipakai.

6. Pewarnaan Granulla
a. Neisser A
1. Komposisi
Methylen Blue : 1 gram
Alkohol Absolut : 20 ml
Asam Asetat pekat 100% : 50 ml
Aquadest : 95 ml

2. Cara Pembuatan
Disiapkan alat dan bahan
Ditimbang 1 gram serbuk Methylen Blue kemudian larutkan kedalam 95 ml aquadest
Panaskan larutan pada suhu sekitar 60-700C sambil diaduk perlahan sampai serbuk larut
sempurna

b. Neisser B
1. Komposisi
Gentian violet : 1 gram
Alcohol absolute : 10 ml
Aquadest : 300 ml
2. Cara Pembuatan
Disiapkan alat dan bahan
Gentian violet digerus dengan alcohol di dalam mortar tambahkan alkoholya sedikit demi
sedikit
Kemudian tambah aquadest sedikit demi sedikit dengan mengaduk terus. Biarkan 24 jam
kemudian disaring.
Simpan di dalam botol yang berwarna coklat (gelap).
c. Loffler
1. Komposisi
Methylen Blue : 0,3 gram
Alkohol Absolut 95% : 30 ml
Potasium Hidroksida 10% : 0,1 ml
Aquadest : 100 ml
2. Cara Pembuatan

7. PZ (NaCl 0,85 %)
a. Komposisi
NaCl : 0,85 gram
Aquadest : 100 ml
b. Cara Pembuatan
Disiapkan alat dan bahan
Ditimbang 0,85 gram NaCl dengan menggunakan neraca analitik.
Dilarutkan di dalam beaker glass dengan 100 ml aquadest.

8. Alkohol 70%
a. Komposisi
Alkohol 96% : 73 ml
Aquadest : 100 ml
b. Cara Pembuatan
Dipipet 73 ml alkohol 96%
Di Add-kan dengan aquadest sampai volume 100ml

9. Reagen Kovac
a. Komposisi
Paradimetil amino benzal dehida : 5,0 gram
Butanol : 75,0 ml
HCl pekat : 250,0 ml
b. Cara Pembuatan
Ditimbang sebanyak 5,0 gram paradimetil amino benzal dehida dengan menggunakan
neraca analitik.
Dilarutkan 5,0 gram paradimetil amino benzal dehida di dalam 75, 0 ml butanol.
Pelan-pelan ditambahkan 250,0 ml HCl pekat.
Disimpan pada suhu 4oC.

10. KOH 40%


a. Komposisi
KOH : 3,5 gram
Aquadest : 250 ml
b. Cara Pembuatan
BM KOH = 56
Labu takar 250 ml x 0,014 = 3,5 gram kOH
Maka ditimbang 3,5 gram kOH, lalu diencerkan dengan aquadest
dalam labu takar 250 ml sampai garis batas

11. Methyl Red


a. Komposisi:
Methyl red : 0,1 gram
Ethyl alcohol 95%, : 3000 ml
Aquadest : 2000 ml

b. Cara pembuatan:
Methyl red dilarutkan dalam ethyl alkohol 95%
Kemudian ditambahkan aquadest hingga volume mencapai 500 ml
Setelah dilarutkan dimasukkan kedalam botol gelap dan beri lebel

12. Alpha-Naphtol
a. Komposisi
Alpha-Naphtol : 5,0 gram
Etanol 95% : 100 ml
b. Cara Pembuatan
Ditimbang 5,0 gram alpha naphtol.
Kemudian dilarutkan dengan alkohol 95% sampai 100 ml.
Setelah larut kemudian dimasukkan ke dalam botol reagen dan diberi
label.

13. BaCl2 1%
a. Komposisi
BaCl2 : 1,0 gram
Aquadest : 100,0 ml
b. Cara Pembuatan
Ditimbang 1,0 gram BaCl2 menggunakan neraca analitik
Dilarutkan dengan aquadest sampai 100,0 ml
Setelah larut kemudian dimasukkan ke dalam botol reagen dan diberi
label/etiket.

14. Asam Sulfat 1%


a. Komposisi
Asam Sulfat 96%
aquadest

b. Cara Pembuatan
Disiapkan alat dan bahan
Dipipet 5,5 ml H2SO4 pekat kemudian masukan kedalam Labu ukur ukuran 1 liter yang
sudah disi aquades sebanyak 100 ml, lalu tambahkan asam sulfat pekat secara perlahan.
Aduk sebentar kemudian tambahkan aquades sampai 1000 ml atau sampai tanda batas
pada labu ukur.
Pada pengenceran asam pekat selalu labu ukur diisi aquades terlebih dahulu untuk
menghindari perubahan panas yang spontan yang bisa menghasilkan letupan.

PRAKTIKUM III
PENGENALAN MEDIA

1. Potato Dextrose Agar (PDA)


a. Komposisi
Kentang : 200 gram
Agar-agar : 20 gram
Gula : 20 gram
Aquadest : 1000 ml
b. Cara Pembuatan
Menyiapkan alat dan bahan.
Mengupas kentang dan memotong kecil-kecil dan mencuci kentang dengan bersih.
Menimbang kentang sebanyak 200 gram, agar-agar 20 gram dan gula 20 gram.
Merebus kentang dengan aquades sebanyak 1000 ml hingga mendidih lalu menyaring
dan mengambil ekstraknya.
Mencampur ekstrak kentang dengan gula dan agar-agar sambil memanaskan kembali
agar zat tersebut larut sempurna dan campuran menjadi homogen.
Memasukkan ke dalam erlenmeyer dan menyumbat dengan kapas, menutup mulut
erlenmeyer dengan kertas aluminium foil dan plastik tahan panas.
Mensterilkan medium dalam autoklaf pada suhu 121oC selama 15 menit.
Mendinginkan medium dan menyimpan di dalam kulkas.

2. Nutrient Agar (NA)


a. Komposisi
Daging sapi : 100 gram
Agar-agar : 10 gram
Gula : 10 gram
Aquadest : 500 ml
b. Cara Pembuatan
Menyiapkan alat dan bahan.
Memotong kecil-kecil dan mencuci daging sapi dengan bersih.
Menimbang daging sapi sebanyak 100 gram, agar-agar 10 gram dan gula 10 gram.
Merebus daging dengan aquades sebanyak 500 ml hingga mendidih lalu Menyaring dan
mengambil ekstraknya.
Mencampur ekstrak daging dengan gula dan agar-agar sambil memanaskan kembali agar
zat tersebut larut sempurna dan campuran menjadi homogen.
Memasukkan ke dalam erlenmeyer dan menyumbat dengan kapas, menutup mulut
erlenmeyer dengan kertas aluminium foil dan plastik tahan panas.
Mensterilkan medium dalam autoklaf pada suhu 121oC selama 15 menit.
Mendinginkan medium dan menyimpan di dalam kulkas.

3. Tauge Extract Agar (TEA)


a. Komposisi
Tauge : 100 gram
Agar-agar : 10 gram
Gula : 10 gram
Aquadest : 500 ml
a. Cara Pembuatan
Menyiapkan alat dan bahan.
Mencuci tauge dengan bersih.
Menimbang tauge sebanyak 100 gram, agar-agar 10 gram dan gula 10 gram.
Merebus tauge dengan aquades sebanyak 500 ml hingga mendidih lalu Menyaring dan
mengambil ekstraknya.
Mencampur ekstrak tauge dengan gula dan agar-agar sambil memanaskan kembali agar
zat tersebut larut sempurna dan campuran menjadi homogen.
Memasukkan ke dalam erlenmeyer dan menyumbat dengan kapas, menutup mulut
erlenmeyer dengan kertas aluminium foil dan plastik tahan panas.
Mensterilkan medium dalam autoklaf pada suhu 121oC selama 15 menit.
Mendinginkan medium dan menyimpan di dalam kulkas.

4. Eugon Broth
a. Komposisi :
casein peptone : 15,0 gram
dextrose : 5,5 gram
L-Cystine : 0,7 gram
sodium kloride : 4,0 gram
sodium sulfite : 0,2 gram
soy peptone : 5,0 gram
b. Pembuatan :
1.sebanyak 30,4 g medium dalam 1 liter aquadest
dipanas dengan agitasi dan didihkan selama 1 menit
3.masukkan ke dalam tabung reaksi atau botol, disterilkan pada 118 c selama 15 menit
4.dinginkan sampai 45-50 c dan tambahkan 15% steril darah kelinci
5.masukkan medium ke dalam tabung reaksi lalu masukkan mikroorganisme yang akan
dikulturkan
homogenkan dan inkubasi pada inkubator.

5. MacConkey Agar
a. Komposisi
gelatin peptone : 17,0 gram
Lactose : 10,0 gram
Sodium chloride : 5,0 gram
Neutral red : 0,03 gram
Polipeptone : 3,0 gram
Bile salt : 1,5 gram
Agar : 13,5 gram
Crystal violet : 0,001 gram
b. Cara Pembuatan
sebanyak 50,0 g medium disuspensikan ke dalam 1 liter aquades
Medium dipanaskan sampai mendikdih agar tercampur dengan sempurna selama 1 mnit
Masukkan ke dalam tabung atau botol untuk distrerilisasi di dalam autoklaf slama 15
menit, pada suhu 121 c, tekanan 1 atm
Tunggu hingga agak dingin sekitar 45-50 c
Tuangkan kedalam cawan petri sebanyak 20 ml
Inokulasi mikroorganisme ke dalam cawan dan inkubasi pada suhu 35 c selama 18-24
jam

6. MacConkey Broth
a. Komposisi
oxbile : 5,0 g
Lactose : 10,0 g
Gelatin peptone : 20,0 g
Bromcresol : 0,01 g
b. Pembuatan
sebanyak 35,0 g medium disuspensikan kedalam 1 liter auqadest
Medium dipanaskan sampai mendidih agar tercampur dengan smpurna selama 1 menit
Disterilisasi di dalam autoklaf
Tunggu hingga agak dingin 40-45 c
Masukkan ke dalam tabung reaksi
Inokulasi mikroorganisme dan inkubasi pada suhu 35 c selama 18-24 jam

7. Oatmeal Agar
a. Komposisi
Oatmeal : 60,0 g
Agar : 12,5 g
b. Pembuatan
Sebanyak 72,5 g medium disuspensikan ke dalam satu liter aquadest
Medium dipanaskan samapai mendidih agar tercampur dengan sempurna selama 1 menit
Distrelisasi di dalam autoklaf
Tunggu hingga agak dingin sekitar suhu 40-45 c
Tambahkan 10-20 ml medium ke dalam cawan petri dan homognkan
Inokulasi mikroorganisme cawan petri dan inkubasi pada suhu 30 c selama 18-48 jam

8. Tryptic Soy Broth


a. Komposisi
casein peptone : 17,0 g
Dextrose : 2,5 g
Dipotassium phosphate : 2,5 g
Sodium chloride : 5,0 g
Soy peptone : 3,0 g
b. Pembuatan
sebanyak 30,0 g medium disuspensikan ke dalam 1 liter aquadest
Medium dipanaskan sampai mendidih agar tercampur dengan sempurna selama 1 menit
Distrelisasi di dalam autoklaf
Tunggu hingga agak dingin 40-45 c
Masukkan kedalam tabung reaksi
Inokulasi microorganism dan inkubasi
9. Blood Agar Plate (BAP)
a. Komposisi
Beef extract : 10 gram
Peptone : 10 gram
NaCl : 5 gram
Agar-agar : 15 gram
Aquadest : 1000 ml
pH : 7,0
b. Pembuatan
Disiapkan alat dan bahan
Bubuk media blood agar base ditimbang sebanyak 15 gram kemudian masukkan kedalam
botol kaca
Larutkan 40 gram bahan tersebut dengan 1000 ml aquadest PH 7 (netral) kemudian
dihomogenkan menggunakan stirer magnetic
Botol kaca yang berisi media ditutup dengan tutup botol yang dilapisi aluminum foil dan
diikat dengan benang
Media disteril dengan autoclave pada suhu 121 Oc selama 15 menit
Media yang telah di steril didinginkan hingga mencapai suhu 45-50 oc
Media dituang kedalam plate dan di tuang hingga padat
Stelah beku media di siapkan
10. Bismuth Sulfit Agar (BSA)
a. Komposisi
Intisari enzimatik kasein : 5 gram
Intimsari enzimatik jaringan hewan : 5 gram
Ekstrak daging sapi : 5 gram
Dekstrosa : 5 gram
Dinatrium fosfat : 4 gram
Ferous sulfat : 0,3 gram
Bismuth sulfit indikator : 8 gram
Brilliant green : 0,025 gram
Agar-agar : 20 gram
b. Pembuatan
Semua bahan dicampurkan lalu dipanaskan
Disterilkan dengan autoclave (15 menit, 121o C, 1 atm)
Didinginkan sampai suhu 50o C
Dipindahkan ke dalam plate steril.

11. Eosin Methylen Blue Agar


a. Komposisi
Nutrien Agar : 100 cc
K2HPO4 : 0,2 gram
Laktosa : 1,0 gram
Eosin 2% dalam H2O : 2,0 gram
Methylen Blue 0,5% : 1,5 cc
b. Pembuatan
Semua bahan dicampurkan lalu dipanaskan
Disterilkan dengan autoclave (15 menit, 121o C, 1 atm)
Dituang 20 ml 25 ml pada plate steril
Dibiarkan membeku

12. deMann Rogosa Sharpt Agar


a. Komposisi
Protein dari kasein : 10 gram
Ekstrak daging : 8 gram
Ekstrak ragi : 4 gram
D (+) glukosa : 20 gram
Magnesium Sulfat : 0,2 gram
Agar-agar : 14 gram
Dipotassium Hidrogen Pospat : 2 gram
Tueen 80 : 1 gram
Diamonium Hidrogen Sulfat : 2 gram
Natrium asetat : 5 gram
Mangan Sulfat : 0,04 gram
b. Pembuatan
Semua bahan dicampurkan lalu dipanaskan
Disterilkan dengan autoclave (15 menit, 121o C, 1 atm)
Didinginkan sampai suhu 50o C
Dipindahkan ke dalam plate steril
Dibiarkan beku.

13. Salmonella Shigella Agar


a. Komposisi
Laktosa : 10 gram
Sukrosa : 10 gram
Garam empedu : 5 gram
Natrium sitrat : 5 gram
Pepsic jaringan Hsha digest : 4 gram
Kasein pankreas digos : 4 gram
Ekstrak dangin sapi : 3 gram
Natrium thiosulfat : 2 gram
Ferri amonium sitrat : 1 gram
Netral merah : 0,02 gram
Bromocresol purple : 0,01 gram
Agar bakteriologis : 15 gram
b. Pembuatan
Semua bahan dicampurkan lalu dipanaskan
Disterilkan dengan autoclave (15 menit, 121o C, 1 atm)
Didinginkan sampai suhu 50o C
Dipindahkan ke dalam plate steril

14. Media Uji Biokimia


a. Uji Indol
1) Komposisi
Peptone dari kasein : 10 gram
NaCl : 5 gram
Potassium dihidrogen fosfat : 1,5 gram
Disodium dihidrogen fosfat dodechydrat : 9 gram
2) Cara Pembuatan
Semua bahan dicampur dengan aquadest
Dituang pada tabung reaksi
Disterilkan dengan menggunakan autoclave
Media dikeluarkan dan diletakkan dalam posisi berdiri tegak

b. Uji MR
1) Komposisi
Peptone from meat : 7,0 gram
D(+) glukosa : 5 gram
Fosfat buffer :5 gram
2) Cara Pembuatan
Semua bahan dicampur dengan aquadest
Dituang pada tabung reaksi
Disterilkan dengan menggunakan autoclave
Media dikeluarkan dan diletakkan dalam posisi berdiri tegak

c. Uji voges proskauer


1) Komposisi

d. Simon Citrat
1) Komposisi
Sodium citrat : 2 gram
Bacto agar : 15 gram
Bato bromthymol carbon : 0,8 gram
2) Cara pembuatan
Semua bahan dicampur dengan aquadest
Dipanaskan lalu diletakkan dalam tabung reaksi
Disterilkan dengan menggunakan autoclave
Media dikeluarkan dan diletakkan dalam posisi miring

e. Motility
1) Komposisi
Peptone dari kasein : 10 gram
NaCl : 5 gram
Potassium dihidrogen fosfat :

f. Uji ureast
1) Komposisi
Yeast extract : 0,1 gram
Potassium dihidrogen fosfat : 9,1 gram
Fenol red : 0,01 gram
Urea : 20,0 gram
Disodium hidrogen fosfat : 9,5 gram
2) Cara Pembuatan
Semua bahan dicampur dengan aquadest
Dipanaskan lalu diletakkan dalam tabung reaksi
Disterilkan dengan menggunakan autoclave
Media dikeluarkan dan diletakkan dalam posisi tegak
g. TSI
1) Komposisi
Peptone dari kasein : 10 gram
Peptone dari daging : 10 gram
Meat extract : 3 gram
Yeast extract : 3 gram
NaCl : 5 gram
Laktosa : 10 gram
Sukrosa : 10 gram
D (+) glukosa : 10 gram

15. Uji gula-gula


a. Uji glukosa
1) Komposisi
Glukosa : 1 gram
Peptone water : 100 ml
Indikator BCP : 0,02 %
2) Cara Pembuatan
Semua bahan dihomogenkan kemudian dituang ke dalam tabung reaksi
Diserilkan dengan autoclave
Media dikeluarkan dan diletakkan dalam posisi tegak

b. Uji Maltosa
1) Komposisi
Maltosa : 1 gram
Peptone water : 100 ml
Indikator BCP : 0,02 %
2) Cara Pembuatan
Semua bahan dihomogenkan kemudian dituang ke dalam tabung reaksi
Diserilkan dengan autoclave
Media dikeluarkan dan diletakkan dalam posisi tegak

c. Uji Laktosa
1) Komposisi
Laktosa : 1 gram
Peptone water : 100 ml
Indikator BCP : 0,02 %
2) Cara Pembuatan
Semua bahan dihomogenkan kemudian dituang ke dalam
tabung reaksi
Diserilkan dengan autoclave
Media dikeluarkan dan diletakkan dalam posisi tegak
d. Uji Sukrosa
1) Komposisi
Sukrosa : 1 gram
Peptone water : 100 ml
Indikator BCP : 0,02 %
2) Cara Pembuatan
Semua bahan dihomogenkan kemudian dituang ke dalam tabung reaksi
Diserilkan dengan autoclave
Media dikeluarkan dan diletakkan dalam posisi tegak

16. Carry & Blair


1) Komposisi
Sodium thioglycollate 1,5 gram
Dinatrium fosfat 1,1 gram
Natrium klorida 5 gram
Agar 5 gram
Kalsium klorida (1%) 10ml
Aquades 990 ml
2) Pembuatan
Semua APD digunakan dengan baik, benar, dan lengkap.
Disiapkan semua alat-alat dan bahan-bahan yang akan digunakan.
Dipastikan semua alat dan bahan dalam keadaan siap digunakan.
Ditimbang serbuk Carry and Blair (sesuai dengan volume yang dibuat )
Dipindahkan serbuk media Carry and Blair ke beaker glass, lalu ditambahkan
aquadest sesuai dengan volume, dipindahkan ke Erlenmeyer.
Dihomogenkan larutan dengan bantuan pemanas dan pengadukan.
Pelarutan tidak boleh sampai mendidih (pelarutan harus sempurna sehingga tidak ada
Kristal yang bersisa).
Dicek pH larutan sesuai petunjuk media (pH = 7,3 +_ 0,1) pada suhu 25o C.
Diperhatikan pengecekan suhu larutan saat pengecekan pH media.
Ditambahkan NaOH 0,01 N jika pH larutan kurang basa dan ditambahkan HCl 0,01
N jika pH larutan kurang asam.
Dibagi/dimasukkan ke dalam tabung reaksi atau botol vial yang sudah disiapkan
(2/3 tinggi tabung)
Disterilisasi 121o C (1 atm); 15 menit.
Dikeluarkan larutan dari autoclave, saat suhu sudah rendah (20o C) dan tekanan telah
turun (dilihat indicator autoclave).
Dibiarkan media membeku dengan sempurna.
Dimasukkan media ke incubator ( 37o C), 24 jam untuk uji kualitas media, dengan
Disimpan pada suhu 4o C-8o c untuk menyimpan media.

PRAKTIKUM IV
TEKNIK DASAR INOKULASI

Inokulasi mikroba umumnya menggunakan alat yang disebut sebagai jarum ose yang
berfungsi menginokulasi kultur mikrobia serta memindahkan suatu kultur mikroba (koloni) pada
media satu ke media lainnya. Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengisolasi biakan
murni ataupun inokulasi mikroba antara lain:
2. Metode gores
Teknik ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu, tetapi
memerlukan keterampilan-keterampilan yang diperoleh dengan latihan. Penggoresan yang
sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Inokulum digoreskan di permukaan
media agar nutrien dalam cawan petri dengan jarum pindah (lup inokulasi). Di antara garis-
garis goresan akan terdapat sel-sel yang cukup terpisah sehingga dapat tumbuh menjadi
koloni. Cara penggarisan dilakukan pada medium pembiakan padat bentuk lempeng. Bila
dilakukan dengan baik teknik inilah yang paling praktis. Dalam pengerjaannya terkadang
berbeda pada masing-masing laboratorium tapi tujuannya sama yaiitu untuk membuat
goresan sebanyak mungkin pada lempeng medium pembiakan. Ada beberapa teknik dalam
metode goresan, antara lain:
3. Metode tebar
Setetes inokolum diletakan dalam sebuah medium agar nutrien dalam cawan
petridish dan dengan menggunakan batang kaca yang bengkok dan steril. Inokulasi itu
disebarkan dalam medium batang yang sama dapat digunakan dapat menginokulasikan
pinggan kedua untuk dapat menjamin penyebaran bakteri yang merata dengan baik. Pada
beberapa pinggan akan muncul koloni koloni yang terpisah-pisah.

4. Metode tuang
Isolasi menggunakan media cair dengan cara pengenceran. Dasar melakukan
pengenceran adalah penurunan jumlah mikroorganisme sehingga pada suatu saat hanya
ditemukan satu sel di dalam tabung.

5. Metode tusuk
Metode tusuk yaitu dengan dengan cara meneteskan atau menusukan ujung jarum
ose yang didalamnya terdapat inokolum, kemudian dimasukkan ke dalam media.

Berdasarkan wujud/bentuk media dan sifat media, maka dikenal beberapa cara
penanaman bakteri.
A. Penanaman pada media padat bentuk plate
Tujuan :
Untuk mengisolasi/memisahkan pertumbuhan bakteri satu dengan lainnya ( yang
ditanam specimen )
Untuk memperbanyak bakteri ( yang ditanam culture bakteri atau koloni bakteri )
Untuk menghitung jumlah kuman ( yang ditanam, suspense sampel )

Cara penanaman :
1. Goresan sejajar : ( isolasi )
a. Ose dibakar sampai steril, dinginkan
b. Dengan ose yang sudah steril diambil sampel atau bakteri kultur, dipulaskan disalah
satu sisi/tepi media, jangan menyentuh dinding petrie dish.
c. Dengan ose steril yang lain, pulasan itu digores goreskan sejajar sampai
memenuhi permukaan media.
2. Goresan sejajar melingkar : ( isolasi )
a. Ose dibakar sampai steril, dinginkan.
b. Dengan ose yang sudah steril, diambil sampel atau bakteri culture, dipulaskan pada
satu tepi dari media, jangan sampai menyentuh dinding petri dish.
c. Dengan ose steril yang lain, pulasan itu digores goreskan sejajar pada salah satu
tepi media, dengan salah satu sisinya.
d. Ose dibalik untuk melanjutkan goresan goresan sejajar pertama, setelah medianya
diputar 90C.
e. Dengan ose yang dimiringkan goresan goresan sejajar kedua, digoreskan sejajar
lagi setelah medianyadiputar 90C.
f. Media diputar 90, goresan goresan sejajar yang ketiga digoreskan sejajar lagi
dengan ose yang sudah dibalik, sampai memenuhi permukaan media plate.
3. Cara taburan : ( isolasi dan memperbanyak )
a. Suspensi sampel, sampel cair atau cultur bakteri didalam media cair diambil dengan
pipet steril sebanyak 0,1 ml diteteskan di permukaan media plate tepat ditengah
tengahnya.
b. Dengan menggunakan staple yang terbuat dari kaca/kawat. Yang sudah steril dan
dingin, tetesan itu diratakan pada seluruh permukaan media plate.
4. Cara penuangan : ( perhitungan )
a. Suspense sampel/sampel cair diteteskan ke dalam petri dish steril sebanyak 0,1 ml
atau 1 ml, secara steril.
b. Dituangi media padat steril yang dicairkan, sebanyak sampai menutupi semua
permukaan dasar petri dish.
c. Campur baik baik, tunggu sampai agar agarnya membeku.
d. Dibalik, masuk incubator 37C 48 jam

Catatan : Media yang digunakan tergantung dari jenis bakteri yang dihitung.
Pembacaan :
Pertumbuhan bakteri pada media padat disebut koloni yaitu kelompok kelompokkan
bakteri yang tumbuh pada media tersebut.
Koloni bakteri pada media padat dengan tujuan isolasi dapat dibedakan berdasarkan criteria
sebagai berikut :
1. Ukuran : diukur berapa diameternya dengan satuan mm
2. Warna : putih, kuning, hitam, hijau,merah, dan sebagainya.
3. Bentuk : bulat, serabut, bergelombang, rhizoid dan sebagainya.
4. Permukaan : datar, cembung, cekung, kasar ( rough ),halus ( smooth ).
5. Sifatnya : keruh, jernih, kering, berlendir, melekat pada perbenihan, menjalar,
haemolytis, anhaemolytis, dan sebagainya.
Koloni bakteri yang tumbuh pada media padat bentuk plate, dengan tujuan
memperbanyak yang penting diperhatikan selain adanya pertumbuhan koloni juga
kemurnian koloni itu.
Koloni yang tumbuh pada media padat bentuk plate, dengan tujuan penghitungan, criteria
koloni tidak perlu diperhatikan, tetapi tinggal dihitung saja.
B. Penanaman pada media padat di dalam tabung bentuk miring
Tujuan :
Untuk memperbanyak koloni bakteri
Untuk identifikasi
Cara penanaman :
1. Goresan Zig zag
a. Dengan ose yang sudah steril dan dingin, diambil koloni bakteri.
b. Tutup tabung media dibuka dengan menjepit menggunakan jari kelingking kanan,
mulut tabung dibakar dengan nyala api tidak bergejala.
c. Ose yang sudah berisi koloni bakteri digoreskan zig zag pada permukaan media,
betul betul ditengah media tidak terlalu kebawah/keatas dan juga tidak terlalu
kekiri/kekanan.
d. Mulut tabung dibakar lagi, segera ditutup dengan tutupnya.
e. Ose dibakar lagi sampai steril
f. Contoh : media nutrein agar
2. Goresan zig zag dan ditusuk :
Pelaksanaan penanamannya seperti nomor 1 dengan perbedaan sebagai berikut :
Urutan c setelah digoreskan zig zag kemudian ditusukkan ditengah tengahnya 1
sampai 2 kali.
Contoh : media triple sugar iron agar

Pembacaan :
Koloni yang tumbuh diperhatikan kemurniannya, kemudian dibaca perubahan
perbuahan yang terjadi pada media itu, dengan atau tanpa penambahan reagensia.

3. Penanaman pada media semi solid didalam tabunng


Tujuan :
Untuk identifikasi bakteri
Cara menanam :
a. Ose/jarum penanam disteril, dingikan.
b. Dengan ose itu diambil koloni bakteri.
c. Tutup tabung dibuka dengan menggunakan jari kelingking kanan.
d. Mulut tabung dibakar sebentar, ose yang sudah ada koloni bakterinya ditusukkan tegak
lurus di permukaan bagian tengah sampai dasar tabung.
e. Mulut tabung dibakar lagi dan tutupi kembali. Begitu pula osenya dibakar/disteril
kembali.

Pembacaan :
Koloni yang tumbuh diperhatikan kemurniannya dahulu, kemudian dibaca perubahan -
perubahan yang terjadi pada media itu ( warna, gerak, dan sebagainya ) dengan atau tanpa
penambahan reagensia.

4. Penanaman pada media cair


Tujuan :
Untuk memperbanyak cultur bakteri
Untuk melihat gerak bakteri
Untuk identifikasi

Cara penanaman :
a. Ose dibakar sampai steril, dinginkan.
b. Dengan ose yang sudah steril dan dingin, diambil koloni bakteri.
c. Tutup tabung media dibuka, mulutnya dibakar.
d. Ose yang sudah berisi koloni bakteri digores goreskan pada dinding tabung bagian
dalam sebelah atas yang tadinya tertutupi oleh cairan media.
e. Mulut tabung dibakar, tutup kembali. Ose bekas pakai juga dibakar sampai steril,
setelah diletakkan pada raknya ( ditegakkan ), goresan bakteri akan terendam cairan
media.

Pembacaan :
Kalau bakteri yang ditanam dapat tumbuh didalam media cair itu, medianya menjadi keruh.
Kalau tidak tumbuh medianya tetap jernih.
Apabila bakterimya ditanam didalam media untuk identifikasi, disamping kekeruhan dapat juga
diikuti perubahan warna indikatornya yang merupakan pertanda adanya perubahan/pemecahan
gula/bahan kimia yang terkandung didalam media itu.

Anda mungkin juga menyukai