VISI
Penyelenggara terwujudnya tenaga kesehatan yang kompeten, profesional dan berbudaya guna
di Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang mandiri dan berkeadilan dengan waktu 4
tahun.
MISI
1. Meningkatkan penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang kompeten
profesional sesuai bidang keilmuan dalam mendukung penyelenggaraan pembangunan
kesehatan.
2. Meningkatan Sarana dan Prasarana penyelenggaraan pendidikan berdasarkan kuantitas
dan kualitas sesuai bidang keilmuan dan mendukung penyelenggaraan pembangunan
kesehatan.
3. Meningkatkan sumber daya manusia pendidikan yang kompeten profesional sesuai
bidang keilmuan dalam mendukung penyelenggaraan pembangunan kesehatan.
4. Mengembangkan program unggulan dalam kewirausahaan yang kompeten dan
professional sesuai bidang keilmuan dalam mendukung penyelenggaraan pembangunan
kesehatan.
5. Meningkatkan kemitraan dan kerja sama dengan pemerintah daerah, Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Kab/Provinsi dan institusi pendidilkan sesuai bidang keilmuan dalam
mendukung penyelenggaraan pembangunan kesehatan
VISI DAN MISI JURUSAN ANALIS KESEHATAN
VISI
Penyelenggara pendidikan tenaga Analis Kesehatan yang kompeten, profesional, dan berdaya
guna di Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang mandiri dan berkeadilan tahun 2018.
MISI
1. Meningkatkan penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang kompeten ,
profesional untuk mempersiapkan tenaga Analis Kesehatan dalam mendukung
penyelenggaraan pembangunan kesehatan.
2. Meningkatan sarana dan prasarana penyelenggaraan pendidikan berdasarkan kuantitas
dan kualitas di bidang Analis Kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan
pembangunan kesehatan.
3. Meningkatkan sumber daya manusia pendidikan yang kompeten, profesional di bidang
Analis Kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan pembangunan kesehatan.
4. Mengembangkan program unggulan dalam kewirausahaan yang kompeten dan
professional di bidang Analis Kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan
pembangunan kesehatan.
5. Meningkatkan kemitraan dan kerja sama dengan pemerintah daerah, Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Kabupaten /Provinsi dan institusi pendidilkan di bidang Analis Kesehatan
dalam mendukung penyelenggaraan pembangunan kesehatan.
VISI DAN MISI PROGRAM STUDI D-IV ANALIS KESEHATAN
VISI
Menghasilkan tenaga sains terapan Analis Kesehatan yang kompeten, profesional, dan berdaya
saing di bidang laboratorium penyakit tropis pada tahun 2018.
MISI
1. Melaksanakan pendidikan yang unggul di bidang laboratorium penyakit tropis.
2. Mengembangkan kegiatan penelitian Analis Kesehatan berbasis penyakit tropis.
3. Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat dalam meningkatkan pelayanan kesehatan
masyarakat.
4. Meningkatkan sarana dan prasarana penyelenggaraan pendidikan Analis Kesehatan.
5. Meningkatkan kerja sama dengan pemerintah daerah, institusi pendidilkan dan lembaga
pelayanan kesehatan masyarakat dalam bidang Analis Kesehatan.
PENGENALAN MIKROSKOP
1. Keterangan :
Lensa Okuler
Lensa objektif
Diafragma
Kondensor
Cermin
Tubus/ Tabung mikroskop : Tabung kosong yang dapat di naik turunkan untuk mengatur
fokus.
Lensa Obyektif : Lensa yang terletak di bawah tabung mikroskop dan dekat dengan
benda yang akan diamati
Lensa Okuler : Lensa yang terletak di atas tabung mikroskop dan dekat dengan mata
pengamat.
Revolver : Bagian yang dapat diputar utnuk memilih ukuran lensa obyektif
Makrometer (pemutar kasar) : tombol pengatur fokus bayangan dengan menaik turunkan
tabung mikroskop dengan cepat.
Mikrometer (pemutar halus) : tombol pengatur fokus bayangan dengan menaik turunkan
tabung mikroskop dengan sangat lambat.
Lengan mikroskop : bagian yang di pegang saat mikroskop akan di pindahkan.
Meja preparat : untuk meletakkan preparat yang akan di amati
Penjepit obyek : Untuk menjepit preparat agar preparat tidak bergeser
Diafragma : mengatur banyak sedikitnya cahaya yang dibutuhkan.
Kondensor : Mengatur intensitas cahaya
Cermin : mengarahkan cahaya agar bisa masuk ke diafragma dan kondensor
Kaki mikroskop : Bagian paling bawah untuk mengokohkan kedudukan mikroskop.
PRAKTIKUM I
PENGENALAN ALAT ATAU INSTRUMENTASI LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
No. Nama Alat Gambar Alat Fungsi
1. Autoklaf (Auto Untuk membunuh kuman
clave) dan bakteri yang terdapat
pada bahan atau alat yang
pada umumnya terbuat dari
logam, plastik , karet ,
tekstil , gelas , dam juga
liquid dalam keadaan
tertutup. Dengan kata lain
alat ini digunakan untuk
sterilisasi basah
berdasarkan uap air
bertekanan tinggi dengan
suhu 1210 , dengan waktu
15 menit, dan tekanan 1
atm.
2. Jarum ose Untuk memindahkan atau
atau Jarum mengambil koloni suatu
Inokulum mikroorganisme atau
(inoculating mikroba ke media yang
loop) akan digunakan kembali.
1. Pewarnaan Gram
a. Cat Gram A (Kristal Violet)
1) Komposisi
Kristal violet : 2 gram
Alkohol 95% : 20 ml
Aquadest : 80 ml
Amonium oksalat : 0,8 gram
2) Cara Pembuatan
Disiapkan alat dan bahan
Timbang kristal violet sebanyak 2 gram menggunakan kertas timbang pada neraca
Amonium oksalat di timbang sebanya 0,8 gram
Kristal violet dan amonium oksalat di campur ke dalam mortir dan dihaluskan
menggunakan stampler
Tambahkan 80 ml aquadest dan 20 ml alkohol 95% kedalam mortir
Aduk hingga merata
Masukkan larutan ke dalam botol reagen menggunakan corong yang telah dilapisi
kertas saring
Tutup, beri label, dan simpan botil reagen
Keringkan kertas saring
Setelelah proses selesai, cuci alat-alat yang telah dipakai dan simpan kembali
2. Pewarnaan BTA
a. Metode ZN (Ziehl Nessler)
1) ZN A (Carbol Fuchsin)
a) Komposisi
Basic fuchsin : 0.3 gram
Alkoholk 95% : 10 ml
Air Suling : 85 ml
Fenol : 5 ml
b) Cara Pembuatan
Basik fuksin digerus dalam mortal sampai hancur
Kemudian dilarutkan dalam alkohol
Ditambahkan air suling dan fenol
Dikocok dan disaring kedalam botol yang berwarna.
2) ZN B (Asam Alkohol)
a) Komposisi
HCl pekat : 3 ml
Alkohol 95% : 97 ml
b) Cara Pembuatan
Siapkan 3 ml HCL pekat dan 97 ml Alkohol 95 %
Campur sampai homogen
3) ZN C (Methylen Blue)
a) Komposisi
Methylen blue : 0.3 gram
Air suling : 100 ml
b) Cara Pembuatan
Methylen blue digerus dalam mortal sampai hancur
Ditambahkan sedikit air suling sambil digerus sampai methylen blue larut.
3. Pewarnaan Spora
a. Metode Wirtz Conklin
1) Malachite Green
a) Komposisi
Malachite Green Oxalate : 5 gram
Aquadest : 100 ml
b) Cara Pembuatan
Timbang 5 gram Malachite Green Oxalate
Larutkan dalam 100 ml Aquadest.
2) Safranin
a) Komposisi
Safranin O : 0,25 gram
Alkohol 95% : 10 ml
Aquadest : 90 ml
b) Cara Pembuatan
Disiapkan alat dan bahan
Timbang 0,25 gram safranin O menggunakan neraca yang telah dilapisi kertas
timbang
Masukkan safranin ke dalam mortir dan haluskan menggunakan stampler
Tambahkan 10 ml alkohol 95% dan 90 ml aquadest ke dalam mortir
Aduk hingga merata
Masukkan larutan kedalam botol reagen menggunakan corong yang telah
dilapisi kertas saring.
Tutup, beri label, dan simpan botol reagen.
Keringkan kertas saring
Setelah selesai proses, cuci alat-alat yang telah dipakai dan simpan kembali.
b. Metode Klein
1) Carbol Fuchsin
a) Komposisi
Basic fuchsin : 0.3 gram
Alkohol 95% : 10 ml
Air Suling : 85 ml
Fenol : 5 ml
b) Cara Pembuatan
Basik fuksin digerus dalam mortal sampai hancur
Kemudian dilarutkan dalam alkohol
Ditambahkan air suling dan fenol
Dikocok dan disaring kedalam botol yang berwarna.
2) Asam Sulfat 1%
a) Komposisi
Asam Sulfat 96%
aquadest
b) Cara Pembuatan
Disiapkan alat dan bahan
Dipipet 5,5 ml H2SO4 pekat kemudian masukan kedalam Labu ukur ukuran
1 liter yang sudah disi aquades sebanyak 100 ml, lalu tambahkan asam sulfat
pekat secara perlahan.
Aduk sebentar kemudian tambahkan aquades sampai 1000 ml atau sampai
tanda batas pada labu ukur.
Pada pengenceran asam pekat selalu labu ukur diisi aquades terlebih dahulu
untuk menghindari perubahan panas yang spontan yang bisa menghasilkan
letupan.
3) Methylen Blue
a) Komposisi
Methylen blue : 0.3 gram
Air suling : 100 ml
b) Cara Pembuatan
Methylen blue digerus dalam mortal sampai hancur
Ditambahkan sedikit air suling sambil digerus sampai methylen blue larut.
4. Pewarnaan Kapsul
a. Metode Burry Gins
1) Tinta Cina
6. Pewarnaan Granulla
a. Neisser A
1. Komposisi
Methylen Blue : 1 gram
Alkohol Absolut : 20 ml
Asam Asetat pekat 100% : 50 ml
Aquadest : 95 ml
2. Cara Pembuatan
Disiapkan alat dan bahan
Ditimbang 1 gram serbuk Methylen Blue kemudian larutkan kedalam 95 ml aquadest
Panaskan larutan pada suhu sekitar 60-700C sambil diaduk perlahan sampai serbuk larut
sempurna
b. Neisser B
1. Komposisi
Gentian violet : 1 gram
Alcohol absolute : 10 ml
Aquadest : 300 ml
2. Cara Pembuatan
Disiapkan alat dan bahan
Gentian violet digerus dengan alcohol di dalam mortar tambahkan alkoholya sedikit demi
sedikit
Kemudian tambah aquadest sedikit demi sedikit dengan mengaduk terus. Biarkan 24 jam
kemudian disaring.
Simpan di dalam botol yang berwarna coklat (gelap).
c. Loffler
1. Komposisi
Methylen Blue : 0,3 gram
Alkohol Absolut 95% : 30 ml
Potasium Hidroksida 10% : 0,1 ml
Aquadest : 100 ml
2. Cara Pembuatan
7. PZ (NaCl 0,85 %)
a. Komposisi
NaCl : 0,85 gram
Aquadest : 100 ml
b. Cara Pembuatan
Disiapkan alat dan bahan
Ditimbang 0,85 gram NaCl dengan menggunakan neraca analitik.
Dilarutkan di dalam beaker glass dengan 100 ml aquadest.
8. Alkohol 70%
a. Komposisi
Alkohol 96% : 73 ml
Aquadest : 100 ml
b. Cara Pembuatan
Dipipet 73 ml alkohol 96%
Di Add-kan dengan aquadest sampai volume 100ml
9. Reagen Kovac
a. Komposisi
Paradimetil amino benzal dehida : 5,0 gram
Butanol : 75,0 ml
HCl pekat : 250,0 ml
b. Cara Pembuatan
Ditimbang sebanyak 5,0 gram paradimetil amino benzal dehida dengan menggunakan
neraca analitik.
Dilarutkan 5,0 gram paradimetil amino benzal dehida di dalam 75, 0 ml butanol.
Pelan-pelan ditambahkan 250,0 ml HCl pekat.
Disimpan pada suhu 4oC.
b. Cara pembuatan:
Methyl red dilarutkan dalam ethyl alkohol 95%
Kemudian ditambahkan aquadest hingga volume mencapai 500 ml
Setelah dilarutkan dimasukkan kedalam botol gelap dan beri lebel
12. Alpha-Naphtol
a. Komposisi
Alpha-Naphtol : 5,0 gram
Etanol 95% : 100 ml
b. Cara Pembuatan
Ditimbang 5,0 gram alpha naphtol.
Kemudian dilarutkan dengan alkohol 95% sampai 100 ml.
Setelah larut kemudian dimasukkan ke dalam botol reagen dan diberi
label.
13. BaCl2 1%
a. Komposisi
BaCl2 : 1,0 gram
Aquadest : 100,0 ml
b. Cara Pembuatan
Ditimbang 1,0 gram BaCl2 menggunakan neraca analitik
Dilarutkan dengan aquadest sampai 100,0 ml
Setelah larut kemudian dimasukkan ke dalam botol reagen dan diberi
label/etiket.
b. Cara Pembuatan
Disiapkan alat dan bahan
Dipipet 5,5 ml H2SO4 pekat kemudian masukan kedalam Labu ukur ukuran 1 liter yang
sudah disi aquades sebanyak 100 ml, lalu tambahkan asam sulfat pekat secara perlahan.
Aduk sebentar kemudian tambahkan aquades sampai 1000 ml atau sampai tanda batas
pada labu ukur.
Pada pengenceran asam pekat selalu labu ukur diisi aquades terlebih dahulu untuk
menghindari perubahan panas yang spontan yang bisa menghasilkan letupan.
PRAKTIKUM III
PENGENALAN MEDIA
4. Eugon Broth
a. Komposisi :
casein peptone : 15,0 gram
dextrose : 5,5 gram
L-Cystine : 0,7 gram
sodium kloride : 4,0 gram
sodium sulfite : 0,2 gram
soy peptone : 5,0 gram
b. Pembuatan :
1.sebanyak 30,4 g medium dalam 1 liter aquadest
dipanas dengan agitasi dan didihkan selama 1 menit
3.masukkan ke dalam tabung reaksi atau botol, disterilkan pada 118 c selama 15 menit
4.dinginkan sampai 45-50 c dan tambahkan 15% steril darah kelinci
5.masukkan medium ke dalam tabung reaksi lalu masukkan mikroorganisme yang akan
dikulturkan
homogenkan dan inkubasi pada inkubator.
5. MacConkey Agar
a. Komposisi
gelatin peptone : 17,0 gram
Lactose : 10,0 gram
Sodium chloride : 5,0 gram
Neutral red : 0,03 gram
Polipeptone : 3,0 gram
Bile salt : 1,5 gram
Agar : 13,5 gram
Crystal violet : 0,001 gram
b. Cara Pembuatan
sebanyak 50,0 g medium disuspensikan ke dalam 1 liter aquades
Medium dipanaskan sampai mendikdih agar tercampur dengan sempurna selama 1 mnit
Masukkan ke dalam tabung atau botol untuk distrerilisasi di dalam autoklaf slama 15
menit, pada suhu 121 c, tekanan 1 atm
Tunggu hingga agak dingin sekitar 45-50 c
Tuangkan kedalam cawan petri sebanyak 20 ml
Inokulasi mikroorganisme ke dalam cawan dan inkubasi pada suhu 35 c selama 18-24
jam
6. MacConkey Broth
a. Komposisi
oxbile : 5,0 g
Lactose : 10,0 g
Gelatin peptone : 20,0 g
Bromcresol : 0,01 g
b. Pembuatan
sebanyak 35,0 g medium disuspensikan kedalam 1 liter auqadest
Medium dipanaskan sampai mendidih agar tercampur dengan smpurna selama 1 menit
Disterilisasi di dalam autoklaf
Tunggu hingga agak dingin 40-45 c
Masukkan ke dalam tabung reaksi
Inokulasi mikroorganisme dan inkubasi pada suhu 35 c selama 18-24 jam
7. Oatmeal Agar
a. Komposisi
Oatmeal : 60,0 g
Agar : 12,5 g
b. Pembuatan
Sebanyak 72,5 g medium disuspensikan ke dalam satu liter aquadest
Medium dipanaskan samapai mendidih agar tercampur dengan sempurna selama 1 menit
Distrelisasi di dalam autoklaf
Tunggu hingga agak dingin sekitar suhu 40-45 c
Tambahkan 10-20 ml medium ke dalam cawan petri dan homognkan
Inokulasi mikroorganisme cawan petri dan inkubasi pada suhu 30 c selama 18-48 jam
b. Uji MR
1) Komposisi
Peptone from meat : 7,0 gram
D(+) glukosa : 5 gram
Fosfat buffer :5 gram
2) Cara Pembuatan
Semua bahan dicampur dengan aquadest
Dituang pada tabung reaksi
Disterilkan dengan menggunakan autoclave
Media dikeluarkan dan diletakkan dalam posisi berdiri tegak
d. Simon Citrat
1) Komposisi
Sodium citrat : 2 gram
Bacto agar : 15 gram
Bato bromthymol carbon : 0,8 gram
2) Cara pembuatan
Semua bahan dicampur dengan aquadest
Dipanaskan lalu diletakkan dalam tabung reaksi
Disterilkan dengan menggunakan autoclave
Media dikeluarkan dan diletakkan dalam posisi miring
e. Motility
1) Komposisi
Peptone dari kasein : 10 gram
NaCl : 5 gram
Potassium dihidrogen fosfat :
f. Uji ureast
1) Komposisi
Yeast extract : 0,1 gram
Potassium dihidrogen fosfat : 9,1 gram
Fenol red : 0,01 gram
Urea : 20,0 gram
Disodium hidrogen fosfat : 9,5 gram
2) Cara Pembuatan
Semua bahan dicampur dengan aquadest
Dipanaskan lalu diletakkan dalam tabung reaksi
Disterilkan dengan menggunakan autoclave
Media dikeluarkan dan diletakkan dalam posisi tegak
g. TSI
1) Komposisi
Peptone dari kasein : 10 gram
Peptone dari daging : 10 gram
Meat extract : 3 gram
Yeast extract : 3 gram
NaCl : 5 gram
Laktosa : 10 gram
Sukrosa : 10 gram
D (+) glukosa : 10 gram
b. Uji Maltosa
1) Komposisi
Maltosa : 1 gram
Peptone water : 100 ml
Indikator BCP : 0,02 %
2) Cara Pembuatan
Semua bahan dihomogenkan kemudian dituang ke dalam tabung reaksi
Diserilkan dengan autoclave
Media dikeluarkan dan diletakkan dalam posisi tegak
c. Uji Laktosa
1) Komposisi
Laktosa : 1 gram
Peptone water : 100 ml
Indikator BCP : 0,02 %
2) Cara Pembuatan
Semua bahan dihomogenkan kemudian dituang ke dalam
tabung reaksi
Diserilkan dengan autoclave
Media dikeluarkan dan diletakkan dalam posisi tegak
d. Uji Sukrosa
1) Komposisi
Sukrosa : 1 gram
Peptone water : 100 ml
Indikator BCP : 0,02 %
2) Cara Pembuatan
Semua bahan dihomogenkan kemudian dituang ke dalam tabung reaksi
Diserilkan dengan autoclave
Media dikeluarkan dan diletakkan dalam posisi tegak
PRAKTIKUM IV
TEKNIK DASAR INOKULASI
Inokulasi mikroba umumnya menggunakan alat yang disebut sebagai jarum ose yang
berfungsi menginokulasi kultur mikrobia serta memindahkan suatu kultur mikroba (koloni) pada
media satu ke media lainnya. Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengisolasi biakan
murni ataupun inokulasi mikroba antara lain:
2. Metode gores
Teknik ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu, tetapi
memerlukan keterampilan-keterampilan yang diperoleh dengan latihan. Penggoresan yang
sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Inokulum digoreskan di permukaan
media agar nutrien dalam cawan petri dengan jarum pindah (lup inokulasi). Di antara garis-
garis goresan akan terdapat sel-sel yang cukup terpisah sehingga dapat tumbuh menjadi
koloni. Cara penggarisan dilakukan pada medium pembiakan padat bentuk lempeng. Bila
dilakukan dengan baik teknik inilah yang paling praktis. Dalam pengerjaannya terkadang
berbeda pada masing-masing laboratorium tapi tujuannya sama yaiitu untuk membuat
goresan sebanyak mungkin pada lempeng medium pembiakan. Ada beberapa teknik dalam
metode goresan, antara lain:
3. Metode tebar
Setetes inokolum diletakan dalam sebuah medium agar nutrien dalam cawan
petridish dan dengan menggunakan batang kaca yang bengkok dan steril. Inokulasi itu
disebarkan dalam medium batang yang sama dapat digunakan dapat menginokulasikan
pinggan kedua untuk dapat menjamin penyebaran bakteri yang merata dengan baik. Pada
beberapa pinggan akan muncul koloni koloni yang terpisah-pisah.
4. Metode tuang
Isolasi menggunakan media cair dengan cara pengenceran. Dasar melakukan
pengenceran adalah penurunan jumlah mikroorganisme sehingga pada suatu saat hanya
ditemukan satu sel di dalam tabung.
5. Metode tusuk
Metode tusuk yaitu dengan dengan cara meneteskan atau menusukan ujung jarum
ose yang didalamnya terdapat inokolum, kemudian dimasukkan ke dalam media.
Berdasarkan wujud/bentuk media dan sifat media, maka dikenal beberapa cara
penanaman bakteri.
A. Penanaman pada media padat bentuk plate
Tujuan :
Untuk mengisolasi/memisahkan pertumbuhan bakteri satu dengan lainnya ( yang
ditanam specimen )
Untuk memperbanyak bakteri ( yang ditanam culture bakteri atau koloni bakteri )
Untuk menghitung jumlah kuman ( yang ditanam, suspense sampel )
Cara penanaman :
1. Goresan sejajar : ( isolasi )
a. Ose dibakar sampai steril, dinginkan
b. Dengan ose yang sudah steril diambil sampel atau bakteri kultur, dipulaskan disalah
satu sisi/tepi media, jangan menyentuh dinding petrie dish.
c. Dengan ose steril yang lain, pulasan itu digores goreskan sejajar sampai
memenuhi permukaan media.
2. Goresan sejajar melingkar : ( isolasi )
a. Ose dibakar sampai steril, dinginkan.
b. Dengan ose yang sudah steril, diambil sampel atau bakteri culture, dipulaskan pada
satu tepi dari media, jangan sampai menyentuh dinding petri dish.
c. Dengan ose steril yang lain, pulasan itu digores goreskan sejajar pada salah satu
tepi media, dengan salah satu sisinya.
d. Ose dibalik untuk melanjutkan goresan goresan sejajar pertama, setelah medianya
diputar 90C.
e. Dengan ose yang dimiringkan goresan goresan sejajar kedua, digoreskan sejajar
lagi setelah medianyadiputar 90C.
f. Media diputar 90, goresan goresan sejajar yang ketiga digoreskan sejajar lagi
dengan ose yang sudah dibalik, sampai memenuhi permukaan media plate.
3. Cara taburan : ( isolasi dan memperbanyak )
a. Suspensi sampel, sampel cair atau cultur bakteri didalam media cair diambil dengan
pipet steril sebanyak 0,1 ml diteteskan di permukaan media plate tepat ditengah
tengahnya.
b. Dengan menggunakan staple yang terbuat dari kaca/kawat. Yang sudah steril dan
dingin, tetesan itu diratakan pada seluruh permukaan media plate.
4. Cara penuangan : ( perhitungan )
a. Suspense sampel/sampel cair diteteskan ke dalam petri dish steril sebanyak 0,1 ml
atau 1 ml, secara steril.
b. Dituangi media padat steril yang dicairkan, sebanyak sampai menutupi semua
permukaan dasar petri dish.
c. Campur baik baik, tunggu sampai agar agarnya membeku.
d. Dibalik, masuk incubator 37C 48 jam
Catatan : Media yang digunakan tergantung dari jenis bakteri yang dihitung.
Pembacaan :
Pertumbuhan bakteri pada media padat disebut koloni yaitu kelompok kelompokkan
bakteri yang tumbuh pada media tersebut.
Koloni bakteri pada media padat dengan tujuan isolasi dapat dibedakan berdasarkan criteria
sebagai berikut :
1. Ukuran : diukur berapa diameternya dengan satuan mm
2. Warna : putih, kuning, hitam, hijau,merah, dan sebagainya.
3. Bentuk : bulat, serabut, bergelombang, rhizoid dan sebagainya.
4. Permukaan : datar, cembung, cekung, kasar ( rough ),halus ( smooth ).
5. Sifatnya : keruh, jernih, kering, berlendir, melekat pada perbenihan, menjalar,
haemolytis, anhaemolytis, dan sebagainya.
Koloni bakteri yang tumbuh pada media padat bentuk plate, dengan tujuan
memperbanyak yang penting diperhatikan selain adanya pertumbuhan koloni juga
kemurnian koloni itu.
Koloni yang tumbuh pada media padat bentuk plate, dengan tujuan penghitungan, criteria
koloni tidak perlu diperhatikan, tetapi tinggal dihitung saja.
B. Penanaman pada media padat di dalam tabung bentuk miring
Tujuan :
Untuk memperbanyak koloni bakteri
Untuk identifikasi
Cara penanaman :
1. Goresan Zig zag
a. Dengan ose yang sudah steril dan dingin, diambil koloni bakteri.
b. Tutup tabung media dibuka dengan menjepit menggunakan jari kelingking kanan,
mulut tabung dibakar dengan nyala api tidak bergejala.
c. Ose yang sudah berisi koloni bakteri digoreskan zig zag pada permukaan media,
betul betul ditengah media tidak terlalu kebawah/keatas dan juga tidak terlalu
kekiri/kekanan.
d. Mulut tabung dibakar lagi, segera ditutup dengan tutupnya.
e. Ose dibakar lagi sampai steril
f. Contoh : media nutrein agar
2. Goresan zig zag dan ditusuk :
Pelaksanaan penanamannya seperti nomor 1 dengan perbedaan sebagai berikut :
Urutan c setelah digoreskan zig zag kemudian ditusukkan ditengah tengahnya 1
sampai 2 kali.
Contoh : media triple sugar iron agar
Pembacaan :
Koloni yang tumbuh diperhatikan kemurniannya, kemudian dibaca perubahan
perbuahan yang terjadi pada media itu, dengan atau tanpa penambahan reagensia.
Pembacaan :
Koloni yang tumbuh diperhatikan kemurniannya dahulu, kemudian dibaca perubahan -
perubahan yang terjadi pada media itu ( warna, gerak, dan sebagainya ) dengan atau tanpa
penambahan reagensia.
Cara penanaman :
a. Ose dibakar sampai steril, dinginkan.
b. Dengan ose yang sudah steril dan dingin, diambil koloni bakteri.
c. Tutup tabung media dibuka, mulutnya dibakar.
d. Ose yang sudah berisi koloni bakteri digores goreskan pada dinding tabung bagian
dalam sebelah atas yang tadinya tertutupi oleh cairan media.
e. Mulut tabung dibakar, tutup kembali. Ose bekas pakai juga dibakar sampai steril,
setelah diletakkan pada raknya ( ditegakkan ), goresan bakteri akan terendam cairan
media.
Pembacaan :
Kalau bakteri yang ditanam dapat tumbuh didalam media cair itu, medianya menjadi keruh.
Kalau tidak tumbuh medianya tetap jernih.
Apabila bakterimya ditanam didalam media untuk identifikasi, disamping kekeruhan dapat juga
diikuti perubahan warna indikatornya yang merupakan pertanda adanya perubahan/pemecahan
gula/bahan kimia yang terkandung didalam media itu.