Anda di halaman 1dari 10

NAMA : NYOMAN ADI WIRASATYA WIBAWA

KELAS : VIII F

NO : 02

Sejarah Munculnya Uang di Indonesia


Sebelum Tukar Menukar(pra barter)

Dulu pada masa pra barter kehidupan manusia masih primitf,


dalam usaha memenuhi kebutuhan, manusia berpikir sederhana
dan apa adanya, mereka hidup berkelompok-kelompok, untuk
memenuhi kebutuhannya manusia memanfaatkan yang disediakan
oleh alam yang ada di lingkungannya apabila mereka
membutuhkan daging mereka harus berburu, bila mereka
membutuhkan sayuran atau buah-buahan mereka harus
memetiknya/mencari di hutan, sehingga apabila di lingkungan
persediaan sudah habis mereka akan berpindah tempat, kelompok
ini dikenal dengan kelompok nomaden. Kelompok orang primitif
belum mengenal cara bercocok tanam, tahunya mereka hanya
menghabiskan/ mengkonsumsi yang ada dilingkungannya.

Syarat-syarat terjadinya barter:


1 Ada barang yang dibutuhkan
2 Ada pihak yang membutuhkan
3 Barang yang ditukarkan dianggap mempunyai nilai yang sama

Masa Tukar Menukar(barter)

Pada saat masa ini sebagian besar manusia sudah mulai menetap,
karena mereka sudah mengenal bercocok tanam. Karena jumlah
manusia mengalami pertambahan dan kebutuhan semakin banyak,
maka barang dan jasa yang dibutuhkan semakin bertambah pula,
untuk memenuhi kebutuhan yang semakin banyak, manusia
melakukan pertukaran barang dengan barang yang lain, perlu
diingat pada masa ini orang belum mengenal cara membuat
baranguntuk memenuhi kebutuhan. Kehidupan masa ini sudah
lebih baik dari masa primitif, orang sudah berkembang
kebudayaannya maupun kecerdasannya.

Karena jaman semakin berkembang dan kebutuhan semakain


meningkat dan bermacam-macam, dan muncullah barter banyak
masalah di dalam sebuah barter, bagaimana mereka harus
membawa barang yang akan ditukarkan dan bagaimana mencari
orang-orang yang mau diajak barter, dengan kebutuhan yang
bermacam-macam tersebut?

Kesulitan barter antara lain :


1 Kebutuhan yang mendesak, akan sulit terpenuhi.
2 Tidak ada patokan perbandingan nilai barang yang akan
ditukarkan.
3 Sulit memenuhi kebutuhan yang bermacam-macam.

3.tahab dimana tukar menukar dengan menggunakan uang-


barang
Untuk mengatasi kesulitan barter, maka berpikirlah mereka untuk
mencari cara bagaimana barang yang dapat dipergunakan sebagai
perantara pertukaran, barang tersebut harus mendapat persetujuan
kelompok-kelompok yang
mengunakan. Ada beberapa jenis barang yang pernah digunakan
antara lain, kulit hewan, ternak, batu berharga, kulit pohon, logam,
barang barang perantara pertukaran itu dikenal dengan namauang
barang.

Pada tahap ini, orang sudah mulai berpikir barang perantara


sebagai alat pertukaran, maka dicarilah jenis barang yang dapat
mempermudah pertukaran, sebagai syarat sebagai alat perantara
pertukaran barang/uang barang adalah ;
1 Barang tersebut dapat diterima dan dibutuhkan semua orang
2 Barang tersebut dapat ditukarkan kepada siapa saja
3 Mempunyai nilai tinggi
4 Tahan lama

Kesulitan uang barang


1 Sukar disimpan
2 Sukar dibawa kemana-mana
3 Sukar dibagi menjadi bagian yang lebih kecil
4 Kebanyakan uang barang tidak tahan lama
Nilai uang barang tidak tetapSebelum tukar menukar(pra barter)
Dulu pada masa pra barter kehidupan manusia masih primitf,
dalam usaha memenuhi kebutuhan, manusia berpikir sederhana
dan apa adanya, mereka hidup berkelompok-kelompok, untuk
memenuhi kebutuhannya manusia memanfaatkan yang disediakan
oleh alam yang ada di lingkungannya apabila mereka
membutuhkan daging mereka harus berburu, bila mereka
membutuhkan sayuran atau buah-buahan mereka harus
memetiknya/mencari di hutan, sehingga apabila di lingkungan
persediaan sudah habis mereka akan berpindah tempat, kelompok
ini dikenal dengan kelompok nomaden. Kelompok orang primitif
belum mengenal cara bercocok tanam, tahunya mereka hanya
menghabiskan/ mengkonsumsi yang ada dilingkungannya.

Syarat-syarat terjadinya barter:


4 Ada barang yang dibutuhkan
5 Ada pihak yang membutuhkan
6 Barang yang ditukarkan dianggap mempunyai nilai yang sama

Penjajahan Jepang di Indonesia


Awal terjadinya penjajahan oleh Jepang di Indonesia dimulai pada
saat Jepang melakukan penaklukan Asia Tenggara di tahun 1941
dan faksi dari Sumatra menerima bantuan pihak Jepang untuk
menjalankan rencana revolusi mereka terhadap pemerintahan
Belanda. Satu tahun setelahnya, pihak Jepang akhirnya berhasil
menghabisi seluruh pasukan Belanda yang ada di Indonesia. Apa
yang dilakukan oleh prajurit Jepang kepada rakyat berbeda-beda
tergantung tempat tinggal dan status sosial mereka. Bagi mereka
yang tinggal di daerah yang dianggap strategis dalam perang,
siksaan, perbudakan, hukuman mati, dan kejahatan perang lainnya
merupakan hal biasa. Yang paling sering menjadi target
penganiayaan ini rata-rata adalah orang Belanda dan campuran
Indonesia-Belanda.

Latar Belakang yang Mendasari Penjajahan Jepang di Indonesia


Pada tahun 1941, pasukan Jepang melihat bahwa Amerika, Inggris,
dan Belanda harus diperangi bersamaan, apalagi karena Amerika
melakukan embargo minyak yang amat mereka butuhkan. Pada
tahun itu, Admiral Isoroku Yamamoto mengembangkan strategi
perang untuk melakukan dua operasi besar-besaran. Operasi
pertama adalah operasi yang dikenal sebagai salah satu
penyerangan yang terbesar dalam sejarah Perang Dunia II,
penyerangan terhadap basis Armada Pasifik Amerika Pearl Harbor
yang terletak di kepulauan Hawaii. Operasi kedua merupakan
penyerangan atas Filipina dan Malaya atau Singapura yang
kemudian berlanjut ke Jawa.
Minggu pagi tanggal 7 Desember 1941 Jepang melancarkan
seranggan rahasia ke Pearl Harbor, ratusan pesawat pembom dan
pesawat tempur Jepang diberangkatkan dalam dua gelombang.
Penyerangan ini berhasil mencederai daya tempur dan
menewaskan ribuan serdadu Amerika. Namun, tiga kapal induk
Amerika Serikat selamat karena tidak sedang berada di Pearl
Harbor saat serangan berlangsung. Esoknya, pada tanggal 8
Desember 1941, dewan kongres Amerika Serikat mengeluarkan
pernyataan perang terhadap Jepang yang menjadi langkah awal
mereka untuk ikut terlibat pada Perang Dunia Kedua.
Penyerangan tadi bagi pasukan Jepang hanyalah permulaan, karena
pada bulan Januari sampai dengan bulan Februari di tahun 1942,
Jepang berhasil menduduki Filipina, Tarakan, Balikpapan,
Pontianak, Samarinda dan penaklukan terhadap Palembang
dilakukan paling akhir. Untuk melawan pasukan Jepang, sebuah
komando gabungan yang diberi nama ABDACOM atau American
British Dutch Australian Command dibentuk oleh pasukan Sekutu
di Bandung dengan Jenderal Sir Archibald Wavell sebagai
pemimpinnya. Pada tanggal 5 Maret 1942, Batavia berhasil
ditaklukan oleh Jepang dan Belanda secara resmi menyerah pada
tanggal 8 Maret 1942. Kejadian ini menandai awal sejarah
penjajahan Jepang di Indonesia.
Meskipun tujuan awal mereka memang untuk menduduki
Indonesia, pihak Jepang membuat propaganda untuk merebut hati
rakyat pribumi. Slogan yang dikenal dengan semboyan 3A tersebut
berbunyi Jepang pemimpin Asia, Jepang cahaya Asia, Jepang
pelindung Asia.
Karena zaman Jepang merupakan pemerintahan militer, tentara
Jepang merubah Indonesia menjadi tiga wilayah pengaturan, yaitu:
7 Tentara XVI bertugas untuk memerintah wilayah Jawa dan
Madura dengan Jakarta sebagai pusatnya.
8 Tentara XXV ditugaskan untuk memerintah Sumatra dengan
Bukittinggi sebagai pusatnya.
9 Armada Selatan II dengan wilayah yang terdiri dari Kalimantan
sampai Sulawesi termasuk Nusa Tenggara, Maluku, Papua
dengan Makassar sebagai pusatnya.
Romusha dan Penyiksaan Warga
Mengingat situasi mereka yang sedang dalam perang, Jepang
mulai berpikir untuk membangun sarana-sarana seperti misalnya
kubu pertahanan, jalan, lapangan udara, hingga benteng. Namun,
tidak mungkin mereka memerintahkan tentara mereka. Karena hal
ini, penjajahan Jepang di Indonesia mungkin adalah sejarah
terkejam yang dialami bangsa Indonesia. Puluhan ribu rakyat
dijadikan romusha dan dikirim ke kamp-kamp kerja paksa.
Puluhan ribu warga Jawa dikirim untuk menerabas hutan dalam
pembangunan jalur kereta api di Sumatera, yang melintang dari
Muaro Sijunjung hingga Pekanbaru.
Para romusha diperlakukan layaknya bukan manusia. Dari pagi
buta hingga senja, mereka harus melakukan kerja kasar tanpa
makan maupun perawatan yang menyebabkan kondisi fisik mereka
sangat lemah. Kondisi fisik yang lemah ini membuat mereka
menjadi semakin rentan akan berbagai jenis penyakit, bahkan
hingga meninggal dunia di tempat. Seakan belum cukup, pasukan
Jepang juga memberi siksaan seperti cambukan, pukulan, dan
menembak para romusha yang berani melawan perintah mereka.
Organisasi Semi Militer
Pihak militer Jepang mengeluarkan kebijakan untuk membentuk
organisasi-organisasi semi militer yang berisi rakyat Indonesia.
Organisasi-organisasi yang tercatat dalam sejarah penjajahan
Jepang di Indonesia adalah:
4 Seinendan : adalah organisasi pemuda yang berusia antara 15-25
tahun yang kemudian diubah menjadi 14-22 tahun.
5 Keibodan : adalah barisan pembantu polisi Jepang dengan tugas
kepolisian seperti penjagaan lalu lintas. Anggotanya adalah
pemuda dengan usia 20-35 tahun yang kemudian berubah
menjadi 26-35 tahun.
6 Heiho : merupakan pembantu prajurit Jepang yang anggotanya
berumur antara 18-25 tahun. Untuk menjadi Heiho, seseorang
harus berbadan sehat, berkelakuan baik, dan paling tidak
telah lulus Sekolah Rakyat (Sekolah Dasar)
7 Pembela Tanah Air (PETA) : diprakarsai oleh Gatot Mangkupraja
dan disahkan melalui Osamu Seirei No.44 pada 3 Oktober
1943. Banyak anggota PETA yang kecewa pada pemerintah
pendudukan Jepang, mendorong pemberontakan PETA di
Blitar pada tanggal 14 Februari 1945.
8 Fujinkai : Organisasi wanita yang anggotanya berusia minimal 15
tahun.
Masa-Masa Akhir Penjajahan Jepang
Pada tanggal 6 Agustus 1945, pasukan perang Amerika Serikat
menjatuhkan 2 bom atom di Hiroshima dan Nagasaki. Hal ini
membuat Jepang kemudian menyerah kepada sekutu. Momen ini
kemudian dimanfaatkan oleh rakyat Indonesia untuk
memproklamasikan kemerdekaannya. Perjuangan terakhir rakyat
untuk merdeka ini akhirnya menjadi bagian penutup sejarah
penjajahan Jepang di Indonesia.
Nama Tokoh : Drs.Mohammad Hatta

Sejarah Singkat : Dr. Drs. H. Mohammad Hatta (lahir dengan


nama Muhammad Athar, populer sebagai Bung Hatta; lahir di
Fort de Kock (sekarang Kota Bukittinggi, Sumatera Barat), Hindia
Belanda, 12 Agustus 1902 meninggal di Jakarta, 14 Maret 1980
pada umur 77 tahun) adalah pejuang, negarawan, ekonom, dan
juga Wakil Presiden Indonesia yang pertama. Ia bersama Soekarno
memainkan peranan penting untuk memerdekakan bangsa
Indonesia dari penjajahan Belanda sekaligus memproklamirkannya
pada 17 Agustus 1945. Ia juga pernah menjabat sebagai Perdana
Menteri dalam Kabinet Hatta I, Hatta II, dan RIS. Ia mundur dari
jabatan wakil presiden pada tahun 1956, karena berselisih dengan
Presiden Soekarno. Hatta juga dikenal sebagai Bapak Koperasi
Indonesia.
Bandar udara internasional Jakarta, Bandar Udara Soekarno-Hatta,
menggunakan namanya sebagai penghormatan terhadap jasa-
jasanya. Selain diabadikan di Indonesia, nama Mohammad Hatta
juga diabadikan di Belanda yaitu sebagai nama jalan di kawasan
perumahan Zuiderpolder, Haarlem dengan nama Mohammed
Hattastraat. Pada tahun 1980, ia meninggal dan dimakamkan di
Tanah Kusir, Jakarta. Bung Hatta ditetapkan sebagai salah satu
Pahlawan Nasional Indonesia pada tanggal 23 Oktober 1986
melalui Keppres nomor 081/TK/1986

Peranan pada peristiwa Proklamasi Kemerdekaan :

peran Bung Hatta dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


adalah sebagai berikut.
a. Bung Hatta menyusun konsep teks proklamasi di rumah
Laksamana Tadashi Maeda bersama Bung Karno dan Mr. Achmad
Soebardjo.
b. Bung Hatta menandatangani teks Proklamasi atas nama bangsa
Indonesia bersama Bung Karno.
Peranan pada masa Kemerdekaan
Menjelang kemerdekaan Indonesia, Bung Hatta aktif dalam
mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Ia menjadi anggota
BPUPKI dan juga PPKI. Pada tanggal 17 Agustus 1945 Bung
Hatta bersama dengan Ir. Sukarno mengumandangkan Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI
menetapkan dan melantik Hatta sebagai Wakil Presiden RI
mendampingi Ir. Sukarno.

Anda mungkin juga menyukai