Anda di halaman 1dari 10

DAFTAR PUSTAKA

http://www.scribd.com/doc/56617279/Absorbsi-
baruhttp://lab.tekim.undip.ac.id/proses/2010/03/04/absorbsi-co2-dengan-menggunakan-larutan-naoh/
http://angghajuner.blogspot.com/2011/10/absorbsi.htmlhttp://tekimerzitez.wetpaint.com/page/Absorbsi+C
O2+Dengan+NaOH
Robert H.Perry Chemical Engineering Handbook Mc Graw Hill 4th edition
, USA, 1988
Niniek Lintang Bahan Ajar Proses Pemisahan dan Pemurnian Jurusan Teknik Kimia 2010

D A F TAR P U S T AK A
Petunjuk praktikum.
Satuan Operasi Teknik Kimia
. PEDC. BandungMc-Cabe. Terjemahan : E. Jasifi .
Operasi Teknik Kimia
. Jilid 2. Erlangga. 1990http://www.scribd.com/doc/56617279/Absorbsi-
baruhttp://alexschemistry.blogspot.com/2013/03/laporan-operasi-teknik-kimia- absorbsi.html

Definisi Absorpsi adalah proses penyerapan suatu zat oleh zat lain. Dalam proses ini, zat yang
diserap masuk ke bagian dalam zat penyerap. Misalnya peristiwa pelarutan (gas ke dalam zat
cair atau zat padat), difusi (zat cair ke dalam zat padat), warna yang diserap oleh suatu benda
(warna absorpsi), penyerapan sinar bias oleh suatu zat pada peristiwa bias kembar (absorpsi
selektif) dan penyerapan energy oleh electron di dalam satuan atom (spectrum absorpsi).
Sedangkan pengertian absorpsimetri adalah metode analisis untuk menentukan komposisi
suatu zat dengan mengukur cahaya yang diserap bahan itu. Misalnya, dengan mengetahui
frekuensi warna cahaya yang diserap, dapat ditentukan jenis zat penyerap. LAPORAN
OPERASI TEKNIK KIMIA ABSORBSI Dasar Teori Absorbsi merupakan salah satu proses
pemisahan dengan mengontakkan campuran gas dengan cairan sebagai penyerapnya.
Penyerap tertentu akan menyerap setiap satu atau lebih komponen gas. Pada absorbsi sendiri
ada dua macam proses yaitu : a. Absorbsi fisik Absorbsi fisik merupakan absorbsi dimana
gas terlarut dalam cairan penyerap tidak disertai dengan reaksi kimia. Contoh absorbsi ini
adalah absorbsi gas H2S dengan air, metanol, propilen, dan karbonat. Penyerapan terjadi
karena adanya interaksi fisik, difusi gas ke dalam air, atau pelarutan gas ke fase cair. Dari
asborbsi fisik ini ada beberapa teori untuk menyatakan model mekanismenya, yaitu : 1. teori
model film 2. teori penetrasi 3. teori permukaan yang diperbaharui b. Absorbsi kimia
Absorbsi kimia merupakan absorbsi dimana gas terlarut didalam larutan penyerap disertai
dengan adanya reaksi kimia. Contoh absorbsi ini adalah absorbsi dengan adanya larutan MEA,
NaOH, K2CO3, dan sebagainya. Aplikasi dari absorbsi kimia dapat dijumpai pada proses
penyerapan gas CO2 pada pabrik amoniak. Penggunaan absorbsi kimia pada fase kering
sering digunakan untuk mengeluarkan zat terlarut secara lebih sempurna dari campuran
gasnya. Keuntungan absorbsi kimia adalah meningkatnya koefisien perpindahan massa gas,
sebagian dari perubahan ini disebabkan makin besarnya luas efektif permukaan. Absorbsi kimia
dapat juga berlangsung di daerah yang hampir stagnan disamping penangkapan dinamik. Hal-
hal yang mempengaruhi dalam prsoses adsorbsi : Zat yang diadsorbsi Luas permukaan
yang diadsorbsi Temperatur Tekanan Absorben Absorben adalah cairan yang dapat
melarutkan bahan yang akan diabsorpsi pada permukaannya, baik secara fisik maupun secara
reaksi kimia. Absorben sering juga disebut sebagai cairan pencuci. Persyaratan absorben :
1. Memiliki daya melarutkan bahan yang akan diabsorpsi yang sebesar mungkin
(kebutuhan akan cairan lebih sedikit, volume alat lebih kecil). 2. Selektif 3. Memiliki
tekanan uap yang rendah 4. Tidak korosif. 5. Mempunyai viskositas yang rendah
6. Stabil secara termis. 7. Murah Jenis-jenis bahan yang dapat digunakan sebagai
absorben adalah air (untuk gas-gas yang dapat larut, atau untuk pemisahan partikel debu dan
tetesan cairan), natrium hidroksida (untuk gas-gas yang dapat bereaksi seperti asam) dan asam
sulfat (untuk gas-gas yang dapat bereaksi seperti basa). Kolom Absorpsi Adalah suatu kolom
atau tabung tempat terjadinya proses pengabsorbsi penyerapan/penggumpalan) dari zat yang
dilewatkan di kolom/tabung tersebut. Proses ini dilakukan dengan melewatkan zat yang
terkontaminasi oleh komponen lain dan zat tersebut dilewatkan ke kolom ini dimana terdapat
fase cair dari komponen tersebut. Diantara jenis-jenis absorben ini antara lain, arang aktif,
bentonit, dan zeolit. 1. Arang aktif Arang merupakan suatu padatan berpori yang mengandung
85-95% karbon, dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung karbon dengan pemanasan
pada suhu tinggi. Ketika pemanasan berlangsung, diusahakan agar tidak terjadikebocoran
udara didalam ruangan pemanasan sehingga bahan yang mengandung karbon tersebut hanya
terkarbonisasi dan tidak teroksidasi. Arang selain digunakan sebagai bahan bakar, juga dapat
digunakan sebagai adsorben (penyerap). Daya serap ditentukan oleh luas permukaan partikel
dan kemampuan ini dapat menjadi lebih tinggi jika terhadap arang tersebut dilakukan aktifasi
dengan aktif faktor bahan-bahan kimia ataupun dengan pemanasan pada temperatur tinggi.
Dengan demikian, arang akan mengalami perubahan sifat-sifat fisika dan kimia. Arang yang
demikian disebut sebagai arang aktif. Arang aktif dapat mengadsorpsi gas dan senyawa-
senyawa kimia tertentu atau sifat adsorpsinya selektif, tergantung pada besar atau volume pori-
pori dan luas permukaan. Daya serap arang aktif sangat besar, yaitu 25-1000% terhadap berat
arang aktif. Arang aktif dibagi atas 2 tipe, yaitu arang aktif sebagai pemucat dan
sebagai penyerap uap. Arang aktif sebgai pemucat, biasanya berbentuk powder yang sangat
halus, diameter pori mencapai 1000 A0, digunakan dalam fase cair,berfungsi untuk
memindahkan zat-zat penganggu yang menyebabkan warna dan bau yang tidak diharapkan,
membebaskan pelarut dari zat-zat penganggu dan kegunaan lain yaitu pada industri kimia dan
industri baru. Diperoleh dari serbukserbuk gergaji, ampas pembuatan kertas atau dari bahan
baku yang mempunyai densitas kecil dan mempunyai struktur yang lemah. Arang aktif sebagai
penyerap uap, biasanya berbentuk granular atau pellet yang sangat keras diameter pori
berkisar antara 10-200 A0 , tipe pori lebih halus, digunakan dalam rase gas, berfungsi untuk
memperoleh kembali pelarut, katalis,pemisahan dan pemurnian gas. Diperoleh dari tempurung
kelapa, tulang, batu bata atau bahan baku yang mempunyaibahan baku yang mempunyai
struktur keras. 2. Zeolit Mineral zeolit bukan merupakan mineral tunggal, melainkan sekelompok
mineral yang terdiri dari beberapa jenis unsur. Secara umum mineral zeolit adalah senyawa
alumino silikat hidrat dengan logam alkali tanah. serta mempunyai rumus kimia sebagai berikut :
M2x/nSi1-xAlxO2.yH2O Dengan M = e.g Na, K, Li, Ag, NH, H, Ca, Ba Ikatan ion Al-Si-O adalah
pembentuk struktur kristal, sedangkan logam alkali adalah kation yang mudah tertukar. Jumlah
molekul air menunjukkan jumlah pori-pori atau volume ruang hampa yang akan terbentuk bila
unit sel kristal zeolit tersebut dipanaskan. Penggunaan zeolit cukup banyak, misalnya untuk
industri kertas, karet, plastik, agregat ringan, semen puzolan, pupuk, pencegah polusi,
pembuatan gas asam, tapal gigi, mineral penunjuk eksplorasi, pembuatan batubara, pemurnian
gas alam, industri oksigen, industri petrokimia. Dalam keadaan normal maka ruang hampa
dalam kristal zeolit terisi oleh molekul air bebas yang membentuk bulatan di sekitas kation. Bila
kristal tersebut dipanaskan selama beberapa jam, biasanya pada temperatur 250-900 oC, maka
kristal zeolit yang bersnagkutan berfungsi menyerap gas atau cairan. Daya serap (absorbansi)
zeolit tergantung dari jumlah ruang hampa dan luas permukaan. Biasanya mineral zeolit
mempunyai luas permukaan beberapa ratus meter persegi untuk setiap gram berat. Beberapa
jenis mineral zeolit mampu menyerap gas sebanyak 30% dari beratnya dalam keadaan kering.
Pengeringan zeolit biasanya dilakukan dalam ruang hampa dengan menggunakan gas atau
udara kering nitrogen atau methana dengan maksud mengurangi tekanan uap ari terhadap
zeolit itu sendiri. 3. Bentonit Bentonit adalah istilah pada lempung yang mengandung
monmorillonit dalam dunia perdagangan dan termasuk kelompok dioktohedral. Penamaan jenis
lempung tergantung dari penemu atau peneliti, misal ahli geologi, mineralogi, mineral industri
dan lain-lain. Bentonit dapat dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan kandungan alu-munium
silikat hydrous, yaitu activated clay dan fuller's Earth. Activated clay adalah lempung yang
kurang memiliki daya pemucat, tetapi daya pemucatnya dapat ditingkatkan melalui pengolahan
tertentu. Sementara itu, fuller's earth digunakan di dalam fulling atau pembersih bahan wool dari
lemak. Sifat bentonit sebagai adsorben adalah : mempunyai surface area yang besar (fisika)
bersifat asam yang padat (kimia) bersifat penukar-ion (kimia) bersifat katalis (kimia)
Aplikasi Absorbsi Absorbsi dalam dunia industri digunakan untuk meningkatkan nilai guna dari
suatu zat dengan cara merubah fasenya. 1. Proses Pembuatan Formalin Formalin yang berfase
cair berasal dari formaldehid yang berfase gas dapat dihasilkan melalui proses
absorbsi.Teknologi proses pembuatan formalin Formaldehid sebagai gas input dimasukkan ke
dalam reaktor. Output dari reaktor yang berupa gas yang mempunyai suhu 1820C didinginkan
pada kondensor hingga suhu 55 0C,dimasukkan ke dalam absorber.Keluaran dari absorber
pada tingkat I mengandunglarutan formalin dengan kadar formaldehid sekitar 37 40%. Bagian
terbesar dari metanol, air,dan formaldehid dikondensasi di bawah air pendingin bagian dari
menara, dan hampir semua removal dari sisa metanol dan formaldehid dari gas terjadi dibagian
atas absorber dengan counter current contact dengan air proses. 2. Proses Pembuatan Asam
Nitrat Pembuatan asam nitrat (absorpsi NO dan NO2).Proses pembuatan asam nitrat Tahap
akhir dari proses pembuatan asam nitrat berlangsung dalam kolom absorpsi. Pada setiap
tingkat kolom terjadi reaksi oksidasi NO menjadi NO2 dan reaksi absorpsi NO2 oleh air menjadi
asam nitrat. Kolom absorpsi mempunyai empat fluks masuk dan dua fluks keluar. Empat fluks
masuk yaitu air umpan absorber, udara pemutih, gas proses, dan asam lemah. Dua fluks keluar
yaitu asam nitrat produk dan gas buang. Kolom absorpsi dirancang untuk menghasilkan asam
nitrat dengan konsentrasi 60 % berat dan kandungan NOx gas buang tidak lebih dari 200 ppm.
Aplikasi absorbsi lainnya seperti proses pembuatan urea,produksi ethanol, minuman
berkarbonasi, fire extinguisher,dry ice,supercritical carbon dioxide dan masih banyak lagi
aplikasi absorbsi dalam industri. Selain itu absorbsi ini juga digunakan untuk memurnikan gas
yang dihasilkan dari fermentasi kotoran sapi. Gas CO2 langsung bereaksi dengan larutan
NaOH sedangkan CH4 tidak. Dengan berkurangmya konsentrasi CO2 sebagai akibat reaksi
dengan NaOH, maka perbandingan konsentrasi CH4 dengan CO2 menjadi lebih besar
untuk konsentrasi CH4. Absorbsi CO2 dari campuran biogas ke dalam larutan NaOH dapat
dilukiskan sebagai berikut: CO2(g) + NaOH(aq) NaHCO3(aq) NaOH(aq) + NaHCO3
Na2CO3(s) + HO(l) + CO2(g) + 2NaOH(aq) Na2CO3(s) + H2O(l) Dalam kondisi alkali
atau basa, pembentukan bikarbonat dapat diabaikan karena bikarbonat bereaksi dengan OH-
membentuk CO32- Prinsip Absorbsi Udara yang mengandung komponen terlarut (misalnya
CO2) dialirkan ke dalam kolom pada bagian bawah. Dari atas dialirkan alir. Pada saat udara
dan air bertemu dalam kolom isian, akan terjadi perpindahan massa. Dengan menganggap
udara tidak larut dalam air (sangat sedikit larut),maka hanya gas CO2 saja yang berpindah ke
dalam fase air (terserap). Semakin ke bawah, aliran air semakin kaya CO2. Semakin ke atas
,aliran udara semakin miskin CO2. Faktor-faktor yang berpengaruh pada operasi absorpsi
adalah sebagai berikut : Laju alir air. Semakin besar,penyerapan semakin baik.
Komposisi dalam aliran air. Jika terdapat senyawa yang mampu beraksi dengan CO2 (misalnya
NaOH) maka penyerapan lebih baik. Suhu operasi.Semakin rendah suhu
operasi,penyerapan semakin baik. Tekanan operasi.Semakin tinggi tekanan operasi,
penyerapan semakin baik sampai pada batas tertentu. Diatas tekanan maksimum (untuk
hidrokarbon biasanya 4000-5000 kPa), penyerapan lebih buruk. Laju alir gas. Semakin
besar laju alir gas, penyerapan semakin buruk. Operasi absorpsi dapat digambarkan secara
skematik sebagai berikut : Y1 L,X0 Keterangan :
G = laju alir udara bebas CO2
Y1 = rasio laju alir CO2 terhadp udara pada aliran gas keluar
Yn+1 = rasio laju alir CO2 terhadap udara pada aliran gas masuk
L = laju alir air bebas CO2 X0 = rasio laju alir
CO2 terhadap udara pada aliran air masuk Xn = rasio laju alir
CO2 terhadap udara pada aliran air keluar G, Yn+1 Xn Gambar 1.Skema proses Absorpsi.
Naraca massa total dalam kolom absorber dapat ditulis sebagai berikit : G(Yn+1 Y1) = L(Xn
X0) II. Data Pengamatan Laju alir Udara = 60 L/menit Laju alir
Air = 4 L/menit Laju alir CO2 = 2 L/menit Absorber
: Larutan NaOH 0,1 N (20 Liter) Larutan Penitrasi : HCl 0,1 N Volume
Sampling : 10 mL Tabel Pengamatan Titrasi Sampel Sampel ke- t (menit) Volume HCl
ke-1 (a mL) Volume HCl ke-2 (b mL) 1 0 8,0 5,0 2 5 7,0 9,1 3 10 6,2 9,7 4 15 6,0 10,2 5 20 5,3
10,7 6 25 5,0 11,1 7 30 4,7 11,5 III. Pengolahan Data 1) t = 0 menit n
Na2CO3 = = = 0.08 mol n
NaHCO3 = = = -0.03 mol n
CO2 = n Na2CO3 + n NaHCO3 =
0.08 + (-0.03) = 0.05 mol 2) t = 5 menit n Na2CO3 =
= = 0.07 mol n NaHCO3 =
= = 0.021 mol n CO2
= n Na2CO3 + n NaHCO3 = 0.07 + 0.021
= 0.091 mol Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef

Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef

[2]jurnal andhika prasetya

[1[ STUDI PENGARUH VARIABEL LAJU ALIR NaOH DALAM PROSES ABSORBSI
GAS CO
2

M. Hasnan A. Najib, Putri Prima A, Nurul Kumaeti, dan Hapsoro A. Aji


Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik,Universitas Diponegoro, Semarang
Jl. Prof. Soedarto 50239 Semarang, Telp./Fax. 024-746005
Absorbsi

Absorbsi merupakan salah satu

proses separasi dalam industri kimia dimana

suatu campuran gas dikontakkan dengan

suatu cairan penyerap tertentu sehingga satu

atau lebih komponen gas tersebut larut dalam


cairannya. Absorbs dapat terjadi melalui dua

mekanisme, yaitu absorbsi fisik dan absorbsi

kimia.

Absorbsi fisik merupakan suatu

proses yang melibatkan peristiwa pelarutan

gas dalam larutan penyerap, namun tidak

disertai dengan reaksi kimia. Contoh proses

ini adalah absorbsi gas H

S dengan air,

methanol, propilen karbonase. Penyerapan

terjadi karena adanya interaksi fisik.


Mekanisme proses absorbsi fisik dapat

dijelaskan dengan beberapa model, yaitu:

teori dua lapisan (two films theory) oleh

Whiteman (1923), teori penetrasi oleh

Dankcwerts dan teori permukaan terbaharui.

Absorbsi kimia merupakan suatu

proses yang melibatkan peristiwa pelarutan

gas dalam larutan penyerap yang disertai

dengan reaksi kimia. Contoh peristiwa ini

adalah absorbsi gas CO

dengan larutan

MEA, NaOH, K

CO

dan sebagainya.

Aplikasi dari absorbsi kimia dapat dijumpai

pada proses penyerapan gas CO

pada pabrik

Amonia seperti yang terlihat pada gambar

2.1

Gambar 1 Proses absorpsi dan desorpsi CO

dengan pelarut MEA di pabrik

Amonia

Proses absorpsi dapat dilakukan

dalam tangki berpengaduk yang dilengkapi


dengan sparger, kolom gelembung (bubble

column), atau dengan kolom yang berisi

packing yang inert (packed column) atau

piringan (tray column). Pemilihan peralatan

proses absorpsi biasanya didasarkan pada

reaktifitas reaktan (gas dan cairan), suhu,

tekanan, kapasitas, dan ekonomi.

Analisis Perpindahan Massa dan Reaksi

dalam Proses Absorpsi Gas oleh Cairan.

Secara umum, proses absorpsi gas

CO

ke dalam larutan NaOH yang disertai

reaksi kimia berlangsung melalui empat

tahap, yaitu perpindahan massa CO

melalui

lapisan gas menuju lapisan antar fase gas-

cairan, kesetimbangan antara CO

dalam fase

gas dan dalam fase larutan, perpindahan

massa CO

dari lapisan gas ke badan utama

larutan NaOH dan reaksi antara CO

terlarut

dengan gugus hidroksil (OH


-

). Skema proses

tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Gambar 2 Mekanisme absorpsi gas CO

dalam larutan NaOH

Gambar 2 Mekanisme Absorbsi Gas CO

dalam Larutan NaOH

Laju perpindahan massa CO

melalui lapisan gas:

)( paipgkgaRa

(1)

Kesetimbangan antara CO

dalam

fase gas dan dalam fase larutan :

paiHA .*

(2)

dengan H pada suhu 30

C = 2,88 10

-5

mole/cm

. atm.
Laju perpindahan massa CO

dari

lapisan gas ke badan utama larutan NaOH

dan reaksi antara CO

terlarut dengan gugu

[3] Traybal, E, Robert. 1985. Mass-Transfer Operations third edition. McGraw-Hill


Book Company. Singapore

[4] Warren, L. Mc Cabe, Julian C, Smith, and Peter Harriot. OperasiTteknik Kimia
Edisi Ketiga. Erlangga. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai