Resume 123
Resume 123
A. Persamaan Hiperbolik
Persamaan Gelombang
dengan
uij u xi,t j
t 2 2
t 2 2
uij1 uij1 uij1 uij uij1
c c
2 2 1
2
(8-20)
x x
Persamaan ini menjelaskan kepada kita bahwa apabila kita mengetahui u pada
seluruh xi pada saat-saat t j dan t j 1, maka kita dapat menentukan harga u pada
seluruhxi pada langkah waktu berikutnya. Hal ini disebut dengan metode
eksplisit.Tetapi, ada sedikit masalah pada permulaan perhitungan, karena secara umum
kita tidak mengetahui harga u pada dua waktu berturut-turut. Sedangkan, kita
u xi,t ui 1 u i
1
t t 0
2 t
atau
1 1 u xi,t
u i ui 2t t t 0
Persamaan Adveksi
u u
c (8-24)
t x
denganu menyatakan suhu potensial yang merupakan besaran kekal yang dalam hal
ini merupakan variabel yang diadveksi. Dalam kaitannya dengan masalah ini, maka
kita hanya akan membahas untuk harga c konstan. Penyelesaian umum untuk
persamaan (8-24) adalah
u F x ct
ct
u nj1 u nj
2x
u nj1 unj1 (8-27)
dimana indeks bawah j menyatakan langkah ruang dan indeks atas n menyatakan
langkah waktu. Dengan menggunakan analogi terhadap pembahasan tentang metode
Euler dan metode Leap-Frog pada bab yang lalu, maka kita dapat menyimpulkan
bahwa ketelitian untuk metode ini adalah orde pertama untuk t -nya dan orde kedua
untuk x ,
Pendekatan beda hingga untuk persamaan adveksi (8-26) inilah yang disebut
dengan forward in time, centered in space atau lebih dikenal dengan metode FTCS.
Pertanyaan selanjutnya apakah metode ini stabil saat mendekati persamaan adveksi
tersebut?
Untuk mengetahui apakah metode yang kita gunakan untuk mendekati persamaan
tersebut stabil atau tidak, maka kita perlu melakukan uji kestabilan dengan
menggunakan analisa stabilitas Von Neuman. Ide dari bentuk analisis kestabilan ini,
kita dapat membayangkan bahwa koefisien-koefisien dari persamaan beda
berubahsangat lambat ketika diperlakukan sebagai konstanta dalam ruang dan waktu.
Dalam kasus demikian, penyelesaian bebasnya atau swamode dari persamaan beda
mengambil bentuk
unjnexp ikj x
dengank menyatakan bilangan gelombang ruang real yang dapat berharga sembarang,
1i c t sin kx (8-29)
2x
c
2
2 t
1 sin k x (8-30)
Persamaan (8-30) memberi arti bahwa penguatan (amplification)
penyelesaiannya berhrga 1 , ini berarti bahwa metode FTCS tidak stabil
Metode BTCS (Backward-Time Centered-Space)
Dengan menggunakan pendekatan beda mundur untuk langkah
waktunya dan beda terpusat untuk langkah ruangnya, maka persamaan
adveksi dapat didekati dengan
n
u nj u j 1 u nj11 unj11 2
O t c O x 0
t 2x (8-31)
n 1
ct
u nj u j u n 1 unj 1
(8-32)
2x j 1 1
ct
1 2x e ik x e ik x (8-33)
atau
1
ct (8-34)
1i sin kx
2x
Persamaan (8-34) menunjukkan bahwa faktor penguatannya adalah
1 1
c t (8-35)
1 sin kx
2x
yang berarti, skema (8-31)) adalah stabil mutlak.
Metode Centered-Time Centered-Space (CTCS)
Untuk persamaan adveksi, penggunaan metode Euler maju untuk
langkah waktu (forward-time) tidak stabil mutlak, apakah ini berarti dengan
menggunakan pendekatan beda terpusat (centered-space) akan stabil?
Untuk menjawab pertanyaan ini, marilah kita lakukan pendekatan persamaan
adveksi tersebut dengan skema CTCS ini.
O t 2 u j1 u j1 O x2
n n
u nj1 u nj1 0 (8-36)
2t 2x
Persamaan (8-36) dapat disusun kembali menjadi bentuk
ct
u nj1 u nj1 u nj1 unj1 (8-37)
x
Stabilitas
Kita dapat mengetes stabilitas dari skema ini dengan analisa stabilitas Von
Nouman. Dengan mensubstitusi mode Fourier adveksi yang didefinisikan (8-28) pada
c t c t 2
i sin kx
sin kx 4
x x (8-39)
12
2
Modulus dari masing-masing akar adalah 1, sedangkan syarat stabil adalah 2 1,
ini berarti bahwa metode CTCS stabil untuk menyelesaikan persamaan adveksi.
8.7 Metode Lax
Metode Lax merupakan sebuah metode yang dimaksudkan untuk memodifikasi
unj1 unj1 u j1 c t u j1 u j1
1 n n n
(8-42)
2 2x
Dengan mensubstitusi bentuk mode Fourier ke persamaan (8-28) ke
persamaan beda (8-42) diperoleh
ct
cos kxi sin kx (8-43)
x
Modulus adala
dari h
k c t si k
co 2 2 n 2 x (8-44)
s x
2
x
Pernyataan (8-44) mengisyaratkan kepada kita bahwa metode
Lax stabil untuk
ct
1. Untuk harga 1 faktor penguatannya berkurang. Faktor
c t penguatan ini
x x
dinyatakan
oleh
k 2 k
2
2 c t
co si
s x n x (8-45)
x
Untuk harga
t penyelesaiannya adalah eksak
1, karena faktor penguatannya
x
berharga 1 atau tidak mengalami penguatan,
sehingga
n
unj1 u j1 (8-46)
Kriteria c dikenal dengan syarat Courant.
stabilitas t 1 Secara intuitif, syarat
x
stabilitas ini dapat dideskripsikan seperi pada gambar (8.6). Gambar tersebut
1
menerangkan bahwa kuantitas unj dalam persamaan (8-42) dapat diketahui setelah
n
diperoleh informasi titik-titik j 1 dan j 1 pada saat . Dengan kata lain, xj1
padabesaran unj1 .
Hasil yang mengagumkan pada pendekatan Lax adalah bahwa penggantian unj
dengan reratanya seperti terlihat pada ungkapan (8-41) dapat menstabilkan skema
FTCS. Skema Lax pada (8-42) selajutnya dapat ditampilkan dalam bentuk
1 n
u nj u j u nj1 u nj1 1 u nj12u nj unj1
(8-47)
c
t 2x 2
yang merupakan representasi dari metode FTCS
u u x22u (8-48)
t c x 2 t x2
Dalam persamaan (8-48) ini, kita memiliki suku difusi. Oleh sebab itu, skema
Lax ini dikatakan memiliki disipasi numerik.
tn1 2 dan langkah ruangxj 1 2 . Jika ini dihitung dengan menggunakan metode
Lax,maka akan diperoleh
t
u nj 11 22
1 n
2
u j1 u nj 2x
F jn1 Fjn (8-49)
n 1
Sedangkan, harga terbaru untuk u j dapat dihitung dengan pernyataan terpusat
Sebagai
t
unj1 u nj x F jn1122 Fjn1122
Selanjutnya, kita akan mengkaji stabilitas dari metode ini untuk persamaan adveksi
ct ct 2
sin kx 1 cos kx
1 i
x x
Harga modulus dari adalah
c 2
t 2 c t 2
2
1
1 cos kx sin kx
x x
atau
2 c t 2 1 c t 2 1 cos kx 2
1
x x
Kriteria stabilitas yang harus dipenuhi adalah 2 1, hal ini mensyaratkan harga
ct 2
1 atau lebih dikenal sebagai kriteria Courant.
x
2T x,t
T
c t k x
2
Q x
b. Persamaan konduksi panas transien dalam ruang satu dimensi
1 2
t x,t D x2 a f S
dengan
menyatakan fluks netron.
c. Persamaan difusi untuk transpot konvektif spesies kimia
2
u x D
2
t t t
dengan menyatakan rapat fluks spesies kimia, ux adalah kecepatan
aliran dan D adalah konstanta difusi.
8.1.2.1 Metode Eksplisit (Euler Maju)
Marilah kita ditinjau sebuah persamaan difusi yang mengambil bentuk
u 2u
0 (8-55)
2
t x
Dengan mengimpementasikan metode Euler maju untuk derivatif
waktu seperti yang telah kita bahas pada bab persamaan diferensial biasa
yang lalu, serta menggunakan pendekatan derivatif orde kedua terpusat pada
turunan kedua terhadap variabel ruangnya, maka diskritisasi terhadap
ungkapan (8-55) tersebut mengambil bentuk
Skema ini disebut sebagai metode eksplisit, karena jika uin diketahui untuk
seluruh tn pada titik-titik jaring, maka kita dapat menghitung uin1 pada waktu
tn1 tanpa menyelesaikan melalui persamaan simultan.
untuk mendekati persamaan difusi tersebut stabil karena syarat stabil 1 dipenuhi.
t x 2
(8-60)
yang dapat disusun kembali menjadi ungkapan
t
uin uin1 2uinuin1uin1 (8-61)
x
2
Dengan mengambil
t
x
2
(8-62)
maka untuk setiap titik ruang xj dengan j 1,2,3,..., N 1 , kita memperoleh
in1 1 2i i 1i
n n n1
(8-63)
Jika syarat batas pada ujung-ujungnya diberikan yaitu u0 dan uN , maka kita
persamaan (8-63) dapat ditampilkan dalam bentuk persamaan simultan linier sebagai
Berikut
gn n1 (8-64)
A
dengan
1 0 0 . . 0
1 2 0 . 0
0 . . . 0 .
A (8-65)
. . . . . .
. . . 1 2
. . . 0 0 1
Kita juga akan menggunakan analisa stabilitas Von Nouman untuk meyakinkan
apakah skema implisit ini stabil atau tidak stabil. Jika kita mensubstitusikan mode Fourier
ke persamaan (8-61), maka dengan mudah diperoleh
t cos kx 21
1 2 (8-66)
x
atau dapat disusun kembali menjadi
1
t 1 (8-67)
1 x sin 2kx
2
mengatasi masalah stabilitas yang ditemukan pada metode Euler maju atau FTCS.
Metode Dufort-Frankle merupakan satu teknik yang memanfaatkan stabilitas tak
bersyarat dari metode intrinsic untuk persamaan diferensial sederhana.
Selanjutnya kita dapat memodifikasi persamaan (8-61) menggunakan
metode Dufort-Frankle sebagai berikut
2t
u nj1 u nj1 2 u nj1 u nj1 u
n 1
j unj1 (8-68)
x
2t
Jika diambil , maka persamaan (8-68) dapat disusun kembali menjadi
x
2
bentuk
u nj 1 1
u nj1
u nj1 unj1 (8-69)
1 1
Pengujian stabilitas terhadap pendekatan Dufort-Frankle menggunakan
analisa Von Nouman memunculkan persamaan kuadrat dalam, hal ini dikarenakan
Metode Cranck-Nicolson
Pendekatan metode Cranck-Nicolson untuk menyelesaikan persamaan
diferensial parabolik didasarkan pada metode Euler termodifikasi seperti yang
telah dibahas pada bab yang lalu. Dengan menggunakan metode ini, maka
pendekatan pada persamaan difusi selanjutnya dapat ditulis kembali menjadi
in1in
2
n 1
i 1
2in1in11 in1
2inin1 (8-72)
t 2x
atau
t
n1
i i n
2 2in1in11 in1 2inin1 (8-73)
2x
n 1
i 1
t
Dengan mendefinisikan x 2 , maka ungkapan (8-73) juga dapat dinyatakan
2
dalam bentuk persamaan simultan sebagai berikut
2
nj
1
1 1 2 n 1 n
j j
1
1 n
j1 1 n n
j j1 (8-74)
atau
Agn1B
gn (8-75)
dengan matriks A dan B didefinisikan
sebagai
0 1 0 . . 0
1
2 0 . 0
0 . . . 0 .
A (8-76)
.
. . . ..
. . . 1 2
. . . 0 0 1
dan
1 0 0 . . 0
1
2 0 . 0
0 . . . 0 .
B (8-77)
. . . . . .
1
. . . 2
. . . 0 0 1
menunjukkan bahwa skema ini stabil mutlak. Lebih lanjut lagi, karena pendekatan
beda yang digunakan dalam metode ini adalah metode Euler termodifikasi, maka
ketelitian metode ini lebih tinggi dibanding metode Euler maju ataupun mundur.
Persamaan Eliptik
2 u 2u
0 (8-93)
y2
x2
Untuk menyelesaikan persamaan eliptik dibutuhkan syarat batas di
ujung-ujungnya.Oleh sebab itu penyelesaian persamaan eliptik masuk dalam
kategori masalah nilai batas.
Metode penyelesaian numerik untuk persamaan diferensial eliptik
diklasifikasikan dalam dua kategori, yaitu metode beda hingga dan elemen hingga.
Tetapi dalam pasal ini kita hanya akan menggunakan metode beda hingga untuk
menangani persamaan ini. Metode beda hingga diturunkan dari jaring kotak.
Penggunaan metode ini untuk menyelesaikan masalah diferensial eliptik memiliki
banyak keuntungan.Adapun keuntungan metode elemen hingga diantaranya adalah
bahwa persamaan diskritnya tidak terganggu oleh bentuk geometri yang rumit,
sehingga metode ini fleksibel untuk diterapkan dalam bentuk geometri apapun.
Namun akhir-akhir ini, metode beda hingga juga telah dikembangkan untuk
mengatasi masalah geometri ini yaitu dengan cara transformasi koordinat.
Persamaan Beda dalam Geometri Rectangular
Dalam pasal ini kita tidak akan membahas metode beda hingga dalam
geometri yang rumit, tetapi kita hanya akan membahas metode tersebut di
dalam gometri kotak saja. Untuk memudahkan pemahaman kita tentang
metode ini, sekarang marilah kita tinjau sebuah persamaan Laplace dalam
koordinat kartesan seperti terlihat pada persamaan (8-93).
Untuk mempermudah pemahaman kita tentang masalah yang kita bahas
ini, sekarang ditinjau untuk domain 0 xLx dan 0 yLy seperti terlihat pada
perlu membuat jaring pada kotak tersebut. Jika kita mengasumsikan bahwa lebar
2 u 2u2
2 x , y (8-72)
x y
menjadi
u 2u 2 u
2 2 x , y (8-73)
t x y
Apabila pada t 0 terdapat distribusi awal, maka kita dapat
mengatakan bahwa bahwa ketika t penyelesaian sudah merelaks ke arah
keadaan setimbang. Saat t tersebut, maka dipenuhi u / t0 . Jika
persamaan (8-73) kita lakukan diskritisasi menggunakan metode FTCS, maka
ungkapan tersebut akan menjadi bentuk
t u n u n u n u n 4u n t
u nj,1 u nj,
2 j1, j1, j,1 j,1 j, j, (8-74)
x
dengan indeks atas n mewakili variabel waktu, sedangkan indeks bawah
menyatakan variabel ruang.
Dengan mengingat kembali bahwa di dalam ruang 1D metode FTCS stabil
1
hanya jika dipenuhi t / 2 2
, dan stabil dalam ruang 2D hanya jika t / 1,
2 4
maka ungkapan (8-74) dapat dinyatakan kembali dalam bentuk
1 2
unj,1 unj1, unj1, unj,1 unj,1 j,
(8-75)
4 4
Dari ungkapan (8-75), kita dapat menemukan harga terbaru dari u pada
langkahn 1 dengan menggunakan empat harga lama yang mengelilinginya pada
langkah n dan suku sumbernya. Prosedur menemukan harga terbaru tersebut dilakukan
dengan cara menyapu titik-titik yang diawali dari baris demi baris titik dan menghitung
harga baru u dengan mengunakan ungkapan (8-75). Prosedur ini diulang-ulang hingga
1 2
u nj,1 4 u j1, u j 1,
n n 1
u
n n 1
j,1 u j, 1 4
j, (8-76)
Dalam skema ini, harga-harga baru dari u digunakan segera setelah harga-
harga tersebut ada, artinya bahwa titik-titik yang sudah ter-update akan digunakan
segera dalam perhitungan untuk memperoleh harga terbaru u pada titik berikutnya.
Skema yang diperlihatkan pada (8-76) tersebut dikenal dengan metode relaksasi
Gauss-Seidel.Sayangnya, metode ini juga masih lambat konvergensinya.
j , l akan digantikan dengan kombinasi linier antara harga lamanya dan harga
terupdatenya. Jadi
n 1 n n n 1 n n1 2
u u u u
j , 1uj,l 4 j 1, j 1, j ,1 u j,1 j , (8-76)
dimana
merupakan parameter over relaksasi. Metode ini konvergen hanya dalam
ranah 0 2 . Untuk harga 0 1, maka skema (8-76) disebut dengan under
relaxation , sedangkan untuk ranah1 2 skema tersebut dikenal dengan over
relaxation. Untuk harga dalam ranah 1 2 memberikan konvergensi lebih
cepat dibandingkan dengan metode Gauss-Seidel.