Ringkasan Eksekutif
Ringkasan Eksekutif
EKSEKUTIF
BIMBINGAN TEKNIS PENYUSUNAN PERATURAN
ZONASI
DI WILAYAH KALIMANTAN DAN SULAWESI
1.PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
B
erdasarkan UU No. 26/2007 Tentang Penataan Ruang, Pasal 1:
Pengendalian Pemanfaatan Ruang adalah BIMBINGAN
upaya untuk TEKNIS
mewujudkan tertib tata merupakan
ruang. Pengendalian pemanfaatan
ruang dilakukan melalui penetapan peraturan zonasi,
perizinan, pemberian insentif dan disinsentif,bagian dari pembinaan
serta pengenaan sanksi.
penataan
ruang, yakni upaya untuk
Secara Umum, pelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang di
meningkat-
Indonesia masih belum efektif. Berbagai isu strategis pengendalian
pemanfaatan ruang diantaranya adalah:kan kinerja penataan ruang
Belum lengkapnya instrumen dasaryang
atau aturan (Norma, Standar,
Prosedur, diselenggarakan oleh pemerintah,
dan Kriteria)
Masih belum kuatnya struktur kelembagaan pengawasan dan
pengendalian pemanfaatan ruang;
Masih kurangnya aparatur atau SDM dalam pengendalian
pemanfaatan ruang, baik dari segi kuantitas maupun kualitas;
Masih kurangnya peran atau partisipasi masyarakat dalam
pengendalian pemanfaatan ruang.
1.3. Manfaat
Manfaat dari kegiatan Bimbingan Teknis Penyusunan Peraturan
Zonasi di Wilayah Kalimantan dan Sulawesi ini adalah :
1. Meningkatnya kemampuan aparat pemerintah daerah
kabupaten/kota di wilayah Kalimantan dan Sulawesi dalam hal
penyusunan peraturan zonasi; dan
2. Tercapainya penyelesaian draft materi teknis dan raperda
peraturan zonasi di Kota Singkawang dan Kabupaten
Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat; yang memenuhi dengan
NSPK bidang penyusunan Rencana Rinci Tata Ruang (Permen
PU No. 20 Tahun 2011).
1.5. Sasaran
Sasaran yang hendak dicapai dari kegiatan Bimbingan Teknis
Penyusunan Peraturan Zonasi di Wilayah Kalimantan dan Sulawesi
adalah sebagai berikut:
1. Terlaksananya proses bimbingan teknis dan FGD dalam
rangka penyusunan peraturan zonasi di Kota Singkawang dan
Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat;
d. Bahasan:
Sosialisasi Pelaksanaan
Bimtek di daerah
Penyepakatan Rencana
Pelaksanaan Bimtek
Pemilihan BWP untuk lokus
bimbingan
Review terhadap Materi
Teknis RDTR dan Peraturan
Zonasi BWP terpilih
e. Kesepakatan:
Kesepakatan Pembentukan Pokja PZ
Pokja PZ Singkawang menyusun dan memperbaiki materi PZ,
Pokja PZ Sanggau membantu memfasilitasi proses
pelaksanaan Bimtek
Mekanisme Pendampingan dan Jadwal Pelaksanaan Bimtek
BWP yang disepakati di Singkawang adalah BWK H,
sedangkan di Sanggau BWP Entikong
PZ BWK H mengacu kepada draft materi teknis ZR BWK H
yang disusun Pemkot pada tahun 2014
PZ BWP Entikong mengacu kepada draft materi teknis RDTR
BWP Entikong yang disusun KemenATR dan BNPP pada tahun
2015
g. Pendekatan
Berikut adalah Pendekatan yang dilakukan saat melakukan
proses Bimbingan Teknis Peraturan Zonasi BWK H Kota
Singkawang :
pihak Pemda hanya sebatas mendukung dan memfasilitasi
proses Bimtek, dan memberi masukan pada materi PZ
Perbaikan Matek PZ dilakukan konsultan Bimtek
Proses Bimtek dengan target sasaran Kelompok Masyarakat
dilakukan dengan melibatkan pada FGD perumusan visi kinerja
ruang dan aturan zonasi bersama
Proses Bimtek dengan target sasaran SKPD Teknis dengan
melibatkan pada FGD bersama masyarakat dan Klinik/Workshop
dengan melakukan pembahasan bersama materi teknis PZ
e. Output :
f. Kesepakatan:
Adapun kesepakatn yang diddapat saat kegiatan FGD 1 di kota
singkawang adalah mengenai Isu-isu penataan ruang BWK H,
yaitu sebagai berikut:
Genangan di Permukiman karena kurangnya penataan
saluran
Kurangnya fasilitas MCK
Pencemaran Sungai oleh Kotoran Ternak
Sampah yang kurang terkelola dengan baik
Ketidakteraturan bangunan
Ketidakteraturan pemakaman umum
Kegiatan Galian C ilegal yang mengganggu
Banjir karena pendangkalan sungai
PKL kurang tertata
Kebisingan karena sarang walet
Kegiatan wisata malam yang mengganggu
d. Bahasan:
Menyusun rumusan aturan bersama mengenai pengaturan
zonasi kawasan di BWK H Kota Singkawang
e. Kesepakatan:
Adapun kesepakatan yang didapat hasul FGD 2 di Kota
Singkawang adalah mengenai rumusan Aturan-aturan Bersama
mengenai Peraturan Zonasi di BWK H Kota Singkawang.
N Aturan
Masalah Penyebab Dampak
o Bersama
1. Galian Liar/ Menggali bukan pada - Longsor - Harus
Ilegal termpatnya - Pendangkal mempunyai
an Sungai izin galian c
Kali Asin yang Resmi
- Banjir di RT - Memperhatik
22-23 an
lingkungan
sekitarnya
- Melarang
kegiatan
Galian C di
Gunung Kali
asin dan
Teluk Karang
e. Output:
Adapun output yang didapat hasil kegiatan FGD 1 di Entikong,
kabupaten Sanggau adalah bahwa Draft Materi Teknis RDTR
dan Peraturan Zonasi BWP Entikong telah dipaparkan dan
ditanggapi oleh peserta FGD yang kemudian akan diperjelas
pada saat FGD 2 di Entikong, Kabupaten Sanggau.
1.7.3 Penyusunan Raperda tentang 2.4 Kriteria dan Lingkup Wilayah 1.3.3 Rencana Pola Ruang
Peraturan Zonasi Perencanaan Peraturan Zonasi 1.3.4 Rencana Kawasan Budidaya
1.8 Pelibatan Peran Masyarakat 2.5 Masa Berlaku Peraturan Zonasi 1.4 Tujuan Peraturan Zonasi
2.6 Klasifikasi Zona
2. GAMBARAN UMUM KAWASAN 2.7 Pembagian Blok BAB II KETENTUAN UMUM
PRIMER KOTA SINGKAWANG (BWK H) 2.1 Istilah dan Definisi
BAB III Text Zonasi (Zoning Text) 2.2 Kedudukan Peraturan Zonasi
3. PERATURAN ZONASI KAWASAN 3.1 Ketentuan Kegiatan dan 2.3 Kriteria dan Ruang Lingkup
PRIMER KOTA SINGKAWANG Penggunaan Lahan 2.3.1 Wilayah Perencanaan
3.1 Perumusan Ketentuan Teknis 3.2 Ketentuan Intensitas Pemanfaatan 2.3.2 Lingkup Materi / Substansi
3.2 Tujuan Peraturan Zonasi Ruang Perencanaan
3.3 Klasifikasi Zona 3.3 Ketentuan Tata Bangunan 2.4 Masa Berlaku
3.4 Daftar Kegiatan 3.4 Ketentuan Prasarana dan Sarana 2.5 Klasifikasi Zona
3.5 Delineasi Blok Peruntukan (Zoning Minimal 2.6 Daftar Kegiatan
Block) 3.5 Ketentuan Pelaksanaan 2.7 Delineasi Blok Peruntukan
3.6 Ketentuan Teknis Zonasi 3.5.1 Variansi Pemanfaatan Ruang (Zoning Block)
3.6.1 Ketentuan Kegiatan dan 3.5.2 Insentif dan Disinsentif
Penggunaan Lahan 3.5.3 Penggunaan lahan yang tidak BAB III TEKS ZONASI (ZONING
3.6.2 Ketentuan Intensitas Pemanfaatan sesuai TEXT)
Ruang 3.6 Materi Opsional 3.1 Ketentuan Teknis Zonasi
3.6.3 Ketentuan Tata Masa Bangunan 3.6.1 Ketentuan Tambahan 3.1.1 Ketentuan Kegiatan dan
3.6.4 Ketentuan Prasarana dan Sarana 3.6.2 Ketentuan Khusus Penggunaan Lahan
Minimum 3.6.3 Ketentuan Standar Teknis 3.1.2 Ketentuan Intensitas
3.6.5 Ketentuan Pelaksanaan 3.6.4 Ketentuan Pengaturan Zonasi Pemanfaatan Ruang
3.7 Peraturan Zonasi (Zoning Text) 3.1.3 Ketentuan Tata Masa Bangunan
3.7.1 Peraturan Zona Lindung BAB IV Peta Zonasi (Zoning Map) 3.1.4 Ketentuan Prasarana dan
3.7.2 Peraturan Zona Perumahan Sarana Minimum
(R1,R2,R3,R4,R5) BAB V Ketentuan Perubahan 3.1.5 Ketentuan Pelaksanaan
3.7.3 Peraturan Zona Perdagangan dan Peraturan Zonasi 3.2 Peraturan Zonasi (Zoning Text)
Jasa Komersial (K) 3.2.1 Peraturan Zona Lindung
3.7.4 Peraturan Zona Campuran 3.2.2 Peraturan Zona Perumahan
Perumahan dan Perdagangan dan Jasa (R1,R2,R3,R4,R5)
Komersial ( C ) 3.2.3 Peraturan Zona Perdagangan
3.7.5 Peraturan Zona Perkantoran dan Jasa Komersial (K)
Pemerintah (KT) 3.2.4 Peraturan Zona Campuran
3.7.6 Peraturan Zona Industri (I) Perumahan dan Perdagangan
3.7.7 Peraturan Zona Rekreasi/Wisata (W) dan Jasa Komersial
3.7.8 Peraturan Zona Pelayanan Umum 3.2.5 Peraturan Zona Perkantoran
(PU-1,PU-2,PU-3,PU-4,PU-5, PU-6) Pemerintah (KT)
3.7.9 Peraturan Zona Peruntukan Lain 3.2.6 P eraturan Zona Industri (I)
(PL) 3.2.7 Peraturan Zona
3.8 Ketentuan Perubahan Peraturan Rekreasi/Wisata (W)
Zonasi 3.2.8 Peraturan Zona Pelayanan
Umum (PU-1,PU-2,PU-3,PU-
4.PU-5)
Pada Peta Matek RDTR Sebaiknya ditambahkan Berdasarkan Kesepakatan pada saat
maupun PZ BWK H belum delineasi pembagian blok klinik/workshop disepakati bahwa
terdapat pembagian blok Konsultan Pendamping akan
dan subblok. membantu menyususn peta peta
blok perencanaan
1. Ketentuan a. Rekomendasi ini merupakan hasil review yang dilakukan oleh Perbaikan pada
Kegiatan dan konsutan pendamping terhadap substansi utama pada draft materi teknis PZ Matriks ITBX dan
Penggunaan Lahan BWK H penambahan aturan
2. Ketentuan b. Review dilakukan dengan mengkaji kesesuaian substansi materi bersama dari
Intensitas dengan : Permen PU 20/PRT/M/2011; peraturan-peraturan terkait seperti masyarakat pada
Pemanfaatan Ruang RTRW, Perda Bangunan Gedung, serta standar teknis lainnya; dan dengan materi PZ
3. Ketentuan hasil perumusan aturan bersama masyarakat
Tata Bangunan c. Contoh Rekomendasi :
4. Ketentuan perlu di inventaris lagi kegiatan apa saja yang bersyarat maupun yang
Prasarana Minimal di batasi di dalam tabel ITBXnya dan aturannya sebaiknya dibahas pada
5. Ketentuan level subzona / subsubzona.
Pelaksanaan Ketentuan intensitas untuk zona
lindung sebaiknya diuraikan pada setiap subzona agar dimungkinkan
perbedaan pengaturan intensitas antara subzona satu dengan yang
lainnya.
Ketentuan KDH perlu dirumuskan
kembali, harus sinkron dengan KDB
belum ada materi-materi pilihan
intensitas seperti KTB, KWT, Ketentuan Kepadatan. Materi tersebut
memang tidak wajib untuk dimasukkan pada ketentuan, tetapi untuk
mengantisipasi perkembangan di masa datang
Ketentuan Tata Massa untuk zona
lindung belum terdapat dalam draft materi PZ, sebaiknya dapat dibuat
ketentuan tata massa untuk setiap subzona lindung
Gambar 10. Zona Perkebunan dan Kehutanan serta Pertanian BWP Entikong Kab. Sanggau
Gambar 12. Zona Pendidikan, Kesehatan, dan Pariwisata BWP Entikong Kab. Sanggau