Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Multiple Myeloma
1. Definisi
Sel plasma adalah jenis sel darah yang sangat penting dalam sistem

kekebalan tubuh. Sel ini menghasilkan senyawa yang membantu

menyerang dan membunuh kuman. Sel plasma banyak ditemukan di

sumsum tulang. Ketika sel-sel plasma tumbuh di luar kendali, mereka

dapat membentuk tumor kanker. Tumor ini biasanya terbentuk di tulang

(Konkel, 2016).
Multiple myeloma adalah keganasan sel plasma yang ditandai oleh

proliferasi sel plasma yang bersifat ganas di dalam sumsum tulang.

Multiple myeloma terjadi ketika bentuk sel tumor lebih dari satu plasma

dalam tulang. Sel ini menghasilkan beberapa protein antibodi abnormal

yang disebut sebagai M protein. Sel myeloma dapat merangsang

tumbuhnya tumor didalam tulang, pada beberapa kasus tertentu sel ini juga

dapat merangsang tumor pada jaringan halus dalam tubuh. Sel myeloma

berkembang dengan cepat dan tumbuh didalam sumsum tulang. Sel ini

dapat menghambat sum-sum tulang dalam memproduksi sel darah

(Velcade, 2013).
Para ahli klinis belum mengetahui pasti penyebab multiple myeloma.

Tetapi ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko terjadinya

multiple myeloma. Berikut ini adalah beberapa faktor penyebab myeloma:

laki-laki, berusia tua, ras afrika-amerika, faktor keturunan, obesitas, sering

terpapar radiasi, terdiagnosa Monoclonal Gammoptaphy of Undetermined


Significance (MGUS). Multiple myeloma dapat menyebabkan beberapa

komplikasi yang serius, diantaranya adalah: kadar kalsium darah

meningkat, fungsi ginjal tidak seimbang, infeksi bakteri, sakit tulang,

fraktur (patah tulang), anemia, penebalan sel darah, dan kompresi sumsum

tulang belakang (Konkel, 2016).


2. Gejala Klinis
Pasien dengan multiple myeloma biasanya menunjukkan gejala

seperti perubahan pada tulang mengakibatkan rasa sakit dan gambaran

patologis, sakit pada bagian punggung, anoreksia, mual/muntah,

konstipasi, mudah haus, penglihatan berkurang, pendarahan yang berasal

dari hidung/mulut, polidipsi, hiperkalsemia, mudah lelah, malaise,

leukopenia, berat badan berkurang, demam, ditemukan paraprotein

monoklonal dalam serum dan/atau urin, , sel plasma berlebihan dalam

sumsum tulang, dan nafsu makan berkurang (Lewis dkk, 2008).


3. Diagnosa Laboratorium
Berikut ini adalah beberapa tes yang digunakan untuk mendiagnosa

multiple myeloma:
a. Tes darah dan urin
Terdapat protein abnormal dalam urin/darah yang biasa disebut

sebagai protein monoklonal. Hampir semua penderita multiple

myeloma mempunyai jenis protein ini dalam darah/urinnya. Tetapi

tidak semua orang yang memiliki protein monoklonal menderita

penyakit ini. Maka dari itu, diagnosa utama tidak hanya bergantung

pada uji darah/uji urin saja.


b. Biopsi tulang belakang
Sumsum tulang belakang adalah jaringan spons yang ditemukan

dalam tulang panjang dari tubuh. Penderita multiple myeloma


memiliki kadar sel plasma yang sangat tinggi dalam sumsum tulang

belakangnya. Dalam biopsi sumsum tulang belakang dokter akan

mengeluarkan sumsum tulang, darah, dan sebagian kecil tulang dari

pinggul atau tulang payudara menggunakan jarum halus. Jika diamati

melalui mikroskop maka akan tampak beberapa sel abnormal dari

sediaan.
c. Sinar x
Sinar x biasanya akan menunjukkan area tulang belakang yang

hilang sebanyak 80% dari pasien multiple myeloma. Tes lanjutan

dapat berupa uji MRI (Magnetic Resonance Imagining), CT

(Computerized Tomography), dan PET (Pasitron Emission

Tomography).
d. Uji genetik
Beberapa orang dengan multiple myeloma memiliki genetik

yang abnormal. Uji abnormalitas ini dapat membantu dokter dalam

memberikan pengobatan (Konkel, 2016).

4. Pengobatan
Pengobatan untuk multiple myeloma biasanya tidak dapat

menyembuhkan penyakit ini, akan tetapi dapat membantu memperpanjang

hidup penderita dan mengurangi beberapa gejala yang mengganggu.

Berikut ini adalah pengobatan yang diberikan untuk pasien multiple

myeloma:
a. Chemotherapy
Beberapa orang dengan multiple myeloma dapat

mengkombinasikan kemoterapi dengan beberapa cara pengobatan

lainnya. Kemoterapi untuk pasien ini dapat dilakukan melalui mulut

atau melalui suntikan pada vena atau otot. Obat kemoterapi akan
membunuh sel kanker, tetapi dapat juga merusak sel normal lainnya.

Hal ini menyebabkan efek samping yang buruk. Efek samping dari

kemoterapi meliputi: berkurangnya rambut, nyeri pada mulut,

berkurangnya nafsu makan, mual dan muntah, diare, meningkatkan

resiko infeksi, mudah mengalami pendarahan, anemia, dan mudah

lelah.
b. Pengobatan lain
Bersamaan dengan pengobatan kemoterapi beberapa pengobatan

yang dapat dilakukan adalah:


1) Kortikosteroid
Obat ini dapat digunakan sendiri atau dikombinasikan dengan

obat lain untuk multiple myeloma. Beberapa orang yang

menggunakan obat ini dikarenakan dapat mengurangi rasa mual

dan muntah setelah kemoterapi.


2) Immune modulating drugs dapat mendorong sel imun tubuh

dalam menyerang sel multiple myeloma.


3) Bisphosponates
Obat ini membantu mempertahankan hilangnya tulang yang

disebabkan oleh multiple myeloma.


c. Pengobatan stem sel
Stem sel atau transplantasi sumsum tulang adalah hal yang biasa

dilakukan oleh penderita multiple myeloma. Transplantasi stem sel

dapat menggantikan sel sumsum tulang yang rusak. Transplantasi ini

biasanya berasal dari sumsum tulang penderita sendiri. Sumsum

tulang dikumpulkan sebelum dilakukan kemoterapi dan dikembalikan

setelah kemoterapi selesai. Transplantasi juga bisa diberikan oleh

pendonor dengan golongan darah yang sama dan karakteristik yang

cocok dengan pasien.


d. Radiasi
Terapi radiasi biasanya digunakan untuk mengetahui lokasi dari

tulang yang mengalami kerusakan. Hal ini juga dulakukan pada pasien

yang tidak menanggapi kemoterapi.terapi radiasi biasanya dilakukan

lima hari dalam seminggu selama beberapa minggu.


e. Operasi (Konkel, 2016 ).

B. AIHA
1. Definisi
Autoimmune Hemolytic Anemia (AIHA) adalah penyakit yang

jarang ditemui yang disebabkan oleh autoantibodi menyerang sel darah

merah pada tubuhnya sendiri. Penyakit ini dapat diklasifikasikan sebagai

hangat, dingin, atau campuran tergantung pada rentang suhu autoantibodi.


2. Gejala Klinis
3. Pengobatan

C. Transfusi Darah
D. Cross Match
DAFTAR PUSTAKA

Lewis dkk. 2008. Multiple Myeloma : Diagnosis and Treatment. West Virginia:

University Departement of Family Medicine Eastern Division Harpers

Verry.

Konkel. 2016. Multiple Myeloma Guide. (online),

http://www.everydayhealth.com/multiple-myeloma/guide/. Diakses pada

tanggal 17 maret 2017.

Velcade. 2013. Living With Multiple Myeloma A Guide for Patients and

Caregivers. USA: Cambridge.

Anda mungkin juga menyukai