Anda di halaman 1dari 8

PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA

Persamaan Diferensial biasa adalah suatu persamaan yang melibatkan


fungsi satu peubah dan turunan atau diferensialnya

Penentuan order suatu persamaan diferensial tergantung pada kandungan


fungsi turunan didalam persamaan diferensial tersebut. Order atau tingkat
suatu persamaan diferensial merupakan pangkat tertinggi turunan dalam
suatu persamaan diferensial.

Persamaan diferensial

q tingkat (order) tertinggi suku derivatif


q
( diktat persamaan diferensial UNY 2013)

Persamaan diferensial tingkat-1

suku derivatif bertingkat-1 dv/dt = q- c/m.v

Persamaan diferensial tingkat-2 m d2x/dt2 + c dx/dt + k.x = 0

diketahui:
fungsi polinomial tingkat 4
y =0.5x4 +4x3 10x2 +8.5x+1
Diperoleh
dy/dx = 2x +12x 20x +8.5
(http: istiarto. Staff.ugm.ac.id)

PDB berorder dua mengandung turunan kedua sebagai turunan tertingginya,


seperti bentuk di bawah ini:
d2y/dx2 + 3 dx/dy + 2y = 0

Misalkan suatu persamaan diferensial biasa berorder satu, sebagai berikut

dy/dx = y (1.1)

Penyelesaian dari persamaan tersebut adalah

y = CeX (1.2)

yang memberikan banyak fungsi untuk berbagai nilai koefisien C.


Gambar 8.1, menunjukkan beberapa kemungkinan dari penyelesaian
persamaan (8.2), yang tergantung pada nilai C.
Untuk mendapatkan penyelesaian tunggal diperlukan informasi tambahan,
misalnya nilai y(x) dan atau turunannya pada nilai x tertentu. Untuk
persamaan order n biasanya diperlukan n kondisi untuk mendapatkan
penyelesaian tunggal y(x)
Apabila semua n kondisi diberikan pada nilai x yang sama (misalnya
x0), maka permasalahan disebut dengan problem nilai awal. Apabila
dilibatkan lebih dari satu nilai x, permasalahan disebut dengan problem nilai
batas. Misalnya persamaan (8.1), disertai kondisi awal yaitu x = 0, nilai y = 1
atau

y = ( X = 0 ) = 1 (1.3)

Substitusikan pers 1.3 ke 1.2

1 = Ce0 atau C = 1

Dengan demikian penyelesaian tunggal yang memenuhi persamaan:

Penyelesaian persamaan (1.1) dan persamaan (1.3) adalah mencari


nilai y sebagai fungsi dari x. Persamaan diferensial memberikan
kemiringan kurva pada setiap titik sebagai fungsi x dan y. Hitungan
dimulai dari nilai awal yang diketahui, misalnya di titik (x0, y0).
Kemudian dihitung kemiringan kurve (garis singgung) di titik tersebut.
Berdasar nilai y0 di titik x0 dan kemiringan fungsi di titik-titik tersebut
dapat dihitung nilai y1 di titik x1 yang berjarak x dari x0. Selanjutnya
titik (x1, y1) yang telah diperoleh tersebut digunakan untuk menghitung nilai
y2 di titik x2 yang berjarak x dari x1.

Prosedur hitungan tersebut diulangi lagi untuk mendapatkan nilai y


selanjutnya, seperti pada Gambar 8.2.
Metode Euler

Metode Satu Langkah


Metode Euler adalah salah satu dari metode satu langkah yang paling
sederhana. Di banding dengan beberapa metode lainnya, metode ini paling
kurang teliti. Namun demikian
metode ini perlu dipelajari mengingat kesederhanaannya dan mudah
pemahamannya sehingga memudahkan dalam mempelajari metode lain
yang lebih teliti.

yk+1=yk + hf(tk,yk)
Slope:f(tk,yk)

Metode Heun
Metode heun adalah salah satu metode numeric yang dapat digunakan
untuk menyelesaikan berbagai persoalan matematika yang mempunyai
masalah nilai awal. Dan merupakan dari perbaikan metode euler
Perluasan Metode Heun
Metode Heun dapat diperluas dengan meneruskan lelarannya sebagai
berikut:

y(0)r+1 = yr + hf(xr , yr) r


y(0)r+1 = y +
hf(x , y )

Kondisi berhenti adalah bila


y(k) r+1 - y(k-1) < r+1
dengan e adalah batas galat yang diinginkan. Jika lelarannya dilakukan satu
kali
(sampai dengan y(1)r+1 saja), maka lelarannya dinamakan lelaran satu
lemparan (one
shot iteration). Metoda Heun adalah lelaran satu lemparan. Dan pada
umumnya persamaan yang dipakai adalah sebagai berikut

r+ h
y(1)
1 r = y2 +r / r [f(x r+
, y ) + f(x
, r+
y(0)r+1)] h 1
y(2)
1 r = 2y +r / r [f(x r+
, y ) + f(x
, y(1)r+1)]
r+ h 1r+
y(3)
1 r = 2y +r /r [f(x 1 , y ) + f(x
, y(2)r+1)]
y(k+1) = y + / [f(x , y ) + f(x
, y(k)r+1)]
yk+1=yk + h/2[f(tk,yk) + f(tk+1,Pk+1)]
Slope: [f(tk,yk) + f(tk+1,Pk+1)]
Dengan Pk+1= yk + hf(tk,yk)
(personal.fmipa.itb.ac.id)
1) Metode Runge-Kutta merupakan salah satu dari satu perangkat metode
yang penting untuk menyelesaikan persamaan diferensial dengan syarat
awal.

Bentukumum metode Runge-Kutta orde- n adalah:


y r +1= y r +a 1 k 1+ a2 k 2+ +a n k n ...(1)

a1 , a2 , , an
dengan adalah tetapan dan

x
( r , y r )
k 1=hf

k 2=hf ( xr + p 1 h , y r +q 11 k 1 )

k 3 =hf ( xr + p 1 h , y r + q21 k 1+ q22 k 2 )

x r + pn1 h , y r + qn1,1 k 1 +q n1,2 k 2+ ...+ qn1,n1 k n1


k n=hf

Metode Runge-Kutta Orde Satu

Metode Runge-Kutta tingkat satu berbentuk :

k 1=hf ( x r , y r )

a
( 1 k 1)

y r +1= y r +

Metode Runge-Kutta Orde Dua

Metode Runge-Kutta tingkat satu berbentuk:

k 1=hf ( x r , y r )
k 2=hf (x 1+ p1 h , y r +q 11 k 1)

a
( 1 k 1 +a2 k 2 )
y r+1 = y r +

Metode Runge-Kutta Orde Tiga

Metode Runge-Kutta orde tiga berbentuk

k 1=hf ( x r , y r )

1 1
(
k 2=hf x r + h , y r + k 1
2 2 )
k 3 =hf ( xr +h , y rk 1+ 2k 2 )

y r +1= y r + ( k + 46k + k )
1 2 3

Metode Runge-Kutta Orde Empat

Metode Runge-Kutta orde tiga berbentuk

k 1=hf ( x r , y r )

1 1
(
k 2=hf x r + h , y r + k 1
2 2 )
1 1
(
k 3 =hf x r + h , y r + k 2
2 2 )

Metode Taylor

Deret Taylor dalam matematika adalah representasi fungsi


matematikasebagai jumlahan tak hingga dari suku-suku yang nilainya dihitung
dariturunan fungsi tersebut di suatu titik. Deret ini dapat dianggap
sebagai limitpolinomial Taylor. Kita sudah melihat bahwa metode Euler diturunkan
dengan menggunakan deret
Taylor. Deret Taylor pada penurunan metode Euler dipotong sampai suku orde
pertama sehingga solusinya kurang teliti. Kita dapat meningkatkan ketelitian
dengan memotong deret sampaisuku yang lebih tinggi lagi. Metode deret Taylor
adalah metode yang umum untuk menurunkan rumus-rumus solusi PDB. Metode
Euler merupakan metode deret Taylor yang paling sederhana.

y (tk+h) = y(tk) + hTN(tk,y(t,k)) + 0(hN+1)


Diberikan PDB
y'(x) = f(x,y) dengan kondisi awal y(x0 ) = y0
Misalkan
yr+1 = y(xr+1 ), r = 0,1,,n
adalah hampiran nilai y di x . Hampiran ini diperoleh dengan mengu raikan yr+1
di sekitar x sebagai berikut:
2 2 (n) y(n)
y(xr+1) = y(xr ) + hy'(xr ) + h y"(xr ) + h y"'(xr ) + + h/ n!

Persamaan tadi menyiratkan bahwa untuk menghitung hampiran nilai yr+1,


kita perlu menghitung y'(x ), y"(x ) ,, y (x ), yang dapat dikerjakan dengan
rumus

y(k)(x) = P(k-1) f(x, y)

Anda mungkin juga menyukai