Sap Tanda Bahaya BBL
Sap Tanda Bahaya BBL
Disusun Oleh :
A. Latar Belakang
Seorang bayi sangat rentan terhadap berbagai macam penyakit, maka dari itu peran
tenaga kesehatan pada bayi sehat cukup besar, temasuk peran seorang bidan. Seorang
bidan diharapkan mampu mengupayakan menekan peningkatan angka mortalitas dan
morbiditas bayi di Indonesia.
Angka kematian bayi di Indonesia tertinggi di Negara ASEAN yaitu 35 bayi per 1000
kelahiran. Bila dirincikan 157.000 bayi meninggal dunia per hari. Beberapa penyebab
kematian bayi baru lahir (neonatus) yang terbanyak disebabkan oleh kegawatdaruratan
dan penyulit pada masa neonatus seperti berat bayi lahir rendah, asfiksia neonatorum,
syndrome gawat nafas, hiperbilirubenemia, sepsis neonatorum, trauma lahir dan kelainan
kongenital. World Health Organization (WHO) dalam pernyataan tentang neonatus dunia
tahun 2001 melaporkan bahwa penyebab langsung kematian neonatus adalah infeksi
(32%), asfiksia (29%), komplikasi prematuritas (24%), kelainan bawaan (10%), dan lain-
lain (5%).
Penelitian Djaja (2003) mengatakan menurut karakteristik perawatan bayi baru lahir,
sekitar 26,7% bayi neonatal dibawa berobat. Pengobatan terbanyak ke rumah sakit 8,3%,
ke puskesmas 5,5%. Sekitar 6% bayi dibawa ke pengobatan tradisional. Sebagian besar
bayi neonatal meninggal dirumah yaitu 54,2%.
Saat ini masalah yang dihadapi adalah masih tingginya angka kesakitan dan kematian
anak terutama pada masa perinatal. Pada hakikatnya angka kesakitan dan kematian ini
dapat diupayakan pencegahannya sedini mungkin, diantaranya dengan meningkatkan
pendidikan kesehatan keluarga terutama ibu.
Tanda-tanda bahaya bayi baru lahir merupakan suatu gejala yang dapat mengancam
kesehatan bayi baru lahir, bahkan dapat menyebabkan kematian. Maka dari itu sudah
seharusnya orang tua mengetahui tanda-tanda bahaya terhadap bayi mereka agar dapat
mengantisipasinya lebih awal. Tanda-tanda bahaya bayi baru lahir yaitu: bayi tidak mau
menyusu atau muntah, kejang, lemah, sesak nafas, rewel, pusar kemerahan, demam, suhu
tubuh dingin, mata bernanah, diare, bayi kuning. Dengan mengetahui tanda bahaya, bayi
akan lebih cepat mendapat pertolongan sehingga dapat mencegahnya dari kematian.
Namun apabila terlambat dalam pengenalan dari tanda bahaya tersebut, bayi bisa
meninggal. Bayi baru lahir mempunyai masalah berat yang dapat mengancam
kehidupannya dan memerlukan diagnosa dan pengelolaan segera, terlambat dalam
pengenalan masalah dan manajemen yang tepat dapat mengakibatkan kematian.
Oleh sebab itu, sudah seharusnya ibu mengetahui tanda-tanda bahaya bayi baru lahir
terutama pada ibu primigravida agar dapat mencegah kematian pada bayi baru lahir.
B. Tujuan Instruksional
1. Tujuan Umum
Diharapkan setelah mendapatkan pendidikan kesehatan melalui konseling atau
penyuluhan, ibu dan keluarga dapat mengenal tanda-tanda bahaya pada bayi baru
lahir.
2. Tujuan Khusus
Diharapkan setelah mengikuti penyuluhan, ibu dan keluarga dapat :
1. Mengidentifikasi tanda tanda bahaya bayi baru lahir
2. Dapat sesegera mungkin memberikan pertolongan pertama pada bayi baru lahir.
3. Mau mengakses tempat pelayanan kesehatan atau menghubungi tenaga kesehatan
terdekat untuk memeriksakan bayinya.
3. Media
Leaflet
4. Materi
Terlampir
5. Metode
Ceramah dan Tanya Jawab
6. Kegiatan Penyuluhan
Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Ibu
Pembukaan Mengucapkan salam Menjawab salam
(2 menit) Menyampaikan tujuan Mendengarkan
Menjelaskan pengertian
Mendengarkan
tanda - tanda bahaya bayi
baru lahir
7. Evaluasi
Mengevaluasi pengetahuan peserta penyuluhan tentang materi yang telah disampaikan.
MATERI PENYULUHAN
TANDA BAHAYA PADA BAYI BARU LAHIR
Tanda-tanda bahaya bayi baru lahir merupakan suatu gejala yang dapat mengancam
kesehatan bayi baru lahir, bahkan dapat menyebabkan kematian. Maka dari itu sudah
seharusnya orang tua mengetahui tanda-tanda bahaya terhadap bayi mereka agar dapat
mengantisipasinya lebih awal.
Tanda-tanda bayi baru lahir itu diantaranya adalah bayi tidak mau menyusui, bayi
kejang, bayi mengantuk atau tidak sadar, bayi demam, bayi berwarna kuning, bayi bernafas
cepat, bayi merintih, dan kuku ataupun bibir bayi berwarna kebiruan.
Untuk itu para ibu khususnya ibu yang baru melahirkan diharapkan dapat mengetahui
tanda- tanda bayi baru lahir tersebut, agar dapat mendeteksi lebih awal adanya masalah pada
kesehatan anak (bayi) dan diharapkan ibu tersebut mampu mencari pertolongan melalui mau
mengakses tempat pelayanan kesehatan dan menghubungi tenaga kesehatan terdekat.
DAFTAR PUSTAKA
Sears, Williams. 2003. The Baby Book. Jakarta : Serambi Ilmu Semesta
http://www.supportunicefindonesia.org/index.php/campaign/detil/164/id
http://bidanlia.blogspot.com/2010/05/tanda-tanda-bahaya-bayi-baru-lahir.html