Praktikum Argentometri
Praktikum Argentometri
ARGENTOMETRI
1. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum ini adalah sebagai sebagai berikut:
1.1 Dapat melakukan titrasi blanko dengan metode mohr,
1.2 Dapat melakukan penentuan Cl dengan metode mohr,
1.3 Dapat melakukan analisis klorida dengan metode volhard,
1.4 Dapat melakukan standarisasi perak nitrat dengan menggunakan metode fajans,
1.5 Dapat melakukan penentuan konsentrasi NaCl dengan menggunakan metode
fajans
2. Rumusan Masalah
2.1 Bagaimana melakukan titrasi blanko dengan metode mohr?
2.2 Bagaimana melakukan penentuan Cl dengan metode mohr?
2.3 Bagaimana melakukan analisis klorida dengan metode volhard?
2.4 Bagaimana melakukan standarisasi perak nitrat dengan menggunakan metode
fajans ?
2.5 Bagaimana melakukan penentuan konsentrasi NaCl dengan menggunakan metode
fajans ?
3. Kajian Pustaka
4.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum argentometri ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2 Bahan Praktikum Argentometri
No Nama Bahan Rumus Kimia Wujud
(Bentuk)
1 Amonium NH4SCN Padat
Tiosianat
2 Aquadest H2O Cair
3 Asam Nitrat HNO3 Padat
4 Indikator Ferri (NH4)2SO4 . Fe2(SO4). 24 Padat
Amonium Sulfat H2O
5 Indikator Padat
Fluorescence
6 Kalium Kromat K2CrO4 Padat
7 Kalsium Karbonat CaCO3 Padat
8 Klorida Cl Padat
9 Natrium Klorida NaCl Padat
10 Nitrobenzene C6H5NO2 Padat
11 Perak Nitrat AgNO3 Padat
5. Prosedur Kerja
5.1 Analisis Klorida dengan Metode Mhor
5.1.1 Titrasi Blanko
CaCO3
5.1.1.1 10 mL suspensi kapur ) ditambahkan 2 mL Kalium Kromat
5%.
5.1.1.2 Kemudian dititrasi dengan larutan AgNO3 0,1 N sampai memberikan
suatu warna tertentu.
5.1.1.3 Simpan hasil ini sebagai blanko.
5.1.2 Penentuan Cl
5.1.2.1 Pipet 10 mL larutan klorida encer dan tambahkan 2 mL indikator
Kalium Kromat 5%.
5.1.2.2 Teteskan AgNO3 0,1 N dari buret sambil diaduk kuat-kuat.
5.1.2.3 Titrasi dihentikan bila warna endapan sudah menyerupai blanko.
5.1.2.4 Hitung persentase klorida dalam sampel.
5.3.1.3 Larutan NaCl yang telah ditetesi indikator dititrasi dengan perak
nitrat hingga terjadi perubahan warna dari kuning kehijauan
menjadi larutan putih keruh dengan endapan berwarna merah
muda keunguan.Titrasi dan lakukan duplo
6. Data Pengamatan
6.1 Analisis Klorida dengan Metode Mhor
6.1.1 Titrasi Blanko
Perlakuan Pengamatan
Suspensi kapur + kalium Warna larutan kuning bening
kromat
Larutan tersebut Warna berubah menjadi warna kuning dan
dititrasi dengan AgNO3 terdapat endapan berwarna merah
0,1 N
6.1.2 Penentuan Cl
Perlakuan Pengamatan
HASIL PENGAMATAN
PERLAKUAN WARNA ENDAPAN
10 mL larutan klorida Bening Tidak ada
5 mL larutan klorida HNO3 1 N Bening Tidak ada
Larutan klorida + HNO3 1N Keruh Sedikit ada
Ditambah 25 mL AgNO3 0,1 N Keruh Sedikit ada
Ditambah 1 mL indicator ferri Bening Sedikit ada
ammonium sulfat
Ditambah 1 mL larutan nitro benzene Bening Sedikit ada
Dikocok dengan kuat Bening Sedikit ada
Dititrasi dengan NH4SCN 0,1 Merah Gading Ada
7. Pembahasan
M 2 V 2=MgCl2
M 1 V 1 =M 2 V 2
M 2=0,22 M
N=n M =1 0,22=0,22 N
7,799
= 100 =22
Kadar % 35,45
Cl
Persamaan reaksi :
Ag+ + Cl- AgCl (endapan putih)
2Ag+ + CrO42- Ag2CrO4 (endapan merah)
Ag2CrO4 + 2Cl- 2AgCl + CrO42-
Sehingga kita dapat menentukan kadar klorida dengan cara, garam dapur kasar yang
dilarutkan dalam akuades dan diencerkan hingga 100 ml didalam labu ukur, kadar NaCl
murni yang terkandung dalam 0,45 gram sample tadi dapat ditentukan dengan 19 menentukan
ion Cl- nya menggunakan titrasi argentometri dan AgNO3 sebagai larutan standar.
Dari larutan garam dapur yang telah dibuat, diambil 10 ml untuk dititrasi. Indikator yang
digunakan adalah kalium kromat (K2CrO4). Pada awal penambahan, ion Cl- dan NaCl yang
tergantung dalam larutan bereaksi dengan ion Ag+ yang ditambah sehingga membentuk
endapan AgCl yang berwarna putih. Sedangkan larutan pada awalnya berwarna kuning
karena penambahan indikator K2CrO4. Saat terjadi tiik ekuivalen yaitu saat ion Cl- tepat
bereaksi dengan ion Ag+ yang berarti ion Cl- habis dalam sistem.
Dengan penambahan AgNO3 yang sedikit berlebih menyebabkan ion Ag+ bereaksi dengan
ion CrOdalam indikator kalium kromat membentuk endapan putih dengan warna merah bata.
Reaksi-reaksi yang terjadi sebagai berikut : Saat sebelum TE sampai saat TE
AgNO3 (aq) + NaCL (aq) AgCl (putih) + NaNO3 (aq) Saat setelah TE2 Ag+ (aq)+
CrO42-(aq) Ag2CrO4 (s) (endapan putih berwarna merah bata)
Pada percobaan ini diperoleh volume rata-rata AgNO3 yang digunakan unt\uk titrasi adalah
7,0 ml, kemudian berat NaCl dapat dihitung dengan rumus :
Berat NaCl = Z1/Z2 x Mr NaCl x V AgNO3 Dimana : Z1 = N AgNO3 (percobaan I) Z2 = N
AgNO3 (percobaan II) Setelah dihitung, diperoleh berat NaCl sebesar 38,902 mgram. Dari
berat tersebut dapat kita hitung kadarnya yaitu : Kadar NaCl = 100% x mula mula NaCl berat
dihasilkan yang NaCl berat. Dari perhitungan didapat kadar NaCl dalam sample sebesar
8,64%.
7 Diskusi
8 Kesimpulan
Dari praktikum kali ini dapat disimpulkan antara lain :
Titrasi dengan metode Volhard merupakan titrasi tidak langsung yang dilakukan
dalam suasana asam.
Kadar ion klorida dari percobaan dengan metode mohr ini adalah 7.799 g/L
dengan persentasi 22%.
Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO 3. Ada 4
metode argentometri yaitu metode Mohr, Volhard, Vajans, Duckel.
Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl :
Dengan indikator K2CrO4
N AgNO3 = 0,09 N
Dengan indikator adsorbsi ( fluorescein )
N AgNO3 = 0.095 N
Standarisasi NH4CNS dengan AgNO3 dihasilkan normalitas NH4CNS adalah
0,095 N.
Kadar NaCl dalam garam kasar sebesar 86,45%, dengan berat NaCl dalam larutan
sample garam dapur kasar adalah 38,902 mgram.
.
9 Daftar Pustaka
Universitas Jambi
Underwood, A. L dan R. A. Day, JR. 1992. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Kelima.