A. Anamnesis
Keluhan yang sering ditemukan adalah bengkak di ke dua kelopak mata, perut, tungkai,
atau seluruh tubuh dan dapat disertai jumlah urin yang berkurang. Keluhan lain juga
dapat ditemukan seperti urin berwarna kemerahan.
B. Pemeriksaan fisis
Pada pemeriksaan fisik sindrom nefrotik dapat ditemukan edema di kedua kelopak mata,
tungkai, atau adanya asites dan edema skrotum/labia. Kadang-kadang ditemukan
hipertensi.
C. Pemeriksaan penunjang
Pada urinalisis ditemukan proteinuria masif (+ 3 sampai + 4), dapat disertai hematuria.
Pada pemeriksaan darah didapatkan hipoalbuminemia (< 2,5 g/dl), hiperkolesterolemia,
dan laju endap darah yang meningkat, rasio albumin/globulin terbalik. Kadar ureum dan
kreatinin umumnya normal kecuali ada penurunan fungsi ginjal.
Pengobatan spesifik dari sindrom nefrotik tergantung pada penyebab penyakit itu.
Pada minimal-perubahan nefropati, glukokortikosteroid, seperti prednison, digunakan.
Anak-anak yang kambuh setelah keberhasilan penggunaan prednison atau yang tidak
menanggapi prednison (yaitu, mereka dengan steroid-tahan penyakit) dapat diobati
dengan rituximab, antibodi terhadap sel-B. Rituximab juga telah digunakan di
membranous nephropathy pada orang dewasa.
Dalam beberapa bentuk nefritis lupus, prednison dan siklofosfamid berguna.
Amiloidosis sekunder dengan sindrom nefrotik dapat menanggapi pengobatan anti-
inflamasi dari penyakit primer.
Dalam membranous nephropathy, manajemen hamil tanpa imunosupresi dapat
digunakan untuk 6 bulan pertama, pada pasien dengan risiko rendah untuk kemajuan
(yaitu, mereka yang memiliki tingkat kreatinin serum <1,5 mg / dL). Pasien dengan
insufisiensi ginjal (kreatinin serum tingkat> 1,5 mg / dL) mempunyai risiko lebih besar
untuk pengembangan stadium akhir penyakit ginjal dan harus menerima terapi
imunosupresif.
Bila diagnosis sindrom nefrotik telah ditegakkan, sebaiknya janganlah tergesa-gesa
memulai terapi kortikosteroid, karena remisi spontan dapat terjadi pada 5-10% kasus.
Steroid dimulai apabila gejala menetap atau memburuk dalam waktu 10-14 hari.
International Study of Kidney Disease in Children (ISKDC) menganjurkan untuk
memulai dengan pemberian prednison oral (induksi) sebesar 60 mg/m2/hari dengan
dosis maksimal 80 mg/hari selama 4 minggu, kemudian dilanjutkan dengan dosis
rumatan sebesar 40 mg/m2/hari secara selang sehari dengan dosis tunggal pagi hari
selama 4 minggu, lalu setelah itu pengobatan dihentikan. Kortikosteroid (prednison),
cyclophosphamide, dan siklosporin digunakan untuk menginduksi remisi pada sindrom
nefrotik. Diuretik digunakan untuk mengurangi edema. Angiotensin-converting enzyme
(ACE) inhibitor dan angiotensin II reseptor blocker diberikan untuk mengurangi
proteinuria.
Pada penderita sindrom Nefrotik adalah untuk mengganti kehilangan protein terutama
albumin atau mengurangi edema dan menjaga keseimbangan cairan tubuh. Selain itu juga
bertujuan memonitor hiperkolesterolimia dan penumpukan trigliserida serta mengontrol
hipertensi dan engatasi anoreksia.
Pada umumnya sebagian besar (+ 80%) sindrom nefrotik primer memberi respons yang
baik terhadap pengobatan awal dengan steroid, tetapi kira-kira 50% di antaranya akan relapse
berulang dan sekitar 10% tidak memberi respons lagi dengan pengobatan steroid. Prognosis
umumnya baik, kecuali pada keadaan-keadaan sebagai berikut5 :
- Menderita untuk pertamakalinya pada umur di bawah 2 tahun atau di atas 6 tahun.
- Disertai hipertensi.
- Disertai hematuria.
- Termasuk jenis sindrom nefrotik sekunder.
- Gambaran histopatologik bukan kelainan minimal.
PLAN :
a. Diagnosis : Sindrom Nefrotik
b. Pengobatan :
IVFD NaCl 0,9% 10 gtt
Inj. Ranitidin 2x1 amp iv
Captopril 3x12.5 mg p.o
Prednison 4 tab - 4 tab - 4 tab p.o
Furosemid 1 tab 1 tab 0 p.o
Bed rest
Diet rendah garam
Pendamping Internship,