Kata Pengantar
Kata Pengantar
Bagian I :
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
a. Perkembangan kesehatan masyarakat
Sejarah panjang perkembangan masyarakat, tidak hanya dimulai pada
munculnya ilmu pengetahuan saja, tetapi sudah dimulai sebelum
perkembangan ilmu modern. Oleh sebab itu akan sedikit diuraikan
perkembangan kesehatan masyarakat sebelum perkembangan ilmu
pengetahuan (prescientific period) dan sesudah ilmu pengetahuan itu
berkembang (scientific period).
b. Kesehatan masyarakat di Indonesia
Sejarah perkembangan kesehatan masyarakat di Indonesia dimulai sejak
pemerintah Belanda abad ke-16. Kesehatan masyarakat pada waktu itu
dimulai dengan adanya pemberantasan cacar dan kolera yang sangat
ditakuti pada waktu itu. Kolera masuk di Indonesia pada 1927, dan tahun
1937 terjadi wabah kolera eltor di Indonesia, kemudia pada tahun 1948 cacar
masuk ke Indonesia melalui Singapura dan mulai berkembang di Indonesia.
Sehingga sejak terjadi wabah kolera tersebut maka pemerintah Belanda
pada waktu itu melakukan upaya-upaya kesehatan masyarakat.
D. Definisi kesehatan masyarakat di Indonesia
Secara kronologis batasan-batasan kesehatan masyarakat dapat
diringkas yakni, batasan yang paling tua dikatakan bahwa kesehatan
masyarakat adalah upaya-upaya untuk mengatasi masalah-masalah sanitasi
yang mengganggu kesehatan. Dengan kata lain kesehatan masyarakay
adalah sama dengan sanitasi. Kemudian pada akhir abad ke-18 dengan
ditemuknnya bakteri-bakteri penebab penyakit dan beberapa jenis imunisasi,
kegiatan kesehatan masyarakat adalah pencegahan penyakit yang terjadi
dalam masyarakat melalui sanitasi lingkungan dan pencegahan penyakit
melalui imunisasi.
D. Ruang lingkup kesehatan masyarakat
Ruang lingkup kesehatan masyarakat dapat dilihat dari dua hal, yakni
sebagai ilmu, kesehatan masyarakat hanya mencangkup dua disiplin
keilmuan, yakni ilmu bio-medis (mediksl biologi) dan ilmu-ilmu social (social
sciences). Akan tetapi sesuai perkembangan ilmu, maka disiplin ilmu yang
mendasari ilmu kesehatan masyarakat antara lain: ilmu biologi, ilmu
kedokteran, ilmu kimia, fisika, ilmu limgkungan, sosiologi, antropologi,
psikologi, ilmu pendidikan, dan sebagainya. Oleh sebab itu ilmu kesehatan
masyarakat merupakan ilmu multidisiplin.
Bagian II :
KESEHATAN LINGKUNGAN
A. Pengertian Dan Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan
Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks,
yang saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan
sendiri. Demikian pula pemecahan maslah kesehatan masyarakat,
tidak hanya dilihat dari segi kesehatannya tapi harus dilihat dari segi
yang ada pengaruhnya dari masalah sehat-sakit atau kesehatan
tersebut. Banyak factor yang mempengaruhi kesehatan, baik
kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat.
Empat factor tersebut adalah lingkungan, perilaku, pelayanan
kesehatan, dan heriditas (keturunan) di samping berpengaruh
langsung pada kesehatan, juga saling berpengaruh satu sama lainnya.
Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau
keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif
terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimal pula. Ruang
lingkup kesehatan lingkungan tersebut antara lain mencangkup:
perumahan, pembuangan kotoran manusia(tinja), penyediaan air
bersih, pembuangan sampah, pembuangan air kotor(air limbah),
rumah hewan ternak(kandang), dan sebagainya. Adapun usaha
kesehatan lingkungan adalah suatu usaha untuk memperbaiki atau
mengoptimumkan lingkungan hidup manusia agar merupakan media
yang baik untuk terwujudnya kesehatan yang optimum bagi manusia
yang hidup di dalamnya.
Usaha memperbaiki atau meningkatkan kondisi lingkungan ini
dari masa ke masa, dan dari masyarakat ke masyarakat yang lain yang
bervariasi dan bertingkat-tingkat, dari usha yang paling sederhana
(primitif) sampai pada yang paling mutakhir (modern).
Pada masalah kesehatan lingkungan di negara-negara yang
sedang berkembang adalaah berkisar pada sanitasi (jamban),
penyediaan air minum, perumahan (housing), pembuangan sampah,
dan pembuangan air limbah (air kotor).
B. Perumahan (Housing)
Rumah adalah salah satu persyaratan pokok bagi manusia dan rumah
juga adalah tempat tinggal manusia dari zaman ke zaman. Masalah
yang akan dibahas adalah masalah perumahan dari aspek teknologi
tepat guna, khususnya yang di pedesaan..
2. Vantilasi
Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi, pertama untuk
menjaga agar aliran udara dalam rumah tersebut sejuk. Hal ini berarti
keseimbangan O2 yang diperlukan oleh penghuni rumah tersebut tetap
terjaga. Kurangnya ventilasi akan menyebabkan kurangnya O2 dalam
rumah yang berarti kadar CO2 yang bersifat racun bagi penghuninya
menjadi meningkat, selain itu tidak cukupnya ventilasi akan
menimbulkan kelembapan pada ruangan naik karna terjadinya proses
penguapan cairan dari kulit dan penyerapan. Kelembapan ini
merupakan media yang baik untuk bakteri-bakteri, pathogen (bakteri-
bakteri penyebab penyakit)
Fungsi kedua dari ventilasi untuk membebaskan udara ruangan
dari bakrei-bakteri, terutama bakteri pathogen, karena disitu selau
terjadi aliran udara yang terus-menerus. Ada dua macam ventilasi
yaitu:
a. Ventilasi alamiah, dimana aliran udara dalam ruangan tersebut
terjadi secara alamiah melalui jendela, pintu, lubang angina,
lubang-lubang pada dinding dan sebagainya.
b. Ventilasi buatan, yaitu dengan mengunakan alat-alat khusus untuk
mengalirkan udara tersebut, misalkan kipas angina dan mesin
pengisap udara. Tetapi jelas alat ini tidak cocok udengan kondisi
rumah pedesaan.
Perlu diperhatikan di sini bahwa system pembuatan ventilasi
harus dijaga agar udara tidak mandeg atau membalik lagi, harus
mengalir. Artinya dalam ruangan rumah harus ada jalan masuk atau
keluarnya udara.
3. Cahaya
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang dan
tidak terlalu banyak. Kurangnya cahaya baik itu cahaya matahari
menimbulkan kurang nyaman danenjadi tempat hidup dan
berkembangnya bibit penyakit. Sebaliknya terlalu banyak sinar dalam
rumah akan menyebabkan silau dan akhirnya akan merusak mata.
Cahaya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Cahaya alamiah, yakni matahari dimana cahaya matahari sangat
penting dalam kehidupan. Cahaya ini dapat membunuh bakteri-
bakteri pathogen dalam rumah, misalnya baksin TBC. Oleh karna itu
rumah yang sehat harus mempunyai cahaya yang cukup.
b. Cahaya buatan, yaitu munggunakan suber cahaya yang bukan
alamiah, seperti lampu minyak tanah, listrik dan sebagainya.
4. Luas bangunan rumah
Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di
dalamnya, artinya luas lantai bangunan tersebut harus disesuaikan
dengan jumlah penghuninya. Luas bangunan yang tidak sesuai akan
menyebabkan berjubel (overcrowded). Hal ini tidak sehat, sebab
disamping menyebabkan kurangnya konsumsi O2 juga bila salah satu
anggota keluarga terkena penyakit infeksi, akan menular pada anggota
keluarga yang lain. Luas bangunan yang optimum adalah 2,5 x 3m
untuk setiap orang (tiap anggota keluarga).
5. Fasilitas-fasilitas dalam rumah sehat
Rumah yang sehat harus mempunyai fasilitas-fasilitas sebagai berikut :
a) Penyediaan air bersih yang cukup
b) Pembuangan tinja
c) Pembuangan air limbah (air bekas)
d) Pembuangan sampah
e) Fasilitas dapur
f) Ruang berkumpul keluarga