Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kelainan dalam letak alat-alat genital sudah dikenal sejak 2000 tahun
sebelum masehi. Catatan-catatan yang ditemukan di Mesir mengenai Ratu
Cleopatra, menyatakan prolapsus genitalis merupakan satu ahal yang aib
pada wanita dan menganjurkan pengobatannya dengan penyiraman dengan
larutan Adstringensia. Dalam hal ilmu kedokteran Hindu kuno menurut
Chakraberty, dijumpai keterangan-keterangan mengenai kelainan dalam
letak alat genital, dipakai istilah Mahati untuk wanita yang lebar dengan
sistokel, rektokel dan laserasi perineum.
Juga di Indonesia sejak zaman dahulu telah lama dikenal istilah
peranakan turun dan peranankan terbalik. Dewasa ini penentuan letak alat
genital bertambah penting artinya bukan saja untuk menangani keluhan-
keluhan yang ditimbulkan olehnya, namun juga oleh karena diagnosis
letak yang tepat perlu sekali guna menyelenggarakan berbagai tindakan
pada uterus.
Prolapsus uteri adalah keadaan yang sangat jarang terjadi. Kebanyakan
terjadi pada usia tua dan pada usia muda. Hal ini dapat disebabkan oleh
kelemahan dari otot dan struktur fascia pada usia yang lebih lanjut.
Prolaspsus uteri lebih sering dijumpai pada wanita yang telah
melahirkan, wanita tua dan wanita dengan pekerjaan yang berat. Djafar
Siddik pada penyelidikan selama 2 tahun (1969-1971) memperoleh 63
kasus prolapsus dari 5.372 kasus ginekologi di RS Dr. Pirngadi, Medan.
Terbanyak pada grande multipara dalam masa menopause. Dari 63 kasus
tersebut, 69 % berumur 40 tahun. Walaupun jarang sekali prolapsus uteri
juga ditemukan pada seorang nullipara.
Kehamilan pada prolapsus total sangat jarang terjadi, mengingat proses
koitusnya sukar berhasil, namun kehamilan pada uterus yang mengalami
prolapsus parsial lebih sering ditemukan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana anotomi dan fisiologi uterus?
2. Apa pengertian prolaps uteri?
3. Apa tanda dan gejala prolaps uteri?
4. Apa etiologi prolaps uteri?
5. Bagaimana patofisiologi prolaps uteri?
6. Apa pemeriksaan penunjang pada penyakit prolaps uteri?
7. Apa penatalaksaan pada penyakit prollaps uteri?
8. Apa komplikasi penyakit prolaps uteri?
9. Apa asuhan keperawatan pada kasus prolaps uteri?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui anotomi dan fisiologi uterus
2. Untuk mengetahui pengertian prolaps uteri
3. Untuk mengetahui tanda dan gejala prolaps uteri
4. Untuk mengetahui etiologi prolaps uteri
5. Untuk mengetahui patofisiologi prolaps uteri
6. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang pada penyakit prolaps uteri
7. Untuk mengetahui penatalaksaan pada penyakit prollaps uteri
8. Untuk mengetahui komplikasi penyakit prolaps uteri
9. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada kasus prolaps uteri
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Korpus uteri adalah bagian yang bentuknya segitiga pada bagian atas
B. Definisi
Prolaps uteri terjadi karena kelemahan ligamen endopelvik terutama
ligamentum tranversal dapat dilihat pada nullipara dimana terjadi
elangosiokoli disertai prolapsus uteri tanpa sistokel tetapi
ada enterokel.Pada keadaan ini fasia pelvis kurang baik pertumbuhannya
dan kurang ketegangannya.
Faktor penyebab lain yang sering adalah melahirkan dan
menopause.Persalinan lama dan sulit,meneran sebelum pembukaan
lengkap,laserasi dinding vagina bawah pada kala II,penatalaksanaan
pengeluaran plasenta,reparasi otot-otot dasar panggul menjadi atrofi
danmelemah.Oleh karena itu prolaps uteri tersebut akan terjadi bertingkat-
tingkat.
C. Tanda dan Gejala
Gejala dan tanda-tanda sangat berbeda dan bersifat individual.
Kadangkala penderita yang satu dengan prolaps uteri yang cukup berat
tidak mempunyai keluhan apapun,sebaliknya penderita lain dengan
prolaps ringan mempunyai banyak keluhan.
Keluhan-keluhan yang hampir selalu dijumpai:
1. Perasaan adanya suatu benda yang mengganjal atau menonjol di
genetalia eksterna.
2. Rasa sakit di pinggul dan pinggang(Backache).Biasanya jika penderita
berbaring,keluhan menghilang atau menjadi kurang.
3. Sistokel dapat menyebabkan gejala-gejala:
a) Miksi sering dan sedikit-sedikit.Mula mula pada siang
hari,kemudian lebih berat juga pada malam hari
b) Perasaan seperti kandung kencing tidak dapat dikosongkan
seluruhnya.
c) Stress incontinence yaitu tidak dapat menahan kencing jika
batuk,mengejan.Kadang-kadang dapat terjadi retensio urine pada
sistokel yang besar sekali.
4. Retokel dapat menjadi gangguan pada defekasi:
a) obstipasi karena feces berkumpul dalam rongga retrokel.
b) baru dapat defekasi setelah diadakan tekanan pada retrokel dan
vagina.
5. Prolapsus uteri dapat menyebabkan gejala sebagai berikut:
a) pengeluaran serviks uteri dari vulva menggangu penderita waktu
berjalan dan bekerja.Gesekan portio uteri oleh celana menimbulkan
lecet sampai luka dan dekubitus pada portio uteri.
b) lekores karena kongesti pembuluh darah di daerah serviks dan
karena infeksi serta luka pada portio uteri.
6. Enterokel dapat menyebabkan perasaan berat di rongga panggul dan
rasa penuh di vagina.
D. Etiologi
Partus yang berulang kali dan terjadi terlampau sering,partus dengan
penyulit merupakan penyebab prolapsus genitalis dan memperburuk
porolaps yang sudah ada.Faktor-faktor lain adalah tarikan janin pada
pembukaan belum lengkap,prasat Crede yang berlebihan untuk
mengeluarkan plasenta dsb.Jadi tidaklah mengherankan jika prolapsus
genitalis terjadi segera setelah partus atau dalam masa nifas.Asdites dan
tumor-tumor di daerah pelvis mempermudah terjadinya
hal tsb.Bila prolapsus uteri dijumpai pada nullipara,factor penyebabnya
adalah kelainan bawaan berupa kelemahan jaringan penunjang uterus.
E. Patofisiologi
Prolapsus uteri terdapat dalam berbagai tingkat ,dari yang paling ringan
sampai prolapsus uteri totalis.Terutama akibat persalinan,khususnya
persalinan pervagina yang susah dan terdapatnya kelemahan-kelemahan
ligament yang tergolong dalam fasia endopelviks dan otot-otot serta fasia-
fasia dasarpanggul.Juga dalam keadaan tekanan intraabdominal yang
meningkat dan kronik akan memudahkan penurunan uterus,terutama
apabila tonus otot-otot mengurang seperti pada penderita dalam
menopause.
Serviks uteri terletak diluar vagina,akan tergeser oleh pakaian
wanitatersebut.dan lambat laun menimbulkan ulkus yang dinamakan
ulkusdekubitus.Jika fasia di bagian depan dinding vagina kendor biasanya
trauma obstetric,ia akan terdorong oleh kandung kencing sehingga
menyebabkan penonjolan dinding depan vagina kebelakang yang
dinamakan sistokel.Sistokel yang pada mulanya hanya ringan saja,dapat
menjadi besar karena persalinan berikutnya yang kurang lancar,atau yang
diselesaikan dalam penurunan dan menyebabkan urethrokel.Urethrokel
harus dibedakan dari divertikulumurethra.Pada divertikulum keadaan
urethra dan kandung kencing normal hanya dibelakang urethra ada lubang
yang membuat kantong antara urethra dan vagina.kekendoran fasia
dibagian belakang dinding vagina oleh trauma obstetric atau sebab-sebab
lain dapat menyebabkan turunnya rectum kedepan dan menyebabkan
dinding belakang vagina menonjol kelumen vagina yang dinamakan
retrokel.Enterokel adalah hernia dari kavum Douglasi.Dinding vagina
bagian belakang turun dan menonjol ke depan.Kantong hernia ini dapat
berisi usus atau omentum.
PATHWAY PROLAPSUS UTERI
PenurunanHormonEsterogen
PereganganOtot Pelvis
AtrofidanMelemahnya BerkurangnyaRugae
Nyeri
OtotDasarPanggul Mukosa Vagina
KelemahanJaringanPeny
okong Pelvis
SekresiBerkura
Penurunan Uterus ng
H. Komplikasi
1. Keratinisasi mukosa vagina dan portio uteri
2. Dekubitus
3. Hipertropi serviks uteri dan elongasioa koli
4. Gangguan miksi dan stress inkontinensia
5. Infeksi saluran kencing
6. Infertilitas
7. Gangguan partus
8. Hemoroid
9. Inkarserasi usus
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
PROLAPS UTERI
A. PENGKAJIAN DATA
1. Biodata
Nama : Nama klien dan suami ditanyakan untuk mengenal dan
memanggil penderita dan agar tidak keliru dengan penderita
lain (Bobak, 2005)
Umur : tonus otot-otot mengurang seperti pada penderita dalam
manopause (Winkjosastro, 2010)
Pendidikan : Dikaji untuk menyesuaikan dalam memberi
pengetahuan sesuai dengan tingkat pendidikannya. Tingkat pendidikan
mempengaruhi sikap dan perilaku kesehatan seseorang. (Bobak, 2005)
Pekerjaan : Dikaji untuk mengetahui bagaimana taraf hidup dan
social ekonomi penderita agar nasehat yang diberikan sesuai. (Bobak,
2005)
2. Riwayat penyakit
a. Keluhan Utama
Keluhan-keluhan yang hampir selalu dijumpai: Perasaan adanya
suatu benda yang mengganjal atau menonjol di genetalia eksterna,
rasa sakit di pinggul dan pinggang (Backache). Biasanya jika
penderita berbaring,keluhan menghilang atau menjadi kurang.
(Winjosastro, 2010)
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ditanyakan untuk mengetahui apakah ibu menderita penyakit
kencing manis (gejala: sering minum, sering makan, sering
kencing), tekanan darah tinggi, menular seksual seperti HIV-AIDS
(BB turun drastis, diare lebih dari 1 bulan, nafsu makan berkurang,
tidak enak badan ), GO (pengeluaran cairan dari alat kelamin
berwarna hijau, berbau), syifilis (ada borok sebesar uang logam
jika ditekan mengeluarkan cairan), sering berganti-ganti pasangan,
endometritis (keluar cairan dari alat kelamin berwarna kuning
kehijauan). (Sudibyo, 2008:90)
c. Riwayat Kesehatan yang lalu
Ditanyakan untuk mengetahui apakah ibu menderita penyakit
kencing manis (gejala: sering minum, sering makan, sering
kencing), tekanan darah tinggi ( menular seksual seperti HIV-
AIDS (BB turun drastis, diare lebih dari 1 bulan, nafsu makan
berkurang, tidak enak badan ), GO (pengeluaran cairan dari alat
kelamin berwarna hijau, berbau), syifilis (ada borok sebesar uang
logam jika ditekan mengeluarkan cairan), sering berganti-ganti
pasangan, endometritis (keluar cairan dari alat kelamin berwarna
kuning kehijauan). (Andrijono, 2007:139)
3. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Eliminasi
Sistokel dapat menyebabkan gejala-gejala:
1) Miksi sering dan sedikit-sedikit. Mula-mula pada siang hari,
kemudian lebih berat pada malam hari
2) Perasaan seperti kandung kencing tidak dapat dikosongkan
seluruhnya
3) Stress incontinence yaitu tidak dapat menahan kencing jika
batuk dan mengejan. Kadang-kadang dapat terjadi retensio
urine pada sistokel yang besar sekali
Rektokel dapat menjadi gangguan pada defekasi
1) Obstipasi karena feses berkumpul dalam rongga rektokel
2) Baru dapat defekasi setelah diadakan tekanan pada rektokel
vagina
b. Aktivitas dan istirahat
Pengeluaran serviks uteri dari vulva mengganggu penderita saat
berjalan dan beraktivitas. Gesekan portio uteri oleh celana dapat
menimbulkan lecet hingga dekubitus pada porsio.
c. Pola Nutrisi
Kekenduran atau kelemahan otot ini juga dapat dipengaruhi oleh
pola makan dan kesehatan yang agak rendah dibandingkan dengan
mereka yang sehat dan makanannya seimbang dan tercukupi dari
segi semua zat seperti protein dan vitamin. (Hanifa, 2010)
DAFTAR PUSTAKA
S, Saifuddin AB. Ed. 2007. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
Wiknjosastro, Hanifa, dkk. 2010. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo