Anda di halaman 1dari 31

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah
tentang SISTEM TAMBANG TERBUKA. Saya sangat berharap makalah ini dapat
berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita.Saya juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, Saya berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan makalah yang telah saya buat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan di masa depan.

Yogyakarta, 10 April 2017

Penyusun
2

DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................................... 1

DAFTAR ISI...................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah.................................................................................... 3
C. Tujuan Penulisan...................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Tambang Terbuka...................................................................... 4


1.2 Pengelompokan Tambang Terbuka..............................................................6
1.3 Alat yang digunakan.....................................................................................17
1.4 Aktifitas Tambang Terbuka..........................................................................22
1.5 Operasi Tambang Terbuka............................................................................27

BAB III PENUTUP

2.1 Kesimpulan...................................................................................................30
2.2 Saran.............................................................................................................30

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................31

BAB 1
3

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Ilmu pengetahuan dan teknologi selalu berkembang dan mengalami
kemajuan, sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan cara
berpikir manusia. Bangsa Indonesia sebagai salah satu negara berkembang
tidak akan bisa maju selama belum memperbaiki kualitas sumber daya
manusia bangsa kita. Kualitas hidup bangsa dapat meningkat jika ditunjang
dengan sistem pendidikan yang mapan. Dengan sistem pendidikan yang
mapan, memungkinkan kita berpikir kritis, kreatif, dan produktif.
Begitu juga dengan dunia tambang, seiring dengan majunya teknologi
maka manusia semakin berfikir bahwa banyak yang belum tersingkap
dipermukaan bumi.
Judul makalah ini sengaja dipilih karena menarik perhatian penulis
untuk dicermati dan dikaji lebih dalam.
B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana cara mendirikan tambang terbuka (open pit mining) yang
sesuai dengan jenis, metode, dan alat berat yang digunakan dalam tambang
terbuka.
C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan dibuatnya makalah ini menjelaskan pengertian open pit,
Aluvial Mining, Quarry, dan Strip Mine.

BAB II

PEMBAHASAN
4

1.1 Pengertian Tambang Terbuka

Penambangan dengan metoda tambang terbuka adalah suatu kegiatan


penggalian bahan galian seperti batubara, ore (bijih), batu dan sebagainya di mana
para pekerja berhubungan langsung dengan udara luar.dan iklim. Tambang terbuka
(open pit mining) juga disebut dengan open cut mining; adalah metoda penambangan
yang dipakai untuk menggali mineral deposit yang ada pada suatu batuan yang berada
atau dekat dengan permukaan.

Metoda ini cocok dipakai untuk ore bodies yang berbentuk horizontal yang
memungkinkan produksi tinggi dengan ongkos rendah. Walaupun stripping dan
quarrying termasuk ke dalam open pit mining, namun strip mining biasanya dipakai
untuk penambangan batubara dan quarry mining yang berhubungan dengan produksi
non-metallic minerals seperti dimension stone, rock aggregates, dll.

Kegiatan penambangan ini terkadang berada di bawah permukaan tanah,


bahkan kedalamannya dapat mencapai ratusan meter seperti pada tambang terbuka
tembaga (copper mine) di Bingham Canyon Utah (USA).

Apabila diyakini keberadaan endapan mineral dekat dengan permukaan, hingga


dapat dipastikan pemilihan metoda penambangannya adalah tambang terbuka (open
pit); hanya perlu dipertanyakan tentang economic cut off limitnya, hingga
dimungkinkan adanya perubahan metoda penambangan ke arah underground
(tambang bawah tanah) bila penyebaran endapan mineral dapat menjamin.

Kebanyakan tambang batubara di Indonesia menggunakan metoda tambang


terbuka, oleh karena sebagian besar cadangan batubara terdapat pada dataran rendah
atau pada daerah pegunungan dengan topografi yang landai dengan kemiringan
lapisan batubara yang kecil (<30). Untuk cebakan yang berada di bawah permukaan
tetapi relatif masih dangkal, maka metoda penambangan terbuka umumnya akan lebih
ekonomis dibandingkan dengan tambang dalam (bawah permukaan). Dan bila
cebakan itu berada jauh di bawah permukaan dengan bentuk yang tidak beraturan,
maka mungkin penambangan dengan cara tambang bawah tanah yang masih
dianggap ekonomis.

Ada kriteria yang dapat digunakan sebagai dasar untuk penentuan pemilihan
apakah suatu cadangan (lapisan batubara) akan ditambang dengan metoda tambang
5

terbuka atau tambang dalam yaitu dengan membandingkan besarnya nilai tanah
penutup (waste) yang harus digali dengan volume atau tonase batubara yang dapat
ditambang. Perbandingan ini dikenal dengan istilah stripping ratio. Apabila nilai
perbandingan ini (stripping ratio) masih dalam batas-batas keuntungan, maka metoda
tambang terbuka dianggap masih ekonomis. Sebaliknya apabila nilainya di luar
batas keuntungan, maka metoda penambangan tambang dalam yang dipilih

Beberapa keuntungan yang diperroleh bila menggunakan tambang terbuka


diantaranya yaitu:

1. Produksi tinggi
2. Konsentrasi operasi (kegiatan) tinggi
3. Ongkos operasi per ton bijih yang ditambang rendah
4. Kegiatan eksplorasi dan keadaan geologi lebih mudah
5. Leluasa dalam pemilihan alat gali/muat
6. Recovery tinggi
7. Perencanaan lebih sederhana
8. Kondisi kerja lebih baik /karena berhubungan dengan udara luar
9. Relatip lebih aman
10 Pemakaian bahan peledak leluasa dan effisien
Kerugian tambang terbuka antara lain :

Para pekerja akan langsung dipengaruhi oleh keadaan cuaca, dimana hujan
yang lebat atau suhu tinggi akan mengakibatkan efisiensi kerja menurun

Kedalaman penggalian terbatas, karena semakin dalam penggalian akan


semakin banyak overburden harus dipindahkan

Timbul masalah dalam mencari tempat pembuangan tanah penutup yang


jumlahnya cukup banyak

Alat-alat mekanis letaknya tersebar

Pencemaran lingkungan hidup relatif lebih besar


6

1.2 Pengolahan Tambang

A. Open pit/Open mine/Open cut/Open cast.


Adalah tambang terbuka yang diterpakan pada penambangan ore (bijih).
Misalnya nikel, tembaga, dan lain-lain.Bentuk tambang berdasarkan letak
endpan bijih itu sendiri ada 2 (dua) macam, yaitu:
1. Open pit, merupakan bentuk penambangan untuk endapan bijih yang terletak
pada suatu daerah yang datar atau lembah. Dengan demikian medan kerja
digali ke arah bawah sehingga akan membentuk semacam cekungan atau pit.

Bentuk jalan tambang open pit

2. Open cast / open mine / open cut, merupakan bentuk penambangan untuk
endapan bijiih yang terletak pada lereng bukit.
7

Bentuk jalan tambang Open cast / open mine / open cut

Dengan demikian medan kerja digali dari arah bawah ke atas atau sebaliknya
(side hill type). Bentuk tambang dapat pula melingkari bukit atau undakan, hal
tersebut tergantung dari letak endapan penambangan yang diinginkan.

Perbedaan antara open pit dengan open cut/open mine/open cast


dicirikan oleh arah penggalian/arah penambangan. Disebut open pit apabila
penambangannya dilakukan dari permukaan yang relatif mendatar menuju ke
arah bawah dimana endapan bijih tersebut berada. Disebut open cut/open atau
cast/open mine apabila penggalian endapan bijih dilakukan pada suatu lereng
bukit. Jadi penerapan open pit atau open cut sangat tergantung pada letak atau
bentuk endapan bijih yang akan ditambang. Salah satu contoh metode open
pit/open cast adalah seperti yang diterapkan di PT. Freeport Indonesia dan PT.
Kelian Equatorial Mining.

Perbedaan open pit dan open cast juga dilihat dari pemindahan tanah
penutupnya. Pada open pit tanah penutup dikupas dan dipindahkan ke suatu
daerah pembuangan yang tidak ada endapan di bawahnya, sedangkan pada
open cast tanah penutup tidak dibuang ke daerah pembuangan, tetapi dibuang
ke daerah bekas tambang yang berbatasan.
8

Cara pengangkutan pada open pit / open cut/open cast / open mine
tergantung dari kedalaman endapan dan topografinya. Pada dasarnya cara
pengangkutannya ada 2 (dua) macam, yaitu :

1. Cara konvensional atau cara langsung, yaitu hasil galian atau peledakan
diangkut oleh truck / belt conveyor / mine car / skip dump type rail cars,
dan sebagainya, langsung dari tempat penggalian ke tempat dumping
dengan menelusuri tebing-tebing sepanjang bukit.
2. Cara inkonvensional atau cara tak langsung adalah cara pengangkutan
hasil galian / peledakan ke tempat dumping dengan menggunakan cara
kombinasi alat-alat angkut. Misalnya dari permuka/medan kerja (front) ke
tempat crusher digunakan truk, dan selanjutnya melalui ore pass ke
loading point; dari sini diangkut ke ore bin dengan memakai belt
conveyor, dan akhirnya diangkut ke luar tambang dengan cage.

A. Quarry
Pengertian umum quarry adalah system tambang terbuka yang diterapkan
untuk menambang endapan-endapan bahan galian industri atau mineral industri,
antara lain: penambangan batu gamping, marmer, granit, andesit dan sebagainya.
Quarry dapat menghasilkan material atau hasil tambang dalam bentuk loose/broken
materials ataupun dalam bentuk dimensional stones.Berdasarkan letak endapan yang
digali atau arah penambangan atau penggalian, secra garis besar quarry dapat dibagi
menjadi dua golongan, yaitu:

1. Side hill type


2. Pit type

1. Side Hill Type Quarry.

Side Hill Type Quarry adalah system penambangan yang diterapkan untuk
menambang batuan atau endapan mineral industri yang letalnya di lereng bukit atau
endapannya berbentuk bukit.
9

Berdasarkan jalan masuk (access road) ke front penambangan, side hill type
dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu:

1. Jalan masuk berbentuk spiral

Cara ini diterapkan apabila seluruh lereng/bukit akan digali atau


ditambang.Penggalian dilakukan mulai dari bagian atas ke arah bawah

2. Jalan masuk langsung

Cara ini digunakan apabila hanya sebagian lereng saja yang akan digali. Front
kerjanya dibuat memanjang sepanjang lereng yang akan digali dan jalan masuk dari
salah satu sisinya atau dari depan

2. Pit Type
Pit type adalah sistem penambangan yang diretapkan untuk
menambang batuan atau endapan mineral industri yang terletak pada suatu daerah
yang relatif mendatar. Permuka kerja (front) di gali kea rah bawah sehingga
10

membentuk cekungan (pit). Berdasarkan jalan masuk ke permuka kerja, pit type
memiliki tiga kemungkinan untuk membuatnya, yaitu:

1. Jalan Masuk Spiral


Apabila bentuk endapan yang akan ditambang kurang lebih bulat atau
lonjong, maka jalan masuk dan front penambangannya dibuat berbentuk spiral

2. Jalan Masuk Langsung


Apabila bentuk endapan yang akan ditambang kurang lebih memanjang atau
persegi, maka jalan masuk ke front penambangan dibuat berbentuk langsung dari
salah satu sisi
11

3. Jalan Masuk Zig-zag


Sama halnya dengan jalan masuk langsung apabila bentuk endapan
yang akan ditambang kurang lebih memanjang atau persegi, maka jalan masuk ke
front penambangan dibuat berbentuk zig-zag dari salah satu sisi

B. STRIP MINING

Strip mining merupakan pertambangan kupas atau pertambangan baris yang


secara khusus merupakan sistem tambang terbuka atau tambang permukaan
untuk batubara. Sistem penambangan ini pada dasarnya terbagi dua, yaitu tambang
area dan tambang kontur. Pertambangan kupas adalah merupakan operasi pengupasan
tanah atau batuan penutup lapisan batu bara dengan bentuk pengupasan baris-baris
serjajar.

Strip mining pada umumnya digunakan untuk endapan batubara yang memiliki
kemiringan endapan (dip) kecil atau landai dimana sistem penambangan yang lain
sulit untuk diterapkan karena keterbatasan jangkuan alat-alat. Selain itu endapan
batubaranya harus tebal, terutama bila lapisan tanah penutupnya juga tebal. Hal ini
dimaksudkan untuk mendapatkan perbandingan yang masih ekonomis anatara
jumlah tanah penututp yang harus dikupas dengan jumlah batubara yang dapat digali
(economic stripping ratio).
12

a. Contour mining

Sistem penambangan ini biasanya diterapkan untuk cadangan batubara yang


tersingkap di lereng pegunungan atau bukit. Kegiatan penambangan diawali dengan
pengupasan tanah penutup di daerah singkapan (outcrap) di sepanjang lereng
mengikuti garis kontur, kemudian diikuti dengan penggalian endapan batubaranya.
Penggalian kemudian dilanjutkan ke arah tebingsampai mancapai batas penggalian
yang masih ekonomis, mengingat tebalnya tanah penutup yang harus dikupas untuk
mendapatkan batubaranya. Karena keterbatasannya daerah yang biasanya digali,
maka daerah menjadi sempit tetapi panjang sehingga memerlukan alat-alat yang
mudah berpindah-pindah. Umur tambang bisanya pendek.

Kerugian sistem ini ialah :


1. Keterbatasannya jumlah cadangan yang ekonomis untuk ditambang karena
tebalnya tanah penutup yang harus dikupas.
2. Tempat kerjanya sempit.
3. Tebing (highwall) yang terbentuk bisa terlalu tinggi sehingga menyebabkan
kemantapan lerengnya rendah.
4. Juga mudah terjadi kelongsoran pada timbunan tanah buangan (timbunan
tanah penutup).

b. Area Mining

Sistem ini pada umumnya diterapkan untuk endapan batubara yang letaknya
kurang lebih horizontal (mendatar) serta daerahnya juga merupakan dataran.
13

Kegiatan penambangan dimulai dengan pengupasan tanah penutup dengan cara


membuat paritan besar yang biasanya disebut box cut dan tanah penutupnya dibuang
ke daerah yang tidak di tambang. Setelah endapan batubara dari galian pertama
diambil, kemudian disusul dengan pengupasan berikutnya yang sejajar dengan
pengupasan pertama dan tanah penutupnya ditimbun atau dibuang ke tempat bekas
penambangan atau penggalian yang pertama (back filling digging method).
Demikianlah selanjutnya penggalian demi penggalian dilanjutkan sampai penggalian
yang terakhir. Penggalian yang terakhir akan meninggalkan lubang memanjang yang
di satu sisi lainnya oleh tanah penutup yang tidak digali. Seirama dengan kemajuan
penambangan, secara bertahap timbunan tanah penutup juga diratakan.

c. Auger Mining

Untuk menambang endapan batubara yang tipis dan tersingkap di lereng bukit
dapat dipakai auger head miner yang memiliki auger berdiameter 28-36 inchi (71-
91cm). Kemudian alat ini diperbaiki menjadi twin auger yang berdiameter 20-28
inchi (50-71 cm) dengan kedalaman penggalian efektif 5 ft (1,5 m).
14

Pada saat penambangan alat ini ditempatkan dibagian pinggir lombong (stope).
Auger yang satu diletakkan di dasar lombong, sedang auger yang kedua dinaikkan
sehingga alat tersebut digerakkan kesamping ke arah pinggir lombong diseberangnya
dengan ditarik kabel yang diikatkan pada 2 buah jangkar penopang di kiri-kanan
alat. Gerakan kesamping itu dilakukan berulang-ulang sambil diikuti dengan gerakan
maju. Batubara yang tergali diterima oleh chain conveyor pengumpul untuk diangkat
ke luar lombong.

d. Box Cut Mining


Box cut adalah suatu lubang galian awal pada daerah yang efektif datar yang
tak memiliki daerah pembuangan tanah penutup, sehingga tanah penutup terpaksa
dibuang kesamping lubang galian awal. Kemudian lubang galian awal ini
dikembangkan menjadi kawasan penambangan yang lebih baik dengan berbagai cara.
Pengembangan box cut itu adalah yang disebut advance benching system. Bila tanah
penutupnya lunak, maka dapat dipakai dragline atau back hoe sebagai alat-gali
sehingga box cut-nya dapat diperluas menjadi medan kerja (front) yang memanjang.
Batubara yang telah terkupas kemudian ditambang dengan peralatan khusus,
misalnya dengan pemboran dan peledakan atau penggarukan (ripping), kemudian
dimuatkan ke alat-angkut untuk dibawa keluar tamban
15

C. Alluvial
Pengertian Alluvial Mine adalah tambang terbuka yang diterapkan untuk
menambang endapan-endapan alluvial, misalnya tambang bijih timah, pasir besi,
emas dll. Berdasarkan cara penggaliannya, maka alluvial mine dapat dibedakan
menjadi 3 (tiga) macam, yaitu:

a. Tambang semprot (hydraulicking).


Pada tambang semprot penggalian endapan alluvial dilakukan dengan
menggunakan semprotan air yang bertekanan tinggi yang berasal dari penyemprotan
yang disebut monitor atau water jet atau giant.
Tekanan aliran air yang dihasilkan oleh monitor dapat diatur sesuai dengan
keadaan material yang akan digali atau disemprot yang biasanya bisa mencapai
tekanan sampai 10 atm.
Untuk memperbesar produksi biasanya:
Digunakan lebih dari satu monitor, baik bekerja sendiri-sendiri atau bersama di
satu permuka kerja
Monitor dibantu dengan alat mekanis seperti back hoe atau buldoser.

b. Penambangan dengan kapal keruk (dredging/MGM).


Penambangan dengan kapal keruk (MGM = Mesin Gali Mangkok) ini
digunakan bila endapan yang akan digali terletak di bawah permukaan air, misalnya
di lepas pantai, sungai danau atau dia suatu lembah dimana tersedia banyak air.
Berdasarkan macam alat-galinya, maka kapal keruk yang digunakan untuk
penambangan dapat dibedakan menjadi 3 (tiga), yaitu:
- Multi bucket dredge (lihat Gambar 13), yaitu kapal keruk yang alat-galinya berupa
rangkaian mangkok (bucket).
- Cutter suction dredge, yaitu kapal keruk dengan alat-gali berupa pisau pemotong
yang menyerupai bentuk mahkota.
- Bucket wheel dredge, yaitu kapal keruk yang dilengkapi dengan timba yang
berputar (bucket wheel) sebagai alat-gali.

Sistem penggalian dengan kapal keruk dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) macam,
yaitu:
- Sistem tangga (benches), yaitu cara pengerukan dengan membuat atau membentuk
tangga atau jenjang (benches).
16

- Sistem tekan, yaitu cara pengerukan dengan menekan tangga (ladder) sampai pada
kedalaman yang dikehendaki, kemudian maju secara bertahap tanpa membentuk
tangga.
- Sistem kombinasi, yaitu merupakan gabungan dari cara atau sistem tangga dengan
sistem tekan. Biasanya sistem tangga dipakai untuk menggalikan tanah penutup,
sedangkan sistem tekan untuk menggali endapan bijihnya (kaksa).

c. Manual mining method.


Manual method atau penambangan secara sederhana adalah penambangan
yang menggunakan tanaga manusia atau hampir tidak menggunakan tenaga masin
atau alat mekanis.
Cara ini biasanya dilakukan oleh rakyat setempat atau kontraktor kecil untuk
menambang endapan yang:
- Ukuran atau jumlah cadangannya tidak besar.
- Letaknya tersebar dan terpencil.
- Tetapi endapannya cukup kaya.

Alat-alat konsetrasi yang biasanya digunakan pada manual method ialah:


- Pan / batea / dulang.
- Rocker (craddle).
- Sluice box.
17

1.3 Alat Yang Digunakan

1. Excavator

Excavator merupakan salah satu alat berat multifungsi yang banyak digunakan
pada pekerjaan konstruksi dan kehutanan. Sedangkan dalam pertambangan batu bara
alat ini berfungsi sebagai pengangkat material seperti tanah dan bebatuan. Pada
tambang terbuka, excavator tergolong dalam alat berat gali dan muat.

2. Dump Truck
18

Alat angkut ini banyak dipakai untuk mengangkut : tanah, endapan bijih,
batuan untuk bangunan dll. Pada jarak yang dekat dan sedang. Karena kecepatannya
yang tinggi maka truk mempunyai produksi yang tinggi, sehingga ongkos per ton
material menjadi rendah.selain itu dump truck juga fleksibel, artinya dapat dipakai
untuk mengangkut bermacam-macam barang yang mempunyai bentuk dan jumlah
yang beraneka ragam pula., dan tidak terlalu tergantung pada jalur jalan .
Penggolongan Dump Truck
a. Berdasarkan tenaga penggerak drive
Front wheel drive (tenaga penggerak pada roda depan), lambat dan lekas aus
bannya.
Rear wheel drive (tenaga penggerak pada roda belakang), merupakan tipe yang
paling umum digunakan.
Four wheel drive (tenaga penggerak pada roda depan dan belakang).
Double Rear wheel drive (tenaga penggerak pada dua pasang roda belakang).
b. Berdasarkan cara dumping
End-dump : mengosongkan muatan kebelakang.
Side-dump : mengosongkan muatan kesamping
Bottom-dump : mengosongkan muatan kebawah.

3. Wheel Loader
19

Wheel loader adalah alat yang dilengkapi dengan bucket untuk memuat
material ke dalam truk atau aplikasi lain sepertiwaste handling, yang memuat batu ke
dalam crusher. Alat ini menggunakan ban sebagai penggeraknya, yang memudahkan
mobilitas dan fungsi artikulasi yang memberikan ruang gerak fleksibel. Dalam
pertambangan wheel loader termasuk dalam alat angkut material tambang.

4. Belt Conveyor
Conveyor Belt merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan tanah,
pasir, kerikil batuan pecah beton. Kapasitas pemindahan material oelh belt conveyor
cukup tinggi karena material dipindahkan secara terus menerus dalam kecepatan yang
relative tinggi. Bagian dari belt conveyor adalah belt atau ban berjalan, idler, unit
pengendali, pulley, dan struktur penahan.
5. Dragline

Dragline adalah alat untuk menggali tanah dan memuatkan pada alat-
alat angkut. misalnya truk atau ke tempat penimbunan yang dekat dengan
tempat galian.Untuk beberapa proyek. power shovel atau dragline digunakan
untuk menggali, tetapi dalam beberapa hal, dragline mempunyai keuntungan
yang umumnya disebabkan oleh keadaan medan dan bahan yang perlu digali.
Dragline biasanya tidak perlu masuk ke dalam tempat galian untuk
melaksanakan pekerjaannya, dragline dapat bekerja dengan ditempatkan pada
lantai kerja yang baik, kemudian menggali pada tempat yang penuh air atau
berlumpur Jika hasil galian terus dimuat ke dalam truk, maka truk tidak periu
masuk ke dalam lubang galian yang kotor dan berlumpur yang menyebabkan
20

teriebaknya truk tersebut. Dragline sangat baik untuk penggalian pada parit-
parit, sungai yang tebingnya curam, sehingga kendaraan angkut tidak periu
masuk ke lokasi penggalian.

6. Bulldozer

Bulldozer adalah salah satu alat berat yang menggunakan roda rantai (track
shoe), bisa digunakan untuk mengali (digging), mendorong (pushing), meratakan
(spreading), menarik beban, menimbun (filling), dan lain lain.
Fungsi dari bulldozer :
1. membersihkan medan dari kayu-kayuan,tonggak-tonggak pohon dan batu-batuan.
2. pembukaan jalan kerja di pegunungan maupun pada daerah yang berbatu-batu.
3. memindahkan tanah yang jauhnya hingga 300 ft.
4. menarik scraper.
5. menghamparkan tanah irisan atau urugan
6. menimbun kembali trencher.
7. membersihkan medan.
8. pemeliharaan jalan kerja.
9. menyiapkan material-material dari soil borrow pit dan quarry pit atau tempat
pengambilan material.
10. sebagai alat gali, alat angkut dan alat dorong.
21

7. Bucket Wheel Excavator (BWE)

Bucket-wheel excavator (BWE) adalah alat berat yang digunakan pada


surface mining, dengan fungsi utama sebagai mesin penggali terus menerus
(continuous digging machine) dalam skala besar pada penambangan terbuka.
Komponen utama BWE adalah roda besar berputar yang dipasang pada sebuah
lengan raksasa. Ujung roda ini kemudian dipasangi bucket dengan gigi-gigi logam
dipinggiran bucket yang digunakan untuk menggali tanah. Bucket ini terus berputar
seiring putaran roda (wheel) yang kemudian dirancang untuk menumpahkan
muatannya pada belt conveyor yang terdapat di badan BWE.

BWE disebut juga sebagai continuous excavators karena dapat menggali


secara menerus tanpa terputus. Bucket yang terus berputar akan memberikan tingkat
penggalian maksimal plus tidak diperlukannya lagi alat angkut tambahan seperti
dump truck, karena mineral yang digali langsung diangkut oleh belt conveyor.Ini jelas
sangat menguntungkan karena akan memberikan tingkat produksi yang tinggi (high
productivity) dan penghematan biaya pembelian alat angkut tambahan. Kelemahan
BWE terutama disebabkan oleh harga alat yang sangat tinggi (high investment cost)
serta karakteristik BWE yang hanya cocok digunakan di tanah yang relatif lunak.
22

Umumnya, BWE digunakan di tambang batubara, seperti yang ada pada PT. Bukit
Asam (persero) Tbk, digunakan untuk menambang cadangan batubara di Airlaya..

1.4 Aktifitas Pertambangan Pada Tambang Terbuka

A. Tahap Persiapan

Kegiatan kegiatan yang dilakukan pada awal proses pengambilan atau


penambangan bahan galian terdiri dari tahap persiapan (pra penambangan),
Kegiatan tersebut meliputi :

1. Pembuatan Jalan Rintasan

Jalan rintasan berfungsi sebagai jalur lewatnya alat alat berat ke lokasi
tambang, kemudian dikembangkan sebagai jalan angkut material dari front
penambangan ke lokasi pabrik peremukan. Pembuatan jalan digunakan dengan
memakai Bulldozer yang nantinya digunakan pula sebagai pengupasan lapisan
penutup.

2. Pembersihan Lahan

Pekerjaan ini dilakukan sebelum tahap pengupasan lapisan tanah penutup


dimulai. Pekerjaan ini meliputi pembabatan dan pengumpulan pohon yang tumbuh
pada permukaan daerah yang akan ditambang dengan tujuan untuk membersihkan
23

daerah tambang tersebut sehingga kegiatan penambangan dapat dilakukan dengan


mudah tanpa harus terganggu dengan adanya gangguan tetumbuhan yang ada
didaerah penambangab.

Kegiatan pembersihan ini dilakukan dengan menggunakan Bulldozer.


Pembersihan dilakukan pada daerah yang akan ditambang yang mempunyai ketebalan
overburden beberapa meter dengan menggunakan Bulldozer dan dilakukan secara
bertahap sesuai dengan pengupasan lapisan tanah penutup.Dalam pembabatan, pohon
didorong kearah bawah lereng untuk dikumpulkan, dimana penanganan selanjutnya
diserahkan pada penduduk setempat.

3. Pengupasan Tanah Penutup

Pembuangan lapisan tanah penutup dimaksudkan untuk membersihkan


endapan batu gamping yang akan digali dari semua macam pengotor yang menutupi
permukaanya, sehingga akan mempermudah pekerjaan penggaliannya disamping juga
hasilnya akan relatif lebih bersih.

Lapisan tanah penutup pada daerah proyek terdiri atas dua jenis yaitu top soil
dan lapisan overburden sehingga lapisan dilakukan terhadap lapisan top soil terlebih
dahulu dan ditempatkan pada suatu daerah tertentu untuk tujuan reklamasi nantinya.

Setelah lapisan top soil terkupas, selanjutnya dilakukan pengupasan pada


lapisan overburden lalu didorong dan ditempatkan pada daerah tertentu dan sebagian
lagi digunakan sebagai pengeras jalan. Kegiatan pengupasan dilakukan secara
bertahap dengan menggunakan bulldozer, dimana tahap pengupasan awal dilakukan
24

untuk menyiapkan jenjang pertama dan pengupasan berikutnya dapat dilakukan


bersamaan dengan tahap produksi, sehingga pola yang diterapkan adalah seri dan
paralel yang bertujuan untuk :

Menghemat investasi dan biaya persiapan.


Menghindari pengotoran endapan batu gamping dari lapisan penutup,
sehingga mempermudah dalam pekerjaan penggalian.
Menghindari terjadinya longsoran dan bahaya angin.

4. Persiapan Peralatan Penambangan

Penambangan yang akan dilakukan difokuskan dengan menggunakan


peralatan mekanis. Adapun alat yang digunakan diperlukan untuk menunjang
kegiatan penambangan, yaitu :

Bulldozer, yang digunakan untuk pembersihan lahan dan pengupasan lapisan


tanah penutup.

Loader, yang digunakan untuk memuat bongkahan batu gamping hasil dari
pembongkaran keatas alat angkut.

Truck, yang digunakan sebagai alat angkut hasil front penambangan ke tempat
pabrik peremukan/penggerusan.

Crushing Plant, yaitu suatu unit pengolahan yang berfungsi sebagai alat
preparasi batu gamping dari front penambangan guna mendapatkan ukuran butiran
yang diinginkan oleh pasar.

Pembangkit Listrik, berfungsi sebagai sumber tenaga listrik yang akan dipakai
sebagai penerangan, untuk alat pengolahan dan menggerakkan alat alat yang
bekerja didalam pabrik.

Pompa Air, digunakan untuk memompa atau mengambil air guna memenuhi
kebutuhan peralatan dan karyawan.
25

5. Persiapan Pabrik Peremukan

Pabrik peremukan ini harus dibuat cukup luas agar dapat menampung material
hasil penambangan sebelum proses peremukan.

a.Pemilihan Lokasi Peremukan dan Stock Pile

Pemilihan lokasi biasanya bedasarkan topografi daerahnya yang agak landai


Lokasi pabrik dipilih daerah yang relatif datar dan tanpa vegetasi sehingga hanya
perlu proses atau pekerjaan perataan seperlunya saja. dan dekat dengan Infrastruktur
yang ada seperti jalan, dan penerangan.

b. Pemasangan Peralatan pada Pabrik Peremuk

Untuk penempatan mesin peremuk dibutuhkan pondasi yang cukup kuat agar
dapat bertahan cukup lama sesuai dengan proyek yang diselenggarakan dan masalah
konstruksi pondasi diborongkan kepada pihak kontraktor dengan pihak pemasok
mesin peremuk sebagai konsultan.
26

c. Letak Kantor

Sarana perkantoran digunakan sebagai pusat pengaturan dan.pelaksanaan


kegiatan kerja penambangan dan direncanakan berada pada daerah yang mudah
dicapai dan dekat dengan jalan masuk. Bangunan ini dibuat permanen karena dipakai
dalam jangka waktu yang sangat lama sesuai dengan umur proyek.

d. Pusat Perawatan Alat

Dalam menunjang kelancaran operasi dibutuhkan peralatan-peralatan yang


selalu dalam kondisi yang baik dan siap pakai. Untuk itu sangat dibutuhkan suatu
sarana sebagai tempat perawatan peralatan (spare part), agar perawatan terhadap
peralatan atau mesin-mesin yang digunakan dapat dilakukan secara rutin baik itu
dalam jenis perawatan yang ringan maupun pergantiaan suku cadangnya.

e. Penerangan

Sarana penerangan dimaksudkan untuk memberikan penerangan disekitar


bangunan, jalan, dan terutama sekali didalam kegiatan penunjang kerja. Sumber
listrik untuk penerangan ini tidak menjadi satu dengan listrik untuk pabrik, sehingga
khusus untuk sarana penerangan ini diperlukan sebuah generator.

f. SumberAir

Air merupakan sumber sarana yang sangat vital bagi sebuah proyek yang
melibatkan banyak tenaga kerja. Disamping air digunakan sebagai kebutuhan sehari-
hari, air juga dipakai dalam kegiatan penambangan yang didapat dari air tanah dengan
melakukan pemboran.

g. Prasarana Penunjang Lainnya

Yang dimaksud dengan prasarana lain disini adalah prasarana yang dipakai
untuk kepentingan umum dimana selain digunakan oleh perusahaan juga dapat
27

dipakai oleh masyarakat setempat sehingga mempunyai dampak yang positip


terhadap kehidupan masyarakat sekitar. Prasarana lainnya meliputi saran olahraga,
saran tempat peribadatan, poliklinik, power house, dan pos keamanan.

1.5 Operasi Penambangan

Tujuan utama dari kegiatan penambangan adalah pengambilan endapan dari


batuan induknya, sehingga mudah untuk diangkut dan di proses pada proses
selanjutnya selanjutnya. Setelah operasi persiapan penambangan selesai dan
pengupasan lapisan tanah penutup pada bagian atas cadangan batugamping terlaksana
(arah kemajuan penambangan dari kontur atas ke bawah). Maka dapat dimulai
kegiatan operasi penambangan.

Kegiatan penambangan terbagi atas tiga kegiatan, yaitu pembongkaran, pemuatan


dan pengangkutan. Adapun rincian dari ketiga kegiatan tersebut adalah:

1. Pembongkaran

Pembongkaran merupakan kegiatan untuk memisahkan antara endapan bahan


galian dengan batuan induk yang dilakukan setelah pengupasan lapisan tanah penutup
endapan batugamping tersebut selesai. Pembongkaran dapat dilakukan dengan
menggunakan peledakan, peralatan mekanis maupun peralatan non mekanis.

Untuk kegiatan pembongkaran batugamping menggunakan pemboran yang


kemudian dilakukan peledakan. setelah batuan diledakkan kemudian digusur
menggunakan alat bulldozer, yang kemudian dikumpulkan di tepi batas penambangan
28

atau tepi jalan tambang tiap blok. Banyaknya batugamping yang dibongkar tiap-tiap
blok tidak sama, tergantung persyaratan kualitas yang diminta oleh konsumen.

2. Pemuatan

Pemuatan adalah kegiatan yang dilakukan untuk memasukkan atau


mengisikan material atau endapan bahan galian hasil pembongkaran ke dalam alat
angkut. Kegiatan pemuatan dilakukan setelah kegiatan penggusuran, pemuatan
dilakukan dengan menggunakan alat muat Wheel Loader dan diisikan ke dalam alat
angkut.

Kegiatan pemuatan bertujuan untuk memindahkan batugamping hasil


pembongkaran kedalam alat angkut. Pengangkutan dilakukan dengan sistem siklus,
artinya truck yang telah dimuati langsung berangkat tanpa harus menunggu truck
yang lain dan setelah membongkar muatan langsung kembali ke lokasi penambangan
untuk dimuati kembali.

3.Pengangkutan
29

Pengangkutan adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengangkut atau


membawa material atau endapan bahan galian dari front penambangan dibawa ke
tempat pengolahan untuk proses lebih lanjut. Kegiatan pengangkutan menggunakan
Dump Truck yang kemudian dibawa ke tempat pengolahan untuk dilakukan proses
peremukan (crushing), jumlah truk yang akan digunakan tergantung dari banyaknya
material batugamping hasil peledakan yang akan diangkut.

BAB III

PENUTUP

2.1 Kesimpulan
30

DiIndonesia termasuk banyak perusahaan tambang terbuka dan jika dikelola


dengan baik dan sesuai dengan prosedur yang berlaku akan mendapatkan hasil yang
bagus.

Dan akhir dari penambangan tersebut juga bisa dirasakan oleh masyarakat
sekitar bila pasca reklamasi tersebut berhasil.

2.2 Saran

Tambang terbuka khususnya di Indonesia harusnya lebih diperhatikan lagi


dengan pasca reklamasi dan juga prosedurnya sehingga tidak ada komplen dari pihak
warga kepada perusahaannya.

DAFTAR PUSTAKA
31

http://rachmatrisejet.blogspot.co.id/2013/05/tambang-terbuka-surface-
mining.html

http://arsipteknikpertambangan.blogspot.co.id/2011/01/tambang-
terbuka-surface-mining.html

http://info-pertambangan.blogspot.co.id/2012/10/alat-berat-
penambangan.html

http://duniaanaktambang.blogspot.co.id/2014/11/metode-penambangan-
tambang-terbuka.html

http://r-jotambang.blogspot.co.id/2011/12/tambang-terbuka_31.html

http://catatanmahasiswatambang.blogspot.co.id/2014/04/makalah-
pembukaan-tambang-bawah-metode.html

Anda mungkin juga menyukai